LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS PEMBANTU WAITII
KABUPATEN WAKATOBI
Oleh :
WA ODE ENI SYAHRUDAENI, A.Md.Keb NDH : 28
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XXII TAHUN 2021
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA
KENDARI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya serta hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tepat waktu Rancangan Aktualisasi dengan judul :“PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI PUSKESMAS PEMBANTU WAITII KABUPATEN WAKATOBI’’ sebagai syarat Latsar CPNS Golongan II Angkatan XXII Lingkup Lingkup Pemerintah Kabupaten Wakatobi Tahun 2021 dapat dirampungkan tepat pada waktunya.
Sebagai peserta pada Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2021, saya menyadari bahwa keberhasilan implementasi nilai dasar profesi ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam pelaksanaan tahapan kegiatan aktualisasi dapat terwujud atas bantuan dan dukungan berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pemerintah Kabupaten Wakatobi atas segala dukungan yang menyetujui untuk dilaksanakanPelatihan Dasar CPNS Tahun 2021;
2. Bapak Syahruddin Nurdin, SE Selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
3. Bapak Rahmad Dwi Anto, S.STP.,M.Si sebagai penguji kelompok XII Angkatan XXII yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat berjalan dengan baik.
4. Bapak Yuri, S.Sos.,M.Si selaku coach yang sudah meluangkan waktu membimbing penulisan rancangan aktualisasi ini;
5. Bapak Yusuf, A.Md.Kep, selaku mentor yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan arahan kepada peserta sehingga Rancangan Aktualisasi ini dapat terselesaikan;
6. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan latsar.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
8. Seluruh keluarga besar saya, terutama suami, orang tua dan saudara-saudara saya yang
selalu mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi terciptanya rancangan aktualisasi ini;
9. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Tahun 2021 yang memberi banyak kesan persahabatan dan persaudaraan, satu rasa dan satu tujuan.
Kegiatan aktualisasi nilai dasar Diklat Prajabatan CPNS Golongan II bertujuan untuk memberikan kesempatan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi pegawai ASN.
Selain memahami materi CPNS dituntut agar dapat mengimplementasikan materi yang didapatnya selama On Campus menjadi nyata dalam kegiatan sehari-hari, terutama saat Off Campus yaitu di Unit Kerja masing-masing, dalam hal ini di Puskesmas Pembantu Waitii Kabupaten Wakatobi.
Dengan segala kerendahan hati izinkan penulis mempersembahkan Kegiatan Aktualisasi ini kepada para pembaca. Teriring harapan semoga laporan rancangan aktualisasi ini dapat memberi manfaat bagi khalayak terkhusus dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang pelayanan kesehatan
Laporan kegiatan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.
Kendari, 28 Oktober 2021
WA ODE ENI SYAHRUDAENI, A.Md.Keb
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ...vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan a. Umum ... 2
b. Khusus ... 2
C. Manfaat a. Manfaat Untuk Penulis ... 3
b. Manfaat Untuk Organisasi ... 3
c. Manfaat Untuk Masyarakat ... 3
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi... 5
E. Waktu dan Tempat ... 5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI - NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU A. Gambaran Umum Organisasi ... 4
1. Profil Organisasi... 4
2. Struktur Organisasi ... 12
3. Visi, Misi dan Nilai Organisasi ... 13
4. Tupoksi Organisasi ... 14
B. Nilai-nilai Dasar ASN ... 15
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI ... 22
D. Identifikasi Isu ... 23
E. Analisis Isu ... 28
BAB III RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI A. Gagasan Kreatif sebagai Pemecahan Isu ... 29
B. Deskripsi Kegiatan ... 30
C. Tabel Pelaksanaan Aktualisasi ... 46
D. Gagasan Kreatif sebagai Pemecahan Isu ... 29
E. Deskripsi Kegiatan ... 30
F. Tabel Pelaksanaan Aktualisasi ... 45
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI A. Kendala dan Antisipasi ... 46
B. Hasil Aktualisasi ... 46
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 89
C. Rencana Tindak Lanjut ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
LAMPIRAN ... 92
vi DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Waitii ………. 8
Gambar 2. Analisis Isu ……….. 28
Gambar 3. Hasil Aktualisasi ………...……….. 63
Gambar 4 Diagram Batang Frekuensi Jawaban Setiap Peserta ………... 85
Gambar 5 Diagram Lingkaran Persentase Pre-Post Test ………. 86
vii DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Jumlah Penduduk Dan Jumlah KK Di Puskesmas Pembantu Waitii…………. 5
Tabel 2 Jumlah tenaga kesehatan Puskesmas Pembantu Waitii……….. 5
Tabel 3 Analisis Isu Dengan Metode APKL ……….. 20
Tabel 4 Matriks Kegiatan Penyelesaian Isu Kegiatan ………... 28
Tabel 5 Jadwal Pelaksaan Aktualisasi ………. 46
Tabel 6 Kendala dan Antisipasi……… 51
Tabel 7 Hasil Capaian Aktualiasi ……… 53
Tabel 8 Hasil Aktualisasi ………. 59
Tabel 9 Analisis Ketercapaian Aktualisasi ……….. 85
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang dalam pasal 3 dan 4 Undang-Undang No. 5 tahun 2014 dalam melaksanakan cita-cita bangsa mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, perlu dibangun ASN yang memiliki nilai dasar profesi PNS, serta memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. PNS di bidang kesehatan sekarang menjadi sorotan publik dikarenakan beberapa hal yang terlihat oleh masyarakat terutama tentang kualitas pelayanan yang kurang memuaskan.
Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam rangka rekrutmen ASN yang professional adalah Pelatihan Dasar CPNS yang di singkat Latsar CPNS. Dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018 tercantum aturan mengenai pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil yang menerapkan metode baru.
Dengan adanya Penyelenggaraan Pendidikandan Pelatihan Dasar pola baru ini diharapkan dapat membentuk kader ASN berlakualitas yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar ASN yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat ANEKA. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal penting bagi seluruh ASN termasuk tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung terwujudnya system pelayanan publik di bidang kesehatan yang terintegrasi, profesional, dan berkomitmen terhadap mutu.
Sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan tehnologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Baik pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitatif, hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan telah semakin meningkat terutama pada kesehatan umum masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat
2 kesehatan yang optimal, maka dari itu perlu pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan akurat di puskesmas dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
Bidan merupakan salah satu unsur ASN yang sangat perlu bersikap professional dalam menjalankan jabatannya. Bidan yang professional berarti bidan yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk karakter ASN yang kuat, yaitu ASN yang berintegritas, serta mampu bersikap dan bertindak professional dalam melayani masyarakat.
Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu target pembangunan upaya menurunkan AKI (hamil, melahirkan, dan nifas) sangat dibutuhkan pelayanan Antenatal Care (ANC) yang berkualitas sesuai standar kebijakan pemerintah, yaitu sekurang- kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga.
Antenatal care (ANC) merupakan program terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medic pada ibu hamil, dengan tujuan menjaga agar ibu sehat selama kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan, memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi dan menurunkan morbilitas dan mortalitas ibu dan janin perinatal.
Berdasarkan gambaran rasio yang hampir sama juga terjadi di desa Waitii. Berbagai permasalahan pelayanan pemeriksaan ibu hamil masih jamak ditemukan di tengah-tengah masyarakat, seperti rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan. Uraian permasalahan di atas melatar belakangi penulis mengambil topik isu Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisasinya nilai-nilai dasar profesi seorang ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika, Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA) sebagai bidan khususnya dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Waitii guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan.
3 C. Manfaat
1. Bagi Peserta
Kegiatan aktualisasi dibuat agar diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) kedalam kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi bidan.
2. Bagi Organisasi
Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Wilayah kerja Puskesmas Waitii Kabupaten Wakatobi guna meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan.
3. Bagi Stake Holder
Meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan pengetahuan ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC).
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah menerapkan nilai-nilai akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA) dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Waitii Kabupaten Wakatobi.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari factor resiko kehamilan. Pelayanan Antenatal Care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya. Dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang di tetapkan dalam standar pelayanan kebidanan.
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium atau indikasi.
E. Waktu dan Tempat 1. Waktu
Aktualisasi pangan (off class) dilaksanakan berdasarkan kalender Latihan Dasar CPNS Golongan II lingkup Pemerintah Kabupaten Wakatobi yaitu dimulai tanggal 24 September - 25 Oktober 2021.
2. Tempat
Aktualisasi dilakukan di Posyandu Puskesmas Waitii Kabupaten Wakatobi.
4 BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA
A. Gambaran Umum Organisasi 1. Profil Organisasi
1.1 Keadaan Geografis a. Lokasi Puskesmas
Berdasarkan PERMENKES No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa kedudukan puskesmas, yaitu :
(a) Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem kesehataan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan;
(b) Unit pelaksanaa Teknis Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota,dan;
(c) Dalam sistem pemerintah daerah memiliki jalur koordinasi horizontal dengan pelayanan kesehatan primer.
Puskesmas Pembantu Waitii merupakan salah satu puskesmas rawat jalan yang ada di Desa waitii Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi. Lokasi Puskesmas Pembantu Waitii berada di Desa Waitii. Transportasi antar wilayah dihubungkan dengan jalan darat dan laut. Jalan utama desa sebagian besar sudah beraspal dan mudah dijangkau dengan sarana transportasi. Akses laut bisa di tempuh dengan kapal kayu/speedboat, sedangkan jalan dalam satu desa sudah beraspal tapi kondisinya kurang bagus dikarenakan keadaan alam dan belum ada angkutan umum dari desa ke desa dan dari desa ke puskesmas.
Puskesmas sudah memiliki sarana transportasi Ambulance yang dimanfaatkan untuk keperluan operasional Puskesmas.
b. Luas Wilayah
Luas Wilayah Puskesmas Pembantu Waitii ± 333.2 km2. Secara administrative wilayah kerja layanan Kesehatan.
1.2 Keadaan Demografis
Puskesmas Pembantu Waitii terdiri dari 3 Desa. Dengan jumlah KK sebanyak 648 KK dan penduduk Tahun 2020 sebanyak 2.145 jiwa penduduk yang terdiri dari laki- laki sebanyak 1.077 jiwa dan perempuan sebanyak 1.068 jiwa.
5 Tabel 1
Data Jumlah Penduduk Dan Jumlah KK Di Puskesmas Pembantu Waitii Kec. Tomia, Kab. Wakatobi Tahun 2020
No Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
1. Desa Teemoane 654 208
2. Desa Waitii 749 221
3. Desa Waitii Barat 748 219
Sumber : Data Profil Puskesmas Pembantu Waitii Tahun 2021 1.3 Situasi Sumber Daya Kesehatan
Sumber daya kesehatan pada tahun 2021 di Puskesmas Pembantu Waitii Kec.
Tomia berjumlah 33 orang ( 8 orang tenaga PNS, 1 orang tenaga CPNS,14 orang Honorer/tenaga magang sukarela/volunter aktif). Adapun distribusinya adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Jumlah tenaga kesehatan Puskesmas Pembantu Waitii
No Jenis Tenaga PNS CPNS
NS (Nusantara
Sehat)
Honorer Jumlah
1. Dokter Umum - - 1 - 1
2. Dokter Gigi - - - -
3. S. Farm, Apt - - 1 - 1
4. S.Kep, Ns - - 1 - 1
5. D IV Kebidanan - - 1 - 1
6. Sarjana Keperawatan - - - 1 1
7. Sarjana Kesehatan
Masyarakat 1 -
2 6 9
8. D III Kebidanan 3 1 1 3 7
9. D III Keperawatan 3 - 1 4 8
10. D III Gizi - - 1 - 1
11. D III Analis - - 1 - 1
12. D III Kesling 2 - - - 2
Jumlah 8 1 10 14 33
Sumber : Data Puskesmas Tahun 2021
6
7 2. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi Puskesmas Waitii
KEPALA PUSKESMAS
YUSUF
KASUBAG TATA USAHA ARLIANI, SKM
S I K ARLIANI, SKM
KEPEGAWAIAN ARLIANI, SKM
RUMAH TANGGA NURMALANI,
A.Md.Kep
Poli Gigi Setelah
NST DatangBEND
AHARA MUWARDIN UKM ESENSIAL
MUWARDINA A, A.Md.KL
IMUNISASI NURMALANI, AMK
KIA - KB HASMIAH, A.Md.Keb
GIZI P. ULIARTHA , N
SA.Md.Keb U K S ANZHAR KISWANTO, S.K
PROMOSI KESEHATAN IRFAN SYAHRIR, SKM KES. LINGKUNGAN
MUWARDIN A, A.Md.KL
P2 MALARIA RIKA A.Md.Keb
I S P A NURWULAN
H I V ERVINA, SKM
DIARE NURMALANI, AMK
P2 TB WA LENI, AMK
SURVEILANS ARLIANI, SKM
KUSTA MUJU.A.Md.Kep
HEPATITIS KARTINA, A.Md.Keb
U K P NURMALANI,
A.Md.Keb UKM
PENGEMBANG HASMIATI,
A.Md.Keb UKM PENGEMBANG
HASMIATI, A.Md.Keb
UKM PENGEMBANG
HASMIATI, A.Md.Keb
UKM PENGEMBANG
HASMIATI, A.Md.Keb
UKM PENGEMBANG
HASMIATI, A.Md.Keb
UKM PENGEMBANG
HASMIATI, A.Md.Keb
APOTIK MARIO RAYMOND
R. TINDAKAN ANZHAR KISWANTO
POLI UMUM NURMALANI, A.Md.Kep
PERSALINAN/PONED HASMIATI, A.Md.Keb
KLINIK SANITASI MUWARDIN, A.Md.KL
INSTALASI GIZI PANUTURI ULI ,
A.Md.Gz LABORATORIUM DESI ASMUDIAWATI,
S.Tr.AK
GUDANG OBAT apt.MARIO, S.Farm
JEJARING POSYANKES HASMIYATI, A.Md.Keb
BIDAN DESAWAITBARAT W.D ENI S A.Md.Keb
BIDAN DESA WAITII HASMIATI, A.Md.Keb
BIDAN DESA TEEMOANE NASRIANA SAM,
A.Md.Keb
8 3. Visi Misi Organisasi
a. Visi dan Misi Puskesmas Pembantu Waitii
“Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Yang Sehat dan Mandiri”.
Berdasarkan visi diatas maka kami memiliki misi yaitu:
a) Menerapkan sistem menejemen puskesmas waitii
b) meningkatkan edukasi pada masyarakat tentang berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
c) meningkatkan edukasi pada masyarakat tentang berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Nilai Organisasi
Nilai yang di miliki Puskesmas Pembantu Waitii “TOMMOSINA”
- Tertib - Obyektif - Mutu - Mandiri - Optimis - Sehat - Inovatif - Nyaman - Aman
4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Tugas pokok dan Fungsi Puskesmas Pembantu Waitii Sebagai suatu organisasi mengacu pada PERMENKES No 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas Yakni :
a. Tugas Pokok
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Desa Runduma yang sehat.
9 b. Fungsi Organisasi
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah Desa Waitii, Desa Waitii Barat dan Desa Teemoane.
2. Penyelengaraan UKP tingkat pertama di wilayah Desa Waitii, Desa Waitii Barat dan Desa Teemoane..
5. Tugas Pokok (Uraian Tugas Tenaga Bidan Terampil)
Tugas pokok jabatan fungsional bidan terampil tertuang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reeformasi Birokrasi (PERMENPAN RB) Nomor 36 Tahun 2019 tentang tugas jabatan fungsional bidan. Berikut butir kegiatan / uraian tugas dalam jabatan Bidan Terampil, dengan rincian sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasusu fisiologis sesuai kesimpulan 4. Memfasilitasi informed choice dan/ atau informed consent
5. Melakukan tindakan pencegahan infeksi
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/personal hygiene
7. Memberikan vitamin/suplemen pada klien/asuhan kebidanan kasus fisiologis
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas ibu hamil
9. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai dengan kebutuhan
10. Melakukan asuhan kala I persalinan fisiologis 11. Melakukan asuhan kala II persalinan fisiologis 12. Melakukan asuhan kala III persalinan fisiologis 13. Melakukan asuhan kala IV persalinan fisiologis 14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai pada hari ketiga pasca persalinan (KF 1)
10 16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan
(KF 2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF 3)
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan pendampingan
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
22. Memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak pada individu/ keluarga sesuai kebutuhan
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom 24. Memberikan KIE tentang kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana (KB) pada individu/ keluarga sesuai kebutuhan 25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat
untuk remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/ibu hamil/ibu nifas/ibu menyusui/bayi dan balita) diwilyah kerja Puskesmas melalui kunjunggan rumah
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/ibu hamil/ibu nifas/ibu menyusui/bayi dan balita)
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) atau Musawarah Masyarakat Desa (MMD)
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kmapung Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan, dan 30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada
anak sekolah.
11 B. Konsepsi Nilai-Nilai Dasar, Peran Dan Kedudukan ASN
Pembelajaran ini dimaksud untuk membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menajalankan tugas jabatan ASN secara professional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi kemampuan berakuntabilitas mengedepankan, kepentingan nasional, menjunjung tinggi standar etika publik, berinovasi untuk peningkatkan mutu, pelaksanaan tugas jabatannya, dan tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi dilingkungan instansinya. Adapun penjabaran nilai-nilai dasar ASN adalah sebagai berikut :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban yang dilakukan kepada atasan.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai, yang merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya;
2) Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
3) Integritas: Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai- nilai, norma-norma luhur dan keyakinan;
12 4) Tanggung Jawab: Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban;
5) Keadilan: Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang;
6) Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan, dimana kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;.
7) Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas;
8) Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan, serta
9) Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus menerus melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan Negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan Negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
13 agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
3. Etika Publik
Etika publik adalah norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah sebuah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan dalam rangka tanggung jawab pelayanan publik. Nilai dasar Etika Publik antara lain :
a. Jujur dalam memberikan informasi b. Terbuka
c. Tulus
d. Ramah dan Sopan
e. Bisa menjaga informasi yang bersifat rahasia f. Bersikap hormat
g. Bertanggung jawab dalam menggunakan barang milik negara h. Tidak diskriminatif, berlaku adil dalam memberikan pelayanan 4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/ buruk dalam bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu :
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target. Dimana efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, pada efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performance untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
14 melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan;
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, baik pada tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Sedangkan pada efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu;
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan pasar.
Sehingga inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin, dan
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja, dimana mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi. Didalam orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
5. Anti Korupsi
Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbulkan kerugian keuangan negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan pada individu atau kelompok yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula bersifat jangka panjang. Adapun fenomena dampak korupsi itu sendiri saat ini, bisa berakibat sampai pada kerusakan kehidupan dan
15 dikaitkan dengan tanggungjawab manusia sebagai yang diberi amanah untuk mengelolanya, disamping itu juga menjadi sarana untuk memicu kesadaran diri para PNS untuk anti korupsi. Sehingga kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
Dimana tanggung jawab spiritual yang baik pasti akan menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan juga secara publik.
6. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan Zaman.
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan- tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional, di materi ini dibahas mengenai :
1) Kedudukan ASN 2) Peran ASN
3) Hak dan Kewajiban ASN
4) Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
5) Konsep Sistem Merit dalam pengelolaan ASN
6) Kelembagaan dan jaminan sistem merit dalam pengelolaan ASN 7) Mekanisme Pengelolaan ASN
16 7. Whole Of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik dari sisi penataan institusi formal maupun informa l.
1. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas.
Salah satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikannya;
17 3. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi,dan
4. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah..
C. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negera serta peraturan pemerintah tentang disiplin PNS karena PNS memegang peranan yang sangat besar dalam kelancaran perintah serta pembangunan maka dalam hal ii edukai AN sangat penting sebab lancer atau tidak lancer pemerintah dari pembangunan/nasional negara tidak terlepas dari pernanan dan keikutsertaan pegawai negeri sipil.
D. Identifikasi Analisis dan Penetapan Isu 1. Identifikasi Isu
Sebelum menetapkan judul aktualisasi terlebih dahulu dilakukan identifikasi dan penetapan isu. Isu-isu ditemukan dari hasil pengamatan ASN di lingkungan instansinya. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan oleh penulis. Dari hasil identifikasi tersebut akan menghasilkan isu yang layak diangkat dan dijadikan rancangan aktualisasi.
Beberapa isu ditemukan oleh penulis di Puskesmas Pembantu Waitii yaitu sebagai berikut :
18 1. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan
ANC di puskesmas Waitii
2. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya Asi Ekslusif 3. Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet FE
Tabel 3. Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas dan Fungsi
No. Tugas/Fungsi Bermasalah
Prinsip
ASN Keadaan
Saat Ini
Kondisi yang
diharapkan Rumusan Isu
1 2 3 4 5 6
1. Memberikan penyuluhan
pada ibu
hamil
Pelayanan
publik Masih kurangnya ibu hamil yang tidak mengetahui pentingnya melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Ibu hamil dapat
mengetahui tentang pentingnya melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Rendahnyanya pengetahuan
ibu hamil
tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
2. Memberikan penyuluhan
pada ibu
hamil
Pelayanan
publik Masih kurangnya ibu hamil yang tidak mengetahui tentang pentingnya asi ekslusif
Ibu hamil dapat
mengetahui tentang pentingnya asi ekslusif
Rendahnya pemahaman ibu hamil tentang pentingnya asi ekslusif
3. Memberikan penyuluhan
pada ibu
hamil
Pelayanan publik
Masih kurangnya ibu hamil yang tidak mengetahui tentang pentingnya tablet FE
Ibu hamil dapat
mengetahui tentang pentingnya tablet FE
Rendahnya pemahaman ibu hamil tentang pentingnya tablet FE
19 2. Menetapkan Isu Prioritas
Berdasarkan isu-isu permasalahan diatas, perlu diadakannya analisis isu untuk menentukan prioritas permasalahan yang akan diselesaikan. Berikut ini analisis isu permasalahan dengan menggunakan teknik penapisan isu secara APKL. Dengan cara menentukan tingkat Aktualitas, Problematik, Kekhalayakan dan Layak-nya, selanjutnya menentukan skala nilai 1-5 . Isu yang memiliki total skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.
Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
Masyarakat
Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin
Kekhalayakan: Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
Layak : Masuk akal, realistis, relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalah
Tabel 4. Analisis Isu Dengan Metode APKL
No ISU TERIDENTIFIKASI
Kriteria Skor
Total Rank A P KK L
1. Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC).
5 5 5 5 20 1
2. Rendahnya pengetahuan ibu hamil
tentang pentingnya asi ekslusif 4 5 4 4 17 2 3. Rendahnya pengetahuan ibu hamil
tentang tablet FE 4 5 3 3 15 3
20 Keterangan :
5 : Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 4 : Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 : Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan) 2 : Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 : Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
Berdasarkan scoring isu menggunakan metode APKL di atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah
“Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pembantu Waitii”.
Dari hasil analisis isu permasalahan dengan menggunakan tehnik APKL, maka munculah isu permasalahan yang menjadi prioritas yaitu
“Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pembantu Waitii”.
Berdasarkan kondisi tersebut maka peserta memutuskan untuk mengangkat isu nya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pembantu Waitii sebagai pokok bahasan utama dalam rancangan aktualisasi yang akan diterapkan di unit kerja peserta. Diharapkan dengan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam ANEKA mampu membantu mencari solusi serta pemecahan isu tersebut sekaligus sebagai upaya penerapan nilai ANEKA dalam diri peserta.
21 E. Analisis Isu
Berdasarkan teknik analisis isu di atas maka dipilih penyebab isu adalah Rendahnya Informasi, Rendahnya kunjungan, dan Rendahnya kesadaran. Oleh karena itu, penulis mengajukan pemecahan solusi kreatif dengan melakukan penyuluhan, pembagian leaflet dan Pemasangan Standing banner. Dengan adanya kegiatan tersebut, penulis berharap ibu hamil mendapatkan tambahan informasi mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) selama masa kehamilan sehingga jumlah ibu hamil yang datang periksa antenatal care meningkat. Ini adalah cara yang efektif dan efisien bagi penulis dalam meningkatkan pemahaman ibu hamil tentang pentingnya Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Waitii Kec. Tomia Kab. Wakatobi.
PENYEBAB
SOLUSI KREATIF AKIBAT
35
36
23 BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Gagasan Kreatif Sebagai Pemecahan Isu
Berdasarkan isu yang telah ditetapkan, gagasan kreatif/terpilih adalah peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC).
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan konsultasi/koordinasi dengan pimpinanselaku mentor dan bidankoordinator terkait rancangan aktualisasi.
2. Melakukan persiapan penyuluhan pentingnya pemeriksaan ANC di Puskesmas Waitii, Kabupaten Wakatobi
3. Melakukan pretest sebelum penyuluhan 4. Melakukan penyuluhan
5. Melakukan post test setelah penyuluhan
Kegiatan ini berfokus pada penyuluhan peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC). Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care.
Gagasan pemecahan isu ini akan dilakukan dengan penyuluhan sehingga ibu hamil mengetahui pentingnya pemeriksaan ANC, sehingga ibu hamil berkunjung tidak hanya ada keluhan saja dengan kesadaran sendiri untuk rutin memeriksakan kehamillannya minimal 4x, 1x trisemester 1, 1x triemester 2, 2x trisemester
24
B. Deskripsi Kegiatan
Unit Kerja : Puskesmas Pembantu Waitii Kabupaten Wakatobi
Identifikasi Isu : Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pembantu Waitii Kabupaten Wakatobi
Judul yangdiangkat :Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Pembantu Waitii Kabupaten Wakatobi
Tabel 1. Matriks Kegiatan Penyelesaian Isu Kegiatan
Kegiatan 1. Melakukan konsultasi/koordinasi dengan pimpinan selaku mentor dan bidan koordinator tentang aktualisasi
No. Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/
Hasil
Keterkaitan Substansi dengan Mata Pelatihan
Kontribusi terhadapVisi- Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas selaku mentor
1. Menyiapkan bahan konsultasi
Tersedianya rencana kegiatan untuk bahan konsultasi
Akuntabilitas :
bertanggungjawab dengan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
Nasionalisme: dalam berkonsultasi,menggunakan bahasa indonesia yang baik dan
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat
25
benar sebagai wujud cinta tanahair.
Etika publik :
Melakukan konsultasi dengan mentor/pimpinan dengan hormat dan sopan.
Komitmen Mutu:
Konsep kegiatan yang dijadikan sebagai bahan konsultasi disusun secara inovatif.
Anti Korupsi:
Dalam menyiapkan bahan konsultasi, harus mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
SOP. Dan Visi puskesmas yaitu
Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat
Sehat Dan
Mandiri .
dan Mandiri”.
2. Melakukan Koordinasi bersama dengan pimpinan dan bidan
koordinator.
Diperolehnya arahan dan saran-saran dari bidan
koordinator
Akuntabilitas :
Saat berkonsultasi kepada bidan koordinator atau bidan desa saya merasa bertanggung jawab untuk bisa menyelesaikan tugas.
Nasionalisme :
Saat berkonsultasi dengan kepada bidan koordinator atau bidan desa
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
26
saya sangat menghormati dan mendengarkan dengan baik arahan yang diberikan.
Etika publik :
Saat saya berkonsultasi dengan bbidan koordinator atau bidan desa tidak adanya sikap yang saling membeda-bedakan.
Komitmen mutu :
Saat saya berkonsultasi dengan bidan koordinator atau bidan desa aadanya responsif yang terjalin.
Anti korupsi :
Saat berkonsultasi adanya kepedulian dari bidan koordinator atau bidan desa kepada saya berupa arahan yang berikan.
dan terjangkau berdasarkan SOP. Dan Visi puskesmas yaitu
Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat
Sehat Dan
Mandiri .
Dalam poin“Sehat
dan Mandiri”.
3. Meminta persetujuan dari
pimpinanterka it konsep kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Mendapatpers etujuandari mentor
Akuntabilitas :
Rencana kegiatan akan saya lakukan dengan konsisten dan bisa dipertanggungjawabkan Nasionalisme :
Saat berkonsultasi saya
mendapat persetujuan mentor.
Etika Publik :
Saat berkonsultasi saya tidak
Kegiatan ini mendukung misi Memberikanpela yanan yang bermutu,
meratadanterjang
Kegiatan inimendukun gpelaksanaan
TataNilai PuskesmasDa
lam
27
merasa di diskriminasi.
Komitmen Mutu :
Rencana kegiatan yang saya lakukan siap dipresentasikan dengan efektif.
Anti Korupsi:
Bersikap jujur dalam meminta persetujuan dari pimpinan selaku mentor.
kauberdasarkan SOP. Dan Visi puskesmas yaituTerwujudn ya Pelayanan Yang Bermutu Menuju
Masyarakat
Sehat Dan
Mandiri
poin“Sehat dan Mandiri”.
Prediksi hambatan Pimpinan Selaku mentor tidak ada di tempat.
Rencana Antisipasi Membuat jadwal pertemuan sebelumnya
Dampak Hambatan Tidak adanya izindari mentor/pimpinan yang diberikan untuk melakukan aktualisasi ini
28
Kegiatan 2. Menyiapkan bahan materi untuk penyuluhan
No. Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/
Hasil
Keterkaitan Substansi dengan Mata Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi- Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Menyiapkan bahan materi untuk membuat media penyuluhan.
a. Mencari materidanbaha nterkaitdenga npenyuluhan
Tersedianya materidanba hanpenyuluh an
Akuntabilitas :
Saat penyusunan materi saya bertanggung jawab untuk dapat menyelesaikan tugas.
a. Nasionalisme:
Dalam penyusun materi ini, saya sangat memperhatikan kaidah penulisan dalam bahasa indonensia yang baik dan benar.
b. Etika Publik:
Saat melakukan pengumpulan dan penyusunan materi saya melakukan dengan tulus.
c. Komitmen Mutu:
Penyusunan materi ini saya melakukan dengan teliti dan sesuai kualitas prosedur.
d. Anti Korupsi :
Saya menyediakan materi dan bahan penyuluhan dengan kerja keras dan berusaha dengan tanggung jawab
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan
visipuskesma :Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri
Kegiatan ini mendukungpe
laksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat danMandiri”
.
29
1 2 3 4 5 6 7
b. Membuat dan menyusun kuisioner
Tersedianya kuisioner pre dan post test
Akuntabilitas :
Saya membuat lembar pre tes dan post tes dengan penuh tanggung jawab dan transparan.
Nasionalisme :
Saat menyusun soal-soal kuesioner saya bekerja sama dengan teman bidan lainnya.
Etika publik :
Saya membuat dengan bahasa yang mudah dipahami dan melakukan dengan tulus.
Komite mutu :
Dalam menyusun kuesioner saya melakukan dengan efektif dan efisien.
Anti korupsi :
Saya membuat dengan kerja keras dan penuh tanggung jawab.
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan visi puskesmas : Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat
dan Mandiri”.
c. Persiapan Administrasi
Tersedianya daftar hadir
Akuntabilitas :
Saat membuat persiapan saya melakukan dengan kejelasan dan transparan.
Nasionalisme :
Saat membuat persiapan saya menggunakan dengan bahasa
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan
30
Indonesia yang baik dan benar.
Etika publik :
Saat membuat persiapan saya menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan melakukan dengan tulus.
Komitmen mutu :
Saat membuat persiapan daftar Hadirsayamelakukandenganbaik.
Anti korupsi :
Saat membuat berkas administrasi saya menuliskan dengan jujur dan sebenar-benarnya
SOP.
Dan visi
puskesmas:
Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri
d. Melakukan konsultasi dengan
mentor dan bidan
coordinator tentang bahan materi dan bahan yang akan
digunakan saat
penyuluhan
Terlaksanan yamateridan bahanpenyul uhan
a. Akuntabilitas:
Saat melakukan konsultasi dengan mentor dan bidan koordinator saya
memperhatikan dengan
saksama saran dari mentor dan bidan tentang materi dan bahan penyuluhan dan bisa
dipertanggung jawabkan.
b. Nasionalisme :
Saat saya berkonsultasi kepada mentor dan bidan koordinator adanya sikap saling
menghormati.
c. Etika publik:
Kegiatan ini mendukung misi Memberikanpela yanan yang bermutu,
meratadanterjang kauberdasarkan SOP.
Dan visi puskesmas : Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat
dan Mandiri”.
31
Saat berkonsultasi dengan mentor dan bidan koodinator, saya berperilaku ramah, sopan dan santun.
d. Komitmen Mutu:
Saat berkonsultasi saya
mendengarkan dan melakukan perbaikan sesuai adaptif berdasarkan arahan yang diberikan mentor secara cepat.
e. Anti Korupsi : Dalam berkonsultasi
penyusunan meteri yang saya buat mentor bersikap adil dalam memberikan arahan dan mendukung
Mandiri
Prediksi hambatan Mentor dan bikor tidak menyetujui media penyuluhan yang telah disiapkan Rencana Antisipasi Membuat ulang media penyuluhan
Dampak Hambatan Tidakadanya media penyuluhan
32
Kegiatan 3.Melakukan penyuluhan pada ibu hamil tentang pemeriksaankehamilan
No. Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/
Hasil
Keterkaitan Substansi dengan Mata Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi- Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan
penyuluhan pada ibu hamil tentang pemeriksaan Ante Natal Care (ANC)
1. Menginfor masikan kembali secara lisan kepada bidan koordinator atau bidan desa
tentang rencana kegiatan penyuluhan
Adanya persetujuan
a. Akuntabilitas :
Saat berkoordinasi dengan para kader dan teman sejawat saya bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan tersebut.
b. Nasionalisme:
Saat saya berkoordinasi para kader dan bidan desa
terjalinnya sikap saling menghormati.
c. Etika Publik:
Saat berkoordinasi saya bersikap tidak membeda- bedakan antara kader dan bidan desa.
d. Komitmen Mutu:
Adanya responsif dari para kader dan bidan desa, kemudian saya membuat kesepakatan dengan para
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan visi puskesmas:
Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat danMandiri”
.
33
kader dan bidan desa tentang waktu pelaksanaan penyuluhan.
e. Anti Korupsi :
Saya bekerja sama secara adil dengan tenaga kesehatan t
1 2 3 4 5 6 7
2. Menyiapkan tempat, alat dan bahan penyuluhan dan
Melakukan pre test sebelum penyuluhan
Tersedianya lembar daftar hadir, soal kuesioner pre dan post test
a. Akuntabilitas :
Saya menyiapkan tempat, alat dan bahan dan
membagikan kuesioner dengan kejelasan dan tanggung jawab.
b. Nasionalisme:
Saat menyampaikan saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Etika Publik:
Saat menyiapkan dan membagikan saya berperilaku tidak
membeda-bedakan peserta agar peserta merasa
nyaman.
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan
visipuskesma : Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat danMandiri
34
d. Komitmen Mutu:
Saya melakukan dengan cara efektif dan efisien.
e. Anti Korupsi :
Saya melakukan kegiatan dengan menerapkan nilai keadilan..
3. Menjelaskan materi dengan penyampaian yang mudah dipahami tentang pentingnya pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil
Terlaksanany a
penyampaian materi atau penyuluhan
a. Akuntabilitas : Saya menyampaikan pemaparan materi dengan jelas, transparan dan konsisten.
b. Nasionalisme:
Saat menyampaikan saya menggunakan bahasa Indonesia baik dan jelas agar mudah di pahami.
c. Etika Publik:
Saat menyampaikan saya berperilaku dengan ramah, sopan dan santun dan juga tidak terburu-buru dalam membawakan materi.
d. Komitmen Mutu:
Saat menyampaikan dengan efektif dan efisien
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan visi puskesmas : Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat dan Mandiri
35
dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
e. Anti Korupsi : Saya menyampaikan dengan jujur, bertanggung jawab dan mandiri
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan
Post test
Setelah penyuluhan dan
memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan tanggapan
Terlaksananya post test dan adanya
tanggapan dari peserta
a. Akuntabilitas :
Saya membagikan kuesioner post tes dan memberikan jawaban
tanggapan dengan
kejelasan dan tanggung jawab.
b. Nasionalisme:
Saat memberikan post tes dan tanggapan jawaban saya sangat menghormati
peserta dengan
memberikan jawaban menggunakan bahasa penuh kehati-hatian dan yang mudah di pahami.
c. Etika Publik:
Saat membagikan post test
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan visipuskesma : Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas Dalam poin“Sehat danMandiri
36
dan memberikan
tanggapan jawaban saya berperilaku ramah, sopan santun, dan tulus.
d. Komitmen Mutu:
Saat membagikan post test dan memberikan jawaban saya melakukan sesuai dengan kualitas yang saya miliki.
e. Anti Korupsi :
Saya akan bekerja keras mencatat dengan cermat
Prediksi hambatan 1. Peserta tidak hadir dalam kegiatan penyuluhan 2. Peserta tidak kooperatif dalam kegiatan penyuluhan
Rencana Antisipasi 1. Membuat penyajian media penyuluhan secara menarik,dan jelas.
2. Merencanakan ulang kegiatan penyuluhan Dampak Hambatan 1. Tidak terlaksananya penyuluhan
2. Peserta tidak memahami materi penyuluhani.
37
Kegiatan 4. Melakukan Evaluasi Kegiatan
No. Kegiatan Tahapan
Kegiatan
Output/
Hasil
Keterkaitan Substansi dengan Mata Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi- Misi Organisasi
Penguatan Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan Evaluasi Kegiatan
Menilai ketercapaian kegiatan dengan menggunaka n kuesioner post test
Tersedianya laporan kegiatan
a. Akuntabilitas:
Saat melakukan kegiatan saya bersifat netral, transparan, dan dapat di pertanggung jawabkan.
b. Nasionalime:
Saat melakukan kegiatan saya melakukannya dengan tujuan mensejahterakan masyarakat melalui kesehatan.
c. Etika Publik:
Saat melakukan saya bersikap dengan tulus.
d. Komitmen Mutu:
Saat menilai saya berharap adanya perubahan kepada peserta melalui kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan visi puskesmas :Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri.
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat dan Mandiri.
38
e. Anti Korupsi:
Kegiatan kuesioner post tes saya lakukan dengan komitmen yang di lakukan atas kerja keras dan inisiasi sendiri (mandiri)
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan pendokumen tasian pada setiap kegiatan penyuluhan maupun saat kuesioner pre dan post test
Adanya bukti
pendokumen tasian
a. Akuntabilitas:
Saat pendokumentasian saya bertanggung jawab atas bukti pendokumentasian tersebut.
b. Nasionalisme:
Dokumentasi yang saya lakukan sesuai dengan konsultasi kepada mentor.
c. EtikaPublik:
Pada saat
pendokumentasian tidak adanya diskriminatif yang saya lakukan.
d. Komitmen mutu:
saya melakukan
pendokumentasian secara efektif dan efisien.
e. Anti Korupsi:
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan visi puskesmas::
Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri.
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas
Dalam poin“Sehat danMandiri
39
Pendokumentasian saya lakukan secara jujur tanpa rekayasa.
1 2 3 4 5 6 7
Melaporkan hasil kegiatan kepada
pimpinan selaku mentor
Pimpinan menerima laporan
kegiatan dan adanya
dokumentasi kegiatan
a. Akuntabilitas:
Saya melakukan pelaporan kembali kepada mentor atas kegiatan yang sudah di lakukan dengan konsisten.
b. Nasionalisme:
Saat saya melakukan pelaporan kepada mentor saya menggunakan bahasa yang baik dan benar.
c. Etika Publik:
Saat melakukan pelaporan kepada mentor saya bersikap sopan dan santun.
d. Komitmen Mutu:
Pelaporan saya lakukan sesuai dengan mutu rencana kegiatan
e. Anti korupsi:
Pelaporan yang saya lakukan secara jujur tanpa adanya rekayasa.
Kegiatan ini mendukung misi Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau berdasarkan SOP.
Dan
visipuskesmas :Terwujudnya Pelayanan Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat Dan Mandiri.
Kegiatan ini mendukung pelaksanaan Tata Nilai Puskesmas Dalam poin“Sehat danMandiri
40
Prediksi hambatan Perencanaan kegiatan evaluasi tidak terlaksana sesuai jadwal.
Rencana Antisipasi Menggunakan waktu seefisien mungkin namun tetap mencapai keefektifitasan.
Dampak Hambatan Tidak terselesaikannya laporan hasil kegiatan tepat waktu.