• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tingkat Solvabilitas

Seperti dijelaskan dalam Bab III sebelumnya, bahwa setiap perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling sedikit 120% (seratus dua puluh per seratus). Nilai ini merupakan risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban.

Untuk dapat menghitung tingkat solvabilitas, penulis menggunakan data yang tersaji pada neraca. Laporan Neraca pada Laporan Keuangan perusahaan asuransi jiwa pada sisi aset terdiri dari kekayaan berupa investasi dan kekayaan bukan investasi, sedangkan pada sisi kewaiban dan modal sendiri terdiri dari hutang, cadangan teknis dan modal sendiri.

Karena keterbatasn penulis dalam memperoleh data yang diperlukan, maka penulis hanya menampilkan hasil perhitungan yang telah diperhitungkan yang diambil dari Laporan Neraca per 31 Desember 2009. Dari sisi aset, kekayaan investasi yang diperkenankan dalam memperhitungkan tingkat solvabilitas dimana harus dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan terdiri dari :

(2)

a. deposito berjangka dan sertifikat deposito pada bank, termasuk deposit on call dan deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan 1 (satu) bulan,

b. saham yang tercatat di bursa efek,

c. obligasi dan medium term note dengan peringkat paling rendah A atau yang setara pada saat penempatan,

d. surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah atau Bank Indonesia,

e. unit penyertaan reksadana,

f. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek),

g. bangunan dengan hak strata atau tanah dengan bangunan untuk investasi,

h. pinjaman hipotik,

i. pinjaman polis.

Jumlah kekayaan investasi yang diperkenankan dalam perhitungan tingkat solvabilitas pada Laporan Neraca PT. Asuransi Jiwa Mega Life adalah sebesar Rp. 3.010.258,63 (dalam jutaan rupiah).

Sedangkan kekayaan bukan investasi yang diperkenankan dalam memperhitungkan tingkat solvabilitas yang harus dimiliki dan dikuasi oleh perusahaan terdiri dari :

(3)

b. tagihan premi penutupan langsung,

c. tagihan reasuransi,

d. tagihan hasil investasi,

e. bangunan dengan hak strata atau tanah dengan bangunan untuk dipakai sendiri,

f. perangkat keras computer.

Jumlah kekayaan bukan investasi yang dapat diperkenankan dalam perhitungan tingkas solvabilitas pada Laporan Neraca PT. Asuransi jiwa Mega Life adalah Rp. 296.445,86 (dalam jutaan rupiah). Dengan demikian total kekayaan yang dapat diperkenankan dalam perhitungan tingkat solvabilitas berdasarkan pada Laporan Neraca PT. Asuransi Jiwa Mega Life per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp. 3.306.704,49 (dalam jutaan rupiah).

Hal lain yang diperhitungkan dalam mencari tingkat solvabilitas adalah kewajiban. Kewajiban yang harus diperhitungkan dalam penetapan tingkat solvabilitas meliputi semua jenis kewajiban kepada pemegang polis atau tertanggung dan kepada pihak lain yang menjadi kewajiban perusahaan. Namun untuk kewajiban berupa pinjaman subordinasi tidak diperhitungkan dalam perhitungan tingkat solvabilitas.

Dengan berdasarkan pada Laporan Neraca PT. Asuransi Jiwa Mega Life per 31 Desember 2009, didapatkan jumlah hutang sebesar Rp. 38.434,72 (dalam jutaan

(4)

rupiah), sedangkan untuk jumlah cadangan teknis sebesar Rp. 2.997.363,27 (dalam jutaan rupiah). Dengan demikian jumlah kewajiban yang dapat dijadikan sebagai pengurang terhadap kekayaan yang diperkenankan adalah sebesa Rp. 3.035.797,99 (dalam jutaan rupiah).

Perhitungan untuk mencari tingkat solvabilitas adalah dengan cara mengurangi antara kekayaan yang diperkenankan dengan kewajiban yang diperkenankan. Dengan demikian, tingkat solvabilitas yang dicapai adalah sebesar Rp. 270.906,50 (dalam jutaan rupiah).

(5)

Tabel 4.1

Laporan Neraca (Aktiva) Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

No. URAIAN Tahun 2009 Triwulan IV SAK SAP (1) (2) (3) (4) AKTIVA Investasi

1 Deposito Berjangka dan Sertifikat

Deposito 180,307.97 180,307.97

2 Saham 165,383.20 165,383.20

3 Obligasi dan Medium Term Notes 390,395.85 392,195.08

4

Surat Berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia

775,531.37 775,531.37

5 Unit Penyertaan Reksadana 609,778.34 609,778.34

6 Penyertaan Langsung - -

7 Bangunan dengan Hak Strata atau Tanah dengan

(6)

8 Pinjaman Hipotik - - 9 Pinjaman Polis 887,062.66 887,062.66 10 Investasi Lain 12,500.00 11 Jumlah Investasi 3,020,959.40 3,010,258.63 Bukan Investasi

12 Kas dan Bank 122,430.17 122,430.17

13 Tagihan Premi Penutupan Langsung 56,079.22 47,013.55

14 Tagihan Reasuransi 23,801.53 23,801.53

15 Tagihan Hasil Investasi 101,920.63 101,920.63 16 Bangunan dengan Hak Strata atau

Tanah dengan

Bangunan untuk dipakai sendiri - -

17 Perangkat Keras Komputer 1,279.98 1,279.98

18 Aktiva Tetap Lain 6,099.42

19 Aktiva Lain 49,644.81

20 Jumlah Bukan Investasi 361,255.75 296,445.86

21 JUMLAH AKTIVA 3,382,215.15 3,306,704.49 Sumber : PT. Asuransi Jiwa Mega Life

(7)

Tabel 4.2

Laporan Neraca (Pasiva) Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

No. URAIAN Tahun 2009 Triwulan IV SAK SAP (1) (2) (3) (4) 1 Utang Klaim 262.63 262.63 2 Utang Reasuransi 25,849.84 25,849.84 3 Utang Komisi 298.63 298.63 4 Utang Pajak 156.40 156.40

5 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 5,488.89 5,488.89

6 Utang Lain 6,378.32 6,378.32

7 Jumlah Utang 38,434.72 38,434.72

8 Cadangan Premi 2,936,013.96 2,936,013.96

9 Cadangan Atas Premi Yang Belum

Merupakan Pendapatan 56,107.88 56,107.88

(8)

11 Jumlah Cadangan Teknis 2,997,363.27 2,997,363.27 12 Jumlah Kewajiban 3,035,797.99 3,035,797.99 13 Pinjaman Subordinasi 30,000.00 30,000.00 14 Modal Disetor 100,000.00 100,000.00 15 Agio Saham - - 16 Cadangan - -

17 Kenaikan (Penurunan) Surat Berharga - -

18 Selisih Penilaian Aktiva Tetap - -

19 Saldo Laba 216,417.16 216,417.16

20 Selisih Penilaian Berdasar SAK & SAP (66,444.99) 21 Kekayaan Yang Tidak Diperkenankan (9,065.67)

22 Jumlah Modal Sendiri 316,417.16 240,906.50

23 JUMLAH PASIVA 3,382,215.15 3,306,704.49 Sumber : PT. Asuransi Jiwa Mega Life

4.2 Batas Tingkat Solvabilitas Minimun

Setelah memperhitungkan tingkat solvabilitas perusahaan, elemen lain yang perlu dihitung juga untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan asuransi dan reasuransi berdasarkan metode RBC adalah Batas Tingkat Solvabilitas Minimum

(9)

(BTSM). Perhitungan BTSM ini menggunakan persentase risiko sebagai jumlah deviasi atas suatu rincian dari komponen yang diatur dalam perundang-undangan. Komponon yang membentuk BTSM adalah :

a. Kegagalan pengelolaan kekayaan (asset default risk)

Schedule A, kegagalan pengelolaan kekayaan digunakan untuk mengukur kemungkinan adanya penurunan nilai kekayaan dan hail pengembangannya. Jumlah dana yang diperlukan untuk menutupi penurunan tersebut ditentukan dengan fakor-faktor deviasi sebagai pengali yang telah ditentukan berdasarkan jenis kekayaan dan nilai kekayaannya.

(10)

Tabel 4.3

Schedule A – Kegagalan Pengelolaan Kekayaan dalam bentuk Investasi Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

Uraian Jumlah Kekayaan Yang Diperkenankan Faktor Jumlah Deviasi (1) (2) (3) (3) Investasi

Deposito Berjangka & Sertifikat Deposito

Kategori Khusus (sampai dengan 2 milyar per bank) 10,976.00 0.00% 0

CAR ≥ 8% 169,331.97 2.00% 3,386.64

5% ≤ CAR < 8% 4.00% 0

CAR < 5% 16.00% 0

Saham 0

Termasuk LQ 45 di Bursa Efek Jakarta, atau yang setara 163,583.30 10.00% 16,358.33

Lainnya 1,799.90 15.00% 269.99

Obligasi dan Medium Term Notes 0

AAA, atau yang setara 0 0.25% 0

AA, atau yang setara 258,719.69 0.50% 1,293.60

(11)

BBB, atau yang setara 0 2.00% 0

BB, atau yang setara 0 4.00% 0

B, atau yang setara 0 8.00% 0

Kurang Dari B, atau yang setara, atau yang tidak

berperingkat 0 16.00% 0

Surat Berharga Yg Diterbitkan atau Dijamin oleh

Pemerintah atau BI 775,531.37 0.00% 0

Unit Penyertaan Reksadana 0

Sepenuhnya berupa surat utang Pemerintah 111,102.54 0.00% 0 Sepenuhnya berupa surat utang swasta dan atau surat 0

berharga pasar uang (SBPU) 421,085.50 2.00% 8,421.71

Sepenuhnya berupa surat berharga ekuitas 341.05 10.00% 34.1

Campuran 77,249.24 2.28% 1,761.30

Penyertaan Langsung 0 16.00% 0

Bangunan dengan hak strata, atau Tanah dengan

Bangunan: 0

Hasil Investasi 4% atau lebih 0 7.00% 0

Hasil Investasi kurang dari 4% 0 15.00% 0

Pinjaman Hipotik 0 5.00% 0

Pembiayaan Murabahah 0 5.00% 0

Pembiayaan Mudharabah 0 16.00% 0

Pinjaman Polis 887,062.66 0.00% 0

Total Kekayaan Investasi 3,010,258.63 32,860.42 Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

(12)

Tabel 4.4

Schedule A – Kegagalan Pengelolaan Kekayaan dalam bentuk Bukan Investasi Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

Uraian Jumlah Kekayaan Yang Diperkenankan Faktor Jumlah Deviasi (1) (2) (3) (3) Bukan Investasi

Kas dan Bank 122,430.17 0.00% 0.00

Tagihan Premi Penutupan Langsung 47,013.55 8.00% 3,761.08

Tagihan Reasuransi: 0.00

Perusahaan Dalam Negeri 23,801.53 4.00% 952.06

Perusahaan Luar Negeri: 0.00

- Peringkat BBB atau lebih baik 0.00 4.00% 0.00

- Peringkat kurang dari BBB 0.00 8.00% 0.00

- Tidak mempunyai peringkat 0.00 24.00% 0.00

Tagihan Hasil Investasi 101,920.63 2.00% 2,038.41

Bangunan dengan hak strata, atau Tanah

dengan Bangunan 0.00 4.00% 0.00

Perangkat Keras Komputer 1,279.98 8.00% 102.40

Total Kekayaan Bukan Investasi 296,445.86 6,853.96 Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

(13)

Hasil perhitungan untuk deviasi dari Schedule A yaitu sebesar Rp. 32.860,42 (dalam jutaan rupiah) untuk kekayaan yang berhubungan dengan investasi, sedangkan untuk kekayaan yang bukan merupakan investasi sebesar Rp. 6.853,96 (dalam jutaan rupiah).

(14)

Tabel 4.5

Schedule A – Kegagalan Pengelolaan Kekayaan Perhitungan Total Deviasi

Per 31 Desember 2009 (dalam jutaan rupiah)

Uraian Jumlah Kekayaan Yang Diperkenankan Faktor Jumlah Deviasi (1) (2) (3) (3)

Total Kekayaan InvestasI 3,010,258.63 32,860.42 Total Kekayaan Bukan Investasi 296,445.86 6,853.96 Sub Total I 3,306,704.49 39,714.38

Investasi Yang Direstrukturisasi 0.00 25.00% 0.00

Investasi Yang Diragukan 0.00 12.50% 0.00

Sub Total II 0.00 0.00

Investasi pada satu pihak

(perusahaan)

(15)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk 54,396.37 0.33% 181.74

PT Indosat Tbk 17,452.16 0.13% 23.47

Investasi pada satu pihak (

Group/Afiliasi)

- Group Para dan Sinarmas 608,828.17 0.14% 882.01

- Group II

dst..

Sub Total III 736,019.23 1,520.69

Total (I + II + III) 4,042,723.71 41,235.07

Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

Dengan demikian jumlah dana yang diperoleh untuk menutupi kemungkinan adanya penurunan nilai kekayaan dan hasil pengembangannya adalah sebesar Rp. 41.235,07 (dalam jutaan rupiah). Karena jumlah dana yang diperhitungkan dalam perhitungan BTSM sebesar 80% dari jumlah dana deviasi pengelolaan kekayaan, maka jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan seluruh kekayaan yang diperkenankan adalah sebesar Rp. 32.988,05 (dalam jutaan rupiah).

(16)

b. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban (cash-flow mismatch risk)

Schedule B, ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban disebabkan karena adanya kemungkinan besar pada saat jatuh temponya kewajiban berbeda dengan besar pada saat jatuh tempo kekayaan. Semua risiko yang diperhitungkan dalam schedule ini merupakan produk-produk asuransi konvensional yang membentuk cadangan premi. Nilai cadangan premi yang dimaksud ini adalah nilai yang tertera pada Laporan Neraca perusahaan pada tahun yang akan dimaksud.

Tabel 4.6

Schedule B – Proyeksi Arus Kekayaan dan Kewajiban Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

Uraian Jumlah Faktor Jumlah Deviasi

(1) (2) (3) (4)

Cadangan Premi 2,936,013.96 0.04 117,440.56

Jumlah Deviasi 117,440.56 Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

(17)

Jumlah dana yang diperlukan untuk menutup risiko ketidakseimbangan akibat perbedaan arus kekayaan dan arus kewajiban yang diperkenankan adalah sebesar Rp. 117.440,56 (dalam jutaan rupiah).

c. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing (foreign currency mismatch risk)

Schedule C, risiko yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing timbul akibat dari adanya perbedaan nilai kekayaan dan nilai kewajiban dalam mata uang asing, serta fluktuasi nilai tukar mata uang asing dengan rupiah. Dalam hal ini, PT. Asuransi Jiwa Mega Life hanya menggunakan mata uang asing berupa dollar Amerika Serikat dalam transaksi ekonominya.

(18)

Tabel 4.7

Schedule C – Kekayaan dan Kewajiban dalam setiap Mata Uang Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

No. Keterangan USD IDR

(1) (2) (3) (4)

US Indonesia

I Kekayaan Yang Diperkenankan

1 Deposito Berjangka & Sertifikat Deposito 14,354,000.00 45,380.37 2 Saham, Obligasi dan Medium Term Notes 42,778,518.00 930,991.59 3 Investasi Yang Diperkenankan Lainnya 18,079,446.08 1,326,894.21

4 Kas/bank 364,889.02 119,000.21

5 Tagihan Premi Penutupan Langsung - 47,013.55

6 Tagihan Reasuransi 35.84 23,801.19

7 Tagihan Hasil Investasi 1,169,493.08 90,927.39

8 Aktiva Diperkenankan Lainnya 0.00 1,279.98

9 Jumlah kekayaan diperkenankan (1 s/d

8) 76,746,382.02 2,585,288.50

II Kewajiban

(19)

11 Cadangan Premi 82,911,631.54 2,156,644.63 12 Cadangan Atas Premi yang belum

merupakan pendapatan 6,792.37 56,044.03 13 Cadangan Klaim - 5,241.43 14 Utang Reasuransi 901.84 25,841.36 15 Utang komisi - 298.63 16 Kewajiban lain - 12,023.61 17 Jumlah kewajiban (10 s/d 16) 82,919,325.75 2,256,356.33 18 Kurs 9,400.00 Total (3) s/d (11) 19 Jumlah Kekayaan Yang Diperkenankan

dalam Jutaan Rupiah (9 x 18) 721,415.99 2,585,288.50 3,306,704.49 20 Jumlah Kewajiban Dalam Rupiah (17 x 18) 779,441.66 2,256,356.33 3,035,797.99 21 Selisih Lebih Kewajiban atas Kekayaan

Yang Diperkenankan (20 - 19) 58,025.67 0.00 58,025.67

22 Faktor 0.3

23

Jumlah Deviasi dalam Kekayaan dan Kewajiban Dalam Setiap Jenis Mata Uang (21 x 22)

17,407.70

Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

Berdasarkan nilai pada table 4.4 didapat sebesar Rp 17.407,70 (dalam jutaan rupiah). Nilai tersebut merupkan nilai deviasi yang terjadi akibat dari risiko

(20)

keteseimbangan antara nilai kekayaan dan nilai kewajiban dalam setiap mata uang asing.

d. Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan (risks of claim experience worse than expected)

Schedule D, risiko akibat perbedaan aktual dan perkiraan pada klaim ini terjadi kemungkinan disebabkan karena pengalaman klaim yang terjadi lebih buruk daripada klaim yang telah diperkirakan. Klaim-klaim yang telah diperkirakan ini sebelumnya telah diperhitungkan berdasarkan perhitungan aktuaria dengan menggunakan komponen mortalita dan mobiditas.

(21)

Tabel 4.8

Schedule D – Beban Klaim yang Terjadi dan Beban Klaim yang Diperkirakan Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

Asuransi Jiwa dan Anuitas

Uraian Uang Per-tanggunga n Cadangan Premi Net Amount at Risk Faktor Jumlah Deviasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) Asuransi Jiwa dengan partisipasi 0.00 0.00 0.00 0.001 0.00 Asuransi Jiwa tanpa partisipasi 3,988,931.0 0 2,936,013.9 6 1,052,917.0 4 0.002 2,105.83 Anuitas 0.00 0.00 0.00 0.010 0.00 Total Asuransi Jiwa 3,988,931.0 0 2,936,013.9 6 1,052,917.0 4 2,105.83

(22)

Asuransi Kecelakaan Diri Uraian Uang Per-tanggunga n (Gross) Reasuransi UP Retensi Sendiri Faktor Jumlah Deviasi Kecelakaan Diri 1,567,343.6 5 998,409.43 568,934.22 0.0001 5 85.34 Asuransi Kesehatan Uraian Pendapata n Premi Cadangan Teknis Reasuransi Retensi Sendiri Faktor Jumlah Deviasi Klaim-Klaim Baru 0.00 0.1 0.00 Klaim-Klaim Lanjutan 49,539.82 22,730.79 26,809.04 0.1 2,680.90 Total Asuransi Kesehatan 0.00 0.00 0.00 0.00 2,680.90

Total Deviasi Antara Beban Klaim Yang Terjadi dan Beban Klaim Yang Diperkirakan pada (As. Jiwa dan Anuitas, As. Kecelakaan Diri serta As. Kesehatan)

4,872.08

Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

Jumlah dana yang diperlukan untuk menutupi devisasi yang terjadi akibat selisih antara beban klaim yang terjadi dengan beban klaim yang diperkirakan adalah sebesar Rp.4.872,08 (dalam jutaan rupiah). Namun besar nilai yang diperkenankan dalam perhitungan menentukan besarnya BTSM adalah sebesar

(23)

50%, sehingga nilai yang diakuinya adalah sebesar Rp.2.436,04 (dalam jutaan rupiah).

e. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh (risks of insufficient due to experienced investment return worse than expected)

Schedule E, risiko yang diperhitungakan dalam schedule ini adalah karena diakibatkan oleh tingkat investasi yang diperoleh lebih rendah daripada tingkat hasil investasi yang diperkirakan dalam penetapan premi. Besarnya tingkat investasi yang dihitung dalam perhitungna premi ini ditetapkan berdasarkan perhitungan dengan prinsip aktuaria. Jumlah dana yang diperlukan dengan cara memperhitungkan jumlah cadangan premi yang dimiliki. Namun jumlah cadangan premi yang dimaksud dalam perhitungan ini adalah bukan cadangan premi yang tertera pada Laporan Neraca perusahaan.

(24)

Tabel 4.9

Schedule E – Ketidakcukupan Premi akibat

Perbedaan Hasil Investasi yang Diperkirakan dengan Hasil yang Diperoleh Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

Uraian Cadangan Premi Faktor Jumlah Deviasi (1) (2) (3) (4) Pertanggungan dengan partisipasi 0.00 0.005 0.00

Pertanggungan tanpa partisipasi 27,443.22 0.01 274.43 Total Deviasi 274.43 Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

Jumlah dana yang dihasilkan untuk menutupi perbedaan hasil investasi yang diperkiranakan dengan yang terjadi ini adalah sebesar Rp.274,43 (dalam jutaan rupiah). Namun untuk perhitungan BTSM nilai yang diambil adalah sebesar 80%, sehingga nilai yang dapat diakumulasikan ke dalam perhitungan BTSM adalah sebesar Rp.219,55 (dalam jutaan rupiah).

(25)

f. Risiko reasuransi (reinsurance risks)

Schedule F, komponen yang dihitung dalam schedule ini adalah merupakan komponen risiko reasuransi dikaitkan dengan ketidakmampuan penanggung ulang (reasuransi) untuk menutupi kewajibannya. Jumlah dana yang diperhitungkan adalah berdasarkan pada jumlah nilai pada cadangan teknis beban penanggung. Dalam hal ini, PT. Asuransi Jiwa Mega Life menggunakan 4 perusahaan jasa dalam bidang usaha Reasuransi yang masing-masing berdomisili di dalam negeri. Pada perusahaan reasuransi tersebut, PT. Asuransi Jiwa Mega Life hanya memberikan bisnis reasurasi murni yaitu merearuransikan kembali atas risiko asuransi yang ada tanpa adanya suatu bentuk simpanan deposito.

(26)

Tabel 4.10

Schedule F – Risiko Reasuradur Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

Nama Reasuradur Cadangan Teknis Beban Reasuradur Faktor Jumlah Deviasi (1) (3) (5) (6)

A. Reasuradur Dalam Negeri 1. PT. Reasuransi Internasional

Indonesia 1,101.50 4.00% 44.06

2. PT. Tugu Reasuransi Indonesia 1,901.74 4.00% 76.07 3. PT. Asuransi Umum Indonesia 9,062.75 4.00% 362.51 4. PT. Maskapai Reasuransi Indonesia 3.80 4.00% 0.15

5. ……… 36.26 4.00% 1.45

Total 12,106.05 484.24

Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

Jumlah dana yang diperlukan atas risiko yang terjadi apabila tidak ada kemampuan reasuradur untuk memenuhi tanggung jawabnya sesuai peraturan

(27)

yang diperkenankan dan tergambar pada schedule F diatas adalah sebesar Rp. 484.24 (dalam jutaan rupiah).

4.3 Rasio Pencapaian

Berdasarkan perhitungan Tingkat Solvabilitas dan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM), maka didapatkan rasio pencapaian solvabilitas. Rasio ini yang dianggap sebagai tingkat kesehatan pada PT. Asuransi Jiwa Mega Life. Dengan penjabaran rasio ini sebagai berikut dalam jutaan rupiah :

(28)

Tabel 4.11

Rasio Pencapaian Solvabilitas Per 31 Desember 2009

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan Tahun 2009 Triwulan IV A . Tingkat Solvabilitas

Kekayaan Yang Diperkenankan 3,306,704.4

9 Kewajiban (kecuali Pinjaman Subordinasi) 3,035,797.9

9

Jumlah Tingkat Solvabilitas 270,906.50

B. Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM)

Kegagalan Pengelolaan Kekayaan (Schedule A) 32,988.05 Proyeksi Arus Kekayaan dan Kewajiban (Schedule B) 117,440.56

(29)

Kekayaan dan Kewajiban Dalam Setiap Jenis

Mata Uang (Schedule C) 17,407.70

Beban Klaim Yang Terjadi dan Beban Klaim

Yang Diperkirakan (Schedule D) 2,436.04

Ketidak-cukupan Premi Akibat Perbedaan Hasil Investasi Yang diasumsikan dengan Hasil Investasi Yang

Diperoleh (Schedule E) 219.55

Risiko Reasuradur (Schedule F) 484.24

Jumlah BTSM 170,976.14

C

. Kelebihan (Kekurangan) Batas Tingkat Solvabilitas 99,930.36

D

. Rasio Pencapaian Solvabilitas (dalam %) *) 158.45%

Sumber : Data Diolah Penulis, 2010

Dari hasil perhitungan table 4.11 diatas, diperoleh suatu nilai kelebihan batas tingkat solvabilitas sebesar Rp.99.930,36 (dalam jutaan rupiah). Dan untuk menghitung Rasio Pencapaian Solvabilitas dengan metode Risk Based Capital

(30)

dengan cara membandingkan nilai Tingkat Solvabilitas dengan nilai Batas Tingkat Solvabilitas Minimum dan didapat hasil 158.45%.

Dilihat dari tahun sebelumnya pada tanggal yang sama, PT. Asuransi Jiwa Mega Life memiliki Rasio Pencapaian Solvabilitas sebesar 140.16%. Bila dibandingkan dengan tahun 2009 ini ada kenaikan rasio pencapaian tersebut yaitu sebesar 13.05%. Ada banyak hal yang mempengaruhi hal tersebut, secara garis besar kenaikan tersebut diakibatkan adanya kenaikan jumlah tingkat solvabilitas sekitar 29.15% dari tahun sebelumnya. Jumlah tingkat solvabilitas tahun sebelumnya berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan yaitu sebesar Rp.209.753,06 (dalam jutaan). Selain itu, PT. Asuransi Jiwa Mega Life dapat menekan pertumbuhan (Batas Tingkat Solvabilitas Minimum) BTSM yang dimilikinya yaitu hanya naik sebesar 14.25% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Data laporan keuangan tahunan perusahaan pada tanggal neraca yang sama tahun sebelumnya tercatat besar rasio pencapaian solvabilitas sebesar Rp.60.095,85 (dalam jutaan). Dari data lainnya yang tersaji seperti kelebihan/kekurangan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM), PT. Asuransi Jiwa Mega Life mendapakan kenaikan nilai kelebihan BTSM yaitu sekitar 66.28% dari tahun buku sebelumnya sebesar Rp.60.095,85 (dalam jutaan) pada tanggal neraca yang sama.

Dengan membandingkan antara hasil rasio solvabilitas yang diperoleh oleh PT. Asuransi Jiwa Mega Life dengan batas rasio minimum yang diatur oleh pemerintah yaitu sebesar 120%, maka PT. Asuransi Jiwa Mega Life pada tanggal 31

(31)

Desember 2009 memiliki rasio kesehatan perusahaan yang memadai untuk membayarkan kewajibannya dimasa yang akan datang dan memiliki kelangsungan usaha yang dapat dipertahankan minimal untuk satu tahun kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

Zakaria Anwar dari sekretariat Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Lampung Selatan, pada tauggal 2 Juni 2013 bahwa di Kabupaten Lampung Selatan kecenderungannya juga

Sokszorosan is igaz ez a megállapítás Sofi Oksanen Sztálin tehenei című regényével kapcsolatban, melynek központi motívuma a főszereplő kultúrák közöttisége:

Dari kondisi di atas, maka tim PKM Universitas Wiraraja Sumenep berupaya untuk berkreasi atau berinovasi untuk menciptakan manfaat dalam bentuk makanan dari buah yang

Siswa mampu melakukan baringan benda darat dengan baringan dua benda yang kelihatan menjadi satu untuk menentukan nilai deviasi sesuai prosedur dengan benar.. Siswa mampu membuat

Hasil penelitian ini semakin memperkuat teori yang menyatakan bahwa faktor intrinsik dalam diri individu akan mempengaruhi terbentuknya keyakinan diri (self

Salah satu bukti bentuk lemahnya perlindungan pemerintah Arab Saudi terhadap Tenaga Kerja Indonesia yaitu melalui mekanisme penanganan yang buruk. Hampir setiap

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyertakan semua sampel yang ada di Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil analisis yang dilakukan benar-benar menggambarkan situasi

8.2 Merespon makna yang terdapat dalam monolog pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dalam teks berbentuk narrative