• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Hukum Dagang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Hukum Dagang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TA TAR R 

Pu

Puji ji sysyukuukur r saysaya a papanjnjatatkan kan kepkepadada a TTuhuhan an YYaang ng MaMaha ha EsEsa, a, karkarena ena atatasas  bimbingan,

 bimbingan, rahmat rahmat serta serta kasihNya, kasihNya, makalah makalah ini ini dapat dapat saya saya selesaikan. selesaikan. WaWalaupunlaupun  banyak

 banyak kendala kendala yang yang saya saya dapat dapat selama selama penyusunan penyusunan makalah makalah ini ini baik baik berupaberupa sumber/referensi buku dan waktu tetapi karena

sumber/referensi buku dan waktu tetapi karena deadlinedeadline yang mengejar, saya denganyang mengejar, saya dengan tekun dan sabar untuk menyelesaikannya.

tekun dan sabar untuk menyelesaikannya.

aya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna seperti peribahasa aya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna seperti peribahasa tiadatiada  gading yang tak retak 

 gading yang tak retak , karena itu dengan hati yang terbuka, saya mengharapkan saran, karena itu dengan hati yang terbuka, saya mengharapkan saran dan masukan demi penyempurnaan penyusunan makalah saya yang lain di kemudian dan masukan demi penyempurnaan penyusunan makalah saya yang lain di kemudian hari.

hari.

!iranya Tuhan Yang Maha !asih memberikan limpahan berkat dan rahmatNya !iranya Tuhan Yang Maha !asih memberikan limpahan berkat dan rahmatNya sebagai balasan bagi kita semua.

sebagai balasan bagi kita semua.

Purw"kert", # $pril %&'( Purw"kert", # $pril %&'(

Penyusun Penyusun

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

(2)

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR  ... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN

'.' )atar *elakang Masalah ... i+ '.% umusan Masalah ... + BAB II PEMBAHASAN

%.' Pailit dan !epailitan ... ' %.% Pengaturan !epailitan ... -%. Pranata !epailitan dalam Pr"ses !epailitan ... '& BAB III PENUTUP

.' !EMP0)$N... ' .% 1$2T$ P0T$!$ ...

'-BAB I

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

etiap subjek hukum baik "rang maupun badan hukum pernah melakukan utang. Perbuatan hukum yang dilakukan antar "rang yaitu pinjam3meminjam biasa dilakukan masyarakat pada umumnya. 1ebitur sebagai peminjam, kadang kala memiliki lebih dari satu kreditur. *egitu pun dengan perbuatan hukum, pinjam3 meminjam yang dilakukan "leh badan hukum, biasanya perusahaan. 0ntuk  keberlangsungan usaha sebuah perusahaan, perusahaan melakukan peminjaman

(3)

m"dal ke beberapa pihak 4kreditur5, misalnya melakukan peminjaman ke *ank. Peminjaman itu didasari "leh perjanjian yaitu waktu untuk mengembalikan pinjaman.

Perusahaan dan juga "rang sebagai debitur jika tidak mampu/tidak mau mengembalikan utang kepada kreditur sesuai waktu yang telah ditentukan, maka kreditur dapat membawa masalah utang tersebut ke Pengadilan. 6ika ternyata debitur  tersebut dalam pemeriksaan tidak mampu membayar utangnya maka hakim dapat membuat putusan pailit, dan harta3harta debitur berada dalam pengawasan kurat"r. !urat"r mengurus dan membereskan harta pailit debitur untuk dapat dibayarkan kepada kreditur.

RUMUSAN MASALAH

'. *agaimanakah !epailitan itu dalam 7ukum 1agang 8 %. $pakah sajakah yang diatur dalam !epailitan 8

. *agaimana pr"ses dalam !epailitan 8

BAB II PEMBAHASAN A. Pailit dan Kepailitan

Persekutuan dagang, baik perse"rangan, badan usaha dengan status n"n badan hukum maupun badan hukum maupun badan usaha dengan status badan hukum dapat mengalami kebangkrutan. !ebangkrutan se9ara termin"l"gi hukum sering disebut sebagai pailit, sedangkan pr"ses pemberesan terhadap harta pailit disebut juga sebagai kepailitan.

(4)

Pailit ialah k"ndisi "rang yang tidak mampu atau tidak mau membayar utang "leh kreditur atas utang3utangnya yang telah jatuh temp" dan dapat ditagih. !etidakmampuan membayar utang tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan, baik yang dilakukan se9ara sukarela "leh debitur sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga 4di luar debitur5, suatu perm"h"nan pernyataan  pailit ke pengadilan. Maksud dari pengajuan perm"h"nan tersebut adalah sebagai suatu bentuk pemenuhan asas : publisitas; dari keadaan tidak mampu membayar dari se"rang debitur. Tanpa adanya perm"h"nan tersebut ke Pengadilan, maka pihak  ketiga yang berkepentingan tidak akan pernah tahu keadaan tidak mampu membayar  dari debitur. !eadaan ini akan diperkuat dengan adanya suatu putusan pernyataan  pailit "leh hakim pengadilan, baik itu yang merupakan putusan yang mengabulkan

ataupun men"lak perm"h"nan kepailitan yang diajukan.'

Pasal % ayat ' 00 N". < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0 memiliki arti bahwa kreditur yang tidak dibayar utangnya, se9ara sah dapat mem"h"nkan pailit debitur, tanpa memepertimbangkan seberapa besar jumlah piutang kreditur. Perm"h"nan pailit akan akan diputus "leh hakim Pengadilan Niaga berdasarkan fakta atau keadaan yang terbukti se9ara sederhana memenuhi persyaratan pada Pasal % ayat ' 00 N" < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0.%

1 Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis KEPAILITAN, PT Raja Grafndo Persada, Jakarta, 2004, hm! 11"12!

2 #ennieka $ristianto, Kewenangan Menggugat Pailit Dalam Perjanjian Kredit Sindikasi, %iner&a Athena Pressindo, Jakarta, 200', hm! (2!

(5)

yarat3syarat agar se"rang debitur dapat dinyatakan pailit melalui putusan  pengadilan adalah=

'. Terdapat minimal % "rang kreditur>

%. 1ebitur tidak membayar lunas sedikitnya satu utang>

. 1ebitur memiliki utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.

*eberapa materi baru yang termuat dalam 00 N". < Tahun %&&- antara lain  pertama, pengertian utang yang diberikan batasan se9ara tegas. *egitu pula  pengertian jatuh waktu/temp".  Kedua, mengenai syarat3syarat dan pr"sedur   pernyataan pailit dan perm"h"nan kewajiban pembayaran utang termasuk di

dalamnya pemberian jangka waktu se9ara pasti bagi pengambilan putusan pernyataan  pailit dan/atau penundaan kewajiban pembayaran utang.

!epailitan merupakan suatu pr"ses untuk mengatasi pihak debitur yang mengalami kesulitan keuangan dalam membayar utangnya setelah dinyatakan pailit "leh pengadilan, karena debitur tidak dapat membayar utangnya, sehingga harta kekayaan yang dimiliki debitur akan dibagikan kepada kreditur sesuai dengan  peraturan perundang3undangan yang berlaku.-!epailitan merupakan putusan  pengadilan.(

3 %an )! )astrawidjaja, Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembaaran !tang, PT Aumni, *andun+, 200, hm! ('!

4 Rudi A! -ontoh, .enn/ $aiiman+, dan *enn/ Ponto, Penelesaian !tang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembaaran !tang, PT! Aumni, *andun+, 2001, hm! 23!

 adi )huhan, Hukum Kepailitan" Prinsip# N$rma# dan Praktik di Peradilan, $enana Prenada Grou, Jakarta, 200', hm! 1!

(6)

*erdasarkan Pasal ' $ngka ' 0ndang30ndang N"m"r < Tahun %&&- Tentang !epailitan dan Penundaan !ewajiban Pembayaran 0tang 4P!P05 mengartikan kepailitan sebagai sita umum atas semua kekayaan debitur pailit yang pengurusan dan  pemberesannya dilakukan "leh kurat"r di bawah pengawasan hakim pengawas

sebagaimana diatur dalam undang3undang.

7ukum kepailitan memiliki tujuan untuk men9egah pembayaran utang3utang debitur se9ara tidak adil dan melawan hukum yang dilakukan "leh para kreditur, karena dalam praktik pr"ses kepailitan, para kreditur akan melakukan perbuatan3  perbuatan untuk melakukan pelunasan, baik dengan hukum maupun dengan 9ara yang

melawan hukum, sehingga tidak semua kreditur mendapatkan pembayaran yang adil, apabila harta kekayaan yang dimiliki debitur tidak 9ukup untuk membayar para kreditur.?

Tujuan utama kepailitan ialah untuk melakukan pembagian antara para kreditur  atas kekayaan debitur "leh kurat"r sehingga kepailitan dapat menghindari terjadinya sitaan terpisah atau eksekusi terpisah "leh kreditur dan mengganti dengan mengadakan sitaan bersama supaya kekayaan debitur dapat dibagikan kepada semua kreditur sesuai dengan hak masing3masing.<

B. Pengaturan Kepailitan

 Ibid, hm! 54"5!

5 %os+an )itumoran+, Tinjauan Atas !ndang%!ndang N$m$r & Ta'un (() Tentang Penetapan Perpu N$m$r * Ta'un *(() menjadi !ndang%!ndang , %ajah ukum 6asiona, 6omor 1, 1''', hm! 13!

(7)

!epailitan merupakan lembaga hukum yang mempunyai fungsi sebagai realisasi dari tanggung jawab debitur terhadap dan atas perikatan yang dilakukan@ sebagaimana diatur dan dimaksud dalam Pasal ''' dan Pasal ''% !07 Perdata. !epailitan itu men9akup=

'. eluruh kekayaan si pailit pada saat ia dinyatakan pailit 4dengan beberapa  penge9ualian untuk si pailit per"rangan5 beserta aset.

%. 7ilangnya wewenang di pailit untuk mengurus dan mengalihkan hak atas kekayaannya termasuk harta kekayaan.

!epailitan harus dikaitkan dengan dasar pemikiran yang menjadi latar belakang diundangkannya 00 N". - Tahun '##@.#  0ndang30ndang !epailitan tidak hanya men9akup utang dalam suatu perjanjian pinjam3meminjam uang, melainkan juga kewajiban yang timbul dari perjanjian lain atau transaksi yang mensyaratkan untuk  dilakukan pembayaran.

$sas tanggung jawab debitur terhadap krediturnya di dalamnya terkandung asas  jaminan utang dan asas  paripassu 4membagi se9ara pr"p"rsi"nal harta kekayaan debitur kepada kreditur k"nkuren berdasarkan perimbangan besarnya tagihan masing3 masing kreditur tersebut5 atau asas concursus creditorium 4para kreditur harus  bertindak bersama3sama5. 1engan demikian asas tanggung jawab debitur terhadap krediturnya di dalam !07 Perdata maupun di dalam 00 !epailitan sebagai realisasi ( )ri Redjeki artono, Hukum Perdata Sebagai Dasar Hukum Kepailitan M$dern, Jurna ukum *isnis 7oume 5 Tahun 1''', Ya/asan

Pen+eman+an ukum *isnis, Jakarta, 1''', hm 22!

' )entosa )emirin+, Hukum Kepailitan Dan Peraturan Perundang% undangan +ang terkait dengan Kepailitan , 87 6uansa Auia, *andun+, 200, hm! 1'!

(8)

dan merupakan pengaturan lebih lanjut atas dan dari asas tanggung jawab debitur  terhadap krediturnya tersebut, se9ara umum dapat dikatakan pada dasarnya tidak  membedakan subyek term"h"n pailit atau pem"h"n pailit.

1ebitur jika hanya mempunyai satu kreditur dengan tidak membayar utangnya se9ara sukarela, maka kreditur akan menggugat debitur se9ara perdata ke Pengadilan  Negeri yang berwenang dan seluruh harta debitur menjadi sumber pelunasan utangnya kepada kreditur tersebut.'& 7asil bersih eksekusi harta debitur dipakai untuk  membayar kreditur tersebut. 1alam hal kreditur mempunyai kreditur lebih dari satu dan harta kekayaan debitur tidak 9ukup untuk membayar lunas semua kepada kreditur, dalam perjanjian diatur tentang kelalaian atau wanprestasi pihak dalam  perjanjian yang dapat memper9epat jatuh temp" suatu utang. Maka, para kreditur 

akan berl"mba dengan segala 9ara, baik yang halal maupun tidak halal, untuk  mendapatkan pelunasan tagihannya terlebih dahulu. !reditur yang datang belakangan sudah tidak dapat lagi pembayaran karena harta debitur sudah habis. 7al ini dinilai tidak adil. *erdasarkan alasan tersebut, timbulah kepailitan yang mengatur tata9ara yang adil mengenai pembayaran tagihan3tagihan para kreditur, dengan berped"man  pada !07 Perdata Pasal ''' sampai dengan Pasal ''-# maupun pada ketentuan

0ndang3undang !epailitan sendiri.

10 $artini %ujadi, A,ti$ Paulina dan P$k$k%p$k$k tentang Pengadilan Niaga, daam Rudh/ A! -ontoh et!a, Penelesaian !tang Piutang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembaaran !tang , Aumni, *andun+, 2001, hm! 300!

(9)

Penyitaan terhadap harta benda atau kekayaan debitur pailit, dasar hukumnya terdapat pada Pasal %' 00 N"m"r < Tahun %&&- tentang !epailitan dan Penundaan !ewajiban Pembayaran 0tang yang berbunyi=

: Kepailitan meliputi seluruh kekayaan debitur pada saat putusan pernyataan  pailit diucapkan serta segala sesuatu yang diperoleh selama kepailitan”.

!etentuan Pasal %' 00!P!P0 hampir senada dengan ketentuan di dalam Pasal ''' !07 Perdata, hanya saja ketentuan Pasal ''' !07 Perdata lebih luas karena men9akup harta yang ada dan yang akan ada di kemudian hari, sedangkan dalam Pasal %' 00!P!P0 harta kekayaan pada saat putusan pailit dijatuhkan.

7ukum kepailitan di nd"nesia sebelumnya diatur dalam undang3undang tentang !epailitan 4 Failisements Verordening Staatsablad '#&(=%&< j" taatsblad '#&?=-@5 yang merupakan peraturan perundang3undangan peninggalan pemerintah 7india *elanda. 1ianggap tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan hukum masyarakat untuk penyelesaian utang3piutang, sehingga diperbarui dengan 00 N". - Tahun '##@ dan terakhir diperbarui lagi dengan 00 N". < Tahun %&&-tentang !epailitan dan Penundaan !ewajiban Pembayaran 0tang. Pengertian kepailitan menurut Pasal ' ayat ' 00 N". < Tahun %&&- adalah sita umum atas semua kekayaan debitur pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan "leh kurat"r di bawah pengawasan hakim pengawas.

(10)

!eadaan pailit juga meliputi segala harta bendanya yang berada di luar negeri.'' )embaga kepailitan merupakan lembaga hukum yang mempunyai fungsi penting, sebagai realisasi dari dua Pasal penting dalam !07 Perdata yakni Pasal ''' dan Pasal ''% !07 Perdta mengenai tanggung jawab debitur terhadap utang3utangnya.

!epailitan memiliki asas3asas yang harus ditaati, baik dalam pengajuan  perm"h"nan pailit, dalam pr"ses kepailitan maupun dalam pelaksanaan eksekusi

harta pailit. *eberapa asas3asas kepailitan yang harus ditaati=

'. $sas perlindungan yang seimbang, seperti memperkenankan dilakukannya  penundaan eksekusi selama #& hari>

%. $sas kreditur untuk tidak menyetujui debitur dipailitkan, yang lebih lanjut akan dinilai "leh hakim>

. $sas kesempatan bagi debitur untuk memperbaiki>

-. $sas putusan pengadilan harus mendapatkan persetujuan para kreditur>

(. $sas undang3undang harus mengh"rmati pemegang hak separatis atau  pemegang jaminan.

Pernyataan pailit yang telah diputus "leh pengadilan niaga memiliki akibat hukum terhadap debitur, sebagaimana yang diatur dalam Pasal ''' !07 Perdata atas seluruh kekayaan debitur pailit, yang berlaku bagi semua kreditur k"nkuren dalam kepailitan untuk mendapatkan pembayaran atas seluruh piutang3piutang kreditur k"nkuren, sehingga terjadi sitaan umum terhadap seluruh harta kekayaan

11 Wirjono Prodjodikoro, Asas%asas Hukum Perdata Internasi$nal, et! 2, 67! 7an .or 9 8o!, hm! 140!

(11)

debitur yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kewajiban3kewajiban yang dimiliki  berdasarkan Pasal ''% !07 Perdata 4 pari pasu pro rata parte5.

Pernyataan pailit terhadap debitur dapat mengakibatkan debitur kehilangan segala hak perdata untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan yang telah dimasukkan ke dalam harta pailit. 7al ini selaras dengan ketentuan Pasal '? ayat ' dan Pasal ?# ayat ' 00 N". < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0 yang menjelaskana bahwa kurat"r berwenang melaksanakan tugas pengurusan dan  pemberesan atas harta pailit sejak tanggal putusan pailit diu9apkan, meskipun terhadap debitur mengajukan kasasi atau peninjauan kembali atas putusan pailit terhadap debitur.

1ebitur yang telah dinyatakan pailit tetap memiliki hak untuk melakukan  perbuatan hukum dalam menerima harta benda yang akan didapatkan, meskipun harta  benda yang akan didapatkan akan menjadi bagian dari harta pailit. 1ebitur yang telah dinyatakan pailit juga tetap memiliki hak untuk mengajukan perdamaian kepada para krediturnya dalam melakukan pembayaran atas sejunlah utang yang dimiliki "leh debitur. Perdamaian merupakan perjanjian antara debitur dengan para krditur untuk  menawarkan pembayaran sebagian dari utangnya dengan syarat, setelah debitur  melakukan pembayaran, debitur dibebaskan dari sisa seluruh utang yang masih dimiliki "leh debitur.

Perdamaian yang dilakukan setelah putusan pailit "leh debitur kepada para krediturnya memiliki '& akibat hukum, yaitu'%=

12 %unir #uad/, Hukum Pailit dalam Te$ri dan Praktik , PT 8itra Adit/a *akti, *andun+, 1''', hm! 11("11'!

(12)

'. Penerimaan perm"h"nan perdamaian, kepailitan berakhir>

%. !eputusan penerimaan perdamaian mengikat seluruh kreditur k"nkuren>

. Perdamaian tidak berlaku bagi kreditur separatis dan kreditur yang diistimewakan>

-. Perdamaian tidak b"leh diajukan dua kali> (. Perdamaian merupakan alas hak bagi debitur>

?. 7ak3hak kreditur tetap berlaku terhadap guarant"r dan rekan debitur> <. 7ak3hak kreditur tetap berlaku terhadap benda3benda pihak ketiga> @. Penangguhan eksekusi jaminan utang berakhir>

#.  Actio pauliana berakhir>

'&. 1ebitur dapat direhabilitasi nama baiknya. . Pranata Kepailitan Dala! Pr"#e# Kepailitan

Pr"ses kepailitan yang dilakukan terhadap debitur harus dilakukan dengan memperhatikan nilai keadilan dan nilai kapastian hukum, baik untuk debitur itu sendiri maupun untuk para kreditur. Pr"ses kepailitan harus dilakukan berdasarkan 00 N". < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0 dan hukum a9ara yang berlaku, karena kapilitan sangat berhubungan dengan hak kebendaan yang melekat pada debitur dan kreditur.

1alam 00 NA. < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0, dasar hukum melakukan penyitaan terhadap dalam Pasal %' yang menjelaskan bahwa :!epailitan meliputi seluruh kekayaan debitur pada saat putusan pernyataan pailit diu9apkan serta segala sesuatu yang telah diper"leh selama kepailitan;. etelah putusan pailit dinyatakan "leh pengadilan niaga kepada debitur, harta benda pailit diurus "leh kurat"r yang merupakan balai harta peninggalan atau perse"rangan yang diangkat "leh pengadilan niaga untuk mengurus dan membereskan harta debitur di bawah  pengawasan hakim pengawas, sehingga setiap gugatan yang bertujuan untuk 

mendapatkan pemenuhan perikatan dari harta pailit yang se9ara langsung diajukan

(13)

kepada debitur pailit, hanya dapat diajukan dalam bentuk lap"ran untuk pen9"9"kan kepada kurat"r .'

Pengadilan Niaga dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti 0ndang3undang N"m"r ' tahun '##@ tentang Perubahan atas 0ndang3undang tentang !epailitan yang ditingkatkan menjadi 00 N". - Tahun '##@ dan diperbarui dengan 00 N". < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0. Pengadilan Niaga dibentuk  dengan persyaratan dan k"mp"sisi hakim yang berbeda dengan hakim di pengadilan umumnya, seperti= hakim dalam pengadilan niaga tidak b"leh tersangkut perkara k"rupsi dan k"mp"sisi hakim dalam pengadilan niaga yang sebagian besar terdiri dari kalangan akademisi, selain setiap hakim dalam Pengadilan Niaga telah dibekali dengan te"ri, d"ktrin, dan aturan3aturan yang menjelaskan lebih lanjut mengenai substansi 00 NA. < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0.

$kibat khusus kepailitan terhadap perjanjian yang dibuat setelah putusan pailit yang dianggap merugikan kreditur maka akan dibatalkan "leh kurat"r, ke9uali  perikatan dapat menguntungkan harta pailit.

Perm"h"nan pailit dapat diajukan "leh debitur, kreditur, kejaksaan, *ank  nd"nesia, *adan Pengawas Pasar M"dal, dan Menteri !euangan diatur di dalam Pasal % ayat '> %> > -> (, dan Pasal % ayat ( 00 N". < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0.

1alam praktiknya, sebagian besar perm"h"nan kepailitan diajukan "leh para kreditur k"nkuren karena kreditur k"nkuren bukan merupakan kreditur yang dijamin  pelunasan utangnya, sebagaimana kreditur separatis dan kreditur preferen. !arena

13 Gunawan Widja/a, :!it, hm! 2!

(14)

kreditur preferen dan separatis telah dijamin dalam pelunasan utangnya. !reditur  separatis dan kreditur preferen juga dapat mengajukan perm"h"nan atas ke9urangan harta jaminan debitur yang telah terjual sebagaimana yang ter9antum dalam Pasal ?& ayat  00 N". < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0.

e9ara yuridis f"rmal, ketentuan Pasal % 00 NA. < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0 menjelaskan bahwa setiap perm"h"nan pernyataan pailit harus diajukan ke pengadilan niaga yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan pengadilan niaga yang meiliputi daerah tempat kedudukan hukum debitur. Putusan pailit yang telah diputus "leh pengadilan niaga dapat dilakukan upaya hukum dalam bentuk kasasi untuk putusan pailit yang belum memiliki kekuatan hukum tetap, sedangkan upaya hukum dalam bentuk peninjauan kembali untuk putusan pailit yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. 1asar hukum tentang !epailitan adalah 00  N". < tahun %&&-, dan Pasal ''' dan Pasal ''% !07 Perdata.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN

(15)

Pailit ialah k"ndisi "rang yang tidak mampu atau tidak mau membayar utang "leh kreditur atas utang3utangnya yang telah jatuh temp" dan dapat ditagih. !epailitan merupakan suatu pr"ses untuk mengatasi pihak debitur yang mengalami kesulitan keuangan dalam membayar utangnya setelah dinyatakan pailit "leh  pengadilan, karena debitur tidak dapat membayar utangnya, sehingga harta kekayaan yang dimiliki debitur akan dibagikan kepada kreditur sesuai dengan peraturan  perundang3undangan yang berlaku. !epailitan merupakan putusan pengad ilan.

!epailitan merupakan lembaga hukum yang mempunyai fungsi sebagai realisasi dari tanggung jawab debitur terhadap dan atas perikatan yang dilakukan sebagaimana diatur dan dimaksud dalam Pasal ''' dan Pasal ''% !07 Perdata. ketentuan Pasal % 00 NA. < Tahun %&&- tentang !epailitan dan P!P0 menjelaskan  bahwa setiap perm"h"nan pernyataan pailit harus diajukan ke pengadilan niaga yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan pengadilan niaga yang meiliputi daerah tempat kedudukan hukum debitur.

Putusan pailit yang telah diputus "leh pengadilan niaga dapat dilakukan upaya hukum dalam bentuk kasasi untuk putusan pailit yang belum memiliki kekuatan hukum tetap, sedangkan upaya hukum dalam bentuk peninjauan kembali untuk   putusan pailit yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.

DAFTAR PUSTAKA

7asyim, 2arida. %&&#. Hukum Dagang . 6akarta= inar Brafika Widij"wati, 1ijan. %&'%. Hukum Dagang . Y"gyakarta= CD $ndi

hubhan, 7adi. %&&#.  Hukum Kepailitan: Prinsip, orma, dan Praktik di Peradilan. 6akarta= !en9ana Prenada Br"up

Munir 2uady. '###. Hukum Pailit dalam !eori dan Praktik , *andung= PT Citra $ditya *akti

(16)

ent"sa embiring. %&&?.  Hukum Kepailitan Dan Peraturan Perundang"undangan #ang terkait dengan Kepailitan. *andung= CD Nuansa $ulia

Referensi

Dokumen terkait

Konjungtivitis flikten atau oftalmia fliktenularis adalah peradangan konjungtiva bulbar yang terjadi akibat adanya reaksi hipersensitivitas tipe IV terhadap bakteri

Vektor adalah arthropoda atau intervebrata lain, sebagai media penularan dan atau penyebaran penyakit, secara mekanis maupun biologis, melalui kemampuan

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Bagi siswa yang belum memahami tentang pokok-pokok informasi yang disajikan tentang cara menghasilkan energi listrik, peranan Indonesia dalam kerjasama sosial

Mengharapkan dengan hormat atas bantuan Saudara untuk mencukupi kebutuhan aspal kami, sebagaimana daftar pesanan berikut :. No Jenis

Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa disintegrasi dan perlunakan progresif, diikuti pertambahan pertumbuhan

Mann-Whitney U Test pada post-test kelompok perlakuan dan kontrol didapatkan hasil stres psikologis p=0,035 (p&lt;0,05) dan perilaku perawatan diri p=0,058 (p&gt;0,05) Kesimpulan dari

Uji moderasi digunakan untuk mengetahui hipotesis-3 yang menyatakan bahwa gender memoderasi hubungan antara Person Job Fit dan task performance dan hipotesis-4 yang