• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konsep Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

AKTIFITAS DAN LATIHAN

AKTIFITAS DAN LATIHAN

OLEH :

OLEH :

KELOMPOK 3

KELOMPOK 3

NURLAELA AGUSTINA

NURLAELA AGUSTINA

SUDIBYO

SUDIBYO

KAMINEM

KAMINEM

UTAMI

UTAMI

MIFTHAKUL SA’ADAH MIFTHAKUL SA’ADAH

RENATA FATMAWATI

RENATA FATMAWATI

SUSI IFANIDA

SUSI IFANIDA

WAHYU PEKAWATI

WAHYU PEKAWATI

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2016

2016

(2)

KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas antara lain: tulang, otot dan tendon, ligamen, sistem saraf dan sendi.

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup .

Latihan merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh

B. Jenis Aktivitas dan Latihan

Jenis aktivitas antara lain:

1. Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan  bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Aktivitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.

2. Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan  jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami aktivitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik.

Aktivitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan  batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel  pada system musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.

(3)

2. Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

Jenis latihan :

1. Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi.

2. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya tahan kardiovaskular.

3. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka pendek.

Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki kinerja sistem kekebalan tubuh, dan membantu mencegah penyakit kekayaan seperti jantung, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.

C. Faktor yang Mempengaruhi

1. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.

2. Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan aktivitas karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.

3. Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan, contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan aktivitas (sakit) karena budaya dan adat dilarang beraktivitas.

4. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.

5. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina, Depresi mood dan cemas.

(4)

D. Nilai Aktivitas dan Latihan

1. Kategori tingkat kemampuan aktivitas

Tingkat Aktivitas/Aktivitas

Kategori

0 Mampu merawat sendiri secara penuh 1 Memerlukan penggunaan alat

2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan

 peralatan

4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau  berpartisipasi dalam perawatan

2. Rentang gerak (range of motion-ROM)

Gerak Sendi Derajat Rentang Normal

Bahu Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari  posisi sampiong ke atas kepala, telapak

tangan menghadap ke posisi yang  paling jauh.

180

Siku Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke arah atas menuju bahu.

150

Pergelangan tangan

Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah  bagian dalam lengan bawah.

80-90

Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi

80-90

Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah belakang sejauh mungkin

70-90

(5)

sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.

Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke arah kelingking telapak tangan

menghadap ke atas.

30-50

Tangan dan  jari

Fleksi: buat kepalan tangan 90 Ekstensi: luruskan jari 90 Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke

 belakang sejauh mungkin

30

Abduksi: kembangkan jari tangan 20 Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari

 posisi abduksi

20

3. Derajat kekuatan otot

Skala Persentase Kekuatan Normal (%)

Karakteristik 

0 0 Paralisis sempurna

1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat

2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan

3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi

4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan

minimal

5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan tahanan penuh

(6)

E. Nilai-nilai normal tanda-tanda vital

1.  Nadi: 60-100x/menit ( dewasa)

2. Tekanan darah: 120/80mmHg (dewasa) 3. Pernafasan: 16-24x/menit (dewasa) 4. Lama istirahat / tidur:

Remaja: 7,5 jam/hari

Dewasa muda: 7-9 jam/hari Dewasa tengah: ± 7 jam/hari Lansia: ± 6 jam/hari

HY (tindakan penanganan) - Fisiotheraphy

- Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri

KONSEP ASUHAN PERAWATAN PASIEN DENGAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengkajian

Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan adalah sebagai  berikut:

1. Riwayat keperawatan sekarang

Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan kebutuhan aktivitas dan latihan.

2. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita

Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas. 3. Kemampuan fungsi motorik

Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.

(7)

Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri,  bangun, dan berpindah tanpa bantuan.

5. Kemampuan rentang gerak

Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki. 6. Perubahan intoleransi aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada system  pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya

mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang  berhubungan dengan perubahan system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah,

gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan t anda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.

7. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi

Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak. 8. Perubahan fisiologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan aktivitas dan iaktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam

mekanisme koping, dan lain-lain.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT NANDA

1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang akibat fraktur, dan nyeri.

2.  Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (neglected fraktur tibia fibula dekstra) 3. Kurangnya perawatan diri (self care deficit) : toileting, bathing, dressing/grooming,

(8)

4. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1 Gangguan aktivitas fisik  Definisi : Keterbatasan dalam kebebasan untuk

 pergerakan fisik tertentu  pada bagian tubuh atau

satu atau lebih ekstremitas

Batasan karakteristik: - Postur tubuh yang tidak stabil selama melakukan kegiatan rutin harian - Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik kasar - Keterbatasan kemampuan untuk melakukan keterampilan motorik halus - Keterbatasan ROM

- Usaha yang kuat untuk perubahan gerak Faktor yang

 berhubungan :

NOC :

v Mobility Level v Self care : ADLs v Transfer performance

Kriteria Hasil :

v Klien meningkat dalam aktivitas fisik

v Mengerti tujuan dari  peningkatan aktivitas

v Memverbalisasikan

 perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan  berpindah

v Memperagakan

 penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)

NIC :

Exercise therapy : ambulation

§ Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan § Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi

§ Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

§ Latih pasien dalam

 pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai

kemampuan

§ Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.

§ Berikan alat Bantu jika klien memerlukan.

§ Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan  bantuan jika diperlukan

(9)

- Kurang  pengetahuan tentang kegunaan pergerakan fisik - Tidak nyaman, nyeri - Kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler - Intoleransi aktivitas/penurunan kekuatan dan stamina

2 Nyeri akut

Definisi :

Sensori yang tidak menyenangkan dan  pengalaman emosional

yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri

Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan

NOC :

v Pain Level, v Pain control, v Comfort level

Kriteria Hasil :

v Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari  bantuan)

v Melaporkan bahwa nyeri  berkurang dengan

menggunakan manajemen nyeri

v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

v Menyatakan rasa nyaman

NIC :

Pain Management

§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor  presipitasi

§ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

§ Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui  pengalaman nyeri pasien

§ Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

§ Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

(10)

durasi kurang dari 6  bulan.

Batasan karakteristik : - Laporan secara verbal atau non verbal - Fakta dari observasi - Gerakan melindungi - Tingkah laku  berhati-hati - Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai) - Fokus menyempit (penurunan  persepsi waktu, kerusakan proses  berpikir, penurunan

interaksi dengan orang dan lingkungan)

- Perubahan dalam nafsu makan dan

minum

Faktor yang  berhubungan :

Agen injuri (biologi,

setelah nyeri berkurang v Tanda vital dalam rentang normal

untuk mencari dan menemukan dukungan

§ Kurangi faktor presipitasi nyeri

§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi

§ Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

§ Tingkatkan istirahat

§ Kolaborasikan dengan dokter  jika ada keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

(11)

kimia, fisik, psikologis)

3. Kurangnya perawatan diri(self care deficit)

NOC:

Perawatan diri ADL

Kriteria hasil:

v Klien secara mandiri mampu makan, berganti  pakaian, toileting, mandi,

merawat diri, menjaga

kebersihan diri dan menjaga kebersihan mulut

NIC:

Self-care assistance

§ Monitor kemampuan klien dalam melakukan ADL secara mandiri.

§ Monitor kebutuhan klien akan alat bantu dalam melakukan ADL.

§ Sediakan peralatan-peralatan  pribadi yang dibutuhkan klien

(seperti deodoran, pasta gigi, dan sabun mandi).

§ Bantu klien dalam melakukan ADL sampai klien mampu melakukannya dengan mandiri. § Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai

dengan tingkat kemampuannya. § Dorong klien untuk mandiri, tetapi bantu klien bila klien tidak  bisa melakukannya sendiri.

§ Ajari keluarga untuk

mendorong kemandirian klien, dan hanya membantu jika klien tidak mampu melakukannya sendiri.

§ Lakukan perawatan diri secara rutin.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan,buku 1. Jakarta: Salemba Medika

Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 3. Jakarta: EGC. Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2000. Nursing Outcomes Classification

(NOC) second edition. USA: Mosby.

McCloskey, Joanne and Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classification second edition. USA: Mosby.

 North American Nursing Diagnosis Association. NANDA nursing diagnoses: definitions and classification 2007-2008. Philadelphia: The association.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah yang ditimbulkan oleh penderita stroke non haemorragic sangat kompleks yaitu adanya gangguan-gangguan fungsi vital otak seperti gangguan keseimbangan, gangguan

keperawatan pada TN.A dengan prioritas masalah kebutuhan dasar gangguan.

sebesar 0,841 atau 84,1%, ini berarti variabel Hasil Belajar Ekonomi dipengaruhi oleh variabel Persepsi siswa tentang keterampilan Guru mengajar, Konsep diri dan Aktivitas

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan

Hasil studi kasus menunjukan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat dengan masalah keperawatan gangguan

HASIL PENELITIAN Berdasarkan Hasil pengkajian pada tanggal 17 Februari 2020 jam 07.00 WIB didapatkan hasil keluhan utama keluarga Ny.P mengalami nyeri perut saat bergerak, dengan skala

Penelitian tentang Hubungan Aktivitas Media Sosial Akun Instagram @alfamartgemabudaya_balaraja dengan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan yaitu variabel X atau variabel bebas adalah