• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT UEU Keperawatan Dasar I Pertemuan 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PPT UEU Keperawatan Dasar I Pertemuan 1"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Ety Nurhayati.S.Kp.,Ns.Sp.Kep.Mat
  • Sekolah: Universitas Esa Unggul
  • Mata Pelajaran: Ilmu Keperawatan
  • Topik: Konsep dan Prinsip Kebutuhan Aktivitas dan Latihan
  • Tipe: PPT
  • Tahun: 2018

I. Konsep dan Prinsip Kebutuhan Aktivitas dan Latihan

Bagian ini membahas definisi aktivitas dan latihan, menekankan pentingnya mobilitas bagi pemenuhan kebutuhan hidup. Diuraikan berbagai definisi aktivitas dan latihan dari beberapa ahli, seperti Kozier (1989), Hincliff (1999), Carpenito (2000), dan Priharjo (1993), yang memberikan perspektif berbeda namun saling melengkapi. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman multiperspektif tentang konsep fundamental keperawatan dasar. Secara pedagogis, perbedaan definisi ini mendorong mahasiswa untuk menganalisis dan mensintesis informasi, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan memahami konteks aplikatif dalam praktik keperawatan. Bagian ini juga mencakup tabel yang mengklasifikasikan tingkat aktivitas berdasarkan kemampuan perawatan diri, yang sangat bermanfaat untuk asesmen pasien. Diagram sistem tubuh yang berperan dalam aktivitas, seperti tulang, otot, tendon, ligamen, dan sistem saraf, juga dijelaskan secara rinci. Hal ini memperkuat pemahaman mahasiswa tentang dasar fisiologis aktivitas dan mobilitas.

1.1 Pengertian Aktivitas dan Latihan

Sub-bagian ini menjabarkan definisi aktivitas sebagai energi atau keadaan bergerak yang vital bagi pemenuhan kebutuhan hidup, serta definisi latihan sebagai gerakan aktif untuk menjaga kinerja otot dan postur tubuh. Perbedaan dan hubungan antara aktivitas dan latihan dijelaskan secara jelas dan ringkas. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman konsep dasar yang mendasari intervensi keperawatan terkait mobilitas. Secara pedagogis, penjelasan yang lugas dan ringkas memudahkan mahasiswa untuk memahami konsep inti, sehingga memudahkan mereka dalam menerapkan pengetahuan ini pada kasus klinis.

1.2 Nilai Aktivitas dan Latihan

Sub-bagian ini menyajikan tabel klasifikasi tingkat aktivitas berdasarkan kemampuan perawatan diri. Tabel ini sangat penting dalam asesmen keperawatan karena memungkinkan perawat untuk mengukur tingkat kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Nilai akademisnya terletak pada aplikasi praktis dari konsep aktivitas dan mobilitas dalam konteks asesmen pasien. Secara pedagogis, tabel ini memberikan gambaran yang jelas dan terstruktur bagi mahasiswa untuk memahami berbagai tingkatan kemampuan fungsional pasien, yang akan berguna dalam merencanakan intervensi keperawatan yang tepat.

1.3 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas

Sub-bagian ini menjelaskan peran sistem muskuloskeletal dan saraf dalam aktivitas. Penjelasan rinci tentang fungsi tulang, otot, tendon, ligamen, dan sistem saraf dalam mendukung mobilitas memberikan dasar anatomi dan fisiologi yang kuat. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman interaksi kompleks antara berbagai sistem tubuh dalam mendukung aktivitas. Secara pedagogis, uraian ini membantu mahasiswa untuk memahami landasan biologis dari aktivitas dan mobilitas, yang penting untuk memahami implikasi dari gangguan mobilitas.

II. Kebutuhan Mobilitas dan Immobilitas

Bagian ini mengkontraskan konsep mobilitas dan immobilitas, menjelaskan berbagai jenis mobilitas (penuh dan sebagian, temporer dan permanen), dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Definisi mobilitas dan immobilitas dari Potter & Perry (2005), Barbara Kozier (1995), dan Susan J. Garrison (2004) disajikan. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman yang komprehensif tentang spektrum mobilitas dan faktor-faktor yang dapat membatasi mobilitas pasien. Secara pedagogis, penjelasan jenis-jenis mobilitas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya membantu mahasiswa untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai masalah mobilitas yang mungkin dihadapi pasien.

2.1 Jenis Mobilitas

Sub-bagian ini menjelaskan berbagai jenis mobilitas, membedakan antara mobilitas penuh dan sebagian, serta mobilitas temporer dan permanen. Setiap jenis dijelaskan dengan contoh kasus yang relevan, memperkuat pemahaman mahasiswa tentang perbedaannya. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman nuansa perbedaan tingkat mobilitas pasien. Secara pedagogis, penggunaan contoh kasus membuat mahasiswa lebih mudah memahami dan mengingat konsep yang dijelaskan.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas

Sub-bagian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas pasien, mencakup gaya hidup, budaya, tingkat energi, proses penyakit atau cedera, dan usia. Penjelasan masing-masing faktor disertai contoh, memperkuat pemahaman mahasiswa tentang kompleksitas faktor yang dapat membatasi mobilitas. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman multifaktorial yang memengaruhi mobilitas. Secara pedagogis, penjelasan faktor-faktor dan contohnya memudahkan mahasiswa untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko pada pasien dan merencanakan intervensi yang tepat.

2.3 Jenis Immobilitas

Sub-bagian ini membahas berbagai jenis immobilitas, meliputi fisik, sosial, emosional, dan intelektual. Setiap jenis dijelaskan dengan contoh kasus, membantu mahasiswa memahami berbagai implikasi dari immobilitas. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman dampak yang luas dari immobilitas. Secara pedagogis, uraian jenis immobilitas dan contohnya memudahkan mahasiswa untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang dapat dihadapi pasien akibat immobilitas dan merencanakan intervensi keperawatan yang holistik.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Immobilisasi

Sub-bagian ini menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi immobilisasi, yaitu faktor fisiologis, psikososial/emosional, dan perkembangan. Penjelasan masing-masing faktor disertai penjelasan dampaknya terhadap sistem tubuh dan kondisi psikososial. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman faktor penyebab immobilisasi dari berbagai perspektif. Secara pedagogis, klasifikasi faktor-faktor yang jelas dan terstruktur memudahkan mahasiswa untuk memahami penyebab immobilisasi dan merencanakan intervensi yang komprehensif.

2.5 Perubahan Sistem Tubuh Akibat Immobilitas

Sub-bagian ini membahas perubahan sistemik akibat immobilitas, meliputi metabolisme, cairan dan elektrolit, gizi, gastrointestinal, pernapasan, kardiovaskuler, muskuloskeletal, integumen, eliminasi, perilaku, dan postur tubuh. Penjelasan setiap perubahan disertai mekanisme dan implikasinya. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman komprehensif tentang dampak fisiologis immobilitas. Secara pedagogis, penjelasan yang sistematis memudahkan mahasiswa untuk memahami dan mengingat berbagai komplikasi immobilitas dan merencanakan pencegahan dan penanganannya.

III. Kebutuhan Mekanika Tubuh dan Ambulasi

Bagian ini mendefinisikan mekanika tubuh dan menjelaskan prinsip-prinsipnya, serta berbagai gerakan dasar dalam mekanika tubuh (menahan, memutar, bergerak, mengangkat, menarik). Definisi mekanika tubuh dari Kozier dkk. (2004) dan Alimul A. Aziz (2006) dijelaskan. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman pentingnya mekanika tubuh yang tepat untuk mencegah cedera dan meningkatkan efisiensi gerak. Secara pedagogis, penjelasan gerakan-gerakan dasar dan prinsip-prinsip mekanika tubuh mempersiapkan mahasiswa untuk melakukan tindakan keperawatan yang aman dan efisien.

3.1 Definisi Mekanika Tubuh

Sub-bagian ini menjelaskan definisi dan prinsip dasar mekanika tubuh, menekankan pentingnya penggunaan tubuh yang aman dan efisien. Penggunaan kutipan dari sumber terpercaya memberikan validitas akademis. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman konsep dasar mekanika tubuh. Secara pedagogis, definisi yang jelas dan ringkas memudahkan mahasiswa untuk memahami dan mengingat konsep inti.

3.2 Gerakan Dasar Mekanika Tubuh

Sub-bagian ini membahas berbagai gerakan dasar mekanika tubuh, seperti menahan, memutar, bergerak (ambulasi), mengangkat, dan menarik. Penjelasan disertai ilustrasi dan contoh. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman aplikatif dari prinsip mekanika tubuh. Secara pedagogis, uraian gerakan-gerakan dasar disertai contoh mempermudah mahasiswa untuk memahami dan menerapkan prinsip mekanika tubuh dalam praktik.

3.3 Faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh

Sub-bagian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi mekanika tubuh, meliputi status kesehatan, nutrisi, emosi, situasi dan kebiasaan, gaya hidup, dan pengetahuan. Penjelasan masing-masing faktor disertai contoh, memperkuat pemahaman mahasiswa tentang berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan mekanika tubuh. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman multifaktorial yang memengaruhi mekanika tubuh. Secara pedagogis, penjelasan faktor-faktor disertai contoh memudahkan mahasiswa untuk menganalisis faktor-faktor risiko pada pasien dan merencanakan intervensi yang sesuai.

3.4 Kesalahan dalam Penggunaan Mekanika Tubuh

Sub-bagian ini menjelaskan dampak negatif dari kesalahan dalam penggunaan mekanika tubuh. Penjelasan dampak kesalahan pada sistem muskuloskeletal dan risiko kecelakaan memberikan pemahaman penting tentang pentingnya penerapan mekanika tubuh yang benar. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman implikasi dari penggunaan mekanika tubuh yang salah. Secara pedagogis, penjelasan dampak negatif kesalahan dalam mekanika tubuh meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya penerapan teknik yang tepat untuk keselamatan pasien dan diri mereka sendiri.

IV. Standar Operasional Prosedur (SOP) Posisi Pasien dan Range of Motion (ROM)

Bagian ini menjelaskan SOP berbagai posisi pasien (Fowler, Semi Fowler, Sim, Trendelenburg, Dorsal Recumbent, Litotomi, Genu Pectoral, Supinasi, Pronasi) dan latihan ROM (aktif dan pasif), termasuk indikasi, kontra indikasi, dan prosedur pelaksanaannya. Uraian lengkap mengenai ROM termasuk gerakan-gerakan pada berbagai persendian tubuh dan tabel rentang gerak normalnya. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman prosedur keperawatan standar dalam praktik. Secara pedagogis, uraian SOP dan tabel rentang gerak membantu mahasiswa untuk memahami dan mempraktikkan keterampilan keperawatan yang penting.

4.1 SOP Posisi Pasien

Sub-bagian ini menjelaskan berbagai posisi pasien yang umum digunakan dalam praktik keperawatan, termasuk definisi, tujuan, indikasi, kontra indikasi, dan alat yang dibutuhkan. Penjelasan setiap posisi disertai gambar sehingga memudahkan pemahaman mahasiswa. Nilai akademisnya terletak pada penguasaan prosedur keperawatan standar. Secara pedagogis, uraian SOP posisi pasien disertai gambar mempermudah mahasiswa untuk memahami dan mempraktikkan keterampilan keperawatan dalam memberikan posisi pasien yang aman dan nyaman.

4.2 Prosedur Pelatihan ROM

Sub-bagian ini membahas latihan ROM, termasuk definisi, tujuan, manfaat, jenis (aktif dan pasif), indikasi, kontra indikasi, dan gerakan-gerakan ROM pada berbagai sendi. Tabel rentang gerak normal untuk masing-masing sendi disajikan secara detail. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman prosedur dan prinsip latihan ROM. Secara pedagogis, uraian yang lengkap dan terstruktur disertai gambar memudahkan mahasiswa untuk memahami dan mempraktikkan latihan ROM dengan benar dan aman.

4.3 Pemeriksaan Kekuatan Otot (MMT)

Sub-bagian ini menjelaskan prosedur Manual Muscle Testing (MMT), termasuk langkah-langkah pemeriksaan dan kriteria penilaian kekuatan otot. Penjelasan yang detail dan terstruktur disertai kriteria hasil MMT. Nilai akademisnya terletak pada pemahaman teknik asesmen kekuatan otot. Secara pedagogis, uraian yang sistematis memudahkan mahasiswa untuk memahami dan melakukan prosedur MMT dengan benar.

V. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Mobilitas

Bagian ini membahas pengkajian, pemeriksaan diagnostik, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan mobilitas, misalnya fraktur. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul dijelaskan bersama dengan tujuan, kriteria hasil, rencana tindakan, rasional, dan implementasinya. Nilai akademisnya terletak pada penerapan proses keperawatan dalam menangani pasien dengan gangguan mobilitas. Secara pedagogis, uraian proses keperawatan yang sistematis membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

 Metode metode seperti fermentasi, kultur jaringan dan rekayasa genetik, terbukti mampu menghasilkan produk produk bioteknologi yang bermanfaat... Sejarah

Kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, seperti aktifitas sehari-hari, aktifitas

• Kadar gloukosa didaloam darah menjadi sangat tinggi -> terjadi gangguan ginjalo karena gloukosa yang disaring daloam ginjalo tidak dapat diserap kembaloi ,terjadi.

• Ilmu Anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dengan cara menguraikan tubuh melalui potongan – potongan bagian tubuh dan hubungan organ tubuh

Epilepsi  kumpulan gejala  otak, ditandai  gangguan kesadaran, motorik, sensorik, otonom, psikis, tiba-tiba dan sesaat,  disfungsi sel saraf otak (lepas aktivitas