1 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS, KASAR DAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK USIA
PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN TAHUN DI PAUD AL KHOLIFAH DESA SELOREJO MOJOWARNO JOMBANG.
Sulis Diana1, Elyana Mafticha1, Ferilia Adiesti1 1Prodi D-3 Kebidanan , Poltekkes Majapahit Mojokerto
Jl. Raya Gayaman Jabon Km.02 Mojoanyar Mojokerto HP: 082234209942 email : diana.sulis6@gmail.com 1. LATAR BELAKANG
Usia emas atau golden ages disebut sebagai masa kritis perkembangan atau Critical periode pada saat ini stimulasi yang spesifik dibutuhkan anak(Soetjiningsih,2008). Pada saat golden ages, perkembangan anak sangat ditentukan oleh factor genetic (nature) dan lingkungan (nurture) Santrock, 2004). Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.. Salah satu bentuk perkembangan yang harus dicapai anak yaitu terutama motorik, karena merupakan aspek penting dalam perkembangan terutama usia 4-6 tahun (Adriana, 2011).
WHO (World Health Organitation) melaporkan bahwa 5-25 % dari anak-anak usia pra-sekolah menderita disfungsi otak minor,termasuk gangguan perkembangan motorik (WHO dalam Sidiarto,2011). Menurut Depkes RI (2006) bahwa 0,4 juta (16%) balita di Indonesia mengalami gangguan perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Berdasarkan data Dinas kesehatan tingkat I Propinsi Jawa Timur 2010 untuk deteksi tumbuh kembang balita di Jawa Timur ditetapkan 80% tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14%. (Yunita Syaiful, 2012).
2 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
Perkembangan motorik kasar dan halus sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan oleh anak, semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. (Sudiarto, 2012). Stimulasi perkembangan sangat diperlukan, hanya saja beberapa lembaga pendidikan dalam pembelajaran kurang menstimulasi perkembangan anak didik, salah satunya di PAUD al-Kholifah berdasarkan pengamatan dan hasil studi pendahuluan masih belum diterapkan brain gym, masih gerakan olah raga biasa yang masuk pada kurikulum yang bersifat konvensional dan penyedian ruang bermain outdoor, belum ada aktivitas yang khusus..
a. Rumusan Masalah
apakah ada pengaruh Brain gym terhadap peningkatan perkembangan motorik halus, kasar dan prestasi belajar pada anak usia prasekolah usia 4-6 tahun di PAUD Al-Kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang.
b. Tujuan penelitian
Mengetahui pengaruh Brain gym terhadap peningkatan perkembangan motorik halus, kasar dan prestasi belajar pada anak usia prasekolah usia 4-6 tahun di PAUD Al-Kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang.
2. SUBJEK DAN METODE
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan Time series design pre test post tes pada kelompok eksperimen (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan di PAUD AL Kholifah Desa Selolero Kec. Mojowarno Kab. Jombang pada Taman Kanak-kanan (TK) usia (4-6 tahun). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini pengumpulan dokumentasi informasi tentang nilai-nilai pembelajaran, laporan perkembangan siswa dan aspek praktis selama penelitian. Observasi dilakukkan menggunakan instrument
3 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
penelitian yaitu KPSP (Kuesioner Pra Screning Perkembangan) Riyadi,2012). Gambaran dari rancangan penelitian:
Lampiran 1 Tabel 1*
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 80 orang dengan menggunakan teknik sampel purposive sebanyak 60 anak pada kelompok eksperimen. Tempat penelitian PAUD Al Kholifah desa selorejo Mojowarno Jombang. Data dianalisis dengan uji statistik wilcoxon sign rank test untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Pada penulisan hasil eksperimen pre-test dan post-test one group design ini pengolahan data dan analisa datanya adalah setelah data terkumpul kemudian ditabulasi di uji Wilcoxon rang test dan untuk menguji pengaruh brain gym terhadap motorik halus, brain gym terhadap motorik kasar dan brain gym terhadap prestasi belajar anak. Kemudian kita uji bersama-sama dengan uji multivariate regresi ganda. (Campell, Donald dan Juan C. Stanley, 1997).
3. HASIL –HASIL
A. Karakteristik Responden.
Hasil perhitungan distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 35 anak (58.3%), sedangkan berdasarkan umur anak rata-rata 60 bulan sebesar 30 anak (50.0%).
B. Pengaruh Brain Gym terhadap perkembangan Motorik Kasar. Lampiran 1 Tabel.2.
Hasil penghitungan distribusi frekuensi sebelum perlakuan didapatkan bahwa perkembangan motorik Kasar yang sesuai sebanyak 28 anak (46.70%), sedang yang mengalami penyimpangan sebanyak 11 anak (18.20%). Sesudah dilakukan Brain Gym didapatkan peningkatan pada perkemangan motorik Kasar yang sesuai sebanyak 40 anak (66.70%) dan yang mengalami penyimpangan hanya 1 anak (1.70%).
Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa ( b: 1.267; %[CI95: 1.151 s/d 1.382] Z : -3.080; p =0.002) sehingga ada perbedaan
4 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
perkembangan motorik kasar sebelum dan sesudah diberi treatmen brain gym.
C. Pengaruh Brain Gym terhadap perkembangan Motorik Halus.. Lampiran 1 Tabel 3
Hasil penghitungan distribusi frekuensi sebelum perlakuan didapatkan bahwa perkembangan motorik halus yang sesuai sebanyak 26 anak (43,30%), sedang yang mengalami penyimpangan sebanyak 6 anak (13.30%). Sesudah dilakukan Brain Gym didapatkan peningkatan pada perkemangan motorik halus yang sesuai sebanyak 38 anak (63,30%) dan yang mengalami penyimpangan berkurang menjadi 6 anak (10%).
Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa (b: 1.167; %CI95: 1.070 s/d 1.264; Z: 2.977; p = (0.003) sehingga ada perbedaan perkembangan motorik halus sebelum dan sesudah diberi treatmen brain gym.
D. Pengaruh Brain Gym terhadap Prestasi Belajar. Lampiran 1 Tabel 4
Hasil penghitungan distribusi frekuensi sebelum perlakuan didapatkan bahwa prestasi belajar sebagian besar mulai bisa sebanyak 31 anak (51.70%), sedang yang belum bisa sebanyak 1 anak (1.70%). Sesudah dilakukan Brain Gym didapatkan peningkatan prestasi belajar sebagian besar berkembang sesuai harapan sebanyak 17 anak (50%) dan yang belum bisa tidak ada atau 0 (0%).
Hasil uji wilcoxon menunjukkan bahwa (b: 3.100; %CI95: 2.918 – 3.282; Z : -4.087 ; p =0.001)sehingga ada perbedaan perkembangan prestasi sebelum dan sesudah diberi treatmen brain gym. PEMBAHASAN.
A. Pengaruh Brain Gym terhadap perkembangan Motorik Kasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa murid-murid TK menemukan simbol (huruf atau gambar) dapat mengkomunikasikan
5 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
arti.. Latihan gerakan motorik kasar merupakan dasar untuk pengendalian motorik halus (Paul E. Dennison, 2008). Perkembangan motorik kasar dan halus sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan oleh anak, semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. (Sudiarto, 2012).
Perkembangan motorik anak menurut departemen pendidikan nasional (2010) yaitu pada usia 4 tahun kemampuan motorik anak mulai mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat. Walaupun demikian pada usia ini anak masih mengalami kesulitan dalam menggunakan koordinasi gerakan motorik( santika, 2013). B. Pengaruh Brain Gym terhadap perkembangan Motorik
Halus.
Penelitian ini sesuai dengan penjelasan (Paul Dennison, 2012) bahwa senam otak dapat meningkatkan koordinasi motorik halus. Dengan pemberian stimulasi brain gym kepada anak, akan melatih koordinasi mata dan tangan sehingga semakin sering anak berlatih semakin mudah pula anak melakukannnya, bisa karena biasa melakukan stimulasi tersebut (Diana, 2015). Dengan latihan yang rutin anak akan lebih memahami masalah yang diberikan sehingga lama-kelamaan dapat memecahkan masalah dan melatih kebiasaan motorik halusnya, apabila anak dilatih atau diberi stimulasi yang membosankan akan membuat anak cepat jenuh sehingga sering tidak menghiraukan pendidik (Aprilia,2009).
Para murid melakukan kreativitas, bermain, dan inovasi. Coretan ganda membantu pengembangan keterampilan kerjasama kedua mata, koordinasi mata-tangan, dominasi tangan, pemusatan pengelihatan ke suatu titik yang dekat, dan kegunaan bidang pengelihatan tengah. Selain memelihara otak secara fungsional,
6 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
senam otak juga sangat menyenangkan seperti halnya bermain, murid akan bersemangat dalam mengikuti setiap gerakannya karena
memang membutuhkan konsentrasi (Afrilia,2013). Selain
menyenangkan gerakan senam otak juga sederhana sehingga dapat dilakukan kapan saja, proses senam otak juga tidak membutuhkan bahan dan peralatan yang sulit. Selain itu senam otak juga menyelaraskan kemampuan beraktivitas dan berpikir pada saat yang bersamaan, serta menjaga kelenturan maupun keseimbangan tubuh, salah satunya tangan dan jari-jemari. Dengan pemberian senam otak secara teratur akan memberikan stimulasi terhadap otak sehingga meningkatkan koordinasi mata dan tangan yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halu anak (Eliasa, 2007).
C. Pengaruh Brain Gym terhadap Prestasi Belajar
Senam otak sangat menyenangkan dan meningkatkan mood belajar sehingga belajar terasa lebih mudah seperti bermain. Maka dari itu senam otak diberikan sebelum pelajaran dimulai atau disela-sela pelajaran ketika anak mulai bosan dengan pelajaran untuk mengembalikan mood mereka. Senam otak juga melancarkan peredaran darah dan oksigen sehingga otak lebih rileks dalam penerimaan pelajaran (Hidayati, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Andriana D, 2011. Tumbuh Kembang dan terapi bermain anak, Jakarta . Salemba Medika.
Afrilia (2013). Tingkatkan Kualitas Kecerdasan Anak Dengan Brain Gym. http://mag.icreativelabs.com/ibudanbalita/pojokcerdas/tingkatkan-kualitas-kecerdasan-anak-dengan-brain-gym/540, diakses pada bulan April 2014 Jam 16.24 WIB.
7 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
Aprilia, 2009. Brain Gym 101.: Untuk kehidupan yang seimbang, Sulawesi utara. Yayasan Kinestilogy Indonesia
Campbell, Donald T, and Juan C.Stanley, 1997. Experimental and Quasi Experimentall design for Research Chicago, Rand Menally College. Dennisan Paul E, 2009. Panduan Lengkap Brain Gym. Jakarta. Grasindo. Diana.sulis, 2015. Lama tidur bayi usia 3-6 bulan yang mendapat perawatan
baby SPA di Rafani Baby SPA kec. Tanggulangin Kab. Sidoarjo. Repository.poltekkesmajapahit.ac.id.
Eliasa, Imania Eva (2007). Mari Bermain Otak Dengan Senam Otak. http://webcache., diakses pada bulan April 2014 Jam 16.28 WIB. Hurlock (2012). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Erlangga : PT. Gelora Aksara Pratama Maslihudin,2008. Perkembangan motorik halus dan kasar, Jakarta. Nursalam (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Riyadi, 2012. Ilmu Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika Ryan (2013). Pengertian Brain Gym atau Senam Otak Dan
Gerakan-Gerakan nya. http://webcache.googleusercontent.com Santrock,2007. Perkembangan Anak, Jakarta. Erlangga.
Sudiarto, 2012. Perkembangan Anak usia Dini. Jakarta. Prenata Media Group Sudiarto, 2013. Pengaruh senam otak terhadap peningkatan Motorik halus anak
usia 4-5 tahun di RA Baitul Mukmin. Malang.
8 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.
September 14 -15,2016
Santika (2013). Publikasi Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Peningkatan Motorik Halus.
http://repository.upi.edu/679/4/SPAUD080227 3_CHAPTER1.pdf, diakses pada bulan April 2014 Jam 16.37 WIB.
Yunita Saiful, 2012. Pengaruh terapi bermain origami terhadap perkembangan motorik halus, kognitif anak pra sekolah
LAMPIRAN 1
Tabel 1 . Rancangan Penelitian Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan
Perkembangan Motorik Halus, Kasar Dan Prestasi Belajar Pada Anak Usia Prasekolah Usia 4-6 Tahun Di Paud Al Kholifah Desa Selorejo Mojowarno Jombang.
Group Pre test Perlakuan Post tes
1 Y1Y2Y3 X Y4Y5Y6
Keterangan: (Campbell, Donald T and juan, 1997).
Tabel 2.Perkembangan Motorik Kasar sebelum dan sesudah diberikan Brain Gym pada anak PAUD usia 4-6 tahun di PAUD/TK Islam Al-Kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang
Perkembangan motorik Kasar Sebelum Persen % Sesuah Persen % sesuai 28 46.7 40 66.7 Meragukan 21 35.0 19 31.7 Menyimpang 11 18.3 1 1.7 Total 60 100 60 100
Tabel 3.Perkembangan Motorik Halus sebelum dan sesudah diberikan Brain Gym pada anak PAUD usia 4-6 tahun di PAUD/TK Islam Al-Kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang.
9 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia. September 14 -15,2016 Perkembangan motorik Halus Sebelum Persen % Sesudah Persen % sesuai 26 43.3 38 63.3 Meragukan 26 43.3 16 26.7 Menyimpang 8 13.3 6 10.0 Total 60 100 60 100
Tabel 4.Perkembangan Prestasi Belajar sebelum dan sesudah diberikan Brain Gym pada anak PAUD usia 4-6 tahun di PAUD/TK Islam Al-Kholifa Desa Selorejo Kec. Mojowarno Kab. Jombang.
Prestasi Belajar Sebelum Persen
% Sesudah Persen % Berkembang sangat Baik 11 18.3 18 30.0 Berkembang sesuai Harapan 17 28.3 30 50.0 Mulai Bisa 31 51.7 12 20.0 Belum Bisa 1 1.7 0 0 Total 60 100 60 100 Parameter Estimates
10 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia. September 14 -15,2016 Dependent Variable Pa ra me
ter B Std. Error t Sig.
95% Confi dence
Interv
al Partial Eta Squared
Lower Bound Upper Boun d motorik_halu s1 Int erc ept 1.700 .090 18.913 .000 1.520 1.880 .858 motorik_halu s2 Int erc ept 1.167 .049 24.046 .000 1.070 1.264 .907 motorik_kasa r1 Int erc ept 1.717 .098 17.469 .000 1.520 1.913 .838 motorik_kasa r2 Int erc ept 1.267 .058 22.002 .000 1.151 1.382 .891 prestasi_1 Int erc ept 2.633 .104 25.439 .000 2.426 2.840 .916 prestasi_2 Int erc ept 3.100 .091 34.017 .000 2.918 3.282 .951
11 |International Conference on Public Health. Best Western Premier hotel , Solo, Indonesia.