• Tidak ada hasil yang ditemukan

E-book Logam Korosi Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E-book Logam Korosi Mahasiswa"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Pemenuhan tentang buku keteknikan khususnya material & korosi belum optimal dilakukan oleh penerbit lainnya di Indonesia. Kendala utama yang dihadapi para mahasiswa yaitu kendala bahasa dan tebal buku sehingga adanya perasaan enggan untuk membaca buku-buku wajib (textbook) yang umumnya berbahasa asing. E-book ini dapat di sebar secara gratis.

Untuk menjawab permasalahan ini maka adanya buku saku tentang ringkasan singkat secara umum memaparkan masalah material dan korosi yang cukup membantu pada mahasiswa yang sedang belajar di bidang ini atau sekedar ingin mengetahui disiplin ilmu khusus ini.

Buku saku ini merupakan buku perdana yang masih jauh dari ideal sehingga saran dan kritik yang membangun kami sangat harapkan untuk kesempurnaan buku saku yang lebih baik dan saya dedikasikan sepenuhnya untuk mahasiswa yang sedang mendalami ilmu korosi logam

Penulis menyatakan ucapan terima kasih atas bantuan rekan-rekan seprofesi atas data-data pendukung untuk penulisan.

(3)

“ILMU BAGAIKAN SATU LILIN KECIL MENYALA DI DALAM RUANG BESAR, JIKA LILIN TERSEBUT BERBAGI API DENGAN LILIN – LILIN YANG LAIN NISCAYA MENERANGI RUANG BESAR BEGITU JUGA ILMU AKAN BERMANFAAT JIKA DIBAGI UNTUK ORANG LAIN” .

(GADANG PRIYOTOMO)

Jika ingin berdiskusi tentang material & logam, silahkan

layangkan ke Email : [email protected] , [email protected]

HP : 08151636652

GADANG PRIYOTOMO,ST

Staf peneliti Pusat Penelitan Metalurgi-LIPI

(4)

ILMU KOROSI

Fenomena alam dan material khususnya logam mempunyai suatu keterikatan dalam suatu sistem dan proses. Namun dalam suatu sistem tersebut terdapat suatu hubungan tidak sinergis atau berlawanan. Hubungan tersebut diimplementasikan dalam suatu proses kerusakan yang dinamakan korosi. Sebagian orang dalam bidang keteknikan khususnya di bidang kimia material, material dan mesin telah mengetahui arti dari korosi, tapi korosi (corrosion) selalu diartikan sama dengan istilah karat (rust). Kenyataannya kedua istilah tersebut selalu berhubungan satu sama lain .korosi adalah kerusakan material khususnya logam secara umum akibat reaksi dengan lingkungan.sekitarnya, sedangkan arti karat dikhususnya pada logam ferrous (besi). Hasil dari proses kerusakan berupa berbagai produk korosi misalnya berbagai macam oksida logam, kerusakan permukaan logam secara morfologi, perubahaan sifat mekanis, perubahan sifat kimia. Banyak jenis-jenis korosi, namun secara umum dapat dibagi dalam 12 jenis korosi.

1. JENIS-JENIS KOROSI SECARA UMUM :

a) KOROSI SERAGAM (UNIFORM CORROSION)

Sumber : NASA, corrosion division

Jenis korosi yang dikarakterisasikan oleh reaksi kimia atau elektrokimia dengan penampakan produk korosi dan peronggaan skala besar dan merata.

(5)

b) KOROSI DWI LOGAM (GALVANIK CORROSION)

Sumber : NASA, corrosion division

Jenis korosi yang terjadi antara dua buah logam dengan nilai potensial berbeda saat dua buah logam bersatu dalam suatu elektrolit yang korosif.

c) KOROSI CELAH (CREVICE CORROSION)

(6)

Jenis korosi lokal yang terjadi antara dua buah material baik logam-logam atau logam-non logam yang mempunyai celah antara keduanya yang mengakibatkan terjadinya perbedaan konsentrasi oksigen (differential oxygen).

LUBANG

d) KOROSI SUMURAN (PITTING CORROSION)

Sumber : Arsip penelitian Gadang Priyotomo,Jakarta

Korosi sumuran merupakan jenis korosi yang menyerang secara lokal selektif yang menghasilkan bentuk-bentuk permukaan lubang-lubang di logam.

e) KOROSI EROSI

(7)

Korosi erosi merupakan jenis korosi yang menggunakan proses mekanik melalui pergerakan relatif antara aliran gas atau cairan korosif dengan logam

f) KOROSI RETAK TEGANG (STRESS CORROSION CRACKING)

Sumber : NASA, Corrosion division

Korosi retak tegang merupakan jenis korosi yang disebabkan kehadiran secara simultan tegangan tarik (tensile stress) dan media korosif yang menyebabkan terjadi penampakan retak di dalam logam

g) KOROSI BATAS BUTIR (INTERGRANULAR CORROSION)

(8)

Korosi batas butir merupakan korosi yang menyerang secara lokal menyerang batas butir-butir logam sehingga butir-butir logam akan hilang atau kekuatan mekanik dari logam akan berkurang, Korosi ini disebabkan adanya kotoran (impurity) batas butir, adanya unsur yang berlebih pada sistem perpaduan atau penghilangan salah satu unsur pada daerah batas butir.

h) PELULUHAN SELEKTIF (SELECTIVE LEACHING/DEALLOYING)

Sumber : corrosion-doctors.org

Peluluhan selektif atau dealloying merupakan penghilangan salah satu unsur dari paduan logam oleh proses korosi.

i) FREETING CORROSION

(9)

Freeting corrosion merupakan jenis korosi yang terjadi pada dua permukaan kontak logam dengan beban yang besar bergerak dengan gerak vibrasi pada permukaan logam dasar di lingkungan korosif

j) PERONGGAAN (CAVITATION)

Sumber :corrosion-doctors.org

Peronggaan (cavitation): Peronggaan terjadi saat tekanan operasional cairan turun di bawah tekanan uap gelembung-gelembung gas yang dapat merusak permukaan logam dasar

k). PERONGGAAN (CAVITATION)

Sumber : Microbiologically influenced Corrosion of underground pipelines under the disbonded coating (Korea :KOGAS)

(10)

Korosi mikroba (microbial corrosion) : Korosi yang terjadi akibat aktivitas mikroba sebagai penyedia lingkungan yang korosif.

l). PERONGGAAN (CAVITATION)

Sumber : Arsip penelitian Khalid M. Al-Nabulsi,

Korosi perapuhan hidrogen ( hydrogen embrittlement corrosion) merupakan jenis korosi melalui kerusakan logam secara mekanik akibat kehadiran atau interaksi dengan hidrogen dari lingkungan.

2. PENCEGAHAN KOROSI

Proses korosi dapat dicegah dengan melihat berbagai aspek yang mempengaruhi proses korosi tersebut. Aspek-aspek dala pencegahannya yaitu :

2.1. SELEKSI MATERIAL

Metode umumnya yang sering digunakan dalam pencegahan korosi yaitu pemilihan logam atau paduan dalam suatu lingkungan korosif tertentu

Beberapa contoh material yaitu :

Baja karbon ; Logam struktur sering digunakan dengan menggunakan baja

karbon karena baja karbon secara ekonomis relatif murah, banyak sekali variasi jenis baja karbon dan dapat di kerjakan untuk permesinan, pengelasan dan dibentuk dalam berbagai bentuk. Beberapa jenis baja karbon dapat terjadi korosi perapuhan hidrogen (hydrogen embrittlement, korosi seragam, stress corrosion, korosi galvanik dan sebagainya

(11)

Baja stainless umumnya sebagai alternatif pengganti baja karbon. Banyak

jenis baja stainless yaitu martensitic stainless steel, ferritic stainless steel, austenitic stainless steel dan precipitation-hardening stainless steel. Umumnya austenitic stainless steel (seri 300) dengan unsur pembentuk utama besi dan unsur krom 18% dan nikel 8%. Jenis ini tahan terhadap korosi secara umumnya. Tapi kurang tahan terhadap korosi sumuran, korosi celah dan korosi retak tegang pada beberapa lingkungan

Paduan aluminium, Paduan aluminium umumnya digunakan di bidang

penerbangan, otomotif dan sebagainya dikarenakan mempunyai ketahanan terhadap korosi atmosfer, sayangnya sifat protektif dari lapisan film oksida aluminium yang membentuk paduan dapat pecah secara lokal dan akan mengakibatkan kegagalan korosi pada lokasi pecahnya lapisan protektif itu. Lapisan protektif atau lapisan pasif yang pecah akan mengakibatkan jenis korosi batas butir (intergranular corrosion) sehingga selanjutnya kan terjadi pelepasan butir-butir logam dari logam ke lingkungan (exfoliation corrosion)

Paduan tembaga; Perunggu dan kuningan umumnya digunakan untuk

material perpipaan, katup-katup dan perkakas (perabotan). Material tersebut rentan terhadap korosi reta k tegang (stress corrosion cracking) saat di lingkungan bersenyawa amonia, dealloying dan menyebabkan korosi dwi logam saat dipasangkan dengan baja atau struktur logam lainnya. Umumnya paduan-paduan tembaga relatif lunak sehingga rentan terjadi korosi erosi

Titanium : Titanium merupakan salah satu logam yang ada di alam namun

jumlahnya terbatas sehingga relatif mahal saat pembuatannya. Aplikasi logam umumnya ini sebagai bahan industri antariksa dan industri proses kimia. Dua jenis paduan titanium secara umum yaitu paduan ruang angkasa (aerospace alloy) dan paduan tahan korosi. Walaupun mempunyai ketahanan lebih dari materila logam lainnya, titanium dapat terjadi korosi celah.

(12)

2.2. PROTEKSI KATODIK DAN ANODIK

Proteksi katodik adalah jenis perlindungan korosi dengan menghubungkan logam yang mempunyai potensial lebih tinggi ke struktur logam sehingga tercipta suatu sel elektrokimia dengan logam berpotensial rendah bersifat katodikdan terproteksi

Proteksi katodik dibagi dua metode :

a. Arus tanding (impressed current)

Proteksi katodik dengan sistem arus tanding dilakukan dengan alat sumber arus dari luar, anoda yang digunakan umumnya tidak habis, umumnya digunakan saat kebutuhan arus tinggi dan lingkungan resistivitas tinggi

(13)

Proteksi katodik dilakukan dengan menghubungkan anoda tumbal ke struktur, prinsipnya untuk membuat suatu sel galvanik dengan mewakilkan anoda sebagai material kurang mulia yang akan habis saat interaksi galvanik

2.3. PELAPISAN (COATING)

Metode pelindungan logam terhadap serangan korosi adalah dengan pelapisan. Prinsip umum dari pelapisan yaitu melapiskan logam induk dengan suatu bahan atau material pelindung. Jenis-jenis pelapisan sebagai pelindung proses korosi dapat dibagi secara umum tiga bagian yaitu pelapisan organik , non organik dan logam.

a. Pelapisan logam dan non organik

Pelapisan dengan ketebalan tertentu material logam dan non organik dapat memberikan pembatas antara logam dan lingkungannya.

Metode pelapisan dengan logam :

1. Electroplating (Penyepuhan listrik) : Komponen yang akan dilapis dan batangan atau pelat logam direndam dalam suatu larutan elektrolit yang mengandung garam-garam logam bahan penyepuh. Kemudian suatu potensial diberikan ke dalam sel sehingga komponen sebagai katoda dan batangan logam penyepuh menjadi anoda, ion-ion logam penyepuh dari larutan akan mengendap ke permukaan komponen sementara dari anoda ion-ion terusa terlarut.

2. Hot dipping (Pencelupan panas) : Komponen dicelipkan ke dalam wadah besar berisi logam pelapis yang meleleh (dalam kedaan cair). Antara logam pelapis dan logam yang dilindungi terbentuk ikatan secara metalurgi baik karena terjadinya proses perpaduan antarmuka (interface alloying).

3. Flame spraying (Penyemprotan dengan semburan api) : Logam pelapis berbetuk kawat diumpankan pada bagian depan penyembur api dan meleleh kemudian segera dihembuskan dengan tekanan yang

(14)

tinggi menjadi butiran-butiran halus. Nutiran-butiran halus dengan kecepatan 100-150 m/s menjadi pipih saat menumbuk permukaan logam dan melekat.

4. Cladding: Lapisan dari logam tahan korosi dilapiskan ke logam lain yang tidak mempunyai ketahan korosi terhadap lingkungan kerja yang kurang baik namun dari segi sifat mekanik, fisik dsb baik.

5. Diffusion (pelapisan difusi) : Teknik mendifusikan logam pelapis atau pelapis bukan logam ke dalam lapisan permukanan logam yang dilindungi dengan membentuk selapis logam paduan pada komponen

b. Pelapisan Organik

Pelapisan ini memberikan batasan-batasan antara material dasar dan lingkungan. Pelapisan organik antara lain cat, vernis, enamel dan selaput organik dan sebagainya.

2.4. PERUBAHAN MEDIA DAN INHIBITOR a. Perubahan Media

Perubahan media lingkungan bertujuan untuk mengurangi dampak korosi. Parameter-parameter umum yaitu :

• Penurunan temperatur

• Penurunan laju alir larutan elektrolit

• Menghilangkan unsur oksigen atau oksidiser • Perubahan kosentrasi

b. Inhibitor

Inhibitor adalah suatu subtansi senyawa yang dimana ditambah dengan konsentrasi kecil ke lingkungan sehingga mengurangi laju korosi yang ada. Inhibitor dapat dikatakan sebagai katalis

DAFTAR PUSTAKA

(15)

2. Handbook committee.1987,ASM Handbook Volume 13 Corrosion,ASM International,New York

3. Roberge Pierre.1999, Handbook Of Corrosion Engineering. McGraw-Hill International,New York

4. Seon Yeob, Li dkk., Microbiologically influenced Corrosion of underground

pipelines under the disbonded coating, KOGAS, Korea.

5. Trethement, K.R. dan J.Chamberlain. 1988, Corrosion for Students of Science and

Engineering,Longman Group UK Limited,Inggris.

(16)
(17)

A

A

abrasi ( abrasion ) : (1) Pengikisan akibat adanya gesekan atau benturan antara satu

material dengan material lain (2) Proses gesekan,gerinda atau pengausan oleh proses gesekan

abrasif ( abrasive ) : Bahan untuk menggosok atau memoles permukaan benda keras

seperti logam dan kaca; abrasif alam biasa dipergunakan adalah intan, korundum, topaz, garnet, pasir kuarsa; abrasif buatan a.l. karborundum SiC dan gamma alumina

absorpsi (absorbtion) : Proses dimana molekul zat cair yang diambil oleh cairan atau

padatan dan didistribusikan ke dalam cairan atau padatan.

acicular ferit : Substruktur tidak beraturan ferit yang dibentuk melalui pendinginan

berlanjut dengan difusi campuran dan mode regangan transformasi yang dimulai pada temperatur yang lebih tinggi secara landai daripada temperatur transformasi untuk

upper bainite.

adhesi (adhesion) : Gaya tarik menarik antara molekul atau atom-atom dua fasa

berbeda

adhesif (adhesive) : Material yang mengikat dua permukaan bersama

Aecm,Ae1,Ae3,Ae4 : Garis yang didefinisikan sebagai garis transformasi temperatur

pada diagram fasa Fe-Fe3C

aerasi ( aeration ) : Pengaliran udara ke dalam suatu proses dengan tujuan untuk (1)

menyediakan oksigen (2) membentuk gelembung udara pada proses flotasi

afinitas ( affinity ) : Kecenderungan selektif suatu unsur atau senyawa kimia untuk

membentuk ikatan kimia dengan unsur atau senyawa lain; secara termodinamis dinyatakan oleh besaran bebas reaksi

age Hardening : Pengerasan akibat proses penuaan (aging), biasanya setelah

pendinginan cepat atau pengerjaan pendinginan

age Softening : Penurunan spontan kekuatan dan kekerasan pada temperatur kamar

pada paduan regangan yang dikeraskan contoh paduan aluminium

aging : Perubahan sifat logam-logam tertentu dan paduannya yang terjadi pada

temperatur kamar atau peningkatan temperatur setelah pengerjaan panas atau perlakuan panas (quench aging pada paduan ferrous, natural & artificial aging pada paduan nonferrous)

air payau (brackish water) : (1) Air yang mempunyai nilai salinitas sekitar 0,5

hingga 17 bagian per ribu (2) Air yang mempunyai sedikit kadar garam dibandingkan air laut tapi tidak bisa diminum

AISI/SAE : Kepanjangan dari American Iron and Steel Institute / Society of

Automotive Engineers

aktif (active): Arah negatif potensial elektroda

aktivasi (activation) : Perubahan permukaan pasif logam ke keadaan aktif secara

kimia

aktivitas ion : Konsentrasi ion yang telah diluruskan dari deviasi kondisi ideal.

Konsentrasi dikali dengan koefisien aktivitas

alclad : Lembaran komposit dihasilkan dari ikatan paduan aluminium tahan korosi

(18)

alkalin (alkaline) : (1) mempunyai sifai alkali (2) mempunyai pH di atas 7

alnico : Paduan yang berisi aluminium, nikel dan kobalt digunakan untuk bahan

magnet permanen

alotropi ( allotropy ) : Kondisi zat yang berada dalam dua atau lebih bentuk;

mempunyai rumus kimia sama, tetapi sistem kristalnya berbeda, misal. besi alfa dan besi gamma

alumel : Paduan nikel berisi unsur pembentuk 2,5 % Mn, 2% Al, dan 1% Si,

umumnya digunakan sebagai komponen pirometrik termokopel

aluminisasi (aluminizing) : Pembentukkan aluminium atau pelapisan paduan

aluminium pada logam melalui proses hot dipping, hot spraying atau difusi

alumunium : Logam merah berwarna putih keperakan, rumus kimia Al, berat atom

26,98, nomor atom 13 dari sistem periodik unsur, berat jenis 2,7

amalgam : Paduan antara logam dan air raksa dalam bentuk padatan lunak/kenyal,

logam-logam yang dapat membentuk amalgam, msl. emas, nikel, platina, dan perak

amalgam emas ( gold amalgam ) : Paduan emas dengan air raksa yang membentuk

amalgam; amalgam dengan air raksa 15 % atau kurang

amorf (amorphous) : tidak mempunyai struktur kristal anaerobik : bebas udara

andheren(adherent) : Permukaan sebagai tempat ikatan adhesif angstrom (A) : 10-8

cm

Anil (anneal) : Istilah perlakuan pemanasan yang terdiri dari proses pemanasan dan

ditahan pada temperatur tertentu, diikuti dengan pendinginan dengan laju tertentu, digunakan umumnya pada material metalik yang lunak tapi secara simultan menghasilkan perubahan sifat atau mikrostruktur

anil difusi ( diffusion annealing ) : Perlakuan panas terhadap logam untuk

meningkatkan homogenitas dengan cara mendifusikan komponen

anil penuh (Full Anneal) : Perlakuan panas pelunakan dimana logam terekristalisasi

penuh saat tanur mendingin

anion : Ion negatif yang berpindah melalui elektrolit menuju anoda di bawah

pengaruh gradien potensial

anoda (anode) : Elektroda sel elektrolit saat proses oksidasi berlangsung.

anoda korban (sacrificial anode): Eketroda yang rentan terhadap korosi untuk memproteksi struktur tertentu

anoda pembantu (auxiliary anode) : Pada elektroplating, anoda tambahan diletakan

untuk meningkatkan rapat arus pada daerah tertentu katoda dan meningkatkan distribusi pelapisan

anoda galvanis ( galvanic anode) : Logam yang dalam seri galvanis yang relatif

lebih positif, sehingga dapat jadikan anoda korban untuk melindungi program diproteksi

anodisasi (anodizing) : Pembentukkan conversion coating pada permukaan logam

oleh oksidasi anodik, umumnya dilakukan pada aluminium.

anolit (anolyte) : Elektrolit yang berbatasan dengan anoda pada sel elektrolit

anomali ( anomaly ) : Kelainan sifat fisika, mekanika atau kimiawi batuan dari

keadaan normal, misal : anomali geokimia, anomali gravitasi, anomali udara bebas, anomali tahanan jenis, dan anomali Bouguer, anomali tegangan, anomali geokimia; Penyimpangan

(19)

API : Kepanjangan dari American Petroleum Institute

arah geser (shear direction) : Arah di dalam bidang geser dimana susunan

atom-atomnya yang paling berdekatan

arah slip ( slip direction ) : Arah kristalografi tempat terjadinya pergeseran gelincir;

sin. arah gelincir,

arah, penyearah arus ( rectifier ) : Komponen rangkaian nonlinier yang

membiarkan arus mengalir lebih banyak ke arah yang satu daripada ke arah kebalikannya

artificial aging : Aging di atas temperatur ruang

arus galvanik (galvanic current) : Arus listrik antara logam-logam atau konduktor

nom logam pada pasangan galvanik

arus garis panjang (long-line current) : Arus listrik melalui bumi dari daerah

anodik ke daerah katodik struktur logam

arus tanding (impressed current) : Arus listrik yang disuplai oleh alat daya listrik

ke sistem elektroda

asam (acid) : Material kimia yang terdiri dari ion-ion hidrogen (H+

) saat terlarut ke dalam air

ASTM : kepanjangan dari American Society for Testing and materials

atom : Partikel terkecil dari suatu unsur yang saling berinteraksi dengan atom yang

sejenis atau berbeda untuk membentuk suatu material

atomisasi : Dispersi logam cair menjadi partikel-partikel oleh pergerakan tekanan

cepat gas

ausforming : (1) Deformasi panas austenit metastabil dengan pengontrolan

temperatur dan waktu untuk menghindari pembentukkan produk transformasi non martensit (2) Deformasi secara termomekanik austenit sebelum transformasi untuk menghaluskan kembali ukuran butir

austempering : Perlakuan panas baja dimana austenit di dinginkan cepat dibawah

diagram berbentuk "dengkul" TTT dan ditahan secara isotermal untuk mendapatkan fasa bainit.

austenisasi (austenizing) : Pemanasan besi atau baja di atas temperatur eutektoid

untuk membentuk fasa austenit.

austenit (austenite) : (1) Larutan padatan satu atau lebih unsur pada baja FCC (2)

Larutan padatan satu atau lebih paduan ferrous ke dalam daerah transformasi (austenit parsial) atau di atas daerah transformasi (Austenit lengkap)

backfill : Material yang ditempatkan dalam lubang bor untuk mengisi ruang sekitar

anoda, vent pipe, alat-alat yang terkubur dalam sistem proteksi katodik

B

B

bainit (bainite) : (1) Ferit agregat bersifat metastabil dan sementit hasil dari

transformasi austenit pada suhu dibawah, daerah perlit tapi di atas Ms (martensit start temperatur) (2) Fasa dengan struktur sangat halus,mikrostruktur seperti bulu2 jarum merupakan hasil bentukan antar fasa ferit dan fasa sementit secara isotermal

(20)

baja alfa (α steel) : Bentuk BCC pada besi murni, stabil dibawah temperatur 910o C (1670oF) pada diagram fasa Fe-Fe3C

baja elektrik (electric steel) : Paduan baja dan silikon digunakan untuk karakterisasi

magnetik

baja HSLA : Kepanjangan dari High Strength Low Alloy ; Baja paduan rendah

kekuatan tinggi

baja karbon biasa (plain carbon steel) : Baja dengan tidak ada paduan tambahan

kecuali karbon

baja konstruksi (construction steel) : Baja berbutiran halus, baja pengerasan

setempat, baja perbaikan sifat, baja nitrida, baja pegas, baja kekuatan tinggi, baja katup, dll

baja kualitas (quality steel) : Menurut sifat penggunaan bahwa baja non paduan

maupun baja paduan, cocok untuk perlakuan panas

baja lunak (mild steel) : Baja kadar rendah yang ulet

baja maraging : Paduan baja bebas karbon berisi nikel dan unsur-unsur lainnya yang

membentuk martensite atau dikeraskan dengan pengendapan

baja masa (massa steel) : Menurut sifat penggunaan bahwa Baja tanpa paduan yang

spesifikasinya tidak mencakup penggunaan khusus dan tidak untuk perlakuan panas

baja mulia (noble steel) : Menurut sifat penggunaan bahwa baja yang mempunyai

tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan dengan baja kualitas

baja nirkarat dimantapkan (stabilized stainless steel) : paduan yang tidak rentan

terhadap korosi intergranular

baja paduan rendah (low alloy steel) : Baja selain mengandung karbon juga

mengandung elemen paduan lain namun tidak melebihi 5 %

baja paduan tinggi (high alloy steel) : Baja yang mengandung elemen lain selain

karbon melebihi 5 %

baja perkakas kecepatan tinggi (high speed tool steel): Karbon tinggi, paduan baja

tinggi yang mempunyai matrik yang kuat berisi banyak senyawa karbida ; digunakan untuk proses mesin

baja perkakas pengerjaan panas (hot working tool steel) : Baja perkakas

digunakan untuk logam-logam pengerjaan panas

baja setengah jadi : Hasil pabrik baja yang disediakan untuk diolah lebih lanjut

menjadi berbagai produk

baja stainless pengendapan pengerasan (precipitation-hardening stainless steel):

Baja stainless yang dapat dikaitkan dengan pengendapan perlakuan panas

baja stainless (stainless steel) : Paduan besi-krom yang berisi unsur krom cukup

untuk ketahanan terhadap korosi

baja stainless austenitik (austenitic stainless steel) : Baja stainless yang mempunyai

struktur sel FCC (Face Center Cubic) karena berisi unsur nikel

baja tanpa paduan (no alloy steel) : Baja tidak hanya mengandung besi dan karbon,

tetapi juga unsur lainnya

basa (basic) : Subtansi kimia dimana ion hidroksida (OH

-) terlarut ke dalam air batas butir (grain boundary) ; Cacat permukaan yang memisahkan butir kristal tunggal logam

batas elastis (elastic limit) : Titik dimana pembebanan yang diberikan akan

(21)

untuk pertama kalinya.

batas ketahanan (Endurance Limit) : Tegangan tarik terendah logam saat kondisi

kegagalan lelah (fatigue)

batas lelah (fatigue limit) : Tegangan maksimum dibawah yang material dapat

menahan nilai loop tegangan tak terhingga.

batas pemisahan (parting limit) : Konsentrasi minimum komponen yang lebih mulia

pada paduan, diatas "parting" tidak terjadi pada lingkungan spesifik

batas proporsional (proportional limit) : Daerah batas dimana kenaikan nilai dari

tegangan dan regangan berbanding lurus (proporsional)

beban (load) : Berat yang dibebankan kepada benda yang bersangkutan

berat atomik (atomic weight) : Berat satu mol (6,023 x 1023 atom) unsur yang

tergantung pada banyaknya proton-proton, elektron-elektron, dan neutron-neutron yang hadir di dalam atom.

besi tuang (cast iron): Paduan besi, karbon dan silikon yang berisi lebih dari karbon

2%.

besi tuang kelabu (gray cast iron) : Paduan besi-karbon yang berisi grafit berbentuk

serpihan di logam

besi tuang malleable (malleable cast iron) : Bentuk besi tuang dengan partikel grafit

dibentuk dari sementit besi tuang putih

besi tuang ulet (ductile cast iron) : Besi tuang berisi grafit sebagai nodular dibentuk

selama pembekuan

bidang geser (shear plain) : Bidang dengan rapat atom terpadat

bidang kubik (cubic plain) : Bidang tegak lurus terhadap yang lainnya pada sumbu

kristalografi kubik (isometrik) ; indeks miller {100}

bilangan koordinasi : Bilangan di dekat tetangga atom di unit sel

bilangan kuantum magnetik (ml) : Bilangan yang menggambarkan momen magnet

suatu elektron yang menyatakan orientasi

bilangan kuantum spin (m) : Bilangan menyatakan orientasi arah spin elektron

karena elektron itu sendiri berotasi pada sumbunya, yaitu searah dan berlawanan arah jarum jam

bilangan kuantum utama (l) : Bilangan kuantum orbital ; bilangan kuantum azimuth

; bilangan yang menyatakan tingkat sub-enersi di dalam tingkat enersi utama yang mewakili momentum sudut orbit elektron.

bilangan kuantum utama (n) : Bilangan yang menyatakan enersi elektron secara

umum dalam terminologi jarak antar inti yang mempunyai nilai 1 s/d 7

bilet (billet) : (1) Bentukkan material diperoleh dengan cara mengerol balok. 2)

Penampang berbentuk bujur sangkar atau persegi empat dengan panjang sisi antara 30-150 mm (3) Bagian logam setengah jadi yang dideformasi dengan proses rolling, tempa atau ekstruksi

blanking : Pemotongan lembaran logam dengan cetakan untuk membentuk

bagian-bagian logam

blushing : Pemutihan dan hilangnya kadar kilap umumnya pelapisan organik

disebabkan suatu campuran

body centered cubic (BCC) : Pengaturan atom-atom didalam unit sel kubus di tiap

ujung dan di tengah

(22)

brazing : Prosedur penggabungan logam yang melibatkan logam tidak sejenis paduan

braze bergabung pada temperatur di atas 800oF

brightener : Agen atau kombinasi agen ditambah pada bak elektroplating untuk

memproduksi deposit yang halus

C

C

cacat (defect) : Ketidaksempurnaan struktur material

cacat kristal ( crystal defect ) : Kelainan simetri kristal yang disebabkan oleh

bergeraknya bidang bebas, ketidakteraturan, pengotor, kekosongan, penyusupan, pergeseran, dan getaran pada kisi

cacat titik ( point defect ) : Kelainan simetri kristal pada satu atau kadang-kadang

dua kisi

cacat titik intertisi (interstitial point defect) : Cacat dimana sebuah atom

menduduki posisi yang umumnya tidak ditempati

cacat titik intertisi pengotor : Posisi intertisi yang ditempati oleh atom - atom

cacat titik intertisi sendiri : Posisi intertisi yang ditempati oleh atom material itu

sendiri

cacat titik subtitusi : Cacat dimana posisi atom regular ditempati oleh atom asing calorizing : Pemberian ketahanan untuk oksidasi permukaan besi atau baja dengan

pemanasan di dalam serbuk Aluminium pada suhu 800-10000C (1470-18300F)

carbonitriding : Proses pengerasan dimana material baja dipanaskan di atas

temperatur tranformasi terendah di atmosfer gas dengan komposisi yang menyebabkan absorbsi karbon dan nitrogen

celup cepat (queching) : Istilah dalam perlakuan panas yang berarti pendinginan

cepat untuk menghasilkan fasa dan sifat yang baru

closed die forging : Proses deformasi yang membentuk logam dengan proses

kompresi antara bentukan cetakan

coercive force : Daerah magnetik dibutuhkan untuk mendemagnetisasi material

ferromagnetik

coring : Segregasi di mikrostruktur peleburan

crazing : Jaringan-jaringan retakan yang terjadi pada permukaan yang dilapis

cyaniding : Proses pengerasan dimana material ferrous dipanaskan di atas daerah

temperatur terendah dalam larutan garam leleh berisi sianida yang menyebabkan absorbsi karbon dan nitrogen pada permukaan dan proses difusi

D

D

daerah chill (chill zone) : Mikrostruktur butir halus logam logam pertama kali

membeku dari cairan.

daerah elastis (elastic zone) : Daerah dimana perbandingan antara tegangan dan

regangannya adalah tetap (linear)

daerah GP (GP zone) : Pengendapan koheren inti-inti yang berhubungan dengan

(23)

daerah patah (fracture zone) : daerah dimana benda telah dilewatkan batas-batas

tegangan-regangan maksimum yang mampu ditahan oleh benda

daerah pengaruh panas (heat affected zone) : Perubahan mikrostruktur logam di

dekat daerah las

daerah plastis (plastic zone) : Daerah dimana terjadi deformasi plastis

daerah transpasif (transpassive region) : Daerah pada kurva polarisasi anodik,

mulia di atas daerah potensial pasif dimana ini merupakan peningkatan yang penting pada rapat arus (peningkatan kelarutan logam) sehingga potensial menjadi lebih positif

dapur oksigen basa (basic oxygen furnace) : Tungku pembersihan unsur-unsur pada

baja yang menggunakan oksigen dalam proses.

deaktivasi (deactivation) : proses penghilangan lebih dahulu unsur pokok korosi

aktif, biasanya oksigen dari cairan larutan korosif dengan pengontrolan korosi pada logam yang dapat dihabiskan atau alat kimia lainnya, dengan demikian membuat larutan kurang korosif

debu logam (metal dusting) : Penurunan yang dipercepat logam di dalam gas-gas

karbon pada peningkatan suhu untuk membentuk seperti hasil korosi berbentuk debu

deep drawing : Metode pembentukkan dimana adanya aksi pelekukan dan

peregangan logam untuk membuat suatu bentuk.

deformasi elastis : Perubahan dimensi material oleh tegangan pada daerah elastis,

dimensi asli material akan kembali seperti semula saat tegangan tidak bekerja

deformasi plastis : Perubahan bentuk padatan logam disebabkan gaya dari luar

dekarburisasi : Kehilangan karbon dari lapisan permukaan paduan yang mengandung

karbon yang bereaksi dengan senyawa lain di media saat kontak dengan permukaan

dendrit : Kristal yang mempunyai pola percabangan seperti pohon, umumnya

ditemukan pada logam tuang yang didinginkan secara perlahan melalui daerah solidifikasi tertentu

densitas arus (current density) : Densitas arus anodik maksimum di dalam daerah

pada elektroda logam atau paduan yang menunjukan perlakuan aktif-pasif dalam lingkungan

densitas arus difusi terbatas (difussion limited currensy density) : Densitas arus,

sering mengacu pada pembatasan densitas arus yang dihubungkan dengan laju transfer maksimum dimana jenis khusus dapat menahan pembatasan difusi

deoksidaser (deoxidizer) : Material yang dapat ditambahkan ke logam cair untuk

menghilangkan kandungan oksigen

deposit/pelapisan calcareous : Lapisan terdiri dari campuran kalsium karbonat dan

magnesium hidroksida yang terdeposit pada permukaan secara katodik diproteksi

deret elektromotif (electromotive series) : Deret unsur-unsur disusun berdasarkan

potensial standar elektroda.

deret galvanik (galvanic series) : Daftar logam-logam dan paduan yang disusun

berdasarkan potensial korosi relatif di dalam lingkungan tertentu

dewetting : Kurangnya adheren suatu proses pateri suatu logam untuk digabung diagram Evans (Evans diagram) : Pengeplotan kerapatan arus pada sebuah skala

logaritma, garis polarisasi yang terbentuk akan linear

diagram fasa (phase diagram) : Diagram komposisi -temperatur yang menjelaskan

(24)

diagram fasa Pb-Sn (Pb-Sn diagram phase) : Diagram kesetimbangan dua fasa

paduan berisi timbal dan timah

diagram Pourbaix (Pourbaix diagram) : Diagram yang menampilkan kondisi

dimana logam akan terkorosi, tidak terkorosi atau mengalami kepasifan dilihat dari parameter potensial dan pH

diagram TTT : Diagram yang menggambarkan transformasi isotermal austenit pada

temperatur di bawah eutektoid

diamagnetik : Induksi daerah magnetik material yang lebih rendah daripada daerah

magnetik yang digunakan

die casting : Peleburan dan pembekuan logam di cetakan permanen bertekanan

difusi (diffusion) : Pergerakan atom- atom dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke

daerah yang berkonsentrasi rendah

diltometer : Peralatan untuk mengukur ekspansi atau kontaksi pada logam dari

perubahan-perubahan seperti faktor temperatur atau alotropi

dip brazing : Proses penggabungan logam dimana bagian-bagian yang digabung

dicelup ke dalam suatu tempat berisi paduan braze

dislokasi (dislocation) : Cacat linear pada kisi-kisi kristal

dislokasi sisi (edge dislocation) : Cacat linear disebabkan oleh sisipan lokal bidang

atom-atom ke dalam kisi-kisi kristal

dislokasi ulir (screw dislocation) : Cacat linear disebabkan oleh geseran bagian dari

kisi kristal

distorsi (distorsion) : Banyak penyimpangan dari bagian atau kontur yang diinginkan domain magnetik : Daerah magnetik yang mempunyai momen dipole tunggal

dye penetrant test : Pengujian tidak merusak pada permukaan cacat las.

E

E

efisiensi katoda : Efisiensi arus katoda

efisiensi korosi anoda : Perbedaan korosi sebenarnya (Kehilangan berat) anoda

dengan korosi secara teori (kehilangan berat) dihitung dengan menggunakan hukum faraday

ekstensometer : Peralatan untuk mengukur perubahan disebabkan oleh tegangan

suatu material

ekstruksi : Proses kompresi secara langsung dimana material dibentuk oleh tekanan

melalui cetakan

ekstruksi : Proses kompresi secara langsung dimana material dibentuk oleh tekanan

melalui cetakan

elektroda : Anoda atau katoda pada reaksi elektrokimia'

elektroda bipolar : Elektroda pada sel elektrolit secara mekanik disambung pada catu

dayatapiditempatkan didalam elektrolit antara anoda dan katoda

elektroda kalomel (calomel electrode) : Elektroda secara umum digunakan sebagai

elektroda referensi dari potensial pada pengukuran elektrometri keasaman dan alkalinitas, studi korosi, voltametri dan pengukuran potensial berbagai elektroda

elektroda kerja (working electrode) : Elektroda spesimen atau penguji dalam sel

(25)

elektroda pembantu (auxiliary electrode) : Elektroda umumnya digunakan dalam

proses polarisasi untuk melewatkan arus ke atau dari elektroda penguji

elektroda penghitung (counter elektrode) : Elektroda pada sel elektrokimia yang

digunakan untuk transfer arus ke atau dari elektroda uji

elektroda referensi (reference electrode) : Elektroda yang stabil dan reproducible

potential yang digunakan pengukuran potensial elektroda lainnya

elektrokimia (electrochemistry) : Kombinasi aliran arus listrik antara anoda dan

katoda yang mengalami perubahan kimia

elektrolisis (electrolysis) : Produksi dari perubahan kimia elektrolit dengan

mengalirkan arus melalui sel elektrokimia

elektrolit (electrolyte) : (1) Konduktor ionik (2) Cairan, sering disebut larutan yang

dapat menghantarkan arus listrik

elektron (electron) : Partikel subatomik negatif yang membawa arus listrik ; pada

atom orbit elektron mengelilingi inti positif

elongasi : (1)Perubahan panjang yang disebabkan oleh tegangan tarik luar, digunakan

sebagai acuan keuletan (2) Perubahan pada panjang atau diagonal suatu material disebabkan oleh pembebanan

energi aktivasi (activated energy): (1) Hambatan energi yang harus di atasi agar

reaksi dapat terjadi (2) Energi dibutuhkan untuk inisiasi reaksi metalurgi sebagai contoh aliran plastis,difusi dan reaksi kimia.

equilibrium : Energi terendah atau kondisi lebih stabil

erosi (erosion) : Kerusakan logam atau material lainnya oleh proses abrasi pergerekan

cairan, umumnya dipercepat oleh kehadiran partikel-partikel padatan.

etsa dalam (deep etching) : Etsa pada permukaan logam untuk observasi pada

perbesaran sepuluh diameter atau kurang untuk penampakan bagian-bagian tertentu seperti segregasi, retakan, porositas dsb

eutektik (eutectic) : Reaksi tetap dimana daerah cairan membentuk dua daerah

padatan saat proses pendinginan

eutektoid (eutectoid): Rekasi tetap dimana daerah padatan membentuk dua padatan

yang berbeda saat pendinginan.

F

F

face centered cubic (FCC) : Kisi kubus kristal yang memiliki atom-atom di ujung

kubus dan di tengah permukaan kubus.

faktor kumpulan atomik (atomic packing factor) : Fraksi unit sel yang ditempati

oleh atom-atom.

faktor sumuran (pitting factor) : Rasio kedalaman hasil lubang paling dalam dari

korosi dibagi dengan rata-rata penetrasi yang dihitung dari kehilangan berat

fasa (phase) : Bagian yang homogen secara kimia dari mikrostruktur ferit (ferrite) : Fasa BCC paduan Fe-Fe3C

ferromagnetik (ferromagnetic) : Material yang mempunyai induksi medan magnet

terbesar daripada yang digunakan

ferrous : Material berisi besi sebagai unsur utama

(26)

katoda selama proses elektrolisis

fluiditas : Kemampuan logam cair untuk mengalir dan masuk ke lubang cetakkan fluks (flux) : Material yang meleleh dan melindungi logam-logam selama proses

pemanasan saat penggabungan dua logam, bidang pengelasan

formabilitas :Mampu bentuk saat deformasi plastis fusi (fusion) : proses pelelehan

G

G

galvanisasi : Baja pelapisan dengan seng untuk ketahanan korosi

galvanistatik (galvanistatic) : Teknik eksperimental saat elektron menjaga pada arus

tetap dalam elektrolit

galvanodimanik (galvanodynamic) : Merujuk cara saat arus secara berlanjut

bervariasi pada laju yang dipilih, digunakan pada elektroda dalam elektrolit

galvanometer : Alat untuk mengukur aliran arus dalam sel korosi basah

galvanostep : Merujuk pada teknik dimana elektroda dipolarisasi di dalam deret

kenaikan atau penurunan

gangguan elektrokimia (electrochemical noise) : Fluktuasi potensial atau arus serta

keduanya disebabkan dari variasi tidak terkontrol dalam proses korosi

GMAW : kepanjangan Gas-Metal arc Welding ; Pengelasan busur gas-logam

gram atom (atomic gram) : Jumlah unsur dimana massanya dalam gram sama

dengan berat atom itu sendiri

GTAW : Kepanjangan dari tungsten arc welding ; Pengelasan busur

gas-Tungsten

H

H

hexagonal close- packed (hcp) : Sistem kristal logam dengan bentuk heksagonal

yang mempunyai atomic packing factor tertinggi

homogenisasi : Perlakuan panas temperatur tinggi untuk mereduksi ketidakseragaman

komposisi

hubungan Hall-Petch (Hall-Petch relation) : Rumus yang menerangkan kekuatan

sebagai fungsi ukuran butir

hujan asam (acid rain) : Pengendapan amosfer dengan pH di bawah 5,6 hingga 5,7.

Pembakaran minyak fosil untuk panas dan listrik merupakan faktor penting pembentukkan oksida nitrogen dan sulfur yang diubah ke dalam nitrit dan asam sulfurik sebagai air hujan.

hukum Fasa Gibbs (Gibbs phase rule) : Hubungan secara termodinamik antara

jumlah komponen-komponen dan fasa-fasa yang ada dalam keseimbangan

hukum Hume-Rothery (Hume-Rothery rule) : Hukum tentang kelarutan

(27)

I

I

ikatan atom (atomic bond) : Gaya yang menyebabkan terikatnya atom-atom ; ikatan

interatomik

ikatan hydrogen (hydrogen bond) : Ikatan yang mengikat rantai polimer

membentuk polimer padat

ikatan ion (ionic bond) : Ikatan antara ion-ion unsur didasarkan gaya tarik menarik

elektrostatik

ikatan kovalen (covalent bond): Ikatan atom-atom dengan pembagian

elektron-elektron valensi masing atom

ikatan logam (metal bond) : Ikatan atomik dengan pembagian elektron-elektron

dengan jarak berdekatan tiap-tiap atom tetangga ; ikatan kovalen bergerak

ikatan Van Der Waals (Van Der Waals bond) : Gaya tarik-menarik dari dipol

listrik pada suatu atom atau molekul apabila puat listrik positif dan negatif terpisah

impak (impact) : Metode untuk pengukuran ketahanan material dimana spesimen

ditumbuk dengan gaya kinetik

impedansi elektrokimia (electrochemistry impedance) : Ketergantungan frekuensi,

faktor nilai kompleks proposionalitas, dE/dI, antara potensial/arus yang digunakan (applied potensial) dan arus/tegangan respon pada sel elektrokimia.

imunitas (imunity) : Keadaan ketahanan suatu korosi atau pelarutan secara anodik

pada logam disebabkan stabilitas termodinamik logam

inhibitor : (1) Zat tambahan untuk mencegah korosi (2) Subtansi kimia atau

kombinasinya, saat hadir dengan konsentrasi tepat pada lingkungan untuk mencegah atau mengurangi korosi

inhibitor anodik (anodic inhibitor) : (1) Subtansi kimia atau campuran yang

menjaga atau mengurangi laju reaksi anodik atau oksidasi (2) subtansi kimia atau campuran yang menjaga atau mengurangi laju reaksi anodik atau oksidasi dengan cara meningkatkan polarisasi anoda melalui reaksi ion-ion logam terkorosi menghasilkan selaput pasif tipis atau lapisan garam menyelimuti katoda.

inhibitor katodik (cathodic inhibitor) : (1)Senyawa bereaksi dengan ion hidroksida

mengendapkan senyawa tidak larut ke permukaan katoda menyelimuti katoda dari elektrolit untuk mencegah oksigen masuk (2) Subtansi kimia atau campuran yang menjaga atau mereduksi laju rekasi katodik /reduksi

inklusi nonlogam : Kotoran seperti oksida atau sulfida yang terjebak di dalam

padatan logam atau paduan

inspeksi partikel magnetik fluoresen : Inspeksi dengan partikel magnetik kering

atau suspensi cairan, partikel dilapis dengan subtansi fluorense untuk meningkatkan visibilitas indikasi

intertisi : Atom yang masuk ke dalam lubang atau kisi-kisi kristal isotermal : Reaksi yang berlangsung pada temperatur tetap

(28)

K

K

kaidah campuran : Istilah bidang komposit untuk menyatakan keadaan ideal bagi

sifat fisik atau mekanis suatu bahan komposit

kapiler Luggin-Habber (Luggin-Habber capillary) : Alat yang digunakan dalam

pengukuran potensial elektroda dengan densitas arus yang siknifikan yang ada pada permukaannya

karbida (carbide) : Campuran metalik dibentuk dengan karbon yang memiliki titik

lebur tinggi dan kekerasan panas yang tinggi

karbon temper (tempered carbon) : Bentuk grafit yang tidak beraturan dibentuk di

besi tuang malleable

karbonisasi : Pengubahan subtasi organik ke bentuk unsur karbon

karbonitriding : Proses pengerasan pada material ferrous dipanaskan di atas

temperatur transformasi terendah pada atmosfer gas yang menyebabkan penyerapan karbon dan nitrogen pada permukaan dan difusi mencipatkan gradiem konsentrasi

karburisasi : Absorbsi dan difusi karbon ke dalam paduan padatan ferrous dengan

pemanasan pada temperatur diatas Ae3.

kation : Ion positif yang berpindah melalui elektrolit menuju katoda dipengaruhi

gradien potensial

katoda (cathode) : (1) Elektroda pada sel elektrolit yang bereaksi proses reduksi (2)

Elektroda sel galvanik yang menerima elektron - elektron dan tidak ada proses korosi

katolit (catholyte) : Elektrolit yang berbatasan dengan katoda sel elektrolit

kaustik (caustic) : (1) pembakaran atau korosif (2) Hidroksida logam lunak seperti

sodium hidrosida atau potasium hidroksida

keauasan lelah permukaan (surface fatigue wear) : Keauasan yang dihubungkan

dengan gejala fatik pada bahan

keausan abrasif (abrasive wear) : Keausan yang terjadi apabila permukaan yang

lebih keras dan kasar meluncur di atas permukaan yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi ke permukaan yang lebih lunak oleh partikel yang keras

keausan adhesif (adhesive wear) : Keausan yang terjadi pada dua permukaan logam

yang saling kontak sehingga terjadi pelekatan

keausan korosif (corrosive wear) : Proses keausan yang dipengaruhi oleh

lingkungan, terutama adalah lingkungan yang korosif

kegagalan (failure) : Kejadian sewaktu komponen tidak lagi mampu memenuhi

fungsi pemakaiannya dengan baik

kegagalan berserabut (fibrous failure) : Kegagalan dimana permukaan

dikarakteristikkan oleh penampakkan bulu-bulu halus

kegagalan getas (brittle failure) : Kegagalan dengan sedikit atau tidak adanya

deformasi plastis

kegagalan kristalin (crystalline failure) : Kegagalan polikristalin logam

dikarakteristik oleh penampakan yang berbutir

kegagalan lekukan & kerucut (Cup & cone failure) : Kegagalan, umumnya

terlihat pada uji tarik pada material yang ulet

(29)

menyebabkan retak

kehilangan inti (core lose) : Kehilangan energi pada siklus magnetisasi tranformer

elektrik

kekerasan (hardness) : Ketahanan logam terhadap proses identasi misalnya pada

indentasi tipe brinnel, rockwell atau vickers

kekosongan (vacancy) : Cacat dimana satu atom hilang dari tempat kisi awal

kekuatan korosi retak (corrosion fatigue strength) : Maksimum tegangan berulang

yang dapat ditahan oleh logam tanpa terjadinya kegagalan pada kondisi korosi dari fatik, jumlah spesifik siklus tegangan dan periode waktu

kekuatan lelah (fatigue strength) : Tegangan maksimum yang dapat ditahan dengan

jumlah loop tanpa gagal

kekuatan luluh : Kekuatan paling besar yang mendeformasi logam hanya

mempunyai sifat elesitisitas

kekuatan maksimal (ultimate strength) : Tegangan maksimum yang dapat ditahan

oleh beban berdasarkan pada perhitungan perbandingan antara tegangan maksimum dan luas penampang melintang awal dari bahan

Kekuatan putus (fracture strength) : Sejumlah beban yang digunakan pada waktu

putus setiap luas penampang awal

kelembaban kritis ( critical humadity) : Kelembaban relatif tinggi dimana laju

korosi atmosfer beberapa logam meningkat dengan tajam

kemiringan Tafel (Tafel slope) : Kemiringan garis lurus suatu kurva polarisasi ,

umumnya terjadi lebih dari 50mV dari potensial sirkuit terbuka saat hadir dalam plot logaritmik volt per siklus logaritmik rapat arus

keramik (ceramic) : Material merupakan perpaduan antara logam dan non logam kerapuhan biru (blue brittleness) : Kerapuhan yang terjadi dari beberapa baja

setelah dipanaskan pada temperatur antara 200-3500C (400-7000F), khususnya jika baja bekerja pada temperatur yang meningkat

kerusakan peronggaan (cavitation damage) : Degradasi hasil bentukan padatan dari

yang terjadi karena peronggaan (termasuk kehilangan material,deformasi permukaan, perubahaan sifat bahan dan penampakaan)

ketahanan polarisasi (polarization resistance) : Kemiringan (dE/di) potensial

korosi pada kurva potensial (E) - rapat arus (i)

ketahanan retak,K1c : Nilai kritis faktor intensitas tegangan dibutuhkan untuk

proses propagasi retakan hingga selesai

ketangguhan (toughness) : Kombinasi kekuatan dan keuletan, umumnya untuk

pengukuran uji impak

ketidakikatan katodik (cathodic disbondment) : Kerusakan adhesi antara lapisan

dan substrat melalui produk reaksi katodik

keuletan (ductility) : Kemampuan untuk mendeformasi tanpa kegagalan, umumnya

dijelaskan dengan nilai persen elongasi atau persen reduksi area.

kinks : Jenjang yang memindahkan pergerakkan dislokasi pada geser yang sama kisi-kisi (lattices) : Susunan tiga dimensi posisi atom-atom yang membentuk kristal koefisien aktivitas : Karakteristik jumlah yang menggambarkan deviasi larutan dari

kondisi termodinamika ideal

koefisien difusi : Faktor yang mewakili secara proporsional jumlah subtansi dalam

(30)

waktu 1 detik

koefisien distribusi : Rasio konsentrasi fasa padatan dengan fasa cair selama proses

pembekuan

koherensi : Urutan kisi-kisi pengendapan dan fasa awal (pelarut) yang dijaga oleh

regangan dan tidak dipisahkan oleh garis fasa.

kompresi (compression) : Aksi tekan yang disebabkan oleh gaya langsung yang

bekerja.

konduktifitas (conductivity) : Kemampuan material membawa arus elektrik;

kebalikan dari resistivitas elektrik

konsentrasi tegangan : Intensifikasi beberapa tegangan dihubungkan ke faktor

geometri, juga dihubungkan ke propagasi retakan dan kegagalan.

konstanta kisi (lattice constant) : Panjang dari sumbu utama dari suatu sel satuan konstantan : Paduan nikel - tembaga digunakan untuk termokopel

korosi (corrosion) : Reaksi kimia atau elektrokimia antara material, umumnya logam

dan lingkungan yang menghasilkan penurunan sifat mekanik.

korosi aksi lokal (local action corrosion) : Korosi yang disebabkan oleh sel korosi

lokal pada permukaan logam

korosi anoda (anode corrosion) : Pelarutan logam yang bertindak sebagai anoda korosi arus liar (stray current corrosion) : Korosi disebabkan oleh arus listrik dari

sumber luar ke sistem struktur

korosi atmosfir (atmosphere corrosion) : Degradasi secara bertahap material akibat

kontak dengan substansi hadir di atmosfir

korosi batas butir (intergranular corrosion) : Korosi yang terjadi pada batas-batas

butir logam atau paduan

korosi biologi (biological corrosion) : Degradasi fungsi logam karena hasil aktifitas

metabolisme mikroorganisme

korosi celah (crevice corrosion) : Korosi pada permukaan logam yang berdekatan

pada daerah yang dilindungi dari ekspos penuh pada lingkungan karena berdekatan antara logam dan permukaan material lain

korosi deposit (deposit corrosion) : Korosi lokal di bawah atau di sekitar deposit

atau kumpulan unsur material di permukaan logam

korosi elektrokimia (electrochemistry corrosion) : Korosi yang terjadi ketika aliran

arus antara daerah katodik dan anodik pada permukaan logam

korosi erosi (erosion corrosion) : Aksi yang melibatkan proses korosi dan erosi pada

lingkungan pergerakan aliran korosif sehingga terjadi kehilangan material yang cepat

korosi filiform (filiform corrosion) : Korosi yang terjadi di bawah beberapa pelapis

yang membentuk secara acak tersebar seperti filamen-filamen

korosi freeting (freeting corrosion) : Penurunan interface antara permukaan kontak

sebagai hasil korosi dan oscillatory slip landai antara dua permukaan

korosi galvanik (galvanik corrosion) : Korosi yang dipercepat pada logam akibat

kontak listrik dengan logam lebih mulia atau konduktor non logam dalam elektrolit korosif

korosi grafitik (graphitic corrosion) : Penurunan unsur pokok metalik pada besi

tuang kelabu yang meninggalkan partikel grafit.

korosi katodik (cathodic corrosion) : Korosi dihasilkan dari kondisi katodik struktur

(31)

korosi lelah (fatigue corrosion) : Proses dimana perpatahan logam secara prematur

pada kondisi simultan korosi dan pembebanan secara berulang pada tingkat tegangan rendah atau siklus rendah

korosi makrosel (macro cell corrosion) : Korosi logam yang ada di dalam media

poros (sebagai contoh semen atau tanah) disebabkan oleh sel konsentrasi atau sel galvanik yang ada sebagai scale sekurang-kurangnya sama besar dengan dimensi terkecil utama bahan yang terkorosi ( sebagai contoh diameter batang atau pipa)

korosi mikroba (microbial corrosion) : Korosi yang diakibatkan oleh aksi

mikroorganisme di dalam lingkungan

korosi panas (hot corrosion) : (1) Korosi dengan mekanisme kombinasi antara

oksida dan reaksi-reaksi dengan belerang,natrium,vanadium dan pengotor lain yang terdapat di udara yang dihisap maupun dalam bahan bakar. (2) Korosi yang dipercepat pada permukaan logam yang menghasilkan dari efek kombinasi oksidasi atau reaksi dengan senyawa sulfur dan unsur pengotor lainnya, seperti klorida, untuk membentuk garam leleh pada permukaan logam yang fluks menghancurkan oksida proteksi normal

korosi retak tegang (stress corrosion cracking) : Proses retak yang membutuhkan

dua proses yang berkesinambungan yaitu proses korosi dan tegangan

korosi seragam (uniform corrosion) : Korosi yang terjadi dengan laju yang sama di

permukaan logam

korosi termogalvanik (thermogalvanic corrosion) : Hasil efek korosi dari sel

galvanik disebabkan oleh gradien temperatur sepanjang permukaan logam

kotoran (impurity) : Unsur-unsur yang tidah diinginkan dalam jumlah kecil

kristal (crystal) : Padatan yang terdiri dari atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul

disusun dalam suatu pola yang berulang-ulang dalam tiga dimensi

kristal sempurna (prefect crystal) : Kristal yang mempunyai keteraturan yang tidak

terbatas

kristalin (crystalline) : Pemisahan, biasanya dari fasa cair pada pendinginan, fasa

padatan kristalin

krusibel (crucible) : Tempat dimana logam dilebur kuningan (brass) : Paduan antara unsur tembaga dan seng

kurva pendinginan (coolong curve) : Diagram perlakuan panas yang menjelaskan

perubahan temperatur dengan waktu selama pendinginan dari temperatur tinggi

L

L

laju korosi (corrosion rate) : Banyaknya korosi terjadi dalam unit waktu, contoh :

perubahan massa per unit luas per unit waktu ; penetrasi per unit waktu)

laju pendinginan kritis (critical cooling rate) : Laju pendinginan berlanjut

dibutuhkan untuk menjaga transformasi yang tidak diinginkan.

lapis difusi (diffusion coating) : Metode mendifusikan logam pelapis atau pelapis

bukan logam ke dalam lapisan permukaan logam yang dilindungi untuk membentuk selapis logam paduan pada komponen

lapis listrik (electroplating) : Metode dimana komponen bersama dengan batangan

(32)

mengandung garam-garam logam lapis (plating metal)

lapis semprot ( spray coating) : Pelapisan dengan menggunakan semburan halus

partikel-partikel logam cair tekanan tinggi ke permukaan logam dasar.

lapis tempel (clad coating) : Kulit dari logam yang tahan korosi dapat dilapiskan ke

logam lain yang sifat-sifat rekayasa dibutuhkan untuk struktur

lapisan Helmholtz ( Helmholtz layer) : Salah satu lapisan ganda dari suatu distribusi

ion yang terletak dekat ke permukaan tempat dsitribusi muatan.

larutan padatan (solid solution) : Campuran larutan padatan logam di larutan

padatan logam membentuk paduan fasa tunggal

larutan padatan pengganti : Larutan dimana atom terlarut menggantikan atom

pelarut dalam struktur kristal

leleh panas (hot melt) : adhesif yang dilelehkan untuk penempelan liquidus : Garis diagram kesetimbangan fasa di atas hanya terdiri cairan logam aktif (active metal) : Logam yang rentan terhadap korosi

logam alkali (alkaly metal) : Logam pada grup IA pada sistem periodik

logam antara (intermetallic) : Unsur-unsur yang terbentuk dari atom-atom logam

dan mempunyai rumus kimia

logam dasar (base metal) : (1) Kehadiran unsur logam dengan kadar terbesar pada

paduan (2) Logam aktif yang larut membentuk ion-ion (3) Logam yang akan dipotong, solder atau dilas (4) Setelah pengelasan, bagian logam yang tidak melebur

logam mulia (noble metal) : Logam dengan potensial standar elektroda yang lebih

positif (mulia) daripada hidrogen

logam Muntz : Paduan tembaga- seng berisi 40% seng

M

M

magnet permanen : Material ferromagnetik yang telah dimagnetisasi

makroporositas (macroporosity) : Porositas logam lebur yang mempunyai ukuran

yang cukup besar

mampu keras (hardability) : Deskripsi kemampuan bagian baja untuk dikeraskan

melalui pendinginan cepat

mampu tarik (drawability) : Pengukuran mampu kerja logam pada proses tarik

istilah biasanya mengindikasikan kemampuan logam untuk proses tarik dalam (deep drawing)

martempering : Perlakuan panas untuk mencegah retak pendinginan cepat (quench)

dimana austenite didinginkan cepat di atas temperatur martensit awal, kemudian didinginkan perlahan-lahan untuk membentuk martensit

martensit (martensite) : Keras, Fasa tunggal besi-karbon dibentuk melalui

transformasi dimana proses difusi kurang berfungsi dari bentuk fasa austenit ke fasa martensit

meluncur (glide) : Proses pergerakkan dislokasi pada permukaan yang mengandung

keduanya, garis dislokasi dan vektor Burgers

metalurgi bubuk (powder metallurgy) : Proses pencampuran bubuk logam dan

bobok keramik, lalu dikempa dan disinter

(33)

garis-garis kotak diletakkan di atas foto sampel dihitung semua butir yang berpotongan pada garis dianggap setengah.

metode perbandingan : Membandingkan antara sampel dengan perbesaran 100 X

dengan grafik standar ASTM E112-63, maka dapat ditentukan ukuran butirnya.

metode planimetri (Jeffries) : Metode menggunakan lingkaran yang umumnya

berluas 5000 mm2. Pembesaran dipilih sehingga 75 butir yang berada di lingkaran dihitung jumlah total semua butir dalam lingkaran ditambah setengah jumlah berpotongan dengan lingkaran.

mikroporositas (microporosity) : Porositas secara mikroskopik besi tuang

mikrostruktur : Distribusi dan ukuran fasa paduan yang dapat dilihat melalui

mikroskop

modulus elastis (elastic modulus) : Rasio antara tegangan dan regangan selama

deformasi elastis

molaritas : Sejumlah konsentrasi dalam mol tiap liter monel : Paduan base nikel berisi unsur tembaga

mounting : Proses pemasangan untuk benda kerja yang kecil dan tidak beraturan agar

penanganan terhadap benda kerja lebih baik misalnya bidang metalografi

mulia (noble) : Arah positif (meningkatnya oksidasi) potensial elektroda

N

N

NDT : kepanjangan dari Non Destructive Test ; Uji tidak merusak neutron : Subatomik seperti proton dan elektron sebagai inti

nitriding : Metode pengerasan permukaan yang membentuk nitrida dengan

memadukan unsur-unsur di baja

nomor atom (atomic number) : Nomor yang berhubungan dengan nilai total

elektron-elektron atau proton-ptroton yang terjadi di dalam atom

nonferrous : Paduan yang tidak berisi unsur besi

normalisasi (normalization) : Austenisasi baja diikuti dengan pendinginan udara nukleasi (nucleation) : Tahap pertama fasa transformasi, sebagai contoh, nukleasi

butir-butir baru pada proses rekristalisasi

O

O

oksida hitam (black oxide) : Suatu hasil pada logam hasil pencelupan di dalam

garam hot oxidixing atau larutan garam

oksidasi (oxidation) : Kehilangan elektron oleh unsur-usnur reaksi kimia

oksidasi internal (internal oxidation) : Pembentukan partikel-pertikel terisolasi pada

produk korosi di bawah permukaan logam

P

P

(34)

yang lemah

paduan (alloy) : Material mempunyai sifat metalik dan merupakan campuran dua

atau lebih dari unsur kimia. contoh baja stainless, HSLA, dsb

paduan biner (binary alloy) : Paduan berisi dua komponen elemen

paduan nirbesi ( nonferrous alloy ) : Paduan logam tanpa unsur besi, misal.

kuningan, dan perunggu

paduan penunda ( alloy delay ) : Paduan yang menurunkan laju dekomposisi

austenit

paduan polinary : Paduan logam berisi lebih dari tiga unsur utama

paduan Ross ( Ross's alloy ) : Perunggu berkadar timah tinggi dengan komposisi Cu

68% dan Sn 32%

paduan seng (zinc alloy) : Paduan yang sebagian besar unsur seng sebagai komponen

utama

paduan titanium (titanium alloy) : Paduan titanium biasanya dengan unsur

tambahan aluminium, vanadium dan timah

panas kristalisasi ( heat of crystallization ) : Energi yang timbul atau diserap pada

pembentukan kristal dari larutan jenuh suatu senyawa

panas peleburan ( heat of fusion) : Energi yang dibutuhkan untuk mengubah zat dari

padat ke cair pada titik leburnya

panas pembakaran ( heat of combustion ) : Energi yang ditimbulkan pada waktu

reaksi pembakaran sempurna

panas pembentukan ( heat of formation ) : Panas yang dibutuhkan atau dikeluarkan

pada pembentukan ikatan kimia pada suhu dan tekanan tertentu

panas transisi ( heat of transition ) : Energi yang timbul atau diserap pada saat suatu

senyawa mengalami perubahan sistem kristal

panjat (climb) : Proses dimana dislokasi bergerak keluar dari permukaan bidang

luncur tegak lurus dengan vektor Burgers.

paramagnetik : Berhubungan dengan kecil atau tidak ada magnetisasi material di

medan magnetik

pasangan galvanik (galvanik couple) : Sepasang konduktor yang berbeda, umumnya

logam-logam dalam kontak listrik

pasif (passive) : Keadaan permukaan logam yang dikarakteristikan oleh laju korosi

yang rendah dalam daerah potensial yang secara kuat mengoksidasi logam

pasir ( sand ) : Pecahan batuan yang berukuran antara kerikil dan lanau, atau 1/16-2

mm pada skala Wentworth-Udden

pasir besi ( iron sand ) : Jenis bijih besi aluvial yang berbentuk pasir, banyak

terdapat di pantai selatan Pulau Jawa dan pantai barat Sumatera; rumus kimianya FeTiO3

pasir cetak ( foundry sand; greensand', molding sand ) : Pasir yang dicampur

dengan bahan pengikat, msl. bentonit dan resin, yang dipakai dalam pembuatan cetakan logam coran

pasir hitam ( black sand ) : (1) Pasir alam yang mengandung mineral berat, msl.

kromit, ilmenit, dan magnetit (2) Campuran pasir dengan batu bara, dipergunakan untuk lantai ruangan pengecoran

pasir silika ( silica sand ) : Pasir yang mengandung silika (SiO2) minimum 95 %, digunakan untuk bahan cetakan dan inti pada industri pengecoran logam; didapat

(35)

dengan cara pengolahan atau pun langsung dari alam

pasivasi (passivation ) : Metode untuk memperbaiki ketahanan korosi logam dengan

perlakuan logam atau lingkungan

pasivator (passivator) : Jenis inhibitor yang dapat merubah potensial logam lebih

menjadi mulia (positif) atau pasif

patahan tanulet ( anductility fracture ) : Kerusakan/patah karena perambatan retak

tanpa melalui deformasi plastis

pearlit : Struktur dua fasa eutektoid lamellar besi dan besi karbida

pecahan ( fracture ) : Sifat fisik mineral yang mempunyai kecenderungan untuk

pecah tidak beraturan; setelah melampaui batas elastis dan plastis

pelapisan (coating) : Lapisan-lapisan proteksi material tipis

pelapisan difusi ( diffusion coating ) : Pelapisan logam yang dilakukan dengan cara

mendifusikan logam pelapis kepada permukaan logam dasar pada temperatur tinggi sehingga terbentuk lapisan permukaan paduan

pelapisan konversi kimia (chemical conversion coating) : Pelapisan non metalik

protektif atau dekorarif menghasilkan in situ oleh reaksi kimia logam dan pemilihan lingkungan

pelapisan paduan (alloy coating) : kodeposisi dua atau lebih dua material metalik pelat : Bentukkan material diperoleh dari balok melalui proses pengerolan.

peleburan vakum (vacuum casting) : Peleburan logam dengan kondisi vakum untuk

menghindari kontaminasi unsur unsur lain

peleburan (casting) : (1) Bentuk yang dibuat melalui penuangan logam cair ke dalam

cetakan dan dibiarkan hingga membeku (2) Proses pengecoran logam untuk membentuk suatu bentuk.

pelepuhan (blister) : Bentuk sejenis bulatan/kubah ke atas pada permukaan hasil dari

(1) Kehilangan daya adhesi antara lapisan atau deposit dan logam dasar (2) Delaminasi pada keadaan tekanan gas yang terjebak pada logam di dalam daerah sub permukaan.

pelepuhan hidrogen (hydrogen blistering) : Pembentukan pelepuhan-pelepuhan di

atas atau di bawah permukaan logam dari tekanan hidrogen internal yang berlebih. (hidrogen dapat dibentuk selama pembersihan, pelapisan, korosi dsb)

peluluhan selektif (selective leaching) : Pelepasan netto sebuah unsur dari paduan;

demetalifikasi ; dealloying

pembentukan (forming) : Proses kedua untuk pembentukan akhir bagian logam pembersihan elektrolit (electrolit cleaning) : Proses penghilangan tanah, kerak, atau

produk korosi dari permukaan logam dengan menjadikan sebagai elektroda yang menghasilkan arus listrik pada dapur elektrolitik

pemisahan (parting) : Korosi selektif satu atau lebih komponen larutan padat paduan pemolesan (polishing) : Proses menghasilkan sampel yang bebas goresan halus

seperti pada permukaan cermin

pemolesan secara elektronik : Pemolesan dengan menggunakan arus listrik dan

dilarutkan pada kimia yang sesuai

pemolesan secara kimiawi : Pemolesan dengan menggunakan reaksi kimiawi untuk

mengikis permukaan sampel secara selektif dan terkendali dengan bantuan zat-zat kimiawi tertentu

(36)

menarik benih kristal secara perlahan-lahan dari lelehan

pencelupan panas (hot dipping) : Pencelupan suatu struktur/benda kerja ke dalam

bak berisi lelehan logam pelapis.

penciutan (necking) : Peristiwa deformasi setempat akibat regangan plastis

pendinginan cepat langsung (direct quenching) : Pendinginan cepat bagian-bagian

yang terkarburasi secara langsung pada batas-batas butir larutan padatan super jenuh

penetran celup (dye penetrant) : Penetran dengan pencelupan ditambah untuk

membuat lebih terlihat di bawah kondisi cahaya normal, biasanya dalam pengujian uji tidak merusak

pengamplasan : Proses untuk menghilangkan geram-geram yang terdapat pada

permukaan sampel sehingga akan terlihat lebih halus

pengasaman katodik (cathodic pickling) : Pengasaman elektrolit yang bekerja

adalah katoda

pengelasan (welding) : Proses penggabungan logam dimana adheren dilebur dan

menjadi bagian dari penggabungan dua logam

pengelasan busur (arc welding) : Proses pengelasan yang menggunakan energi

busur elektrik untuk pemanasan

pengelasan gas (gas welding) : Proses pengelasan yang menggunakan gas untuk

sumber energi

pengelasan laser (laser welding) : Proses pengelasan laser sebagai energi panas

pengelasan Oxyacetylene (oxyacetylene welding) : Pengelasan dengan

menggunakan energi dari pembakaran acetylene

pengelasan plasma (plasma welding) : Proses pengelasan menggunakan energi

plasma

pengelasan resistansi (resistance welding) : Proses pengelasan dimana panas

resistansi logam menyediakan energi

pengelasan seam (seam welding) : Pengelasan resistansi dibentuk oleh pergerakan

elektoda-elektroda roda

pengelasan sinar elektron (electron beam welding) : Proses pengelasan dimana

energi berasal dari sinar elektron di vakum

pengelasan termokompresi (thermo compression welding) : Lasan dibentuk oleh

kombinasi temperatur dan tekanan

pengelasan thermit : Lasan dibentuk oleh panas dari reaksi kimia logam pengisi pengelupasan (exfoliation) : Korosi yang berlangsung secara lateral dari daerah

inisiasi sepanjang bidang-bidang paralel ke permukaan, umumnya pada batas butir, pembentukan produk korosi yang memberi gaya logam jauh dari material, memberikan penampakan lapisan

pengendapan pengerasan (precipitation hardening) : Penguatan dengan

pemanasan larutan padatan super jenuh, menyebabkan peningkatan kekuatan pada pengendapan fasa baru

pengerasan bakar (flame hardening) : Pengerasan pendinginan cepat (quench)

dimana panas digunakan secara langsung dengan api

pengerasan logam ( hardening ) : Pengerasan logam dengan memanaskannya

sampai pada sekitar suhu kritisnya, kemudian diikuti proses pendinginan cepat

pengerasan penuaan (age Hardening) : Lihat pengerasan presipitasi

Gambar

TABEL PENTING KOROSI
TABEL KERENTANAN BERBAGAI LOGAM PADA BERBAGAI  LINGKUNGAN SECARA UMUM
TABEL KARAKTERISTIK BAKTERI DIHUBUNGKAN DENGAN KOROSI  DALAM TANAH
TABEL SERI GALVANIK LOGAM-LOGAM KOMERSIAL DAN PADUAN  PADA KONDISI DI AIR LAUT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Korosi merupakan fenomena kerusakan terjadi pada material logam karena bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Di dunia pendidikan, korosi galvanik

Korosi retak tegang (Stress Corrosion Cracking) adalah istilah yang diberikan untuk peretakan intergranular atau transgranular pada logam akibat kegiatan gabungan antara

Cat yang direkomendasikan agar digunakan untuk melindungi material logam khususnya besi dari korosi pada kondisi lingkungan tersebut, tidak boleh mengalami korosi

Metode polarisasi merupakan salah satu metode pengujian yang banyak digunakan untuk menentukan laju reaksi atau kinetika reaksi korosi yang terjadi pada logam.. Beberapa

Jenis korosi ini dapat terjadi pada permukaan material karena dipicu oleh lingkungan yang sangat korosif juga temperatur serta kontak udara lembab yang mempercepat

Korosi merupakan reaksi elektrokimia antara logam dan lingkungan yang menyebabkan karat dan menurunkan mutu logam, tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa terjadinya

Jenis korosi ini dapat terjadi pada permukaan material karena dipicu oleh lingkungan yang sangat korosif juga temperatur serta kontak udara lembab yang mempercepat

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperlambat suatu laju reaksi pada korosi, seperti membuat paduan logam yang berfungsi agar tidak terjadi korosi, melapisi bagian logam agar tahan