• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK

SISWA KELAS XI SMA Sri Mahdini1), Upik Yelianti1), Retni S. Budiarti)

1)

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Jambi Email: dhinibio09@gmail.com

Abstrak. Proses pembelajaran biologi tak bisa dipisahkan dari praktikum,

kehadiran praktikum sangat penting untuk tercapainya keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tidak cukup hanya dengan teori saja, namun untuk melaksanakan praktikum memiliki banyak kendala, misal tidak tersedianya bahan yang diperlukan untuk menunjang praktikum, tidak adanya tempat penyimpanan bahan yang memenuhi standar, keterbatasan alat-alat yang dibutuhkan, karena keterbatasan daya kelas untuk menampung siswa, perubahan fungsi laboratorium biologi menjadi ruang belajar sehingga untuk melakukan praktikum terkendala tempat yang layak. Selain itu, ilmu biologi terus berkembang dan alokasi waktu belajar formal yang disediakan bagi siswa tidak berubah, ini menjadikan rasio jumlah informasi biologi dan alokasi waktu yang tidak seimbang, yaitu terlalu banyak materi biologi yang harus dikuasai siswa dalam waktu yang relatif singkat sehingga untuk melaksanakan praktikum terkendala waktu.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran biologi berbasis laboratorium virtual yang didesain menggunakan program Adobe Flash CS5 pada materi praktikum uji zat makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengetahui kelayakan media pembelajaran biologi berbasis laboratorium virtual.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengadaptasi model pengembangan ADDIE. Ada 5 tahapan utama dalam penelitian ini, yang terdiri dari tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Produk media sebelum diujicobakan terlebih dahulu divalidasi oleh ahli media dan ahli materi. Media ini diujicobakan di SMAN 8 Muaro Jambi dan SMAN 5 Kota Jambi, ujicoba dilakukan pada kelompok terbatas dengan jumlah responden 12 orang.

Hasil penelitian merupakan media pembelajaran laboratorium virtual pada materi uji zat makanan. Dari hasil penelitian ini disarankan agar media pembelajaran biologi berbasis laboratorium virtual dapat dijadikan sebagai alternatif media untuk mengatasi kertebatasan sarana dan prasarana praktikum yang belum memadai dan sebagai media pembelajaran mandiri bagi siswa.

Kata kunci: Media pembelajaran, Laboratorium virtual, Uji zat makanan

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Upik Yelianti, M.S Retni S. Budiarti, S. Pd, M. Si NIP. 196005091986032002 NIP. 196909171994032002

(2)

2

PENDAHULUAN

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Gagne dalam Slameto (2003:13) memberikan dua definisi terhadap belajar, yaitu: (1) belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; (2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Menurut Mursell dalam Slameto (2003:33), mengajar digambarkan sebagai “mengorganisasikan belajar”, sehingga dengan mengorganisasikan itu belajar menjadi berarti atau bermakna.

Menurut Djamarah (2010:109) tercapainya keberhasilan dalam proses belajar mengajar merupakan tujuan pembelajaran, namun terkadang sering ditemui kegagalan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah : (1) tujuan sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran dan tercapainya tujuan tersebut, (2) guru merupakan faktor penting dalam pembelajaran. Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru, (3) anak didik yang mempunyai latar belakang kehidupan sosial keluarga dan masyarakat yang berbeda sehingga memiliki karakteristik yang berbeda pula, perbedaan ini menyangkut aspek biologis, intelektual, dan psikologis yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar, dan (4) sarana dan prasarana sebagai sumber belajar yang memiliki arti penting, media dapat membantu proses penyampaian informasi kepada siswa.

Berdasarkan pengalaman lapangan selama PPL di SMAN 8 Muaro Jambi menunjukkan bahwa proses pembelajaran biologi sudah berjalan dengan baik, namun terdapat kesulitan dalam penerapan pembelajaran melalui praktikum, padahal kehadiran praktikum itu sendiri dalam pembelajaran biologi sangat penting untuk tercapainya keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tidak cukup hanya dengan teori saja, kondisi laboratorium yang kurang memadai untuk menunjang kegiatan praktikum. Misalnya pada materi uji zat makanan belum dilakukan praktikum. Hal ini disebabkan karena: tidak tersedianya bahan yang diperlukan untuk menunjang praktikum, tidak adanya tempat penyimpanan bahan yang memenuhi standar, keterbatasan alat-alat yang dibutuhkan, karena keterbatasan daya kelas untuk menampung siswa, perubahan fungsi laboratorium biologi menjadi ruang belajar sehingga untuk melakukan praktikum terkendala tempat yang layak. Selain itu, ilmu biologi terus berkembang dan alokasi waktu belajar formal yang disediakan bagi siswa tidak berubah, ini menjadikan rasio jumlah informasi biologi dan alokasi waktu yang tidak seimbang, artinya terlalu banyak materi biologi yang harus dikuasai siswa dalam waktu yang relatif singkat.

Sebagai tambahan untuk memperkuat data pengalaman lapangan penulis juga melakukan analisis kebutuhan siswa dengan menggunakan angket, dari 25 siswa SMA N 8 Muaro Jambi kelas XI IPA yang mengisi angket hasilnya adalah 64% siswa sudah menggunakan laptop atau komputer selama 2-5 tahun, 48%

(3)

3 1. Analisis

5. Evaluasi 2. Design

3. Development 4. Implementasi

menyatakan lebih sering menggunakan komputer di warnet, 32% di sekolah dan 20% di rumah. Laboratorium komputer di sekolah cukup baik dalam memenuhi kebutuhan siswa. Sedangkan 88% siswa mengatakan kondisi laboratorium biologi dan kelengkapan alat dan bahannya tidak baik, Dari analisis kebutuhan 100% mengatakan bahwa siswa membutuhkan media pembelajaran interaktif berbasis laboratorium.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian pengembangan dengan judul:“Pengembangan Media Pembelajaran Laboratorium Virtual pada Materi Uji Zat Makanan untuk Siswa Kelas XI SMA’’.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development) merupakan pendekatan penelitian yang dihubungkan pada kerja rancangan dan pengembangan. Penelitian pengembangan berorientasi pada produk. Penelitian pengembangan merupakan satu jenis penelitian yang memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, teori pendidikan yang sudah ada, atau menghasilkan suatu produk dibidang pendidikan.

Dalam penelitian pengembangan dikenal salah satu model pengembangan yaitu model ADDIE. Model pengembangan ADDIE merupakan model desain pembelajaran yang berlandasan pada pendekatan sistem yang efektif dan efisien serta prosesnya yang bersifat interaktif yakni hasil evaluasi setiap fase dapat membawa pengembangan pembelajaran ke fase selanjutnya. Hasil akhir dari suatu fase merupakan produk awal bagi fase berikutnya. Model ini terdiri atas 5 fase atau tahap utama yaitu: 1) Analyze (Analisis), 2) Design (Desain), 3) Develop (Pengembangan), 4) Implement (Implementasi), dan 5) Evaluate (Evaluasi).

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Dipilihnya model ADDIE menurut Mulyatiningsih (2011:200) karena model ini merupakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif, menunjukan langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk. Model ini dirancang khusus untuk pembelajaran multimedia. Adapun langkah-langkah pengembangan dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 3.1 Proses Pengembangan Multimedia Pembelajaran

(4)

4

Dalam penelitian pengembangan ini jenis data yang diambil yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim ahli materi dan ahli media berupa saran dan tanggapan, sedangkan data kuantitatif berupa skor yang diperoleh dari angket baik itu oleh validator maupun subjek ujicoba guna perbaikan media pembelajaran biologi laboratorium virtual ini. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif adalah berupa saran pada angket validasi dan angket ujicoba produk untuk melihat efektivitas produk. Data kuantitatif diperoleh dari perhitungan skor yang kemudian dijadikan indikator sebagai titik tolak untuk menyusun atau perbaikan media.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari tim ahli dan responden dapat diberi skor, yaitu:

4 = sangat baik 3 = baik 2 = tidak baik

1 = sangat tidak baik a. Analisis angket validasi

Deskriptor yang terdapat pada angket validasi media dan validasi materi masing-masing sebanyak 15 item pertanyaan sehingga secara teoritik diperoleh skor minimal 15 dan maksimal 60 beserta kategorinya (Tabel 3.5). Interpretasi skor tersebut adalah sebagai berikut:

Skor minimal = kriteria terendah x jumlah pernyataan x jumlah responden = 1 x 15 x 1

= 15

Skor maksimal = kriteria tertinggi x jumlah pernyataan x jumlah responden = 4 x 15 x 1

= 60 Kategori = 4

Rentang nilai =skor maksimum- skor minimum = (60-15) = 11,25 Kategori kriteria 4

(5)

5

Tabel 3.5 Kategori Pilihan Jawaban Validasi Media dan Materi No Kriteria nilai skor Tingkat validasi

1 4 48,75 - 60,00 Sangat baik

2 3 37,50 - 48,74 baik

3 2 26,25 - 37,49 Tidak baik

4 1 15,00 - 26,24 Sangan tidak baik

b. Analisis ujicoba produk

Pernyataan yang terdapat pada angket uji cobaproduk sebanyak 15 pertanyaan dengan responden 12 orang. Analisis perhitungannya adalah jumlah skor kriteria (N) bila setiap butir mendapat skor tertinggi = 4 x 15 x 12 = 720, dimana 4 = skor tertinggi, 15 = jumlah pertanyaan, dan 12 = jumlah responden.

Angket penilaian uji coba produk dihitung dengan rumus: Persentase tanggapan = jumlah skor kriterium x 100%

Jumlah skor maksimum

Kategori interpretasi skornya menurut Riduwan (2011:41) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kategori presentase Tanggapan

No Skala nilai Persentase (%) kategori

1 4 76 - 100 Sangat baik

2 3 51 - 75 Baik

3 2 26 - 50 Tidak baik

4 1 0 - 25 Sangat tidak baik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ujicoba penelitian pengembangan ini berupa media pembelajaran biologi berbasis Laboratorium Virtual pada materi Uji Zat Makanan yang telah melalui serangkaian tahap yakni validasi media yang menilai terhadap desain media, validasi materi yang menilai isi/materi media pembelajaran dan ujicoba media pada kelompok terbatas yang dilakukan di sekolah menengah umum SMAN 5 Kota Jambi dan SMAN 8 Muaro Jambi sebanyak 12 orang siswa kelas XI IPA.

(6)

6 1. Hasil angket validasi media

Tabel 4.2 Hasil Angket Validasi Media Tahap Dua

No Aspek yang dinilai Validator

Skor Interpretasi

1 Kesesuaian jenis huruf yang digunakan 4 Sangat baik

2 Kesesuaian ukuran huruf 4 Sangat baik

3 Ukuran gambar 3 Baik

4 Kombinasi warna teks, gambar, dan background 3 Baik

5 Kemenarikan desain media 3 Baik

6 Kelengkapan komponen pendukung media 3 Baik

7 Ketepatan susunan kalimat yang digunakan 4 Sangat baik

8 Kejelasan audio/musik 3 Baik

9 Kesesuaian audio/musik pengiring 3 Baik

10 Tampilan latihan 3 Baik

11 Kemenarikan animasi yang digunakan 4 Sangat baik

12 Media membantu keterbatasan masalah kurangnya alat dan bahan

3 Baik

13 Media membantu keterbatasan waktu 4 Sangat baik

14 Membantu meningkatkan kemandirian siswa 4 Sangat baik

15 Daya interaktif media 3 Baik

Jumlah skor penilaian 51 Sangat baik

Berdasarkan tabel 4.2 hasil validasi media tahap dua diperoleh skor keseluruhan 51dan berdasarkan kategori skor tergolong “sangat baik dan layak diujicobakan. Namun ada beberapa komentar yang perlu diperbaiki yakni mengenai backround dan penulisan pada latihan soal/evaluasi

2. Hasil angket validasi materi

Tabel 4.4 Hasil Angket Validasi Materi Pembelajaran Tahap Dua

No Aspek yang dinilai Validator

Skor Interpretasi

1 Kesesuaian materi dengan silabus 4 Sangat baik

2 Kesesuaian materi dengan KI dan KD 4 Sangat baik

3 Kesesuaian materi dengan tujuan praktikum 4 Sangat baik 4 Kesesuaian materi praktikum dengan kriteria peserta didik 4 Sangat baik 5 Ketepatan materi praktikum media dengan kebutuhan siswa 4 Sangat baik

6 Kebenaran substansi materi 4 Sangat baik

7 Kejelasan substansi materi 3 Baik

8 Ketepatan prosedur praktikum uji zat makanan 3 Baik

9 Kesesuaian prosedur dengan simulasi praktikum 4 Sangat baik 10 Ketepatan gambar, alat dan bahan praktikum 4 Sangat baik

11 Ketepatan penggunaan istilah 3 Baik

12 Keefektifan kalimat yang digunakan 3 Baik

13 Kesesuaian soal evaluasi dengan materi dan simulasi praktikum

4 Sangat baik

14 Kemanfaatan media 4 Sangat baik

15 Menumbuhkan kemandirian belajar 4 Sangat baik

Jumlah skor penilaian 56 Sangat baik

Validasi materi tahap dua diperoleh skor penilaian 56 dan dikategorikan “sangat baik” dan layak diujicobakan. Validasi tahap dua ini dilakukan tanpa perbaikan.

(7)

7 3. Hasil angket tanggapan siswa

Tabel 4.5 Presentase Tanggapan Siswa Terhadap Media

No Aspek yang dinilai Jumlah

skor

Presentase (%) Kategori 1 Tampilan kombinasi warna, teks, dan

gambar menarik

43 43/48x100= 89,58 Sangat baik 2 Ketertarikan menggunakan media 45 45/48x100= 93,75 Sangat baik 3 Prosedur kerja mudah dipahami 47 47/48x100= 97,91 Sangat baik 4 Kesesuaian media dengan tujuan

praktikum

42 42/48x100= 87,5 Sangat baik 5 Soal evaluasi sesuai dengan materi

praktikum

42 42/48x100= 87,5 Sangat baik 6 Bahasa dan informasi yang diberikan

dapat dipahami

44 44/48x100= 91,66 Sangat baik

7 Kejelasan musik/audio 40 40/48x100= 83,33 Sangat baik

8 Media mudah digunakan 44 44/48x100= 91,66 Sangat baik

9 Kesesuaian materi dengan simulasi praktikum

42 42/48x100= 87,5 Sangat baik 10 Media efektif dan efisiensi 39 39/48x100= 81,25 Sangat baik 11 Media membantu mengatasi

keterbatasan waktu praktikum di sekolah

48 48/48x100= 100 Sangat baik

12 Media membantu keterbatasan alat dan bahan di sekolah

47 47/48x100= 97,91 Sangat baik 13 Media dapat dijadikan sumber belajar

mandiri

43 43/48x100= 89,58 Sangat baik 14 Kemanfaatan media untuk

menumbuhkan minat untuk bereksperimen

45 45/48x100= Sangat baik

15 Media membantu meningkatkan pemahaman belajar siswa

45 45/48x100=93,75 Sangat baik 656 656/720x100=91,11 Sangat baik Presentase tanggapan siswa secara keseluruhan terhadap media pembelajaran laboratorium virtual pada materi uji zat makanan adalah 91,11% dan berdasarkan Tabel (3.6) dikategorikan “sangat baik”.

PENUTUP

Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Adanya tahap awal sebelum pembuatan media yakni identifikasi masalah dan analisis kebutuhan peserta didik, pengumpulan bahan/materi, dan persiapan desain. Media pembelajaran laboratorium virtual yang dikembangkan terdiri atas 5 bagian yakni pendahuluan, kompetensi, praktikum, evaluasi, dan profil.

2. Produk yang sudah dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli media dan validasi materi. Revisi produk dilaksanakan berdasarkan saran validator ahli media dan ahli materi, hasil validasi media dan materi menunjukkan kategori “sangat baik” serta dapat diujicobakan kepada sasaran pengguna produk. Produk diujicobakan pada kelompok terbatas yang terdiri dari 12 responden dari 2 sekolah yang berbeda.

(8)

8

Dari ujicoba kelompok terbatas diperoleh hasil persentase tanggapan 91,11% dengan kategori “sangat baik”.

Saran. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan sebagai

berikut: .

1. Media laboratorium virtual ini dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan media yang relevan.

2. Penelitian pengembangan media pembelajaran biologi laboratorium virtual ini baru mencapai tahap uji kelompok terbatas sehingga perlu adanya penelitian lanjut penggunaan media hingga produksi massal. 3. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan media

laboratorium virtual dengan mengembangkan bahan uji yang berbeda atau pada praktikum materi lainnya.

4. Media laboratorium virtual ini dapat dijadikan alternatif praktikum untuk mengatasi keterbatasan laboratorium nyata yang belum memadai, bisa juga dijadikan media belajar mandiri siswa

DAFTAR PUSTAKA

Achadi, E.L. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ariani, Niken & Haryanto, Dany. 2010. Pembelajaran Multimedia Di Sekolah. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Asyhar, R. 2010. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Daryanto. 2003. Belajar Komputer Animasi Macromedia Flash. Bandung: CV Yrama Widya.

Djamarah, S. 2010. Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djojosoebagio, S.A. 2006. Fisiologi Nutrisi Volume 1. Jakarta: IPB Press.

Mulyatiningsih, E. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Pribadi, A.B. 2007. Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta : PT Dian Rakyat.

Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.

(9)

9

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan prosedur. Jakarta: KENCANA Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Smaragdina, A.A. 2011. Diakses pada tanggal 28 agustus 2013. Pengembangan Laboratorium Biologi Virtual Berbasis Multimedia Interaktif.

http://library.um.ac.id/free-contents/download/pub/pub.php/49062.pdf

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: CV Alfha Betha.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung.

Sutrisno. 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi. Jakarta: Gedung Persada.

Yazid, E dan Nursanti L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analisis. Yogyakarta: ANDI.

Yuniarti, Felentina, Pramesti Dewi & R. Susanti. 2012. Diakses pada tanggal 18 juli 2013. Pengembangan Virtual Laboratory Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer pada Meteri Pembiakan Virus. Unnes Journal of Biology Education.

ISSN2252657/http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe/article/download/371/ 428

Gambar

Gambar 3.1 Proses Pengembangan Multimedia Pembelajaran   (Mulyatiningsih, 2011:200)
Tabel 4.2 Hasil Angket Validasi Media Tahap Dua
gambar menarik

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan penting bagi manusia, termasuk penyandang autisme. Walaupun demikian, masih banyak penyandang autisme yang mengalami kesulitan dalam belajar. Salah satu

Perekrutan karyawan untuk ditempatkan pada suatu jabatan sering terjadi pada suatu instansi pemerintahan maupun swasta, dimana dalam perekrutan karyawan tersebut selain berguna

pemantauan secara rutin setiap hari saat kegiatan usaha soto sedang berjalan, sehingga pemilik bisa langsung menanggapi keinginan dari pelanggan baik dalam penyajian

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis mencoba untuk membahas tentang perancangan situs pengenalan islam menggunakan Dreamweaver MX dengan mengkombinasikan PHP, MySQL, dan Swish 2.0.

Tabel 25 : Jawaban Responden Mengenai Apakah Berbeda Pendapat Dengan Atasan Suatu Yang Berbahaya

Dari ketiga variasi tegangan yang digunakan maka tegangan yang paling optimum menurunkan kadar besi (Fe) pada air sumur bor dengan menggunakan elektrokoagulasi

Keakuratan pengukuran diperlihatkan dengan tingkat kesalahan 0,04%, sebagai alat pendeteksi ketinggian pada kendaraan bermuatan lebih dapat dikembangkan dengan memanfaatkan

Menurut berbagai akademisi, Intellectual Capital (IC) dianggap sebagai nilai tersembunyi yang luput dari laporan keuangan dan salah satu yang menyebabkan