• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Ruang Lingkup Komunikasi dan Pengertian Komunikasi II.1.1. Ruang Lingkup Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak Adam dan Hawa.

Sifat manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk memenuhi hasrat orang lain, merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang, isyarat, kemudian disususul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.

Peristiwa komunikasi pasti dilaksanakan oleh manusia karena itu pembicaraan tentang komunikasi sangat luas hampir tak ada batasnya, oleh karenanya batas-batas yang mampu menunjukkan kekhususan komunikasi sebagai suatu disipln ilmu dapat dipelajari.

Effendy (Liliweri, 1997: 6) menampilkan ruang lingkup ilmu publistik/ ilmu komunikasi atas unsur-unsur: bentuk, sifat, metode, teknik, fungsi, tujuan, model, lapangan dan sistem.

1. Bentuk Komunikasi

a. Personal Communication

1) Intrapersonal Communication

2) Interpersonal Communication

(2)

b Group Communication

1) Small Group Communication 1) lecture

2) Panel Discusion 3) Symposium 4) Brainstorming

2) Large Group communication/Public Speaking c Mass Communication 1) Press 2) Televisi 3) Film 2. Sifat Komunikasi a. Verbal 1) Oral 2) written b. Nonverbal 1) Gestural 2) Pictorial 3. Teknik Komunikasi a. Journalism b. Public Relations c. Advertising d. Propaganda e. Publicy

(3)

4. Metode Komunikasi a. Informative Communication b. Persuasive Communication c. Coersive/Instructive Communication 5. Fungsi Komunikasi a. Mass Information b. Mass Education c. Mass Persuasion d. Mass Entertainment 6. Tujuan Komunikasi

a. Social Change/Social Participation b. Attitude Change

c. Opinion Change d. Behavior Change 7. Model Komunikasi

a. One Step Flow Communication b. Two Step Communication c. Multi Step Communication 8. Bidang Komunikasi a. Social Communication b. Management/Organizational Communication c. Bussiness Communication d. Political Communication e. Cultural Communication f. Traditional Communication

(4)

g. International Communication h. Developtment Communication i. Environmental Communication 9. Sistem Komunikasi

a. Sosial Responsibility System b. Authoritarian System

II.I.2. Pengertian Komunikasi

Komuniaksi merupakan suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna atau perbuatan-perbuatan penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lainnya, atau lebih jelasnya suatu pemindahan atau penyampaian informasi mengenai pikiran dan perasaan-perasaan. Jikalau ingin memaparkan pengertian komunikasi ada begitu banyak defenisi yang diberikan oleh para ahli hal ini disebabkan begitu banyak sarjana tertarik mempelajari komunikasi. Berikut ini adalah beberapa pengertian komunikasi:

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Commucio yang artinya membagi (Cangara, 2007:18).

Menurut Everett M. Rogers (Cangara, 2007: 20) seorang pakar Sosiolog Pedesaan Amerika mengungkapkan defenisi komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

(5)

Menurut Carl I. Hovland (Purba, 2006: 29-30), seorang sarjana psikologi menyebutkan ilmu komunikasi adalah:

”Suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap.”

Sedangkan mengenai komunikasi sendiri, dirumuskan sebagai proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikate).

Jika ditinjau menurut tujuan penelitian dan keilmuan, komunikasi memiliki pengertian yang berbeda-beda antara lain:

1. Komunikasi dalam organisasi

Menurut Edward Depari (Purba, 2006: 33) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung arti yang dilakukan oleh penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan.

2. Management

Menurut James A.F. Stoner (Purba, 2006: 34), menyebutkan komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

Sedangkan menurut William F. Glueck, komunikasi dibagi menjadi dua bagian yaitu interpersonal comunication (proses pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam kelompok kecil manusia) dan organization communication (yaitu suatu proses komunikasi dimana pembicara secara sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang

(6)

banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di luar yang ada hubungannya).

3. Managing Organizational Behaviour

Menurut John R. Schemerhom (Purba, 2006: 34), komunikasi diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

Unsur-unsur komunikasi

Ketika seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu unsur-unsur komunikasi seperti: sumber, pesan, media, penerima dan efek telah tercakup didalamnya artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oeh adanya sumber-sumber tersebut (Cangara, 2007: 22).

Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung terjadinya komunikasi antara lain:

Aristoteles ahli filsasafat kuno dalam bukunya Rhetorica (Cangara, 2007: 22), menyebut bahwa proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukung yaitu: siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan.

Claude E. Shannon dan Waren Weaver (Cangara, 2007: 23) menyatakan bahwa ada lima unsur yang mendukung terjadinya proses komunikasi yaitu: pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan.

(7)

Unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan tersebut dapat dilukiskan dalam gambar sbb:

Bagan 03

Unsur-Unsur Komunikasi

1. Sumber, sering disebut juga pengirim, komunikator atau source, sender atau

encoder. Secara umum semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai

pembuat atau pengirim informasi, sumber bisa terdiri satu orang, kelompok, organisasi maupun lembaga.

2. Pesan, adalah kata verbal tertulis (written) maupun lisan (spoken), isyarat (gestural), gambar (pictorial) maupun lambang-lambang lainnya yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dan dapat dimengerti oleh komunikan (Purba, 2006: 42-43). Suatu lambang verbal maupun nonverbal yang tidak dapat dimengerti atau dipahami oleh orang lain tidak dapat dikatakan pesan, sebab lambang atau simbol akan menjadi pesan apabila terdapat kesamaan makna terhadap pesan atau dengan kata lain dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, baik komunikator maupun komunikan.

3. Media, adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dapat dibedakan atas dua yaitu media cetak seperti: surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk dsb. Sedangkan media media

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA EFEK

(8)

elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic

board, audio cassette dll.

4. Penerima/ Komunikan, adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber, penerima merupakan elemen penting dalam proses komunikasi karena jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering menuntut perbuatan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran. 5. Pengaruh/ Efek, dapat terjadi ketika seseorang menerima pesan dapat berupa pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (Cangara, 2007: 27)

6. Tanggapan Balik, merupakan salah satu umpan balik atau pengaruh yang berasal dari penerima, contohnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.

II.2. Model Komunikasi

Model teori merupakan suatu bentuk paradigma berfikir yang mencerminkan arah dari proses komunikasi yang sedang berlangsung, yang akan menunjukkan serta menggambarkan sebuah kerangka kerja yang bermanfaat untuk menganalisis fenomena komunikasi yang ada.

Fungsi model dalam sebuah ilmu dapat memberi fungsi antara lain mengorganisasikan atau mengatur dan menghubungkan serta memperlihatkan kesamaan diantara data yang ada namun tidak terlihat sebelumnya. Beberapa model dalam ilmu komunikasi adalah sbb:

(9)

1. Model Dasar Komunikasi Satu Arah

Model ini merupakan model komunikasi yang menunjukkan proses komunikasi dengan arah yang menyerupai garis lurus (linear) (Purba, 2006: 48-50). Adapun model dasar komunikasi satu arah dari beberapa ahli komunikasi adalah sbb: 1.1.Model Laswell

Model komunikasi dapat dipahami dengan menjawab: Siapa (who), berkata apa (says what), melalui saluran apa (in which channel), kepada siapa (to whom), dengan efek apa (with what effect) atau dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 04

Model Komunikasi Laswell

Bidang-bidang penelitian dalam model ini adalah adalah penelitian siapa yaitu komunikator yang disebut control studies, berkata apa sebagai pesan yang menjadi subjek analisis isi pesan atau informasi, melalui saluran apa disebut analisis media, komunikan yakni analisis audience (penerima), dengan dampak apa (efek) adalah analisis efek, pengaruh atau dampak.

Model ini dikemukakan Lasswel untuk konteks komunikasi massa, komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Model komunikasi ini memiliki keuntungan dan kerugian, keuntungannya yaitu dapat menghemat waktu dan dana, komunikator terhindar dari pertanyaan-pertanyaan akibat kehilafan atau kesalahan yang mungkin dilakukan sedangkan kerugiannya komunikator kehilangan kesempatan untuk memperbaiki komunikasinya pada masa yang akan datang dan tidak mengetahui efektivitas komunikasi yang telah dilakukannya.

Siapa Berkata Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Apa Efeknya

(10)

1.2. Model Bradolock

Model Bradolock adalah sebuah model linear yang menunjukkan arah garis lurus atau tidak memiliki banyak perbedaan dengan model Lasswell namun bedanya menambahkan dua elemen kedalam model Lasswell yang erat kaitannya dengan tindak komunikasi yaitu pertama situasi yang ada ketika pesan disampaikan dan kedua apa tujuan komunikator menyampaikan pesan.

1.3. Model Sharon dan Waver

Model ini juga disebut dengan The Mathematical Theori of Communication yaitu model yang memiliki dasar komunikasi linear atau satu arah dengan elemen-elemen dasarnya sumber informasi, alat penerima, sumber noise, alat penerima dan tujuan. Dalam model ini Shannon dan Weaver menambahkan sumber noise (gangguan) dalam proses komunikasi ini berdasarkan hasil pengalamannya bekerja pada sebuah perusahaan telekomunikasi.

2. Model Dasar Komunikasi Dua Arah 2.1. Model Melvin De Fleur

Model teori ini mengkaji lebih dalam serta menerapkan tentang pemberian makna pada setiap yang transmisikan dalam proses komunikasi massa. DeFleur mencoba menguplikasikan dalam sebuah kajian bahwa ’makna’ dari sumber informasi diubah menjadi pesan yang kemudian oleh transmitter (penerima) diubah lagi menjadi sebuah informasi, kemudian informasi yang sampai kepada penerima akan diterima menjadi sebuah pesan yang kemudian diubah lagi menjadi ’makna’. Penekanan ’makna’ yang sama antara sumber komunikasi dan penerima pesan akan menentukan keberhasilan proses komunikasi tersebut.

(11)

2.2. Model Osgood & Schramm

Model ini diorientasikan untuk masalah komunikasi yang bersifat mekanistik dengan mengembangkan teori tentang makna dan proses psikolinguistik secara umum dan menjadikan sumber, transmitter, serta penerima sebagai bagian yang terpisah. Model ini mengembangkan model komunikasi yang mengemukakan bahwa komunikasi yang berlangsung untuk menyampaikan pengalaman yang sama-sama dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak baik sumber maupun penerima.

II.3. Fungsi Komunikasi

William I. Gorden (Mulyana, 2005: 5-30) mengemukakan ada empat fungsi komunikasi yang saling berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi yang dominan. Keempat fungsi tersebut antara lain:

1. Komunikasi Sosial, maksudnya adalah bahwa fungsi komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW, desa, kota dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

2. Komunikasi Ekspresif, jika dikaitan dengan komunikasi sosial adalah bahwa komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut dikomunikasikan melalui

(12)

pesan-pesan non verbal seperti: perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci.

3. Komunikasi Ritual, jika dikaitkan dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif contohnya seperti upacara-upacara yang sering dilakukan oleh para komunitas sepanjang tahun bahkan sepanjang hidup.

4. Komunikasi instrumental, fungsi dari komunikasi dalam hal ini adalah untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur atau dengan kata lain fungsi komunikasi disini adalah untuk membujuk (bersifat persuasif) yang memiliki pengertian pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui.

Fungis-fungsi komunikasi juga dapat ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri, adapun fungsi komunikasi antar pribadi (Cangara, 2007: 61) antara lain: berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidak pastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

II.4. Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Vito (Liliweri,1991: 12) mengungkapakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.

Effendi (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang

(13)

komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip atau negatip, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Sedangkan menurut Roger dan Depari (Liliweri, 1991: 12) komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa

interpersonal communucation (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi tatap

muka antara dua atau lebih orang.

Menurut Barnlund (Liliweri, 1991:12-13) ada beberapa ciri yang bisa diberikan untuk mengenal komunikasi antar pribadi yaitu :

1. Komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan 2. Tidak mempunyai struktur yang teratur atau diatur 3. Terjadi secara kebetulan

4. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu 5. Identitas keanggotaanya kadang-kadang kurang jelas

6. Bisa terjadi hanya sambil lalu saja.

Menurut Evert M. Rogers dalam Depari (Liliweri, 1991: 13) ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran antar pribadi adalah :

1. Arus pesan yang cenderung dua arah 2. Konteks komunikasinya tatap muka 3.Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi

(14)

4.Kemampuan mengatasi tingkat selektifitas (terutama “selective exposure”) yang tinggi

5. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatip lambat 6. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap

Dari berbagai sumber penulis dapat dirumuskan bahwa komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri :

1. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu contoh pertemuan dirumah makan

2. Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu. Kebanyakan aksi terjadi komunikasi antar pribadi tidak mempunyai satu tujuan yang diprogramkan atau dirumuskan terlebih dahulu walaupun beberapa komunikasi anatar pribadi terjadi telah dijanjikan sebagai contoh pertemuan yang terjadi di rumah makan sebagaimana di lukiskan tersebut, perkenalan dalam bis, pertemuan di ruang perpustakaan kemudian merencanakan belajar bersama di rumah teman, saling mengajak bermain kartu sesudah sholat magrib.

3. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas yang jelas, yaitu peristiwa komunikasinya terjadi secara kebetulan di antara peserta yang tidak mempunyai identitas sebagai contoh adalah pertemuan yang terjadi di suatu tempat untuk pertama kali, biasanya orang yang bersangkutan mengenal satu sama lain.

4. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang tidak disengaja, yaitu komunikasi yang menghasilkan suatu akibat yang tidak disengaja atau yang disengaja, atau akibat yang direncanakan terlebih dahulu maupun yang tidak direncanakan.

(15)

Dalam suatu percakapan anda bermaksud mengetahui keadaan orangtua mahasiswa. Obrolan dimulai dengan menanyakan nama ayah dan ibu, pekerjaan sekarang. Mungkin anda ingin mengetahui keadaan kehidupan orangtua si mahasiswa lalu andapun bertanya apakah kedua orangtuamu, ayah dan ibu sehat-sehat sampai sekarang? Dalam hati keinginan anda hanya menghendaki jika orangtunya sehat walafiat. Namun tidak terduga anda memperoleh jawaban dari sang mahasiswa : ayah saya kini sudah di-phk-kan perusahaan dan tidak tidak mempunyai pekerjaan lagi, kemudian gara-gara itu bercerai dengan ibuku sehingga ibuku akhirnya menikah lagi dengan seorang penjudi yang sama sekali tidak aku sukai.

Komunikasi antar pribadi terkadang mengakibatkan suatu reaksi yang tidak direncanakan terlebih dahulu, dan keadaan inipun sebenarnya tidak dikehendaki. 5. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan. Komunikasi antar pribadi mempunyai hubungan antara seorang komunikator dengan komunikan dalam suatu percakapan saling memberi dan menerima informasi secara berganti-gantian. Suasana dialogispun terjadi sehingga tidak lagi diketahui siapa sebenarnya komunikator dan siapa yang menjadi komunikan karena pembicaraan keduanya bergantian bergilir terus menerus.

6. Komunikasi antar pribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana yang bebas, adanya keterpengaruhan. Setiap orang lebih suka berkomunikasi dengan orang lain dan berusaha supaya lebih dekat dengan pasangannya. Faktor kedekatan itu biasanya terutama menyatakan hubungan mereka. Dengan kedekatan tersebut maka akan melahirkan suatu kebebasan untuk menyatakan pendapatnya dalam percakapan di antara mereka. Setelah bebas maka berbagai variasi dalam percakapan dapat dilakukan tanpa pihak yang lain merasa tersinggung.

(16)

Dalam suasana yang lebih bebas, terbuka tanpa ada hambatan psikologis antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi, maka kebebaasan menyatakan pikiran, perasaan perilaku (berbicara sambil berpelukan, berpegangan tangan), semuanya dalam berbagai variasi dapat dilakukan.

7. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil. Suatu komunikasi antar pribadi dinyatakan sukses kalau membawa hasil. Komunikasi antar pribadi itu selain melibatkan dua orang dalam keadaan bebas dan saling mempengaruhi, saling bercakap-cakap berbalasan, membuahkan hasil disengaja dan tidak disengaja dan didorong oleh banyak faktor pendorong, maka hasil-hasil komunikasi harus nyata merubah cara pandang/wawasan, perasaan, maupun perilaku yang nyata. Hasil komunikasi ini menentukan sukses tidaknya komunikasi yang telah dilaksanakan.

8. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang pengganti pesan dengan makna-makna tertentu contoh pada saat seseorang bingung biasanya wajah kelihatan berkerut tangan sering memukul-mukul dahi.

II.4.1. Pesan

Reardon (Liliweri, 1991: 20) menyampaikan bahwa pesan mempunyai kekuatan bermakna dan mengandung nilai informatif. Pemahaman terhadap pesan dipengaruhi pula oleh faktor denotatif dan konotatif suatu kata dalam pesan.

Menyampaikan Pesan

Pesan terdiri atas sekumpulan lambang-lambang. Lambang-lambang itu merupakan kata-kata verbal, gerakan anggota tubuh, pelbagai bunyi, dan bau yang disebut non verbal. Lambang-lambang itu diucapkan, diperagakan sehingga bermanfaat kalau seseorang menggunakannya untuk melukiskan persetujuannya

(17)

terhadap pikirannya, pendapatnya, perasaanya, sikapnya terhadap suatu objek, orang lain kejadian yang ditunjukkannya.

Suatu pesan harus dipersiapkan dalam arti jika hendak ditulis atau diucapkan harus benar-benar disusun dengan memperhatikan beberapa faktor penting. Effendy (Liliweri, 1991: 20) mengemukakan bahwa kita sangat memerlukan suatu strategi dan perencanaan komunikasi untuk mengidentifikasi isi pesan. Jenis pesan yang disampaikan ini bisa merupakan informational message (pesan yang mengandung informasi), instructional message (pesan yang mengandung perintah), motivational

message (pesan yang berusaha mendorong).

Nimmo (Liliweri, 1991:20) mengemukakan dalam komunikasi antar pribadi pesan merupakan unsur primer. Pembicaraan, percakapan merupakan bentuk komunikasi antar pribadi yang tidak bermedia. Hal ini harus mengandung unsur-unsur seperti :

1. Lambang

2. Hal yang dilambangkan (rujukan)

3. Intrepretasi yang menciptakan lambang bermakna.

Lambang merupakan cara lain untuk menyatakan suatu pesan, rujukan menunjukkan sesuatu objek, peristiwa, benda : interpretasi ialah pikiran yang aktip dari seseorang untuk melihat kedudukan lambang/pesan dan hal yang diwakili oleh pesan.

Setiap manusia dalam komunikasi antar pribadi satu terhadap yang lainnya berhak menginterprestasi rujukan dengan pikiran-pikiran.

Dalam kehidupan menusia ada begitu banyak pesan yang diwakilkan dalam lambang kata-kata, gerakan anggota badan, pelbagai bunyi bunyi dan bau-bauan yang menjelaskan suatu rujukan yang harus diintrepretasikan.

(18)

Memberi Makna Informasi dan Pemahaman

Fungsi pesan sebagai stimulus atau rangsangan untuk direspon oleh pasangan bicara dalam komunikasi antar pribadi. Pesan yang disusun merupakan wakil yang melambangkan suatu objek peristiwa, kejadian, atau tentang sesuatu hal. Susunan pesan umumnya harus berdasarkan data atau informasi. Menurut Keraf (Liliweri, 1991 : 2) sebenarnya yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan. Apapun namanya, keduanya merupakan pesan yang umumnya dalam komunikasi antar pribadi berfungsi terutama untuk menghasilkan suatu kebersamaan dalam makna.

Memahami Makna Secara Denotatip dan Konotatip

Salah satu rintangan terbesar dalam pertukaran informasi komunikasi antar pribadi adalah betapa sering pihak penerima menafsirkan arti suatu pesan dengan arti yang lain yang sama sekali tidak dimaksudkan komunikator. Jadi mereka memaksudkan sesuatu yang lain daripada yang dimaksudkannya.

II.4.2. Sifat-sifat Komunikasi Antar Pribadi

Konsep komunikasi antarpribadi sangat ditentukan oleh cara kita memperhatikan perilaku komunikasi antarpribadi. Misalnya apakah komunikasi antarpribadi yang kita amati melibatkan mereka yang secara pribadi sudah saling mengenal atau berlangsung diantara mereka yang berkomunikasi karena berbasa-basi belaka.

Menurut Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28) menunjukkan tujuh ciri komunikasi antar pribadi yakni:

(19)

1. Komunikasi Antar Pribadi, Perilaku Pesan Verbal dan Nonverbal

Goffman dan De Lozier, Little Jhon (Liliweri, 1997 : 29) merinci perilaku pesan verbal atas: bahasa jarak/ruang atau proksemik, bahasa gerak anggota tubuh atau kinesik dan perilaku yang terletak antara verbal dan nonverbal yang disebut paralinguistik. Maksud dari proksemik yaitu tanda-tanda nonverbal yang mewakili pesan tentang bagaimana komunikator dan komunikan menempatkan jarak fisik atau memelihara ruang gerak dalam komunikasi antarpribadi. Sedangkan maksud dari

kinesik adalah pesan nonverbal melalui gerak tubuh atau anggota tubuh tertentu.

Komunikasi atarpribadi selalu memanfaatkan tanda-tanda informasi verbal maupun nonverbal sebagai perilaku yang memberikan isi pesan dan hubungan pesan (ingat hubungan antar lambang dan rujukan). Unsur isi pesan selalu terdiri atas apa yang dikatakan dan dibuat, sedangkan unsur hubungan/relasi adalah bagaimana sesuatu itu dikatakan dan dibuat. Jadi baik perilaku melalui pesan-pesan verbal maupun nonverbal bisa menunjukkan seberapa jauh hubungan antara komunikator dan komunikan. Kesimpulan bahwa, perilaku verbal dan nonverbal menghasilkan suatu suasana kedekatan (proximity) antara komunikator dengan komunikan yang dalam bahas sosiologi komunikasi disebut jarak sosial atau social distance.

2. Komunikasi Antrapribadi, Perilaku Spontan, Scripted, dan Contrived

Maksud dari bentuk perilaku spontan adalah perilaku yang dilakukan secara tiba-tiba, serta merta untuk menjawab suatu rangsangan dari luar. Perilaku spontan biasanya dilakukan tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Bentuk perilaku Scripted adalah suatu bentuk perilaku yang dihasilkan melalui proses belajar.

Bentuk perilaku Contrived merupakan perilaku yang sebahagian besar dilakukan atas pertimbangan kognitip. Jadi perilaku itu timbul karena manusia yakin dan percaya atas apa yang dia lakukan tersebut benar-benar masuk akal. Semua

(20)

perilaku, ucapan kata-kata verbal dan gerak-gerak nonverbal sesuai dengan pikiran, pendapat, kepercayaan, dan keyakinan sipelaku.

3. Komunikasi Antarpribadi, Proses Dinamis

Komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses yang berkembang. Konsep tersebut menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi tidak statis melainkan dinamis. Proses komunikasi antarpribadi selalu mengalami perkembangan dan kemajuan akibat pertambahan informasi. Apabila perkembangan tersebut semakin konstan dan mantap maka kita dapat meramalkan hasil suatu komunikasi.

4. Komunikasi Antarpribadi – Umpan Balik, Interaksi dan Koherensi

Setiap tindakan komunikasi termasuk komunikasi antarpribadi selalu ditandai umpan balik. Ketika kita berkomunikasi kita mengharapkan agar komunikasi yang kita ciptakan harus ditanggapi dengan umpan balik dari komunikan.

Hasil Interaksi

Komunikasi antapribadi melibatkan beberapa tingkat interaksi antarpribadi. Keberadaan interaksi menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi menghasilkan suatu umpan balik pada tingkat keterpengaruhan tertentu.

Ada lima faktor yang perlu diketahui tentang interaksi antarpribadi, yaitu : (1) bagaimana status dan peranan individu dalam lingkungan tertentu; (2) bagaimana ikatan-ikatan individu dengan organisasi sosial maupun politik yang menjadi affiliasi individu; (3) pertemuan-pertemuan apa yang biasa diikuti oleh individu tersebut. Hasil Koherensi

Yang dimaksud dengan koherensi yaitu terciptanya suatu benang merah atau jalinan antara pesen-pesan verbal maupun nonverbal yang telah dinyatakan dan akan dinyatakan oleh orang lain. Apabila anda dapat memahami alur dan cara berpikir, perasaan maupun tindakan komunikasi orang lain maka anda mulai memperoleh hasil

(21)

komunikasi antarpribadi yang bersifat koherensi. Hasil koherensi itu demikian penting bagi anda untuk memahami dan mencegah kesalahpahaman terhadap orang lain.

5. Komunikasi Antarpribadi, Tatanan Intrinsik dan Ekstrinsik Tatanan Intrinsik

Yang dimaksud dengan tatanan “intrinsik” adalah suatu standarisasi perilaku yang sengaja dikembangkan untuk memandu pelaksanaan komunikasi antarpribadi atau kesesuaian tema pesan dengan siapa lawan kita bicara.

Tatanan Ekstrinsik

Tatanana ekstrinsik adalah tata aturan yang timbul akibat pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki.

6. Komunikasi Antarpribadi, Merujuk pada Tindakan

Ciri keenam komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antarpribadi harus disertai dengan tindakan-tindakan tertentu. Jadi komunikator dengan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi.

Para ahli komunikasi dalam pertengahan 1970-an melukiskan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi adalah suatu upaya untuk memulai suatu pesan dari seorang komunikator dan berakhir pada reaksi komunikator. Cara pandang tersebut merupakan perspektif Model Stimulus Respons (SR) yang bersumber dari teori-teori psikologi yang menekankan pada hubungan yang berorientasi sebab akibat.

7. Komunikasi Antarpribadi, Tindakan Persuasi Antarmanusia

Sunarjo (Liliweri, 1997:40) yang mengutip dari berbagai sumber menyebutkan persuasi merupakan teknik untuk mempengaruhi manusia dengan

(22)

memanfaatkan/menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari komunikan yang hendak dipengaruhi. Persuasi bukan sekedar menampilkan bukti bahwa suatu pendapat sudah diterima komunikan, tetapi persuasi harus mampu menyatukan suasana sosiologis, psikologis antar komunikator dengan komunikan. Ini berarti bahwa seluruh proses komunikasi yang disertai dengan tindakan persuasif senantiasa diarahkan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan.

II.5. Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif merupakan salah satu metode komunikator dalam menyampaikan pesan, Winston Brembeck dan William Howell (Malik, 1994: v) mendefenisikan persuasi sebagai usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan motif-motif orang ke arah tujuan yang ditetapkan, sedangkan komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pilihan orang lain.

Mengajar merupakan salah satu contoh komunikasi persuasif yang dilakukan oleh guru kepada para muridnya, mengajar merupakan suatu bentuk pengaruh interpersonal yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku potensial orang lain (Malik, 1994: 166). Setiap perilaku seorang guru yang diperlihatkan memiliki tujuan (disadari atau tidak disadari) yang mungkin efektif guna mencapai tujuan tersebut, baik dalam derajat yang tinggi maupun rendah.

Prilaku seorang guru pada umumnya menciptakan pola yang diikuti oleh siswanya (Malik, 1994: 166) misalnya seorang guru yang bersikap menguasai dan otoriter akan mendorong siswa berprilaku lebih integratif mampu memiliki siswa yang penampilannya lebih spontan, berinisiatif, secara sukarela memberikan kesimpulan.

(23)

Sedangkan guru yang berprilaku lebih dominatif cenderung mempunyai siswa yang patuh kepada pengaruh guru, dan juga siswa yang menolak pengaruh tersebut.

II.6. Sosialisasi

Keseluruhan kebiasaan yang dipunyai manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama politik dan sebagainya dan harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat melalui suatu proses dinamakan sosialisasi (socialization) (Kamanto, 2004: 23).

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. (http://id.wikipedia.org).

Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “ a process by which a child learns

to be a participant member of society” proses melalui mana seorang anak belajar

menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Kamanto, 2004: 23). Sejumlah tokoh sosiologi mengatakan teori sosialisasi merupakan teori mengenai peran (role theory). Menurut Mead (Kamanto, 2004: 24) salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi ialah George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society, Mead menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia. Manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain.

(24)

Menurut Mead setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat, suatu proses yang dinamakannya pengambilan peran (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankannya serta peran peran yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peran yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain.

Charles H. Cooley menekankan bahwa proses sosialisasi terletak pada peran interaksi. Konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain, pembentukan diri seseorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin; kalau cermin memantulkan apa yang terdapat di depannya maka seseorangpun memantulkan apa yang dirasakannya sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya.

Agen Sosialisasi

Menurut Charles H. Cooley (Sunarto, 2004:26) agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Menurut Fuller dan Jacobs (Sunarto, 2004: 26-29) ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.

1. Keluarga (kinship)

Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orang yang berada diluar

(25)

anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pengasuh bayi (baby sitter). menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

2. Teman pergaulan

Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

3. Lembaga pendidikan formal (sekolah)

Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan

(26)

dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

4. Media massa

Media massa merupakan salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh, yang termasuk kelompok media massa disini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.

Bentuk-Bentuk Sosialisasi

Light et al (Kamanto, 2004: 31) mengemukakan mengenai bentuk bentuk sosialisasi ada dua yaitu:

1. Sosialisai primer atau disebut juga sosialisasi dini yaitu sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat

2. Sosialisai sekunder adalah suatu proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi kedalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya . Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat ialah apa yang dinamakan proses resosialisasi yang didahului dengan proses desosialisasi. Dalam proses desosialisasi seorang mengalami ”pencabutan” diri yang dimilikinya, sedangkan dalam proses resosialisasi seseorang diberi suatu diri yang baru.

(27)

II.7. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Departement Pendidikan Nasional dan Agama menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan bantuan operasional sekolah adalah bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang kurang dapat menjangkau layanan pendidikan seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik, ataupun masyarakat penyandang cacat (Petunjuk pelaksanaan, 2005: 1).

Adapun tujuan dari pemberian progam bantuan ini adalah untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar sembilan tahun (Buku Panduan, 2007:4)

Sasaran dari program BOS ini yaitu sekolah setingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di seluruh propinsi di Indonesia. Selain itu Madrasah Diniyah Takmiliyah (suplemen) dan program kejar paket A dan B tidak termasuk sebagai penerima bantuan ini (Buku Panduan, 2007:4). Besar dana bantuan operasional yang diterima oleh sekolah penerima BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan (Petunjuk Pelaksanaan, 2005:4):

1. SD/MI/SDLB/Salafiyah/ sekolah keagamaan non Islam setara SD Rp. 117.500,-/ siswa atau Rp. 235,-/siswa/tahun

2. SMP/MTs/SMPLB/Salafiyah/sekolah keagamaan non Islam setara SMP Rp. 162.250,-/siswa atau RP. 324.500,-/siswa/tahun.

Bantuan dana yang diberikan dapat dialokasikan untuk hal-hal seperti (Buku Panduan BOS, 2005: 15-16):

1. Uang formulir pendaftaran

(28)

3. Biaya peningkatan guru: Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) atau M

4. Ujian sekolah, ulangan umum bersama, dan ulangan umum harian

5. Pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah

6. Membayar biaya perawatan ringan 7. Membayar daya dan jasa

8. Membayar horarium guru dan tenaga kependidikan honorer

9. Membiayai kegiatan kesiswaan (remedial, pengayaan, ekstrakurikuler) 10. Memberi bantuan siswa miskin untuk biaya transportasi

11. Khusus untuk salafiyah dan sekolah keagamaan non Islam, dana BOS juga diperkeankan untuk biaya asrama/ pondokan dan membeli peralatan ibadah.

Sekolah yang berhak mendapatkan bantuan operasional sekolah telah ditetapkan aturan oleh pemerintah antara lain (Petunjuk Pelaksanaan BOS, 2005: 7-9): 1. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih kecil dari BOS harus membebaskan siswa dari semua bentuk pungutan/ sumbangan/ iuran yang digunakan untuk membiayai pengeluaran yang dapat dibiayai dari dana BOS. Sekolah juga diminta untuk membantu siswa kurang mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan ke sekolah.

2. Sekolah yang jumlah penerimaan dari peserta didik (sebelum BOS) lebih besar dari BOS tetap dapat memungut biaya tambahan, tetapi harus membebaskan iuran sekolah bagi siswa miskin, apabila di sekolah tersebut ada siswa miskin. Bila masih ada sisa dana BOS, setelah digunakan untuk mensubsidi siswa miskin, maka sisa dana tersebut dapat digunakan untuk mensubsidi siswa yang lain. Apabila di sekolah tersebut tidak

(29)

ada siswa miskin, dana BOS dapat digunakan untuk mensubsidi semua siswa sehingga iuran siswa akan berkurang. Dalam Buku Petunjuk 2006 disebutkan bahwa sekolah yang menolak BOS juga harus membebaskan iuran bagi siswa miskin, tetapi aturan ini tidak ada dalam Petunjuk Pelaksanaan 2005.

II.8. Peranan Komunikasi Antar Pribadi Guru Untuk Mensosialisasikan Bantuan Operasional Sekolah

Komunikasi antar pribadi guru memiliki peranan yang penting untuk mensosialisasikan program pemeritah yaitu berupa bantuan operasional sekolah sehingga komunikan dalam hal ini siswa SD dapat memahami makna dan tujuan pesan yang disampaikan bahkan sampai mempengaruhi sikap. Hal ini disebabkan karena komunikasi antar pribadi bersifat dialogis berupa percakapan dan juga dinamis.

Vito (Liliweri,1991: 12) mengungkapakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung dan orang-orang yang terlibat dalam komunikasi saling mempengaruhi.

Effendi (Liliweri, 1991: 12) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah komunikasinya itu positip atau negatip, berhasil atau tidak.

(30)

Jika tidak, ia dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya

Menurut Readon, Effendy, Porter dan Samovar (Liliweri, 1997: 28) salah satu sifat dari komunikasi antar pribadi seperti yang telah dikemukakan diatas adalah komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses yang berkembang. Konsep tersebut menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi tidak statis melainkan dinamis. Proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh guru secara terus menerus akan mengalami perkembangan dan kemajuan akibat pertambahan informasi. Apabila perkembangan tersebut semakin konstan dan mantap maka kita dapat meramalkan hasil suatu komunikasi.

Guru dalam kegiatan mengajar merupakan seorang sosok yang dapat membentuk pengaruh interpersonal yang dapat mengubah prilaku potensial orang lain. Prilaku seorang guru pada umumnya menciptakan pola yang diikuti oleh siswanya (Malik, 1994: 166).

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu (http://id.wikipedia.org). Sosialisasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) artinya adalah kegiatan untuk mengkomunikasikan keberadaan BOS menyangkut tujuan, manfaat sehingga terjadi pemahaman oleh komunikan dan dapat mengarah pada perubahan sikap dan perilaku.

Salah satu agen dimana proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai-nilai itu berlangsung adalah sekolah yaitu lembaga pendidikan formal dimana

(31)

adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di sekolah anak diajarkan untuk mandiri dan bertanggung jawab.

Komunikasi antar pribadi memiliki peranan untuk mensosialisasikan bantuan operasional sekolah karena komunikasi antar pribadi dilakukan secara spontan, tatap muka dan memiliki interaksi yang cukup tinggi sehingga ketika pesan yang disampaikan komunikator tidak dimengerti oleh komunikan, komunikator dapat menjelaskan kembali sampai dapat dipahami oleh komunikan, selain itu frekuensi penyampaian pesan yang dilakukan secara berulang-ulang akan membuat komunikan tidak lupa akan pesan tersebut sehingga nilai-nilai yang disampaikan oleh komunikator akan menjadi bagian dan kebiasaan komunikan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan prediksi pada data pasien epilepsi dengan metode random forest dan SVM, langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil klasifikasi dari dua metode yang

Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari (KKT Lisung Kiwari) merupakan salah satu bentuk lembaga sosial ekonomi yang hadir di tengah-tengah komunitas petani padi sawah di Desa

Masa lajang bukanlah hanya membuang-buang waktu atau duduk menunggu, tetapi ini adalah waktu yang disediakan Tuhan khususnya bagi wanita, untuk menjadikan dia

pertemuan dengan jumlah terbanyak dibedakan dengan warna pada kolom tiap pertemuan, dimana kolom warna merah adalah kolom dengan tingkat kehadiran mahasiswa paling

Peran ICCTF adalah untuk menggalang, mengelola dan menyalurkan pendanaan yang berkaitan dengan penanganan perubahan iklim serta mendukung program pemerintah untuk

Dalam penelitian Anggar (2012) yang berjudul “Analisis pengaruh harga, kualitas produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian sepeda motor honda (studi kasus

Lights menthol versi lukisan Monalisa di media cetak, dengan teori yang digunakan antara lain : teori iklan dengan pendekatan semiotik Charles S.. Metode yang digunakan

Penelitian tentang reduplikasi tidak hanya ditemukan dalam dialek bahasa daeah tetapi melalui sebuah artikel dapat juga ditemukan proses reduplikasi seperti pada