• Tidak ada hasil yang ditemukan

motor dahlander

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "motor dahlander"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

STARTER DUA SPEED UNTUK

MOTOR DAHLANDER

Oleh : Kelompok

Senja Rima Wardani (1231120099)

Wasito Tryo Pamungkas (1231120109)

Winda Puspitasari (1231120092)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIKNEGERI MALANG

MALANG 2012

(2)

STARTER DUA SPEED UNTUK MOTOR DAHLANDER

1. Tujuan

Setelah mempelajari dan melakukan praktek dalam latihan ini, diharapkan dapat :

1.1 Mengidentifikasi terminal motor Dahlander 1.2 Menjelaskan cara kerja starter motor Dahlander

1.3 Membaca gambardan menggambar diagram sirkuit starter motor Dahlander 1.4 Memasang dan mengoperasikan starter motor Dahlander

2. Introduksi

2.1 Definisi

Motor Dahlander adalah motor induksi rotor sangkar 3 fasa yang mempunyai lilitan untuk dua kecepatan. Motor ini mempunyai lilitan yang disusun demikian rupa sehingga jumlah kutub dapat diubah dengan membalik arus pada lilitannya. Jumlah kutub dapat dipotong setengah dengan merubah polaritas pasangan kutub. Oleh karena itu perbandingan perubahan kecepatan motor ini selalu 1 : 2 (misal: 2 dan 4 kutub) sehingga kecepatannya juga terbatas berbanding 2 : 1. Seperti 1500/750 rpm atau 1500/3000 rpm.

Adanya lilitan yang terpisah menyebabkan motor ini mempunyai ukuran yang jauh lebih besar. Hal ini akan terlihat apabila dibandingkan dengan motor 3 fasa lain yang hanya mempunyai 1 putaran dengan daya yang sama. Pada motor dahlander kecepatan tinggi hubungan yang digunakan adalah hubungan bintang (Y). Dan untuk kecepatan rendah hubungan yang digunakan adalah hubungan delta (D).

2.2 Macam Hubungan Belitan pada Motor Dahlander : a) Untuk torsi konstan

Pada kecepatan rendah, kumparan-kumparan motor dihubungkan seri-delta dan pada kecepatan tinggi dihubungkan paralel-bintang. Torsi motor ini tetap, pada kecepatan tinggi dayanya meningkat sebanding dengan kecepatan putar motor. Motor dengan hubungan belitan seperti ini biasanya digunakan untuk derek, lift, mesin kerek, pompa plunyer, kompresor piston, mesin giling dan ban berjalan.

b) Untuk daya konstan

Pada kecepatan rendah, kumparan-kumparan motor dihubungkan paralel-bintang dan pada kecepatan tinggi dihubungkan seri-delta. Pada kecepatan tinggi, torsi motor lebih kecil dengan daya yang tetap. Motor dengan hubungan

(3)

belitan seperti ini biasanya digunakan untuk mesin bubut dan mesin-mesingulung.

c) Untuk torsi variabel

Pada kecepatan rendah, kumparan-kumparan motor dihubungkan seri-bintang dan pada kecepatan tinggi dihubungkan paralel-seri-bintang. Pada kecepatan tinggi, torsi motor meningkat kuadratis dan dayanya meningkat dengan pangkat tiga. Jadi daya motor ini untuk tiap kecepatan berbeda. Karena itu, seringkali motor ini diberi dua setel pengaman arus maksimum (beban lebih) dan dua setel pengaman lebur (sekering/fuse). Motor dengan hubungan belitan seperti ini biasanya digunakan untuk ventilator dan pompa sentrifugal.

Sedangkan untuk kumparan dalam motor Dahlander secara umum dapata dilihat pada gambar dibawah ini.

(4)

2.3 Hubungan Motor Dahlander pada Praktikum

Pada kecepatan rendah, kumparan-kumparan motor dihubungkan seri-delta dan pada kecepatan tinggi dihubungkan paralel-bintang. Torsi motor ini tetap, pada kecepatan tinggi dayanya meningkat sebanding dengan kecepatan putar motor. Semakin sedikit jumlah kutubnya maka semakin tinggi tingkat kecepatan putar pada motor ini.

Untuk starter motor Dahlander low speed digunakan hubungan seri-delta. Sumber L1 masuk ke terminal 1U, sumber L2 masuk ke terminal 1V dan sumber L3 masuk ke terminal 1W. Dapat dilihat dari tiap phasa terdapat dua belitan yang terhubung secara seri yang akan menghasilkan dua pasang kutub. Penjelasannya yaitu, arus listrik masuk dari L1 menuju terminal 1U memberikan arus pada koil pertama, kemudian arus masuk ke koil kedua secara seri, dan arus keluar melalui terminal 1V yang terhubung dengan L2, sehingga terbentuk dua pasang kutub.

Gambar hubungan belitan segitiga Dahlander berkutub empat (p = 2)

Untuk starter motor Dahlander high speed digunakan hubungan paralel-bintang. Sumber L1 masuk ke terminal 2U, sumber L2 masuk ke terminal 2V dan sumber L3 masuk ke terminal 2W. Sementara ujung terminal 1U, 1V, dan 1W dihubungsingkatkan. Dapat dilihat dari tiap phasa terdapat dua belitan yang terhubung secara paralel yang akan menghasilkan satu pasang kutub. Penjelasannya yaitu, arus listrik masuk dari L2 menuju terminal 2V memberikan arus pada koil pertama dan koil kedua secara parallel dan arus keluar melalui terminal 1U dan 1V yang terhubung dengan L1, sehingga terbentuk satu pasang kutub saja.

(5)

Gambar Hubungan belitan bintang ganda, berkutub dua (p = 1)

3. Komponen-komponen

 1 MCB 1 pole

 1 Magnetik Circuit Breaker

 3 Kontaktor 3 kutub (KM1, KM2, dan KM3)  2 Blok kontak bantu (2NO + 2NC)

 2 Thermal Overload Relay (F2 dan F3)

 3 Pushbutton stop (S0), low speed (S1), dan high speed (S2)

 3 Lampu indikator low speed (H1), high speed (H2), dan overload (H3)  1 Motor Dahlander

(6)

4. Diagram Sirkit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 L1 L2 L3 1 Q1 2 4 6 380 V / 50 Hz 3 5 M1 PE 2U 2V 2W 1U 1V 1W L1 KM 3 2 4 6 3 1 5 F1 2 4 6 1 3 5 KM 1 2 4 6 3 1 5 F2 2 4 6 1 3 5 KM 2 2 4 3 1 N KM1 S1 S0 220 V / 50 Hz 54 53 13 14 22 21 6 5 F1 96 95 H1 H2 KM1 1 2 1 2 83 84 H4 1 2 1 2 F3 98 97 KM1 A2 A1 KM3 S2 54 53 13 14 22 21 22 21 22 21 F2 96 95 14 13 KM2 A2 A1 KM3 A2 A1 KM2 KM1 KM2 KM3 F2 98 97 83 84 KM3 H3 F3 15 NO NC NO NC NO NC 3x4 9 10 12 3x6 8 11 3x2 8 11 13

(7)

Cara kerja rangkaian

Jika tombol S1 ditekan, kontaktor KM1 akan aktif menyebabkan kontak utama pada jalur 4 menutup sehingga motor bekerja dengan low speed, kontak NO pada jalur 9 menutup sehingga meskipun tombol S1 dilepas kontaktor KM1 tetap bekerja, kontak NO pada jalur 12 menutup sehingga lampu H1 menyala, dan kontak NC pada jalur 10 membuka sehingga meskipun tombol S2 ditekan kontaktor KM2 tidak akan bekerja. Untuk melakukan high speed motor harus dihentikan terlebih dahulu dengan menekan tombol S0. Jika tombol S0 ditekan, kontaktor KM1 akan mati sehingga motor akan berhenti berputar dan kontak NO pada jalur 9 dan 12 kembali membuka, dan kontak NC pada jalur 10 kembali menutup.

Jika tombol S2 ditekan, kontaktor KM2 akan aktif menyebabkan kontak utama pada jalur 6 menutup yang membuat sebuah jumper, kontak NO pada jalur 11 menutup sehingga kontaktor KM3 akan aktif menyebabkan kontak utama pada jalur 2 menutup sehingga motor akan bekerja dengan high speed, kontak NO pada jalur 11 menutup sehingga meskipun tombol S2 dilepas kontaktor KM2 dan KM3 akan tetap aktif, kontak NO pada jalur 13 akam menutup sehingga lampu H2 menyala yang menandakan motor bekerja secara high speed, dan kontak NC pada jalur 8 membuka sehingga meskipun tombol S1 ditekan kontaktor KM1 tidak akan aktif. Untuk mematikan, tekan tombol S0.

5. Langkah Kerja

5.1 Lengkapi diagram sirkit daya dan sirkit kontrol starter motor Dahlander (dua-kecepatan, satu arah putaran). Sirkit ini dilengkapi dengan tiga lampu tanda untuk memberi petunjuk kecepatan rendah (low speed) dan peringatan beban lebih (warning overload). Motor dapat langsung dioperasikan pada kecepatan tinggi atau kecepatan rendah, tetapi tidak bisa langsung berpindah kecepatannya tanpa melalui tombol stop. Untuk menghentikan bekerjanya motor dilakukan dengan jalan menekan sesaat tombol stop S1.

5.2 Rangkaian diperlengkapi dengan relay-relay beban lebih thermis F2 dan F3. Apabila

terjadi beban lebih pada kecepatan rendah maka relay F2 akan bekerja menghentikan

motor, dan apabila terjadi beban lebih pada kecepatan tinggi maka relay F3 akan bekerja menghentikan motor.

(8)

5.3 Siapkan peralatan (komponen-komponen) yang akan digunakan dalam praktek sesuai dengan daftar komponen. Catat data teknis motor Dahlander yang digunakan pada latihan ini.

- Jenis motor : ... - No. Seri : ...

- Daya motor : .../...kW - Kecepatan : .../...rpm - Arus nominal : .../...Ampere - Tegangan : ...volt - Frekuensi : ...Hz

5.4 Gambarkan bentuk hubungan belitannya.

5.5 Tuliskan dalam tabel hubungan terminalnya

Kecepatan L1 L2 L3 Terbuka ( Open ) Bersama ( Joint ) Hubungan

Rendah Seri delta

Tinggi Paralel

bintang

5.6 Pasang komponen-komponen tersebut pada papan rakit (kit-board). Kerjakan pengawatan sesuai dengan diagram sirkit. Pilih kabel penghubung yang panjangnya sesuai dengan diagram sirkit. Pilih kabel penghubung yang panjangnya sesuai untuk menghasilkan susunan yang rapi.

(9)

5.7 Selesai memasang dan mengawati rangkaian, mintalah kepada pengajar untuk memeriksa hasil rakitan anda. Apabila pemasangannya sudah benar, hubungkan sirkit kendali ke sumber tegangan 1 fasa – 220 volt 50 Hz.

5.8 Dalam kondisi normal, amati keadaan kontaktor dan dan lampu – lampu tandanya 5.9 Selesai praktek simpan kembali semua komponen di tempat semula.

Gambar

Gambar hubungan belitan segitiga Dahlander berkutub empat (p = 2)
Gambar Hubungan belitan bintang ganda, berkutub dua (p = 1)

Referensi

Dokumen terkait

 Pada rangkaian kontrol, secepatnya kontaktor utama terhubung on, kontak NO diparalel dengan kontak tombol tekan start yang harus tertutup dan rangkaian kontrol

Tombol emergency dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan yaitu ketika tombol di tekan, maka motor akan mati dalam waktu 10 detik setelah tombol ditekan (delay 10 detik)..

Sementara kunci kontak pada posisi "ON" Sementara kunci kontak pada posisi "ON" dan saklar starter ditekan, ukur tegangan relay dan saklar starter ditekan, ukur

Kontak yang bergerak dipasangkan pada plunger. Aksi dari medan pada gilirannya menyebabkan plunger bergerak pada kumparan menutup kontak NO dan membuka kontak NC

Tekanlah tombol ON start 2, dan lepaskanlah maka motor akan berputar, karena tombol ON terkunci oleh kontak kontaktor NO 13 – 14 dari K2, dan perhatikanlah motor 2 bekerja dan motor

Jika ingin menggunakan mode manual, maka tombol akan ditekan pada mode manual sehingga tombol pilihan saluran akan aktif (seperti pada Gambar 2a) atau dapat digunakan

kontak - kontak kontaktor yang telah dirangkai dengan smart relay akan membaca program yang telah dimasukkan pada smart relay tersebut untuk melakukan starting bintang segitiga

Dokumen ini menjelaskan urutan sistem kerja sawmill, sebuah peralatan pengolahan