• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN FLASHCARD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN FLASHCARD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KECERDASAN

LOGIKA MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI

PERMAINAN

FLASHCARD

Almas Nur Silmi

Husen Windayana

1

Ai Sutini

2

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

almasnursilmi@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu permasalahan dalam kegiatan pembelajaran pada TK Laboratorium UPI Kampus Cibiru Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, yaitu kemampuan anak dalam kecerdasan logika matematika masih terbilang rendah, terlihat dari pengenalan anak terhadap konsep bilangan masih rendah, karena kurangnya pengenalan konsep bilangan pada kelas A. Untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakanlah permainan flashcard untuk mengenalkan anak pada konsep bilangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Untuk meningkatkan aktivitas kemampuan kecerdasan logika matematika anak usia dini melalui permainan flashcard. (2)Untuk mengetahui perkembangan kemampuan kecerdasan logika matematika anak usia dini melalui permainan flashcard. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang diperbaiki melalui tindakan-tindakan secara berulang selama melakukan penelitian. Desain penelitian yang digunakan yaitu model Elliot yang dilakukan sebanyak 3 siklus, dimana pada satu siklus terdapat 3 tindakan. Subjek penelitian adalah anak kelompok A sebanyak 12 orang, terdiri dari 7 anak perempuan dan 5 anak laki-laki. Instrumen yang digunakan pada saat penelitian yaitu penilaian performa, observasi terstruktur, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Dalam penerapan penelitian permainan flashcard pada siklus I masih banyak anak yang memerlukan bimbingan dan motivasi, siklus II sudah mulai meningkat, siklus III semakin banyak anak yang mengalami peningkatan dalam aktivitas anak dan perkembangan kecerdasan logika matematika. Aktivitas anak semakin meningkat dari setiap siklusnya, terlihat dari rata-rata aktivitas anak pada siklus I 42,85%, siklus II 66,67 % dan siklus III 76,20 %. Selain itu hasil dari penerapan permainan flashcard pada siklus I persentase anak yang mendapat bintang 4 terdapat 60,74%, pada siklus II persentase anak yang mendapat bintang 4 meningkat menjadi 74,53%, dan pada siklus III persentase meningkat lagi menjadi 77,88%. Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan flashcard dapat meningkatkan kemampuan konsep bilangan anak dan mengembangkan kemampuan kecerdasan logika matematika anak.

Kata kunci: Permainan flashcard, kecerdasan logika matematika

Penulis Penanggung Jawab 1

(2)

Almas Nur Silmi, Mengembangkan Kemampuan Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Flashcard, Volume, Nomor Edisi, Juni, 2015 2

ABSTRACT

Research is ini the background against the background by the existence of an issue on campus TK Laboratorium UPI Cibiru subdistrict Cileunyi, regency Bandung, that is a ability of children in intelligence mathematical logic still fairly low, seen from the introduction of children for the concept of numbers still low, because under the introduction of the concept of number in class A. To overcame the problems in use a flashcard game to introduce the concept of numbers. The pupose of this reserch is (1) To improve intellegence mathematical logic of an early age through a flashcard games. (2) To determine the development of the abilitiy of intellegence mathematical logic of an early age through a flashcard games. The research that used to be in this reserch is research a class action that aims to solve the problems in fixing through the actions of action repeatedly in reserch. The design study that used to be the model Elliot by as many as three cycles, where in a cycle there are three acts. The subject of reserch is the group a total of twelve people made up of seven girls and five children. The instrument was in use at the time of research whitch is the assessment of performance, be structured, note the field, interviews and documentation, in the application of reserch a flashcard games pad the sycle I was still a lot of children who nee guidance and motivation, the second have started to in crease, the third is stil a lot of children whe having an increse in the childrens activity and the development of intelligence mathematical logic. Align the cycle I 42,85% the cycle of II 66,67% and cycle III 76,20%. In addition the result of the application of a flashcard games, the persentage of those I children who received four star 60,74%, in the second percentage of children who received star four in crease to be 74,53%,and in the cycle III percentage of children who received fuor 77,88%. From that percentage can be concluded that the games flashcard can enhance the ability of the concept of the child and develop the ability of intellegence, mathematical logic of the child.

The Key Word: Flashcard games, intellegence, in fact mathematical logic.

A. PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, teknologi yang semakin berkembang dan persaingan yang semakin banyak, maka dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, berdaya saing tinggi serta kritis dan siap menghadapi segala perubahan yang ada. Sumber Daya Manusia ini tentunya harus dipersiapkan sejak usia dini. Karena pada usia (0-6) tahun, anak tengah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal itu sejalan dengan hasil riset yang ada mengenai neuroscience dan psikologi perihal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

(Suyadi, 2011, hlm 3) mengemukakan “Perkembangan otak pada usia (0-6 tahun) tengah mengalami percepatan hingga 80% dari keseluruhan otak orang dewasa.” Karena hal tersebutlah anak sering disebut dengan masa the golden ages, yang jika anak distimulasi dengan baik maka anak dapat berkembang lebih optimal dan dapat melanjutkan kehidupannya kejenjang Sekolah Dasar maupun nanti memasuki usia dewasa.

Melalui lembaga TK, pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dioptimalisasikan dengan cara diberikan stimulus yang baik sesuai dengan tahapan

(3)

perkembangan anak dari mulai aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, bahasa, kognitif, dan fisik motorik. Kelima aspek perkembangan tersebut sangat penting dikembangkan salah satu perkembangan yang penting dikembangkan adalah perkembangan kognitif, apabila anak dirangsang secara tepat maka akan meningkatkan Intelegensi/ kecerdasan anak. Howard Gardner (dalam Suyanto, 2005, hlm. 15) menyatakan bahwa kecerdasan dikelompokkan menjadi delapan kelompok yaitu kecerdasan haptik/kinestetik, intrapersonal, interpersonal, naturalistik, spatial, musikal, linguistik, dan logika-matematika.

Di antara kedelapan kecerdasan tersebut salah satu kecerdasan yang harus dirangsang dengan tepat adalah kecerdasan logika-matematika. Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu tidak akan terlepas dari permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan logika dan matematika, kecerdasan logika-matematika adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan pola-pola bilangan, perhitungan dan berfikir secara rasional. Lebih lanjut, (Kurniawan dan Laely, 2014, hlm 10) mengungkapkan bahwa,

kecerdasan logika-matematika merupakan kecerdasan yang menggunakan angka dan logika dengan efektif dalam mengungkapkan pikiran, yang aktivitas proses aktualisasi kecerdasannya dapat diidentifikasi kedalam tiga hal, (1) Pemahaman terhadap pola-pola dan hubungan-hubungan yang logis. (2) Pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat),

fungsi, dan abstraksi. (3) Meliputi kategorisasi, klasifikasi dan penghitungan. Ketiga poin tersebut seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yang mana setiap individu dituntut untuk mampu mengungkapkan sesuatu secara rasional, mengenal pola-pola, simbol-simbol dan memperhitungkan baik buruk, serta mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Dalam hal ini individu tersebut membutuhkan kecerdasan logika matematika untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kecerdasan logika matematika perlu distimulasi terhadap anak usia dini yang tengah mengalami masa percepatan dalam perkembangannya.

Untuk menstimulus logika-matematika anak usia dini guru harus memberikan kegiatan yang kreatif dan menyenangkan bagi anak. Bermain merupakan kegiatan yang dapat dilakukan sebagai usaha meningkatkan kecerdasan anak, karena bermain merupakan dunia anak. Melalui permainan yang menarik anak akan merasa nyaman, merasa senang, dapat bereksperimen, dapat menyelesaikan masalah, bercakap-cakap, berkerjasama yang dengan semua hal tersebut anak akan lebih mudah memahami apa yang dimaksudkan oleh guru.

Fenomena yang terjadi dilapangan menunjukan bahwa banyak anak di kelompok A yang belum mengenal konsep bilangan. Hal ini terlihat saat anak membilang satu sampai sepuluh anak belum bisa mengenal lambang, dan juga masih ada anak yang belum bisa membilang dan mengenal konsep bilangan, kebanyakan anak saat ditanya jumlah dari gambar yang ditunjukkan anak hanya

(4)

menebak-Almas Nur Silmi, Mengembangkan Kemampuan Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Flashcard, Volume, Nomor Edisi, Juni, 2015 4

nebak tanpa menghitungnya terlebih dahulu.

Adanya permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang dilakukan untuk mengenal konsep bilangan serta kurangnya penggunaan media untuk anak sebagai salah satu cara anak mengenal pola-pola dan simbol-simbol dalam mengembangkan kecerdasan logika matematika anak. Sekaitan dengan hal itu salah satu kegiatan yang dapat membantu anak mengenal konsep bilangan adalah melalui kegiatan yang menggunakan media yang menarik bagi anak. Media dalam kegiatan di TK merupakan alat yang penting untuk mentransper pengetahuan agar anak dapat mudah memahami apa yang diterimanya serta menambah pengalaman belajar anak. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pengalaman belajar anak diantaranya yaitu ketersediaan media. Penulis meyakini bahwa media merupakan alat berbentuk fisik yang dapat digunakan sebagai usaha merangsang pemahaman anak dalam mempelajari sesuatu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang secara fisik dapat membantu dan mempermudah penyampaian isi materi pembelajaran secara efektif dan efisien. Diantara banyaknya media yang dapat digunakan, salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran di TK adalah Media Berbasis Visual yaitu flashcard. Lebih lanjut (Arsyad, 2011, hlm.106) mengungkapkan bahwa,

media visual sangatlah penting, karena melalui media visual akan tumbuh minat belajar anak, serta media visual ini dapat menghubungkan isi

materi dengan dunia nyata, sehingga anak akan mudah memahaminya. Media visual ini dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti foto, gambar, grafik, garis, bagan dan juga flascard.

Berdasarkan hal tersebut maka flashcard adalah salah satu bagian dari media visual yang dapat menjadi media konkret bagi anak, anak dapat melihat dan mengetahui seperti apa benda tersebut melalui gambar yang berada di flashcard. Media flashcard ini dapat menjadi jalan mengenal dari hal konkret ke abstrak. Kemudian melalui permainan yang menggunakan media flashcard anak dapat menghubungkan suatu bilangan dengan gambar yang berada di flashcard secara konkret, serta dapat menambah ingatan anak terhadap materi, selain itu banyak fariatif permainan yang dapat diberikan kepada anak melalui flashcard ini sehingga anak merasa senang dan mendapatkan pengalaman-pengalaman serta pengetahuan-pengetahuan yang baru. Lebih lanjut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media flashcard adalah salah satu alat yang dapat membantu menyampaikan informasi dan menstimulus pikiran anak untuk mengingat, menghubungkan,

mengklasifikasikan, serta memudahkan anak memahami isi materi yang guru berikan, yang kemudian dapat merangsang anak memahami konsep bilangan dan dapat mengembangkan kecerdasan logika-matematika anak.

B. METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian

(5)

Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yang akan digunakan adalah model yang dikembangkan oleh John Elliot. PTK ini akan dilaksanakan dalam 3 siklus, yang pada 1 siklus terdapat 3 tindakan, jadi di dalam 3 siklus terdiri dari 9 tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti. Model John Elliot ini ditimbang lebih detail dan lebih rinci dibandingkan dengan model PTK lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Elliot (Abidin, 2011, hlm. 240) yang menyatakan bahwa,

implementasi sebuah tindakan semua mudah untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, implementasi harus dilakukan secara bertahap melalui beberapa tindakan. Masing-masing tindakan tidak boleh dianalisis dan direfleksi sebelum seluruh tindakan dalan satu siklus tersebut selesai diimplementasikan. Oleh karenanya, analisis dan refleksi tidak dilakukan pertindakan melainkan dilakukan secara utuh terhadap satu siklus Dalam pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model Elliot dijelaskan langkah-langkah dalam penelitiannya dimulai dari langkah yang pertama yaitu identifikasi masalah dimana identifikasi masalah merupakan latar belakang pelaksanaan penelitian, selanjutnya menganalisis masalah yang muncul, setelah masalah yang muncul itu teranalisis langkah berikutnya adalah membuat perencanaan untuk menyelesaikan masalah tersebut, setelah perencanaan disusun dengan matang selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah direncanakan.

PTK ini dilaksanakan di TK Laboratorium UPI Kampus Cibiru yang berlokasi di Jl.Raya Cibiru KM.15 Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah kelompok A yang berjumlah 12 orang anak yaitu 7 anak perempuan dan 5 orang anak laki-laki.

Instrumen penelitian yangdigunakan pada penelitian ini adalah penilaian performa, observasi (catatan lapangan dan observasi terstruktur), wawancara dan dokumentasi. Sedangkan pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, pengetesan dan dokumentasi. Kemudian data yang sudah dikumpulkan dilakukan analisis data. Berdasarkan hal tersebut (Mulyasa, 2013, hlm.70) mengemukakan bahwa,

data yang telah terkumpul perlu dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian, yang dalam PTK, analisis dilakukan sejak awal dan mencakup setiap aspek kegiatan penelitian. Ketika pencatatan lapangan melalui observasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran dikelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang diamatinya, iklim kelas, suasana pembelajaran, cara guru mengajar, dan interaksi pembelajaran.

Analisis data yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu menggunakan teknik triangulasi data dan analisis data dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik, dalam hal ini peneliti menggunakan teknik

(6)

Almas Nur Silmi, Mengembangkan Kemampuan Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Flashcard, Volume, Nomor Edisi, Juni, 2015 6

pengumpulan data dari berbagai sumber yaitu dari hasil observasi, wawancara, pengetesan dan dokumentasi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan temuan penelitian yang telah dilakukan peneliti baik sebelum proses pembelajaran yakni mengenai perencanaan maupun selama proses pelaksanaan siklus dari siklus I,II, dan III, yang disertai dengan data-data hasil observasi yang telah ditemui dilapangan yang telah dilaksanakan dari 20 April sampai 22 Mei. Pada penelitian ini peneliti melaksanakan di kelas A TK Laboratorium UPI Kampus Cibiru yang berlokasi di jalan Raya Cibiru KM. 15 kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung dengan jumlah siswa 12 orang yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki. Dari perencanaan siklus yang telah dibuat sebelumnya maka penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III dan setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan permainan yang menggunakan media flashcard untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan logika matematika anak usia dini. Disetiap tindakan permainan yang selalu diganti agar anak-anak tidak merasa bosan, kemuadian media flashcard selalu disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung saat itu.

1. Silus I

Siklus pertama telah dilaksanakan pada hari Senin, Selasa dan Kamis tanggal 4,5 dan 7 Mei 2015, kegiatan dimulai dengan menyambut anak-anak didepan pintu gerbang pukul 07.00 WIB, sampai anak-anak pulang pukul 10.30 WIB.

Pada siklus pertama ini kegiatan bertemakan Kendaraan dengan sub tema rakit. Tema dan sub tema tersebut dipilih karena disesuaikan dengan kurikulum. Indikator yang digunakan dalam siklus I ini ada tiga yaitu anak dapat membilang dengan menunjuk gambar benda yang ada pada flashcard dari 1-5, anak dapat menunjuk lambang bilangan dan menyebutkan lambang bilangan dari

1-5 dan

menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan gambar pada flashcard dari 1-5 (anak tidak disuruh menulis).

Hasil mengenai pengamatan tindakan I, anak yang telah mengenal konsep bilangan yang mencapai 41,76%. Perolehan tersebut telah menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan dari 1-5 belum sesuai harapan.

Hasil mengenai pengamatan tindakan II, anak yang telah mengenal konsep bilangan yang mencapai 47,22%. Persentase tersebut menunjukkan terdapat kemajuan dari perkembangan anak dalam mengenal konsep bilangan.

Hasil mengenai pengamatan tindakan III mengenal konsep bilangan dari 1-5 guna mengembangkan kecerdasan logika matematika anak yaitu 93,33%. Persentase tersebut menunjukkan perkembangan konsep bilangan anak telah sesuai dengan harapan. Setelah itu dari analisis tiap tindakan tersebut, berikut rata-rata persentase keseluruhan aktivitas anak pada siklus I.

Berikut grafik rat-rata persentase perkembangan anak dalam mengenal konsep bilangan dari 1-5.

(7)

Grafik 4.1

Rata-rata Persentase Kemampuan Anak Mengenal Konsep Bilangan

Siklus I

Grafik diatas menggambarkan kemampuan anak, berdasarkan hal tersebut anak yang mendapatkan bintang satu 0%, kemudian yang mendapatkan bintang dua terdapat 4,63% dan yang mendapat bintang tiga terdapat 34,63%, sedangkan yang mendapat bintang empat terdapat 60,74%.

2. Siklus II

Siklus kedua telah dilaksanakan pada hari Jum’at, Senin dan Selasa tanggal 8,11 dan 12 Mei 2015. Pada siklus kedua ini kegiatan bertemakan kendaraan dengan sub tema rakit,dan macam-macam pesawat. Indikator yang digunakan dalam siklus II masih sama dengan siklus I hanya saja kontennya di tingkatkan, yang awalnya bilangannya dari 1-5, pada siklus II ini bilangannya ditingkatkan sampai dengan sembilan. Indikator yang digunakan pada siklus II ini ada tiga yaitu anak dapat membilang dengan menunjuk gambar benda yang ada pada flashcard dari 1-9, anak dapat menunjuk lambang bilangan dan menyebutkan lambang bilangan dari

6-9 dan

menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan gambar pada flashcard dari 6-9 (anak tidak disuruh menulis).

Pada tindakan I perolehan anak yang mampu mengenal konsep bilangan 1-9 sebanyak 45,45%. Perolehan persentase tersebut menunjukkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan harus dioptimalkan kembali.

Pada tindakan II perolehan anak yang mampu mengenal konsep

bilangan 1-9 sebanyak 51,85%. Persentase tersebut belum sesuai harapan, oleh karenanya peneliti harus berusaha seoptimal mungkin agar kemampuan konsep bilangan anak dapat terkemabangkan sesuai dengan harapan. Dari persentase di atas, berikut grafik rata-rata persentase tiap bintang dari keseluruhan siklus II.

Grafik 4.6

Rata-rata Persentase Kamampuan Anak Mengenal Konsep Bilangan

SIKLUS II

Berdasarkan grafik diatas maka terlihat peningkatan dimana anak yang mendapat bintang 1 dan 2 terdapat 0%, dan yang mendapat bintang 3 terdapat 25,47%, sedangkan yang mendapatkan bintang 4 terdapat 74,53%. Perolehan tersebut memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan.

3. SIKLUS III

Siklus ketiga telah dilaksanakan pada hari Rabu, Jum’at dan Senin tanggal 13, 15 dan 18 Mei 2015. Pada siklus ketiga ini kegiatan bertemakan kendaraan dengan sub tema mengenal supir pesawat, balon udara dan manfaat kereta api. Indikator yang digunakan dalam siklus III ini masih sama dengan siklus I dan II hanya saja kontennya ditingkatkan, yang awalnya bilangannya dari 1-5, kemudian 1-9, sekarang pengenalan bilangannya ditambah, yaitu pengenalan konsep 0 dan 10. Indikator yang digunakan pada siklus III ini ada tiga yaitu anak dapat membilang dengan menunjuk gambar benda yang ada pada flashcard dari 1-10, anak dapat menunjuk lambang bilangan dan menyebutkan lambang bilangan dari

(8)

Almas Nur Silmi, Mengembangkan Kemampuan Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Flashcard, Volume, Nomor Edisi, Juni, 2015 8

0 dan 10 dan menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan gambar pada flashcard dari 0 dan 10 (anak tidak disuruh menulis).

Pada tindakan I anak yang telah mampu mengenal konsep bilangan dari 1-10 sebanyak 50%, perolehan tersebut masih belum sesuai dengan harapan. Maka dari itu peneliti harus berusaha lebih optimal lagi.

Pada tindakan II anak yang telah mampu mengnal konsep bilangan dari 1-10 sebanyak 86,67%. Persentase tersebut sudah mulai sesuai dengan harapan.

Pada tindakan III anak yang telah mampu mengenal konsep bilangan dari 1-10 sebanyak 96,97%. Persentase tersebut menunjukkan peningkatan dari persentase sebelumnya dan telah sesuai dengan harapan. Untuk melihat perbandingan tiap tindakan berikut grafik rata-rata persentase perkembangan konsep bilangan anak pada siklus III.

Grafik 4.9

Rata-rata Persentase Kemampuan Anak Mengenal Konsep Bilangan

SIKLUS III

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran pada siklus ke-3 sudah meningkat. Nilai rata-rata yang didapatkan pada siklus ketiga ini menunjukkan adanya kemajuan dari nilai rata-rata pada siklus I dan siklus II. Pada siklus ke tiga ini anak-anak telah mampu membilang sesuai urutan dari 1-10, selain itu anak-anak telah mengenal lambang dari bilangan yang melambangkannya dan kemampuan untuk memasangkan bilangan dengan

lambang bilanganpun pada siklus ke tiga ini anak-anak telah menunjukkan peningkatan yang sesuai dengan harapan.

Selain itu berdasarkan uraian sebelumnya permainan flashcard ini dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika anak melalui pengenalan konsep bilangan. Sesuai dengan pendapat suyanto (2005) yang menyatakan bahwa,

matematika sebenarnya tidak hanya sekedar untuk berhitung namun dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, utamanya aspek kognitif anak. Disamping itu matematika juga berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan anak, khususnya kecerdasan yang oleh Gardner disebut logika-matematika. Kecerdasan logika-matematika menyangkut kemampuan seseorang menggunakan logika dan matematika. Kecerdasan ini meliputi kemampuan menggunakan bilangan, operasi bilangan, dan logika matematika seperti jika-maka, lebih besar-lebih kecil, dan silogisme.(hlm.55)

Berdasarkan hal tersebut pengenalan konsep bilangan pada anak dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika anak usia dini. nilai rata-rata kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan tiap siklusnya mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata persentase anak yang mendapatkan bintang 4 terdapat 60,74%, kemudian meningkat lagi pada siklus II dengan persentse 74,53% dan pada siklus III presentase meningkat kembali sampai 77,88%.

(9)

Adanya peningkatan aktivitas anak dan meningkatnya kemampuan mengenal konsep bilangan pada dasarnya karena anak senang bermain flashcard. Melalui bermain anak lebih bersemangat dan antusias. Dalam hal ini permainan didukung oleh media flashcard yang menarik bagi anak, flashcard merupakan media visual yang dapat dilihat oleh anak, sehingga akan mempermudah anak memahami informasi yang telah di berikan.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang mengembangkan kemampuan kecerdasan logika matematika anak usia dini melalui permain flashcard di TK Laboratorium UPI Kampus Cibiru, dapat diuraikan bahwa Melalui permainan flashcard perkembangan aktivitas anak meningkat, hal tersebut terlihat dari peningkatan rata-rata persentase aktivitas anak. Pada siklus I aktivitas anak mencapai 42,85%, pada siklus II meningkat menjadi 66,67% dan pada siklus III aktivitas anak meningkat lagi mencapai 76,20%. Permainan flashcard yang digunakan berbeda-beda dari tiap tindakannya, media flashcard yang digunakanpun disesuaikan dengan tema yang diberlakukan. Permainan flashcard ini disesuaikan berdasarkan Tingkat Pencapaian Perkembangan anak, dengan menggunakan indikator yang tiap siklus kontennya ditingkatkan.

Hasil dari permainan flashcard dapat mengembangkan kemampuan kecerdasan logika matematika anak, terlihat dari hasil rata-rata persentase tiap siklus yang meningkat. Pada siklus I kemampuan anak mengenal konsep bilangan sebesar 60,74%, pada siklus II meningkat menjadi

74,53% dan pada siklus III persentase yang diperoleh sebesar 77,88%. Dari perolehan tersebut terlihat jelas peningkatan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan guna mengembangkan kemampuan kecerdasan logika matematika anak usia dini dengan menggunakan permainan flashcard. Berdasarkan hal tersebut maka permainan flashcard dapat mengembangkan kecerdasan logika matematika anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2011). Penelitian Pendidikan dalan Gamitan Pendidikan Dasar dan PAUD. Bandung:Rizqi Press

Arsyad, A.(2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kurniawan dan Laeli. (2014). 30 Permainan Kreatif untuk Kecerdasan Logika Matematika Anak. Bandung: ALFABETA Mulyasa, (2013). Praktik Penelitian

Tindakan Kelas. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA Suyadi. (2011). Manajmen PAUD.

Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR

Suyanto, S. (2005). Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui persepsi masyarakat Kota Kudus terhadap tradisi Buka Luwur kaitannya dengan upaya penguatan karakter bangsa, (2)

Meskipun kegiatan warung Tiberias berdampak positif, baik bagi gereja dan orang-orang yang menerima bantuan, namun kegitan ini juga memiliki dampak negatif bagi pihak lain, yang

Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak korupsi di Indonesia

Dalam tulisan ini, penulis memilih Kami Capah sebagai objek penelitian, dikarenakan beliau mampu memainkan dan membuat alat musik tradisional Pakpak diantaranya adalah:

Etnofarmasi adalah studi tentang bagaimana masyarakat suatu etnis atau wilayah dalam menggunakan suatu tanaman obat atau ilmu multidisiplin yang mempelajari

[r]

i bn ‘Abba>s , matannya tidak bertentangan dengan tolok ukur yang digunakan sehingga kualitasnya adalah S}ah}i>h} al-Matan dan dapat dijadikan

(2) menemukan definisi umum jenis fungsi dari contoh yang diberikan (3) bagaimana membuat mahasiswa dapat menggambar grafik fungsinya. Hasil diskusi adalah dengan