• Tidak ada hasil yang ditemukan

Early Childhood Caries dan Kualitas Hidup Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Early Childhood Caries dan Kualitas Hidup Anak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi

Abstract

The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) recognizes Early Childhood Caries (ECC/nursing bottle caries) as a significant public health problem. Oral health care needs vary but encompass all ages. Poor oral health disproportionately affects people living in low socio-economic status environment and rural communities. Oral health may affect a child‟s growth and development, its social behaviour, nutrition, learning and its overall well-being. ECC is 100% preventable,but most parents often disagree with this statement. The consequences of ECC include a higher risk of new carious lesions in both the primary and permanent dentitions. ECC interferes not only with the quality of life of the child, but also of the family. It affects a child's school performance, and its social behaviour. Treatment of ECC is costly, invasive and stressful. Young children with high caries activity may develop caries even during tooth eruption; therefore, it is essential to reach for the preschool children and their caregivers as early as possible. This research highlights the importance of eliminating the root causes of ECC, which will in turn help children to be as healthy as they can be. Treating dental caries in pre-school children would increase the growth rate and the quality of life of millions of children.

Keywords: Early Childhood Caries (ECC), quality of life, children

I. Pendahuluan

Kesehatan gigi merupakan bagian penting dari kesehatan tubuh secara umum. Karies pada gigi masih merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak dan merupakan suatu kalainan yang terjadi akibat adanya keterlibatan berbagai faktor etiologi (multifaktorial), diantaranya faktor genetik, kebiasaan makan, kolonisasi awal bakteri penyebab karies, dan faktor lingkungan, sedangkan faktor sosioekonomi dikaitkan dengan pengalaman karies dan distribusi karies pada anak-anak. (Wigen TI & Wang NJ, 2014; Jorge JR,et al., 2015)

Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering terjadi pada anak-anak, terjadi lima kali lebih banyak daripada asma, tujuh kali lebih banyak daripada demam, dan empat belas kali lebih banyak daripada bronchitis. Walaupun karies gigi ini bukan merupakan suatu kondisi yang fatal, namun kondisi ini akan menyebabkan nyeri yang akan berdampak terhadap kesehatan dan menyebabkan berbagai masalah, seperti masalah tidur, kesulitan makan, sosialisasi, dan akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Karies gigi juga dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup anak. (Jorge JR, et al., 2015; Filstrup SL, et al., 2003)

Kondisi kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor penting dalam tubuh seorang anak, sehingga dampak masalah kesehatan rongga mulut terhadap kualitas hidup sangatlah besar, terutama pada masa anak-anak. Status kesehatan rongga mulut akan mempengaruhi pertumbuhan anak, berat badan anak, sosialisasi anak, dan kemampuan belajar anak. (Jankauskiene B & Narbutaite J, 2010)

Kasus karies gigi pada anak-anak seperti Early Childhood Caries (ECC) akan berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan anak termasuk terhadap aspek fisik, psikologi, dan juga sosial. Oleh karena itu, Early Childhood Caries (ECC) harus segera ditangani dan memerlukan kekooperatifan dari orang tua anak karena kasus ini memerlukan perawatan secara komprehensif yang berkualitas. (Acharya S & Tandon S, 2011; Bach K & Manton DJ. 2014)

(2)

II. Permasalahan

Anak yang berusia dibawah lima tahun kebanyakan mengalami masalah kesehatan gigi, terutama Early Childhood Caries (ECC) yang tentunya akan membuat anak menderita. Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit kronis yang sering terjadi pada anak-anak, sehingga sekarang kasus ini merupakan suatu tantangan yang sangat besar di bidang kedokteran gigi yang biasanya akan berdampak terhadap perilaku anak-anak. Masalah kesehatan gigi akan menyebabkan buruknya kesehatan rongga mulut yang akan berdampak terhadap fungsi, seperti kesulitan dalam mengunyah makanan, kesulitan dalam memakan dan meminum makanan atau minuman yang bersuhu panas atau dingin, kesulitan tidur, penurunan performa di sekolah sekolah, gangguan sosialisasi, menurunnya kepercayaan diri, begitu juga adanya pengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan berat badan anak. (Junior PAM, et al., 2013)

Istilah Early Childhood Caries (ECC) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990 setelah dilakukannya penelitian yang berfokus pada berbagai faktor diantaranya: sosial ekonomi, kebiasaan, dan psikososial yang berkontribusi terhadap terjadinya karies pada usia dini. Early Childhood Caries (ECC) merupakan ekspresi patologis dari penyebab yang multifaktor, seperti: karies terjadi pada anak dengan usia lebih dini, dikarakteristikkan dengan adanya karies yang dalam pada beberapa gigi sulung dengan perkembangan yang cepat menuju pulpa dan jaringan periodontal, dan biasanya harus melibatkan gigi anterior. (Scroth RJ, et al., 2007; Vania A, et al., 2011)

The American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) mengklasifikasikan Early Childhood Caries (ECC) menjadi: (Vania A, et all., 2011, Junior PAM, et al., 2013)

- Early Childhood Caries (ECC)

Menunjukkan satu atau lebih lesi (lesi berkavitas atau tidak berkavitas), gigi yang hilang (akibat karies), gigi sulung yang direstorasi pada anak yang berusia dibawah 71 bulan.

- Severe Early Childhood Caries (SECC)

Terdapat karies pada setiap permukaan gigi, terjadi pada anak yang usianya lebih muda dari 3 tahun.

- Pada anak dengan usia 3-5tahun: terdapat satu atau lebih kavitas, gigi hilang (karena karies), atau restorasi pada permukaan gigi sulung anterior maksila atau gigi berlubang, gigi hilang, atau gigi direstorasi dengan nilai ≥4 (usia 3), ≥5 (usia 4), atau ≥6 (usia 5). Kondisi tersebut dapat dikatakan

Severe Early Childhood Caries (SECC)

Tabel I Panduan untuk Menentukan Status Severe Early Childhood Caries (SECC) berdasarkan Usia

Usia (tahun) Status SECC

<3 Semua tanda karies pada permukaan gigi yang

halus/licin

3 dmf ≥4

4 dmf ≥5

5 dmf ≥6

Istilah Severe Early Childhood Caries (SECC) digunakan untuk pola karies yang terjadi secara “tidak teratur”, “progresif”, “akut”, atau “rampan”. Diagnosis Early Childhood Caries (ECC) atau Severe Early Childhood Caries (SECC) tergantung pada usia anak dan luasnya pengalaman karies (gigi berlubang, gigi hilang, dan tambalan pada permukaan gigi). (Filstrup SL, et al., 2003)

(3)

2.1 Etiologi Early Childhood Caries (ECC)

Karies gigi merupakan penyakit multifaktor kompleks, berkembang dari adanya biofilm yang berperan dalam mediator demineralisasi jaringan. Proses pembentukan karies tentunya harus melibatkan empat faktor utama, yaitu: mikroorganisme kariogenik, substrat yang terfermentasi, host/tuan rumah, dan waktu. Karies akan mulai terjadi terjadi ketika adanya mikroba di rongga mulut yang pada akhirnya akan memfermentasikan karbohidrat. Saat lingkungan menjadi asam, lesi karies akan berkembang dengan dibantu oleh bakteri dan gigi akan mulai kehilangan mineral/demineralisasi pada permukaan gigi yang dikenal dengan white spot tanpa adanya kavitas pada permukaan gigi yang menghasilkan demineralisasi pada permukaan gigi. Lesi ini merupakan lesi awal dari terjadinya proses karies. (Losso EM et. al., 2009)

Proses terjadinya Early Childhood Caries (ECC) akan dimulai dengan adanya lesi white spot pada gigi incisivus rahang atas dan kondisi ini dapat diperiksa dengan mengangkat bibir dan memeriksa area sekeliling email, dilihat apakah ada pewarnaan berwarna coklat atau kavitas pada gigi incisivus rahang atas. Etiologi utama dari terjadinya Early Childhood Caries (ECC) pada anak adalah kebiasaan makan yang tidak benar, terutama meningkatnya intake gula pada malam hari untuk membantu anak tidur, struktur gigi yang kurang baik, kondisi sistemik, dan efisiensi sistem immunologi. (Bach K & Manton DJ, 2014)

2.2 Klasifikasi Early Childhood Caries (ECC)

Tabel II Tahapan Early Childhood Caries (ECC)

Keparahan Gambaran

Ringan- sedang - lesi “white spot”

- lesi karies melibatkan incisivus dan molar Sedang-berat - lesi karies labiolingual mempengaruhi incisivus

maksila dengan atau tanpa karies pada gigi molar - incisivus mandibula tidak terpengaruh

Berat - lesi karies melibatkan hampir seluruh gigi,

termasuk incisivus mandibula - terjadi rampan karies

Gambaran klinis Early Childhood Caries (ECC):

(4)

Gambar 2 Early Childhood Caries (ECC) Sedang

Gambar 3 Early Childhood Caries (ECC) Berat

2.3 Faktor Resiko Early Childhood Caries (ECC)

Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit multifaktorial yang dapat terjadi karena berbagai faktor, diantaranya yaitu: (Medical Development Division, 2012; Bach K & Manton DJ, 2014; Jorge JR,et al., 2015; Syed S, et al., 2015)

1. Kebiasaan makan / diet

Tingginya frekuensi, jumlah, dan waktu mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat atau gula terutama sukrosa. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara frekuensi mengkonsumsi gula dan peningkatan prevalensi karies, namun jumlah/banyaknya konsumsi gula tidak memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan prevalensi karies. Anak-anak dengan Early Childhood Caries (ECC) biasanya lebih gemar mengkonsumsi gula, seperti makan terutama dalam bentuk jus buah atapun soft drink.

2. Menyusu menggunakan botol

Frekuensi dan waktu menyusu menggunakan botol dengan kandungan sukrosa yang dilakukan terutama pada malam hari sangat berpengaruh terhadap terjadinya Early Childhood Caries (ECC). Susu formula memiliki potensi kariogenik yang lebih tinggi daripada susu murni.

(5)

berperan dalam mencegah demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. 3. Status sosial ekonomi

Kondisi ini meliputi jumlah saudara, pendidikan, dan pekerjaan orang tua. Anak yang hidup pada lingkungan dengan status sosial ekonomi yang buruk memiliki peningkatan prevalensi mengalami Early Childhood Caries (ECC). Anak yang hidup dalam keluarga dengan status sosial ekonomi yang rendah akan memulai menyikat giginya lebih terlambat, menyikat giginya lebih jarang, bahkan biasanya hanya saat giginya terasa sakit saja.

4. Streptokokus mutans

Streptokokus mutans merupakan bakteri kariogenik, sehingga berperan sebagai faktor resiko mayor untuk perkembangan karies. Bakteri ini mungkin bertransmisi secara vertikal dari ibu kepada anak melalui kontak saliva. Anak dengan level Streptokokus mutans yang tinggi akan lebih mudah mengalami Early Childhood Caries (ECC) daripada anak-anak yang lainnya. 5. Hiposalivasi

Saliva merupakan salah satu faktor perlindungan penting di rongga mulut yang mengandung berbagai komponen organik dan inorganik yang terlibat dalam proses pencegahan terhadap perkembangan lesi karies. Apabila terjadi perubahan terhadap flow ataupun kualitas saliva, maka akan terjadi peningkatan resiko karies.

6. Defek pertumbuhan

Defek pertumbuhan pada email seperti hipomineralisasi (email kekurangan mineral namun ketebalan normal) dan hipoplasia (email memiliki kandungan mineral yang normal, namun ketebalan kurang) biasanya dapat terjadi pada gigi sulung atau gigi permanen yang terjadi akibat adanya kelainan kondisi sistemik yang menyebabkan terjadinya kerusakan email. 7. Plak

Plak memiliki kaitan yang erat dengan terjadinya Early Childhood Caries (ECC), tingginya insidensi karies ditemui pada anak-anak yang tidak menggosok gigi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa apabila terdapat akumulasi plak pada anak usia 12 bulan, maka anak tersebut biasanya akan mengalami Early Childhood Caries (ECC) pada usia 3 tahun.

8. Pengalaman karies dini

Telah diketahui bahwa perawatan di bidang kedokteran dapat meningkatkan kualitas hidup, termasuk meningkatkan kebiasaan makan, tidur, dan menurunkan nyeri.

2.4 Konsekuensi Early Childhood Caries (ECC)

Karies gigi di rongga mulut biasanya dikaitkan dengan dampak negatif terhadap kualitas hidup anak prasekolah karena mereka akan mengalami nyeri, terjadinya infeksi yang tentunya akan berdampak terhadap penurunan nafsu makan, kesulitan mengunyah makanan, kesulitan untuk makan makanan dan minuman yang bersuhu panas atau dingin, penurunan berat badan, kesulitan tidur, perubahan dalam kebiasaan, dan mengakibatkan performa akademik yang menurun. Hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembnagan anak, sehingga perlu dilakukannya suatu intervensi terhadap kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup yang melibatkan berbagai disiplin ilmu secara kompleks yang meliputi kesehatan umum dan juga kesehatan rongga mulut. Karies gigi dapat menyebabkan efek yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia prasekolah dan memiliki peranan terhadap kondisi kesehatan anak. (Syed S, et al., 2015; Jorge JR,et al., 2015)

Pada kondisi tertentu, Early Childhood Caries (ECC) juga dapat menyebabkan terjadinya kehilangan gigi secara dini yang tentunya dapat menyebabkan terjadinya trauma psikologis terhadap anak. Kehilangan gigi sulung sebaiknya dihindari, karena keberadaan gigi sulung sangat penting untuk terjadinya pertumbuhan dan perkembangan lengkung rahang, penentuan hubungan oklusi yang baik, fungsi pengunyahan, dan juga fungsi bicara. Kehilangan dini gigi sulung tentunya dapat menyebabkan

(6)

Konsekuensi lain akibat terjadinya Early Childhood Caries (ECC) adalah tingginya resiko lesi karies baru, meningkatnya jumlah dan waktu kunjungan ke rumah sakit, meningkatnya waktu dan biaya perawatan, hambatan perkembangan secara fisik, meningkatnya angka bolos masuk sekolah, meningkatnya hari-hari dengan hambatan aktivitas, dan terjadinya gangguan belajar. Oleh karena itu telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, bahwa kondisi ini dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup anak. (Filstrup SL, et al., 2003)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Sheiham, anak yang paling tidak memiliki satu gigi yang berlubang dan melibatkan pulpa dilaporkan akan memiliki berat badan yang lebih ringan sebesar satu kilogram dibandingkan dengan kontrolnya. Kesehatan anak dengan kondisi seperti ini dapat ditingkatkan dan anak akan menjalani periode catch up growth setelah perawatan secara komprehensif, bebas dari rasa nyeri, dan gigi dapat berfungsi lagi dengan baik karena diperlukan untuk mengunyah makanan untuk memperoleh nutrisi yang baik. (Bach K & Manton DJ, 2014)

Kondisi karies yang terjadi pada gigi sulung merupakan indikator yang kuat akan terjadinya karies pada gigi permanen, sehingga kesehatan rongga mulut yang buruk pada orang dewasa dikaitkan dengan kondisi sistemik dan kesehatan umumnya yang juga buruk, seperti terjadinya penyakit jantung, stroke, dan penyakit pernafasan (Bach K & Manton DJ, 2014)

2.5 Pencegahan terhadap Early Childhood Caries (ECC)

Early Childhood Caries (ECC) merupakan penyakit yang dapat dicegah, dimana deteksi dini Early Childhood Caries (ECC) akan menurunkan rasa sakit, serta membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum. Early Childhood Caries (ECC) secara signifikan berpengaruh terhadap kesehatan umum dan oral pada anak, serta terhadap kualitas hidup anak. Pencegahan dan penatalaksanaan karies gigi harus dilakukan sedini mungkin, untuk menurunkan nyeri sehingga membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara umum. (Syed S, et al., 2015)

Tujuan dari pencegahan Early Childhood Caries (ECC) adalah:

1. Mengetahui/mendeteksi secara dini pasien yang memiliki resiko mengalami Early Childhood Caries (ECC), sehingga tindakan pencegahan dapat disarankan.

2. Mencegah progresifitas perkembangan karies pada anak yang telah didiagnosis Early Childhood Caries (ECC).

3. Mencegah kambuhnya kembali karies yang telah dirawat pada anak dengan Severe Early Childhood Caries (SECC).

Terdapat beberapa faktor yang dapat membantu untuk mencegah terjadinya Early Childhood Caries (ECC) yaitu: (Medical Development Division, 2012, AAPD)

1. Meminum Air Susu Ibu (ASI)

Meminum ASI akan menyediakan nutrisi yang sangat baik untuk bayi dan tidak diketahui adanya efek meminum ASI terhadap terjadinya Early Childhood Caries (ECC).

2. Pemberian Fluoride

Anak-anak yang hidup di lingkungan terfluoridasi atau menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan memiliki resiko mengalami karies gigi yang rendah.

3. Perawatan rutin

Anak-anak dengan perawatan rutin ke dokter gigi memiliki resiko karies yang rendah. 4. Menyikat gigi

Lakukan penyikatan gigi dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride sehari dua kali, untuk anak-anak dengan karies sedang – tinggi dengan usia dibawah dua tahun gunakan selapis tipis pasta gigi berfluoride (kurang lebih 0,1 mg fluoride), sedangkan jumlah pasta gigi sebesar kacang polong dapat digunakan untuk anak usia dua sampai lima tahun (dengan kandungan fuor kurang lebih 0,2mg).

(7)

2.6 Kualitas Hidup Anak

Kondisi kesehatan mulut dan gigi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kualitas hidup. Penilaian dampak dari masalah kesehatan mulut terhadap kualitas hidup sangat penting pada anak-anak sebagai status kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, berat badan, bersosialisasi, harga diri dan kemampuan belajar mereka. (Jankauskiene B, et al, 2012)

Penilaian kualitas hidup telah menjadi bagian integral dari evaluasi program kesehatan. Kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan mulut (Oral health-related quality of life/OHRQoL) adalah konsep multidimensional yang berhubungan dengan dampak kesehatan mulut yang buruk atau penyakit yang memiliki fungsi sehari-hari, kesejahteraan atau kualitas hidup seorang individu. ECC memiliki dampak negatif pada OHRQoL anak usia dua sampai lima tahun dan orang tua mereka. Ibu berusia tiga puluh tahun atau lebih dilaporkan OHRQoL yang lebih baik, terlepas dari ada tidaknya ECC dan usia anak. (Junior PAM, et al., 2013)

OHRQoL adalah sebuah konsep yang menggambarkan dampak status kesehatan mulut pada kesehatan umum dan kehidupan sehari-hari. Pengukuran OHRQoL pada anak-anak memungkinkan untuk mengevaluasi status kesehatan dan efisiensi pengobatan anak. Dampak negatif dari penyakit mulut, terutama Early Childhood Caries (ECC), pada kualitas hidup telah dikenal selama bertahun-tahun. Penilaian kualitas hidup anak seringkali berisi survei orang tua, meskipun kuesioner khusus untuk anak-anak dalam kelompok usia tertentu telah dikembangkan. (Jankauskiene B & Narbutaite J, 2010)

III. Simpulan

Early Childhood Caries (ECC) memiliki dampak yang negatif terhadap kualitas hidup anak-anak prasekolah, terutama anak-anak-anak-anak dengan lesi karies yang banyak atau lesi karies yang progresif. Oleh karena itu pencegahan dan penatalaksanaan terhadap Early Childhood Caries (ECC) harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebih parah pada masa anak-anak, sehingga hidup anak dapat menjadi lebih berkualitas.

IV. Daftar Pustaka

Acharya S & Tandon S. 2011. The Effect Of Early Childhood Caries On The Quality Of Life Of Children And Their Parents. Contemporary Clinical Dentistry; 2 (2): 98-101.

Bach K & Manton DJ. 2014. Early Childhood Caries: A New Zealand Perspective. J Prim Health Care; 6(2):169–174.

Filstrup SL, Briskie D, Fonseca m, et al. 2003.Early Childhood Caries and Quality of Life:Child and Parent Perspectives. Pediatric Dentistry; 25:5.

(8)

Jorge JR, Jorge MLR, Paiva SM, et al. Dental Caries and Quality of Life Among Preschool Children. Intech: 117-126. Available at: http://dx.doi.org/10.5772/59515.

Jankauskiene B & Narbutaite J. 2010. Changes In Oral Health-Related Quality Of Life Among Children Following Dental Treatment Under General Anaesthesia. A Systematic Review. Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial Journal,;12: 60-64.

Junior PAM, Andrade RGV, Varia PC, et al. 2013. Impact of Early Childhood Caries on the Oral Health-Related Quality of Life of Preschool Children and Their Parents. Caries Res;47:211–218.

Losso EM, Tavares MCR, Silva JYB, et al. 2009. Severe Early Childhood Caries: An Integral Approach. Jornal de Pediatria; 85 (4): 295-300.

Medical Development Division. 2012. MANAGEMENT OF SEVERE EARLY CHILDHOOD CARIES: Clinical Practice Guide, 2nd ed. Putrajaya, Malaysia.

Scroth RJ, Brothwell DJ, and Moffatt MEK. 2007. Caregiver Knowledge and Attitudes of Preschool Oral Health and Early Chilhood Caries (ECC). International Journal of Circumpolar Health; 66(2):153-167.

Syed S, Nisar N, and Mubeen N. 2015. Early Childhood Caries: A Preventable Disease. Systematic Review; 2(2):55-61.

Vania A, Parisella P, Capasso F, et al. 2011. Early Childhood Caries Underweight Or Overweight, That Is The Question. European Journal Of Paediatric Dentistry; 12(4): 231-235.

Wigen TI & Wang NJ. 2014. Health Behaviors And Family Characteristics In Early Childhood Influence Caries Development “A Longitudinal Study Based On Data From Moba”. Norsk Epidemiologi; 24 (1-2): 91-95.

Gambar

Tabel II Tahapan Early Childhood Caries (ECC)
Gambar 2 Early Childhood Caries (ECC) Sedang

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hakim terhadap Perilaku penggunaan APD oleh pekerja radiasi pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit di Kota Palembang Tahun 2004 bahwa

Sedangkan jika tujuan analisis regresi dan analisis korelasi adalah lebih bertujuan untuk melihat probabilitas atau peluang suatu objek yang ingin diklasifikasikan ke dalam

Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) : a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di dalamnya melibatkan aspek

dalam menentukan harga perdana suatu saham tidak melakukan

[r]

[r]

[r]

Program Indonesia dituangkan dalam sasaran pokok RPJMN 2015- 2019 yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian