• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2019"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

3 PETUNJUK PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2019

PENDAHULUAN

Dalam rangka menjamin kelancaran, efisiensi dan efektivitas serta mewujudkan tertib administrasi pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019, Jajaran Dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah berkomitmen untuk melakukan pelaksanaan anggaran secara profesional dan akuntabel guna mewujudkan good governance. Dalam tatanan pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, tata kelola keuangan ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 91 Tahun 2018 Tanggal 27 Desember 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019.

Sebagai acuan dalam implementasi di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, diperlukan petunjuk pelaksanaan (Juklak) penatausahaan administrasi keuangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2019. Secara khusus Juklak ini mengatur tentang :

A. Ketentuan Umum, yang meliputi tujuan dan ruang lingkup, pengorganisasian, tugas dan wewenang pejabat pengelola keuangan, pelaksanaan anggaran pendapatan, pelaksanaan anggaran belanja, pelaksanaan akuntansi

B. Penata Usahaan Keuangan Pengadaan Barang/Jasa C. Pengajuan/Pembayaran Kegiatan

D. Perjalanan Dinas

(4)

4 A. KETENTUAN UMUM

1. Tujuan dan Ruang Lingkup a. Tujuan umum

Sebagai petunjuk pelaksanan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah bagi Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara dan pelaksana kegiatan APBD Tahun 2019 di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

b. Tujuan Khusus:

1) Untuk kesamaan pemahaman dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Untuk keterpaduan dalam pelaksanaan kegiatan yang tepat waktu, tepat mutu, tepat sasaran dan manfaat.

3) Untuk terwujudnya tata kelola keuangan yang efektif, efisien, rasional, tertib dan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Ruang Lingkup

Petunjuk Pelaksanaan APBD di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, hanya dipergunakan untuk pengelolaan keuangan di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019.

2. Pengorganisasian

Pengelola Keuangan Daerah pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah terdiri atas:

a. Pejabat Pengguna Anggaran / Pengguna Barang.

b. Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Barang. c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)

d. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ( PPTK ).

e. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD ( PPK-SKPD ). f. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran g. Bendahara Penerimaan Pembantu

h. Bendahara PengeluaranPembantu

i. Bendahara Pengeluaran Pembantu Gaji/Pembuat Dokumen, Pembuat dokumen Bendahara Pengeluaran.

(5)

5

k. Pelaksana kegiatan.

l. Pelaksana Administrasi keuangan.

3. Tugas Masing-Masing Pejabat Pengelola Keuangan

a. Tugas Pejabat Pengguna Anggaran / Pengguna Barang Tugas Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, meliputi :

1) menyusun RKA-SKPD;

2) menyusun DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD;

3) melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;

4) melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

5) melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; 6) melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

7) mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan;

8) menandatangani SPM; 9) menandatangani SPTB; 10) menyusun SKPP;

11) mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;

12) mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggungjawab SKPD yang dipimpinnya;

13) menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang

dipimpinnya;

14) mengesahkan laporan pertanggungjawaban bendahara setelah diverifikasi PPK-SKPD;

15) mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

16) melaksanakan tugas-tugas Pejabat PA/PB lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Gubernur; dan

17) bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf p kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

18) Apabila terjadi pergantian pejabat PA/PB, berlaku sejak tanggal pelantikan.

(6)

6

Apabila terjadi pergantian pejabat yang sekaligus memiliki kewenangan sebagaimana dimaksud diatas, kewenangan dimaksud berlaku sejak tanggal pelantikan.

Apabila Pejabat PA/PB berhalangan sementara, yang bersangkutan mengusulkan kepada Gubernur untuk menetapkan pejabat sementara yang diberi kewenangan sebagai Pejabat PA/PB

Kewenangan pejabat sementara PA/PB mulai berlaku sejak keputusan penunjukan pejabat pelaksana tugas.

b. Tugas Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang Pejabat PA/PB dalam melaksanakan tugas-tugas dapat melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku KPA/KPB.

Pelimpahan sebagian kewenangan ditetapkan oleh Gubernur atas usul kepala SKPD didasarkan atas pertimbangan kesesuaian dengan tupoksi jabatan, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.

Tugas Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang, meliputi :

1) Melakukan tindakan/kegiatan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;

2) Melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;

3) Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran; 4) Mengadakan Ikatan/Perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam

batasanggaran yang telah ditetapkan; 5) Menandatangani SPM;

6) Mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;dan

7) Melaksanakan tugas-tugas pejabat KuasaPengguna Anggaran lainnya dan bertanggung jawab berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh pejabat Pengguna Anggaran / Pengguna Barang.

(7)

7

Pejabat yang dapat diusulkan/ditunjuk sebagai KPA/KPB adalah Pejabat Eselon III pada Badan/Dinas/Sekretariat DPRD/UPT/Balai;

KPA/KPB bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PA/PB.Apabila terjadi pergantian Pejabat, kewenangan berlaku sejak

tanggal pelantikan.Apabila terjadi kekosongan KPA/KPB, maka

kewenangannya kembali kepada PA .

c. TugasPejabat Pembuat Komitmen (PPKom)

Dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa, PA/KPA bertindak sebagai PPKom sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di Bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Tugas pokok dan kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom):

1) Memeriksa Rencana Umum Pengadaan (RUP) yang dikeluarkan oleh PA; 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengadaan (RPP);

3) Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi: a) Spesifikasi teknis Barang/Jasa;

b) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan c) Rancangan Kontrak.

4) Menerbitkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ); 5) Menandatangani SPK/Kontrak;

6) Mengendalikan pelaksanaan SPK/Kontrak (dibantu oleh pengelola program);

7) Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA;

8) Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;

9) Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap bulan;

10) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

11) Selain tugas pokok dan kewenangan sebagaimana dimaksud diatas, dalam hal diperlukan, PPKom dapat:

a) Mengusulkan kepada PA/KPA:

(8)

8

(2) Perubahan jadwal kegiatan pengadaan; b) Menetapkan tim pendukung;

(1) Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk membantu tugas ULP; dan

(2) Menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.

12) Tambahan :

a) Kegiatan yang dilaksanakan di Pokja Provinsi (PPKom dibantu oleh Sekretariat pengadaandi Dinas Kesehatan dan UPT) untuk pembuatan SPPBJ dan Kontrak..

b) Penyelesaian administrasi SPP/SPM Pengadaan secara Langsung dibantu oleh Pelaksana Kegiatan didampingi Bendahara Pengeluaran Pembantu, pejabat pengadaan dan PPHP.

c) Khusus pada kegiatan pertemuan, PPKom memerintahkan PPHP agar dapat melaksanakan pemeriksaan pekerjaan.

d) PPKom dapat membuat surat pendelegasian ke Tim Teknis untuk melakukan pemeriksaan pekerjaan (Surat pendelegasian memuat rincian pekerjaan apa saja yang didelegasikan)

d. Tugas Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) SKPD

PA/KPA dalam melaksanakan program dan kegiatan dapat menunjuk Pejabat Eselon III atau Eselon IV selaku PPTK. Penunjukan pejabat berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.PPTK yang ditunjuk oleh Pejabat PA bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PA. PPTK yang ditunjuk oleh KPA bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada KPA.

Tugas Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) meliputi : 1) mengendalikan pelaksanaan kegiatan;

2) melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;

3) menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

(9)

9

4) membantu PPKom dalam pengadaan barang/jasa;

5) menandatangani bukti pengeluaran belanja atas nama PA/KPA berdasarkan kewenangan yang diberikan PA/KPA;

6) mempertanggungjawabkan kepada Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Pengeluaran Pembantu paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah uang muka kerja/panjar diterima; dan

7) melaporkan hasil pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1) sampai dengan angka 6) kepada PA/KPA.

Apabila PPTK berhalangan sementara, ditunjuk pejabat sementara yang diberi kewenangan sebagai PPTK. Apabila terjadi pergantian pejabat, pejabat baru melaksanakan kewenangan selaku PPTK berlaku sejak tanggal pelantikan. Apabila terjadi kekosongan PPTK dalam melaksanakan program dan kegiatan, maka kewenangan kembali kepada PA/KPA.

e. Tugas Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK – SKPD)

Kepala SKPD dalam melaksanakan anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai SKPD. Pejabat yang dapat ditetapkan sebagai PPK-SKPD adalah : Sekretaris PPK-SKPD pada Badan/Dinas/Inspektorat;

Tugas Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) meliputi:

1) meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barang dan jasa yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaranan disiapkan oleh PPTK;

2) meneliti kelengkapan SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU dan SPP-LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh Bendahara

Pengeluaran;

3) melakukan verifikasi SPP; 4) menyiapkan SPM;

5) melaksanakan akuntansi SKPD;

6) menyiapkan laporan keuangan SKPD; dan

7) melaksanakan verifikasi atas SPJ yang disampaikan oleh Bendahara Penerimaan/Pengeluaran.

Pelaksanaan verifikasi atas SPJ sebagaimana dimaksud angka 7), dilakukan dengan cara:

(10)

10

a) meneliti kelengkapan dokumen SPJ dan keabsahan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran yang dilampirkan;

b) menguji kebenaran perhitungan atas penerimaan/pengeluaran per- rincian obyek;

c) menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran; dan d) mengajukan Laporan SPJ yang telah diverifikasi kepada PA untuk

disahkan.

PPK-SKPD mengusulkan petugas yang melaksanakan fungsi pembuatan SPM, verifikasi dan akuntansi kepada PA.

Berdasarkan beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya PPK-SKPD dapat mengusulkan 1 (satu) orang petugas yang melaksanakan fungsi pembuatan SPM dan verifikasi pada UPT.

Petugas pembuatan SPM dan verifikasi pada UPT bertanggungjawab kepada PPK-SKPD. PPK-SKPD tidak dapat merangkap sebagai KPA, pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah, bendahara, dan/atau PPTK.

Apabila PPK-SKPD berhalangan sementara, ditunjuk pejabat sementara yang diberi kewenangan sebagai PPK-SKPD. Apabila terjadi pergantian pejabat, pejabat baru melaksanakan kewenangan selaku PPK-SKPD berlaku sejak kekosongan PPK-SKPD dalam melaksanakan fungsi tata usaha tanggal pelantikan. Apabila terjadi kekosongan PPK-SKPD, maka ditunjuk pejabat yang diberi kewenangan sebagai PPK-SKPD.

f. Tugas Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran 1) Bendahara Penerimaan

Gubernur atas usul Kepala BPKAD menetapkan Bendahara

Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu dan Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk melaksanakan tugas kebendaharawanan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD dan PPKD.

Penetapan Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu

dan Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu

(11)

11

Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu dan

Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu yang

diusulkan dan ditetapkan sebagai bendahara memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

a) serendah-rendahnya menduduki golongan II/c; dan

b) pernah mengikuti bintek/pelatihan/sosialisasi/memahami tentang keuangan daerah.

Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/ giro pos atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.

Pada SKPD hanya terdapat 1 (satu) Bendahara Penerimaan. Bendahara

Penerimaan SKPD mempunyai tugas menerima, menyimpan,

menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

Untuk melaksanakan tugas, Bendahara Penerimaan SKPD berwenang: a) menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan asli daerah; b) menyimpan seluruh penerimaan;

c) menyetorkan penerimaan dari pihak ketiga ke Rekening Kas Umum Daerah paling lambat akhir jam kerja operasional Bank Jateng; d) mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui

bank;

e) menerima dan memverifikasi pertanggungjawaban yang dibuat oleh Bendahara Penerimaan Pembantu; dan

f) melakukan pencocokan kas yang dikelola oleh Bendahara Penerimaan Pembantu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas dilampiri register penutupan kas.

Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar secara geografis sehingga wajib pajak dan/atau wajib retribusi mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya, dapat ditunjuk 1 (satu) atau lebih Bendahara Penerimaan

(12)

12

Pembantu SKPD untuk melaksanakan tugas dan wewenang Bendahara Penerimaan SKPD.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu dapat dibantu oleh kasir penerima uang dan pencatat pembukuan sebagai Pembantu Bendahara Penerimaan/ Pembantu Bendahara Penerimaan Pembantu yang ditetapkan oleh Kepala SKPD.

Kasir penerimaan dapat diberikan kuasa oleh Bendahara

Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu untuk menyetorkan penerimaan ke Rekening Kas Umum Daerah.

Penyetoran penerimaan melaporkan kepada Bendahara

Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu paling lambat akhir hari kerja berkenaan.

Apabila terjadi kekosongan Bendahara Penerimaan/Bendahara

Penerimaan Pembantu dalam melaksanakan tugas kebendaharawanan penerimaan maka PA mengusulkan penggantinya.

2) Bendahara Pengeluaran

Pada SKPD hanya terdapat 1 (satu) Bendahara Pengeluaran.

Bendahara Pengeluaran SKPD mempunyai tugas menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD yang bersangkutan.

Dalam melaksanakan tugas Bendahara Pengeluaran SKPD berwenang : a) mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU

dan LS;

b) menerima dan menyimpan uang persediaan;

c) melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya; d) menolak perintah bayar dari Pejabat PA/KPA yang tidak sesuai dengan

ketentuan peraturan;

e) meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP LS yang siapkan oleh PPTK;

f) mengembalikan dokumen pendukung SPP LS kepada PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap;

(13)

13

g) menerima dan memverifikasi pertanggungjawaban yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu;

h) menandatangani SPTB; dan

i) melakukan pencocokan kas yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas dilampiri register penutupan kas.

Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA, dapat ditunjuk 1 (satu) Bendahara Pengeluaran Pembantu SKPD untuk melaksanakan sebagian tugas dan wewenang Bendahara Pengeluaran SKPD.

Bendahara Pengeluaran Pembantu mempunyai wewenang :

a) mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP TU dan LS b) menerima dan menyimpan tambah uang persediaan;

c) melaksanakan pembayaran dari tambah uang persediaan yang dikelolanya;

d) menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;

e) meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP LS yang disiapkan oleh PPTK;

f) mengembalikan dokumen pendukung SPP LS kepada PPTK, apabila dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap; dan g) menandatangani SPTB.

Selain kewenangan diatas untuk Bendahara Pengeluaran Pembantu pada UPT juga mempunyai wewenang:

a) mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP dan GU; dan

b) menerima dan menyimpan uang persediaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu dapat dibantu oleh kasir pengeluaran, pembuat dokumen, pencatat pembukuan, pembuat daftar gaji dan pembuat laporan gaji sebagai Pembantu Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu.

(14)

14

Apabila terjadi kekosongan Bendahara Pengeluaran/Bendahara

Pengeluaran Pembantu dalam melaksanakan tugas kebendaharawanan pengeluaran maka PA mengusulkan penggantinya.

g. Tugas Pelaksana Kegiatan

Pelaksana Kegiatan adalah Pegawai yang melakukan kegiatan / perjalanan di subag atau seksi, bertanggung jawab untuk menyelesaikan administrasi keuangan secara pribadi.(max 3 hari kerja setelah kegiatan selesai, bila melebihi batas tersebut PPTK berhak menunda kegiatan selanjutnya)

h. Tugas Pelaksana Administrasi Keuangan

Pelaksana Administrasi/keuangan adalah pegawai yang ditunjuk di subbag/seksi dalam menyelesaikan masalah penatausahaan pengelolaan keuangan, bertugas sebagai :

1) Penghubung Subbag/seksi dengan Bendahara/Bendahara Pembantu. 2) Meneliti , memeriksa, merinci ,mencocokkan kelengkapan SPJ

subbag/seksi.

4. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan

a. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

b. SKPD dilarang melakukan pungutan selain dari yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

c. SKPD penghasil dilarang menggunakan secara langsung penerimaannya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran.

d. Semua penerimaan daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dilaksanakan melalui Rekening Kas Umum Daerah yang ditempatkan pada Bank Jateng dengan ketentuan:

1) Setiap pendapatan harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah;

2) Penerimaan SKPD harus disetorkan ke Rekening Kas Umum Daerah setiap hari selambat-lambatnya akhir jam kerja operasional Bank Jateng. 3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2), dikecualikan untuk

penerimaan yang diterima setelah pelayanan Kas pada Bank Jateng tutup disetor paling lambat pada akhir hari kerja berikutnya.

4) Penyetoran ke Bank Jateng dapat dilakukan melalui Cabang Utama, Cabang, Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Kantor Kas Pembantu.

(15)

15

e. Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu dapat membuka rekening bank sesuai dengan kebutuhan.

f. Bendahara Penerimaan/Bendahara Penerimaan Pembantu tidak

diperbolehkan membuka rekening dengan atas nama pribadi dengan tujuan pelaksanaan APBD.

g. Rekening dimaksud pada huruf (e) dioperasikan sebagai rekening bersaldo nihil yang seluruh penerimaan dilimpahkan ke Rekening Kas Umum Daerah pada setiap akhir hari kerja berkenaan sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian dengan Bank Umum bersangkutan.

h. Bendahara Penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara administratif atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada PA melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.

i. Bendahara Penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional atas pengelolaan uang yang menjadi tanggungjawabnya dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selaku BUD paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

j. Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.

k. Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyampaikan laporan

pertanggungjawaban administratif kepada Bendahara Penerimaan paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.

l. Bendahara Penerimaan melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu.

m. Bendahara Penerimaan membuat berita acara rekonsiliasi penerimaan kas paling lambat 7 (tujuh) hari kerja bulan berikutnya dan dikirimkan kepada BPKAD Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah.

n. Bendahara Penerimaan Pembantu berkewajiban menyampaikan tembusan laporan target dan realisasi pendapatan kepada UP2D di wilayah kerjanya paling lambat tanggal 2 (dua) bulan berikutnya.

(16)

16 5. Pelaksanaan Anggaran Belanja

a. Jumlah belanja yang dianggarkan dalam setiap kode rekening dalam DPA merupakan batas tertinggi untuk setiap belanja.

b. Revisi/pergeseran anggaran dalam DPA dapat dilaksanakan melalui mekanisme RKA Perubahan.

c. Setelah DPPA disahkan, tidak diperkenankan melakukan revisi Rincian Anggaran Belanja (RAB).

d. Dalam meng-SPJ kan belanja harus sesuai dengan kode rekening yang ada, e. Contoh : Honorarium PNS tidak bisa di SPJ kan sebagai honorarium non PNS. f. Setiap pengeluaran belanja harus didukung dengan bukti yang lengkap dan

sah.

g. Bukti sebagaimana pada huruf (f) harus mendapat pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan yang dimaksud.

h. Uang muka kerja / panjar harus dipertanggungjawabkan kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu maksimal 15 (Lima belas) hari kerja setelah uang muka / panjar diterima.

i. Dalam hal pertanggungjawaban Uang Muka/Panjar melebihi batas waktu, KPA berhak mengambil kebijakan pengelolaan sisa Uang Muka/Panjar, atas usulan PPTK.

j. Uang Muka/Panjar diberikan sebesar 80% dari jumlah pengajuan Uang Muka/Panjar.

k. Keterlambatan penyampaian laporan pertanggungjawaban fungsional, maka penerbitan SP2D-GU berikutnya ditunda.

l. Bendahara Pengaluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu yang mengelola uang persediaan dapat mengajukan SPP-TU apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak atau kegiatan sesuai jadwal harus segera dilaksanakan sedangkan uang persediaan tidak mencukupi karena sudah direncanakan untuk kegiatan yang lain;

m. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang tidak mengelola uang persediaan dalam rangka melaksanakan rencana kegiatan mengajukan SPP-TU.

(17)

17 B. PENATAUSAHAAN KEUANGAN PENGADAAN BARANG/JASA

1. Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa

a. PA membuat dan mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) dibantu oleh admin SIRUP (Sistim Informasi Rencana Umum Pengadaan) berdasarkan usulan masing-masing bidang/UPT.

b. Perencanaan umum dilakukan oleh Kepala Bidang dan Sekretaris dituangkan dalam Rencana Kerja Operasional ( RKO ) pada bulan Januari.

c. Perencanaan teknis meliputi penetapan spesifikasi barang/jasa dan HPS disiapkan pengelola program, diketahui Kasi/Kasubbag dan disetujui Kepala Bidang / Sekretaris/Kepala UPT.

d. Penyusunan jadual kegiatan pengadaan barang dan jasa dilakukan bersama dengan Panitia/Pejabat Pengadaan Barang Jasa di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang ditetapkan secara tersendiri dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

e. Perencanaan pekerjaan dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, yang telah disiapkan oleh PPTK. Apabila didalam pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan memerlukan penyedia barang/jasa, maka PPTK dapat menghubungiPanitia/Pejabat Pengadaan barang/jasa untuk melakukan

pemilihan penyedia barang/ jasa, dengan melampirkan: 1) Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) / TOR yang ditanda tangani oleh PPTK

atas persetujuan atasan langsung PPTK, setidaknya berisi:

a) Uraian kegiatan meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan, besaran / sumber pendanaan serta tenaga yang diperlukan;

b) Jadual pelaksanaan pekerjaan / kegiatan dari mulainya hingga berakhirnya pelaksanaan pekerjaan;

c) Data penunjang yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan;

d) Tujuan dan ruang lingkup pekerjaan mengenai : tujuan yang ingin dicapai, keluaran yang dihasilkan, peralatan dan material yang disediakan oleh penyedia barang/jasa, perkiraan waktu dan tenaga ahli yang diperlukan (jika menggunakan penyedia );

e) Jenis dan jumlah laporan/produk yang dihasilkan; f) Fasilitas yang disediakan oleh pengguna barang/jasa; 2) Rencana AnggaranBiaya ( RAB ), yang berisi:

(18)

18

b) Rincian biaya pekerjaan mempertimbangkan harga pada indeks Gubernur dan harga pasar terkini;

c) Tenaga Ahli/Peralatan/ Bahan-bahan tertentu jika diperlukan;

3) Segala keperluan administrasi pengadaan dan beban biaya yang timbul akibat proses pengadaan barang / jasa tersebut, dibebankan pada APBD Provinsi Jawa Tengah pada anggaran pekerjaan bersangkutan, dan PPTK menugaskan salah satu stafnya untuk menangani administrasi pekerjaan, termasuk pengetikan, pendaftaran peserta, pembagian/penerimaan dokumen dan penyelenggaraan rapat, honor rapat beserta keperluan lainnya.

4) Penyusunan Harga Perkiraan Sendiri

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) disiapkan oleh Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian (Program) yang diketahui oleh PPTK dan disetujui oleh Kepala Bidang/Sekretariat dan ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) didasarkan pada standarisasi harga yang telah ditetapkan oleh Gubernur dan/atau harga pasar yang berlaku pada saat penyusunan, dengan mempertimbangkan informasi:

a) Biaya Satuan yang dipublikasi secara resmi oleh BPS.

b) Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait atau sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan.

c) informasi biaya satuan yang dipublikasikan secararesmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lainyang dapat dipertanggungjawabkan;

d) daftar biaya/tarif Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh pabrikan/distributor tunggal;

e) biaya Kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya;

f) inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank Indonesia;

g) hasil perbandingan dengan Kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain;

h) perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana (engineer’s estimate);

i) Norma indeks; dan/atau

(19)

19

5) Dalam menyusun HPS telah mempertimbangkan/memperhitungkan : a) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

b) Keuntungan dan Biaya Overhead yang dianggap wajar bagi penyedia 6) PenetapanHPS:

a) paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran untuk pemilihan dengan pasca kualifikasi; atau b) paling lama 28 (dua puluh delapan) hari kerja sebelum batas akhir

pemasukan penawaran ditambah dengan waktu lamanya proses prakualifikasi untuk pemilihan dengan prakualifikasi.

2. Tugas Pokok dan KewenanganPejabat Pembuat Komitmen (PPKom), Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaan dan Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP):

a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)

Tugas pokok dan kewenangan Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom):

1) Menetapkan rencana pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang meliputi:

a) Spesifikasi teknis Barang/Jasa; b) Harga Perkiraan Sendiri (HPS); dan c) Rancangan Kontrak.

2) Menerbitkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ); 3) Menandatangani SPK/Kontrak;

4) Melaksanakan SPK/ Kontrak dengan Penyedia Barang/Jasa;

5) Mengendalikan pelaksanaan SPK/Kontrak (dibantu oleh pengelola program);

6) Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Pengadaan Barang/Jasa

kepada PA/KPA;

7) Menyerahkan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa kepada PA/KPA dengan Berita Acara Penyerahan;

8) Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada PA/KPA setiap triwulan; dan 9) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan

Pengadaan Barang/Jasa.

(20)

20

dalam hal diperlukan, PPKom dapat: a) Mengusulkan kepada PA/KPA:

(1) Perubahan paket pekerjaan; dan/atau (2) Perubahan jadwal kegiatan pengadaan; b) Menetapkan tim pendukung;

c) Menetapkan tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer) untuk membantu tugas ULP; dan

d) Menetapkan besaran Uang Muka yang akan dibayarkan kepada Penyedia Barang/Jasa.

11) Program/kegiatan yang dilaksanakan di Pokja Provinsi (PPKom dibantu oleh ketua panitia/panitia di Dinas Kesehatan dan UPT) untuk pembuatan SPPBJ dan Kontrak.

b. Panitia Pengadaan/ Pejabat Pengadaan (pasal 12 Perpres 16 tahun 2018)

Tugas pokok dan kewenangan Panitia Pengadaan/ Pejabat Pengadaan: 1) Menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

2) Menetapkan Dokumen Pengadaan;

3) Menetapkan besaran nominal Jaminan Pelaksanaan;

4) Mengumumkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di website Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, papan pengumuman resmi dan menyampaikan LPSE/Portal Pengadaan Nasional; (pendelegasian dari PPKom)

5) Menilai kualifikasi Penyedia Barang/Jasa melalui prakualifikasi atau pascakualifikasi;

6) Melakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap penawaran yang masuk;

7) Khusus untuk Pejabat Pengadaan:

a) Menetapkan Penyedia Barang/Jasa untuk:

(1) Penunjukkan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp.200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah); (2) Penunjukkan Langsung atau Pengadaan Langsung untuk paket

(21)

21

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah);

(3) Melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah);

b) Menyerahkan dokumen asli pemilihan Penyedia Barang/Jasa kepada PPKom;

8) Membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan kepada Pengguna Angaran/Kuasa Pengguna Anggaran;

9) Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan

Pengadaan Barang/Jasa kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

10) Dalam hal diperlukan Panitia Pengadaan/Pejabat Pengadaan dapat mengusulkan perubahan HPS dan perubahan spesifikasi teknis pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom).

c. Pejabat / Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (pasal 15 Perpres 16 Tahun 2018)

1) PjPHP memiliki tugas memeriksa administrasi hasil pekerjan pengadaan

barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya paling banyak Rp.

200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah);

2) PPHP memiliki tugas memeriksa administrasi hasil pekerjan pengadan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya paling sedikit diatas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan jasa konsultansi yang bernilai paling sedikit diatas Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah);

3) Melakukan pemeriksaan administratif proses pengadaan barang/jasa sejak perencanaan pengadaan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan, meliputi dokumen program/penganggaran, surat penetapan PPK, dokumen perencanaan penyedia, dokumen kontrak dan perubahannya serta pengendaliannya, dan dokumen serah terima hasil pekerjaan untuk pengadaan.

(22)

22 d. Tim Teknis

1) Bertugas untuk membantu, memberikan masukan dan melaksanakan tugas tertentu terhadap sebagian atau seluruh tahapan pengadaan barang/jasa;

2) Membuat laporan mengenai proses dan penerimaan hasil pekerjaan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;

3) Memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

4) Membantu PPKom melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan pengadaan barang/jasa (permintaan PPKom)

5) Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat dibentuk tim/tenaga ahli yang ditetapkan PA/KPA, untuk membantu pelaksanaan tugas tim teknis;

e. Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019

1) Nominal < Rp. 5 milyar adalah pelelangan/seleksi sederhana dan Pemilihan Langsung. (pelelangan sederhana untuk pemilhan barang/jasa lainnya bernilai paling tinggi Rp. 5 milyar, pemilihan langsung untuk pemilhan konstruksi bernilai paling tinggi Rp. 5 milyar, seleksi sederhana untuk pekerjaan jasa konsultansi bernilai paling tinggi Rp. 200 juta)

Panitia Pengadaan Barang/jasa, melaksanakan pemilihan penyedia barang/ jasa, nominal < Rp. 5 milyar dengan jalan:

a) Pemilihan penyedia barang/jasa diumumkan pada papan

pengumuman resmi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan UPT dan diumumkan di Portal Pengadaan Nasional/LPSE.

b) Metode Pemilihan Penyedia Barang/Jasa< Rp. 5 milyar

f. Metode yang digunakan dalam melaksanakan pemilihan Penyedia

Barang/Jasa untuk tahun anggaran 2019, adalah Pelelangan

Umum/Sederhana, sedangkan penyampaian dokumen dapat dilakukan dengan sistem 1 (satu) sampul atau 2 (dua) sampul atau 2 (dua) tahap. Selanjutnya dilakukan evaluasi administrasi, teknis, dan biaya untuk memperoleh penawaran yang memenuhi syarat Administrasi dan Teknis dengan penawaran terendah.

(23)

23 g. Jadual Pelaksanaan; (Perlem LKPP no 9 Tahun 2018)

Jadual pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa, pengalokasian waktu pada setiap tahapan pemilihan (sebagaimana lampiran), sebagai berikut:

TAHAPAN WAKTU

a. Pengumuman Prakualifikasi Paling kurang 7 hari kerja

b. Pendaftarandan Pengunduhan

dokumen kualifikasi

sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir penyampaian dokumen penawaran

c. Pemberian penjelasan (apabila diperlukan)

paling cepat 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal pengumuman prakualifikasi d. penyampaian Dokumen Kualifikasi sampai dengan paling kurang 3(tiga)

hari kerja setelah berakhirnya penayangan pengumuman prakualifikasi

e. evaluasi Kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan

f. pembuktian kualifikasi disesuaikan dengan kebutuhan

g. penetapan dan pengumuman hasil kualifikasi

1(satu)hari kerja setelah pembuktian kualifikasi

h. masa sanggah kualifikasi dalam waktu 5 (lima) hari kerja

setelah pengumuman hasil

kualifikasi jawaban sanggah paling lambat 3 (tiga) hari setelah akhir masa sanggah

h. DokumenPemilihan Penyedia barang/ jasa

1) Dokumen pemilihan penyedia barang/ jasa mengacu pada Standar Bidding Dokumen (SBD) yang dipublikasikan oleh LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), setidaknya memuat: 2) Undangan/pengumuman kepada calon penyedia barang/jasa

3) Instruksi kepada peserta pengadaan barang/jasa 4) Syarat-syarat umum kontrak

5) Syarat-syarat khusus kontrak 6) Daftar kuantitas dan harga

(24)

24

8) Bentuk surat penawaran 9) Rancangan kontrak 10) Bentuk jaminan, dan

11) Contoh-contoh formulir yang perlu diisi i. Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)

1) Pemberian penjelasan dokumen dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa dibantu oleh tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis

(aanwijzer) yang telah ditetapkan oleh PPKom, menjelaskan teknis

pekerjaan dan semua hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pemilihan penyedia barang/ jasa lainnya;

2) Penjelasan pekerjaan (Aanwijzing), dilakukan pada tempat dan waktu sebagaimana dimuat dalam dokumen lelang;

3) Seluruh calon peserta pemilihan penyedia barang/ jasa, diharapkan dapat mengikuti penjelasan. Ketidakhadiran calon peserta, tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menggugurkan;

4) Dalam pemberian penjelasan, Pokja Pengadaan Barang/Jasabersama Tim Aanwijzer menjawab pertanyaan peserta mengenai teknis pekerjaan dan proses pemilihan penyedia barang / jasa dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan;

j. Penyedia Barang/Jasa (Perlem LKPP No. 9 Tahun 2018)

Penyedia barang/jasa yang menjadi peserta pengadaan dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi, jika memenuhi persyaratan dokumen pemilihan penyedia barang/jasa, antara lain :

1) Memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundangundangan, antara lain di bidang pekerjaan konstruksi, perdagangan, jasa lainnya, atau jasa konsultansi sesuai dengan skala usaha (segmentasi/klasifikasi), kategori/golongan/sub golongan/kelompok atau kualifikasi lapangan usaha;

2) Untuk usaha perorangan tidak diperlukan izin usaha; 3) Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

4) Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT tahunan);

5) Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar, tetap dan jelas berupa milik sendiri atau sewa;

(25)

25

6) Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak yang dibuktikan dengan:

a) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya; b) Surat Kuasa (apabila dikuasakan); dan

c) Kartu Tanda Penduduk.

7) Surat Pernyataan Pakta Integritas meliputi:

a) Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

b) Akan melaporkan kepada PA/KPA jika mengetahui terjadinya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam proses pengadaan ini.

c) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

d) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam angka a), b) dan c) maka bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8) Surat pernyataan yang ditandatangani Peserta yang berisi:

a) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;

b) yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak sedang dikenakan sanksi daftar hitam;

c) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

d) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai

Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan

pengurus badan usaha sebagai pegawai

Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang sedang mengambil cuti diluar tanggungan Negara;

e) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan; dan

f) data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang disampaikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka direktur utama/pimpinan perusahaan/pimpinan koperasi, atau

(26)

26

kepala cabang, dari seluruh anggota konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

9) Dalam hal Peserta akan melakukan konsorsium/kerja sama

operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain harus mempunyai perjanjian konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.

Evaluasi persyaratan pada huruf h angka 1 sampai dengan angka 5 dilakukan untuk setiap Badan Usaha yang menjadi bagian dari konsorsium/kerja sama operasi/kemitraan/bentuk kerjasama lain.

Untuk Usaha Mikro, bentuk perizinan berupa Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) dan tidak disyaratkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Konstruksi berdasarkan ketentuan peraturan Perundang-undangan di bidang Jasa Konstruksi beserta pedoman pelaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi Jasa Konstruksi.

Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Barang/Jasa Perorangan, meliputi:

1) memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Paspor/Surat Keterangan Domisili Tinggal;

2) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir;

3) menandatangani Pakta Integritas; dan

4) Surat pernyataan yang ditandatangani berisi: a) tidak dikenakan Sanksi Daftar Hitam;

b) keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait;

c) tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalani sanksi pidana; dan

d) tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara.

(27)

27 k. Penawaran dinyatakan memenuhi syarat sesuai Dokumen Pemilihan

Penyedia Barang/Jasa, jika:

1) Dilaksanakan dengan metode Pelelangan Non Eproc atau tidak melalui SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik)

a) Penawaran yang diminta adalah penawaran yang lengkap dan sesuai ketentuan dalam Dokumen Lelang pada Berita Acara Aanwijzing dan perubahannya;

b) Surat-surat yang dibuat oleh penyedia barang/jasa harus dibuat di atas kertas kop perusahaan ditandatangani oleh Pimpinan Perusahaan yang bersangkutan dan dibawah tanda tangan supaya diberi nama terang;

c) Bila surat penawaran tidak ditandatangani oleh Pimpinan penyedia barang atau jasa, harus dilampiri:

(1) Surat kuasa dari pimpinan yang bersangkutan dan bermeterai Rp.6.000,-

(2) Foto copy akta pendirian perusahaan.

d) Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-lampirannya dan surat penawaran yang asli diberi tanggal serta cap basah;

e) Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya supaya dimasukkan dalam sampul penawaran yang tertutup;

f) Lampiran surat penawaran antara lain : (1) Penawaran dengan kop perusahaan;

(2) Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan kop perusahaan; (3) Rencana kerja (time scedule);

(4) Foto copy NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);

Surat Keterangan Bank/Jaminan penawaran yang berlaku sampai berakhirnya masa penawaran;

(5) Surat pernyataan kesanggupan mentaati/tunduk pada peraturan yang berlaku;

(6) Surat pernyataan kesanggupan menyediakan barang bergaransi, ber SNI dan/atau bersertifikat ISO (khusus barang pabrikan tertentu) dan/atau dilampiri surat pernyataan dukungan dari agen resmi;

(28)

28

Surat penawaran tidak memenuhi syarat dan dinyatakan gugur bilamana:

(a) Surat penawaran tidak dimasukan dalam sampul tertutup; (b) Surat penawaran dan surat pernyataan serta RAB tidak dibuat

di atas kop perusahaan yang bersangkutan;

(c) Surat Penawaran tidak di tandatangani oleh direktur / yang diberi kuasa ;

(d) Surat Penawaran tidak bermeterai, tidak bertanggal, dan tidak ada cap perusahaan;

(e) Harga penawaran yang ditulis dengan angka tidak sesuai dengan yang ditulis dengan huruf;

(f) Tidak jelas besarnya penawaran yang ditulis dengan angka maupun yang ditulis dengan huruf;

(g) Surat Penawaran dari penyedia barang/jasa yang tidak diundang;

(h) Surat penawaran yang tidak lengkap lampirannya;

(i) Terdapat tembusan surat penawaran yang tidak ditandatangani oleh direktur/ yang diberi kuasa dan atau tidak ada cap basah perusahaan.

2) Dilaksanakan dengan metode Eproc atau E-Tendering melalui SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik)

a) E-Tendering dilaksanakan dengan menggunakan SPSE yang diselenggarakan oleh LPSE

b) Mengacu pada standar proses pengadaan secara elektronik l. Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)

1) BAHP merupakan kesimpulan dari evaluasi administrasi, teknis dan harga yang dibuat oleh oleh Panitia/Pejabat Pengadaan dan ditandatangani paling kurang seperdua dari jumlah anggota pokja Panitia/Pejabat Pengadaan.

2) BAHP bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang

3) Apabila tidak ada penawaran yang memenuhi syarat, BAHP harus mencantumkan pernyataan bahwa pelelangan dinyatakan gagal dan harus segera dilakukan pelelangan ulang. Apabila peserta yang memenuhi

(29)

29

syarat kurang dari 3 (tiga), maka peserta tersebut tetap diusulkan sebagai calon pemenang

m. Penetapan Pemenang

1) Panitia/Pejabat Pengadaan membuat Surat Penetapan Pemenang berdasarkan BAHP untuk nilai sampai dengan Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah)

2) PA membuat Surat Penetapan Pemenang untuk nilai diatas Rp 100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah) setelah mendapat usulan dari Panitia/Pejabat Pengadaan.

3) Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang adalah :

a) Dokumen pemilihan beserta addendum (apabila ada)

b) BAPP (Berita Acara Penjelasan Pekerjaan)

c) BAHP (Berita Acara Hasil Pelelangan)

d) Dokumen penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan

n. Pengumuman Pemenang

1) Panitia/Pejabat Pengadaan mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) di website K/L/D/I masing-masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat yang memuat sekurang-kurangnya :

a) Nama paket pekerjaan dan nilai total HPS

b) Nama dan alamat penyedia serta harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi

c) NPWP

d) Evaluasi penawaran administrasi, teknis dan harga

2) Kepada penyedia barang/jasa (kecuali penunjukan langsung); yang keberatan atas penetapan pemenang, diberikan kesempatan untuk

mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Panitia/Pejabat

Pengadaan selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman/ penetapan pemenang;

3) Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.

(30)

30 o. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

1) Panitia/Pejabat Pengadaan menyerahkan BAHP kepada PPKom sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

2) PPKom mengeluarkan SPPBJ dengan ketentuan : a) Tidak ada sanggahan dari peserta

b) Sanggahan dan/atau sanggahan banding terbukti tidak benar, atau c) Masa sanggah dan/atau masa sanggah banding berakhir

3) Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut, dengan ketentuan :

a) Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa

penawarannya masih berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara objektif oleh Panitia/Pejabat Pengadaan, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke Kas Negara/Daerah, atau

b) Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa

penawarannya masih berlaku dengan alas an yang tidak dapat diterima secara objektif oleh Panitia/Pejabat Pengadaan, maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke Kas Negara/Daerah serta dimasukkan dalam Daftar Hitam

4) SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan.

5) SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab

6) Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ

p. Jaminan Pelaksanaan

1) Jaminan Pelaksanaan bagi pekerjaan diatas Rp 200 juta ditetapkan sebesar 5% dari nilai kontrak, berbentuk bank garansi dari Bank Pemerintah atau Bank Umum (tidak BPR), atau oleh Perusahaan Penjaminan atau Perusahaan Asuransi yang memiliki izin untuk menjual produk jaminan (suretyship) sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dan harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional);

(31)

31 2) Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Pengguna Anggaran pada saat

penandatanganan kontrak;

3) Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana prestasi kerja telah mencapai 100% (seratus persen) sampai dengan selesai masa kontrak. q. Pembayaran

Pembayaran dilakukan setelah selesai proses pelaksanaan pekerjaan per termyn atau voorfienanciering sesuai dengan Surat Perjanjian Pekerjaan/ Kontrak. Setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan dan Penyedia menyerahkan sertifikat garansi kepada PPKom (apabila diperlukan)

r. Pelaksanaan Pekerjaan Permulaan Pekerjaan

1) PPKom menerbitkan SP selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak penandatanganan kontrak.

2) SP harus sudah disetujui/ditandatangani oleh penyedia sesuai yang dipersyaratkan dengan dibubuhi materai selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal penerbitan SP.

3) Pemutusan kontrak dilakukan apabila :

denda keterlambatan sudah melampaui 5% dari nilai kontrak, dalam hal pemutusan kontrak dilakukan karena kesalahan penyedia,jaminan Pelaksanaan dicairkan

Penyerahan Pekerjaan

1) Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengurusan surat-surat barang/jasa yang diperlukan, sesuai dengan jenis barang / jasa yang dihasilkan, adalah tanggung jawab Penyedia barang / jasa yang pelaksanaanya dihitung sejak tanggal penandatanganan SP (Surat Pesanan) oleh Penyedia ditetapkan sebagai tanggal awal perhitungan waktu penyerahan.

2) Penyedia barang/jasa mengajukan permohonan pemeriksaan secara tertulis kepada PPKom 5 (lima) hari sebelum dilaksanakan pemeriksaan dengan tembusan kepada Pengguna Anggaran/ PPTK; Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPKom menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP).

(32)

32

3) Pekerjaan dapat diserahkan, bilamana pekerjaan sudah selesai 100% (seratus persen) dan dapat diterima dengan baik oleh PPKom setelah : a) Seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan b) Penyedia menyerahkan sertifikat garansi kepada PPKom (apabila

diperlukan).

4) Penyedia Barang/Jasa harus mengepak dan membungkus untuk mencegah kerusakan sewaktu pengangkutan sampai tempat tujuan akhir dan masih dalam keadaan tersegel pabrikan;

5) Semua barang/jasa hasil dari pekerjaan penyedia barang/jasa yang telah

diserahkan kepada Pengguna Anggaran, kepemilikan dan

penggunaannya tersebut, sepenuhnya menjadi hak dari pada Pengguna Anggaran.

s. Sanksi-Sanksi/ Denda

1) Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan terlampaui / tidak dapat menyelesaikan pekerjaan, maka Penyedia Barang/Jasa dikenakan denda 1% (satu permil) tiap hari kalender dan setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari harga kontrak atau bagian dari kontrak;

2) Terhadap segala kelalaian mengenai peraturan atau tugas yang tercantum dalam kontrak, maka sepanjang dari kontrak ini tidak ada ketetapan denda lainnya, maka Penyedia Barang/Jasa dapat dikenakan denda sebesar 1% (satu permil) tiap kali terjadi kelalaian dengan tidak ada pengecualian.

3) Bilamana ada perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan diluar kontrak dan tidak disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan kontrak tidak dapat diperpanjang.

4) Bilamana jangka waktu penyerahan dilakukan lebih dari satu kali, dan jika penyerahan yang terakhir (sebagaimana tercantum dalam kontrak) terlampaui dan belum berprestasi 100%, maka Penyadia Barang/Jasa dikenakan denda sama dengan poin 1).

t. Pemutusan Kontrak

PPKom dapat memutuskan kontrak secara sepihak apabila :

1) Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia barang/jasa sudah melampaui 5% (lima persen) dari nilai kontrak;

(33)

33

2) Penyedia barang/jasa lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam waktu yang telah ditetapkan; 3) Penyedia barang/jasa terbukti melakukan KKN, kekurangan dan/atau

pemalsuan dalam proses pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang, dan/atau

4) Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau

pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan

barang/jasa dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

3. Tanda Bukti Perjanjian/Transaksi :

Tanda bukti Perjanjian / Perikatan terdiri atas : a. Bukti pembelian

Pengadaan barang dan jasa yang nilainya dibawah Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), dilengkapi dengan :

1) Bukti Pembelian dan kwitansi yang memuat/dilampiri spesifikasi/rincian (nama, jumlah dan spesifikasi, waktu dan tempat pengiriman ) barang, spesifikasi ditandatangani oleh PPKom.

2) Surat Permintaan Pelaksanaan Pekerjaan dibutuhkan untuk pengadaan belanja modal dan pengadaan yang memerlukan spesifikasi tertentu. 3) Surat Bukti Pembayaran (B.11.11) yang ditandatangani Bendahara

Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, PA/KPA atau PPTK (Dengan Surat Pendelegasian PA/KPA), dan Tim Teknis/Tim Pemeriksa. 4) E-Billing pajak PPN/PPh (Batas pengenaan PPN sesuai aturan

perpajakan mulai Rp.1.000.000,-, diatas Rp 2.000.000 dikenakan PPh 22 1,5%, nominal berapapun dikenakan PPh 23 2%), untuk Pihak ketiga yang tidak PKP tidak dipungut PPN / diutamakan pemilihan penyedia yang PKP.

5) Untuk Belanja Modal, dilengkapi dengan Berita Acara Penerimaan Barang yang ditandatangani oleh PA/KPA dan Pengurus Barang (sebagaimana dalam Lampiran)

b. Surat Pesanan (SP) untuk pengadaan melalui e-Purchasing (memuat rincian nama, jumlah dan spesifikasi)

Pengadaan barang dan jasa melalui e-purchasing (e-katalog, e-daring), dengan dilengkapi :

(34)

34

1) Kwitansi yang memuat/dilampiri rincian (nama, jumlah dan spesifikasi) barang.

2) Surat Bukti Pembayaran (B.11.11) yang ditandatangani Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, PA/KPA atau PPTK (Dengan Surat Pendelegasian PA/KPA), e-Billing pajak PPN/PPh (Batas pengenaan PPN sesuai aturan perpajakan mulai Rp.1.000.000,-);

3) Berita Acara Pemeriksaan Administrasi Barang / Hasil Pekerjaan antara PPKom dan PPHP/PjPHP;

4) Untuk Belanja Modal, dilengkapi dengan Berita Acara Penerimaan Barang yang ditandatangani oleh PA/KPA dan Pengurus Barang (sebagaimana dalam Lampiran)

c. Surat Perintah Kerja (SPK) digunakan untuk Pengadaan

Barang/Jasa/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai lebih dari Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah ) sampai dengan Rp 200.000.000,- (Dua ratus Juta Rupiah) dan untuk jasa Konsultansi dengan nilai sampai dengan Rp.100.000.000,- (Seratus juta rupiah), dengan dilengkapi :

1) Kwitansi (di tandatangani oleh Penyedia, Bendahara dan PPTK).

2) Surat Bukti Pembayaran (B.11.11) yang ditandatangani Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, PA/KPA atau PPTK (Dengan Surat Pendelegasian PA/KPA), e-Billing pajak PPN/PPh (Batas pengenaan PPN sesuai aturan perpajakan mulai Rp. 1.000.000,-)

3) Berita Acara Pemeriksaan Administrasi Barang / Hasil Pekerjaan antara PPKom dan PPHP/PjPHP;

4) Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan antara Penyedia dan PPKom; 5) Untuk Belanja Modal, dilengkapi dengan Berita Acara Penerimaan Barang

yang ditandatangani oleh PA/KPA dan Pengurus Barang (sebagaimana dalam Lampiran)

(35)

35 4. Mekanisme Pembayaran :

a. Pembayaran dilakukan melalui bendahara

1) Pengadaan langsung barang dan jasa yang nilainya dibawah Rp

10.000.000,- (Sepuluh juta rupiah) pembayaran dilakukan melalui bendahara, dengan dilengkapi :

a) Bukti pembelian dan Kwitansi yang memuat/dilampiri rincian (nama, jumlah dan spesifikasi) barang.

b) Surat Bukti Pembayaran (B.11.11) yang ditandatangani Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, PA/KPA atau PPTK (Dengan Surat Pendelegasian PA/KPA), dan Tim Teknis/Tim Pemeriksa;

c) e-Billing pajak PPN/PPh (Batas pengenaan PPN sesuai aturan perpajakan mulai Rp. 1.000.000,-)

d) Berita Acara Penerimaan Barang yang ditandatangani oleh PA/KPA dan Pengurus Barang (sebagaimana dalam Lampiran)

2) Pengadaan barang dan jasa yang nilainya lebih dari Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), dengan dilengkapi :

a) Kwitansi yang memuat/dilampiri rincian (nama, jumlah dan spesifikasi) barang.

b) Surat Bukti Pembayaran (B.11.11) yang ditandatangani Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, PA/KPA atau PPTK (Dengan Surat Pendelegasian PA/KPA), e-Billing pajak PPN/PPh (Batas pengenaan PPN sesuai aturan perpajakan mulai Rp. 1.000.000); c) Surat Permintaan Pelaksanaan Pekerjaan dibutuhkan untuk pengadaan

belanja modal dan pengadaan yang memerlukan spesifikasi tertentu d) Berita Acara Pemeriksaan Administrasi Barang / Hasil Pekerjaan antara

PPKom dan PPHP/PjPHP;

e) Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan antara Penyedia dan PPKom;

f) Untuk Belanja Modal, dilengkapi dengan Berita Acara Penerimaan Barang yang ditandatangani oleh PA/KPA dan Pengurus Barang (sebagaimana dalam Lampiran)

(36)

36

g) Kwitansi yang memuat/dilampiri rincian (nama, jumlah dan spesifikasi) barang.

h) Surat Bukti Pembayaran (B.11.11) yang ditandatangani Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, PA/KPA atau PPTK (Dengan Surat Pendelegasian PA/KPA), e-Billing pajak PPN/PPh (Batas pengenaan PPN sesuai aturan perpajakan mulai Rp. 1.000.000,-);

i) Surat Permintaan Pelaksanaan Pekerjaan dibutuhkan untuk pengadaan belanja modal dan pengadaan yang memerlukan spesifikasi tertentu; j) Berita Acara Pemeriksaan Administrasi Barang / Hasil Pekerjaan antara

PPKom dan PPHP/PjPHP;

k) Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan antara Penyedia dan PPKom;

3) Pembayaran melalui CMS dilakukan dengan nilai transaksi dari Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) sampai kurang dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) diutamakan menggunakan Bank Jateng.

b. Pembayaran dilakukan dengan mekanisme pengajuan SPP-LS, untuk :

1) Pengadaan langsung jasa konstruksi yang nilainya lebih dari Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), dengan dilengkapi :

a) SPK

b) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PKP

c) Tanda Bukti berupa kwitansi yang ditandatangani oleh rekanan dan bendahara dengan disetujui PPTK

d) Rincian/Nota/Faktur Pembelian dari Penyedia Barang/Jasa e) Dilampiri faktur Pajak dan e-Billing pajak PPN/PPh

f) Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan antara Penyedia dan PPKom

g) Berita Acara Pemeriksaan Administrasi Barang / Hasil Pekerjaan antara PPKom dan PPHP/PjPHP;

h) Untuk Nilai lebih dari Rp. 20.000.000,-, dilengkapi dengan Berita Acara Penerimaan yang ditandatangani oleh PA/KPA dan Pengurus Barang

(37)

37

2) Pengadaan langsung jasa konsultansi yang nilainya lebih dari Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah), dengan dilengkapi :

a) SPK

b) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PKP

c) Tanda Bukti Perjanjian berupa kwitansi yang ditandatangani oleh rekanan dan bendahara dengan disetujui PPTK

d) Rincian/Nota/Faktur Pembelian dari Penyedia Barang/Jasa e) Dilampiri faktur Pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP)

f) Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan antara Penyedia dan PPKom

g) Berita Acara Pemeriksaan Administrasi Barang / Hasil Pekerjaan antara PPKom dan PPHP/PjPHP

3) Pengadaan langsung Belanja Barang/Jasa dan Jasa Lainnya yang nilainya mulai dari Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah), dengan dilengkapi :

a) Nomor Pokok Wajib Pajak;

b) Nomor Rekening Bank Penyedia Barang/Jasa pada Bank Umum; c) e-Billing pajak PPN dan PPh (Batas pengenaan PPN sesuai aturan

perpajakan mulai Rp. 1.000.000,-)

d) Faktur Pajak yang dikeluarkan dan ditandangani oleh rekanan; e) SPK antara penyedia dengan Pejabat Pembuat Komitmen;

f) Ringkasan kontrak yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen;

g) Surat Permohonan Pembayaran dari Penyedia Barang dan Jasa; h) Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan antara Penyedia dan

PPKom

i) Berita Acara Pemeriksaan Administrasi Barang / Hasil Pekerjaan antara PPKom dan PPHP/PjPHP

j) Berita Acara Penerimaan Barang yang ditandatangani oleh PA/KPA dan Pengurus Barang (sebagaimana dalam Lampiran)

(38)

38

l) Kwitansi bermeterai yang ditandatangani penyedia, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau didelegasikan ke PPTK; m) Surat Keterangan Pengadaan

n) Surat Keterangan Tidak Terlambat

5. Pelaksanaan Pengadaan

a. Prosedur pelaksanaan pengadaan barang/jasa/konstruksi/jasa lainnya yang menggunakan tanda bukti perjanjian berupa SPK adalah sebagai berikut : 1) Pejabat Pengadaan mencari informasi barang dan harga melalui media

elektronik maupun non elektronik.

2) Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda.

3) Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi serta untuk mendapatkan harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan. 4) Pejabat Pengadaan melakukan transaksi.

5) Pejabat Pengadaan mendapatkan bukti transaksi dengan bukti kontrak berupa SPK (Surat Perintah Kerja); dengan ketentuan :

a) Judul SPK

b) Nomor dan tanggal SPK

c) Nomor dan tanggal Surat Permintaan Penawaran d) Nomor dan tanggal Berita Acara Negosiasi

e) Sumber dana f) Waktu pelaksanaan

g) Uraian pekerjaan yang dilaksanakan h) Nilai Pekerjaan

i) Tatacara Pembayaran j) Sanksi

k) Tanda Tangan kedua belah pihak

l) Standar ketentuan dan syarat umum SPK :

(1) Itikad baik, para pihak bertindak atas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam SPK.

(2) Penyedia Mandiri, bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan.

(39)

39

(3) Hak Kepemilikan, PPKom berhak atas kepemilikan semua barang/bahan terkait atau disediakan oleh penyedia jasa.

(4) Cacat mutu, PPKom akan memeriksa setiap hasil pekerjaan dan memberitahukan secara tertulis kepada penyedia jasa apabila ada cacat mutu.

(5) Pemutusan, apabila penyedia jasa melakukan penyimpangan, PPKom dapat memutuskan SPK dengan pemberitahuan secara tertulis.

(6) Penanggungan, Penyedia berkewajiban untuk melindungi,

membebaskan dan menanggung tanpa batas PPKom beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan,tanggung jawab, kewajiban,kehilangan,kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum dan biaya yang dikenakan terhadap PPKom beserta instansinya.

(7) Perpajakan, Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, semua pengeluaran dianggap telah termasuk dalam nilai SPK. (8) Hukum yang berlaku; Keabsahan, interpretasi, dan pelaksanaan

SPK didasarkan pada hukum Republik Indonesia.

(9) Penyelesaian Perselisihan, PPKom dan Penyedia Jasa

berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh untuk

menyelesaikan secara damai. Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan diselesaikan melalui abritase, mediasi dan konsolidasi atau pengadilan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

(10) Perubahan SPK, SPK tidak dapat diubah kecuali dibuat secara tertulis serta berlaku jika disetujui oleh para pihak.

(11) Pengalihan dan/atau sub kontrak, Penyedia dilarang untuk mengalihkan dan / mensubkontrakkan sebagian atau seluruh pekerjaan. Pengalihan seluruh pekerjaan hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama penyedia, baik sebagai akibat peleburan, konsolidasi pemisahan atau akibat lainnya.

(12) Larangan Pemberian Komisi, Penyedia menjamin tidak akan memberikan komisi dalam bentuk apapun (grafitikasi) kepada semua pihak terkait.

(40)

40

b. Kelengkapan Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa dengan bukti perjanjian berupa Surat Permintaan Pelaksanaan Pekerjaan dan SPK (Rp 50.000.000 s/d Rp 200.000.000) :

Yang harus dilengkapi oleh pejabat eselon IV (pengusul): 1) Sirup (Print out ID Sirup)

2) Kerangka Acuan Kegiatan ( KAK )

3) HPS diusulkan oleh eselon IV diketahui eselon III.

4) Riwayat HPS, telaah oleh program diketahui eselon IVdilengkapi brosur/ gambar (bila ada)

5) HPS ditetapkan oleh P.PKom. 6) Copy DPA

7) RKO

8) Surat Permohonan Proses Pengadaan (nota dinas) oleh PPKom. 9) Rapat persiapan.

10) Undangan oleh Pejabat Pengadaan.

11) Surat Permintaan Penawaran ( PPTK ) dilampiri Syarat teknis pekerjaan oleh Pejabat Pengadaan.

12) Penawaran oleh Penyedia barang/Jasa yang dilengkapi : a) Formulir isian Penilaian Kualifikasi

b) Surat – surat Pernyataan c) Pakta Integritas

d) Neraca Perusahaan

e) Data Personalia dan pengalaman Perusahaan f) Profil Perusahaan ( Akte,SIUP dll).

13) Pembukaan Penawaran

14) Berita acara evaluasi dan negosiasi harga oleh Pejabat dan Penyedia 15) Undangan klarifikasi & negosiasi

16) Klarifikasi & Negosiasi 17) BAHPL.

18) Pengumuman 19) SPPBJ

(41)

41

c. Surat Perjanjian (Kontrak) digunakan untuk Pengadaan

Barang/Jasa/Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya dengan nilai diatas Rp. 200.000.000 (Dua ratus juta rupiah) dan untuk jasa Konsultasi dengan nilai diatas Rp.100.000.000,- (Seratus juta rupiah) dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Pembayaran SPP-LS Uang Muka dengan bukti perjanjian Kontrak mencakup :

a) Nomor Pokok Wajib Pajak;

b) Nomor Rekening Bank Penyedia Barang/Jasa pada Bank Umum;

c) Surat Setoran Pajak (SSP) PPN yang telah ditandatangani oleh Bendahara.

d) Surat Setoran Pajak (SSP) PPh yang telah ditandatangani oleh Bendahara;

e) Faktur Pajak yang dikeluarkan dan ditandangani oleh rekanan;

f) Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa (SPPBJ);

g) Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pihak ketiga dengan Pejabat Pembuat Komitmen;

h) Ringkasan kontrak yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen;

i) Berita acara pembayaran, bermeterai cukup;

j) Kwitansi bermeterai yang ditandatangani pihak ketiga, Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu dan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau didelegasikan ke PPTK;

k) Surat Permohonan Pembayaran dari Penyedia Barang dan Jasa;

l) Rincian penggunaan Uang Muka ditandatangani oleh penyedia.

m) Copy Surat Jaminan Uang Muka dari Bank Umum/Lembaga Keuangan

yang ditunjuk oleh pemerintah.

2) Pembayaran SPP-LS atas prestasi pekerjaan (termyn/MC/angsuran) dengan bukti perjanjian Kontrak mencakup :

a) Nomor Pokok Wajib Pajak;

b) Nomor Rekening Bank Penyedia Barang/Jasa pada Bank Umum; c) Surat Setoran Pajak (SSP) PPN yang telah ditandatangani oleh

Referensi

Dokumen terkait

The result of this research proves that the most dominant types of use stance markers in undegraduate thesis of English department students IAIN Metro is epistemic

Karena perangkat lunak merupakan bagian dari suatu sistem yang lebih besar atau bisnis, maka yang pertama harus dilakukan yaitu pengenalan proyek yang

% Pddk Dws dalam Pemilu BKM (Pemilihan Ulang BKM) LPJ Kegiatan TA 2007 berdasarkan data SIM Kinerja Sekretariat BKM Kinerja UPK BKM Status Kelayakan Pencairan.. 1

Dari penjelasan di atas dapat diartikan bahwa secara simultan variabel nilai dan kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Part Indirect

So let’s look at the types of search that you could provide: Boolean search used in RDBMS s, full-text keyword search used in frameworks such as Apache Lucene, and

Secara umumnya, Dato’ Sathik telah berjaya menyatukan anak-anak syarikat utama yang merupakan subsidiari atau anak syarikat Perbadanan Kemajuan Negeri Kedah (PKNK) seperti

Hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran IPA kelas VII di SMP Negeri 9 Banjarmasin diperoleh bahwa masih banyak siswa yang memperoleh hasil ulangan