• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Hasil Penelitian Pra siklus

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/ 2014 tentang pembelajaran tematik, nampak bahwa pembelajaran tematik tidak pernah dilakukan. Pembelajaran yang berlangsung berdasarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mata pelajaran Matematika, mata pelajaran PPKN dan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

discovery belum pernah di rancang dikelas IV. Pendekatan discovery merupakan

sebuah pendekatan yang mengaktifkan siswa dalam menggali informasi untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan merumuskan masalah, membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah data, menggeneralisasikan dan mempresentasikan hasil diskusi. Aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa adalah duduk, mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan LKS saja. Siswa tidak pernah membentuk kelompok belajar, mengumpulkan data, menggeneralisasikan pengetahuannya sendiri dan melakukan kegiatan presentasi. Hal ini terjadi karena guru tidak pernah membuat RPP nya sendiri apalagi mendisan dengan berbagai pendekatan pembelajaran. Guru mendapatkan RPP dari rapat KKG. Namun, RPP yang telah didapatkan tersebut tidak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran tematik perlu adanya sebuah pengukuran untuk melihat apakah pembelajaran tematik sudah dikuasai atau belum. Pengukuran tersebut masih dalam bentuk angka untuk itu perlu diadakan asesmen untuk mengolah angka tersebut menjadi penilaian. Hasil penilaian inilah yang merupakan hasil belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa sudah tuntas atau belum

(2)

maka diukur dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM yang digunakan dalam penelitian ini adalah > 90.

Penilaian hasil belajar yang dilakukan hanya mendasarkan hasil tes saja yaitu dari nilai Ulangan harian, Pekerjaan rumah (PR), dan Ulangan Akhir Semester. Penilaian hasil belajar non tes yang berupa unjuk kerja siswa belum dilakukan oleh guru.

Berdasarkan distribusi ketuntasan belajar pada pra siklus menunjukkan bahwa dengan KKM > 90 tidak seorangpun dari seluruh siswa yang berumlah 15 siswa yang tuntas. Hal tersebut didukung dengan distribusi hasil belajar siswa yaknidengan rincian 2 siswa memperoleh skor 32, 3 siswa memperoleh skor 33, skor 34 diperoleh 1 siswa, 2 siswa memperoleh skor 35, 2 skor 36 diperoleh 2 orang siswa skor 38 diperoleh 3 siswa dan 2 siswa lainnya memperoleh skor 39 dengan skor tertinggi yang hanya mencapai 39 dan skor terendah 32 dan rata-rata sebesar 35,2. Jadi dengan skor yang ditunjukan nampak bahwa skor yang diperoleh jauh dari skor KKM yang ditetapkan.

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus 1

Dalam pelaksanaan penelitian siklus 1 yang memberi tindakan dengan pendekatan discovery yang dilaksanakan dalam 3 langkah antara lain 1. Perencanaan tindakan, 2. Implementasi tindakan dan observasi, 3. Refleksi. Uraian tindakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 1 pada kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatigadilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan dengan tema Keindahan Alam Negeriku subtema Kepulauan Raja Ampat. Kompetensi Dasar dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaranIPS 3.3.Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya, 4.3.Menceritakan manusia dalam hubungannya dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 3.4.Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan

(3)

sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, 4.4.Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Dan untuk mata pelajaran Matematika 3.7.Menentukan kelipatan persekutuan dua buah bilangan dan menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK), 4.1.Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenarannya. Secara rinci integrasi antar KD dapat disajikan melalui gambar 4.1 berikut ini.

Gambar 4.1

Jaring-jaring Tema Kepulauan Raja Ampat

IPS

Kompetensi Dasar:

3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya 4.3 Menceritakan manusia dalam hubungannya dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya. Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

3.4. Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.4. Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku Kepulauan

Raja Ampat

Matematika Kompetensi Dasar:

3.7. Menentukan operasi penjumlahan dan pengurangan desimal.

4.1. Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenarannya

(4)

Perangkat pembelajaran yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi kisi-kisi penilaian, butir soal, rubrik penilaian unjuk kerja, observasi untuk mengetahui aktivitas-aktivitas pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan discovery, materi pembelajaran dengan judul Kepulauan Raja Ampat, tabel presentase kekayaan alam yang ada di Kepulauan Raja Ampat (lampiran 1)

2. Implementasi Tindakan dan observasi

Implementasi tindakan pada siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 25-26 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terbagi menjadi 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menituntuk setiap pertemuan.

Pertemuan 1

Pada kegiatan awal siswa memulai pembelajaran dengan menyampaikan selamat pagi kepada guru kelas IV, siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajarandengan menggunakan pendekatan pembelajaran

discovery tentang kaitan sumber daya alam dengan jenis mata pencaharian yang

muncul. Pada kegiatan inti siswa membentuk kelompok @3 orang setiap kelompok kemudian siswa menyimak teks tentang sumber daya alam di Kepulauan Raja Ampat dan menjawab pertanyaan tentang sumber daya alam apa saja yang terdapat di Kepulauan Raja Ampat?, apa saja manfaat sumber daya alam tersebut?. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja diskusi untuk masing-masing kelompok. Siswa merumuskan masalah tentang kaitan sumber daya alam dengan jens mata pencaharian yang muncul. Berdasarkan rumusan masalah tersebut siswa membuat jawaban sementara tentang kaitan sumber daya alam dengan jenis-jenis mata pencaharian yang muncul. Setelah itu siswa melakukan kegiatan mengumpulkan data tentang 3 jenis sumber daya alam hayati dan 3 jenis sumber daya alam non hayati. Siswa mengumpulkan data tentang manfaat masing-masing sumber daya alam hayati dan non hayati. Selanjutnya siswa mengidentifikasi 3 jenis mata pencaharian berdasarkan sumber daya alam. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa mengeskan kembali hasil pengumpulan data tentang 3 jenis sumber daya alam hayati, 3 jenis sumber daya alam non hayati,

(5)

manfaat masing-masing sumber daya alam hayati dan non hayati, mengidentifikasi 3 jenis mata pencaharian berdasarkan sumber daya alam yang telah dilakukan, untuk mengakhiri pembelajaran guru mengajak siswa berdoa meurut agama dan keyakinannya masing-masing.

Pertemuan 2

Pada kegiatan awal pembelajaran siswa mengucapkan salam pada guru, siswa kembali pada kelompok sebelumnya, siswa mengungkapkan hasil pengumpulan data tentang 3 jenis sumber daya alam hayati, 3 jenis sumber daya alamnon hayati, manfaat masing-masing sumber daya alam hayati dan non hayati, mengidentifikasi 3 jenis mata pencaharian berdasarkan sumber daya alam yang telah dilakukan sebelumnya, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dicapai tentang kaitan sumber daya alam dengan jenis mata pencaharian yang muncul. Pada kegiatan inti siswa menganalisis presentase kekayaan alam yang ada di Kepulauan Raja Ampat secara berkelompok. Setelah itu siswa berdiskusi untuk menggeneralisasikan kaitan antara sumber daya alam dengan jenis mata pencaharian yang muncul. Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian mulai dari kelompok 1 sampai kelompok 5. Kelompok yang tidak maju memberikan tanggapan pada kelompok yang maju. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik kesimpulan secara bersama-sama berdasarkan kegiatan yang dilakukan tentang mencari kaitan sumber daya alam dengan jenis mata pencaharian yang muncul, memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal belum jelas dari materi yang telah dipelajari, kemudian siswa mengerjakan tes formatif. Selanjutnya guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan subtema Kepulauan Raja Ampat. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing secara bersama-sama.

Dalam implementasi tindakan secara bersamaan dilakukan observasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan discovery. Observer yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah guru teman sejawat. Observer mengisi lembar

(6)

pengamatan guru yang telah disediakan. Lembar implementasi tindakan dengan subtema Hutan Kalimantan dengan menggunakan pendekatan discovery yang terdri dari 28 butir untuk mengamati aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir.

3. Refleksi

Refleksi terhadap semua kegiatan dalam proses pembelajaran dilakukanbersama guru kelas dan observer yang berupa hasil belajar dan hasil observasi untuk mengevaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan tema Kepulauan Raja Ampat melalui pendekatan pembelajaran discovery dalam meningkatkan hasil belajar menunjukan potensi sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery dapat menarik perhatian siswa yang nampak dari keaktifan siswa dalam melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti merumuskan masalah, membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah data, menggeneralisasikan hasil temuan dan melakukan presentasi. 2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup karena guru tidak

mendominasi pembelajaran secara keseluruhan.

3. Terjadi peningkatan ketrampilan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran discovery dalam kegiatan pembelajaran.

Disisi lain pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan discovery pada siklus 1 ini menunjukan beberapa kelemahan sebagai berikut :

1. Belum semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran hal ini ditunjukan dengan adanya beberapa siswa yang masih belum menyampaikan pendapat solusinya guru dapat memberikan motivasi pada siswa

2. Siswa masih kesulitan dalam melakukan diskusi kelompok karena guru kurang memberikan bimbingan solusinya guru harus memberikan bimbingan secara menyeluruh untuk kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi.

(7)

Hasil belajar tema Kepulauan Raja Ampat siklus 1 secara rinci disajikan melalui tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar Tematik Kepulauan Raja Ampat Siklus 1

Skor Frekuensi Persentase

51-60 2 13,33 61-70 3 20 71-80 4 26,67 81-90 1 6,67 91-100 5 33,33 Jumlah 15 100

Sumber data primer

Berdasarkan pada tabel 4.1. hasil belajar pada siswa kelas IV siklus 1 menunjukan bahwa skor tertinggi 95 dan skor terendah 57,5 dengan rata-rata 79,5. Skor terendah pada interval 51-60 diperoleh sebanyak 2 dari 15 siswa (13,33%), pada interval 61-70 diperoleh 3 dari 15 siswa (20%), interval 71-80 diperoleh 4 dari 15 siswa (26,67%), pada interval 81-90 yang juga merupakan interval tertinggi yang diperoleh sebanyak 5 dari 15 siswa(33,33%) dan skor tertinggi yang terletak pada interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%). Secara rinci distribusi hasil belajar disajikan dengan gambar 4.2berikut ini.

(8)

Sumber data primer

Gambar 4.2

Distribusi Hasil Belajar Tematik Kepulauan Raja Ampat Siklus 1

Gambar nomor 4.2 tentang distribusi hasil belajar siswa diatas menunjukan bahwa batang terendah diperoleh siswa sebanyak 5 dari 15 siswa (33,33%) yang terletak pada interval 81-90 sedangkan batang yang tertinggi jumlahnya diperoleh sejumlah 1 dari 15 siswa (6,67%) memperoleh skor pada interval 91-100.

Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar siswa. Untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci ketuntasan belajar tematik tema Kepulauan Raja Ampat kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga disajikan melalui tabel 4.2 berikut ini.

Tabel4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Kepulauan Raja Ampat Siklus 1

Skor Kriteria Frekuensi Persen (%)

>90 Tuntas 5 33,33%

<90 Tidak tuntas 10 66,67%

Jumlah 15 100

Sumber data premier 0 1 2 3 4 5 6 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Ju m lah si swa Skor/ Nilai

(9)

Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM > 90 diperoleh 5 dari 15 siswa (33,33%) dan siswa yang belum tuntas 10 dari 15 siswa (66,67%). Disamping tabel nomor 4.3 distribusi ketuntasan belajar dapat disajikan dengan gambar diagram lingkaran 4.3 dibawah ini.

Sumber data primer

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Kepulauan Raja Ampat siklus 1

Gambar 4.3 tentang diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar tematik Kepulauan Raja Ampat diatas nampak bahwa ketidaktuntasan 66,67% ditunjukkan oleh gambar warna merah dan ketuntasan 33, 33% ditunjukan oleh gambar warna biru pada gambar diagram lingkaran.

4.1.3. Hasil Penelitian Siklus 2

Dalam pelaksanaan penelitian siklus 2 yang memberi tindakan dengan pendekatan discovery yang dilaksanakan dalam 3 langkah antara lain 1. Perencanaan tindakan, 2. Implementasi tindakan dan observasi, 3. Refleksi. Uraian tindakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 2 pada kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan dengan tema Keindahan Alam Negeriku subtema Hutan Kalimantan. Kompetensi Dasar dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran PPKN

33,33%

66,67% Tuntas

(10)

dengan KD 3.2.Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat, 4.2.Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.Mata pelajaran IPA dengan KD 3.7.Mendeskrisikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, 4.6.Menyajikan secara tertulis hasil pengamatan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup. Mata pelajaran Bahasa Indonesiadengan KD 3.4.Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, 4.4.Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.Secara rinci integrasi antar KD dapat disajikan melalui gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4

Jaring-jaring Tema Hutan Kalimantan

IPA Kompetensi Dasar:

3.7. Mendeskrisikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat 4.6. Menyajikan laporan tentang sumberdaya alam dan pemanfaatannya oleh masyarakat PPKn Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat

4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat

Hutan Kalimantan

Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:

3.4. Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.4. Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

(11)

Perangkat pembelajaran yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi kisi-kisi penilaian, butir soal, rubrik penilaian unjuk kerja, observasi untuk mengetahui aktivitas-aktivitas pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan discovery; materi pembelajaran dengan judul Hutan Kalimantan, gambar- gambar perilaku yang peduli terhadap lingkungan dan perilaku yang tidak peduli terhadap lingkungan (lampiran 2).

2. Implementasi Tindakan dan observasi

Implementasi tindakan pada siklus 2 ini dilaksanakan pada tanggal 28-29 Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terbagi menjadi 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan.

Pertemuan 1

Pelaksanaan pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2014, dengan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:

Pada kegiatan awal siswa menyampaikan ucapan selamat pagi kepada guru kelas IV, siswa menyimak tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran discovery tentang manfaat hutan bagi kelestarian alam. Pada kegiatan inti siswa membentuk kelompok @3 orang setiap kelompok. Siswa menyimak teks tentang Indonesia Jantung Hutan Dunia kemudian menjawab pertanyaan dari guru tentang manfaat hutan, bagaimana kondisi hutan yang ada di Indonesia?, Apakah terjadi kerusakan pada hutan di Indonesia?, Apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan?. Setelah itu guru membagikan lembar diskusi bagi setiap kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan masalah tentang manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan. Siswa merumuskan masalah tentang manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan. Berdasarkan rumusan masalah siswa membuat jawaban sementara tentang manfaat hutan bagi kelestarian alam. Selanjutnya siswa mengumpulkan data manfaat hutan contoh kerusakan hutan serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan.Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan penegasanterhadap hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Pembelajaran

(12)

diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing secara bersama-sama.

Pertemuan 2

Pelaksanaan pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2014, dengan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:

Kegiatan awal siswa mengucapkan selamat pagi kepada guru kelas IV, siswa mengungkapkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya tentang manfaat hutan, contoh-contoh kerusakan hutan dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran discovery tentang manfaat hutan bagi kelestarian alam. Pada kegiatan inti siswa kembali membentuk kelompok kemudian siswa menyimak gambar tentang perilaku merusak lingkungan dan perilaku menjaga lingkungan, siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang gambar. Selanjutnya siswa menganalisis yang termasuk perilaku peduli lingkungan dan perilaku tidak peduli lingkunganserta keuntungan dan kerugian masing-masing sikap. Setelah itu siswa menggeneralisasikan hasil diskusi tentang manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan dengan dibimbing oleh guru. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya didepan kelas mulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 5 secara bergantian. Kelompok lain yang tidak maju memberikan tanggapan. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan, memberi kesempatan pada siswa untuk menanykan hal-hal belum jelas dari materi manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan, kemudian siswa mengerjakan tes formatif dengan tema Keindahan Alam Negeriku secara individu kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan subtema Hutan Kalimantan. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing.

Dalam implementasi tindakan pada siklus 2 ini secara bersamaan dilakukan observasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan discovery. Observer yang menjadi pengamat

(13)

jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah guru teman sejawat. Observer mengisi lembar pengamatan guru yang telah disediakan. Lembar implementasi tindakan dengan subtema Kepulauan Raja Ampat dengan menggunakan pendekatan discovery yang terdri dari 28 butir untuk mengamati aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir.

3. Refleksi

Refleksi terhadap semua kegiatan dalam proses pembelajaran dilakukan bersama guru kelas dan observer untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tematik dengan tema Kepulauan Raja Ampat melalui pendekatan pembelajaran

discovery dalam meningkatkan hasil belajar menunjukan potensi sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery dapat menarik perhatian siswa yang nampak dari keaktifan siswa dalam melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti merumuskan masalah, membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah data, menggeneralisasikan hasil temuan dan melakukan presentasi. 2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup karena guru tidak

mendominasi pembelajaran secara keseluruhan.

3. Terjadi peningkatan ketrampilan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran discovery dalam kegiatan pembelajaran.

4. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran hal tersebut terlihat dari kerjasama siswa dalam berdiskusi.

Disisi lain pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan discovery pada siklus 2 ini menunjukan beberapa kelemahan yaitu:

Siswa masih kesulitan dalam melakukan diskusi kelompok karena guru kurang memberikan bimbingan solusinya guru harus memberikan bimbingan secara menyeluruh untuk kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi.

Hasil belajar tema Keindahan Hutan Kalimantan siklus 2 secara rinci disajikan melalui tabel 4.3 dibawah ini.

(14)

Tabel 4.3

Distribusi Hasil Belajar Tematik Hutan Kalimantan Siklus 2

Skor Frekuensi Presentase

61-70 1 6.67

71-80 1 6.67

81-90 1 6.67

91-100 12 80.00

Jumlah 15 100

Sumber data primer

Tabel 4.3 tentang distribusi hasil belajar tematik Hutan Kalimantan diatas menunjukan bahwa skor terendah pada interval 61-70 yang diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%) dan skor tertinggi terletak pada interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 12 dari 15 siswa (80%) dengan rata-rata 90,83. Persebaran distribusi skor disajikan lebih jelas disajikan dengan gambar histogram 4.5 berikut ini.

Sumber data primer

Gambar 4.5

Histogram Distribusi Hasil Belajar Tematik Hutan Kalimantan Siklus 2

Gambar 4.5 tentang distribusi hasil belajar menunjukan bahwa batang terendah diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%) pada interval 61-70, interval 71-80 dan interval 81-90 sedangkan batang yang tertinggi jumlahnya diperoleh sejumlah 12 dari 15 siswa (80%) memperoleh skor pada interval 91-100.

Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar. untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci ketuntasan belajar tematik tema Hutan

0 2 4 6 8 10 12 61-70 71-80 81-90 91-100

(15)

Kalimantan kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga disajikan melalui tabel 4.4 berikut ini.

Tabel4.4

Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Hutan Kalimantan Siklus 2

Skor Kriteria Frekuensi Persen(%)

>90 Tuntas 12 80,00

<90 Tidak tuntas 3 20,00

Jumlah 15 100

Sumber data premier

Tabel 4.4 tentang distribusi ketuntasan belajar diatas, nampak bahwa pada siklus 2 siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM >90 terdapat sebanyak 12 dari 15 siswa (80%) dan siswa yang belum tuntas 3 dari 15 siswa (20%).Disamping tabel nomor 4.4 distribusi ketuntasan dapat disajikan melalui gambar diagram lingkaran 4.6 dibawah ini.

Sumber data primer

Gambar 4.6

Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Hutan Kalimantan Siklus 2

Gambar 4.6 diagram lingkaran ketuntasan belajar tematik Hutan Kalimantan diatas nampak bahwa ketuntasan mencapai 80% ditunjukan oleh gambar warna biru dan ketidaktuntasan 20% ditunjukan oleh gambar warna merah pada gambar diagram lingkaran.

80% 20%

Tuntas Tidak Tuntas

(16)

4.1.4. Hasil Penelitian Siklus 3

Dalam pelaksanaan penelitian siklus 3 yang memberi tindakan dengan pendekatan discovery yang dilaksanakan dalam 3 langkah antara lain 1. Perencanaan tindakan, 2. Implementasi tindakan dan observasi, 3. Refleksi. Uraian tindakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 3 pada kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09 Salatiga dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali pertemuan dengan tema Keindahan Alam Negeriku subtema Indahnya Danau Toba. Kompetensi Dasar dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaranMatematika 3.14.Memahami penambahan dan pengurangan bilangan decimal, 4.1.Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenarannya. KD PPKN 3.2.Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat, 4.2.Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Bahasa Indonesia 3.4.Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.4.Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Secara rinci integrasi antar KD dapat disajikan melalui gambar 4.7 berikut ini.

(17)

Gambar 4.7

Gambar Jaring-jaring Tema Indahnya Danau Toba

Perangkat pembelajaran yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) meliputi kisi-kisi penilaian, butir soal, rubrik penilaian unjuk kerja, observasi untuk mengetahui aktivitas-aktivitas pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan discovery; materi pembelajaran dengan judul Indahnya Danau Toba dan Gunung Bromo-Semeru, gambar- gambar poster tentang cara melestarikan wisata alam di Indonesia (lampiran 3).

PPKN

Kompetensi Dasar

3.3. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat

4.2. Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat

Matematika Kompetensi Dasar

3.14. .Memahami penambahan dan pengurangan bilangan decimal

4.1. .Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta memeriksa kebenarannya. Indahnya Danau Toba Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar

3.4. Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 4.4. Menyajikan teks cerita

petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.

4.4. Menyajikanteksceritapetu alangantentanglingkunga ndansumberdayaalamseca ramandiridalamteksbahas a Indonesia lisandantulisdenganmemi lihdanmemilahkosakataba ku.

(18)

2. Implementasi Tindakan dan Observasi

Implementasi tindakan pada siklus 3ini dilaksanakan pada tanggal 3-4 April 2014, melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terbagi menjadi 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 dan 3 x 35 menit.

Pertemuan 1

Pelaksanaan siklus 3 dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014, dengan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:

Pembelajaran kegiatan awal siswa menyampaikan selamat pagi kepada guru kelas IV, siswa menyimak tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran discovery tentang cara melestarikan objek wisata alam yang ada di Indonesia. Pada kegiatan inti siswa membentuk kelompok @3 orang. Siswa menyimak teks bacaan Wisata Alam Danau Toba kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang isi teks bacaan, apakah siswa pernah mendengar tentang wisata alam Danau Toba, letak Danau Toba kemudian siswa menjawab pertanyaan tentang kerusakan lingkungan di sekitar Danau Toba. Guru membagikan lembar kerja diskusi untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan permasalahan yang sama yaitu bagaimana cara menjaga kelestarian wisata alam di Indonesia. Siswa membuat rumusan masalah tentang cara melestarikan objek wisata alam yang ada di Indonesia. Siswa membuat jawaban sementara tentang cara menjaga kelestarian wisata alam yang ada di Indonesia. Setelah itu Siswa mengumpulkan data yang tentang 3 informasi tentang Danau Toba yaitu letaknya, sejarah Danau Toba dan bagaimana keindahannya. Setelah itu siswa mengumpulkan data tentang kerusakan yang terjadi di lingkungan sekitar Danau Toba. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan penegasanterhadap hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing secara bersama-sama.

(19)

Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 3April 2014, dengan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:

Pembelajaran kegiatan awal siswa menyampaikan selamat pagi kepada guru kelas IV, siswa mengungkapkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya tentang informasi mengenai objek wisata alam Danau Toba, kerusakan alam yang terjadi disekitar objek wisata alam Danau Toba dan cara melestarikan objek wisata alam yang ada di Indonesia. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran discovery. Pada kegiatan inti siswa kembali membentuk kelompok. Siswa menyimak teks tentang Jumlah Pengunjung Gunung Bromo-Semeru kemudian siswa menjawab pertanyaan tentang masalah kerusakan alam yang terjadi di objek wisata alam gunung semeru. Siswa menganalisis jumlah pengunjung di Gunung Semeru-Bromo. Setelah itu guru membagikan kertas manila untuk masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan tugas untuk membuat poster yang berisi tentang bagaimana cara menjaga kelestarian wisata alam di Indonesia dengan disertai gambar objek wisata alam dan kalimat-kalimat untuk mengajak orang melestarikan objek wisata alam tersebut. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasil posternya didepan kelas secara bergantian mulai dari kelompok 1 sampai kelompok 5 dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap gambar dan isi poster. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik kesimpulan secara bersama-sama tentang cara melestarikan objek wisata alam yang ada di Indonesia, memberi kesempatan pada siswa untuk menanykan hal-hal belum jelas dari materi cara melestarikan wisata alam yang ada di Indonesia, kemudian siswa mengerjakan tes formatif dengan tema Keindahan Alam Negeriku secara individu kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan subtema Keindahan Danau Toba. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing secara bersama-sama.

(20)

Dalam implementasi tindakan siklus 3 secara bersamaan dilakukan observasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan discovery. Observer yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah guru teman sejawat. Observer mengisi lembar pengamatan guru yang telah disediakan. Lembar implementasi tindakan dengan subtema Keindahan Danau Toba dengan menggunakan pendekatan discovery yang terdri dari 28 butir untuk mengamati aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir.

3. Refleksi

Refleksi terhadap semua kegiatan dalam proses pembelajaran dilakukan bersama guru kelas dan observer untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tematik dengan tema Hutan Kalimantan melalui pendekatan pembelajaran

discovery dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil diskusi menunjukan bahwa

potensi penggunaan pendekatan discovery adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery dapat menarik perhatian siswa yang nampak dari keaktifan siswa dalam melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti merumuskan masalah, membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah data, menggeneralisasikan hasil temuan dan melakukan presentasi. 2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup karena guru tidak

mendominasi pembelajaran secara keseluruhan.

3. Terjadi peningkatan ketrampilan guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran discovery dalam kegiatan pembelajaran.

4. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran hal tersebut terlihat dari kerjasama siswa dalam berdiskusi.

5. Siswa sudah melakukan kegiatan diskusi kelompok dengan baik karena guru sudah memberikan bimbingan secara menyeluruh untuk kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi.

Hasil belajar tema Keindahan Danau Toba pada siklus 3 secara rinci disajikan melalui tabel 4.5 dibawah ini.

(21)

Tabel 4.5

Distribusi Hasil Belajar Tematik Keindahan Danau Toba Siklus 3

Skor Frekuensi Persentase

81-90 1 6,67

91-100 14 93,33

Jumlah 15 100

Sumber data primer

Tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar tematik Keindahan Danau Toba nampak bahwa skor terendah terletak pada interval 81-90 yang diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%) dan skor tertinggi terletak pada interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 14 dari 1 siswa (93,33%) dengan rata-rata 90,17. Untuk lebih jelasnya distribusi hasil belajar disajikan dengan gambar 4.8 berikut ini.

Sumber data primer

Gambar 4.8

Histogram Distribusi Hasil Belajar Tematik Keindahan Danau Toba Siklus 3

Gambar 4.8 tentang distribusi hasil belajar menunjukan bahwa batang terendah diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%) pada interval 81-90 sedangkan batang yang tertinggi jumlahnya diperoleh sejumlah 14 dari 15 siswa (93,33%) memperoleh skor interval 91-100. Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar. untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci ketuntasan belajar tematik KeindahanDanau Toba kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga disajikan melalui tabel 4.6 berikut ini.

0 5 10 15

(22)

Tabel 4.6

Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Danau Toba Siklus 3

Skor Kriteria Frekuensi Persen(%)

>90 Tuntas 14 93,33

<90 Tidak tuntas 1 6,67

Jumlah 15 100

Sumber data premier

Tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar tematik Keindahan Danau Toba diatas, nampak bahwa pada siklus 3 siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM > 90 terdapat sebanyak 14 dari 15 siswa (93,33%) dan siswa yang belum tuntas 1 dari 15 siswa (6,67%). Distribusi ketuntasan dapat disajikan melalui gambar 4.9 berikut ini.

Sumber data primer

Gambar 4.9

Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Danau Toba Siklus 3

Gambar 4.9 diagram lingkaran tentang distribusi ketuntasan belajar tematik Keindahan Danau Toba diatas menunjukan bahwa ketuntasan mencapai 93,33% ditunjukan oleh gambar warna biru dan ketidaktuntasan 6,67% ditunjukan oleh gambar warna merah pada gambar diagram lingkaran.

93,33% 6,67%

Tuntas Tidak Tuntas

(23)

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada Kondisi prasiklus hasil belajar siswa kelas IV SDN 09 Kutowinangun Salatiga pada semester 1 menunjukkan ketidaktuntasan belajar mencapai 100% atau tidak ada seorangpun dari 15 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu > 90 terutama dalam pembelajaran tematik hal ini nampak pada perolehan skor terendah 32 dan skor tertinggi 39 dengan rata-rata 35,21. Angka ini sangat jauh dari KKM yang ditetapkan sebesar > 90. Hal ini sangat dimungkinkan karena penilaian hasil belajar pada prasiklus hanya mendasarkan pada hasil tes saja. Padahal menurut Gagne & Briggs (dalam Suprihatiningrum jamil, 2013:37) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner’s performance) sedangkan menurut Nawawi (dalam Susanto, Ahmad, 2013:5) yaitu hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor. Jadi berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari pengukuran aspek kognitif (intelektual), aspek afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Hal ini dikuatkan oleh Taksonomi Bloom yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran menyangkut 3 domain yaitu kognitif (intelektual), afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Penilaian kognitif dapat dilakukan dengan tes yang berupa tes formatif sedangkan penilaian afektif (sikap) yang ditunjukan melalui keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, keberanian berbicara dalam presentasi dan menyampaikan pendapat, penilaian psikomotor yang diukur melalui ketrampilan dalam mencatat atau merangkum materi pembelajaran belum dilakukan oleh guru. Namun kenyataan yang terjadi pada pra siklus guru belum menggunakan pengukuran dari segi afektif dan psikomotor sehingga pengukuran yang dilakukan hanya dari segi kognitif saja.

Asesmen pada semua siklus dilakukan dengan tes dan unjuk kerja yang dianalisis dengan statistik sederhana melalui penjumlahan dan presentase. Siswa dianggap tuntas apabila siswa dapat mencapai KKM > 90 dan sebaliknya siswa dianggap tidak tuntas apabila hasil belajar < 90.

(24)

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 09 Kutowinangun Salatiga terlihat bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakana pendekatan

discovery, dengan skor rata-rata 35,21 sebelum diadakan penelitian dan setelah

diadakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 79,8 dengan skor tertinggi 95 dan skor terendah 57,5. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator keberhasilannya > 90 dengan tingkat keberhasilan 33,33% dari jumlah seluruh siswa sebanyak 15 siswa, dan pada awal siklus I ini hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas sebanyak 66,67%. Karena ketuntasan yang diharapakan belun mencapai target keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu diadakan tindakan pada siklus 2.

Perolehan hasil belajar pada siklus 1 ini belum tercapai secara optimal, beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus 1 ini antara lain belum menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakanan langkah-langkah pendekatan discovery, sehingga siswa kurang paham kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran yang menyebabkan siswa merasa bingung dan cenderung ramai sendiri, selain itu alokasi waktu melebihi rancangan pelaksanaan pembelajaran. Pada penyampaian refleksi pembelajaran belum dilakukan secara maksimal dan belum ada tindak lanjut pembelajaran. Untuk itu perlu adanya solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut agar siswa dapat secara optimal melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 menunjukan adanya peningkatan yang cukup baik. Namun demikian ketuntasan hasil belajar siswa masih belum mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 90% karena itu pada siklus 2 penelitian ini di fokuskan pada kekurangan-kekurangan di siklus 1.

Selama proses pembelajaran pada siklus 2 siswa nampak lebih aktif dalam melakukan aktivitas pembelajaran hal ini disebabkan penyampaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan discovery sudah

(25)

dilakukan dengan jelas sehingga siswa mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajara selain itu penyampaian refleksi pembelajaran dan tindak lanjut sudah dilakukan dengan sangat baik namun pengelolaan waktu masih perlu ditingkatkan lagi. Pada siklus 2 ketuntasan belajar meningkat menjadi 80% dan skor rata-rata 90,17 dengan perolehan skor tertinggi 100 dan skor terendah 65. Walaupun presentase ketuntasan belajar sudah cukup besar pada siklus 2 tetapi belum memenuhi ketuntasan yang ingin di capai yaitu sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu diadakan tindakan siklus 3.

Pada siklus 2 peningkatan hasil belajar siswa sudah sangat bagus. Namun, ketuntasan belajar siswa belum tercapai secara maksimal. Dari kegiatan refleksi yang dilakukan pada siklus 2 teridentifikasi bahwa pengelolaan waktu masih belum dilakukan secara maksimal sehingga masih ada beberapa kegiatan yang dilakukan secara terburu-buru. Selebihnya semua kegiatan telah dilakukan dengan baik guru.

Pada siklus 3 ini penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus 2. Selama proses pembelajaran di siklus 3 ini siswa sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak malu-malu lagi dalam menyampaikan pendapat mereka, dan diskusi kelompok berjalan dengan sangat baik. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 3 meningkat menjadi 93,33% dengan skor tertinggi 100, skor terendah 85 dan rata-rata 94. Ketidaktuntasan belajar pada siklus 3 yaitu sebesar 6,67% atau sebanyak 1 siswa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu siswa tersebut adalah siswa yang pasif dan daya tangkapnya kurang dibandingkan siswa yang lain. Selain itu siswa tersebut tinggal kelas selama 2 tahun berturut-turut. Presentase ketuntasan belajar pada siklus 3 belum mencapai 100% namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi indikator kinerja yaitu ketuntasan belajar sebesar 90%. Dengan demikian melalui penggunaan pendekatan discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(26)

Peningkatan hasil belajar tema Keindahan Alam Negeriku secara rinci disajikan melalui tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Alam Negeriku Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3

Sumber data premier

Tabel 4.7 diatas tentang distribusi ketuntasan belajar tematik Keindahan Alam Negeriku nampak bahwa pada pada pra siklustidak ada seorangpun dari 15 siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu >90. Pada siklus 1 terdapat 5 dari 15 siswa yang tuntas ( 33,33%) sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 10 dari 15 siswa (66,67%). Sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas terdapat 12 dari 15 siswa (80%) sedangkan yang tidak tuntas ada 3 dari 15 siswa (20%). Kemudian pada siklus 3 siswa yang tuntas terdapat 14 dari 15 siswa (93,33%) sedangkan yang tidak tuntas ada 1 dari 15 siswa (6,67%). Perbandingan ketuntasan belajar setiap siklus untuk lebih jelasnya disajikan dengan gambar 4.10 berikut ini.

Ketuntasan Belajar

Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

Tuntas 0 0 5 33,33 12 80 14 93,33

Tidak tuntas 15 100 10 66,67 3 20 1 6,67

(27)

Sumber data primer

Gambar 4.10

Perbandingan Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Alam Negeriku Pra siklus, siklus I, siklus 2 dan siklus 3

Gambar 4.10 diatas tentang perbandingan ketuntasan belajar tematik Keindahan Alam Negeriku nampak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar secara siginifikan yaitupada pra siklus tidak ada seorangpun dari 15 siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu > 90 kemudian meningkat pada siklus 1 yakni siswa yang tuntas sebanyak 5 dari 15 siswa dan siswa yang tidak tuntas ada 10 dari 15 siswa. Selanjutnya pada siklus 2 siswa yang tuntas menjadi sebanyak 12 dari 15 siswa siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 3 dari 15 siswa dan pada siklus 3 siswa yang tuntas mencapai 14 dari 15 siswa sedangkan yang tidak tuntas terdapat 1 dari 15 siswa. Untuk mengetahui perbandingan skor maksimal, skor minimal dan skor rata-rata dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 secara rinci disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Tuntas Tidak Tuntas

(28)

Tabel 4.8

Perbandingan Skor Maksimal, Skor Minimal, Skor Rata-Rata Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3

Perbandingan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Skor

Maksimal 39 95 100 100

Skor Minimal 32 57,5 65 85

Skor Rata-rata 35,21 79,8 90,17 94

Sumber data primer

Tabel 4.8 tentang perbandingan skor maksimal, skor minimal, skor rata-rata pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 nampak bahwa skor maksimal pada pra siklus yaitu sebesar 39 mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 95 kemudian pada siklus 2 dan 3 skor maksimal meningkat mencapai 100. Setiap kenaikan skor maksimal juga diikuti oleh kenaikan skor minimal hal tersebut nampak kenaikan skor minimal pada pra siklus yaitu sebesar 32 pada siklus 1 meningkat menjadi 57, 5 dan meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 65 kemudian skor minimal menjadi 85 pada siklus 3. Kenaikan skor maksimal minimal pada pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 juga ikut meningkatkan perolehan skor rata-rata.Skor rata-rata dari pra siklus sebesar 35,21 meningkat menjadi 79,8 pada siklus 1. Kemudian pada siklus 2 rata-rata skor menjadi 90,17 danpada siklus 3 meningkat menjadi 94. Perbandingan ketuntasan hasil belajar, skor maksimal, skor minimal dan skor rata-rata untuk lebih jelasnya disajikan pada gambar 4.10 berikut ini.

(29)

Sumber data primer

Gambar 4.11

Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Alam Negeriku, Skor Maksimal, Skor Minimal, Skor rata-rata dari Pra siklus ke

siklus 1 ke siklus 2 dan ke siklus 3

Gambar 4.11 tentang perbandingan ketuntasan belajar diatas nampak bahwa terjadi peningkatan skor maksimal yakni pada prasiklus skor maksimal sebesar 39 mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 95 kemudian pada siklus 2 dan 3 skor maksimal meningkat mencapai 100. Setiap kenaikan skor maksimal tersebut juga diikuti oleh kenaikan skor minimalnya dari pra siklus yaitu sebesar 32 pada siklus 1 meningkat menjadi 57,5kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 65 dan pada siklus 3 skor minimal meningkat menjadi sebesar 85. Kenaikan skor maksimal dan minimal pada pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 juga ikut meningkatkan perolehan skor rata-rata.Skor rata-rata dari pra siklus yaitu sebesar 35,21 meningkat menjadi 79,8 pada siklus 1 kemudian pada siklus 2 rata-rata skor sebesar 90,17 dan pada siklus 3 skor minimal mencapai sebesar 94. Peningkatan skor maksimal, skor minimal dan skor rata-rata pada setiap siklus ini mempengaruhi ketuntasan belajar siswa sehingga mengalami peningkatan yang sinifikan yakni pada pra siklus tidak seorangpun dari 15 siswa yang tuntas meningkat pada siklus 1 33,33% selanjutnya pada siklus 2 meningkat

32 57,5 65 85 39 95 100 100 35,21 79,8 90,17 94 0 33,33 80 93,33 0 20 40 60 80 100 120

pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3

skor minimal skor masksimal rata-rata ketuntasan

(30)

menjadi 80% dan pada siklus 3 ketuntasan hasil belajar siswa meningkat mencapai 93,33%.

Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa peningkatan hasil belajar tema Keindahan Alam Negeriku dapat diupayakan melalui penggunaan pendekatan pembelajaran discovery siswa kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga Tahun 2013/ 2014.

Gambar

Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar  atau  mencapai  KKM  &gt;  90  diperoleh 5 dari 15 siswa  (33,33%) dan siswa  yang belum  tuntas  10  dari  15  siswa  (66,67%)
Tabel 4.4 tentang distribusi ketuntasan belajar  diatas, nampak bahwa pada  siklus 2 siswa yang tuntas belajar  atau mencapai KKM &gt;90 terdapat sebanyak 12  dari  15  siswa  (80%)  dan  siswa  yang  belum  tuntas  3  dari  15  siswa  (20%).Disamping  tab

Referensi

Dokumen terkait

Pada tulisan ini yang akan dibahas adalah pengaruh pemasangan salah satu jenis peralatan FACTS yaitu Static Var Compensator (SVC) pada sistem transmisi tenaga

Dari Kelompok ini juga ada seorang tokoh yang dikenal sebagai Amir Hizbur Tahrir yang kedua setelah mengantikan Syeikh Thaqiyiddun an Nabhani sebagai pendiri Hizbut

Kantor Urusan Agama Merupakan ujung tombak dari struktur kementerian agama yang berhubungan langsung dengan masyarakat dalam satu wilayah kecamatan. Sebagai ujung tombak

Sedangkan dalam kisah asli India, Tetuka (Gatotkaca) digambarkan dengan karakter bertubuh raksasa dan.. berbeda dengan menampilkan karakter Tetuka atau Gatotkaca

Menulis petunjuk adalah suatu kegiatan menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk tulisan yang bertujuan untuk memberikan ketentuan- ketentuan tentang sesuatu agar

Variabel yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas yaitu pada ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, umur perusahaan terhadap Corporate Social

Teknik analisis yang digunakan korespondensi dan Chisquare digunakan untuk menganalisis.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap keuangan berpengaruh terhadap

Pada hasil tumpangsari, yaitu total hasil relatif tanaman pe- nyusun, garis aktual masih lebih tinggi dari garis harapan dengan demikian masih memberikan keuntungan karena nilai