• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN / MINUMAN. Oleh Rismawati Pangestika, S.Si., M.P.H.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN / MINUMAN. Oleh Rismawati Pangestika, S.Si., M.P.H."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI

(2)

PENGENDALIAN FAKTOR PENYEHATAN MAKANAN

DAN 6 PRINSIP HYGIENE SANITASI MAKANAN

Tempat /

Bangunan

Peralatan

Orang

Makanan

Bahan

Prinsip I: Pemilihan Bahan

Baku Makanan Prinsip II: penyimpananbahan makanan

Prinsip III:

pengolahan makanan Prinsip IV: penyimpanan makanan matang

Prinsip V:

(3)

PENGENDALIAN FAKTOR PENYEHATAN

(4)

PENGENDALIAN : TEMPAT / BANGUNAN (1)

Lokasi

Tidak berdekatan dengan sumber pencemaran (TPS, WC, dll)

Halaman

Ada papan nama

Bersih ; Pembuangan air limbah minim vektor ; Tidak ada genangan air (air hujan)

Konstruksi

Kokoh dan aman

Lantai

Kedap air, rata, tidak retak, tidak licin, kemiringan/kelandaian cukup dan mudah dibersihkan.

Dinding

Tidak lembab, rata, berwarna terang. Sudut dinding dengan lantai berbentuk lengkung / conus

Langit-langit

Tinggi sekitar 2,4 m ; permukaan rata, mudah dubersihkan, berwarna terang

(5)

PENGENDALIAN : TEMPAT / BANGUNAN (2)

Pencahayaan

Intensitas cahaya minimal 200 lux pada titik 90 cm dari lantai (foot candle (fc) meter)

1 skala lux = 10 → 1fc = 10 lux

1 watt = 1 candle cahaya ; 1 watt = 1 fc (30 kaki) ; 1 watt = 1/3 fc, jarak 1 meter

Ventilasi

Luas ventilasi 20% dari luas lantai

Ruang

Pengolahan

Makanan

Luas sesuai jumlah karyawan yang bekerja Ada toilet

(6)

PENGENDALIAN : PERALATAN (1)

• Tidak mengandung logam berat yang berbahaya

Bahan

peralatan

• Tidak patah, penyok, tergores / retak

Keutuhan

peralatan

• Digunakan sesuai fungsinya • Menggunakan gagang

warna berbeda sesuai fungsi

• Peralatan terpisah untuk mengurangi cross

contamination

Fungsi

• Peralatan bersih pada tempat yang mudah diambil

(7)

PENGENDALIAN : PERALATAN (2)

PERMENKES RI NO. 712/MENKES/PER/X/1986 DAN PERMENKES RI NO.

1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA, LAMPIRAN BAB III

Peralatan yang kontak dengan

makanan

Terbuat dari bahan food grade

Lapisan permukaan alat tidak mudah larut pada asam/basa/garam

Tidak mengandung bahan beracun

Perlatan harus bersih / rutin dicuci

Peralatan bersih siap pakai tidak

dipegang pada bagian yang

bersentuhan dengan makanan

Bahan tidak larut dalam asam/basa/garam

Peralatan utuh & bersih

(8)

PENGENDALIAN : ORANG (1)

PERMENKES RI NO. 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA,

LAMPIRAN, BAB II, PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI TENAGA/KARYAWAN

PENGOLAH MAKANAN

1) Memiliki sertifikat kursus higiene

sanitasi makanan. 2) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.

3) Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera, TBC, hepatitis dan lain-lain atau pembawa kuman

(carrier).

4) Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku.

5) Semua kegiatan pengolahan

makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung

dengan tubuh.

6) Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan menggunakan alat :

• a) Sarung tangan plastik sekali pakai (disposal). • b) Penjepit makanan.

(9)

PENGENDALIAN : ORANG (2)

PERMENKES RI NO. 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA,

LAMPIRAN, BAB II, PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI TENAGA/KARYAWAN

PENGOLAH MAKANAN

7) Untuk melindungi

pencemaran

terhadap makanan

menggunakan:

a) Celemek/apron. b) Tutup rambut. c) Sepatu kedap air.

8) Perilaku selama

bekerja/mengelola

makanan :

a) Tidak merokok.

b) Tidak makan atau mengunyah.

c) Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos). d) Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk keperluannya.

e) Selalu mencuci tangan sebelum bekerja, setelah bekerja dan setelah keluar dari toilet/jamban. f) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar.

g) Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat Jasaboga.

h) Tidak banyak berbicara dan selalu menutup mulut pada saat batuk atau bersin dengan menjauhi makanan atau keluar dari ruangan i) Tidak menyisir rambut di dekat makanan yang akan dan telah diolah

(10)

PENGENDALIAN : BAHAN MAKANAN (1)

a. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dari rasa, bau, berlendir, berubah

warna, berjamur, berubah aroma atau adanya cemaran lain.

b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlaku.

• 1) Angka kuman E. coli pada makanan harus 0/gr contoh makanan. • 2) Angka kuman E. coli pada minuman harus 0/gr contoh minuman.

c. Jumlah kandungan logam berat atau residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang batas yang

diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.

d. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out

(FEFO) yaitu makanan yang disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa kedaluwarsa

dikonsumsi lebih dahulu.

(11)

PENGENDALIAN : BAHAN MAKANAN (2)

e. Tempat atau wadah penyimpanan harus terpisah untuk setiap jenis makanan jadi dan

mempunyai tutup yang dapat menutup sempurna tetapi berventilasi yang dapat mengeluarkan

uap air.

f. Makanan jadi tidak dicampur dengan bahan makanan mentah.

g. Penyimpanan makanan jadi harus memperhatikan suhu

• Tujuan dari penyimpanan makanan adalah: mencegah pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri pathogen; mengawetkan makanan dan mengurangi pembusukan

• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan adalah: makanan yang disimpan diberi tutup; lantai atau meja yang digunakan untuk menyimpan makanan harus dibersihkan terlebih dahulu; makanan yang tidak boleh disimpan dekat dengan saluran air limbah (selokan); makanan yang disajikan sebelum diolah (timun, tomat, dan sebagainya ) harus dicuci dengan air hangat; makanan yang dipak dengan karton jangan disimpan dekat air atau tempat yang basah.

(12)

PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI

(13)

PRINSIP 1 : PEMILIHAN BAHAN MAKANAN

PERMENKES RI NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI

JASABOGA, LAMPIRAN BAB III

a. Bahan makanan mentah (segar) yaitu makanan yang perlu pengolahan

sebelum dihidangkan seperti :

• 1) Daging, susu, telor, ikan/udang, buah dan sayuran harus dalam keadaan baik, segar

dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna dan rasa, serta sebaiknya berasal dari

tempat resmi yang diawasi.

• 2) Jenis tepung dan biji-bijian harus dalam keadaan baik, tidak berubah warna, tidak

bernoda dan tidak berjamur.

• 3) Makanan fermentasi yaitu makanan yang diolah dengan bantuan mikroba seperti

ragi atau cendawan, harus dalam keadaan baik, tercium aroma fermentasi, tidak

berubah warna, aroma, rasa serta tidak bernoda dan tidak berjamur.

b. Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang dipakai harus memenuhi

persyaratan sesuai peraturan yang berlaku.

(14)

PRINSIP 1 : PEMILIHAN BAHAN MAKANAN

PERMENKES RI NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI

JASABOGA, LAMPIRAN BAB III

c. Makanan

olahan pabrik

yaitu makanan

yang dapat

langsung

dimakan

tetapi

digunakan

untuk proses

pengolahan

makanan lebih

lanjut, yaitu :

1) Makanan dikemas a) Mempunyai label dan merk

b) Terdaftar dan mempunyai nomor daftar c) Kemasan tidak rusak/pecah atau kembung d) Belum kadaluwarsa

e) Kemasan digunakan hanya untuk satu kali penggunaan

2) Makanan tidak dikemas a) Baru dan segar

b) Tidak basi, busuk, rusak atau berjamur c) Tidak mengandung bahan berbahaya

3. Bahan Makanan Disebut Aman, bila memenuhi 4 kriteria yaitu :

a. Tingkat kematangan sesuai dengan yang diinginkan. b. Bebas dari pencemaran pada tahapan proses berikut. 14

c. Bebas dari adanya perubahan secara fisik/kimia akibat faktor-faktor luar. d. Bebas dari microorganisme dan parasit penyebab penyakit.

4. Ciri – Ciri Bahan Makanan Yang Baik disesuakian dengan sumber bahan pangan

(15)

PRINSIP 2 : PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

a. Tempat penyimpanan bahan makanan harus terhindar dari kemungkinan

kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya.

b. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) yaitu bahan makanan yang disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa kadaluarsa dimanfaatkan / digunakan lebih dahulu.

c. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam almari pendingin dan bahan makanan kering disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab.

d. Penyimpanan bahan makanan harus

memperhatikan suhu. e. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm. f. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80%-90%.

g. Penyimpanan bahan makanan olahan pabrik, Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu + 100C.

(16)

PRINSIP 2 : PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

h. Tidak menempel pada lantai, dinding atau langit-langit dengan ketentuan :

1) Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm. 2) Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm.

3) Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm.

Penyimpanan makanan yang baik dan sesuai dengan cara-cara penyimpanan akan mencegah terjadinya kerusakan pada bahan makanan. Kerusakan dapat terjadi

1. Bakteri 2. Enzyme

3. Kerusakan mekanis

Untuk mengendalikan pencemaran oleh bakteri perlu mengetahui

1. Sifat dan karakteristik bakteri 2. Cara penyimpanan makanan

3. Hubungan waktu dan suhu penyimpanan 4. Administrasi penyimpanan

(17)

PRINSIP 3 : PENGOLAHAN MAKANAN

CARA PRODUKSI MAKANAN YANG BAIK (CPMB) ATAU GOOD MANUFACTURING PRACTISE

(GMP)

1. Persiapan tempat

pengolahan 2. Persiapan rancangan menu 3. Peralatan masak 4. Peralatan makan dan minum

5. Wadah penyimpanan makanan

6. Sarana penyajian

(display) 7. Rak penyimpanan 8. Peralatan untuk pencucian

9. Pelindung

pencemaran 10. Fasilitas sanitasi 11. Pemilihan bahan sortir 12. Peracikan bahan

(18)

PRINSIP 4 : PENYIMPANAN MAKANAN MASAK

Karakteristik

pertumbuhan bakteri

pada makanan masak

• Kadar air makanan

• Jenis makanan

• Suhu makanan

Cara penyimpanan

makanan masak

• Wadah

• Suhu

• Waktu tunggu

(19)

PRINSIP 4 : PENYIMPANAN MAKANAN MASAK

(WAKTU TUNGGU)

(20)

PRINSIP 5 : PENGANGKUTAN MAKANAN

a. Pengangkutan bahan makanan

• 1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).

• 2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan yang higienis.

• 3) Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki.

• 4) Bahan makanan yang selama pengangkutan harus selalu dalam keadaan dingin, diangkut dengan menggunakan alat pendingin sehingga bahan makanan tidak rusak seperti daging, susu cair dan sebagainya.

b. Pengangkutan makanan jadi/masak/siap santap

• 1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).

• 2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut makanan jadi/masak dan harus selalu higienis. • 3) Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah

masing-masing dan bertutup.

• 4) Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai dengan jumlah makanan yang akan ditempatkan.

• 5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang mencair

(kondensasi).

• 6) Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan diatur agar makanan tetap panas pada suhu 60oC atau tetap dingin pada suhu 4oC.

(21)

PRINSIP 6 : PENYAJIAN MAKANAN

• Meneliti dengan menggunakan lima indera manusia yaitu melihat

(penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma), mendengar (bunyi misal telur) dan menjilat (rasa)

Uji

organoleptik

• Khusus dilakukan untuk sajian bagi orang-orang penting (VIP) seperti Kepala Negara atau Kepala pemerintahan.

• Sebelum makanan disantap harus diuji terlebih dahulu dengan cara memakannya secara sempurna (misal kue harus satu potong utuh), kalau dalam dua jam tidak terjadi tanda-tanda kesakitan, makanan tersebut dinyatakan aman.

Uji biologis

• Pemeriksaan kualitas makanan dengan analisa laboratorium untuk mengetahui tingkat pencemaran makanan baik kimia maupun mikroba, maka diperlukan sampel makanan yg disiapkan dengan cara steril dan mengikuti prosedur yang benar.

• Hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah baku/telah ditetapkan

Uji

(22)

PRINSIP 6 : PENYAJIAN MAKANAN

Cara penyajian

• Penyajian meja (table service), saung (ala carte), doos (box),

prasmanan (buffet), dibungkus (pack/wrap), layanan cepat (fast

food)

Prinsip penyajian

• Prinsip wadah, prinsip kadar air, prinsip pemisah, prinsip panas,

prinsip bersih, prinsip handling (yaitu penanganan makanan & alat

makan tidak kontak langsung dgn anggota tubuh terutama tangan

dan bibir), prinsip tepat penyajian (yaitu tepat menu, tepat waktu,

tepat tata hidang dan tepat volume)

(23)

PRINSIP 6 : PENYAJIAN MAKANAN

(JIKA MENGGUNAKAN SAMPEL/CONTOH)

Setiap menu

makanan harus

ada satu porsi

sampel/contoh

yang disimpan

sebagai bank

sampel,

gunanya untuk

konfirmasi bila

terjadi

gangguan atau

tuntutan

konsumen .

Disimpan dalam lemari es

dgn suhu 100C 1 x 24 jam

Gunakan doos/kkantong

plastik steril untuk setiap

jenis makanan

Sampel yang sudah tidak

diperlukan sebaiknya

dibuang

Banyaknya

makanan

sebagai

berikut:

makanan kering/gorengan &

kue : 1 potong

makanan berkuah : 1 potong

+ kuah 1 sendok sayur

makanan penyedap/sambel :

2 sd makan

makanan cair : 1 sendok sayur

nasi : 1 takaran porsi (100

gram)

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil uji organoleptik terhadap tekstur nugget tetelan ikan tuna dengan penambahan ubi ungu terdapat nilai tertinggi pada perlakuan perbandingan ubi ungu dan

Teknik yang digunakan merupakan kombinasi antara self-orginizing map (SOM) dan K-means untuk diterapkan pada model RFM (recency, frequency, dan monetary). Teknik tersebut

Tutup termos dibuka kemudian isi rumen tersebut disaring dengan kain kasa berlapis 4 untuk dipindahkan pada gelas ukur plastik. Selama penyaringan sampai rumen digunakan

Harta adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh kekayaan, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik yang

Analysis of Pumice Thickness Layers As a Result of Rinjani Volcano Eruption in Lombok Island Based on Resistivity Data ..... Investigation of Subsurface Structure With Integrated

Seperti yang diungkapkan Berger (1999) yang menyatakan bahwa wanita menopause yang bekerja bisa berbagi solusi terhadap berbagai masalah seputar menopause dengan teman-teman

al (2011) meneliti tentang corporate governance perusahaan perbankan dengan sampel 82 Bank islam yang dilakukan di 11 negara, yaitu Bahrain, Mesir, Iran, Yordania, Kuwait, Libanon,