• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Karbonat Dan Bikarbonat Dalam Larutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penentuan Kadar Karbonat Dan Bikarbonat Dalam Larutan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. Judul Judul PercobaaPercobaann

Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dalam

Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dalam LarutanLarutan B.

B. Tujuan PraktikumTujuan Praktikum a.

a. Menyelidiki ada tidaknya ion karbonat, ion bikarbonat, dan ionMenyelidiki ada tidaknya ion karbonat, ion bikarbonat, dan ion hidroksida dalam larutan.

hidroksida dalam larutan. b.

b. Menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secaraMenentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan secara asidimetri dengan menggunakan indikator ganda.

(2)

II.

II. METODE

METODE

A.

A. Alat dan BahanAlat dan Bahan

Alat: Bahan:

Alat: Bahan:

a.

a. Pro Pro pipet pipet a. a. Larutan Larutan HCl HCl 0,1 0,1 NN b.

b. Pipet Pipet ukur ukur b. b. Larutan Larutan cuplikan cuplikan A A (Na(Na22COCO33))

c.

c. Pipet Pipet tetes tetes c. c. Larutan Larutan cuplikan cuplikan B B (Na(Na22HCOHCO33))

d.

d. Gelas Gelas ukur ukur d. d. Larutan Larutan cuplikan cuplikan C C (Air (Air kran)kran) e. Gelas beker

e. Gelas beker e. Indikator Phenolptalein (PP)e. Indikator Phenolptalein (PP) f.

f. Buret Buret f. f. Indikator Indikator Methyl Methyl Orange Orange (MO)(MO) g.

g. Corong Corong g. g. AquadesAquades h. Erlenmeyer

h. Erlenmeyer B.

B. Cara KerjaCara Kerja

Larutan cuplikan A, B, dan C masing-masing sebanyak 25 ml Larutan cuplikan A, B, dan C masing-masing sebanyak 25 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setiap larutan cuplikan yang ada di dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setiap larutan cuplikan yang ada di dalam erlenm

dalam erlenmeyer ditetesi indikator eyer ditetesi indikator PP PP (Phenolptalein) (Phenolptalein) sebanyak sebanyak 3 tetes.3 tetes. Perubahan warna yang terjadi diamati. Jika warna larutan cuplikan Perubahan warna yang terjadi diamati. Jika warna larutan cuplikan berubah, maka larutan cuplikan tersebut dititrasi dengan HCl

berubah, maka larutan cuplikan tersebut dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga0,1 N hingga warnanya berubah menjadi bening. Volume titrasi tersebut (V

warnanya berubah menjadi bening. Volume titrasi tersebut (V11) dicatat) dicatat

dalam tabel. Setelah itu, larutan ditetesi

dalam tabel. Setelah itu, larutan ditetesi indikator methyl orange (MO) danindikator methyl orange (MO) dan dititrasi kembali dengan HCl 0,1 N hingga warnanya berubah menjadi dititrasi kembali dengan HCl 0,1 N hingga warnanya berubah menjadi orange. Volume titrasi tersebut (V

orange. Volume titrasi tersebut (V22) dicatat dalam tabel.) dicatat dalam tabel.

Jika warna larutan cuplikan tidak berubah, maka larutan cuplikan Jika warna larutan cuplikan tidak berubah, maka larutan cuplikan tersebut ditetesi indikator methyl orange (MO) sebanyak 2 tetes. Larutan tersebut ditetesi indikator methyl orange (MO) sebanyak 2 tetes. Larutan cuplikan kemudian dititrasi hingga warnanya berubah menjadi orange. cuplikan kemudian dititrasi hingga warnanya berubah menjadi orange. Volume titrasi dicatat dalam tabel. Percobaan di atas diulangi sebanyak 2 Volume titrasi dicatat dalam tabel. Percobaan di atas diulangi sebanyak 2 kali, kemudian kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dihitung kali, kemudian kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dihitung dengan menggunakan rumus:

(3)

1. Jika V

1. Jika V11 = V = V22

Kad

Kadar ar KarKarbonbonatat ==  ××     ×× 6,6,0000  

  /100 /100  2. Jika V

2. Jika V11< V< V22

Kad

Kadar ar KarKarbonbonatat ==  ××     ×× 66,0,000  

  /100 /100 

Kad

Kadar !ar !"#a"#arborbonatnat == $$%% & & '' ××     ×× 66,,11  

  /100 /100 

3. Jika V

3. Jika V11 > V > V22

Kad

Kadar ar KarKarbonbonatat ==  ××     ×× 66,0,000  

  /100 /100 

Ka

Kadar dar ("d("dro#ro#)"d)"daa == $$ & & %%'' ××     ×× 11,,**  

(4)

III.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

A. HasilHasil

Berdasarkan percobaa

Berdasarkan percobaan kelompok, maka n kelompok, maka diperoleh hasil dalam diperoleh hasil dalam duadua tabel sebagai berikut:

tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil analisis kadar dalam cuplikan A (Na

Tabel 1. Hasil analisis kadar dalam cuplikan A (Na22COCO33))

Ulangan V

Ulangan V11(ml) (ml) VV22(ml) (ml) Karbonat Karbonat Bikarbonat HidroksidaBikarbonat Hidroksida

1 1 2,5 2,5 3 3 - - - - --2 2 2,5 2,5 3 3 - - - - --x x 2,5 2,5 3 3 0,06 0,06 0,0122 0,0122

--Tabel 2. Hasil analisis kadar dalam cuplikan B (Na

Tabel 2. Hasil analisis kadar dalam cuplikan B (Na22HCOHCO33))

Ulangan V

Ulangan V11(ml) (ml) VV22(ml) (ml) Karbonat Karbonat Bikarbonat HidroksidaBikarbonat Hidroksida

1 1 0,7 0,7 3,5 3,5 - - - - --2 2 0,7 0,7 4 4 - - - - --x x 0,7 0,7 3,75 3,75 0,017 0,017 0,074 0,074

--Tabel 3. Hasil analisis kadar dalam cuplikan C (air kran) Tabel 3. Hasil analisis kadar dalam cuplikan C (air kran)

Ulangan V

Ulangan V11(ml) (ml) VV22(ml) (ml) Karbonat Karbonat Bikarbonat HidroksidaBikarbonat Hidroksida

1 1 0 0 1 1 - - - - --2 2 0 0 0,5 0,5 - - - - --x x 0 0 0,75 0,75 0 0 0,018 0,018 --B. B. PembahasanPembahasan

Karbonat dan bikarbonat adalah anion yang akan menghasilkan gas Karbonat dan bikarbonat adalah anion yang akan menghasilkan gas ketika direaksikan dengan asam klorida encer, asam sulfat encer, atau ketika direaksikan dengan asam klorida encer, asam sulfat encer, atau asam sulfat pekat. Ion karbonat ( CO

asam sulfat pekat. Ion karbonat ( CO332-2-) memiliki kelarutan normal kecuali) memiliki kelarutan normal kecuali

karbonat dari alkali dan amonium yang tak larut dalam air. Karbonat alkali karbonat dari alkali dan amonium yang tak larut dalam air. Karbonat alkali dapat larut di dalam air karena pendidihan. Jika asam klorida encer dapat larut di dalam air karena pendidihan. Jika asam klorida encer

(5)

ditambahkan pada ion karbonat akan menghasilkan gas karbondioksida ditambahkan pada ion karbonat akan menghasilkan gas karbondioksida yang dapat diidentifikasi dengan mengalirkan pada air kapur atau perak yang dapat diidentifikasi dengan mengalirkan pada air kapur atau perak nitrat (Marwati, 2012). Ion karbonat adalah suatu basa dan bereaksi nitrat (Marwati, 2012). Ion karbonat adalah suatu basa dan bereaksi dengan ion hidrogen dalam dua tahap:

dengan ion hidrogen dalam dua tahap: +

+--%.%.   ((--   (+   (+--..   ((%%

(+

(+--..   ((--  ( (%%++--   ((%%

Ion bikarbonat (HCO

Ion bikarbonat (HCO33--) memiliki reaksi hampir sama dengan) memiliki reaksi hampir sama dengan

reaksi karbonat. Reaksi dengan larutan merkurium (II) dapat digunakan reaksi karbonat. Reaksi dengan larutan merkurium (II) dapat digunakan untuk membedakan antara ion karbonat dan bikarbonat. Ion bikarbonat untuk membedakan antara ion karbonat dan bikarbonat. Ion bikarbonat  jika

 jika direaksikan direaksikan dengan dengan merkurium merkurium (II) (II) tidak tidak terbentuk terbentuk endapanendapan sedangkan dengan ion karbonat dapat membentuk endapan coklat sedangkan dengan ion karbonat dapat membentuk endapan coklat (Marwati, 2012).

(Marwati, 2012).

Menurut Harahap (2014), salah satu senyawa dari anion bikarbonat Menurut Harahap (2014), salah satu senyawa dari anion bikarbonat adalah natrium bikarbonat (NaHCO

adalah natrium bikarbonat (NaHCO33). Natrium bikarbonat dapat). Natrium bikarbonat dapat

menghasilkan gas karbondioksida jika dipanaskan. Gas ini diperoleh dari menghasilkan gas karbondioksida jika dipanaskan. Gas ini diperoleh dari garam karbonat atau garam bikarbonat. Natrium bikarbonat apabila garam karbonat atau garam bikarbonat. Natrium bikarbonat apabila mengalami pemanasan akan menghasilkan natrium karbonat, mengalami pemanasan akan menghasilkan natrium karbonat, karbondioksida

karbondioksida, dan air. , dan air. Reaksinya sebagai berikut:Reaksinya sebagai berikut: 23a(+

23a(+--   3a3a%%++-$4'-$4'  ( (%%55$'$'   ++%$7'%$7'

Analisis yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisis Analisis yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisis volumetri berupa titrasi penetralan/asam-basa. Suatu larutan yang telah volumetri berupa titrasi penetralan/asam-basa. Suatu larutan yang telah diketahui kadarnya dan digunakan sebagai bahan untuk mentitrasi disebut diketahui kadarnya dan digunakan sebagai bahan untuk mentitrasi disebut titran. Larutan yang ingin diketahui kadarnya disebut titrat. Titran akan titran. Larutan yang ingin diketahui kadarnya disebut titrat. Titran akan terus ditambahkan pada titrat hingga terjadi perubahan warna. Perubahan terus ditambahkan pada titrat hingga terjadi perubahan warna. Perubahan warna ini disebabkan oleh adanya indikator asam-basa. Perubahan warna warna ini disebabkan oleh adanya indikator asam-basa. Perubahan warna ini juga menandakan bahwa konsentrasi titrat dan titran telah seimbang ini juga menandakan bahwa konsentrasi titrat dan titran telah seimbang dan mencapai titik ekivalen/titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik dan mencapai titik ekivalen/titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik di mana asam telah bereaksi atau

di mana asam telah bereaksi atau dinetralkan oleh basa (Chang, 2005).dinetralkan oleh basa (Chang, 2005). Menurut Rosalia (2012), reaksi yang dapat digunakan dalam Menurut Rosalia (2012), reaksi yang dapat digunakan dalam metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan metode volumetri adalah reaksi-reaksi kimia yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:

(6)

1.

1. Reaksi harus berlangsung cepat.Reaksi harus berlangsung cepat. 2.

2. Tidak terdapat reaksi samping.Tidak terdapat reaksi samping. 3.

3. Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan danReaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol/koefisien reaksinya.

produk serta perbandingan mol/koefisien reaksinya. 4.

4. Terdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harusTerdapat zat yang dapat digunakan untuk mengetahui saat titrasi harus dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator.

dihentikan (titik akhir titrasi) yang disebut zat indikator.

Titrasi netralisasi atau asam-basa dibagi menjadi dua, yaitu titrasi Titrasi netralisasi atau asam-basa dibagi menjadi dua, yaitu titrasi asidimetri dan alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi terhadap basa asidimetri dan alkalimetri. Titrasi asidimetri adalah titrasi terhadap basa bebas atau larutan garam yang berasal dari asam lemah, dengan larutan bebas atau larutan garam yang berasal dari asam lemah, dengan larutan standar asam, contoh NaOH dititrasi dengan HCl.

standar asam, contoh NaOH dititrasi dengan HCl. 3a

3a( (  (+(+8 8  3a3a+8 +8  ((%% Reaksi sebenarnya: OH

Reaksi sebenarnya: OH-- + + HH++ HH22O. Titrasi alkalimetri adalah titrasiO. Titrasi alkalimetri adalah titrasi

terhadap asam bebas atau garam yang berasal dari basa lemah, dengan terhadap asam bebas atau garam yang berasal dari basa lemah, dengan larutan standar basa, contoh CH

larutan standar basa, contoh CH33COOH dititrasi dengan NaOHCOOH dititrasi dengan NaOH

(Rosalia, 2012). Titrasi yan

(Rosalia, 2012). Titrasi yang digunakan dag digunakan dalam lam percobaan ini adalapercobaan ini adalah titrasih titrasi asidimetri karena menggunakan larutan standar asam, yaitu asam klorida asidimetri karena menggunakan larutan standar asam, yaitu asam klorida (HCl).

(HCl).

Titrasi asam-basa membutuhkan indikator asam-basa. Menurut Titrasi asam-basa membutuhkan indikator asam-basa. Menurut Khopkar (1984), indikator asam-basa dapat diklasifikasikan dalam Khopkar (1984), indikator asam-basa dapat diklasifikasikan dalam golongan-golon

golongan-golongan sebagai gan sebagai berikut:berikut: 1. Indikator ftalein

1. Indikator ftalein

Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein dengan Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein dengan fenol yaitu fenolftalein. Indikator akan berubah warnanya menjadi fenol yaitu fenolftalein. Indikator akan berubah warnanya menjadi merah pada pH 8-9,8. Anggota-anggota lainnya adalah: o-cresolftalein, merah pada pH 8-9,8. Anggota-anggota lainnya adalah: o-cresolftalein, thimolftalein, dan a-naftolftalein.

thimolftalein, dan a-naftolftalein. 2. Indikator sulfoftalein

2. Indikator sulfoftalein

Indikator sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan Indikator sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan sulfonat. Anggota indikator ini adalah: thymol blue, m-cresolpurple, sulfonat. Anggota indikator ini adalah: thymol blue, m-cresolpurple, chlorofenolred, dan bromofenolred.

(7)

3. Indikator azo 3. Indikator azo

Indikator azo diperoleh dari reaksi amina romatik dengan garam Indikator azo diperoleh dari reaksi amina romatik dengan garam dizonium, misalnya methyl yellow, atau p-dimetil amino azo benzene. dizonium, misalnya methyl yellow, atau p-dimetil amino azo benzene. Perubahan warna akan terjadi pada larutan asam kuat. Metil orange Perubahan warna akan terjadi pada larutan asam kuat. Metil orange termasuk dalam kelas ini dan tidak larut dalam air.

termasuk dalam kelas ini dan tidak larut dalam air. 4. Indikator trifenilmetana

4. Indikator trifenilmetana

Indikator trifenilmetana tersusun atas 3 gugus fenol yang terangkai Indikator trifenilmetana tersusun atas 3 gugus fenol yang terangkai bersama sebuah gugus metana. Anggota indikator ini adalah bersama sebuah gugus metana. Anggota indikator ini adalah malachitegreen, metil violet, dan kristal violet.

malachitegreen, metil violet, dan kristal violet.

Pada percobaan ini, indikator yang digunakan adalah phenolptalein Pada percobaan ini, indikator yang digunakan adalah phenolptalein (PP) dan metil orange (MO). Indikator PP akan menunjukkan warna pink (PP) dan metil orange (MO). Indikator PP akan menunjukkan warna pink pada larutan basa dan tidak berwarna pada larutan asam. Indikator MO pada larutan basa dan tidak berwarna pada larutan asam. Indikator MO akan menunjukkan warna kuning pada larutan basa

akan menunjukkan warna kuning pada larutan basa dan warna orange padadan warna orange pada larutan asam (Chang, 2005).

larutan asam (Chang, 2005).

Larutan cuplikan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Larutan cuplikan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Na

Na22COCO33, NaHCO, NaHCO33, dan air kran. Ketika dilakukan titrasi, maka kadar, dan air kran. Ketika dilakukan titrasi, maka kadar

karbonat dapat diketahui melalui volume titran yang bereaksi dengan karbonat dapat diketahui melalui volume titran yang bereaksi dengan larutan hingga warna larutan berubah. Apabila volume titrasi pertama larutan hingga warna larutan berubah. Apabila volume titrasi pertama lebih kecil dari volume titrasi kedua, maka dalam titrasi pertama terjadi lebih kecil dari volume titrasi kedua, maka dalam titrasi pertama terjadi ionisasi karbonat, dan dalam titrasi kedua terjadi ionisasi bikarbonat. ionisasi karbonat, dan dalam titrasi kedua terjadi ionisasi bikarbonat. Sementara itu, apabila volume titrasi pertama lebih besar dari volume Sementara itu, apabila volume titrasi pertama lebih besar dari volume titrasi kedua, maka dalam titrasi pertama terjadi ionisasi karbonat dan titrasi kedua, maka dalam titrasi pertama terjadi ionisasi karbonat dan dalam titrasi kedua terjadi

dalam titrasi kedua terjadi ionisasi hidroksida (Basset dkk., 1994).ionisasi hidroksida (Basset dkk., 1994).

Kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dapat dihitung Kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dapat dihitung menggunaka

menggunakan rumus sebagai n rumus sebagai berikut: (Basset dkk., berikut: (Basset dkk., 1994)1994) 1. Jika V

1. Jika V11< V< V22

Kad

Kadar ar KarKarbonbonatat == 99::×; <> ×?,@@×; <> ×?,@@

9 ABC>DEFG

9 ABC>DEFG /100 /100  ………(1)………(1)

Kad

Kadar ar !"#!"#arbarbonaonatt == $9$9HH. 9. 9::'×; <> ×?,'×; <> ×?,

9 ABC>DEFG

(8)

2. Jika V

2. Jika V11 > V > V22

Kad

Kadar ar KarKarbonbonatat == 99::×; <> ×?,@@×; <> ×?,@@

9 ABC>DEFG

9 ABC>DEFG /100 /100 ……….(3)……….(3)

Kad

Kadar ar ("d("droro#)"#)"dada == $9$9::. 9. 9HH'×; <> ×,I'×; <> ×,I

9 ABC>DEFG

9 ABC>DEFG /100 /100  ………...(4)………...(4)

3. Jika V

3. Jika V11 = V = V22

Kad

Kadar ar KarKarbonbonatat == 99::×; <> ×?,@@×; <> ×?,@@

9 ABC>DEFG

9 ABC>DEFG /100 /100 ………..(5)………..(5)

Titrasi dilakukan terhadap masing-masing larutan cuplikan. Titrasi dilakukan terhadap masing-masing larutan cuplikan. Larutan cuplikan A (Na

Larutan cuplikan A (Na22COCO33), larutan cuplikan B (NaHCO), larutan cuplikan B (NaHCO33), dan larutan), dan larutan

cuplikan C (air kran) masing-masing diambil sebanyak 25 ml dan cuplikan C (air kran) masing-masing diambil sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu, masing-masing larutan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu, masing-masing larutan ditambahkan 3 tetes indikator PP.

ditambahkan 3 tetes indikator PP. Ketika larutan cuplikan A (Na

Ketika larutan cuplikan A (Na22COCO33) mendapatkan 3 tetes indikator) mendapatkan 3 tetes indikator

PP, larutan berubah warna menjadi pink, kemudian dititrasi dengan HCl PP, larutan berubah warna menjadi pink, kemudian dititrasi dengan HCl hingga larutan menjadi bening. Larutan kemudian ditambahkan 2 tetes hingga larutan menjadi bening. Larutan kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dan dititrasi dengan HCl hingga warna larutan dari kuning indikator MO dan dititrasi dengan HCl hingga warna larutan dari kuning berubah menjadi orange. Berdasarkan titrasi yang dilakukan kelompok, berubah menjadi orange. Berdasarkan titrasi yang dilakukan kelompok, volume titrasi pertama lebih kecil dari volume titrasi kedua, maka di dalam volume titrasi pertama lebih kecil dari volume titrasi kedua, maka di dalam larutan cuplikan A terdapat ion

larutan cuplikan A terdapat ion karbonat dan ion bikarbonat.karbonat dan ion bikarbonat. Ketika larutan cuplikan B (NaHCO

Ketika larutan cuplikan B (NaHCO33) mendapatkan 3 tetes) mendapatkan 3 tetes

indikator PP, larutan berubah warna menjadi pink, kemudian dititrasi indikator PP, larutan berubah warna menjadi pink, kemudian dititrasi dengan HCl hingga larutan menjadi bening. Larutan kemudian dengan HCl hingga larutan menjadi bening. Larutan kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dan dititrasi dengan HCl hingga warna ditambahkan 2 tetes indikator MO dan dititrasi dengan HCl hingga warna larutan dari kuning berubah menjadi orange. Berdasarkan titrasi yang larutan dari kuning berubah menjadi orange. Berdasarkan titrasi yang dilakukan kelompok, volume titrasi pertama lebih kecil dari volume titrasi dilakukan kelompok, volume titrasi pertama lebih kecil dari volume titrasi kedua, maka di dalam larutan cuplikan B terdapat ion karbonat dan ion kedua, maka di dalam larutan cuplikan B terdapat ion karbonat dan ion bikarbonat.

bikarbonat.

Ketika larutan cuplikan C (air kran) mendapatkan 3 tetes indikator Ketika larutan cuplikan C (air kran) mendapatkan 3 tetes indikator PP, tidak terjadi perubahan warna pada larutan. Hal ini membuktikan PP, tidak terjadi perubahan warna pada larutan. Hal ini membuktikan bahwa larutan cuplikan C bukan larutan basa. Larutan kemudian bahwa larutan cuplikan C bukan larutan basa. Larutan kemudian ditambahkan 2 tetes indikator MO dan dititrasi dengan HCl hingga larutan ditambahkan 2 tetes indikator MO dan dititrasi dengan HCl hingga larutan

(9)

berubah warna dari kuning menjadi orange. Berdasarkan titrasi yang berubah warna dari kuning menjadi orange. Berdasarkan titrasi yang dilakukan kelompok, volume titrasi pertama lebih kecil daripada volume dilakukan kelompok, volume titrasi pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua, maka di dalam larutan cuplikan C terdapat ion karbonat dan titrasi kedua, maka di dalam larutan cuplikan C terdapat ion karbonat dan ion bikarbonat.

ion bikarbonat.

Menurut Day (1996), titrasi asidimetri dengan larutan HCl 0,1 Menurut Day (1996), titrasi asidimetri dengan larutan HCl 0,1 sebagai titran untuk menentukan kadar karbonat, bikarbonat, dan sebagai titran untuk menentukan kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida terjadi reaksi sebagai berikut:

hidroksida terjadi reaksi sebagai berikut:

a. Perubahan ion karbonat menjadi ion bikarbonat a. Perubahan ion karbonat menjadi ion bikarbonat

+

+--%.%.      ((++8  8  ((%%   ((++--..   ((%%  +8  +8.. b. Perubahan ion bikarbonat menjadi asam karbonat

b. Perubahan ion bikarbonat menjadi asam karbonat (+

(+--.. (+ (+8  8  ((%%   ((%%++--   ((%%  +8  +8.. c. Pembentukan ion hidroksida

c. Pembentukan ion hidroksida (

(--  3a3a     33aa(  ((  (%%

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa pada larutan cuplikan A, volume titrasi pertama lebih kecil daripada pada larutan cuplikan A, volume titrasi pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua. Jika volume titrasi pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua. Jika volume titrasi pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua maka dalam larutan terdapat ion karbonat dan volume titrasi kedua maka dalam larutan terdapat ion karbonat dan bikarbonat (Basset, dkk.1994). Oleh sebab itu, kadar karbonat dan kadar bikarbonat (Basset, dkk.1994). Oleh sebab itu, kadar karbonat dan kadar bikarbonat pada larutan cuplikan A dapat dihitung menggunakan rumus bikarbonat pada larutan cuplikan A dapat dihitung menggunakan rumus (1) dan (2), yaitu sebesar 0,06 g/100 ml dan 0,0122 g/100 ml. Hal ini juga (1) dan (2), yaitu sebesar 0,06 g/100 ml dan 0,0122 g/100 ml. Hal ini juga berlaku pada larutan cuplikan B, di mana volume titrasi pertama lebih berlaku pada larutan cuplikan B, di mana volume titrasi pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua sehingga kadar karbonat dan kadar kecil daripada volume titrasi kedua sehingga kadar karbonat dan kadar bikarbonat dalam larutan cuplikan B sebesar 0,017 g/100 ml dan 0,074 bikarbonat dalam larutan cuplikan B sebesar 0,017 g/100 ml dan 0,074 g/100 ml.

g/100 ml.

Pada larutan cuplikan C diperoleh hasil bahwa volume titrasi Pada larutan cuplikan C diperoleh hasil bahwa volume titrasi pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua sehingga dapat dihitung pertama lebih kecil daripada volume titrasi kedua sehingga dapat dihitung menggunaka

menggunakan rumus (1) dan (2). n rumus (1) dan (2). Kadar karbonat dalam larutan cuplikan CKadar karbonat dalam larutan cuplikan C sebesar 0 g/100 ml dan kadar bikarbonat sebesar 0,018 g/100 ml. Dengan sebesar 0 g/100 ml dan kadar bikarbonat sebesar 0,018 g/100 ml. Dengan demikian, larutan cuplikan C

demikian, larutan cuplikan C hanya mengandung ion bikarbonat.hanya mengandung ion bikarbonat.

Pada larutan cuplikan A terdapat ion karbonat dan bikarbonat. Pada larutan cuplikan A terdapat ion karbonat dan bikarbonat. Berdasarkan reaksinya maka dalam larutan Na

(10)

HCl akan terbentuk ion karbonat dan bikarbonat. Oleh karena itu, HCl akan terbentuk ion karbonat dan bikarbonat. Oleh karena itu, percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan reaksi pembentukan asam percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan reaksi pembentukan asam karbonat dari ion karbonat dan bikarbonat.

karbonat dari ion karbonat dan bikarbonat.

Pada larutan cuplikan B terdapat ion karbonat dan bikarbonat. Pada larutan cuplikan B terdapat ion karbonat dan bikarbonat. Berdasarkan ion-ion yang bereaksi, di dalam larutan NaHCO

Berdasarkan ion-ion yang bereaksi, di dalam larutan NaHCO33, hanya, hanya

terdapat ion bikarbonat yang bereaksi menjadi asam karbonat. Ion terdapat ion bikarbonat yang bereaksi menjadi asam karbonat. Ion karbonat diperoleh dari reaksi asam karbonat yang terionisasi menjadi air karbonat diperoleh dari reaksi asam karbonat yang terionisasi menjadi air dan ion karbonat (Hart dkk., 2003). Pada larutan cuplikan ini

dan ion karbonat (Hart dkk., 2003). Pada larutan cuplikan ini tidak muncultidak muncul ion hidroksida dikarenakan ion hidroksida t

ion hidroksida dikarenakan ion hidroksida terikat sempurna dengan larutanerikat sempurna dengan larutan NaHCO

NaHCO3.3.

Pada larutan cuplikan C ditemukan bahwa terdapat ion bikarbonat Pada larutan cuplikan C ditemukan bahwa terdapat ion bikarbonat sebesar 0,017 g/100 ml. Hal ini mungkin terjadi karena larutan cuplikan C sebesar 0,017 g/100 ml. Hal ini mungkin terjadi karena larutan cuplikan C merupakan air ledeng. Air ledeng yang kemungkinan air sadah. Air sadah merupakan air ledeng. Air ledeng yang kemungkinan air sadah. Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca

adalah air yang mengandung ion Ca2+2+, dan ion Mg, dan ion Mg2+2+, serta mengandung, serta mengandung garam bikarbonat (Nafie dkk., 2013).

garam bikarbonat (Nafie dkk., 2013).

Faktor yang dapat mempengaruhi besarnya kadar karbonat, Faktor yang dapat mempengaruhi besarnya kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida, yaitu:

bikarbonat, dan hidroksida, yaitu:

1. Penentuan titik akhir titrasi (jika titrasi dihentikan sebelum mencapai 1. Penentuan titik akhir titrasi (jika titrasi dihentikan sebelum mencapai titik akhir titrasi, maka kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dalam titik akhir titrasi, maka kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dalam larutan yang dihitung menggunakan rumus menjadi tidak benar-benar larutan yang dihitung menggunakan rumus menjadi tidak benar-benar sesuai dengan kadar yang ada dalam larutan sesungguhnya) (Rivai, 1995). sesuai dengan kadar yang ada dalam larutan sesungguhnya) (Rivai, 1995). 2. Kontaminan (dalam larutan cuplikan yang ditampung dalam botol, ada 2. Kontaminan (dalam larutan cuplikan yang ditampung dalam botol, ada kemungkinan terdapat zat-zat lain yang berada dalam botol sehingga kemungkinan terdapat zat-zat lain yang berada dalam botol sehingga larutan dapat tercampur dengan zat tersebut. Hal ini menyebabkan larutan larutan dapat tercampur dengan zat tersebut. Hal ini menyebabkan larutan cuplikan menjadi terkontaminasi dengan zat asing tersebut sehingga cuplikan menjadi terkontaminasi dengan zat asing tersebut sehingga karbonat, bikarbonat, dan hidroksida menjadi tidak dapat terbentuk)

karbonat, bikarbonat, dan hidroksida menjadi tidak dapat terbentuk) (Hart dkk., 2003).

(Hart dkk., 2003).

3. Pelarut (apabila pelarut yang digunakan merupakan pelarut polar, maka 3. Pelarut (apabila pelarut yang digunakan merupakan pelarut polar, maka kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dalam larutan akan semakin kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida dalam larutan akan semakin besar, sedangkan bila digunakan pelarut non polar, maka kadar karbonat, besar, sedangkan bila digunakan pelarut non polar, maka kadar karbonat, bikarbonat, dan hidroksida akan semakin kecil) (Marks dkk., 2009).

(11)

Karbonat

Karbonat dan dan bikarbonat bikarbonat dalam dalam kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari seringsering ditemukan dalam minuman

ditemukan dalam minuman effervescent effervescent . Dasar formula minuman. Dasar formula minuman effervescent 

effervescent   adalah terjadinya reaksi antara senyawa asam dengan  adalah terjadinya reaksi antara senyawa asam dengan karbonat atau bikarbonat sehingga menghasilkan karbondioksida. Natrium karbonat atau bikarbonat sehingga menghasilkan karbondioksida. Natrium bikarbonat merupakan hablur yang tidak berwarna dan mudah larut dalam bikarbonat merupakan hablur yang tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Pada minuman

air. Pada minuman effervescent effervescent , natrium bikarbonat berfungsi sebagai, natrium bikarbonat berfungsi sebagai penghasil gas dalam larutannya (Kumar, dkk.2009). Natrium bikarbonat penghasil gas dalam larutannya (Kumar, dkk.2009). Natrium bikarbonat dapat menstabilkan asam sitrat yang bersifat hi

dapat menstabilkan asam sitrat yang bersifat higroskopis sehingga semakingroskopis sehingga semakin tinggi konsentrasi natrium bikarbonat yang ditambahkan maka akan tinggi konsentrasi natrium bikarbonat yang ditambahkan maka akan semakin sedikit uap air

semakin sedikit uap air yang terserap (Sandrasari, 2012).yang terserap (Sandrasari, 2012).

Bikarbonat juga ditemukan dalam sodium bikarbonat. Sodium Bikarbonat juga ditemukan dalam sodium bikarbonat. Sodium bikarbonat adalah senyawa kimia yang termasuk kelompok garam dan bikarbonat adalah senyawa kimia yang termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga

telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda,baking soda, natrium hidrongen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal natrium hidrongen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Senyawa ini digunakan dalam yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbondioksida yang menyebabkan roti mengembang (Harahap,

(12)

IV.

IV. KESIMPULAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan penentuan kadar karbonat dan Berdasarkan hasil percobaan penentuan kadar karbonat dan bikarbonat dalam larutan, maka dapat disimpulkan:

bikarbonat dalam larutan, maka dapat disimpulkan: 1.

1. Pada larutan cuplikan A (NaPada larutan cuplikan A (Na22COCO33) terdapat ion karbonat dan) terdapat ion karbonat dan

bikarbonat. Pada larutan cuplikan B (NaHCO

bikarbonat. Pada larutan cuplikan B (NaHCO33) terdapat ion karbonat) terdapat ion karbonat

dan bikarbonat. Pada larutan cuplikan C (air kran) terdapat ion dan bikarbonat. Pada larutan cuplikan C (air kran) terdapat ion bikarbonat.

bikarbonat. 2.

2. Pada larutan cuplikan A (NaPada larutan cuplikan A (Na22COCO33) terdapat ion karbonat sebesar 0,06) terdapat ion karbonat sebesar 0,06

g/100 ml dan ion bikarbonat sebesar 0,0122 g/100 ml. Pada larutan g/100 ml dan ion bikarbonat sebesar 0,0122 g/100 ml. Pada larutan cuplikan B (NaHCO

cuplikan B (NaHCO33) terdapat ion karbonat sebesar 0,017 g/100 ml) terdapat ion karbonat sebesar 0,017 g/100 ml

dan ion bikarbonat sebesar 0,074 g/100 ml. Pada larutan cuplikan C dan ion bikarbonat sebesar 0,074 g/100 ml. Pada larutan cuplikan C (air kran) terdapat ion bikarbonat sebesar 0,018 g/100 ml.

(air kran) terdapat ion bikarbonat sebesar 0,018 g/100 ml.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., dan Mendham, J. 1994.

Basset, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., dan Mendham, J. 1994.  Buku  Buku AjarAjar Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik;Edisi Keempat.

Vogel:Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik;Edisi Keempat. PenerbitPenerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Chang, R. 2005.

Chang, R. 2005. Kimia Dasar;Konsep-Konsep Inti;Edisi Ketiga;Jilid 2Kimia Dasar;Konsep-Konsep Inti;Edisi Ketiga;Jilid 2. Erlangga,. Erlangga, Jakarta.

Jakarta.

Day, R.A dan Underwood, A.L. 1996.

Day, R.A dan Underwood, A.L. 1996.  Analisis  Analisis Kimia Kimia Kuantitatif Kuantitatif . Erlangga,. Erlangga, Jakarta

Jakarta

.

.

Harahap, SE. 2014.

Harahap, SE. 2014. Chapter II.Chapter II. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 39639/4/Chapter%20II

39639/4/Chapter%20II.pdf. 17 .pdf. 17 November 2014.November 2014. Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, D.J. 2003.

Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, D.J. 2003. Kimia Organik: Suatu KuliahKimia Organik: Suatu Kuliah Singkat.

Singkat. Erlangga, Jakarta.Erlangga, Jakarta. Khopkar, S.M. 1984.

Khopkar, S.M. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik Konsep Dasar Kimia Analitik . Penerbit Universitas. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Indonesia, Jakarta.

Kumar, R., Patil MB, Patil RS, dan Paschapur MS. 2009. Formulation and Kumar, R., Patil MB, Patil RS, dan Paschapur MS. 2009. Formulation and

Evaluation of Effervescent Floating Tablet of Famotidine.

Evaluation of Effervescent Floating Tablet of Famotidine.  International International  Journal Pharmnt Res.

 Journal Pharmnt Res. 1 (3): 754-763.1 (3): 754-763.

Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2009.

Marks, D.B., Marks, A.D., dan Smith, C.M. 2009.  Biokimia  Biokimia Kedokteran Kedokteran Dasar:Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis.

Sebuah Pendekatan Klinis. Penerbit Buku Kedokteran EGC, JPenerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.akarta. Marwati, S. 2012.

Marwati, S. 2012. Analisis Anion. Analisis Anion. http://staff.uny.ac.id/siteshttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files//default/files/ pendidikan/Siti%20Marwati,%20M.Si./Analisis%20Anion.pdf. pendidikan/Siti%20Marwati,%20M.Si./Analisis%20Anion.pdf. 17 November 2014.

17 November 2014.

Nafie, Y.S., Wogo, H.E., Tawa,

Nafie, Y.S., Wogo, H.E., Tawa, B.D. 2013. Pemanfaatan Arang Aktif TempurungB.D. 2013. Pemanfaatan Arang Aktif Tempurung Lontar Sebagai Adsorben Ca (II) dan Mg (II) dalam Air Sadah di Kota Lontar Sebagai Adsorben Ca (II) dan Mg (II) dalam Air Sadah di Kota Kupang.

Kupang.  Jurnal Kimia Terapan Jurnal Kimia Terapan 1 : 70-79. 1 : 70-79. Rivai, H. 1995.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia Press, Jakarta.Universitas Indonesia Press, Jakarta. Rosalia, S. 2012.

Rosalia, S. 2012. Analisis Kimia. Analisis Kimia. http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/09http://shintarosalia.lecture.ub.ac.id/files/2012/09  /KD-meeting-11-12.pdf. 25

(14)

Sandrasari, D.A. dan Abidin, Z. 2012. Penentuan Konsentrasi Natrium Bikarbonat Sandrasari, D.A. dan Abidin, Z. 2012. Penentuan Konsentrasi Natrium Bikarbonat dan Asam Sitrat pada Pembuatan Serbuk Minuman Anggur Berkarbonasi dan Asam Sitrat pada Pembuatan Serbuk Minuman Anggur Berkarbonasi (( Effervescent). Effervescent). Jurnal Teknologi  Jurnal Teknologi Industri PertanianIndustri Pertanian 21 (2): 113-117.21 (2): 113-117.

(15)

Lampiran Lampiran

1. Analisa kadar dalam cuplikan 1 1. Analisa kadar dalam cuplikan 1

Rata-rata V Rata-rata V11 = (2,5 ml + 2,5 ml) / 2 = 2,5 ml = (2,5 ml + 2,5 ml) / 2 = 2,5 ml Rata-rata V Rata-rata V22= (3 ml + 3 ml) / 2 = 3 ml= (3 ml + 3 ml) / 2 = 3 ml V V11< V< V22 Kad

Kadar ar KaKarborbonatnat ==  ××    × × 66,0,000     /100 /100  = = 22,,JJ ×× 00,,11 ×× 66,,0000 2J 2J /100 /100  = = 0,00,06 /6 /10100 0  Kad

Kadar !ar !"#a"#arborbonatnat == $$%% & & '' ××     ×× 66,,1100     /100 /100  = = $$ & 2 , J & 2 , J'' ×× 00,,11 ×× 66,,11 2J 2J /100 /100  = = 0,00,012122 /12 /100 00 

2. Analisa kadar dalam cuplikan 2 2. Analisa kadar dalam cuplikan 2

Rata-rata V Rata-rata V11 = (0,7 ml + 0,7 ml) / 2 = 0,7 ml = (0,7 ml + 0,7 ml) / 2 = 0,7 ml Rata-rata V Rata-rata V22= (3,5 ml + 4 ml) / 2 = 3,75 ml= (3,5 ml + 4 ml) / 2 = 3,75 ml V V11< V< V22 Kad

Kadar ar KaKarborbonatnat ==  ××    × × 66,0,000     /100 /100  = = 00,,** ×× 00,,11 ×× 66,,0000 2J 2J /100 /100  = = 0,00,01* 1* /10/100 0 

(16)

Kad

Kadar !ar !"#a"#arborbonatnat == $$%% & & '' ××     ×× 66,,1100     /100 /100  = = $$,*,*JJ && 00,*,*'' ×× 00,,11 ×× 66,,11 2J 2J /100 /100  = = 0,00,0*L *L /10/100 0 

3. Analisa kadar dalam cuplikan 3 3. Analisa kadar dalam cuplikan 3

Rata-rata V Rata-rata V11 = (0 ml  = (0 ml + 0 ml) / 2 + 0 ml) / 2 = 0 = 0 mlml Rata-rata V Rata-rata V22= (1 ml + 0,5 ml) / 2 = 0,75 ml= (1 ml + 0,5 ml) / 2 = 0,75 ml V V11< V< V22 Kad

Kadar ar KaKarborbonatnat ==  ××    × × 66,0,000     /100 /100  = = 0 0 ×× 00,,11 ×× 66,,0000 2J 2J /100 /100  = = 0 0 /1/100 00  Kad

Kadar !ar !"#a"#arborbonatnat == $$%% & & '' ××     ×× 66,,1100     /100 /100  = = $$00,,**JJ && 00'' ×× 00,,11 ×× 66,,11 2J 2J /100 /100  = = 0,00,01M 1M /10/100 0 

Gambar

tabel sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya dilakukan tahap penelitian selanjutnya terhadap pengembangan LKS praktikum berdasarkan model inkuiri terbimbing yang dikembangkan pada topik titrasi asam basa melalui

Sedangkan penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan dengan metode titrasi volumetri dengan menggunakan larutan standar NaOH 0,25 N dengan penambahan indikator

Kemudian masing- masing larutan tersebut dititrasi dengan 2 macam cara yaitu titrasi iodimetri cara I (dengan pengenceran) dan titrasi iodimetri cara II (tanpa pengenceran). Untuk

Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar aspirin dalam sampel dengan metode titrasi alkalimetri karena larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya adalah

Metode yang digunakan pada pratikum kali ini adalah metode titrimetri secara argentometri atau titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion

Larutan standar iodin dan pati (amilum) sebagai indikator dapat digunakan untuk titrasi penentuan kadar asam askorbat dalam suatu sampel dengan cara Titrasi Redoks

Dalam proses titrasi standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N dan titrasi penetapan kadar natrium bikarbonat digunakan indikator metil orange karena jangkauannya pada pH 3,1 -

• Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, Produksi papan Skateboard sebaiknya menggunakan komposit serat kulit batang kersen lama perendaman 96 jam pada larutan Natrium