• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003520 abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003520 abstract"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Silvia, Syiva S. 2014

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA DI KELAS VSDN PASIR MUNCANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA DI KELAS V

SDN PASIR MUNCANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Syiva Sidqah Silvia 1003520

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan siswa mengenai rendahnya kemampuan menyimak dan berbicara. Hal tersebut berdasarkan hasil observasi awal yang menunjukkan bahwa siswa cenderung pasif dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas sehingga kurang terampil dalam kemampuan menyimak dan berbicara. Dari permasalahan tersebut diperlukan penerapan teknik belajar yang lebih menekankan pada keaktifan siswa di kelas untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara, yaitu dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Memperoleh gambaran tentang efektivitas pelaksanaan pembelajaran menyimak dan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SDN Pasir Muncang dengan penerapan model cooperative learning tipe jigsaw, (2) Memperoleh gambaran tentang peningkatan kemampuan menyimak dan berbicara siswa kelas V SDN Pasir Muncang setelah model cooperative learning tipe jigsaw diterapkan. Penelitian tindakan kelas ini diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart yang dilakukan dalam tiga siklus. Setiap tahapan siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, nilai rata-rata kelas pada pembelajaran menyimak siklus I sebesar 61,67. Pada siklus II meningkat menjadi 68,2 dan siklus III kembali meningkat menjadi 76,3. Sedangkan, nilai rata-rata kemampuan berbicara pada siklus I yaitu 53,5. Pada siklus II meningkat menjadi 66, dan siklus III kembali meningkat menjadi 78,7. Simpulan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lebih aktif. Kemampuan menyimak dan berbicara siswa memperoleh peningkatan pada setiap siklusnya setelah melalui pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw. Berdasarkan temuan tersebut, direkomendasikan agar para guru khususnya guru bahasa Indonesia untuk menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw sebagai model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kemampuan menyimak dan berbicara.

(2)

Silvia, Syiva S. 2014

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA DI KELAS VSDN PASIR MUNCANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Referensi

Dokumen terkait

1. Fungsi Pertukaran adalah Kegiatan yang memperlancar perpindahan hak milik dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran ini terdiri dari dua fungsi yaitu

Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan

Penelitian ini berusaha untuk mengkonstruksi suatu metode ukuran kinerja IC untuk perbankan syariah dengan melakukan kajian men- dalam terhadap metode Penilaian yang telah ada

Perbedaan yang Signifikan Prestasi Belajar Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul antara yang Diajar Menggunakan

Ini merupakan kesempatan dan peluang yang baik untuk menunjukkan bahwa Guru BK atau Konselor melalui pelayanan bimbingan dan konseling akan mampu membantu

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

mengembangkan konsepsi alternatif atau disebut miskonsepsi [7]. Siswa memulai belajar di sekolah tidak dalam keadaan kosong sebagaimana teori Tabula Rasa. Akan tetapi,

basa, sakumaha anu disebutkeun ku Chomsky (1965) (dina Tarigan & Tarigan, 2011, kc. 127) salaku faktor kompeténsi. Nulis minangka salasahiji aspék tina opat