Masa Depan Yogyakarta, Akan Dibawa Kemana? 1 Deputi Gubernur Bank Indonesia
Bincang Kompas – Bank Indonesia
“Masa Depan Yogyakarta, Akan Dibawa Kemana?”
Yogyakarta, 17 Juli 2009
Yang saya hormati,
- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang mewakili; - Pemimpin Kantor Bank Indonesia Yogyakarta;
- Bp. Tony Prasetyantono dan Prof.Dr. James J. Spillane, SJ; - Para Hadirin sekalian yang saya hormati;
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh dan salam sejahtera untuk kita semua,
Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita semua dapat berkumpul disini untuk bersama-sama mengikuti diskusi dan sharing informasi pada acara Bincang Kompas – Bank Indonesia dengan topik ”Masa Depan Yogyakarta, Akan Dibawa Kemana?”.
Sebagai bagian dari masyarakat yang mencintai kota Yogyakarta, saya menyambut baik acara ini karena merupakan kegiatan yang saya kira akan sangat bermanfaat untuk bersama-sama memikirkan arah yang terbaik bagi perkembangan kota Yogyakarta kedepan, dan pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian nasional.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin sedikit sharing tentang beberapa hal penting, terutama mengenai tantangan kedepan bagi kebijakan dan strategy kegiatan perekonomian di daerah dalam menghadapi berbagai proses perubahan, baik di tataran global maupun nasional.
Masa Depan Yogyakarta, Akan Dibawa Kemana? 2 Hadirin yang saya hormati,
Dengan terus berlangsungnya perubahan-perubahan yang bersifat struktural dan perkembangan perdagangan serta investasi kearah yang bersifat global, maka perkembangan ekonomi di daerah pada tahun-tahun kedepan akan ditandai dengan semakin ketatnya persaingan antar daerah. Sebagai implikasi dari hal tersebut, Pertama, Dalam keadaan demikian agar perekonomian di daerah dapat terus berkembang, yang diperlukan adalah penciptaan iklim yang sebaik mungkin sehingga dapat menarik bagi investasi di daerah. Kedua, Sebagai penggerak perekonomian di daerah yang mempunyai sasaran pertumbuhan ekonomi tertentu, diperlukan strategi pembagunan yang mampu terus menerus menggali distinctive capabilities yang ada di daerah. Keunggulan komparatif yang dimiliki harus selalu dijaga dan dipertahankan agar tidak menurun dibandingkan dengan keunggulan yang dimiliki oleh pesaing. Ketiga, Kebijakan dan strategy pengembangan perekonomian di daerah perlu diarahkan untuk memperkuat daya tahan struktur perekonomian daerah. Keempat, Keunikan dan kekhasan suatu daerah, sebagaimana halnya Yogyakarta sebagai kota bersejarah dengan karakter kearifan budayanya, menjadi modal dasar yang dapat dikembangkan untuk menopang perekonomian daerah. Sementara itu disisi lain, persinggungan dengan budaya lain melalui banyaknya pendatang di Yogyakarta – yang merupakan implikasi dari Yogya sebagai sentra intelektual – justru menjadi nilai tambah dalam upaya menggali kekayaan budaya. Untuk itu, tidaklah berlebihan kiranya apabila saat ini kita perlu melakukan reinventing and empowering the brand image dari Yogyakarta.
Hadirin yang saya hormati,
Selanjutnya, perkenankan saya menyampaikan informasi mengenai struktur ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam beberapa tahun terakhir ini, struktur ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta relatif berimbang, dimana sektor perdagangan, hotel dan pariwisata menduduki porsi yang terbesar (20,64%), diikuti oleh sektor pertanian (18,7%), jasa-jasa (16,71%), dan industri (13,36%). Namun demikian, apabila kita cermati lebih jauh, peran sektor pertanian dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang menurun. Hal ini terutama disebabkan oleh lahan pertanian di Yogyakarta yang terus menyusut hingga mencapai 12% per tahun karena alih fungsi lahan.
Dengan kondisi tersebut, maka untuk memacu pertumbuhan perekonomian Yogyakarta, perlu dilakukan pemilihan sektor unggulan yang mampu memberikan nilai tambah terhadap perekonomian daerah, dengan memperhatikan struktur
Masa Depan Yogyakarta, Akan Dibawa Kemana? 3
ekonomi secara cermat, terukur dan berorientasi jangka panjang. Pemilihan sektor yang diunggulkan menjadi kunci yang cukup penting, terutama apabila dikaitkan dengan kendala-kendala yang dihadapi saat ini, seperti terbatasnya luas wilayah, dukungan infrastruktur pelabuhan yang lemah, dan akses jalan darat yang masih belum optimal.
Sejalan dengan hal tersebut, pemilihan sektor unggulan yang akan dikembangkan perlu mempertimbangkan aktivitas utama yang mewarnai perekonomian Yogyakarta saat ini, yaitu kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pendidikan, pariwisata, dan kebudayaan, misalnya upaya pengembangan pariwisata yang berorientasi pada pelestarian budaya.
Hadirin yang saya hormati,
Dalam kesempatan ini, saya kira amatlah relevan untuk melihat perkembangan ekonomi di daerah, sebagai referensi dalam menentukan arah perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta kedepan.
Dari hasil assessment Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah pada saat ini diindikasikan mulai meningkat kembali. Membaiknya kinerja ekonomi tersebut didukung oleh ekspor komoditas sumber daya alam sejalan dengan membaiknya ekonomi mitra dagang, khususnya Cina, India dan Korea. Indikasi tersebut juga didukung oleh menurunnya pertambahan tingkat pekerja yang dirumahkan/PHK. Apabila kecenderungan tersebut terus berlanjut, maka sustainabilitas konsumsi kedepan diperkirakan akan lebih baik terutama paska Pemilihan Presiden yang telah berjalan dengan aman dan lancar.
Sementara itu, investasi di daerah masih melambat, tercermin dari melambatnya pertumbuhan beberapa indikator investasi seperti volume impor barang modal dan pertumbuhan kredit riil investasi. Rendahnya pertumbuhan investasi tersebut juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kemajuan proyek-proyek yang dibiayai APBD/APBN, termasuk proyek infrastruktur dalam rangka stimulus fiskal (baru terealisasi 2% dari target Rp12,2T).
Di sisi sektoral, relatif stabilnya pertumbuhan perekonomian daerah didukung oleh peningkatan kinerja sektor pertanian, sektor perkebunan (dipicu oleh membaiknya harga CPO di pasar dunia), dan sektor pertambangan. Selain itu, sektor perdagangan, hotel dan restoran juga tumbuh lebih baik, sejalan dengan membaiknya konsumsi di daerah.
Masa Depan Yogyakarta, Akan Dibawa Kemana? 4 Hadirin yang saya hormati,
Menutup sambutan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada para pembicara : Sri Sultan Hamengku Buwono X, Bp. Tony Prasetyantono, dan Prof.Dr. James J. Spillane, SJ, yang akan memaparkan pandangan, pengalaman, dan pemikirannya mengenai hal-hal yang akan menentukan arah masa depan Yogyakarta.
Akhirnya, perkenankan saya dengan mengucapkan Bismillahirrahmannirrohim dan memohon bimbingan serta perlindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa membuka secara resmi acara Bincang Kompas – Bank Indonesia ini, dan kepada semua peserta, saya ucapkan selamat berdiskusi.
Sekian dan terima kasih.