• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Perundangan « Indonesia Biosafety Clearing House

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Perundangan « Indonesia Biosafety Clearing House"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Un d a n g Un d a n g N o. 1 2 Ta h u n 1 9 9 2

Te n t a n g : Sist e m Bu d id a y a Ta n a m a n

Oleh : PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A Nom or : 12 TAHUN 1992 ( 12/ 1992)

Tanggal : 30 APRI L 1992 ( JAKARTA) Sum ber : LN 1992/ 46; TLN NO. 3478

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pr esiden Republik I ndonesia,

Menim bang:

a. bahw a sum ber daya alam nabat i yang j enisnya ber aneka r agam dan m em punyai per anan pent ing bagi kehidupan adalah kar unia Tuhan Yang Maha Esa; oleh kar ena it u per lu dikelola dan dim anfaat kan secar i lest ar i, selar as, ser asi, dan seim bang bagi sebesar - besar kem akm ur an r akyat ;

b. bahw a sist em pem bangunan yang ber ket anj ut an dan ber w aw asan lingkungan per lu dit um buhkem bangkan dalam pem bangunan per t anian secar a m enyelur uh dan t er padu;

c. bahw a per t anian m aj u, efisien, dan t angguh m em punyai per anan yang pent ing dalam pencapaian t uj uan pem bangunan nasional, yait u t er cipt anya m asyar akat adil dan m akm ur ber dasar kan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945;

d. bahw a sist em budidaya t anam an yang m er upakan bagian dar i per t anian per lu dikem bangkan sej alan dengan peningkat an kualit as sum ber daya m anusia unt uk m ew uj udkan per t anian m aj u, efisien, dan t angguh;

e. bahw a per at ur an per undang- undangan yang saat ini m asih ber laku, baik yang m er upakan pr oduk hukum w ar isan pem er int ah kolonial m aupun pr oduk hukum nasional, sudah t idak sesuai lagi dengan per kem bangan hukum dan kepent ingan nasional sehingga per lu dicabut ;

(2)

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat ( 1) , Pasal 20 ayat ( 1) , dan Pasal 33 Undang- Undang Dasar 1945;

2. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1960 t ent ang Per at ur an Dasar Pokok-pokok Agr ar ia ( Lem bar an Negar a Tahun 1960 Nom or 104, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 2043) ;

3. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1967 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Kehut anan ( Lem bar an Negar a Tahun 1967 Nom or 8, Tam bahan Lem bar an Negar a Nor nor 2823) ;

4. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1974 t ent ang Pokok- pokok Pem er int ahan Di Daer ah ( Lem bar an Negar a Tahun 1974 Nom or 38, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 3037) ;

5. Undang- undang Nom or 11 Tahun 1974 t ent ang Pengair an ( Lem bar an Negar a Tahun 1974 Nom or 65, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 3046) ;

6. Undang- undang Nom or 4 Tahun 1982 t ent ang Ket ent uan- ket ent uan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Lem bar an Negar a Tahun 1982 Nom or 12, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 3215) ;

7. Undang- undang Nom or 5 Tahun 1990 t ent ang Konser vasi Sum ber Daya Alam Hayat i Dan Ekosist em nya ( Lem bar an Negar a Tahun 1990 Nom or 49, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 3419) ;

Dengan per set uj uan

DEWAN PERWAKI LAN RAKYAT REPUBLI K I NDONESI A

MEMUTUSKAN:

Menet apkan:

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang- undang ini yang dim aksud dengan:

1. Sist em budidaya t anam an adalah sist em pengem bangan dan pem anfaat an sum ber daya alam nabat i m elalui upaya m anusia yang dengan m odal, t eknologi, dan sum ber daya lainnya m enghasilkan bar ang guna m em enuhi kebut uhan m anusia secar a lebih baik;

2. Plasm a nut fah adalah subst ansi yang t er dapat dalam kelom pok m akhluk hidup, dan m er upakan sum ber sifat ket ur unan yang dapat dim anfaat kan dan dikem bangkan at au dir akit unt uk m encipt akan j enis unggul at au kult ivar bar u;

3. Pem uliaan t anam an adalah r angkaian kegiat an unt uk m em per t ahankan kem ur nian j enis dan/ at au var iet as yang sudah ada at au m enghasilkan j enis dan/ at au var iet as bar u yang lebih baik;

4. Benih t anam an yang selanj ut nya disebut benih, adalah t anam an at au bagiannya yang digunakan unt uk m em per banyak dan/ at au m engem bangbiakkan t anam an;

5. Var iet as adalah bagian dar i suat u j enis yang dit andai oleh bent uk t anam an, per t um buhan, daun, bunga, buah, bij i, dan sifat - sifat lain yang dapat dibedakan dalam j enis yang sam a;

6. Ser t ifikasi adalah pr oses pem ber ian ser t ifikat benih t anam an set elah m elalui pem er iksaan, penguj ian, dan pengaw asan ser t a m em enuhi sem ua per syar at an unt uk diedar kan;

7. Per lindungan t anam an adalah segala upaya unt uk m encegah ker ugian pada budidaya t anam an yang diakibat kan oleh or ganism e pengganggu t um buhan;

8. Or ganism e pengganggu t um buhan adalah sem ua or ganism e yang dapat m er usak, m engganggu kehidupan, at au m enyebabkan kem at ian t um buhan;

(4)

10. Pupuk adalah bahan kim ia at au or ganism s yang ber per an dalam penyediaan unsur har a bagi keper luan t anam an secar a langsung at au t idak langsung;

11. Pest isida adalah zat at au senyaw a kim ia, zat pengat ur dan per angsang t um buh, bahan lain, ser t a or ganism e r enik, at au vir us yang digunakan unt uk m elakukan per lindungan t anam an.

Pasal 2

Sist em budidaya t anam an sebagai bagian per t anian ber asaskan m anfaat , lest ar i, dan ber kelanj ut an.

Pasal 3

Sist em budidaya t anam an ber t uj uan:

a. m eningkat kan dan m em per luas penganekar agam an hasil t anam an, guna m em enuhi kebut uhan pangan, sandang, papan, kesehat an, indust r i dalam neger i, dan m em per besar ekspor ;

b. m eningkat kan pendapat an dan t ar af hidup pet ani;

c. m endor ong per luasan dan pem er at aan kesem pat an ber usaha dan kesem pat an ker j a.

Pasal 4

Ruang lingkup sist em budidaya t anam an m eliput i pr oses kegiat an pr oduksi sam pai dengan pascapanen.

BAB I I

PERENCANAAN BUDI DAYA TANAMAN

Pasal 5

(5)

a. m enyusun r encana pengem bangan budidaya t anam an sesuai dengan t ahapan r encana pem bangunan nasional;

b. m enet apkan w ilayah pengem bangan budidaya t anam an;

c. m engat ur pr oduksi budidaya t anam an t er t ent u ber dasar kan kepent ingan nasional;

d. m encipt akan kondisi yang m enunj ang per anser t a m asyar akat .

( 2) Dalam m elaksanakan ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , Pem er int ah m em per hat ikan kepent ingan m asyar akat .

Pasal 6

( 1) Pet ani m em iliki kebebasan unt uk m enent ukaii pilihan j enis t anam an dan per r ibudidayaannya.

( 2) Dalam m ener apkan kebebasan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , pet ani ber kew aj iban ber per anser t a dalam m ew uj udkan r encana pengem bangan dan pr oduksi budidaya t anam an, sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 5.

( 3) Apabila pilihan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , t idak dapat t er w uj ud kar ena ket ent uan Pem er int ah, m aka Pem er int ah ber kew aj iban unt uk m engupayakan agar pet ani yang ber sangkut an m em per oleh j am inan penghasilan t er t ent u.

( 4) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

BAB I I I

PENYELENGGARAAN BUDI DAYA TANAMAN

Bagian Kesat u

Pem bukaan dan Pengolahan Lahan, dan Penggunaan Media Tum buh Tanam an

Pasal 7

(6)

m engikut i t at a car a yang dapat m encegah t im bulnya ker usakan lingkungan hidup.

( 2) Set iap or ang at au badan hukum yang m enggunakan m edia t um buh t anam an unt uk keper luan budidaya t anam an w aj ib m engikut i t at a car a yang dapat m encegah t im bulnya pencem ar an lingkungan.

( 3) Ket ent uan m engenai t at a car a sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) , diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

Bagian Kedua Per benihan

Pasal 8

Per olehan benih ber m ut u unt uk pengem bangan budidaya t anam an dilakukan m elalui kegiat an penem uan var iet as unggul dan/ at au int r oduksi dar i luar neger i.

Pasal 9

( 1) Penem uan var iet as unggul dilakukan m elalui kegiat an pem uliaan t anam an.

( 2) Pencar ian dan pengum pulan plasm a nut fah dalam r angka pem uliaan t anam an dilakukan oleh Pem er int ah.

( 3) Kegiat an pencar ian dan pengum pulan plasm a nut fah sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) , dapat dilakukan oleh per or angan at au badan hukum ber dasar kan izin.

( 4) Pem er int ah m elakukan pelest ar ian plasm a nut fah ber sam a m asyar akat .

(7)

Pasal 10

( 1) I nt r oduksi dar i luar neger i dilakukan dalam bent uk benih at au m at er i induk unt uk pem uliaan t anam an.

( 2) I nt r oduksi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dilakukan oleh Pem er int ah dan dapat pula dilakukan oleh per or angan at au badan hukum .

( 3) Ket ent uan, sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) , diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 11

Set iap or ang at au badan hukum dapat m elakukan pem uliaan t anam an unt uk m enem ukan var iet as unggul.

Pasal 12

( 1) Var iet as hasil pem uliaan at au int r oduksi dar i luar neger i sebelum diedar kan t er lebih dahulu dilepas oleh Pem er int ah.

( 2) Var iet as hasil pem uliaan at au int r oduksi yang belum dilepas sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dilar ang diedar kan.

( 3) Ket ent uan m engenai syar at - syar at dan t at a car a pelepasan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 13

( 1) Benih dar i var iet as unggul yang t elah dilepas sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat ( 1) , m er upakan benih bina.

( 2) Benih bina yang akan diedar kan har us m elalui ser t ifikasi dan m em enuhi st andar m ut u yang dit et apkan oleh Pem er int ah.

( 3) Benih bina yang lulus ser t ifikasi apabila akan diedar kan w aj ib diber i label.

(8)

Pasal 14

( 1) Ser t ifikasi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 ayat ( 2) , dilakukan oleh Pem er int ah dan dapat pula dilakukan oleh per or angan at au badan hukum ber dasar kan izin.

( 2) Ket ent uan m engenai per syar at an dan per izinan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

Pasal 15

Pem er int ah m elakukan pengaw asan t er hadap pengadaan dan per edar an benih bina.

Pasal 16

Pem er int ah dapat m elar ang pengadaan, per edar an, dan penanam an benih t anam an t er t ent u yang m er ugikan m asyar akat , budidaya t anam an, sum ber daya alam lainnya, dan/ at au lingkungan hidup.

Bagian Ket iga

Pengeluar an dan Pem asukan Tum buhan dan Benih Tanam an

Pasal 17

( 1) Pem er int ah m enet apkan j enis t um buhan yang pengeluar an dar i dan/ at au pem asukannya ke dalam w ilayah Negar a Republik I ndonesia m em er lukan izin.

( 2) Pengeluar an benih dar i at au pem asukannya ke dalam w ilayah negar a Republik I ndonesia w aj ib m endapat kan izin.

(9)

Bagian Keem pat Penanam an

Pasal 18

( 1) Penanam an m cr upakan kegiat an m enanam kan benih pada pet anam an yang ber upa lahan at au m edia t um buh t anam an.

( 2) Kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dit uj ukan unt uk m em per oleh t anam an dengan per t um buhan opt im al guna m encapai pr odukt ivit as yang t inggi.

( 3) Unt uk m encapai t uj uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) , penanam an har us dilakukan dengan t epat pola t anam , t epat benih, t epat car a, t epat sar ana, dan t epat w akt u pada pet anam an siap t anam .

( 4) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) , dapat diat ur lebih lanj ut ot eh Pem er int ah.

Bagian Kelim a Pem anfaat an Air

Pasal 19

( 1) Pem er int ah m engat ur dan m em bina pem anfaat an air unt uk budidaya t anam an.

( 2) Pem anfaat an air sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dilakukan sesuai dengan per at ur an per undang- undangan yang ber laku.

Bagian Keenam Per lindungan Tanam an

Pasal 20

(10)

( 2) Pelaksanaan per lindungan t anam an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , m enj adi t anggung j aw ab m asyar akat dan Pem er int ah.

Pasal 21

Per lindungan t anam an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 20, dilakanakan m elalui kegiat an ber upa :

a. pencegahan m asuknya or ganism e pengganggu t um buhan ke dalam dan t er sebar nya dar i suat u ar ea ke ar ea lain di dalam w ilayah negar a Republik I ndonesia sesuai dengan per at ur an per undang- undangan yang ber laku;

b. pengendalian or ganism e pengganggu t um buhan;

c. er adikasi or ganism e pengganggu t um buhan.

Pasal 22

( 1) Dalam pelaksanaan per lindungan t anam an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 21, set iap or ang at au badan hukum dilar ang m enggunakan sar ana dan/ at au car a yang dapat m engganggu kesehat an dan/ at au m engancam keselam at an m anusia, m enim bulkan gangguan dan ker usakan sum ber daya alam dan/ at au lingkungan hidup.

( 2) Ket ent uan m engenai penggunaan sar ana dan/ at au car a sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

Pasal 23

(11)

Pasal 24

( 1) Set iap or ang at au badan hukum yang m em iliki at au m enguasai t anam an har us m elapor kan adanya ser angan or ganism e pengganggu t um buhan pada t anam annya kepada pej abat yang ber w enang dan yang ber sangkut an har us m engendalikannya.

( 2) Apabila ser angan or ganism e pengganggu t um buhan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , m er upakan eksplosi, Pem er int ah ber t anggung j aw ab m enanggulanginya ber sam a m asyar akat .

Pasal 25

( 1) Pem er int ah dapat m elakukan at au m em er int ahkan dilakukannya er adikasi t er hadap t anam an dan/ at au benda lain yang m enyebabkan t er sebar nya or ganism e pengganggu t um buhan.

( 2) Er adikasi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dilaksanakan apabila or ganism e pengganggu t um buhan t er sebut dianggap sangat ber bahaya dan m engancam keselam at an t anam an secar a m eluas.

Pasal 26

( 1) Kepada pem ilik yang t anam an dan/ at au benda lainnya dim usnahkan dalam r angka er adikasi dapat diber ikan kom pensasi.

( 2) Kom pensasi sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diber ikan hanya at as t anam an dan/ at au benda lainnya yang t idak t er ser ang or ganism s pengganggu t um buhan t et api har us dim usnahkan dalam r angka er adikasi.

Pasal 27

(12)

Bagian Ket uj uh Pem elihar aan Tanam an

Pasal 28

( 1) Pem elihar aan t anam an diar ahkan unt uk:

a. m encipt akan kondisi per t um buhan dan pr odukt ivit as t anam an yang opt im al;

b. m enj aga kelest ar ian lingkungan;

c. m encegah t im bulnya ker ugian pihak lain dan at au kepent ingan um um .

( 2) Dalam pem elihar aan t anam an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , set iap or ang at au badan hukum dilar ang m enggunakan sar ana dan/ at au car a yang m engganggu kesehat an dan/ at au m engancam keselam at an m anusia, m enim bulkan gangguan dan ker usakan sum ber daya alam dan/ at au lingkungan hidup.

( 3) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) , diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

Bagian Kedelapan Panen

Pasal 29

( 1) Panen m er upakan kegiat an pem ungut an hasil budidaya t anam an.

( 2) Kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dit uj ukan unt uk m em per oleh hasil yang opt im al dengan m enekan kehilangan dan ker usakan hasil ser t a m enj am in t er penuhinya st andar m ut u.

( 3) Unt uk m encapai t uj uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) , panen har us dilakukan t epat w akt u, t epat keadaan, t epat car a, dan t epat sar ana.

(13)

Pasal 30

( 1) Pem er int ah dan m asyar akat ber kew aj iban unt uk m ew uj udkan t uj uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 29 ayat ( 2) .

( 2) Pem er int ah w aj ib ber upaya unt uk m er ingankan beban pet ani kecil ber lahan sem pit yang budidaya t anam annya gagal panen kar ena bencana alam .

( 3) Pem er int ah dapat m enet apkan pengat ur an m engenai panen budidaya t anam an t er t ent u.

Bagian Kesem bilan Pascapanen

Pasal 31

( 1) Pascapanen m eliput i kegiat an pem ber sihan, pengupasan, sor t asi, pengaw et an, pengem asan, penyim panan, st andar disasi m ut u, dan t r anspor t asi hasil pr oduksi budidaya t anam an.

( 2) Kegiat an pascapanen sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dit uj ukan unt uk m eningkat kan m ut u, m enekan t ingkat kehilangan dan/ at au ker usakan, m em per panj ang daya sim pan, dan m eningkat kan daya guna ser t a nilai t am bah hasil budidaya t anam an.

Pasal 32

( 1) Ter hadap hasil budidaya t anam an yang dipasar kan dit er apkan st andar m ut u.

( 2) Pem er int ah m enet apkan j enis hasil budidaya t anam an yang har us m em enuhi st andar m ut u sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

(14)

Pasal 33

Ket ent uan m engenai pascapanen dan st andar m ut u hasil budidaya t anam an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 31 dan Pasal 32, diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

Pasal 34

( 1) Pem er int ah m enet apkan st andar unit pengolahan, alat t r anspor t asi, dan unit penyim panan hasil. budidaya t anam an.

( 2) Pem er int ah m elakukan akr edit asi at as kelayakan unit pengolahan, alat t r anspor t asi, dan unit penyim panan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

( 3) Pem er int ah m elakukan pengaw asan t er hadap unit pengolahan, alat t r anspor t asi, dan unit penyim panan hasil budidaya t anam an, sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

Pasal 35

Pem er int ah m enet apkan t at a car a pcngaw asan at as m ut u unit pengolahan, alat t r anspor t asi, dan unit penyim panan hasil budidaya t anam an.

Pasal 36

( 1) Pem er int ah m enet apkan har ga dasar hasil budidaya t anam an t er t ent u.

( 2) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

BAB I V

SARANA PRODUKSI

Bagian Kesat u Pupuk

Pasal 37

(15)

( 2) Pem er int ah m enet apkan st andar m ut u pupuk ser t a j enis pupuk yang boleh diim por .

( 3) Pem er int ah m engaw asi pengadaan dan per edar an pupuk.

( 4) Ket ent uan m engenai t at a car a pengaw asan, pengadaan dan per edar an pupuk sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) , diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

Bagian Kedua Pest isida

Pasal 38

( 1) Pest isida yang akan diedar kan di dalam w ilayah negar a Republik I ndonesia w aj ib t er daft ar , m em enuhi st andar m ut u, t er j am in efekt ivit asnya, am an bagi m anusia dan lingkungan hidup, ser t a diber i label.

( 2) Pem er int ah m enet apkan st andar m ut u pest isida sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dan j enis pest isida yang boleh diim por .

Pasal 39

Pem er int ah m elakukan pendaft ar an dan m engaw asi pengadaan, per edar an, ser t a penggunaan pest isida.

Pasal 40

Pem er int ah dapat m elar ang at au m em bat asi per edar an dan/ at au penggunaan pest isida t er t ent u.

Pasal 41

(16)

Pasal 42

Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38, Pasal 39, Pasal 40, dan Pasal 41, diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

Bagian Ket iga Alat dan Mesin

Pasal 43

( 1) Pem er int ah m enet apkan j enis dan st andar alat dan m esin budidaya t anam an yang pr oduksi ser t a per edar annya per lu diaw asi.

( 2) Alat dan m esin budidaya t anam an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diuj i t er lebih dahulu sebelum diedar kan.

( 3) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) dan ayat ( 2) , diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

BAB V

TATA RUANG DAN TATA GUNA TANAH BUDI DAYA TANAMAN

( 1) Pem anfaat an lahan unt uk keper luan budidaya t anam an disesuaikan dengan ket ent uan t at a r uang dan t at a guna t anah ber dasar kan per at ur an per undang- undangan yang ber laku.

( 2) Pelaksanaan kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dilakukan dengan m em per hat ikan kesesuaian dan kem am puan lahan m aupun pelest ar ian lingkungan hidup khususnya konser vasi t anah.

Pasal 45

Per ubahan r encana t at a r uang yang m engakibat kan per ubahan per unt ukan budidaya t anam an guna keper luan lain dilakukan dengan m em per hat ikan r encana pr oduksi budidaya t anam an secar a nasional.

Pasal 46

(17)

( 2) Set iap pcr ubahan j enis t anam an pada unit usaha budidaya t anam an di at as t anah yang dikuasai oleh negar a har us m em per oleh per set uj uan Pem er int ah.

( 3) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dan ayat ( 2) , diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

BAB VI PENGUSAHAAN

Pasal 47

( 1) Usaha budidaya t anam an hanya dapat dilakukan oleh per or angan w ar ga negar a I ndonesia at au badan usaha yang ber bent uk badan hukum yang didir ikan m enur ut hukum I ndonesia dan ber kedudukan di I ndonesia.

( 2) Badan usaha yang ber bent uk badan hukum sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dapat ber upa:

a. Koper asi; at au

b. Badan Usaha Milik Negar a t er m asuk Badan Usaha Milik Daer ah; at au

c. Per usahaan sw ast a.

( 3) Badan usaha sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) , diar ahkan unt uk beker j a sam a secar a t er padu dengan m asyar akat pet ani dalam m elakukan usaha budidaya t anam an.

( 4) Pem er int ah dapat m enugaskan badan usaha sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 2) , unt uk pengem bangan ker j a sam a sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 3) .

Pasal 48

(18)

( 2) Pem ber ian izin sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , har us m em per hat ikan aspek ekonom i, sosial, budaya, sum ber daya alam , lingkungan hidup, dan kepent ingan st r at egis lainnya.

( 3) Badan usaha sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diar ahkan unt uk m engem bangkan ket er paduan kegiat an budidaya t anam an dengan indust r i dan pem asar an pr oduknya.

Pasal 49

Pem er int ah m em bina usaha lem ah ser t a m endor ong dan m em bina t er cipt anya ker j a sam a yang ser asi dan saling m engunt ungkan ant ar a pengusaha lem ah dan pengusaha kuat di bidang budidaya t anam an.

Pasal 50

( 1) Set iap or ang at au badan hukum yang dalam m elakukan budidaya t anam an m em anfaat kan j asa at au sar ana yang disediakan oleh Pem er int ah dapat dikenakan pungut an,

( 2) Pet ani kecil ber lahan sem pit yang m elakukan kegiat an budidaya t anam an hanya unt uk m em enuhi kebut uhan hidup sehar i- har i t idak dikenakan pungut an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

Pasal 51

Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 47, Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50, diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

BAB VI I

PEMBI NAAN DAN PERANSERTA MASYARAKAT

Pasal 52

(19)

( 2) Pem binaan budidaya t anam an diar ahkan unt uk m eningkat kan pr oduksi, m ut u, dan nilai t am bah hasil budidaya t anam an ser t a efisiensi penggunaan lahan dan sar ana pr oduksi.

( 3) Pem binaan sebagaim ana dim aksud dat a ayat ( 2) , didasar kan pada pem enuhan kebut uhan dalam neger i, keunggulan kom par at if, dan per m int aan pasar kom odit i budidaya t anam an yang ber sangkut an.

( 4) Ket ent uan m engenai pem binaan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ayat ( 2) dan ayat ( 3) , diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

Pasal 53

Pem er int ah m endor ong dan m engar ahkan per anser t a or ganisasi pr ofesi t er kait dalam pem binaan budidaya t anam an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 52 ayat ( 1) .

Pasal 54

( 1) Pem er int ah m enyelenggar akan penelit ian di bidang budidaya t anam an yang diar ahkan bagi kepent ingan m asyar akat .

( 2) Pem er int ah m em bina dan m endor ong m asyar akat unt uk m elakukan kegiat an penelit ian sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) .

Pasal 55

( 1) kepada penem u t eknologi t epat ser t a penem u t eor i dan m et ode ilm iah bar u di bidang budidaya t anam an dapat diber ikan penghar gaan oleh Pem er int ah.

( 2) Kepada penem u j enis bar u dan/ at au var iet as unggul, dapat diber ikan penghar gaan oleh Pem er int ah ser t a m em punyai hak m em ber i nam a pada t em uannya.

( 3) Set iap or ang at au badan hukum yang t anam annya m em iliki keunggulan t er t ent u dapat diber ikan penghar gaan oleh Pem er int ah.

(20)

Pasal 56

( 1) Pem er int ah m enyelenggar akan pengem bangan sum ber daya m anusia di bidang budidaya t anam an m elalui kegiat an pendidikan dan pelat ihan ser t a m endor ong dan m em bina m asyar akat unt uk m elakukan kegiat an t er sebut .

( 2) Kegiat an sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dit uj ukan unt uk m em enuhi kebut uhan dan m eningkat kan kualit as sum ber daya m anusia.

( 3) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dan ayat ( 2) , diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

Pasal 57

( 1) Pem er int ah m enyelenggar akan penyuluhan budidaya t anam an ser t a m endor ong dan m em bina per anser t a m asyar akat unt uk m elakukan kegiat an penyuluhan dim aksud.

( 2) Pem er int ah ber kew aj iban m em ber ikan pelayanan infor m asi yang m endukung pengem bangan budidaya t anam an ser t a m endor ong dan m em bina per anser t a m asyar akat dalam pem ber ian pelayanan t er sebut .

( 3) Ket ent uan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , dapat diat ur lebih lanj ut oleh Pem er int ah.

BAB VI I I

PENYERAHAN URUSAN DAN TUGAS PEMBANTUAN

Pasal 58

( 1) Pem er int ah dapat m enyer ahkan sebagian ur usan di bidang budidaya t anam an kepada Pem er int ah Daer ah sesuai dengan per at ur an per undang- undangan yang ber laku.

(21)

( 3) Ket ent uan penyer ahan sebagian ur usan sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , diat ur lebih lanj ut dengan Per at ur an Pem er int ah.

BAB I X PENYI DI KAN

Pasal 59

( 1) Selain penyidik pej abat polisi negar a Republik I ndonesia, j uga pej abat pegaw ai neger i sipil t er t ent u di lingkungan depar t em en yang lingkup t ugas dan t anggung j aw abnya di bidang budidaya t anam an, dapat diber i w ew enang khusus sebagai penyidik sebagaim ana dim aksud dalam Undang- undang Nom or 8 Tahun 1981 t ent ang Hukum Acar a Pidana, unt uk m elakukan penyidikan dalam t indak pidana di bidang budidaya t anam an.

( 2) Penyidik sebagaim ana dim aksud dalam ayat ( 1) , ber w enang unt uk:

a. m elakukan pem er iksaan at as kebenar an lapor an at au ket er angan ber kenaan dengan t indak pidana di bidang budidaya t anam an;

b. m elakukan pem anggilan t er hadap seseor ang unt uk didengar dan diper iksa sebagai t er sangka at au sebagai saksi dalam t indak pidana di bidang budidaya t anam an;

c. m elakukan penggeledahan dan penyit aan bar ang bukt i t indak pidana di bidang budidaya t anam an;

d. m em int a ket er angan dan bahan bukt i dar i or ang at au badan sehubungan dengan t indak pidana di bidang budidaya t anam an,

e. m em buat dan m enandat angani ber it a acar a;

f. m enghent ikan penyidikan apabila t idak t er dapat cukup bukt i t ent ang adanya t indak pidana di bidang budidaya t anam an.

(22)

BAB X

KETENTUAN PI DANA

Pasal 60

( 1) Bar angsiapa dengan sengaj a:

a. m encar i dan m engum pulkan plasm a nut fah t idak ber dasar kan izin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 3) ;

b. m engedar kan hasil pem uliaan at au int r oduksi yang belum dilepas sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 12 ayat ( 2) ;

c. m engedar kan benih bina yang t idak sesuai dengan label sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 ayat ( 3) ;

d. m engeluar kan benih dar i at au m em asukkan ke dalam w ilayah Negar a Republik I ndonesia t anpa izin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17 ayat ( 2) ;

e. m enggunakan car a dan/ at au sar ana per lindungan t anam an yang m engganggu kesehat an dan m engancam keselam at an m anusia at au m enim bulkan ker usakan lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 22 ayat ( 1) ,

f. m engedar kan pupuk yang t idak sesuai dengan label sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 37 ayat ( 1) ,

g. m engedar kan pest isida yang t idak t er daft ar at au t idak sesuai dengan label sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38 ayat ( 1) ;

h. t idak m em usnahkan pest isida yang dilar ang per edar annya, t idak m em enuhi st andar m ut u, r usak at au t idak t er daft ar sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 41;

i. m elanggar kelent uan pelaksanaan Pasal 16; dipidana dengan pidana penj ar a paling lam a 5 ( lim a) t ahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000,- ( dua r at us lim a puluh j ut a r upiah) .

( 2) Bar ang siapa kar ena kelalaiannya :

a. m encar i dan m engum pulkan plasm a nut fah t idak ber dasar kan izin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 9 ayat ( 3) ;

(23)

c. m engedar kan benih bina yang t idak sesuai dengan label sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 ayat ( 3) ;

d. m engeluar kan benih dar i at au m em asukkan ke dalam w ilayah negar a Republik I ndonesia t anpa izin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17 ayat ( 2) ;

e. m enggunakan car a dan/ at au sar ana per lindungan t anam an yang m engganggu kesehat an dan m engancam keselam at an m anusia at au m enim bulkan ker usakan lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 22 ayat ( 1) ;

f. m engedar kan pupuk yang t idak sesuai dengan label sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 37 ayat ( 1) ;

g. m engedar kan pest isida yang t idak t er daft ar at au t idak sesuai dengan label sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 38 ayat ( 1) ;

h. t idak m em usnahkan pest isida yang dilar ang per edar annya, t idak m em enuhi st andar m ut u, r usak at au t idak t er daft ar sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 41;

i. m elanggar ket ent uan pelaksanaan Pasal 16; dipidana dengan pidana kur ungan paling lam a 12 ( dua belas) bulan at au denda paling banyak Rp. 50.000.000,- ( lim apuluh j ut a r upiah) .

Pasal 61

( 1) Bar angsiapa dengan sengaj a:

a. t idak m engikut i t at a car a pem bukaan dan pengolahan lahan at au penggunaan m edia t um buh t anam an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7;

b. m elakukan ser t ifikasi t anpa izin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 ayat ( 1) ;

c. dalam m em elihar a t anam an m enggunakan sar ana dan/ at au car a yang m engganggu kesehat an dan m engancam keselam at an m anusia, m enim bulkan gangguan dan ker usakan sum ber daya Alam , dan at au lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam asal 28 ayat ( 2) ;

(24)

e. m elanggar ket ent uan pelaksanaan Pasal 40; dipidana dengan pidana penj ar a paling lam a 3 ( t iga) t ahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,- ( ser at us lim a puluh j ut a r upiah) .

( 2) Bar angsiapa kar ena kelalaiannya :

a. t idak m engikut i t at a car a pem bukaan dan pengolahan lahan at au penggunaan m edia t um buh t anam an sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7;

b. m elakukan ser t ifikisi t anpa izin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 ayat ( 1) ,

c. dalam m em elihar a t anam an m enggunakan sar ana dan/ at au car a yang m engganggu kesehat an dan m engancam keselam at an m anusia, m enim bulkan gangguan dan ker usakan sum ber daya alam , dan at au lingkungan hidup sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 28 ayat ( 2) ;

d. m elakukan usaha budidaya t anam an t anpa izin sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 48 ayat ( 1) ;

e. m elanggar ket ent uan pelaksanaan Pasal 40; dipidana dengan pidana kur ungan paling lam a 12 ( dua belas) bulan at au denda paling banyak Rp 50.000.000,- ( lim apuluh j ut a r upiah) .

Pasal 62

( 1) Tindak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 60 ayat ( 1) , dan Pasal 61 ayat ( 1) , adalah kej ahat an.

( 2) Tindak pidana sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 60 ayat ( 2) , dan Pasal 61 ayat ( 2) , adalah pelanggar an.

Pasal 63

(25)

BAB XI

KETENTUAN PERALI HAN

Pasal 64

Pada saat m ulai ber lakunya Undang- undang ini, sem ua per at ur an per undang- undangan di bidang budidaya t anam an yang t idak ber t ent angan dengan Undang- undang ini t et ap ber laku selam a belum dit et apkan penggant inya ber dasar kan Undang- undang ini.

BAB XI I

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 65

Dengan ber lakunya Undang- undang ini, m aka :

1. Undang- undang Nom or 2 Tahun 1961 t ent ang Pengeluar an dan Pem asukan Tanam an dan Bibit Tanam an ( Lem bar an Negar a Tahun 1961 Nom or 9, Tam bahan Lem bar an Negar a Nom or 2147) ;

2. Ket ent uan yang m engat ur t ent ang budidaya t anam an yang t er cant um dalam :

a. Or donansi t ent ang Kr isis Teh ( Cr isis Thee Or donnant ie, St aat sblad 1933 No. 203) ;

b. Or donansi t ent ang Kr isis Kina ( Cr isis Kina Or donnant ie, St aat sblad 1933 No. 204) ;

c. Or donansi t ent ang Kr isis Kopi dan Kakao ( Cr isis Koffie en Cacao Or donnant ie, St aat sblad 1933 No. 205) ;

d. Or donansi t ent ang Per t anam an Kina ( Kinaaanplant Or donnant ie, St aat sblad 1934 No. 70) ;

e. Or donansi t ent ang Pengeluar an Kar et Per kebunan ( Onder nem ings Rubber - uit voer Or donnant ie, St aat sblad 1934 No. 342) ;

(26)

g. Or donansi t ent ang Per t anam an Kar et ( Rubber aanplant Or donnant ie, St aat sblad 1934 No. 346) ;

h. Or donansi t ent ang Kepent ingan- kepent ingan Kapok ( Kapok-belangen Or donnant ie, St aat sblad 1935 No. 165) ;

i. Or donansi t ent ang Per t anam an Teh ( Thee- aanplant Or donnant ie, St aat sblad 1936 No. 119) ;

j . Or donansi t ent ang Kr osok ( Kr osok Or donnant ie, St aat sblad 1937 No. 604) ;

dinyat akan t idak ber laku lagi.

Pasal 66

Undang- undang ini m ulai ber laku pada t anggal diundangkan.

Agar set iap or ang m enget ahuinya, m em er int ahkan pengundangan Undang- undang ini dengan penem pat annya dalam Lem bar an Negar a Republik I ndonesia.

Disahkan di Jakar t a

pada t anggal 30 Apr il 1992

PRESI DEN REPUBLI K I NDONESI A

SOEHARTO

Diundangkan di Jakar t a pada t anggal 30 Apr il 1992 MENTERI / SEKRETARI S NEGARA REPUBLI K I NDONESI A

(27)

PENJELASAN ATAS : UNDANG- UNDANG REPUBLI K I NDONESI A NOMOR 12 TAHUN 1992

TENTANG : SI STEM BUDI DAYA TANAMAN

UMUM

Bangsa I ndonesia dikar uniai oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan alam hayat i, air , iklim , dan kondisi t anah yang m em ber ikan sum ber kehidupan kepada bangsa, t er ut am a di bidang per t anian dan sekaligus m er upakan salah sat u m odal dasar bagi pem bangunan nasional yang pada hakekat nya m er upakan pem bangunan m anusia I ndonesia seut uhnya.

Pem bangunan per t anian sebagai bagian dar i pem bangunan nasional adalah pem bangunan yang ber kelanj ut an dan ber w aw asan lingkungan diar ahkan pada ber kem bangnya per t anian yang m aj u, efisien, dan t angguh, ser t a ber t uj uan unt uk m eningkat kan hasil dan m ut u pr oduksi, m eningkat kan pendapat an dan t ar af hidup pet ani, pet er nak, dan nelayan, m em per luas lapangan ker j a dan kesem pat an ber usaha, m enunj ang pem bangunan indust r i ser t a m eningkat kan ekspor , m endukung pem bangunan daer ah, dan m engint ensifkan kegiat an t r ansm igr asi. Ar ah pem bangunan per t anian sedem ikian ini akan m em per kokoh landasan bidang ekonom i dalam m encapai t uj uan pem bangunan nasional.

Sist em budidaya t anam an sebagai bagian dar i per t anian pada hakekat nya adalah sist em pengem bangan dan pem anfaat an sum ber daya alam nabat i m elalui kegiat an m anusia yang dengan m odal, t eknologi, dan sum ber daya lainnya m enghasilkan bar ang guna m em enuhi kebut uhan m anusia secar a lebih baik. Oleh kar ena it u sist em budidaya t anam an akan dikem bangkan dengan ber asaskan m anfaat , lest ar i, dan ber kelanj ut an.

Pengem bangan budidaya t anam an diar ahkan secar a bij aksana, dengan m em per hat ikan kem am puan dan kelest ar ian sum ber daya alam dan lingkungan hidup ser t a m enggunakan t eknologi t epat dengan t uj uan unt uk m eningkat kan dan m em per luas penganekar agam an hasil t anam an, guna m em enuhi kebut uhan pangan, sandang, papan, kesehat an, indust r i dalam neger i, dan m em per besar ekspor .

Unt uk m encapai t uj uan t er sebut di at as Pem er int ah m enyusun r encana pengem bangan budidaya t anam an yang disesuaikan dengan t ahapan r encana pem bangunan nasional, m enet apkan w ilayah pengem bangan budidaya t anam an, m engat ur pr oduksi budidaya t anam an t er t ent u ber dasar kan kepent ingan nasional, dan m encipt akan kondisi yang m enunj ang per anser t a m asyar akat , dengan t et ap m em per hat ikan kepent ingan m asyar akat .

(28)

m aka nilai t am bah pr oduksi per t anian akan dinikm at i pula oleh pet ani sebagai pr odusen.

Dalam kondisi per kem bangan yang dem ikian, posisi pet ani dalam keselur uhan sist em budidaya t anam an m enj adi sangat sent r al dan st r at egis. Posisi sent r al dan st r at egis dim aksud hanya dapat ber m anfaat apabila Pem er int ah senant iasa ber upaya unt uk m elaksanakan kegiat an yang m engar ah kepada peningkat an kualit as sum ber daya m anusia t er ut am a m asyar akat pet ani.

Pengem bangan budidaya t anam an hanya dapat dicapai secar a opt im al apabila di dalam pelaksanaannya digunakan t eknologi t epat yakni yang sesuai dengan daya dukung sum ber daya alam I ndonesia yang ber iklim t r opis. Oleh kar ena it u upaya unt uk m enem ukan dan m encipt akan t eknologi budidaya t anam an secar a t epat m elalui penelit ian ( r esear ch and developm ent ) per lu digalakkan. Dalam r angka m em ber ikan pelayanan kepada pet ani, Pem er int ah m elakukan penelit ian ser t a m em bina dan m endor ong m asyar akat t er ut am a dunia usaha unt uk ikut ber per anser t a dalam penelit ian dan pengem bangan budidaya t anam an, baik yang ber sifat r ekayasa t eknologi, r ekayasa sosial ekonom i, m aupun r ekayasa sosial budaya.

Teknologi t epat yang t elah dit em ukan per lu disebar luaskan kepada m asyar akat , khususnya par a pet ani, agar m er eka dapat m em anfaat kannya. Penyebar luasan t er sebut dilakukan baik m elalui j alur pendidikan sekolah m aupun j alur pendidikan luar sekolah seper t i penyuluhan, pelat ihan, dan lain- lain.

Dalam hubungan ini Pem er int ah m enyelenggar akan pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah yang dalam pelaksanaannya m engikut ser t akan m asyar akat .

Pengikut ser t aan per an m asyar akat t idak saj a diper lukan dalam penyebar luasan t eknologi t epat , t et api j uga dalam pem ber ian pelayanan infor m asi yang m enj adi kew aj iban Pem er int ah, m eliput i ant ar a lain infor m asi pasar , pr ofil kom odit as, penanam an m odal, pr om osi kom odit as, ser t a pr akir aan cuaca dan iklim yang m endukung pengem bangan budidaya t anam an.

Lahan bagi budidaya t anam an m er upakan salah sat u fakt or pr oduksi ut am a. Dilain pihak t er sedianya lahan sebagai pet anam an unt uk budidaya t anam an sem akin t er bat as, baik kar ena t ekanan yang dit im bulkan oleh ber t am bahnya j um lah penduduk m aupun m eningkat nya kebut uhan penggunaan lahan oleh sekt or lain. Oleh kar ena it u penggunaan lahan unt uk keper luan budidaya t anam an har us dilakukan secar a efekt if dan efisien ser t a dengan m em per hat ikan t er pelihar anya kem am puan sum ber daya alam dan kelest ar ian lingkungan.

(29)

t anam an, per lu secar a ar if dan cer m at m em per t im bangkan ket er sediaan lahan usaha budidaya t anam an.

Benih t anam an, sebagai sar ana pr oduksi ut am a dalam budidaya t anam an per lu dij aga m ut unya, sehingga m am pu m enghasilkan pr oduksi dan m ut u hasil sebagaim ana yang dihar apkan. Oleh kar ena it u per lu diselenggar akan kegiat an pengum pulan plasm a nut fah dan pem uliaan t anam an m aupun kegiat an lain yang ber kait an dengan upaya unt uk m enem ukan j enis bar u ser t a var iet as unggul. Unt uk m endor ong t er laksananya hal t er sebut m aka kepada par a penem unya dapat diber ikan penghar gaan oleh Pem er int ah ser t a pem ber ian hak unt uk m em ber i nam a pada t em uannya. Penghar gaan t er sebut dapat pula diber ikan kepada par a pem ilik t anam an yang t anam annya m em iliki keunggulan t er t ent u. Apabila di dalam neger i belum t er dapat var iet as unggul t er t ent u, m aka Pem er int ah unt uk sem ent ar a dapat m engint r oduksi var iet as unggul t er sebut dar i luar neger i. Unt uk m enj am in bahwa var iet as bar u hasil pem uliaan t anam an m aupun int r oduksi dar i luar neger i benar - benar unggul, m aka sebelum diedar kan per lu diadakan penguj ian unt uk kem udian apabila hasilnya m em enuhi per syar at an yang dit ent ukan, Pem er int ah m elepas var iet as t er sebut unt uk dapat diedar kan.

Suat u var iet as yang t elah dilepas, benihnya dinyat akan sebagai benih bina, dalam penger t ian pr oduksi dan per edar annya per lu diat ur dan diaw asi. Mekanism e pengaw asan dan pem binaan yang efekt if unt uk dapat m enj am in benih ber m ut u, adalah m elalui ser t ifikasi benih. Ser t ifikasi benih ini dapat dilakukan oleh Pem er int ah m aupun sw ast a. Benih yang lulus ser t ifikasi m er upakan benih yang t elah dij am in m ut unya baik m ut u genet is, fisiologis, m aupun fisik dan dapat diedar kan. Unt uk m enj am in bahw a benih yang diedar kan benar - benar ber m ut u dan dalam r angka m em per m udah pengaw asan m ut u benih, m aka benih yang lulus ser t ifikasi apabila akan diedar kan w aj ib diber i label. Hasil pem uliaan sebelum dilepas oleh Pem er int ah dilar ang unt uk dikem bangkan dan/ at au diedar kan.

Sar ana pr oduksi budidaya t anam an yang lain seper t i pupuk, pest isida, alat dan m esin budidaya t anam an per lu t er j am in efekt ivit asnya dan am an dalam penggunaannya baik t er hadap m anusia m aupun lingkungan hidup. Khusus bagi pest isida, kar ena m er upakan bahan ber bahaya dan ber acun, j ika t elah dinyat akan dilar ang at au t elah r usak at au t idak m em enuhi st andar m ut u at au t idak t er daft ar har us dim usnahkan.

(30)

t anam an di w ilayahnya, t er ut am a yang sifat nya eksplosi dan sekaligus ber usaha unt uk m engendalikan or ganism e pengganggu t um buhan t er sebut . Mengingat bahw a dalam hal- hal t er t ent u kegiat an per lindungan t anam an m enggunakan pest isida m aka har us m em per hat ikan keselam at an m anusia dan kelest ar ian lingkungan hidup.

Usaha budidaya t anam an m em er lukan lahan yang sesuai unt uk budidaya t anam an yang ber sangkut an. Di sam ping it u, pengem bangan usaha budidaya t anam an har us disesuaikan dengan sasar an pr oduksi nasional dan/ at au per m int aan pasar , baik unt uk kebut uhan dalam neger i m aupun ekspor . Usaha budidaya t anam an ber skala besar m em er lukan lahan yang luas dan pr oduksinya akan sangat ber pengar uh t er hadap pr oduksi budidaya t anam an secar a nasional. Oleh kar ena it u unt uk m em per m udah pengaw asan dan pengendalian pelaksanaan usaha budidaya t anam an ber skala besar , m ekanism e yang paling baik adalah m elalui per izinan. Per izinan yang diber ikan har us m elalui per t im bangan yang cer m at t er hadap ber bagai aspek seper t i aspek ekonom i, sosial budaya, sum ber daya alam , lingkungan hidup, dan kepent ingan st r at egis lainnya.

Dalam upaya m eningkat kan pendapat an dan t ar af hidup pet ani ser t a m em per luas pem er at aan kesem pat an ber usaha dan kesem pat an ker j a, Pem er int ah m engam bil langkah- langkah yang m endor ong t um buhnya ker j asam a yang saling m engunt ungkan ant ar a usaha ber skala kecil dengan yang ber skala besar . Dengan dem ikian, akan t er buka peluang bagi m asyar akat pet ani dan usaha ber skala kecil unt uk t ur ut ser t a dalam pem ilikan dan pengelolaan usaha budidaya t anam an ber skala besar .

Penanganan panen dan pascapanen sebagai salah sat u t ahapan kegiat an dalam budidaya t anam an yang m eliput i kegiat an pem ungut an hasil, pem ber sihan, pengupasan, sor t asi, pengaw et an, pengem asan, penyim panan, st andar disasi m ut u, dan t r anspor t asi hasil pr oduksi per lu diat ur sedem ikian r upa, sehingga dapat lebih m eningkat kan m ut u, m enekan t ingkat kehilangan,m em per panj ang daya sim pan, m eningkat kan dayaguna, dan m eningkat kan nilai t am bah hasil budidaya t anam an.

(31)

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Angka 1

Yang dim aksud sum ber daya alam nabat i m eliput i sem ua j enis t um buhan t er m asuk bagiannya baik yang t um buh di dar at m aupun di air , yang t elah m aupun belum dibudidayakan, t er dir i dar i t anam an sem usim seper t i padi, t ebu, t em bakau, kapas, gadung, j am ur , kent ang, dan sebagainya ser t a t anam an t ahunan seper t i kelapa, kar et , m angga, j at i, pinus, sagu, enau, dan sebagainya. Yang dim aksud dengan bar ang t er m asuk bar ang yang t idak ber w uj ud ( j asa) .

Angka 2

Kult ivar adalah sekelom pok t um buhan yang apabila dibudidayakan unt uk m em per oleh ket ur unan akan t et ap m enur unkan cir i- cir i khas t um buhan induknya seper t i bent uk, r asa buah, w ar na, dan cir i khas lainnya.

Angka 3

Cukup j elas

Angka 4

Cukup j elas

Angka 5

Cukup j elas

Angka 6

Cukup j elas

Angka 7

Cukup j elas

Angka 8

Cukup j elas

Angka 9

Cukup j elas

Angka 10

Cukup j elas

Angka 11

(32)

Pasal 2

Asas m anfaat , lest ar i, dan ber kelanj ut an ber ar t i penyelenggar aan budidaya t anam an har us m em ber ikan m anfaat bagi kem anusiaan dan kesej aht er aan m asyar akat dengan t et ap m enj aga kelest ar ian sum ber daya alam dan lingkungan hidup sehingga sist em budidaya t anam an dapat dilaksanakan secar a ber kesinam bungan dan dinam is.

Pasal 3 Hur uf a

Dalam penger t ian pangan t er m asuk bahan m akanan t er nak dan ikan, sedangkan dalam penger t ian kesehat an t er m asuk gizi. Hur uf b

Cukup j elas Hur uf c

Cukup j elas

Pasal 4

Pr oses kegiat an pr oduksi m eliput i sem ua kegiat an m ulai dar i penyiapan lahan dan m edia t um buh t anam an, pem benihan, penanam an, pem elihar aan, per lindungan t anam an, dan panen.

Pascapanen adalah t ahapan kegiat an yang dim ulai sesudah panen sam pai dengan hasilnya siap dipasar kan.

Pasal 5 Ayat ( 1)

Hur uf a

Cukup j elas

Hur uf b

(33)

Dat a dit iap w ilayah sebagaim ana dim aksud di at as diolah sedem ikian r upa,dan j ika per lu dilakukan ber bagai per cobaan ilm iah, sehingga dapat diket ahui t anam an yang cocok unt uk dikem bangkan di w ilayah yang ber sangkut an. At as dasar hal- hal t er sebut dapat diket ahui pot ensi w ilayah budidaya t anam an di selur uh I ndonesia yang selanj ut nya dengan m em per hat ikan aspek sosial ekonom i, sosial budaya, pr asar ana, dan aspek lain dapat dit et apkan w ilayah pengem bangan budidaya t anam an.

Hur uf c

Budidaya t anam an t er t ent u adalah budidaya t anam an yang m em punyai nilai st r at egis m isalnya padi, t ebu, dan sebagainya.

Pengat ur an pr oduksi dim ulai dar i per encanaan dan pengendalian t ingkat pr oduksi yang disesuaikan dengan kepent ingan nasional.

Hur uf d

Dalam pengem bangan budidaya t anam an, Pem er int ah per lu m em ber ikan peluang dan kem udahan t er t ent u yang dapat m endor ong m asyar akat unt uk ber per anser t a dalam pengem bangan budidaya t anam an.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 6

Ayat ( 1)

Pet ani adalah or ang, baik yang m em punyai m aupun t idak m em punyai lahan yang m at a pencahar ian pokoknya m engusahakan lahan dan/ at au m edia t um buh t anam an unt uk budidaya t anam an.

Ayat ( 2)

(34)

Ayat ( 3)

Jam inan penghasilan t er t ent u m er upakan im balan penghasilan yang diber ikan oleh kar ena t idak dicapainya t ingkat penghasilan m inim um t er t ent u yang sehar usnya diper oleh.

Ayat ( 4)

Cukup j elas

Pasal 7

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan luasan t er t ent u adalah luasan lahan yang dalam pem bukaan dan pengolahan unt uk budidaya t anam an har us m em enuhi kr it er ia yang dit et apkan oleh Pem er int ah.

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan m edia t um buh t anam an adalah pet anam an selain lahan m isalnya air , agar - agar , m er ang, t anah dalam pot dan lain- lain.

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 8

Benih ber m ut u m em punyai penger t ian bahw a benih t er sebut var iet asnya benar dan m ur ni, m em punyai m ut u genet is; m ut u fisiologis, dan m ut u fisik yang t inggi sesuai dengan st andar m ut u pada kelasnya. Var iet as unggul adalah var iet as yang m em iliki keunggulan pr oduksi dan m ut u hasil, t anggap t er hadap pem upukan, t oler an t er hadap ham a penyakit ut am a, um ur genj ah, t ahan t er hadap ker ebahan, dan t ahan t er hadap pengar uh bur uk ( cekam an) lingkungan.

Pasal 9

Ayat ( 1)

(35)

unt uk m enyusun sifat var iet as bar u yang lebih baik dalam kegiat an pem uliaan t anam an.

Teknik m ut asi sifat genet is var iet as adalah car a unt uk m engadakan per ubahan sifat genet is suat u var iet as dengan per lakuan t er t ent u, m isalnya dengan r adiasi, zat m ut agen. Rekayasa genet ik adalah pem indahan bahan genet ik dar i sel suat u j enis ke j enis lain yang t idak m em iliki hubungan keker abat an dan dapat m enam pilkan sifat yang dibaw anya di dalam sel pener im a.

Seleksi adalah kegiat an pem ilihan dar i suat u populasi j enis t anam an unt uk m endapat kan var iet as unggul. Seleksi dim ulai dar i t ahapan eksplor asi yang m er upakan suat u kegiat an pencar ian dan pendat aan dar i populasi suat u j enis t anam an lokal at au asli unt uk m endapat kan var iet as unggul lokal dan/ at au sebagai bahan baku per silangan.

Ayat ( 2) m engur angi kepent ingan nasional.

Ayat ( 5)

Cukup j elas

Pasal 10

Ayat ( 1)

I nt r oduksi benih dar i luar neger i dapat ber upa benih dar i ber bagai kelas yang dilakukan apabila benih at au m at er i induk belum per nah ada di I ndonesia.

Yang dim aksud dengan m at er i induk adalah t anam an dan/ at au bagiannya yang digunakan sebagai bahan pem uliaan.

Ayat ( 2)

(36)

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 11 Cukup j elas

Pasal 12

Ayat ( 1)

Yang dim aksud dengan dilepas oleh Pem er int ah adalah per nyat aan diakuinya suat u hasil pem uliaan m enj adi var iet as unggul dan dapat disebar luaskan set elah m em enuhi per syar at an yait u silsilah, m et oda pem uliaan, hasil uj i adapt asi, r ancangan dan analisa per cobaan, diskr ipsi, ser t a ket er sediaan benih dar i var iet as yang ber sangkut an pada saat dilepas.

Ayat ( 2)

Hasil pem uliaan yang belum diaj ukan unt uk dilepas dan/ at au sudah diaj ukan t et api dit olak unt uk dilepas dilar ang unt uk diedar kan kar ena m asih dianggap m em punyai kelem ahan dan t idak m em enuhi per syar at an yang dit ent ukan.

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 13 Ayat ( 1)

Benih bina adalah benih dar i var iet as unggul yang t elah dilepas, yang pr oduksi dan per edar annya diaw asi.

Ayat ( 2)

Ser t ifikasi m er upakan kegiat an unt uk m em per t ahankan m ut u benih dan kem ur niaan var iet as, yang dilaksanakan dengan :

a. pem er iksaan t er hadap :

1. kebenar an benih sum ber at au pohon induk;

(37)

3. isolasi t anam an agar t idak t er j adi per silangan liar ;

4. alat panen dan pengolahan benih;

5. t er cam pur nya benih;

b. penguj ian labor at or ium unt uk m enguj i m ut u benih yang m eliput i m ut u genet is, fisiologis, dan fisik;

c. pengaw asan pem asangan label.

Ayat ( 3)

Yang dim aksud dengan label adalah ket er angan t er t ulis yang diber ikan pada benih at au benih yang sudah dikem as yang akan diedar kan dan m em uat ant ar a lain t em pat asal benih, j enis dan var iet as t anam an, kelas benih, dat a hasil uj i labor at or ium , ser t a akhir m asa edar benih.

Ayat ( 4)

Cukup j elas

Pasal 14 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 15

Yang dim aksud dengan pengadaan m eliput i pr oduksi dalam neger i m aupun pem asukan dar i luar neger i.

Pasal 16

(38)

Pasal 17 Ayat ( 1)

Dalam penger t ian t um buhan t er m asuk plasm a nut fah.

Ayat ( 2)

Benih at au t um buhan dianggap t elah dikeluar kan dar i w ilayah negar a Republik I ndonesia apabila t elah dim uat dalam alat angkut unt uk dibaw a ke suat u t em pat di luar w ilayah negar a Republik I ndonesia. Di sam ping it u j uga t er m asuk benih yang t elah diangkut dar i suat u t em pat ke t em pat lain di dalam w ilayah negar a Republik I ndonesia, t et api t idak sam pai pada t em pat t uj uannya, dan t idak dapat dibukt ikan oleh pengir im yang ber sangkut an bahw a benih t er sebut t elah sam pai di t em pat lain di dalam w ilayah negar a Republik I ndonesia at au t elah hilang dalam per j alanan ke t em pat t uj uannya.

Benih at au t um buhan dianggap t elah dim asukkan ke dalam Wilayah negar a Republik I ndonesia apabila t elah dibaw a ke dalam w ilayah negar a Republik I ndonesia dan dit ur unkan dar i alat angkut .

Ayat ( 3)

Pem asukan benih dar i luar neger i, dalam hal di dalam neger i t elah t er dapat benih bina yang sam a, st andar m ut unya m engikut i st andar m ut u benih bina yang ada. Apabila di dalam neger i belum t er dapat benih bina yang sam a, st andar m ut unya dit et apkan t er sendir i oleh Pem er int ah. Benih dar i luar neger i apabila akan diedar kan har us diber i label seper t i halnya benih bina.

Pasal 18

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas Ayat ( 4)

(39)

Pasal 19

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 20

Ayat ( 1)

Sist em pengendalian ham a t er padu adalah upaya pengendalian populasi at au t ingkat ser angan or ganism e pengganggu t um buhan dengan m enggunakan sat u at au lebih dar i ber bagai t eknik pengendalian yang dikem bangkan dalam suat u kesat uan, unt uk m encegah t im bulnya ker ugian secar a ekonom is dan ker usakan lingkungan hidup. Dalam sist em ini penggunaan pest isida m er upakan alt er nat if t er akhir .

Pengendalian or ganism e pengganggu t um buhan ber sifat dinam is.

Ayat ( 2)

Pada dasar nya per lindungan t anam an m enj adi t anggung j aw ab m asyar akat . Dalam hal- hal t er t ent u pelaksanaan per lindungan t anam an dilakukan oleh m asyar akat ber sam a Pem er int ah, m isalnya dalam m enangani daer ah sum ber ser angan dan or ganism e pengganggu t um buhan yang ber sifat eksplosi.

Pasal 21 Cukup j elas

Pasal 22 Ayat ( 1)

Dalam penger t ian sum ber daya alam t er m asuk sat w a.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

(40)

Pasal 24

Ayat ( 1)

Selain pem ilik at au or ang yang m enguasai t anam an, set iap or ang yang m enget ahui adanya ser angan or ganism e penggangu t um buhan t er ut am a yang ber sifat eksplosi dihar apkan m elapor kannya kepada pej abat yang ber w enang.

Yang dim aksud dengan pej abat yang ber w enang ant ar a lain Penyuluh Per t anian, Pengam at Ham a Penyakit Tanam an, Mant r i Tani, dan Kepala Desa.

Ayat ( 2)

Eksplosi adalah ser angan or ganism e penggangu t um buhan yang sifat nya m endadak, populasinya ber kem bang sangat cepat , dan m enyebar luas dengan cepat .

Pasal 25

Ayat ( 1)

Selain t anam an, benda lain yang dapat dier adikasikan adalah benda yang dapat m enj adi m edia pem baw a at au sum ber penyebar an or ganism e penggangu t um buhan m isalnya sisa t anam an, lim bah panen dan pascapanen, gudang, dan sebagainya.

Ayat ( 2)

Or ganism e pengganggu t um buhan dianggap sangat ber bahaya dan m engancam keselam at an t anam an secar a m eluas apabila:

a. or ganism e pengganggu t um buhan t er sebut belum per nah diket em ukan di w ilayah yang ber sangkut an;

b. or ganism e pengganggu t um buhan t er sebut t elah at au per nah ada di w ilayah yang ber sangkut an; dan

(41)

Pasal 26

Ayat ( 1)

Bent uk kom pensasi yang diber ikan dapat ber upa uang, penggant ian sar ana pr oduksi dan/ at au diber i kem udahan unt uk m elakukan usaha lain. Kesem uanya it u dengan m eper t im bangkan sit uasi dan kondisi pada saat dilakukan er adikasi.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 27 Cukup j elas

Pasal 28 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 29

Ayat ( 1)

Pem ungut an hasil dapat dilakukan dengan ber bagai car a ant ar a lain pem ot ongan, pengupasan, penusukan, penor ehan, dan pem et ikan.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Ayat ( 4)

(42)

Pasal 30

Ayat ( 1)

Cukup j elas

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan pet ani kecil ber lahan sem pit adalah pet ani yang m engusahakan budidaya t anam an dan penghasilannya hanya cukup unt uk m em enuhi kebut uhan hidupnya sehar i- har i.

Ayat ( 3)

Pengat ur an m engenai panen budidaya t anam an t er t ent u ber upa kebij aksanaan Pem er int ah yang m em bat asi luasan yang boleh dipanen, saat pem anenan, car a m em anen, dan sebagainya. Budidaya t anam an t er t ent u adalah j enis budidaya t anam an yang dit et apkan Pem er int ah ber dasar kan per t im bangan sosial ekonom i, per j anj ian int er nasional, dan hal- hal st r at egis lainnya.

Pasal 31 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 32 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas

(43)

Pasal 34

Ayat ( 1)

Dalam upaya m er um uskan suat u st andar unit pengolahan, alat t r anspor t asi, dan unit penyim panan hasil budidaya t anam an, Pem er int ah dapat m engum pulkan sem ua pihak yang ber kepent ingan t er hadap st andar t er sebut .

Pihak- pihak yang dapat diper t im bangkan ikut ser t a dalam r apat konsensus st andar adalah w akil- w akil dar i inst ansi Pem er int ah, Dew an St andar disasi I ndonesia, Kam ar Dagang dan I ndust r i I ndonesia, pr odusen, pem akai at au konsum en, t enaga penelit i, per gur uan t inggi, dan lain- lain.

Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 35 Cukup j elas

Pasal 36

Ayat ( 1)

Dalam upaya m enet apkan har ga dasar hasil budidaya t anam an t er t ent u, Pem er int ah per lu m em per t im bangkan pendapat m asyar akat pr odusen m elalui st udi at au sur vei, t anpa m engabaikan kepent ingan m asyar akat konsum en.

Penet apan har ga dasar akan disesuaikan dengan sit uasi dan kondisi ser t a kepent ingan pr odusen dan konsum en hasil budidaya t anam an yang ber sangkut an ser t a m em per hat ikan per j anj ian int er nasional.

Hasil budidaya t anam an t er t ent u adalah hasil budidaya t anam an yang m enyangkut kepent ingan m asyar akat luas baik pr odusen m aupun konsum en, m isalnya padi, gula, dan lain sebagainya.

Ayat ( 2)

(44)

Pasal 37

Ayat ( 1)

Penger t ian pupuk m enur ut ket ent uan ini t idak t er m asuk pupuk or ganik.

Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas Ayat ( 4)

Cukup j elas

Pasal 38

Ayat ( 1)

Dalam penger t ian pest isida t er m asuk bahan akt if. Zat pengat ur at au per angsang t um buh, dengan dosis t er t ent u dapat ber fungsi sebagai pest isida.

Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 39

Yang dim aksud dengan m engaw asi pengadaan, per edar an ser t a penggunaan pest isida, adalah Pem er int ah m elakukan pem binaan dan m em ber ikan infor m asi kepada m asyar akat t ent ang pengadaan, per edar an, ser t a penggunaan pest isida unt uk m encegah pengar uh sam ping yang t idak diinginkan dan m em ber ikan m anfaat secar a m aksim al. Kegiat an pengaw asan m eliput i pem er iksaan j enis, m ut u, j um lah, w adah, pem bungkus, label, r esidu, keselam at an ker j a, dokum en publikasi, alat dan bahan yang digunakan dalam kegiat an pengadaan, per edar an, dan penggunaan pest isida.

Penger t ian per edar an adalah im por , ekspor , j ual beli di dalam neger i, ser t a penyim panan dan pengangkut an pest isida.

Pasal 40

(45)

or ganism e pengganggu t um buhan sasar an ( r esist ensi) dan/ at au m eledaknya t ur unan ber ikut nya dar i or ganism e pengganggu t um buhan sasar an ( r esur gensi) .

Pasal 41 Cukup j elas

Pasal 42 Cukup j elas

Pasal 43 Ayat ( 1)

Dalam penger t ian alat dan m esin per t anian t er m asuk di dalam nya r um ah kaca, gudang, bengkel dan lain- lain.

Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 44 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 45

Yang dim aksud dengan keper luan lain yait u penggunaan lahan yang sem ula unt uk budidaya t anam an m enj adi non budidaya t anam an sehingga t idak sesuai dengan t at a r uang yang ada.

Pasal 46 Ayat ( 1)

(46)

Yang dim aksud dengan unit usaha budidaya t anam an dalam hal ini adalah sat u sat uan luasan lahan yang secar a ekonom is diper lukan bagi suat u j enis t anam an t er t ent u.

Ayat ( 2)

Per set uj uan per ubahan j enis t anam an pada unit usaha budidaya t anam an yang dim aksud dalam ayat ini, t idak ber laku bagi pet ani kecil ber lahan sem pit .

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 47

Ayat ( 1)

Dalam penger t ian usaha budidaya t anam an t er m asuk usaha di bidang per benihan.

Ayat ( 2)

Yang dim aksud dengan Per usahaan sw ast a adalah per ser oan t er bat as.

Ayat ( 3)

Cukup j elas Ayat ( 4)

Cukup j elas

Pasal 48 Ayat ( 1)

Penent uan skala t er t ent u didasar kan ant ar a lain at as luasan lahan, m anaj em en, j enis m aupun j um lah t anam an, j um lah invest asi, t ingkat t eknologi, dan lain- lain yang digunakan dalam budidaya t anam an.

Ber dasar kan pendekat an t er sebut Pem er int ah m enet apkan skala usaha bagi usaha di bidang budidaya t anam an yang w aj ib m em iliki izin.

Ayat ( 2)

Kepent ingan st r at egis lainnya adalah per t ahanan keam anan, kependudukan, ket enagaker j aan, dan lain- lain.

Ayat ( 3)

(47)

Pasal 49

Yang dim aksud dengan usaha lem ah adalah usaha di bidang budidaya t anam an baik yang dilakukan oleh per or angan m aupun badan hukum yang dit inj au dar i segi per m odalan, m anaj em en, dan t eknologi m asih lem ah.

Pasal 50 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 51 Cukup j elas

Pasal 52 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas Ayat ( 4)

Cukup j elas

Pasal 53

Yang dim aksud dengan or ganisasi pr ofesi t er kait adalah sem ua bent uk per him punan pr ofesional, keilm uan, pengusahaan, at au per dagangan di bidang budidaya t anam an.

Pasal 54

Ayat ( 1)

(48)

Cukup j elas

Pasal 55

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas Ayat ( 4)

Cukup j elas

Pasal 56

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 57 Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Pelayanan infor m asi yang m endukung pengem bangan budidaya t anam an m eliput i ant ar a lain infor m asi pasar , pr ofil kom odit as, penanam an m odal, pr om osi kom odit as, dan m et eor ologi dalam bent uk pr akir aan cuaca dan iklim .

Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 58

Ayat ( 1)

(49)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 59

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas Ayat ( 3)

Cukup j elas

Pasal 60

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 61

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 62

Ayat ( 1)

Cukup j elas Ayat ( 2)

Cukup j elas

Pasal 63 Cukup j elas

Pasal 64 Cukup j elas

Pasal 65 Cukup j elas

Pasal 66 Cukup j elas

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Usaha kesehatan sekolah mempunyai 3 (tiga) program, yang dikenal sebagai TRIAS UKS, yang terdiri dari: (1) pendidikan kesehatan, (2) pelayanan kesehatan di sekolah, (3)

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab.. Manggarai Barat, maka hasil evaluasi administrasi, teknis dan biaya sebagai

AEON 1% Club - an organization made up of leading companies in AEON Group, will invite students from Indonesia and three other Asian countries to discusses environmental

20 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah perencanaan.bpkadsumsel@gmail.com 21 Badan Penanggulangan Bencana Daerah yama.bpbd@gmail.com. 22 Badan Penelitian dan Pengembangan

maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2014 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

Jika respon antara orang kunci dari populasi kunci mirip satu sama lain dan mereka konsisten dengan pengamatan yang dilakukan oleh tim lapangan, tetapi berbeda dari

penyedia barang/jasa paket pekerjaan Pembuatan Sumur Bor BPPK Arga Makmur pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kab. Bengkulu Utara dengan harga borongan

(2) Calon peserta didik yang berasal dari Daerah dengan sekolah tujuan SMK yang menggunakan PPDB jalur umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) dapat diterima di sekolah