PENGARUH KESADARAN MEREK, PERSEPSI KUALITAS DAN LOYALITAS MEREK TERHADAP NIAT BELI SMARTPHONE
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Psikologi (S.Psi)
Muhammad Kafil Bakhtiyar B37210097
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah yang Maha Rahman-Rahim, yang Maha Fattah-’Alim yang telah memberikan karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi penelitian dengan baik setelah melalui berbagai rintangan.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah dan terlimpahkan kepada Nabi akhir Zaman, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya.
Terselesaikannya skripsi ini merupakan hasil kerja keras peneliti dan berkat bantuan dari beberapa pihak yang telah memberikan bimbingan, kritik maupun saran. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Abd A’la, MA, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.
2. Prof. Dr. H. Moh. Sholeh., M.Pd, PNI, Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan.
3. Rizma Fithri S.Psi, M.Si Ketua Jurusan Psikologi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan Uin Sunan Ampel Surabaya.
4. Dr. Suryani, S.Ag, S.Psi, M.Psi, Ketua Prodi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya.
5. Dr. Abdul Muhid, M.Si, Dosen pembimbing skripsi yang mengarahkan penulis demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.
6. Seluruh staff akademika UIN Sunan Ampel khususnya Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kedua orang tua saya tercinta yang senantiasa member dukungan, doa juga biaya materi untuk terselesaikannya skripsi ini
8. Kepada teman-teman Psikologi G3 angkatan 2010, terimakasih untuk persahabatan, bantuan, keluh kesah bersama dalam mencapai tujuan akhir bahagia bersama.
9. Teman-teman yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
telah memberikan banyak jasanya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini tidak lain karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar skripsi ini menjadi lebih sempurna. Demikian semoga makalah dapat memberikan manfaat.
Surabaya, 15 Januari 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
INTISARI ... x
ABSTRACT ... xi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Keaslian Penelitian... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Landasan Teori... 13
a. Niat Beli ... 13
b. Kesadaran Merek ... 14
c. Persepsi Kualitas ... 16
d. Loyalitas Merek ... 19
B. Kerangka Teoritik ... 24
C. Hipotesis ... 24
BAB III : METODE PENELITIAN ... 26
1. Identifikasi Variabel... 26
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 26
A. Kesadaran Merek ... 26
B. Persepsi Kualitas ... 27
C. Loyalitas Merek ... 27
D. Niat Beli ... 27
3. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling ... 27
4. Instrumen Penelitian ... 28
5. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 32
A. Validitas Skala Penelitian Kesadaran Merek ... 32
B. Validitas Skala Penelitian Persepsi Kualitas... 35
C. Validitas Skala Penelitian Loyalitas Merek ... 38
6. Teknis Analisis... 44
- Analisis Regresi Linier Berganda ... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Linieritas ... 45
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Analisis Deskripsi Subyek ... 46
B. Reliabilitas Data ... 47
C. Hasil Penelitian ... 48
1. Uji Normalitas ... 48
2. Uji Linieritas ... 49
3. Pengujian Hipotesis ... 50
D. Pembahasan... 56
BAB V : PENUTUP ... 60
A. KESIMPULAN ... 60
B. SARAN ... 60
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 : Blue Print ... 29
TABEL 3.2 : Validitas Kesadaran Merek ... 32
TABEL 3.3 : Blue Print Penelitian Kesadaran Merek ... 35
TABEL 3.4 : Validitas Persepsi Kualitas ... 35
TABEL 3.5 : Blue Print Penelitian Persepsi Kualitas... 37
TABEL 3.6 : Validitas Loyalitas Merek ... 38
TABEL 3.7 : Blue Print Penelitian Loyalitas Merek ... 40
TABEL 3.8 : Validitas Niat Beli... 40
TABEL 3.9 : Blue Print Penelitian Niat Beli ... 43
TABEL 4.1 : Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
TABEL 4.2 : Responden Berdasarkan Usia ... 46
TABEL 4.3 : Rangkuman Hasil Uji Coba Reliabilitas ... 47
TABEL 4.4 : Uji Normalitas Kolmogorov - Smirnov & Shapiro - Wilk ... 49
TABEL 4.5 : Uji Linieritas ... 49
TABEL 4.6 : Analisa Model Regresi ... 51
TABEL 4.7 : Total Sumbangan Efektifitas... 51
TABEL 4.8 : Hasil Analisis Regresi Linier Ganda ... 52
TABEL 4.9 : Simpulan Analisis ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I : Tabulasi Data Mentah Kesadaran Merek LAMPIRAN II : Tabulasi Data Mentah Persepsi Kualitas LAMPIRAN III : Tabulasi Data Mentah Loyalitas Merek LAMPIRAN IV : Tabulasi Data Mentah Niat Beli
LAMPIRAN V : Tabulasi Skoring Data Kesadaran Merek LAMPIRAN VI : Tabulasi Skoring Data Persepsi Kualitas LAMPIRAN VII : Tabulasi Skoring Data Loyalitas Merek LAMPIRAN VIII : Tabulasi Skoring Data Niat Beli
LAMPIRAN IX : Hasil Output Cross-Product
LAMPIRAN X : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Kesadaran Merek LAMPIRAN XI : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Persepsi Kualitas LAMPIRAN XII : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Loyalitas Merek LAMPIRAN XIII : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Niat Beli
INTISARI
Aktivitas masyarakat di Indonesia saat ini mulai berorientasi pada teknologi dan menjadikan teknologi sebagai penunjang utama kegiatan selain komunikasi tentunya. Saat ini kebanyakan orang Indonesia di perkotaan banyak mulai membawa beberapa perangkat elektronik/smartphone setiap hari. penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh kesadaran merek, loyalitas merek, dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian. Data dikumpulkan dari 200 responden warga Surabaya secara acak yang sudah menggunakan smartphone. Data diuji menggunakan metode analisis regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial masing – masing variable kesadaran merek, persepsi kualitas Dan Loyalitas Merek memiliki hubungan signifikan terhadap Niat Beli.
Kata kunci : Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, Loyalitas Merek, Niat Beli
ABSTRACT
Community activities in Indonesia are now starting oriented technology and make technology as the main support activities other than communication of course . Nowadays most people in urban Indonesia are starting to bring some electronic devices / smartphones every day . This research aims to find the influence of brand awareness , brand loyalty , and the perception of the quality of the purchasing decision . Data were collected from 200 respondents randomly Surabaya citizens who are already using a smartphone . Data were tested using linear regression analysis .
The results showed that simultaneous and partial each - each variable brand awareness, perceived quality and brand loyalty has a significant relationship to the Intention Buy .
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
INTISARI ... x
ABSTRACT ... xi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Keaslian Penelitian... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 13
A. Landasan Teori... 13
a. Niat Beli ... 13
b. Kesadaran Merek ... 14
c. Persepsi Kualitas ... 16
d. Loyalitas Merek ... 19
B. Kerangka Teoritik ... 24
C. Hipotesis ... 24
BAB III : METODE PENELITIAN ... 26
1. Identifikasi Variabel... 26
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 26
A. Kesadaran Merek ... 26
B. Persepsi Kualitas ... 27
C. Loyalitas Merek ... 27
D. Niat Beli ... 27
3. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling ... 27
4. Instrumen Penelitian ... 28
5. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 32
A. Validitas Skala Penelitian Kesadaran Merek ... 32
B. Validitas Skala Penelitian Persepsi Kualitas... 35
C. Validitas Skala Penelitian Loyalitas Merek ... 38
6. Teknis Analisis... 44
- Analisis Regresi Linier Berganda ... 44
a. Uji Normalitas ... 44
b. Uji Linieritas ... 45
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Analisis Deskripsi Subyek ... 46
B. Reliabilitas Data ... 47
C. Hasil Penelitian ... 48
1. Uji Normalitas ... 48
2. Uji Linieritas ... 49
3. Pengujian Hipotesis ... 50
D. Pembahasan... 56
BAB V : PENUTUP ... 60
A. KESIMPULAN ... 60
B. SARAN ... 60
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 : Blue Print ... 29
TABEL 3.2 : Validitas Kesadaran Merek ... 32
TABEL 3.3 : Blue Print Penelitian Kesadaran Merek ... 35
TABEL 3.4 : Validitas Persepsi Kualitas ... 35
TABEL 3.5 : Blue Print Penelitian Persepsi Kualitas... 37
TABEL 3.6 : Validitas Loyalitas Merek ... 38
TABEL 3.7 : Blue Print Penelitian Loyalitas Merek ... 40
TABEL 3.8 : Validitas Niat Beli... 40
TABEL 3.9 : Blue Print Penelitian Niat Beli ... 43
TABEL 4.1 : Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
TABEL 4.2 : Responden Berdasarkan Usia ... 46
TABEL 4.3 : Rangkuman Hasil Uji Coba Reliabilitas ... 47
TABEL 4.4 : Uji Normalitas Kolmogorov - Smirnov & Shapiro - Wilk ... 49
TABEL 4.5 : Uji Linieritas ... 49
TABEL 4.6 : Analisa Model Regresi ... 51
TABEL 4.7 : Total Sumbangan Efektifitas... 51
TABEL 4.8 : Hasil Analisis Regresi Linier Ganda ... 52
TABEL 4.9 : Simpulan Analisis ... 55
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I : Tabulasi Data Mentah Kesadaran Merek LAMPIRAN II : Tabulasi Data Mentah Persepsi Kualitas LAMPIRAN III : Tabulasi Data Mentah Loyalitas Merek LAMPIRAN IV : Tabulasi Data Mentah Niat Beli
LAMPIRAN V : Tabulasi Skoring Data Kesadaran Merek LAMPIRAN VI : Tabulasi Skoring Data Persepsi Kualitas LAMPIRAN VII : Tabulasi Skoring Data Loyalitas Merek LAMPIRAN VIII : Tabulasi Skoring Data Niat Beli
LAMPIRAN IX : Hasil Output Cross-Product
LAMPIRAN X : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Kesadaran Merek LAMPIRAN XI : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Persepsi Kualitas LAMPIRAN XII : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Loyalitas Merek LAMPIRAN XIII : Uji Validitas & Reliabilitas Aitem Skala Niat Beli
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas masyarakat di Indonesia saat ini mulai berorientasi pada teknologi dan menjadikan teknologi sebagai penunjang utama
kegiatan selain komunikasi tentunya. Saat ini kebanyakan orang
Indonesia di perkotaan banyak mulai membawa beberapa perangkat
elektronik setiap hari (Arief, 2014). Selain laptop, mereka juga
membawa komputer. smartphone menjadi salah satu perangkat utama
yang membantu kegiatan penting seperti bisnis, pendidikan, maupun
hiburan mengingat jumlah penduduk Indonesia hampir separuh dari
penduduk Asia Tenggara, smartphone memiliki potensi pasar yang
luas. Artinya persaingan industi ponsel pintar di Indonesia semakin
ketat dan diperlukan strategi-strategi pemasaran yang mampu
meningkatkan penjualan.
Iklim usaha yang semakin menantang, seperti dalam dunia industri telepon selular sekarang membuat manajemen perusahaan, baik yang baru maupun yang lama dapat menjawab tantangan pasar dan memanfaatkan peluang pasar dalam struktur persaingan dimasa kini maupun dimasa mendatang. Kemampuan perusahaan dalam menangani masalah pemasaran, mencari dan menemukan peluang-peluang pasar akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan. Dalam keadaan ini pihak perusahaan ditantang untuk lebih berperan aktif dalam mendistribusikan dan memperkenalkan produknya agar laku terjual (Boby, 2009).
Fenomena persaingan antara perusahaan membuat setiap perusahaan harus menyadari akan suatu kebutuhan untuk memaksimalkan aset-aset perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang menghasilkan produk handphone. Saat ini persaingan perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak lagi terbatas pada atribut fungsional produk saja misalnya seperti kegunaan produk, melainkan sudah dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan citra khusus bagi penggunanya. Produk menjelaskan sebagai suatu komoditi yang dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya (Mieftakh, 2013).
mencapai 70% dalam 12 bulan terakhir, tertinggi di antara negara-negara di kawasan.
Sebanyak 120 juta smartphone dan phablet terjual pada bulan Agustus 2014 di kawasan Asia Tenggara. Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Indonesia, Vietnam, dan Kamboja menjadi penggerak utama dari pertumbuhan ini.
Di Asia Tenggara sendiri, ada sekitar 345 smartphone bermerek asal Tiongkok yang mampu menjual dengan harga 58% lebih murah dari smartphone merek internasional lain. Menurut Account Director for Digital World GfK Asia Gerard Tan, low budget smartphone
melakukan penetrasi ke pasar dengan sangat baik. Merek raksasa yang mendunia kerap kalah saing dengan merek Tiongkok dalam kompetisi harga. Sementara smartphone merek internasional berkisar $253 (sekitar Rp 3 juta), merek Tiongkok menawarkan harga rata-rata sekitar $159 (sekitar Rp 2 juta). Geliat vendor Tiongkok menawarkan model low-end terbaru mereka membuat smartphone menjadi semakin terjangkau dan kompetisi menjadi semakin intensif.
“Kondisi di negara berkembang menjadi alasan utama di balik pengadopsian smartphone. Pasalnya banyak orang yang berada di luar kota-kota besar di negara tersebut baru memiliki smartphone setelah konsep ponsel ‘pintar’ walau telah diperkenalkan sejak lama,” ungkap Tan.
Indonesia memimpin sebagai negara dengan pertumbuhan penjualan paling tinggi hingga 70%, disusul Vietnam 56%, dan Thailand 44%. Sementara dalam segi valuasi, Vietnam berada di posisi puncak dengan pertumbuhan valuasi hingga 52%, Indonesia 32%, dan Thailand 31%.
persen total valuasi pasar nasional. (dikutip dari : https://dailysocial.net/post/gfk-pertumbuhan-smartphone-indonesia-tertinggi-asia-tenggara )
Merek bukanlah sebuah nama, simbol, gambar atau tanda yang tidak berarti. Merek merupakan identitas sebuah produk yang dapat disajikan sebagai alat ukur apakah produk itu baik dan berkualitas. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, merek yang kuat merupakan pembeda yang jelas, bernilai dan berkesinambungan, sehingga menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan dan sangat membantu strategi perusahaan (Kusno,dkk, 2007). Merek yang memiliki persepsi baik umumnya akan lebih menarik calon konsumen untuk melakukan pembelian ulang karena mereka yakin bahwa merek tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat dipercaya. Jika perusahaan mampu membangun merek yang kuat di pikiran atau ingatan pelanggan melalui strategi pemasaran yang tepat, perusahaan akan dikatakan mampu membangun mereknya. Dengan demikian merek dari suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggannya yang di nyatakan sebagai merek yang memiliki ekuitas merek (Astuti dan Cahyadi, 2007).
Kesadaran merek (brand awareness), persepsi kualitas (perceived quality), asosiasi merek ( brand associatio ) loyalitas merek (brand loyalty) termasuk kategori dalam ekuitas merek. Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat aset dan keterpercayaan merek yang terkait dengan merek tertentu, nama dan atau simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan (Aaker,1997). Salah satu usaha untuk menarik konsumen dalam produk handphone adalah dengan pengenalan merek, karena pengenalan merek merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek.
kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Humdiana, 2005). Kategori ini menggambarkan keberadaan sebuah merek handphone di dalam pikiran konsumen yang telah terpengaruh oleh berbagai aktivitas promosi yang terintergrasi sehingga berhasil dalam penjualan unit produk dan memperluas pasarnya.
Konsumen dapat dikatakan puas dengan kualitas sebuah produk handphone, apabila perusahaan tersebut berhasil mempertahankan konsumennya agar tidak berpindah pada produk pesaing. Usaha yang dijalankan yaitu dengan cara menciptakan loyalitas merek yang didukung oleh berbagai asosisasi yang kuat (Humdiana, 2005).
Perkembangan merek-merek handphone di Indonesia relatif cukup baik dan dinamis baik untuk produk lokal maupun internasional. Selain itu, tingkat persaingan di berbagai katagori produk berdasarkan kemajuan telekomunikasi khususnya produk handphone telah menyebabkan timbulnya beberapa fenomena yang cukup menarik. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih yaitu dengan munculnya produk ponsel pintar alias smartphone.
Kesadaran merek (brand awareness), persepsi kualitas (perceived quality), asosiasi merek (brand associatio), loyalitas merek (brand loyality) termasuk dalam kategori ekuitas merek. Ekuitas merek (brand equiety) adalah seperangkat aset dan keterpercayaan merek yang terkait dengan merek tertentu, nama atau simbol, yang mampu menambah atau mengurasi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik bagi pemasar/perusahaan maupun pelanggan (Aaker, 1997)
diambil. Rasa percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian yang diambilnya mempresentasikan sejauh mana pelanggan memiliki keyakinan diri atas keputusan memilih suatu merek. Perusahaan perlu mengidentifikasi elemen equitas merek yang mampu mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan tersebut dalam keputusan pembelian yang dilakukannya ( Astuti dan Chayadi, 2007)
Dalam jurnal penelitian pertama ini yang ditulis oleh Nazia Yaseen, Mariam Tahira, Amir Gulzar, Ayesha Anwar (2011) berjudul “Impact of Brand Awareness, Perceived Quality and Customer Loyalty on Brand Profitability and Purchase Intention: A Resellers’ View”.
Permasalahan yang diteliti oleh peneliti ini adalah pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas terhadap niat beli. Bertujuan untuk mengetahui sudut pandang reseller tentang dampak kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas pelanggan terhadap profitabilitas dan niat beli. Selanjutnya penelitian juga difokuskan pada mencari tahu peran mediasi pembelian intensi pada hubungan kesadaran merek dan probabilitas, kualitas yang dirasakan dan loyalitas merek.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara kesadaran merek dan loyalitas, sedangkan pada persepsi kualitas dan probabilitas terdapat pengaruh yang signifikan. Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas berpengaruh signifikan terhadap niat beli.
maupun pengguna. Dengan timbulnya kesadaran konsumen terhadap merek smartphone, dapat memungkinkan pada saat pengguna ingin membeli suatu produk smartphone merek “X” pengguna tersebut akan mengingat smartphone sebagai pilihannya. Tidak sedikit didalam benak masyarakat Indonesia bahwa merek smartphone sangatlah banyak pilihannya seperti smartphone Samsung, smartphone Asus, Smartphone LG, dan lain-lain. Sehingga masyarakat dapat memilih merek atau produk yang mereka inginkan.
Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek karena dapat dijadikan sebagai alasan yang penting dalam melakukan pembelian serta menjadi bahan pertimbangan pelanggan terhadap merek mana yang akan dipilih yang pada ahirnya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli. (Durianto, dkk, 2001).
Loyalitas merek merupakan salah satu faktor penting dalam hal pembelian. Menurut Assel, Loyalitas merek didasarkan atas perilaku konsisten dari pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai bentuk proses pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhannya. Selain sebagai bentuk perilaku pembelian yang konsisten, loyalitas merek juga merupakan bentuk sikap positif pelanggan dan komitmen pelanggan terhadap sebuah merek lainnya (Astuti dan Cahyadi, 2007).
Berdasarkan uraian permasalah yang telah dikemukakan,
terciptalah keinginan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kesadaran merek, Persepsi Kualitas dan Loyalitas Merek
B. Rumusan Masalah
H1 : apakah ada pengaruh antara kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyaitas merek terhadap niat beli smartphone?
H2 : apakah ada pengaruh antara kesadaran merek terhadap niat beli smartphone?
H3 : apakah ada pengaruh antara persepsi kualitas terhadap niat beli smartphone?
H4 : apakah ada pengaruh loyaitas merek terhadap niat beli smartphone?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek terhadap niat beli smartphone.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis :
Menambah khasanah ilmu pengetahuan psikologi pada umumnya, dan secara khusus memberi sumbangan pengetahuan bagi ilmu psikologi industri dan organisasi. Penelitian ini juga berguna sebagai referensi bagi kalangan akademis untuk penelitian lebih lanjut.selain itu Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pemasaran terutama yang berkaitan dengan pengaruh kesadaran merek dan persepsi kualitas terhadap niat beli smartphone Samsung.
2. Manfaat Bagi perusahaan
Dapat digunakan bahan pertimbangan masalah yang sedang dihadapi dalam Perusahaan merek handphone terkait.
3. Manfaat bagi UINSA Surabaya
tentang kesadaran merek dan persepsi kualitas dan niat beli. Sehingga dapat menjadi acuan bagi mahasiswa dalam penyusunan penelitian ilmiah berikutnya.
E. Keaslian Penelitian
Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini. Berfokus pada Pengaruh kesadaran dan persepsi kualitas terhadap niat beli, di antaranya sebagai berikut :
Dalam jurnal penelitian pertama ini yang ditulis oleh Nazia Yaseen, Mariam Tahira, Amir Gulzar, Ayesha Anwar (2011) berjudul “Impact of Brand Awareness, Perceived Quality and Customer Loyalty on Brand Profitability and Purchase Intention: A Resellers’ View”.
Permasalahan yang diteliti oleh peneliti ini adalah pengaruh kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas terhadap niat beli. Bertujuan untuk mengetahui sudut pandang reseller tentang dampak kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas pelanggan terhadap profitabilitas dan niat beli. Selanjutnya penelitian juga difokuskan pada mencari tahu peran mediasi pembelian intensi pada hubungan kesadaran merek dan probabilitas, kualitas yang dirasakan dan loyalitas merek.
konsumen menyebarluaskan dan selalu bersedia untuk mendapatkan produk, jadi dipenelitian ini kesadaran merek merupakan faktor penting untuk memanipulasi keputusan membeli dan pembelian ulang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara kesadaran merek dan loyalitas, sedangkan pada persepsi kualitas dan probabilitas terdapat pengaruh yang signifikan. Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas berpengaruh signifikan terhadap niat beli.
Dalam jurnal penelitian kedua ini ditulis oleh Muhammad Yasini dan Amjad Shamim (2013) yang berjudul “Mediating Role in Purchase Intentions and Word-of-Mouth”. Permasalahan yang diteliti oleh peneliti ini adalah pengaruh memediasi peran dalam niat beli dari mulut ke mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah yang pertama adalah untuk menentukan dampak dari pengalaman merek, kepercayaan merek dan komitmen yang efektif pada niat beli. Yang kedua adalah untuk memastikan peran mediasi cinta merek dalam hubungan niat beli dari mulut kemulut. Dan dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :
Sumber: Muhammad Yasini dan Amjad Shamim (2013) Brand Experience
Brand Trust Purchase
Intention
Brand Love
Affictive
Commitmet
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dan data analisis SPSS 15.0 analisis korelasi yang digunakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman merek, kepercayaan merek dan efektif komitmen memiliki dampak yang positif terhadap niat beli. Dalam hubungan ini intensitas dampak komitmen efektif yang cukup tinggi dibandingkan dengan variable lain. Hasil lain menunjukkan bahwa niat beli secara signifikan terhadap cinta merek dan word-of-word, dan cinta merek juga signifikan. Dan cinta merek telah mediasi persial berpengaruh dalam hubungan niat beli dan word-of-mouth.
Dalam jurnal penelitian ketiga ini yang ditulis oleh Mahdi Borzooei and Maryam Asgaari (2013) berjudul “The Halal brand personality and its effect on purchase intention”. Permasalahan yang diteliti oleh peneliti ini adalah untuk melihat pengaruh kepribadian merek terhadap niat beli baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan dimediasi oleh kepercayaan merek. Selain itu untuk melihat pengaruh komitmen agama ketika memoderasi kepribadian merek terhadap niat beli secara langsung maupun ketika dimediasi oleh kepercayaan merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan dampak dari kepribadian merek, kepercayaan merek dan komitmen agama pada niat beli.
sebagai bagian penting dalam hubungan konsumen dan merek yang bertujuan membangun hubungan yang tahan lama diantara keduanya. Dengan adanya hal tersebut maka akan diperoleh manfaat yang baik di kemudian hari. Mudah-mudahan, temuan dari penelitian ini akan berguna bagi para akademisi, produsen dan pemasar Halal. Pentingnya teori dari penelitian ini terletak pada wawasan menyediakan bagaimana konsumen menjadi lebih sadar tentang merek Halal. Akhirnya, dianjurkan untuk menggunakan model yang diusulkan ini secara empiris.
Dalam jurnal penelitian keempat ini ditulis oleh Bernard E. Silaban, SE, MM & David Gunawan, S.Kom, MM yang berjudul “Analisis persepsi kualitas merek mobil honda new city dan toyota
vios ”. Permasalahan yang diteliti oleh peneliti ini adalah persepsi
kualitas merek mobil Toyota Vios dan Honda New City yang bersaing ketat di papan atas penjualan mobil kelas sedan 1500cc. Tujuan penelitian ini adalah Bagaimana nilai elemen dan perbandingan
perceived quality mobil Toyota Vios dan Honda New City.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berupaya untuk memberikan penjelasan dan gambaran mengenai suatu permasalahan serta bertujuan menjelaskan karakteristik pasar, menurut Freddy Rangkuti, hal. 17 [7].
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah Perceived Quality dari mobil Toyota Vios dan Honda New City untuk mengetahui mengenai ada tidaknya kesenjangan antara performance
(persepsi konsumen terhadap kualitas produk) dengan importance
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Niat Beli
Niat beli dapat didefinisikan sebagai niat seseorang untuk membeli merek tertentu yang telah mereka pilih untuk diri mereka sendiri setelah mengevaluasi. Kita dapat mengukur variable niat beli misalnya mempertimbangkan merek untuk pembelian dan mengharapkan untuk membeli produk tersebut dimasa yang akan datang (Laroche dan Zhou, 1996) dalam Khan et al., (2012). Untuk melakukan niat beli merek tertentu memerlukan penilaian dari semua merek yang tersedia di pasar (Teng, Laroche dan Huihuang, 2007) dalam Khan et al., (2012). Hal ini menunjukkan pendekatan terhadap suatu merek tertentu memiliki efek yang besar pada niat beli (Brown dan Stayman, 1992 ; Homer, 1990, MacKenzie, 1986) dalam Khan et al., (2012). Dan sikap merek memiliki hubungan positif dengan niat beli, hal ini juga menunjukkan bahwa niat seseorang ditentukan oleh sikap terhadap merek yang sama dan lainnya. Niat beli menunjukkan bahwa konsumen mengejar pengalaman, keinginan eksternal lingkungan mereka untuk mengumpulkan informasi tentang produk atau jasa (Zeithml 1988, Dodds et al, 1991, Schiffman dan Kanuk 2000 Yang 2009).
Beberapa faktor yang membentuk niat beli dan keputusan pembelian konsumen (Kotler dan Keller, 2009 : 189) yaitu :
Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.
Semenjak tahun 1970-an dan sampai awal tahun 1980-an, para peneliti memandang konsumen sebagai pengambil keputusan. Dari perspektif ini, pembelian merupakan hasil dari konsumen merasa mengalami masalah dan kemudian melalui proses rasional menyelesaikan masalah tersebut. Perspektif pengambilan keputusan mengambarkan seorang konsumen sedang melakukan serangkaian langkah langkah tertentu pada saat melakukan pembelian. Langkah langkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari, evaluasi alternatif, memilih, dan evaluasi pascaperolehan. Akar dari pendekatan ini adalah pengalaman kognitif dan psikologi serta faktor faktor ekonomi lainnya.
B. Kesadaran Merek
Kata “brand” dalam bahasa Inggris berasal dari kata “brandr” dalam bahasa old nurse, yang berarti “to burn”, mengacu pada pengidentifikasian merek. Pada waktu itu pemilik hewan ternak menggunakan tanda “cap” khusus untuk menandai ternak miliknya dan membedakannya dari ternak lain. Melalui “cap” tersebut, konsumen lebih mudah mengidentifikasi ternak yang berkualitas dari perternak yang bereputasi bagus (Tjiptono, 2005).
Kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu (Aaker, 2004 : 10). Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkat akan pencapaian kesadaran dibenak konsumen.
yang yang disebut atau yang diingat konsumen (name awareness), namun terciptanya asosiasi khusus antara nama merek dengan produk tertentu. Hanya saja, kelemahan utama brand awareness terletak pada dampak ukuran merek dan skala aktivitas promosi yang sangat dominan, sementara brand strength dalam konteks preferensi atau sikap positif konsumen terhadap merek bersangkutan tidak banyak terungkap. Ukuran awareness mengandung confounding effect, dimana merek-merek besar cenderung selalu lebih diuntungkan
Menurut Erna Ferrinadewi (2008 : 174) merek yang sering dibeli oleh keluarga biasanya akan membuat seluruh anggota keluarga memiliki kesadaran yang tinggi akan keberadaan merek. Walaupun merek tersebut merek yang tidak terpikirkan oleh konsumen, namun nama merek akan menetap dalam ingatan konsumen karena tingginya frekwensi anggota keluarga melihat terpapar oleh merek yang sama. Semakin sering merek tersebut dilihat dan digunakan oleh seluruh anggota keluarga maka ingatan pada konsumen semakin kuat. Pada saat ini nanti, ketika generasi muda dalam keluarga mulai dihadapkan pada situasi konsumsi yang baru misalkan karena mereka tinggal dikota yang berbeda dengan orang tuanya.
C. Persepsi Kualitas
Berbagai ahli mendefinisikan kualitas sebagai “kecocokan
untuk digunakan”,”pemenuhan kebutuhan”, dan seterusnya. Kita akan
menggunakan American Society for Quality Control : Kualitas adalah totalitas fitur dan karateristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.
Persepsi kualitas (perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan (Durianto, 2001). Dia juga menyatakan bahwa persepsi kualitas menjadi sangat berperan dalam keputusan pelanggan yang terkait dengan keputusan niat beli.
Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan atas atribut yang dianggap penting baginya (Astuti dan Cahyadi, 2007). Terdapat lima nilai yang dapat menggambarkan nilai-nilai dari persepsi kualitas (durianto, dkk, 2004), yaitu sebagai berikut:
a. Alasan untuk membeli
Persepsi kualitas yang baik dapat membantu periklanan dan promosi yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efektif, yang akan terkait dengan keputusan pembelian oleh konsumen.
b. Diferensiasi atau posisi
Persepsi kualitas suatu merek akan berpengaruh untuk menentukan posisi merek tersebut dalam persaingan.
c. Harga optimum
d. Niat saluran distribusi
Pedagang akan lebih menyukai untuk memasarkan produk yang disukai oleh konsumen, dan konsumen lebih menyukai produk yang memiliki persepsi kualitas yang baik.
e. Perluasan merek
Persepsi kualitas yang kuat dapat dijadikan sebagai dasar oleh perusahaan untuk melaksanakan kebijakan perluasan merek.
Persepsi kualitas mempunyai peranan yang penting dalam membangun suatu merek yang akan dijadikan bahan pertimbangan pelanggan kemudian akan berpengaruh dalam memutuskan merek mana yang akan dibeli. Dengan persepsi kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Hal itu karena konsumen akan lebih menyukai produk yang memiliki persepsi kualitas yang baik.
Menurut David A. Garvin dimensi perceived quality dibagi menjadi tujuh, Darmadi, hal 98, [8]), yaitu:
1. Kinerja: Melibatkan berbagai karakteritik utama misalnya karakteristik opersional mobil adalah kecepatan, system kemudi, dan kenyamanan.
2. Pelayanan: Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut.
3. Ketahanan: Mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut.
5. Karakteristik produk: Bagian-bagian tambahan dari produk yang biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama. Bagian-bagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan.
6. Kesesuaian dengan spesifikasi: Merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
7. Hasil: Mengarah pada kualitas yang dirasakan yang melibatkan enam dimensi sebelumnya.
Terdapat lima keuntungan persepsi kualitas yaitu:
1. Alasan untuk membeli.
Persepsi kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk membeli. Hal ini mempengaruhi merek apa yang akan dipilih.
2. Diferensiasi / Perbedaan.
Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi persepsi kualitas, apakah merek tersebut merupakan merek terbaik?, atau sama baiknya dengan merek lainnya?, apakah merek tersebut ekonomis?, super optimum? Atau optimum?.
3. Harga optimum.
4. Perluasan saluran distribusi
Perceived quality mempunyai arti penting bagi para pengecer, distributor dan saluran distribusi lainnya. Para pengecer dan distributor akan termotivasi untuk menjadi penyalur produk / merek dengan
perceived quality yang tinggi, yang berarti dapat semakin memperluas distribusi dari merek tersebut.
5. Perluasan merek
Persepsi kualitas dapat dieksploitasi dengan cara mengenalkan berbagai perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk dalam kategori produk baru. Produk dengan merek yang
perceived quality-nya kuat akan mempunyai kemungkinan sukses yang lebih besar dibandingkan dengan merek yang perceived quality-nya lemah.
D. Loyalitas Merek
Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mempu memberikan gambaran mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama pada merek tersebut didapati banyak perubahan, baik menyangkut harga atau atribut lain.
Menurut Assel, Loyalitas merek didasarkan atas perilaku konsisten dari pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai bentuk proses pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhannya. Selain sebagai bentuk perilaku pembelian yang konsisten, loyalitas merek juga merupakan bentuk sikap positif pelanggan dan komitmen pelanggan terhadap sebuah merek lainnya (Astuti dan Cahyadi, 2007).
konsumennya agar tidak berpindah pada produk pesaing. Usaha yang dijalankan yaitu dengan cara menciptakan loyalitas merek yang didukung oleh berbagai asosisasi yang kuat (Humdiana, 2005).
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya beberapa tingkatan brand loyalty, Darmadi hal 128 [6] yaitu:
1. Switcher (berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek yang digunakan atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk berpindah merek lain terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun pengorbanan yang lain. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
4. Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya, ataupun oleh
perceived quality yang tinggi.
5. Committed buyer (pembeli yang setia)
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya. Salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan dengan tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain.
E. Pengaruh Kesadaran Merek Terhadap Niat Beli
Menurut Yasen et al., (2011) menyimpulkan bahwa kesadaran merek memainkan peran positif pada intensitas pembelian. Dalam penelitian Mariam Tahira et al. (2011) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesadaran merek terhadap niat konsumen untuk membeli suatu produk. Grewal, Monroe & Krishnan (1998) dalam Nazia Yasen et al., (2011) berpendapat “high brand awareness can influence the retailer or reseller purchase decision” yang artinya
keterkaitan hubungan antara kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas terhadap Niat Beli. Hasil penelitian menunjukkan dampak yang tidak signifikan antara kesadaran merek dengan loyalitas, sedangkan dampak yang signifikan yaitu persepsi kualitas terhadap profitabilitas. Kesadaran merek dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nazia Yaseen, et. al. (2011) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap niat konsumen untuk membeli suatu produk. Grewal, Monroe & Krishnan, (1998) dalam Nazia Yaseen et. al. (2011) berpendapat “high brand awareness can influence the retailer or reseller purchase decision” yang memiliki arti
bahwa kesadaran merek yang tinggi akan memengaruhi pengecer atau penjual kembali memutuskan untuk membeli.
F. Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Niat Beli
dengan pelanggan lainnya. Pada penelitiannya, hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Choy Johnn Yee dan Ng Cheng San (2010) menyatakan: Konsumen sering menilai kualitas suatu produk atau layanan atas dasar berbagai isyarat informasi yang mereka persekutukan dengan produk. Dalam penelitiannya, variabel persepsi kualitas memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap keputusan beli konsumen. Karena Mayoritas pelanggan akan mempertimbangkan kualitas ketika mereka berniat untuk membeli mobil. Hasil ini lebih didukung oleh Dae dan Joon (2009); Tsiotsou (2006), Richardson et al. (1996); Hoch dan Banerji (1993), yang menunjukkan bahwa kualitas yang dirasakan memiliki hubungan positif dengan keputusan pembelian. Pantri Heriyati (2011) menyatakan: Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan, yang merupakan kesenjangan antara harapan konsumen dan kinerja produk yang dirasakan. Dalam penelitiannya, variabel persepsi kualitas memiliki efek positif
G. Pengaruh loyalitas merek terhadap niat beli
Loyalitas merek merupakan respon perilaku yang bersifat bias. Dharmmesta (1999) mengungkapkan bahwa penelitian tentang loyalitas merek selalu berkaitan dengan preferensi konsumen dan pembelian actual.
Penelitian lain dilakukan oleh Setyawan (2010), untuk mengukur asosiasi suatu merek telepon seluler Nokia digunakan tiga indikator yang asosiasi merek yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, indikator tersebut yaitu:
a. Kebiasaan memilih merek
c. Kefanatikan terhadap merek
Hasil dari ketiga indikator tersebut menyatakan bahwa loyalitas terhadap merek akan menciptakan keinginan untuk selalu menggunakan merek tersebut yang akan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian telepon seluler Nokia. Atas dasar pemikiran diatas maka hipotesisnya: Penelitian oleh Hngau (2012) bahwa bagian ekuitas merek yakni loyalitas merek dan persepsi kualitas sangat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
A. Kerangka Teoritik
Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka pemikiran yang dapat menjadi landasan dalam penulisan ini, yang pada akhirnya akan dapat diketahui variabel yang paling berpengaruh dominan dalam keputusan pembelian konsumen. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :
Kesadaran Merk (X1)
Persepsi Kualitas (X2)
Niat Beli (Y)
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang kemungkinan benar atau juga salah. Hipotesis tersebut akan ditolak jika ternyata salah dan akan diterima jika fakta-fakta benar. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis akan mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ada pengaruh antara Kesadaran merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek terhadap niat beli smartphone.
H2 : Ada pengaruh antara Kesadaran merek terhadap berpengaruh niat beli smartphone.
H3 : Ada pengaruh antara Persepsi Kualitas terhadap niat beli smartphone.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Identifikasi Variabel
Pada penelitian ini melibatkan dua variable, yaitu variable bebas dan variable terikat. Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Adapun yang menjadi variable bebas (X) ialah :
(X)1 : Kesadaran Merek
(X)2 : Persepsi kualitas
(X)3 : Loyalitas merek
Sedangkan variable teikat adalah Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Adapun yang menjadi variable terikat
(Y) : Niat beli.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Kesadaran merek
b. Persepsi kualitas
Persepsi kualitas adalah persepsi konsumen atas kualitas atau keunggulan terhadap produk atau jasa pelayanan dengan maksut yang diharapkan. Hal ini bisa dilihat berdasarkan skala variabel persepsi kualitas dengan indikator mengenal kualitas merek, mengenal kualitas merek lain dan integritas merek.
c. Loyalitas merek
Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mempu memberikan gambaran mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama pada merek tersebut didapati banyak perubahan, baik menyangkut harga atau atribut lain. Hal ini bisa dilihat berdasarkan skala variabel loyalitas merek dengan indikator kebiasaan memilih merek, kepuasan terhadap merek, kefanatikan terhadap merek.
d. Niat beli
3. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006).
Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik penarikan non
probability sampling design yaitu menggunakan purposive sampling.
Pengertian purposive sampling menurut Sugiyono (2010) yaitu purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan untuk menjadi sampel
sebagai berikut:
1. Usia min 16 tahun, karena sudah bisa merasakan bagaimana menggunakan smartphone, memanfaatkan dan menilai
2. Pengguna Smartphone 3. Pria – Wanita
4. Domisili Surabaya
Dalam penelitan ini yang menjadi populasi adalah seluruh remaja - Dewasa pengguna Smartphone. Karena jumlah populasi (pengguna smartphone) tidak di ketahui maka diambi sampel sebanyak Pengguna Smartphone.
subyek/obyek yang paling tepat. Teknik sampling yang digunakan non probabilty sampling . Sampling non probabilitas adalah kondisi penelitian dimana besarnya peluang masing-masing elemen atau anggota populasi untuk menjadi sampel tidak diketahui (Azwar,2004). Teknik ini digunakan karena jumlah populasi dalam hal ini jumlah remaja pengguna smartphone berdomisili Surabaya
4. Instrumen Penelitian
[image:44.595.124.520.230.748.2]Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan mengunakan angket (kuesioner) yang akan langsung disebarkan kepada responden. Dalam membuat pernyataan, diawali dengan mengumpulkan indikator berdasarkan teori, kemudian indikator tersebut diterjemahkan dalam kalimat pernyataan, dengan menyesuaikan kebiasaan dan kelaziman yang berlaku dalam lingkungan populasi penelitian ini. Daftar pertanyaan penelitian ini bersifat tertutup, artinya responden menjawab pertanyaan dengan alternatif jawaban yang telah ada. Adapun indikator kuesioner yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Blue Print
No Variabel Indikator Aitem Sumber
Kesadaran Merek
Kemampuan mengingat
karakteristik merek
1, 25, 49, 73, 97, 121, 145, 196, 2, 26, 50, 74, 98, 122, 146
Mengenali merek dengan merek lain
3, 27, 51, 75, 99, 123, 147, 170, 4, 28,
52, 76, 100, 124, 148 Hawley. 2009
Kemampuan
mengingat simbol dan logo
5, 29, 53, 77, 101, 125, 149, 171, 6, 30, 54, 78, 102, 126, 150
Persepsi Kualitas
Mengenal Kualitas merek
7, 31, 55, 79, 103, 127, 151, 172, 8, 32, 56, 80, 104, 128, 152
Didier Louis and Cindy Lombart, 2010 Mengenal Kualitas
Merek lain
9, 33, 57, 81, 105, 129, 153, 173, 10, 34, 58, 82, 106, 130, 154,
Integritas merek
11, 35, 59, 83, 107, 131, 155, 174, 12, 36, 60, 84, 108, 132, 156
Loyalitas Merek
Kebiasaan memilih merek
13, 37, 61, 85, 109, 133, 157, 175
setyawan, 2010 14, 38, 62, 86, 110,
134, 158
Kepuasan terhadap merek
15, 39, 63, 87, 111, 135, 159, 176
16, 40, 64, 88, 112, 136, 160
Kefanatikan terhadap merek
162
Niat beli
Kesediaan untuk membeli merek
19, 43, 67, 91, 115, 133, 163, 178, 20, 44, 68, 92, 116, 149, 164
Mohammad Reza Jalilvand
dan Neda
Samei, 2013 Kesediaan untuk
menggunakan merek tersebut
21, 45, 69, 93, 117, 141, 165, 179, 22, 46, 70, 94, 118, 142, 166
Kesediaan untuk mempertimbangkan pembelian
23, 47, 71, 95, 119,, 143, 167, 180, 24, 48, 72, 56, 120, 144, 168
Hean Tat Keh, Yi Xie (2009)
Skala sikap digunakan untuk mengetahui penelaian seseorang terhadap suatu hal. Dalam skala sikap ini, responden menyatakan persetujuannya dan ketidaksetujuannya terhadap sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.
Di dalam instrumen penelitian, peneliti menggunakan lima skor skala Likert untuk mengetahui kontrol diri, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
Adapun penilaian atau pemberian skor berdasarkan pernyataan favourable sebagai berikut:
Skor 4 untuk jawaban sangat setuju
Skor 3 untuk jawaban setuju
Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju
Dan penilaian atau pemberian skor berdasarkan pernyataan unfavourable sebagai berikut:
Skor 1 untuk jawaban sangat setuju
Skor 2 untuk jawaban setuju
Skor 3 untuk jawaban tidak setuju
Skor 4 untuk jawaban sangat tidak setuju
5. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
a. Uji Validitas
Alat ukur budaya organisasi dan keterikatan kerja diuji validitasnya dengan menggunakan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) 16. Validitas menyatakan derajat kesesuaian antara kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dengan kondisi di lapangan. Penilaian kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation masing-masing butir pertanyaan (Azwar, 2005). Biasanya digunakan batasan corrected item-total correlation > 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan, item yang memiliki harga corrected item-total correlation kurang dari 0.30 dapat
diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah. Validitas suatu instrument dapat dilihat dari hasil SPSS 20 for windows
dengan korelasi product moment.
a. Validitas Skala Kecerdasan Merek
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada variabel kesadaran
[image:47.595.134.514.222.606.2]merek diperoleh hasil sebagai berikut:
No Aitem Hasil Korelasi Nilai Koefisien Keterangan
1
Aitem 1
-0,256 < 0.30 Tidak Valid
2
Aitem 2
-0,057 < 0.30 Tidak Valid
3
Aitem 3
0,055 < 0.30 Tidak Valid
4
Aitem 4
0,067 < 0.30 Tidak Valid
5
Aitem 5
-0,113 < 0.30 Tidak Valid
6
Aitem 6
0,44 < 0.30 Tidak Valid
7
Aitem 25
0,092 < 0.30 Tidak Valid
8
Aitem 26
0,007 < 0.30 Tidak Valid
9
Aitem 27
0,314 > 0.30 Valid
10
Aitem 28
0,169 < 0.30 Tidak Valid
11
Aitem 29
0,125 < 0.30 Tidak Valid
12
Aitem 30
0,226 < 0.30 Tidak Valid
13
Aitem 49
0,256 < 0.30 Tidak Valid
14
Aitem 50
0,45 < 0.30 Tidak Valid
15
Aitem 51
0,274 < 0.30 Tidak Valid
16
Aitem 52
-0,029 < 0.30 Tidak Valid
17
Aitem 53
0,252 < 0.30 Tidak Valid
18
Aitem 54
0,595 > 0.30 Valid
19
Aitem 73
0,303 > 0.30 Valid
20
Aitem 74
0,455 > 0.30 Valid
21
Aitem 75
Sumber : data oleh statistika
Dari hasil uji validitas yang dilakukan, dari 45 item terdapat 15
aitem yang valid dan 30 aitem lainnya tidak valid. 15 aitem yang valid,
yaitu item nomor 27, 54, 73, 74, 76, 98, 99, 101, 102, 123, 123, 147, 148,
169, 170, 171. Sedangkan 30 item yang tidak valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 25,
28, 29, 30, 49, 50, 51, 52, 53, 75, 77, 78, 97, 100, 121, 122, 124, 125, 126,
145, 146, 149, 150.
26
Aitem 98
0,367 > 0.30 Valid
27
Aitem 99
0,485 > 0.30 Valid
28
Aitem 100
0,156 < 0.30 Tidak Valid
29
Aitem 101
0,385 > 0.30 Valid
30
Aitem 102
0,402 > 0.30 Valid
31
Aitem 121
0,231 < 0.30 Tidak Valid
32
Aitem 122
0,111 < 0.30 Tidak Valid
33
Aitem 123
0,386 > 0.30 Valid
34
Aitem 124
-0,085 < 0.30 Tidak Valid
35
Aitem 125
-0,304 < 0.30 Tidak Valid
36
Aitem 126
-0,448 < 0.30 Tidak Valid
37
Aitem 145
-0,255 < 0.30 Tidak Valid
38
Aitem 146
-0,415 < 0.30 Tidak Valid
39
Aitem 147
0,307 > 0.30 Valid
40
Aitem 148
0,389 > 0.30 Valid
41
Aitem 149
0,057 < 0.30 Tidak Valid
42
Aitem 150
0,177 < 0.30 Tidak Valid
43
Aitem 169
0,443 > 0.30 Valid
44
Aitem 170
0,383 > 0.30 Valid
45
Aitem 171
Berdasarkan uji validitas maka diperoleh blueprint baru sesuai dengan
aitem-aitem yang layak untuk disebar dalam penelitian skala kesadaran merek
sebagai berikut:
Tabel 3.3
No Indikator Aitem jumlah
1 kemampuan mengingat karateristik merek 73, 74, 98, 169 4
2 mengenali merek satu dengan yang lain 27, 99, 123, 147, 170, 76, 148 7 3 kemampuan mengingat simbol dan logo 101, 171, 54, 102 4
b. Validitas skala Persepsi Kualitas
[image:50.595.93.528.201.750.2]Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada variabel persepsi kualitas, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
No Aitem Hasil Korelasi Nilai Koefisien Keterangan
1
Aitem 7
0,194 < 0.30 Tidak Valid
2
Aitem 8
0,345 > 0.30 Valid
3
Aitem 9
0,326 > 0.30 Valid
4
Aitem 10
0,444 > 0.30 Valid
5
Aitem 11
0,477 > 0.30 Valid
6
Aitem 12
0,22 < 0.30 Tidak Valid
7
Aitem 31
0,342 > 0.30 Valid
8
Aitem 32
0,501 > 0.30 Valid
9
Aitem 33
0,549 > 0.30 Valid
10
Aitem 34
0,402 > 0.30 Valid
11
Aitem 35
0,094 < 0.30 Tidak Valid
12
Aitem 36
0,277 < 0.30 Tidak Valid
13
Aitem 55
14
Aitem 56
0,516 > 0.30 Valid
15
Aitem 57
0,325 > 0.30 Valid
16
Aitem 58
0,066 < 0.30 Tidak Valid
17
Aitem 59
0,218 < 0.30 Tidak Valid
18
Aitem 60
0,422 > 0.30 Valid
19
Aitem 79
0,252 < 0.30 Tidak Valid
20
Aitem 80
0,674 > 0.30 Valid
21
Aitem 81
0,643 > 0.30 Valid
22
Aitem 82
0,406 > 0.30 Valid
23
Aitem 83
0,415 > 0.30 Valid
24
Aitem 84
0,633 > 0.30 Valid
25
Aitem 103
0,338 > 0.30 Valid
26
Aitem 104
0,397 > 0.30 Valid
27
Aitem 105
0,513 > 0.30 Valid
28
Aitem 106
0,398 > 0.30 Valid
29
Aitem 107
0,006 < 0.30 Tidak Valid
30
Aitem 108
0,37 < 0.30 Tidak Valid
31
Aitem 127
-0,117 < 0.30 Tidak Valid
32
Aitem 128
0,423 > 0.30 Valid
33
Aitem 129
0,498 > 0.30 Valid
34
Aitem 130
-0,105 < 0.30 Tidak Valid
35
Aitem 131
-0,151 < 0.30 Tidak Valid
36
Aitem 132
-0,048 < 0.30 Tidak Valid
37
Aitem 151
0,105 < 0.30 Tidak Valid
38
Aitem 152
39
Aitem 153
0,52 < 0.30 Tidak Valid
40
Aitem 154
0,377 > 0.30
41
Aitem 155
0,166 < 0.30 Tidak Valid
42
Aitem 156
-0,348 < 0.30 Tidak Valid
43
Aitem 172
0,443 > 0.30 Valid
44
Aitem 173
0,383 > 0.30 Valid
45
Aitem 174
0,475 > 0.30 Valid Sumber : data dari spss
Dari hasil uji validitas yang dilakukan, dari 45 item terdapat 26
aitem yang valid dan 19 aitem lainnya tidak valid. 15 aitem yang valid,
yaitu item nomor 8, 9, 10, 11, 31, 32, 33, 34, 56, 57, 60, 80, 81, 82, 83, 84,
103, 104, 105, 106, 128, 129, 154, 172, 173, 174. Sedangkan 19 item yang
tidak valid yaitu 12, 35, 36, 55, 58, 59, 79, 107, 108, 127, 130, 132, 151,
152, 153, 155, 156.
Berdasarkan uji validitas maka diperoleh blueprint baru sesuai dengan
aitem-aitem yang layak untuk disebar dalam penelitian skala persepsi kualitas
[image:52.595.108.533.109.620.2]sebagai berikut :
Tabel 3.5
No Indikator Aitem jumlah
1 Mengenal Kualitas Merek 31, 103, 172, 8, 32, 56, 80, 104, 128 8
2
Mengenal Kualitas Merek Lain
9, 33, 57, 81, 105, 129, 173, 10, 34, 82, 106,
154 12
c. Validitas Skala Loyalitas Merek
[image:53.595.114.514.224.736.2]Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada variabel Loyalitas Merek, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.6
No Aitem Hasil Korelasi Nilai Koefisien Keterangan
1
Aitem 13
0,012 < 0.30 Tidak valid
2
Aitem 14
0,223 < 0.30 Tidak valid
3
Aitem 15
0,611 > 0.30 Valid
4
Aitem 16
0,403 > 0.30 Valid
5
Aitem 17
0,283 < 0.30 Tidak valid
6
Aitem 18
0,029 < 0.30 Tidak valid
7
Aitem 37
0,524 > 0.30 Valid
8
Aitem 38
0,375 > 0.30 Valid
9
Aitem 39
0,543 > 0.30 Valid
10
Aitem 40
0,595 > 0.30 Valid
11
Aitem 41
0,331 > 0.30 Valid
12
Aitem 42
0,452 > 0.30 Valid
13
Aitem 61
0,33 < 0.30 Tidak valid
14
Aitem 62
0,184 < 0.30 Tidak valid
15
Aitem 63
0,53 < 0.30 Tidak valid
16
Aitem 64
0,528 > 0.30 Valid
17
Aitem 65
0,287 < 0.30 Tidak valid
18
Aitem 66
0,443 > 0.30 Valid
19
Aitem 85
20
Aitem 86
0,099 < 0.30 Tidak valid
21
Aitem 87
0,58 < 0.30 Tidak valid
22
Aitem 88
0,601 > 0.30 Valid
23
Aitem 89
0,265 < 0.30 Tidak valid
24
Aitem 90
0,231 < 0.30 Tidak valid
25
Aitem 109
0,132 < 0.30 Tidak valid
26
Aitem 110
-0,106 < 0.30 Tidak valid
27
Aitem 111
0,649 > 0.30 Valid
28
Aitem 112
0,384 > 0.30 Valid
29
Aitem 113
0,285 < 0.30 Tidak valid
30
Aitem 114
0,105 < 0.30 Tidak valid
31
Aitem 133
0,147 < 0.30 Tidak valid
32
Aitem 134
-0,11 < 0.30 Tidak valid
33
Aitem 135
0,512 > 0.30 Valid
34
Aitem 136
0,431 > 0.30 Valid
35
Aitem 137
0,212 < 0.30 Tidak valid
36
Aitem 138
0,121 < 0.30 Tidak valid
37
Aitem 157
0,166 < 0.30 Tidak valid
38
Aitem 158
0,088 < 0.30 Tidak valid
39
Aitem 159
0,328 > 0.30 Valid
40
Aitem 160
0,461 > 0.30 Valid
41
Aitem 161
-0,325 < 0.30 Tidak valid
42
Aitem 162
0,087 < 0.30 Tidak valid
43
Aitem 175
44
Aitem 176
-0,346 < 0.30 Tidak valid
45
Aitem 177
0,508 > 0.30 Valid Sumber : data dari SPSS
Dari hasil uji validitas yang dilakukan, dari 45 item terdapat 19
aitem yang valid dan 26 aitem lainnya tidak valid. 19 aitem yang valid,
yaitu item nomor 15, 16, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 64, 66, 88, 112, 111, 135,
136, 159, 160, 175, 177. Sedangkan 26 item yang tidak valid yaitu 13, 14,
17, 18, 61, 62, 63, 65, 85, 86, 87, 89, 90,109, 110, 113, 114, 133, 134, 137,
138, 157, 158, 161, 162, 176.
Berdasarkan uji validitas maka diperoleh blueprint baru sesuai dengan
aitem-aitem yang layak untuk disebar dalam penelitian skala Loyalitas Merek
[image:55.595.111.514.112.173.2]sebagai berikut :
Tabel 3.7
No Indikator Aitem jumlah
1 Kebiasaan Memilih Merek 37, 38, 175 3
2 Kepuasan Terhadap merek
15, 39, 111, 135, 159, 16, 40, 64, 88, 112, 136,
160 12
3 Kefanatikan Terhadap Merek 41, 42, 66, 177 4
d. Validitas Skala Niat Beli
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan pada variabel Niat Beli, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.8
No Aitem Hasil Korelasi Nilai Koefisien Keterangan
1
Aitem 19
0,399 > 0.30 Valid
2
Aitem 20
0,317 > 0.30 Valid
3
Aitem 21
0,295 < 0.30 Tidak Valid
4
Aitem 22
[image:55.595.108.552.204.542.2]
5
Aitem 23
0,15 < 0.30 Tidak Valid
6
Aitem 24
0,232 < 0.30 Tidak Valid
7
Aitem 43
0,088 < 0.30 Tidak Valid
8
Aitem 44
0,571 > 0.30 Valid
9
Aitem 45
0,718 > 0.30 Valid
10
Aitem 46
0,404 > 0.30 Valid
11
Aitem 47
-0,058 < 0.30 Tidak Valid
12
Aitem 48
0,23 < 0.30 Tidak Valid
13
Aitem 67
0,47 < 0.30 Tidak Valid
14
Aitem 68
0,57 < 0.30 Tidak Valid
15
Aitem 69
-0,175 < 0.30 Tidak Valid
16
Aitem 70
0,449 > 0.30 Valid
17
Aitem 71
0,084 < 0.30 Tidak Valid
18
Aitem 72
0,498 > 0.30 Valid
19
Aitem 91
0,472 > 0.30 Valid
20
Aitem 92
0,604 > 0.30 Valid
21
Aitem 93
0,255 < 0.30 Tidak Valid
22
Aitem 94
0,338 > 0.30 Valid
23
Aitem 95
0,558 > 0.30 Valid
24
Aitem 96
0,728 > 0.30 Valid
25
Aitem 115
0,533 > 0.30 Valid
26
Aitem 116
0,653 > 0.30 Valid
27
Aitem 117
0,222 < 0.30 Tidak Valid
28
Aitem 118
0,35 < 0.30 Tidak Valid
29
Aitem 119
30
Aitem 120
0,352 > 0.30 Valid
31
Aitem 133
0,482 > 0.30 Valid
32
Aitem 134
0,546 > 0.30 Valid
33
Aitem 135
0,533 > 0.30 Valid
34
Aitem 136
0,435 > 0.30 Valid
35
Aitem 137
0,19 < 0.30 Tidak Valid
36
Aitem 138
0,416 > 0.30 Valid
37
Aitem 163
0,134 < 0.30 Tidak Valid
38
Aitem 164
0,012 < 0.30 Tidak Valid
39
Aitem 165
0,118 < 0.30 Tidak Valid
40
Aitem 166
-0,039 < 0.30 Tidak Valid
41
Aitem 167
0,16 < 0.30 Tidak Valid
42
Aitem 168
0,045 < 0.30 Tidak Valid
43
Aitem 178
0,462 > 0.30 Valid
44
Aitem 179
0,16 < 0.30 Tidak Valid
45
Aitem 180
0,021 < 0.30 Tidak Valid Sumber : data dari SPSS
Dari hasil uji validitas yang dilakukan, dari 45 item terdapat 22
aitem yang valid dan 23 aitem lainnya tidak valid. 22 aitem yang valid,
yaitu item nomor19, 20 22, 44, 45, 46, 70, 72, 91, 92, 94, 95, 96, 115, 116,
120, 139, 140, 141, 142, 138, 178. Sedangkan 22 item yang tidak valid
yaitu 21, 23, 24, 43, 47, 48, 67, 68, 69, 71, 93, 117, 118, 119, 137, 163,
164, 165, 166, 167, 168, 179, 180 .
Berdasarkan uji validitas maka diperoleh blueprint baru sesuai dengan
aitem-aitem yang layak