• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh UWANG WANINGSIH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh UWANG WANINGSIH NIM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN

LINGKUNGAN DENGAN PERILAKUNYA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN

(Studi pada Masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh

UWANG WANINGSIH NIM. 108101113

ABSTRACT

This study aims to determine and assess the relationship of public knowledge about environmental health and attitudes toward health behavior in the environment by maintaining a healthy environment. The research method used in this research is descriptive method by using the correlation studies. The population in this study at the Village Community Kp Cimanggung Manggungsari Rajapolah Tasikmalaya District, amounting to 160 people. The sampling technique used in this study are proportional random sampling technique, with a sample size of 40 people. While the data analysis techniques used were correlation analysis, simple and multiple regression. The results showed that there is the association of public knowledge about environmental health with the behavior in the health care environment. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.685 is sufficient and the closeness of the category accounts for 46.9%. The better knowledge about the environmental health of the better behavior in the health care environment. There is a relationship attitudes toward health behavior in the environment by maintaining a healthy environment. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.704 is sufficient and the closeness of the category accounts for 49.6%. The better attitude towards the environmental health of the better behavior in the health care environment. There is a relationship of public knowledge about environmental health and attitudes toward health behavior in the environment by maintaining a healthy environment. This is evidenced by the acquisition value of the correlation coefficient of 0.711 is the closeness of the strong category and accounts for 50.6%. The better knowledge about environmental health and better attitudes toward environmental health, the better behavior in the health care environment.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, dan mengkaji hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan Perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(2)

metode deskriptif dengan menggunakan studi korelasi. Populasi dalam penelitian ini Masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 160 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling, dengan sampel sebanyak 40 orang. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,9%. Semakin baik pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,704 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 49,6%. Semakin baik sikap terhadap kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,711 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 50,6%. Semakin baik pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan semakin baik sikap terhadap kesehatan lingkungan, maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan.

Kata Kunci: Pengetahuan, Masyarakat, Sikap, Perilakunya, Kesehatan

PENDAHULUAN

Kesadaran akan peranan dan tanggung jawab masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan perlu ditingkatkan agar sikap dan tingkah lakunya menjadi lebih baik dan positif. Selain itu diharapkan juga mereka mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah yang berkaitan atau yang ada hubungannya dengan pengelolaan lingkungan hidup. Hal tersebut diperlukan karena lingkungan selalu dimanfaatkan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian usaha untuk menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan merupakan suatu usaha mewujudkan peranan masyarakat dalam menjaga dan mengelola lingkungan mulai lingkup kecil yaitu dari diri pribadi, keluarga dan lingkungan sekitarnya.

(3)

Masalah kesehatan lingkungan merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi derajat kehidupan. Dari hal tersebut, masalah kesehatan lingkungan merupakan tanggung jawab semua masyarakat, tidak hanya tanggung jawab para tokoh dan pemimpin desa saja. Untuk menciptakan atau mewujudkan tingkat kesehatan masyarakat yang baik, maka diperlukan peran serta masyarakat dalam hal ini para orang tua siswa yang dimotori oleh pemimpin formal maupun non formal di masyarakat salah satunya adalah kepala desa. Faktor yang paling utama adalah peran dan perilaku masyarakat yang paling besar jumlahnya dari yang lain. Masyarakat membiasakan hidup sehat dan bersih. Karena tanpa hidup sehat, program kesehatan pedesaan bebas dari penyakit tidak akan terwujud.

Kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan tergantung dari tingkat pendidikan dan pengetahuannya serta sikap dan perilaku masyarakat untuk memelihara kesehatan lingkungan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan diharapkan dapat menimbulkan sikap dan perilaku yang baik dalam melakukan suatu kegiatan, termasuk melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatan dalam suatu lingkungan keluarga, karena kesehatan lingkungan keluarga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini mendasari perlunya mengetahui pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya tentang kesehatan lingkungan yang diterapkan di lingkungan tempat tinggalnya dengan sikap dan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Sehubungan dengan permasalahan di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana sikap dan perilaku masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari dalam pemeliharaan kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar, serta apakah pengetahuan dan perilaku orang tua siswa mempunyai hubungan positif terhadap kesehatan lingkungan di desa mereka, karena pengetahuan dan sikap orang tua siswa mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan pribadi warga dalam pemeliharaan kebersihan dan kesehatan lingkungan.

(4)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Untuk mengetahui hubungan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan Untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan.

Notoatmodjo, Soekidjo (2005 : 164) mengatakan bahwa “pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan”. Tanggapan dan pemahaman seseorang tentang lingkungan antara individu yang satu dengan yang lain memiliki asumsi yang berbeda. Dalam hal ini seringkali identik dihubungkan dengan kondisi lingkungan secara fisik, non fisik dan juga lingkungan sosial. Lingkungan dalam pengertian yang luas diartikan segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang berupa non fisik maupun fisik dan di dalamnya terdapat komponen yang saling terkait dan saling melengkapi sehingga menbentuk suatu ekosistem.

Swastha dan Handoko (2002:98) menambahkan bahwa “tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan tingkat pendidikan ikut mempengaruhi pembentukan sikap”. Sikap terhadap kesehatan lingkungan adalah merupakan organisasi pendapat dan keyakinan orang tua siswa terhadap pemeliharaan lingkungan dan memberikan dasar kepada para masyarakat tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Sikap terhadap pemeliharaan lingkungan mencakup komponen afektif, kognitif dan konatif dengan objek sikap adalah masalah kesehatan lingkungan yang dibatasi pada pemeliharaan kebersihan lingkungan sekitar (rumah), pembuangan sampah, pembuangan air limbah, dan kebiasaan hidup sehat.

Dalam Djoyomartono (2004:15) Foster dan Anderson mengemukakan bahwa kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia cenderung bersifat adaptif. Sadar atau tidak sadar perilaku itu direncanakan untuk

(5)

mempertahankan kelangsungan hidupnya dan meningkatkan kesejahteraan anggota tiap kelompok. Perilaku sehat dapat dipandang sebagai suatu respon yang rasional terhadap hal-hal yang dapat mengakibatkan sakit.

Dalam lingkungan masyarakat kita sering sekali mendengar adanya kegiatan penyuluhan-penyuluhan, maupun upaya-upaya pemerintah dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya kegiatan tersebut yaitu kerja bakti, bersih desa dan sebagainya. Selain hal itu kita mungkin sudah mengenal dan sering mendengar slogan “kebersihan adalah pangkal kesehatan” dan „‟kebersihan sebagian dari iman” dengan pangkal pemikiaran inilah, tak sedikit masyarakat mengupayakan menjaga kebersihan lingkungan yang ada sekitar mereka. Istilah kebersihan lingkungan merupakan pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan (Indan, 2000:74).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif dengan menggunakan studi korelasi. Pada penelitian ini mengambil objeknya yaitu pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan, sikap terhadap kesehatan lingkungan serta perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Adapun untuk teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan teknik stratified proportional random sampling, sehingga sampel yang dipilih dapat mewakili tingkat lulusan pendidikan dari populasi. Jumlah Populasi masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 160 KK dengan sampel 25% maka yang diambil menjadi sampel sebanyak 40 KK. Alat ukur yang digunakan adalah angket untuk mengukur data yang berkaitan dengan variabel tes pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan angket dan sikap terhadap

(6)

kesehatan lingkungan dan angket perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment., reliabitas dihitung dengan formula dari Alfpha Cronbch. Arikunto (2006 : 63) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Uji coba instrumen penelitian dilaksanakan pada 30 masyarakat Kp Cimanggung Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, di luar sampel masih dalam populasi.Hhasil uji diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pertanyaan pengetahuan masyarak tentang kesehatan lingkungan yang valid sebanyak 34 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 6 item. Hasil uji

validitas diketahui bahwa hasil pengujian dari 40 item pernyataan sikap terhadap kesehatan lingkungan yang valid sebanyak 27 item (digunakan) karena memenuhi nilai rhitung > r tabel sedangkan jumlah item yang tidak valid ada 13

item.

Untuk pengolahan data, langkah awal adalah menghitung nilai rata – rata (mean), median, modus (mode), nilai minimum dan nilai maksimum. Setelah deskriptif diketahui, maka untuk penyajian datanya penulis menyajikannya dalam bentuk histogram dan lengkungan kurva. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan analisis korelasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan menyajikan data penelitian yang berupa deskripsi data tentang pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan, sikap terhadap kesehatan lingkungan serta perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan, sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menguji hipotesis. Beberapa syarat yang harus dalam melakukan teknik analisis korelasi yaitu persyaratan pertama data berdistribusi normal dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier. Uji normalitas data pada setiap variabel penelitian menggunakan uji pengujian Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi.Uji Linieritas digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan atau tidak. maka berikut

(7)

ini akan disajikan hasil uji linieritas regresi dari variabel-variabel tersebut masing-masing digunakan tenik pengujian dengan prosedur polinominal ANOVA satu jalur. Dari teknik pengolahan data di atas, maka untuk memudahkan pengolahan data tersebut penulis menggunakan bantuan komputer dengan perangkat lunak yang digunakan adalah SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 16. Sedangkan sifat korelasi akan menentukan arah dari korelasi. Dimana nilai korelasi diinterpretasikan menurut Sujianto, Agus Eko (2009:40).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu: 1) pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan, 2) sikap terhadap kesehatan lingkungan dan 3) perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Data tersebut diperoleh melalui instrumen pengumpulan data, yaitu tes pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan, angket sikap masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan angket perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Data hasil penelitian yang diperoleh setelah diolah dengan SPSS 16.0 menunjukkan rata-rata untuk pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan, yaitu; yaitu; 19,60, untuk rata-rata sikap terhadap kesehatan lingkungan sebesar 104,68 sedangkan untuk perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan memiliki rata-rata sebesar 115,13. Deskripsi data hasil penelitian menunjukan variabel pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup, variabel sikap terhadap kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup, dan variabel perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup. Pengujian normalitas data hasil perhitungan diperoleh : Untuk data dari variabel pengetahuan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan (X1) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,61 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal. data dari variabel sikap terhadap kesehatan lingkungan (X2) didapat Asymp. Sig. sebesar 0,99 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan.

(8)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal. Data dari variabel perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) didapat harga Asymp. Sig. sebesar 0,89 pada taraf signifikan 5%. Ternyata harga Asymp.Sig. lebih besar dari harga probabilitas yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi sampel berdistribusi normal.

Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y). Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi dan linieritas sederhana antara pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan ( dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y), menghasilkan konstanta a sebesar 46,00 dan arah regresi b sebesar 3,53. Hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) dapat disajikan dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut Y = 46,00 + 3,53 X1. Setelah diperoleh persamaan regresi kemudian dilakukan uji keberartian regresi, hasil perhitungan uji keberartian menunjukkan bahwa F hitung sebesar 33,68 > F table sebesar 4,07 dengan taraf nyata α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa regresi Y = 46,00 + 3,53 X1 adalah berarti (signifikan ). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,685 yang yang termasuk kategori keeratan cukup, berarti ada hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y). Untuk koefisien determinasi R2 = 0,469, ini berarti ada hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) sebesar 46,9%.

Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y). Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi dan

(9)

linieritas sederhana antara sikap terhadap kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) menghasilkan koefisien konstanta a sebesar 14,21 dan koefisien regresi b sebesar 0,96. Bentuk persamaan regresi hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) dapat dinyatakan dengan persamaan Y = 14,21 + 0,96 X2. Dari hasil uji linieritas yang telah dilakukan diperoleh F hitung sebesar 37,66 dan dibandingkan dengan F tabel sebesar 4,07 pada taraf signifikansi α = 0,05 . Jadi, F hitung > dari F tabel. Hal ini berarti tolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi sikap terhadap kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) adalah linier. Berdasarkan hasil uji keberartian dan uji linieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sederhana dengan persamaan regresi Y = 14,21 + 0,96 X2 adalah signifikan dan linier. Besarnya koefisien korelasi yaitu sebesar 0,704 yang termasuk kategori keeratan cukup, berarti ada hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y). Sedangkan besarnya koefisien determinasi R2= 0,496. Ini berarti bahwa 49,6% dari varians perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) dapat dijelaskan oleh sikap terhadap kesehatan lingkungan ( ),

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ( ) dan sikap terhadap kesehatan lingkungan ( ) dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y). Analisis regresi linier berganda terhadap data penelitian dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menghasilkan koefisien arah regresi b1 sebesar 3,18 dan koefisien regresi b 2 sebesar 1,80 konstanta a sebesar 10,93 . Sehingga hubungan ini dapat dinyatakan dalam persamaan Y = 10,93 + 3,18 X1 + 1,80 X2 nilai koefisien korelasi sebesar 0,711 yang termasuk kategori keeratan kuat, berarti ada hubungan antara pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Besarnya koefisien determinasinya (R2) = 0,506 yang berarti 50,6% variansi

(10)

perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan (Y) dapat dijelaskan oleh pengetahuan tentang kesehatan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan melalui persamaan regresi berganda Y = 10,93 + 3,18 X1 + 1,80 X2 Untuk mengetahui keberartian regresi, persamaan regresi selanjutnya diuji menggunakan Uji F. Hasil perhitungannya nampak nilai F hitung = 18,92 > F tabel = 3,22 , sehingga bisa disimpulkan bahwa regresi yang diperoleh linier.

Dari hasil analisis memberikan gambaran akan pentingnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dalam pemahaman nilai-nilai kesehatan di lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk kepedulian melakukan penataan, memperhatikan sarana prasarana yang ada di lingkungan, kesehatan pemeliharaan lingkungan. Karena manusia termasuk masyarakat khalifah dimuka bumi, maka mengolah, memanfaatkan, dan melestarikan alam akan dimintai pertanggungjawabannya oleh generasi selanjutnya terlebih oleh Tuhan kelak di akhirat nanti.

Hasil pemeliharaan kesehatan di lingkungan sangat menunjang akan kesehatan, karena lantai yang bersih, penunjang sanitasi dan keteraturan pemeliharaan kamar mandi dapat menghindari akan berjangkitnya berbagai penyakit, sehingga keberadaan kesehatan terpelihara menunjukkan penerapan tanggung jawab dan penerapan prinsip utama menjaga kesehatan lingkungan yang ditanamkan dengan prinsip atur diri sendiri dalam pemeliharaan kesehatan di lingkungan.

Perilaku masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan dimulai dari gerakan kebersihan di sekitar rumah dan lingkungan sekitar. Dengan memelihara kebersihan diharapkan tempat-tempat yang biasa yang dijadikan sarang penyakit menjadi hilang sehingga masyarakat yang tinggal disana akan hidup lebih sehat. Perilaku sehat itu harus dimulai dari diri pribadi seperti kebiasaan mandi dua kali, mencuci tangan sebelum makan serta membersihkan kamar mandi setelah dipakai. Perilaku dalam mengelola sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih dan pengelolaan air limbah ditangani dan dikelola dengan benar sehingga kesehatan masyarakat terjaga. Pembangunan rumah memperhatikan kesehatan seperti pemasangan ventilasi, material yang digunakan serta tempat pembuangan limbah

(11)

dan penampungan air. Masyarakat harus memperhatikan fasilitas umum tidak hanya mengandalkan aparat pemerintah atau petugas kebersihan untuk memelihara dan menjaga kebersihannya. Dengan perilaku-perilaku tersebut diharapkan kebersihan dan kesehatan lingkungan akan terpelihara dengan baik sehingga mereka bisa tinggal ditempat yang bersih, nyaman dan asri serta hidup sehat.

SIMPULAN DAN SARAN

Ada hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,685 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 46,9%. Semakin baik pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,704 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan kontribusi sebesar 49,6%. Semakin baik sikap terhadap kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Ada hubungan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,711 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 50,6%. Semakin baik pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan semakin baik sikap terhadap kesehatan lingkungan, maka akan semakin baik perilakunya dalam memelihara kesehatan lingkungan.

Dalam upaya meningkatkan perilaku pengetahuan masyarakat untuk memelihara kesehatan lingkungan, harus mampu melakukan tuntutan mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat. Mandiri dalam kemampuan berkehendak menjalankan inisiatif lokal untuk menghadapi masalah kesehatan lingkungan di sekitarnya. Masyarakat harus memperhatikan fasilitas umum tidak

(12)

hanya mengandalkan aparat pemerintah atau petugas kebersihan untuk memelihara dan menjaga kesehatan lingkungan. Akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur-unsur terkait yang berupa kegiatan-kegiatan bersama, bukan hanya berupa pengetahuan saja tetapi harus diimbangi dengan sikap terhadap kesehatan lingkungan dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Djoyomartono, Mulyono (2004) Antropologi Kesehatan. Semarang: UPT UNNES Press.

Handoko, Hani (1999) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty

Indan (2000) Metode dan Teknik Analisa, Komponen Udara. Materi Kusus: AMDAL B, BPG yang baru, Denpasar – Bali.

Notoatmodjo, Soekidjo (2005) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Sujianto , Agus Eko (2009) Aplikasi Statistik dengan SPSS 16 , Jakarta: Prestasi Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Hematoma subdural yang bertambah luas secara perlahan paling sering terjadi pada usia lanjut (karena venanya rapuh) dan pada alkoholik. Pada kedua keadaan ini,

Dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan pelatihan pembuatan rolade ikan tongkol sebagai alternatif kudapan bagi remaja putri anemia di SMK Mahfilud Durror II Jelbuk ,

1. Melakukan usaha menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana sesuai dengan prinsip syariah untuk mengatasi masalah permodalan, pembiayaan dan jasa keuangan

Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 94 dan Pasal 95 Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, perlu

[r]

Adapun base line dilaksanakan pada hari Senin 2 September 2013 dapat di uraikan sebagai berikut (1) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sebesar 3,03,

 Pemain yang ketahuan pertama adalah calon sebagai penjaga pada permainan selanjutnya, kalau dalam permainan tersebut tidak kebentengan (benteng atau pos jaga