• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Jagung di Indonesia termasuk salah satu serealia penting yang digunakan sebagai bahan pangan dan pakan dan merupakan salah satu komoditas ekspor non migas. Seba-gai bahan pangan, komoditas jagung ini umumnya disimpan dalam bentuk biji pipilan, sedikit sekali yang disimpan dalam bentuk klobot. Kadar air basis kering biji antara 11-13 %, biji jagung masih sangat rentan terha-dap infestasi serangga hama gudang (Anonim. 1988, Bedjo. 1993, FAO. 1977) melaporkan bahwa kehilangan hasil oleh infestasi hama gudang dalam proses penyimpanan bervari-asi antara 9,6-20,2 % (Dobbie, P. 1974; Sud-jak Saenong. 1997; Rejesus, B.M, and P.A. Javier. 1980)

Beberapa jenis hama yang merusak pada proses penyimpanan antara lain

Sitophi-Rhyzopherta dominica, Oryzaephilus surina-mensis, Sitotroga cerealella, Ephestiia cautella dan Corcyra cephalonica (Erliana. 1991; ICRI-SAT. 1988). Hama-hama tersebut menyerang beberapa komoditi pertanian seperti beras, sorgum, gandum, kedelai, kacang hijau dan jagung. Akan tetapi pada komoditas jagung, Sitophilus zeamais merupakan hama utama dan yang paling dominant menimbulkan kerusakan (Rejesus, B.M. 1981; Ryoo, M.I. and H.Q. Cho. 1992;). Sebagai hama utama, hama ini bahkan dapat menyerang tanaman jagung sejak tanaman masih berada di lapangan. Ini terjadi pada varietas-varietas yang mempunyai karakter penutupan klobot yang kurang sempurna sehingga mudah bagi serangga untuk melakukan penetrasi ke dalam biji (Bedjo. 1992; Oman, S., Masmawati, dan D. Baco. 1996a ; Oman, S. dan M.

Ham-Indikator Mutu Benih dan Reaksi Varietas Srikandi Kuning

dan Putih oleh Tekanan Hama Kumbang Bubuk

(Sitophilus zeamais Motsch)

M.Sudjak Saenong

Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan

Abstrak

Dinamika serangan hama kumbang bubuk pada varietas Srikandi Kuning dan Srikandi Putih dia-mati pada 300 gr sample dengan 3 ulangan untuk melihat reaksi kedua varietas terhadap tekanan serangga. Data tentang indikator mutu benih dari kedua varietas tersebut diatas diamati antara lain ; panjang akar, panjang tunas, berat kering kecambah, persentase kekerasan biji (sebelum diremdam aquades dan sesudah direndam), persentase daya tumbuh (hari, 3, 4 dan 5), persentase kadar air, uji daya kecambah (normal kuat, normal lemah dan abnormal), dan persentase biji sehat, demikian pula data reaksinya terhadap infestasi hama kumbang bubuk (Sitophilus zeamasi Motsch) juga diamati. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum terdapat perbedaan nilai dan besaran dari pen-gukuran variabel pengamatan pada kedua varietas yang diuji, akan tetapi nilai tersebut tidak menun-jukkan adanya variasi yang besar dan mencolok. Disatu sisi variable pengamatan tercatat nilai Sri-kandi Kuning nampak lebih tinggi akan tetapi pada variable lain justru SriSri-kandi Putih yang lebih tinggi.

(2)

Oleh karena serangga ini memegang peranan penting dalam proses produksi yang secara signifikan dapat menurunkan baik kuantitas maupun kualitas biji maka langkah-langkah penanganannya diarahkan kepada pembentukan galur/famili yang tahan, mela-kukan upaya penyaringan galur/famili hasil rekayasa teknologi baik dalam dan luar ne-geri, uji heribilitas ketahanan genotipe, studi kehilangan hasil, studi pola makan, pengujian preferensi terhadap sumber makanan dan kajian-kajian lain yang diharapkan meng-hasilkan masukan-masukan teknologi dan penanganan hama gudang.

Bahan dan Metode

Bahan metoda yang digunakan adaah sebagai berikut:

Uji Daya Kecambah. Uji daya

dilaku-kan dengan meletakdilaku-kan 50 biji benih jagung pada selembar kertas koran yang terlebih da-hulu dibasahi air dan dilapisi plastic dibawah-nya dalam 3 ulangan dan kemudian diletak-kan dalam germinator. Setelah benih uji tum-buh, maka dilakukan pengamatan terhadap benih yang tumbuh normal kuat, normal le-mah dan biji abnormal.

Pengamatan Daya Tumbuh.

Penga-matan terhadap persentase daya tumbuh hampir sama dengan metoda uji daya kecam-bah, yakni dilakukukan dengan menanam se-banyak 50 biji pada kertas Koran. Pengama-tan terhadap daya tumbuh benih uji dilaku-kan selama 3 hari yakni hari ke 3, 4 dan 5 setelah penanaman.

Uji Kekerasan Biji. Uji kekerasan biji

dilakukan yakni dengan mengambil secara random 25 biji sehat, kemudian dipisahkan

ulangan. Pada perlakuan lain yakni 25 biji benih uji direndam dalam 100 ml air aquades, kemudian dibersihkan dari kotoran robekan Koran dan didiamkan selam 24 jam, ke-mudian pada kedua cara tersebut diatas dihi-tung tingkat kekerasan bijinya dan juga dila-kukan daya hantar listrik dengan alat kon-duktivimeter.

Kadar Air. Pengamatan kadar air di-lakukan menggunakan grain moisture tester Kett PM-400. Sebanyak 1 gelas biji jagung yang diambil secara acak dan dimasukkan pada alat pengukur. Baca nilai pengukuran yang tertera pada pada tombol average dan lakukan sebanyak 2 kali.

Berat Kering Kecambah.

Pengama-tan berat kering kecambah dilakukan dengan mengambil kecambah yang telah dipanen ke-mudian dicuci bersih, lalu dimasukkan dalam oven selama 3 x 24 jam dengan suhu 600C

untuk selanjut ditimbang beratnya.

Panjang Akar. Pengamatan panjang

akar dilakukan dengan cara mengecam-bahkan biji benih uji sebanyak 10 biji ke-mudian diukur panjang akarnya, dilakukan dengan mengulang 2 kali.

Panjang Tunas. Pengamatan panjang

tunas metodanya mirip dengan pengukuran panjang akar yakni dengan mengukur 10 ke-cambah tanaman lalu diukur panjang tunas-nya.

Pengamatan Mutu Fisik dan Serang-an. Pengamatan mutu fisik dilakukan dengan

mengambil 100 g biji benih yang diuji kemu-dian dihitung biji yang rusak fisik dan sehat fisik, sedangkan untuk pengamatan serangan hama kumbang bubuk, diambil 300 g benih uji lalu diamati presentase biji terserang dan

(3)

Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan daya kecambah nampak bahwa nilai NK dan Nl untuk Sri-kandi Putih lebih besar dari pada SriSri-kandi Kuning, kecuali pada pengamatan kecambah abnormal dimana Srikandi Kuning menunjuk-kan angka yang lebih besar (Tabel 1).

Hasil pengamatan persentase daya tumbuh benih uji nampak bahwa persentase daya tumbuh hari ke 3 dan 4 untuk varietas Srikandi Kuning nampak lebih besar dari Sri-kandi Putih, tetapi pada hari ke 5 kedua varietas menunjukkan nilai yang sama (Tabel 2).

Hasil pengamatan uji kekerasan biji nampak bahwa pada pengukuran sebelum direndam air nilai Srikandi Putih lebih tinggi dari Srikandi Kuning, sebaliknya pada pengu-kuran setelah direndam nilai Srikandi Kuning lebih tinggi dari Srikandi Putih (Tabel 3).

Hasil pengamatan kadar air, berat kering kecambah, panjang akar dan panjang tunas nampak nilai pengukuran dari kedua varietas yang diuji relatif hampir sama (Tabel 4).

Tabel 1. Persentase daya kecambah pada jagung varietas Srikandi Kuning dan Putih

Pengamatan daya

kecambah Srikandi Kuning Srikandi Putih Kecambah nor mal kuat (NK) Kecambah nor-mal lemah (NL) Kecambah abnor-30.33 5.00 13.00 35.33 8.00 5.66

Tabel 2. Persentase daya tumbuh hari ke 3, 4 dan 5

Pengamatan

daya tumbuh Srikandi Kuning Srikandi Putih Daya tumbuh (%) hari ke 3 Daya tumbuh (%) hari ke 4 Daya tumbuh 37.60 44.30 46.60 31.00 42.60 46.60

Tabel 3. Pengukuran uji kekerasan biji se-belum dan sesudah direndam air Pengamatan

kekerasan biji Srikandi Kuning Srikandi Putih Uji kekerasan

biji (sebelum direndan) Uji kekerasan

biji (setelah

di-6.88

145.26

7.10

141.20

Tabel 4. Persentase kadar air, berat kering kecambah, panjang akar dan panjang tunas

Pengamatan beberapa

variabel

Srikandi

Kuning Srikandi Putih Kadar (%) Berat kering kecambah Panjang akar (cm) Panjang tunas (cm) 12.76 12.13 10.80 3.10 12.66 12.80 8.42 3.27

(4)

Hasil pengamatan kerusakan mutu fisik benih dan kerusakan akibat serangan hama kumbang bubuk nampak bahwa per-sentase kerusakan yang tercatat varietas Sri-kandi Putih menunjukkan nilai yang lebih be-sar dari Srikandi Kuning, sebaliknya pada pengamatan mutu fisik biji sehat dan persen-tase biji utuh yang tidak terserang hama, nilai varietas Srikandi Kuning lebih besar dari Sri-kandi Putih (Tabel 5).

Kesimpulan

Hasil pengamatan terlihat bahwa se-cara umum terdapat perbedaan nilai dan be-saran dari pengukuran variable pengamatan pada kedua varietas yang diuji, akan tetapi nilai tersebut tidak menunjukkan adanya variasi yang besar dan mencolok

Daftar Pustaka

Anonim. 1988. Kordinasi Program Penelitian Nasional Jagung. Pusat Penelitian Tana-man Pangan. Badan Penelitian Pengem-bangan Pertanian.

Bedjo. 1992. Pengaruh kadar air awal biji jagung terhadap laju infestasi kumbang bubuk. Dalam Astanto et al. (ed). Risalah Hasil Penelitian Tanaman Pangan Malang Tahun 1991. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. P.294-298.

Bedjo. 1993. Pengaruh pengapasan kayu Albizzia terhadap infestasi hama gudang Sitophilus sp. pada penyimpanan jagung. Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Balittan Malang.

Dobbie, P. 1974. The laboratory assesment of the inherent susceptibility of maize varie-ties to post harvest infection by Sitophilus zeamais Motsch (Coleoptera : Curculioni-dae). Journal Stored Product Research. Vol.10:183-197. Pergamon Press

Erliana. 1991. Pengaruh bahan nabati, arang, dan abu dapur terhadap kerusakan biji jagung dalam penyimpanan. Hasil Peneli-tian Tanaman Pangan Malang. Balittan Malang.

FAO. 1977. Analysis of an FAO survey of post harvest crop losses in developing coun-tries (AGPP : MISC/227). Food and Agri-culture Organization of the United Na-tions. Rome.

ICRISAT. 1988. Annual Report.

Oman, S., Masmawati, dan D. Baco. 1996a. Heritabilitas ketahanan genotipe terha-dap hama bubuk Sitophilus zeamais. Hasil -hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman Tahun 1995/96. Badan Litbang Pertanian. Balitjas Maros. P-21-27.

Tabel 5. Persentase biji sehat, biji rusak, biji terserang dan biji utuh

Pengamatan mutu fisik dan serangan hama kumbang

bubuk

Srikandi

Kuning Srikandi Putih

Mutu Fisik : Biji Rusak (%) Biji Sehat (%) Serangan Hama: Biji Terserang (%) 1.63 98.37 1.59 7.84 92.16 8.41

(5)

Oman, S. dan M. Hamdani. 1996b. Pembentu-kan galur/famili untuk penyaringan keta-hanan jagung terhadap hama kumbang Sitophilus zeamais. Hasil-hasil Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman Tahun 1995/96. Badan Litbang Pertanian. Balitjas Maros. P.7-14.

Rejesus, B.M, and P.A. Javier. 1980. Labora-tory assesment of damage caused by Sito-philus spp. and Rhizoperta dominica in stored grain. In Sorghum and millets ab-stract C.A.B. April 1982. Vol.7, No.1. Ab-stract 1-2.

Rejesus, B.M. 1981. Stored product pest prob-lems and research needs in the Philip-pines. Proceeding of Biotrop Symposium on Pest of Stored Procuct. Bogor. Pp.47-63.

Ryoo, M.I. and H.Q. Cho. 1992. Feeding and oviposition preference and demography of rice weevil (Coleroptera : Curculioni-dae) Reared on mixtures of brown, pol-ished and rought rice, Environ. Entomol. 21:549-555.

Sudjak Saenong. 1997. Pengaruh perbedaan padat populasi terhadap tingkat kerusa-kan benih jagung di laboratroium. Kum-pulan Seminar Mingguan. Badan Peneli-tian Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia.

Gambar

Tabel  3.  Pengukuran  uji  kekerasan  biji  se- se-belum dan sesudah direndam air  Pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Strategi politik yang digunakan partai Demokrat untuk memenangkan partai dalam Pemilu legislatif 2009 di kota Surabaya dimana partai Demokrat merekrut tokoh-tokoh

Hasil yang di harapkan penelitian ini adalah berupa sistem pendukung keputusan pemilihan bidan delima pada wilayah cileungsi untuk memudahkan user di wilayah cileungsi

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi kawasan merupakan pengklasifikasian lahan berdasarkan karakteristik fisiknya berupa lereng, jenis tanah

Satuan medan yang termasuk kelas III (sedang) adalah satuan medan F2IGrk, F2IGrck dan F3IGrk. Faktor yang menyebabkan jalur kereta api antara Gundih-Karangsono

(2009) menyatakan bahwa pemeliharaan ayam broiler dalam kandang dengan kepadatan yang tinggi dan sirkulasi udara yang kurang baik dapat menyebabkan ayam

Maksud dan tujuan diterbitkannya Standar Operasional dan Prosedur Manajemen Pengaman Manajemen Pengaman Sistem Informasi dan Telekomunikasi pada Pemerintah

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli bahasa tersebut, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan kaidah kombinasi

Setelah pemberian terapi antihipertensi dan antidiabetes pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi diperoleh perbaikan kadar protein urin