• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktifitas Kitinase dan Sifat Antijamur Actinomycetes, Serratia marcescens serta Getah Pohon Karet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aktifitas Kitinase dan Sifat Antijamur Actinomycetes, Serratia marcescens serta Getah Pohon Karet"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Aktifitas Kitinase dan Sifat Antijamur Actinomycetes,

Serratia marcescens serta Getah Pohon Karet

SKRIPSI

Deby Trifena

10501034

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

(2)

Aktifitas Kitinase dan Sifat Antijamur Actinomycetes,

Serratia marcescens serta Getah Pohon Karet

Chitinase Activity and Antifungal Characteristic of

Actinomycetes, Serratia marcescens and Rubber Latex

SKRIPSI

Deby Trifena

10501034

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2007

(3)

Abstract

As time goes, the necessity of medicine will keep increase. One of the most needed medicine is antifungal. Synthesis at laboratory usualy takes very long period and some high cost. Thus, people start considering medicine from organisms.

Actinomycetes, Serratia marcescens, and rubber latex are known as antifungal

agents. This experiment tried to study antifungal activity of the three agents using paper disc method. Candida Albicans grown in Luria Bertani agar. On top of it was put some paper discs which been dipped into liquid media of Actinomycetes,

Serratia marcescens, and rubber latex mixed with toluene. After incubated overnight

at 370C some clear zones were seen around the paper discs. This shown antifungal activities. As a potitive control ketoconazole and kalpanax were used. Meanwhile, toluene was used as negative control. Results are diameters of clear zone. 0.7 cm from Actinomycetes’ paper disc, 0.8 cm from Serratia marcescens’ paper disc, 0.9 cm from ketoconazole’s paper disc, 0.8 cm from rubber latex’s paper disc, 1.3 cm from kalpanax’s paper disc, 0.6 cm from intracellular Actinomycetes’ paper disc, 0.9 cm from intracellular Serratia marcescens’ paper disc, and 1.1 cm from fractionated

Actinomycetes’ media in 20%ammonium sulphate. This paper disc method shown

that the hightest antifungal activity was given by fractionated Actinomycetes’ media in 20%ammonium sulphate. While the lowest activity was given by Actinomycetes’ paper disc. For further information other research is needed. That would be specific research about chitinase produced by each organism and it’s molecular reaction.

(4)

iii

Abstrak

Kebutuhan akan obat-obatan semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Salah satu obat yang banyak digunakan adalah antijamur. Sintesis obat di laboratorium umumnya memakan waktu panjang dan biaya produksi tinggi. Oleh karena itu mulai dilakukan penelitian terhadap organisme yang berpotensi menghasilkan obat antijamur. Actinomycetes, Serratia marcescens, dan getah pohon karet diketahui memiliki aktivitas antijamur. Penelitian ini mencoba mempelajari aktivitas antijamur ketiga organisme tersebut digunakan metode paper disc. Jamur Candida Albicans ditumbuhkan pada media padat dan di atasnya diletakkan paper disc yang telah dicelupkan pada kultur cair Actinomycetes, Serratia marcescens, dan larutan getah pohon karet dalam pelarut toluen. Setelah diinkubasi semalam pada 370C ditemukan adanya zona bening di sekeliling paper disc yang menandakan aktivitas antijamur. Sebagai kontrol positif digunakan obat antijamur ketoconazole dan kalpanax, sedangkan toluen sebagai kontrol negatif. Hasil yang diperoleh menunjukkan zona bening sebesar 0,7 cm dari paper disc Actinomycetes, 0,8 cm dari Serratia

marcescens, 0,9 cm dari ketoconazole, 0,8 cm dari getah pohon karet dan 1,3 cm

dari kalpanax. Sedangkan untuk paper disc yang dicelupkan pada intrasel

Actinomycetes dan Serratia marcescens diperoleh zona bening 0,6 cm dan 0,9 cm.

Hasil fraksinasi ekstrasel Actinomycetes menggunakan ammonium sulfat 20% menunjukan zona bening 1,1 cm. Uji aktivitas antijamur getah karet memberikan hasil zona bening sebesar 0,8 cm. Metode paper disc menunjukan bahwa urutan aktivitas antijamur dari yang tertinggi sebagai berikut: Actinomycetes fraksi 20% ammonium sulfat, Serratia marcescens, Getah karet, dan Actinomycetes. Untuk mengetahui secara pasti agen antijamur mana yang memiliki aktivitas tertinggi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kitinase yang dihasilkan masing-masing serta reaksi molekulernya.

(5)

Program Studi Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung

Menerangkan bahwa Skripsi yang disusun oleh:

Nama : Deby Trifena NIM : 10501034

Telah disetujui sebagai persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana Kimia

Bandung,

Pembimbing

Dr. Enny Ratnaningsih NIP : 131414804

(6)

Untuk Mbah Utik dan Mbah Kakung:

You can be proud of me now...

Hope deferred maketh the heart sick;

But when the desire cometh,

It is a tree of life

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: Dosen pembimbing, Ibu Enny Ratnaningsih

Kedua orang tua, keluarga, sahabat, dan teman-teman yang telah sangat mendukung Seluruh dosen dan staff prodi kimia ITB

Bandung, Juni 2007

(8)

Daftar Isi

ABSTRACT ii

ABSTRAK iii

UCAPAN TERIMAKASIH iv

DAFTAR ISI vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Penelitian 1

1.2 Tujuan Penelitian 3

1.3 Metodologi Penelitian 3

2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Jamur 4 2.2 Berbagai Penyakit Akibat Jamur 4

2.3 Candida albicans 7 2.4 Bakteri 7 2.5 Serratia marcescens 9 2.6 Actinomycetes 10 2.7 Senyawa Antijamur 11 2.8 Kitin 16 2.9 Kitinase 17 2.10 Tanaman Karet 18 3 METODE PENELITIAN 19 3.1 Alat-alat 19 3.2 Bahan-bahan 20 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Pembiakan Mikroorganisme 21

3.3.2 Identifikasi Aktivitas Antijamur Actinomycetes dan Serratia marcescens 3.3.3 Identifikasi Aktivitas Antijamur Cairan Intrasel dari Actinomycetes dan Serratia marcescens 21

3.3.4 Isolasi Kitin dari Kulit Udang Jerbun 21

3.3.5 Identifikasi Aktivitas Kitinase Actinomycetes dan Serratia marcescens 21 3.3.6 Identifikasi Aktivitas Antijamur Getah Pohon Karet 22

(9)

3.3.7 Fraksinasi Kitinase yang Dihasilkan Actinomycetes dan Identifikasi Aktivitas

Antijamurnya 22

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 24

4.1 Pembiakan Mikroorganisme 24

4.2 Identifikasi Aktivitas Antijamur Actinomycetes dan Serratia marcescens 26 4.3 Identifikasi Aktivitas Antijamur Cairan Intrasel dari Actinomycetes dan Serratia

marcescens 27

4.4 Isolasi Kitin dari Kulit Udang Jerbun 28 4.5 Identifikasi Aktivitas Kitinase Actinomycetes dan Serratia marcescens 28 4.6 Identifikasi Aktivitas Antijamur Getah Pohon Karet 28 4.7 Fraksinasi Kitinase yang Dihasilkan Actinomycetes dan Identifikasi Aktivitas

Antijamurnya 29

5 KESIMPULAN DAN SARAN 30

5.1 Kesimpulan 30

5.2 Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 32

(10)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Serratia marcescens 9

Gambar 2.2 Actinomycetes 11 Gambar 2.3 Terbinafine 11 Gambar 2.4 Flucytosine 12 Gambar 2.5 Fluconazole 12 Gambar 2.6 Ketoconazole 12 Gambar 2.7 Ravuconazole 13 Gambar 2.8 Posaconazole 13 Gambar 2.9 Voriconazole 13 Gambar 2.10 Caspofungin 14 Gambar 2.11 Micafungin 14 Gambar 2.12 Anidulafungin 15 Gambar 2.13 Nystatin 15 Gambar 2.14 Amphotericin B 16 Gambar 2.15 Griseofulvin 16 Gambar 2.16 Kitin 17

Gambar 2.17 Tanaman Karet 18

Gambar 4.1 Hasil pembiakan Actinomycetes dalam media LB padat 24 Gambar 4.2 Hasil pembiakan koloni tunggal Actinomycetes dalam media NB cair 24 Gambar 4.3 Hasil pembiakan Serratia marcescens dalam media LB padat 25 Gambar 4.4 Hasil pembiakan koloni tunggal Serratia marcescens dalam media NB

Cair 25

Gambar 4.5 Hasil pembiakan Candida albicans dalam media LB padat 26 Gambar 4.6 Hasil pembiakan koloni tunggal Candida albicans dalam madia LB cair 26 Gambar 4.7 Aktivitas antijamur Actinomycetes, Serratia marcescens, dan

Ketoconazole 27

Gambar 4.8 Aktivitas antijamur cairan intrasel Actinomycetes, Serratia marcescens

dan ketoconazole 27

Gambar 4.9 Aktivitas kitinase Actinomycetes dan Serratia marcescens 28 Gambar 4.10 Aktivitas antijamur getah tanaman karet dan kontrol negatif toluen p.a. 29 Gambar 4.11 Aktifitas antijamur fraksi 1 Actinomycetes dan kontrol positif kalpanax 29

(11)

Daftar Lampiran

Lampiran A Pembuatan Media Padat Luria Bertani 33 Lampiran B Pembuatan Media Cair Nutrient Broth 34

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan Pengguna Media Alat bantu dan Tanpa Penggunaan Media Alat Bantu Terhadap Hasil Belajar Senam.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengukuran sifat mekanik material pada laju regangan pada umumnya melakukan pengujian dengan menggunakan Split Hopkinson Pressure Bar (SHPB), alat ini pertama kali

Hasil penafsiran titik pendugaan geolistrik dari nilai tahanan jenisnya kemudian dikorelasikan dengan pendugaan geolistrik di lokasi pendugaan yang lain, kemudian

[r]

alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penugasan materi

Dalam penelitian ini, rancang bangun sistem kontrol pengendalian air otomatis berhasil dibuat dengan rangkaian Water Level Control yang dirancang menggunakan

[r]

Pembelajaran ritmis dengan menggunakan metode latihan dan media audio , diharapkan siswa akan merasa senang dan lebih aktif dalam menerima pelajaran, karena dalam praktik