TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
INDUSTRI OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
2013-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana ( S1 )
Disusun Oleh :
IRMA SETYANINGSIH
NIM = ( 111510150 )
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) dan Sales Growth Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Otomotif yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2018.
Oleh
IRMA SETYANINGSIH NIM : 111510150
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) dan Sales Growth terhadap harga saham pada Perusahaan Industri Otomotif yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2018.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian ex post facto. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Perusahaan Industri otomotif tahun 2013-2018 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 13 perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan time series design data panel. Setelah melalui kriteria, maka diperoleh sampel sebanyak 72 perusahaan. Analisis menggunakan regresi data panel dengan menggunakan software Eviews 9.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, Return On Equity (ROE) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, Operating Profit Margin (OPM) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, Total Asset Turnover (TATO) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, dan Sales Growth (SG) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2018.
Kata kunci: Price Earning Ratio, Return On Equity, Operating Profit Margin, Total Asset Turnover, Sales Growth, Harga Saham
Effect of Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) and Sales Growth Against Stock Prices on Automotive Industry Companies Listed on 2013-2018 BEI .
Oleh
IRMA SETYANINGSIH NIM : 111510150
This study aims to determine the effect of Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) and Sales Growth on stock prices on automotive Industry Companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013- 2018.
This research uses ex post facto research. In this study, the population was the 2013-2018 automotive industry companies listed on the Indonesia Stock Exchange, as many as 13 companies. The sampling technique uses the time series design panel data. After going through the criteria, a sample of 72 companies was obtained. Analysis using panel data regression using Eviews 9 software.
The results showed that Price Earning Ratio (PER) partially had no significant effect on Stock Prices, Return On Equity (ROE) partially had a significant effect on Stock Prices, Operating Profit Margin (OPM) partially had a significant effect on Stock Prices, Total Asset Turnover (TATO) partially has no significant effect on the Share Price, and Sales Growth (SG) partially has no significant effect on the Share Price of the Automotive Industry Companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2013-2018.
Keywords: Price Earning Ratio, Return On Equity, Operating Profit Margin, Total Asset Turnover, Sales Growth, Stock Prices
dan kelimpahan nikmat yang diberikan-NYA, sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan baik. Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H.M Mardiyana MM Selaku Pembina Yayasan Pelita Bangsa 2. Ibu Dr. Anna Wulandari,. MM. Selaku Ketua Yayasan Pelita Bangsa
3. Bapak Hamzah Muhammad MardiPutera, S.K.M, M.M Selaku Rektor Universitas Pelita Bangsa
4. Ibu Preatmi Nurastuti,SE.,MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
5. Ibu Yunita Ramadhani Ratnaningsih DS,SE.,M.Sc Selaku Kepala Program Studi Manajemen
6. Ibu Nani Hartati,SE.,MM Selaku Pembimbing Skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penysunan skripsi
7. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu, Kakak, Suami yang telah memberikan dukungan dan dorongan serta senantiasa mendoakan penulis
8. Semua rekan yang membantu dalam proses pembuatan skripsi
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi ini sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian dikemudian hari. Namun demikian, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Bekasi, 04 November 2019
vii
Hal.
Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan Otomotif 2013-2018... 5
Tabel 3.1 Waktu Penelitian... 39
Tabel 3.2 Definisi Operasional... 43
Tabel 3.3 Teknik Pengambilan Sampel... 45
Tabel 3.4 Daftar Perusahaan Sampel... 46
Tabel 5.1 Analisis Deskriptif... 70
Tabel 5.2 Hasil Analisis Regresi Data Panel Common Effect... 74
Tabel 5.3 Hasil Analisis Regresi Data Panel Fixed Effect... 76
Tabel 5.4 Hasil Analisis Regresi Data Panel Random Effect... 79
Tabel 5.5 Uji Likelihood Ratio Test... 82
Tabel 5.6 Uji Hausman Test... 81
Tabel 5.7 Uji Lagrange Multiplier... 83
Tabel 5.8 Hasil Pemilihan Model Regresi Data Panel... 84
Tabel 5.9 Uji Multikolonieritas... 86
Tabel 5.10 Uji Heteroskedastisitas... 88
Tabel 5.11 Uji t (Parsial)... 89
viii
Hal.
Gambar 1.1 Harga Saham Perusahaan Otomotif tahun 2013-2018...5
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian...40
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia...62
Gambar 4.2 Struktur Organisasi ASII...63
Gambar 4.3 Struktur Organisasi IMAS...65
Gambar 4.4 Struktur Organisasi GJTL...66
Gambar 4.5 Struktur Organisasi AUTO...68
Gambar 4.6 Struktur Organisasi MASA...69
viii
Hal.
Lampiran 1. Nama Perusahaan... 104
Lampiran 2. Data Penelitian... 105
Lampiran 3. Hasil Winzorize... 107
Lampiran 4. Deskripsi Variabel... 109
Lampiran 5. Regresi Data Panel Model Common Effect... 110
Lampiran 6. Regresi Data Panel Model Fixed Effect ... 111
Lampiran 7. Regresi Data Panel Model Random Effect... 112
Lampiran 8. Uji Chow... 113
Lampiran 9. Uji Hausman... 114
Lampiran 10. Uji Lagrangian Multiplier (LM)... 115
Lampiran 11. Uji Normalitas... 116
Lampiran 12. Uji Multikolonieritas... 117
Lampiran 13. Uji Autokorelasi... 118
Lampiran 14. Uji Heteroskedastisitas... 120
Lampiran 15. Uji Random Effect dengan Koefisien PCSE... 121
Hal.
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING...i
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI...ii
SURAT PERNYATAAN...iii ABSTRAK...iv ABSTRACT...v KATA PENGANTAR...vi DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR...viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Perumusan Masalah...7 1.3 Batasan Masalah...7 1.4 Tujuan Penelitian...8 1.5 Manfaat Penelitian...9 1.6 Sistematika Penelitian...10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori...12 2.1.1. Pasar Modal ...12 2.1.2. Saham...13 2.1.2.1. Pengertian Saham...14 2.1.2.2. Jenis-Jenis Saham...15 2.1.3. Harga Saham...16
2.1.4. Laporan Keuangan...20
2.1.4.1. Pengertian Laporan Keuangan...20
2.1.4.2. Tujuan Laporan Keuangan...22
2.1.5. Price Earning Ratio (PER)...23
2.1.6. Return on Equity (ROE)...24
2.1.7. Operating Profit Margin (OPM)...26
2.1.8. Total Asset Turnover (TATO)...27
2.1.9. Sales Growth...28
2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ...30
2.3 Hipotesis...34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...38
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...38
3.3 Kerangka Konsep...40
3.3.1. Definisi Operasional...42
3.4. Populasi Dan Sampel...44
3.4.1. Populasi...44
3.4.2. Sampel...45
3.4.3. Teknik Pengambilan Sampel...45
3.5. Metode Pengumpulan Data...47
3.5.1. Sumber Data...47
3.5.2. Teknik Pengumpulan Data...47
3.6. Metode Analisis Data...48
3.6.1.3. Estimate Regresi Data Panel...50
3.6.1.4. Pemilihan Model Regresi Data Panel...53
3.6.1.5. Pengujian Asumsi Klasik...57
3.6.1.6 Analisis Determinasi...59
3.6.2. Rancanagan Pengujian Hipotesis...59
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia...61
4.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia...61
4.3 Profit Perusahaan...62
4.3.1. PT. Astra Internasional Tbk...62
4.3.2. PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk...64
4.3.3. PT. Gajah Tunggal Tbk...66
4.3.4. P.T. Astra Otoparts Tbk...67
4.3.5. P.T. Multistrada Arah Sarana Tbk...68
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1. Analisis Deskriptif...70
5.1.2. Estimate Regresi Data Panel...73
5.1.2.1. Common Effect...73
5.1.2.2. Fixed Effect...76
5.1.2.3. Random Effect...79
5.1.3.3. Uji Lagrange Multiplier...83
5.1.4. Kesimpulan Model...84
5.1.5. Hasil Uji Asumsi Klasik...85
5.1.5.1. Uji Normalitas...85 5.1.5.2. Uji Multikolonieritas...86 5.1.5.3. Uji Autokorelasi... 87 5.1.5.4. Uji Heteroskedastisitas... 88 5.1.6. Pengujian Hipotesis... 89 5.1.6.1. Uji t (Parsial)... 89 5.1.6.2. Koefisien Determinasi... 92 5.2 Pembahasan 5.2.1. Pengaruh Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham...93
5.2.2. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham...94
5.2.3. Pengaruh Operating Profit Margin Terhadap Harga Saham...95
5.2.4. Pengaruh Total Asset Turnover Terhadap Harga Saham...96
5.2.5. Pengaruh Sales Growth Terhadap Harga Saham...97
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan...99
6.2 Saran...101
DAFTAR PUSTAKA...102
LAMPIRAN...104
1 1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi di Indonesia saat ini semakin berkembang pesat seiring dengan semakin tinggi pengetahuan masyarakat tentang investasi dan kondisi perekonomian dalam negeri yang cukup stabil. Salah satu cara berinvestasi yaitu dengan melakukan investasi pada pasar modal.
Pasar modal merupakan suatu sarana di mana surat-surat berharga yang berjangka panjang diperjualbelikan (Sartono, 2015:23). Pasar modal di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya pasar modal menambah pilihan sumber dana bagi perusahaan, serta menambah pilihan investasi, sehingga kesempatan untuk memaksimalkan fungsi kepentingan masing-masing investor menjadi semakin besar.
Pasar modal memperdagangkan berbagai jenis surat berharga, salah satunya yaitu saham. Saham adalah surat berharga yang berguna sebagai bukti penyertaan dan pemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (Sunariyah, 2013:111). Tujuan perusahaan menerbitkan saham adalah untuk mendapatkan dana, melakukan ekspansi dan mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.
Saham memiliki resiko tinggi untuk diperjualbelikan. Resiko ini terjadi karena adanya fluktuasi harga saham. Fluktuasi ini disebabkan karena
kepekaan saham terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik perubahan politik, ekonomi, moneter, undang-undang maupun perubahan di dalam perusahaan itu sendiri.
Tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu kinerja keuangan. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya berfungsi untuk mengevaluasi kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi keuangan yang mencerminkan perusahaan dan potensi-potensi kinerja akan berlanjut. Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, seorang investor biasanya mengacu pada prospek dan laporan keuangan perusahaan (Gustmainar & Mariani, 2018).
Apabila perusahaan mencapai kinerja keuangan yang baik maka akan lebih diminati investor. Kinerja yang dicapai perusahaan dapat dilihat dari laporan yang dipublikasikan. Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio diperlukan untuk dapat memahami informasi tentang laporan keuangan (Nisa, 2018). Analisis rasio keuangan dapat membantu para investor, pemerintah, dan para pemakai laporan lainnya untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan.
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio saham yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar dengan laba yang diterima dari setiap lembar saham. PER merupakan rasio yang digunakan oleh para pelaku pasar modal untuk menilai suatu harga saham (Rivai, 2015:163). Semakin kecil PER suatu saham akan semakin baik. Jadi tingkat pengembalian
investasi pada saham tersebut akan semakin cepat karena laba yang diterima setiap lembar saham yang dihasilkan semakin besar.
Penelitian Azhari dkk (2016) menyatakan bahwa PER berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini didukung oleh penelitian Bhattarai (2018) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Handayani dkk (2018) yang menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Return on equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas modal (ROE) maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan dan semakin tinggi pula kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan atau laba bagi pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2011:65).
Penelitian Azhari dkk (2016) menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham. Begitu juga dengan penelitian Sugiarto dkk (2019) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh Bhattarai (2018) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hasil yang berbeda pula ditunjukkan oleh penelitian Nisa (2018) yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Operating profit margin (OPM) mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya
juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Operating Profit Margin (OPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi.
Penelitian Sugiarto dkk (2019) menyatakan bahwa Operating profit margin berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Dharia & Sachita (2014) yang menyatakan bahwa Operating profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Total Asset Turnover (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva (Kasmir, 2016:185). Semakin tinggi TATO maka semakin menarik investor dalam menanamkan modal pada perusahaan karena hal tersebut menunjukkan semakin tinggi juga efektifitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Meningkatnya minat investor dalam menanamkan modal searah dengan peningkatan permintaan saham sehingga berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan (Nisa, 2018).
Penelitian Nisa (2018) menyatakan bahwa total asset turnover berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk (2018) yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap harga saham. Berbeda dengan hasil penelitian Azhari dkk (2016) yang menyatakan bahwa total asset turnover tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Sales Growth merupakan tingkat pertumbuhan penjualan yang menunjukkan tingkat perubahan penjualan dari tahun ke tahun. Semakin tinggi tingkat pertumbuhannya, suatu perusahaan akan lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Sebuah perusahaan yang penjualannya relatif stabil akan aman dalam mengambil lebih banyak hutang dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi daripada perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
Penelitian Kumayas dkk (2018) menyatakan bawah sales growth berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hasil yang berbeda ditunjukkan dalam penelitian Surya (2016), yang menyatakan bahwa sales growth tidak berpengaruh terhadap harga saham. Di bawah ini grafik harga saham Perusahaan Otomotif dari tahun 2013 - 2018 sebagai berikut :
Gambar 1.1
Grafik Harga Saham Perusahaan Otomotif Tahun 2013-2018 Sumber: www.idx.com 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Harga Saham
Harga SahamBerdasarkam gambar 1.1 di atas terlihat bahwa harga saham perusahaan otomotif dari tahun 2013 sampai tahun 2018 selalu mengalami penurunan. Penurunan harga saham perusahaan otomotif ini sejalan dengan pelemahan indeks infrastruktur, utilitas, dan transportasi. Naik turunnya harga saham tentu disebabkan oleh berbagai faktor seperti Price Earning Ratio, Net Profit Margin, dan Return on Equity.
Harga saham bisa naik dan turun setiap hari mengikuti dinamika permintaan dan penawaran di bursa. Laba bersih juga bisa naik turun namun periodenya tidak setiap hari melainkan 3 bulanan sesuai dengan publikasi laporan keuangan. Secara teori investasi, dalam jangka panjang, harga aset akan mencerminkan nilai wajarnya (fairly valued). Oleh karena itu ketika suatu aset tinggi atau mahal (overvalued), maka pada suatu saat harganya akan turun. Sebaliknya ketika suatu aset rendah atau murah (undervalued), maka suatu saat harganya akan kembali naik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi harga saham dengan judul: Pengaruh
Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) dan Sales Growth Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Otomotif yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2018.
1.2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah di atas maka peneliti memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018?
2. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018?
3. Apakah Operating Profit Margin (OPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018?
4. Apakah Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018?
5. Apakah Sales Growth berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018?
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan secara fokus sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti membatasi penelitian ini pada perusahaan
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2018. Rasio keuangan yang digunakan adalah Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) dan Sales Growth. Penelitian untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio tersebut terhadap harga saham.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh Operating Profit Margin (OPM) terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turnover (TATO) terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018.
5. Untuk mengetahui pengaruh Sales Growth terhadap harga saham pada perusahaan industri Otomotif yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2018.
1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan manajemen keuangan mengenai pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) dan Sales Growth terhadap harga saham.
b. Digunakan sebagai dasar penelitian terdahulu terutama yang berhubungan dengan Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO), Sales Growth dan harga saham.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti, sebagai gambaran mengenai kemampuan Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO) dan Sales Growth Perusahaan Otomotif tahun 2013-2018.
b. Bagi Investor, dengan adanya informasi mengenai laporan keuangan dengan jelas dapat membantu dalam keputusan berinvestasi.
c. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan bagi perusahaan tersebut dalam membuat kebijakan, sehingga dapat menarik banyak investor.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan penelitian berikutnya mengenai Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin (OPM), Total Asset Turnover (TATO), Sales Growth terhadap harga saham.
1.6. Sistematika Penelitian
Penelitian ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jadwal, sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori yang relevan dengan variabel penelitian sebagai legitimasi konseptual. Penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kerangka berfikir pola hubungan antara variabel atau kerangka konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti. Hipotesis berisi dugaan sementara yang masih perlu untuk diuji.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang meliputi desain penelitian dan
deskripsi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data serta metode analisis data.
BAB IV: GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Gambaran objek penelitian, merupakan uraian tentang objek penelitian secara rinci sehingga pembaca dapat mengetahui kondisi atau karakteristik dari objek yang diteliti.
BAB V: HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang analisis data yang berupa penyajian data seperti tabel dan gambar, interprestasi data atau pembahasan yang dibandingkan dengan teori maupun hasil penelitian terdahulu, dan terakhir analisis data dan pengujian hipotesis. Analisis data menjelaskan bagaimana data diolah dan dianalisis secara rinci serta hasil yang diperoleh. Pengujian hipotesis menjelaskan bagaimana pengujian hipotesis dilakukan dan apa hasilnya.
BAB VI: PENUTUP
Kesimpulan merangkum hasil penelitian dalam BAB V. Saran-saran merupakan rekomendasi lebih lanjut dari hasil dan kesimpulan penelitian. Kalimat penutup berisi permohonan saran dan kritik atas penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
12 2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pasar Modal
Pasar modal berfungsi sebagai suatu lembaga perantara yang menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian suatu negara.
Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahan swasta, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). (Husnan, 2015:3)
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (UU No. 8/1995 tentang Pasar Modal). Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang seperti utang, ekuitas (saham), instrumen dan instrumen lainnya (Darmadji & Fakhruddin, 2012:1). Pasar modal adalah pasar yang memperjualbelikan surat
berharga dalam bentuk obligasi atau saham yang kegiatannya dilakukan di bursa dimana tempat bertemunya para pialang dan investor dalam proses jual beli (Azhari, 2016).
Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan meminjamkan dana kepada pihak yang membutuhkan modal dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan go public). Seperti kegiatan pasar pada umumnya, disamping melibatkan penjual dan pembeli yang pasti barang dan jasa yang diperjualbelikan. Dalam pasar modal yang diperjualbelikan adalah surat-surat berharga. Surat-surat berharga tersebut dapat bersifat hutang yang pada umumnya dikenal sebagai Obligasi atau surat berharga yang bersifat pemilikan yang dinamakan Saham. Tempat dimana bertemunya broker dan dealer untuk melakukan jual beli saham dinamakan bursa efek. Saat ini hanya ada satu bursa efek yang beroperasi di Indonesia, dimana para pemegang saham juga sekaligus merupakan anggota bursa.
2.1.2. Saham
Salah satu surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham merupakan surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau yang biasa disebut emiten. Investor membeli saham, maka investor tersebut merupakan pemegang saham perusahaan yang artinya ia pun menjadi
pemilik perusahaan tersebut tanpa perlu aktif dalam menjalankan perusahaan tersebut.
2.1.2.1.Pengertian Saham
Saham (stock) merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji & Fakhruddin, 2012:5). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik (Fahmi, 2014:81). Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemilik kertas tersebut memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut dan berbagai kondisi untuk melaksanakan hak tersebut (Husnan dan Pudjiastuti, 2015:39).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa saham adalah surat berharga atau bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang menerangkan bahwa pemilik dari surat tersebut memiliki perusahaan tersebut memiliki hak atas penghasilan yang diperoleh perusahaan tersebut dimana besaran pembagian keuntungan (deviden) berdasarkan seberapa banyak jumlah lembar saham yang dimiliki atau dibeli.
2.1.2.2.Jenis-jenis Saham
Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di masyarakat. Ada beberapa jenis saham yaitu: (Darmadji dan Fakhruddin, 2012:6)
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
a. Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki oleh investor.
2. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi: a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut
tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangannya, maka saham dapat dikategorikan menjadi:
a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.
b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
c. Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser known, yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industri namun memiliki ciri growth stock.
d. Saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
2.1.3. Harga Saham
Salah satu konsep dasar dalam manajemen keuangan adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah
memaksimalisasi nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara memaksimalisasi nilai pasar harga saham yang bersangkutan.
2.1.3.1.Pengertian Harga Saham
Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal (Sartono, 2015:70). Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun.
Harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu, harga saham bisa berubah naik atau pun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham (Damadji dan Fakhruddin, 2012:102).
Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar (Jogiyanto, 2016:130). Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperti laba dan dividen.
Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dan harga saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan bagi para investor.
2.1.3.2.Jenis-jenis Harga Saham
Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmojo (2012:54) adalah sebagai berikut:
1. Harga Nominal
Harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. 2. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. 3. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi
setelah saham tersebut dicatat dibursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
4. Harga pembukaan
Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukaan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan namun tidak selalu terjadi.
5. Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.
6. Harga Tertinggi
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.
7. Harga Terendah
Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi.
2.1.4. Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk menaksir kinerja perusahaan di masa depan. Dari laporan keuangan yang diterbitkan, setelah dianalisis akan diperoleh rasio keuangan, yang berguna untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu perusahaan, serta untuk menunjukkan apakah posisi keuangan membaik atau memburuk selama waktu tertentu.
2.1.4.1.Pengertian Laporan Keuangan
Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2016:1) dinyatakan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan paragraf 7 adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dengan
berbagai cara seperti laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan atau laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan, segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2016:7). Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Laporan keuangan menggambarkan pospos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode.
Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas (Munawir, 2015:5). Neraca menunjukkan / menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian laporan keuangan yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang mempunyai fungsi sebagai media informasi dan komunikasi antara pihak intern (perusahaan) dengan pihak ekstern atau pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan data atau laporan dari hasil kegiatan operasional perusahaan yang disajikan
2.1.4.2.Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan adalah: 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5. Memberikan informasi tentang perubahaan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,pasiva dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi keuangan lainnya (Kasmir, 2016:11).
Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi terkait dengan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang berguna untuk pengambilan keputusan para pemakainya (Syarial dan Purba, 2013:27). Keputusan yang diambil oleh para pemakai laporan keuangan sangat bervariasi, tergantung kepentingan mereka. Informasi keuangan yang ada pada laporan keuangan harus memiliki karakteristik tertentu agar dapat memenuhi kebutuhn pemakainya.
2.1.5. Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang digunakan oleh para pelaku pasar modal untuk menilai suatu harga saham (Rivai dkk, 2015:163). Pada dasarnya PER memberikan indikasi mengenai jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan perusahaan pada periode tertentu.
Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk melakukan penilaian saham dengan mengalihkan laba per lembar saham dengan kelipatan tertentu (Husnan, 2015:333). Semakin besar Price Earning Ratio (PER) suatu
saham maka menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Price Earning Ratio (PER) adalah rasio perbandingan antara harga saham dengan pendapatan setiap lembar saham, dan merupakan indikator dalam perkembangan atau pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang.
Price Earning Ratio (PER) dapat dirumuskan sebagai berikut (Rivai dkk, 2015:163):
Secara fundamental, PER biasanya digunakan oleh para investor untuk mengukur kemampuan perubahan laba yang diharapkan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat PER, maka semakin tinggi pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2.1.6. Return on Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini yang digunakan oleh para investor untuk
PER = Harga Saham EPS
melihat sejauh mana perusahaan dapat memberikan keuntungan di masa yang akan datang.
Return On Equity merupakan salah satu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi pemilik perusahaaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2013:64).
Return on equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas modal (ROE) maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan dan semakin tinggi pula kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan atau laba bagi pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham (Fakhruddin dan Hadianto, 2011:65).
Retrun On Equity (ROE) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Brigham dan Houston, 2014:109):
Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula jumlah laba
ROE = Laba Setelah Pajak
bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas (Hery, 2015:194).
2.1.7. Operating Profit Margin (OPM)
Operating profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional terhadap penjualan bersih. Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba kotor dengan beban operasional. Beban operasional di sini terdiri atas beban penjualan maupun beban umum dan administrasi.
Semakin tinggi laba operasional berarti semakin tinggi pula laba operasional yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan karena tingginya laba kotor dan rendahnya beban operasional. Sebaliknya, semakin rendah margin laba operasional berarti semakin rendah pula laba operasional yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya laba kotor dan tingginya beban operasional.
Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan (Syamsuddin, dalam Sugiarto dkk, 2019). Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan.
Operating profit margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (Syamsuddin dalam Sugiarto, 2019)
2.1.8. Total Asset Turnover (TATO)
Total asset turnover merupakan bagian dari rasio aktivitas. Total asset turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva (Kasmir, 2016:185). TATO berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh asset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan selama satu periode.
Total asset turnover mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektivitas penggunaan total aset (Hanafi, 2016:81). Dengan kata lain TATO menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aset untuk menciptakan penjualan dan menghasilkan laba. Semakin tinggi TATO maka semakin menarik investor dalam menanamkan modal pada perusahaan karena hal tersebut menunjukkan semakin tinggi juga efektifitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Meningkatnya minat investor dalam menanamkan modal searah
OPM = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
dengan peningkatan permintaan saham sehingga berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan (Nisa, 2018). Rumus total asset turnover adalah sebagai berikut (Kasmir, 2016:186):
2.1.9. Sales Growth
Penjualan memiliki pengaruh yang tinggi bagi perusahaan, karena penjualan didukung dengan harta dan aset. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan banyak investasi pada aset, baik aset tetap atau aset lancar. Pertumbuhan penjualan merupakan suatu indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam industri. Pertumbuhan penjualan mempunyai peranan yang penting dalam manajemen modal kerja. Perusahaan dapat mengetahui besar profit yang didapatkan, melalui seberapa besar pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan dapat dijadikan prediksi pertumbuhan di masa depan, dengan melihat keberhasilan investasi periode masa lalu. Perusahaan harus mempunyai strategi yang sesuai agar dapat memenangkan pasar dan menarik konsumen agar membeli produknya. Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa depan (Sugiarto dkk, 2019).
TATO = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Pertumbuhan penjualan dapat dilihat dari kenaikan jumlah penjualan dari waktu ke waktu (Kumayas, 2018). Perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi, lebih banyak membutuhkan investasi pada aset. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi juga mampu memenuhi kewajiban finansialnya ketika perusahaan membelanjai asetnya dengan utang, dan sebaliknya. Penjualan yang relatif stabil lebih aman, karena mendapatkan lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak tetap. Hal ini dikarenakan kebutuhan dana yang digunakan untuk pembiayaan pertumbuhan penjualan semakin besar.
Pertumbuhan penjualan adalah hasil perbandingan antara selisih penjualan tahun berjalan dan penjualan di tahun sebelumya dengan penjuala di tahun sebelumnya.
Sales Growth yang tinggi mengindikasikan perusahaan yang bersangkutan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaannya dan diharapkan dapat meningkatkan laba yang dihasilkan.
Sales Growth = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡+1)−𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡0 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡0
2.2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut: 1. Kumayas dkk dalam artikel penelitiannya berjudul “Pengaruh Arus Kas
Operasi dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Indeks LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016”, terbit di jurnal Riset Akuntansi Going Concern Volume 13 No 2 tahun 2018. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap harga saham.
2. Azhari dkk dalam artikel penelitiannya berjudul “Pengaruh ROE, DER, TATO, dan PER Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia” , terbit di Jurnal Administrasi Bisnis Volume 32 No 2 tahun 2016. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE, DER, TATO dan PER secara simultan berkontribusi 16.3% dalam perubahan harga saham, sedangkan perubahan 83,7% lainnya disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Secara individu, ROE dan PER memiliki pengaruh besar terhadap harga saham. Sedangkan DER dan TATO secara individu tidak berpengaruh besar terhadap harga saham.
3. Nisa dalam artikel penelitiannya berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Industri Pertanian Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2016”, terbit di Jurnal Pendidikan Ekonomi volume 7 no 5 tahun 2018. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial CR, TATO dan EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan DER dan ROE tidak berpengaruh signifikan. CR, DER, ROE, TATO, dan EPS dapat menjelaskan harga saham industri pertanian yang terdaftar di Bursa Efek Inodesia pada tahun 2012-2016 sebesar 96,8%
4. Surya dalam artikel penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Consumer Goods”, terbit di jurnal Kajian Bisnis, Volume 24 No 2 tahun 2016. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CR berpengruh positif signifikan terhadap harga saham, ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham, sales growth tidak berpengaruh terhadap harga saham, dan dividend payout tidak berpengaruh terhadap harga saham.
5. Sugiarto dkk dalam artikel penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, terbit di Jurnal Media Mahardhika volume 17 no 2 tahun 2019. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity (X2), Return On Investment (X3), Gross Profit Margin (X4), dan Net Profit
Margin (X6) berpengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham. Return On Asset (X1) dan Operating Profit Margin (X5) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap harga saham. Sedangkan seluruh variabel X bersama-sama atau secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Net Profit Margin (X6) menjadi variabel dominan yang mempengaruhi harga saham.
6. Handayani, dkk dalam artikel penelitiannya berjudul “Effect of Financial Performance on Share Price on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange”, terbit di The 2nd International Conference on Technology, Education, and Social Science 2018. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel return on equity (ROE) dan Total Asset Turnover (TATO) mempengaruhi harga saham perusahaan sektor manufaktur barang industri, sedangkan variabel Price earning ratio, detb to equity ratio, curret ratio, dan return on asset tidak mempenaruhi harga saham perusahaan manufaktur.
7. Dharia & Sachita dalam artikel penelitiannya berjudul “Factors Affecting The Share Price of FMCG Companies”, terbit di Journal Reflections volume 3 no 1 tahun 2014. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham.
8. Ghose & Chowdhury dalam artikel penelitiannya berjudul “Determinants of Share Prices in Bangladesh: Evidence From Pharmaveuticals Industri”, terbit di Journal of Business Studies Volume 9 No 1 tahun 2016. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dan uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NAVPS, DPS, EPS, ROE, PER berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.
9. Tafamel dkk dalam artikel penelitiannya berjudul “Determinants of Share Price in Food and Beverages Sector in Nigeria”, terbit di Sokoto Journal of The Social Sciences volume 5 no 2 tahun 2016. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif signifikan antara earning per share dan price earning ratioterhadap harga saham. Namun return on asset dan gross domestic product tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan food and beverages di Nigeria.
10. Bhattarai dalam artikel penelitiannya berjudul “The Firm Specific and Macroeconomic Variables Effects on Share Prices of Nepalese Commercxial Banks and Insurance Companies”, terbit di Reviews of Integrative Business and Economics Research volume 7 no 3 tahun 2018. Dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE, ROA, money supply dan interest rate berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. EPS, DPS,
PER, Size, dan GDP berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. DPR dan exchange rate tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2.3. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1 : Diduga Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azhari dkk (2016) yang menemukan bahwa PER berpengaruh terhadap harga saham. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Bhattarai (2018) yang menunjukkan bahwa PER berpengaruh terhadap harga saham. Semakin kecil PER suatu saham akan semakin baik. Jadi tingkat pengembalian investasi pada saham tersebut akan semakin cepat karena laba yang diterima setiap lembar saham yang dihasilkan semakin besar.
PER berpengaruh negatif terhadap harga saham. Ini berarti dikarenakan bahwa investor cenderung berinvestasi pada perusahaan yang memiliki nilai PER rendah. Bahwa pada periode ini, investor tidak melihat harga saham sebagai acuan dalam berinvestasi, tetapi investor menggunakan tingkat laba per lembar saham oleh yang dikeluarkan oleh perusahaan.
H2 : Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azhari dkk (2016) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto dkk (2019) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas modal (ROE) maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan dan semakin tinggi pula kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan atau laba bagi pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham.
Berbeda dengan hasil penelitian Nisa (2018) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh negatif terhadap harga saham. Besaran nilai koefisien ROE yang negatif menjelaskan bahwa setiap kenaikan ROE akan berdampak bagi penurunan harga saham.
H3 : Diduga Operating profit margin (OPM) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sugiarto dkk (2019) menyatakan bahwa Operating profit margin berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena
hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales.
OPM berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini berarti semakin besar laba sebelum pajak yang diperoleh dari hasil penjualan maka itu dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Karena dengan laba yang besar yang diperoleh perusahaan, maka para investor akan mendapatkan hasil deviden atau pengembalian atas saham juga dengan jumlah yang besar.
H4 : Diduga Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nisa (2018) menyatakan bahwa Total asset turnover berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk (2018) yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi TATO maka semakin menarik investor dalam menanamkan modal pada perusahaan karena hal tersebut menunjukkan semakin tinggi juga efektifitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Total asset turnover berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Aktivitas perusahaan yang rendah pada tingkat penjualan
tertentu, akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aset – aset yang tidak produktif, sehingga menyebabkan total asset turnover menjadi turun. Keadaan inilah yang menjadikan tanda/sinyal bagi para investor tidak berminat dalam menanam/membeli saham perusahaan tersebut.
H5 : Diduga Sales Growth berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kumayas dkk (2018) menyatakan bawah sales growth berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Semakin tinggi Sales Growth maka menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaannya dan diharapkan dapat meningkatkan laba yang dihasilkan. Perusahaan yang sedang bertumbuh, akan membutuhkan tambahan dana (modal) yang lebih besar untuk memenuhi penjualannya. Untuk memenuhi kebutuhan modal tersebut, perusahaan melakukan pinjaman yang akhirnya utang perusahaan akan bertambah besar. Dengan adanya sentimen utang perusahaan yang lebih besar, investor akan berasumsi bahwa kedepannya laba yang dihasilkan akan digunakan untuk membayar hutang-hutang perusahaan sehingga memberikan informasi negatif kepada para investor dan menyebabkan penurunan harga saham.
38 3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi tanpa ada manipulasi langsung terhadap variabel atau tanpa menciptakan kondisi tertentu (Sugiyono, 2016:7). Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya maka penelitian ini bersifat asosiatif kausal, yaitu penelitian yang mencari hubungan (pengaruh) sebab akibat, yaitu variabel independen / bebas (X) terhadap variabel dependen (Y) (Sugiyono, 2016: 56). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016:12). Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh price earning ratio, return on equity, operating profit margin, total asset turnover dan sales growth terhadap variabel harga saham.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah ruang perpustakaan Pelita Bangsa. Objek yang diteliti adalah Perusahaan Otomotif pada tahun 2013-2018. Penelitian ini tidak dilaksanakan
langsung di Perusahaan-perusahaan Otomotif karena terbatasnya waktu untuk penelitian.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama lima bulan mulai bulan April sampai dengan bulan Agustus 2019.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Jenis Kegiatan Tahun 2019
April Mei Juni Juli Agustus 1 Menyusun Proposal 2 Bimbingan Proposal 3 Penyelesaian Proposal 4 Penelitian 5 Pembuatan Skripsi 6 Bimbingan Skripsi 7 Olah Data Penelitian 8 Penyelesaian Skripsi 9 Ujian Skripsi
3.3. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Sumber: Rivai dkk (2015:163) Azhari dkk (2016)
Sumber: Brigham dan Houston (2014:109) Sugiarto dkk (2019)
Sumber: Syamsuddin, 1996 dalam Sugiarto dkk (2019)
Sugiarto dkk (2019) Sumber: Jogiyanto (2016:130) Sumber: Kasmir (2016:186) Nisa (2018) Sumber: Kumayas (2018) Kumayas (2018) Keterangan H1 = X1 → Y
Diduga Price Earning Ratio (PER) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018.
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azhari dkk (2016) yang menemukan bahwa PER berpengaruh terhadap harga saham. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Bhattarai (2018) yang menunjukkan bahwa PER berpengaruh terhadap harga saham. Semakin kecil PER suatu saham akan semakin baik. Jadi tingkat pengembalian investasi
H5 H3 H2
H1
H4 Price Earning Ratio (X1)
Return On Equity (X2)
Operating Profit Margin (X3) Harga Saham (Y)
Total Asset Turnover (X4)
pada saham tersebut akan semakin cepat karena laba yang diterima setiap lembar saham yang dihasilkan semakin besar.
H2 = X2 → Y
Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018.
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azhari dkk (2016) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto dkk (2019) yang menunjukkan bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian atas modal (ROE) maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan dan semakin tinggi pula kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan atau laba bagi pemegang saham sehingga akan meningkatkan harga saham.
H3 = X3 → Y
Diduga Operating profit margin (OPM) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018.
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sugiarto dkk (2019) menyatakan bahwa Operating profit margin berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales.
H4 = X4 → Y
Diduga Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018.
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nisa (2018) menyatakan bahwa otal asset turnover berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dkk (2018) yang menyatakan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap harga saham. Semakin tinggi TATO maka semakin menarik investor dalam menanamkan modal pada perusahaan karena hal tersebut menunjukkan semakin tinggi juga efektifitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
H5 = X5 → Y
Diduga Sales Growth berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Otomotif tahun 2013-2018.
Penelitian ini didukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kumayas dkk (2018) menyatakan bawah sales growth berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Semakin tinggi Sales Growth maka menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaannya dan diharapkan dapat meningkatkan laba yang dihasilkan.
3.3.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam definisi konsep), secara operasional, secara praktik, secara
nyata dalam lingkup obyek penelitian. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, definisi operasional dalam pebelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Variabel Formula Definisi Skala
Harga Saham (Y)
Sumber: Jogiyanto (2016:130)
Harga penutupan (close price)
Harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar Rasio Price Earning Ratio (X1) Sumber: Rivai dkk (2015:163) Harga Saham EPS Rasio perbandingan antara harga saham dengan pendapatan setiap lembar saham, dan merupakan indikator dalam perkembangan atau pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang
Rasio Return On Equity (X2) Sumber: Brigham dan Houston (2014:109)
Laba Setelah Pajak Ekuitas Pemegang saham
x 100%
Rasio yang
digunakan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen Rasio Operating Profit Margin (X3) Sumber: Syamsuddin, 1996 dalam 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 x 100 % Rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap
Variabel Formula Definisi Skala Sugiarto dkk
(2019)
rupiah dari penjualan yang dilakukan. Total Asset Turnover (X4) Sumber: Kasmir (2016:186) 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 x 100 % Rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva Rasio Sales Growth (X5) Sumber: Kumayas (2018) 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 (𝑡 + 1) − 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡0 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑡0 Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa depan
Rasio
Sumber: Data Diolah Peneliti, 2019
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:119). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan harga saham Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan otomotif.