SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HOTEL DENGAN METODE MOORA (MULTI OBJECTIVE OPTIMIZATION ON THE BASIS OF RATIO
ANALYSIS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun Oleh: Dimas Adhi Pradana
135314063
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HOTEL DENGAN METODE MOORA (MULTI OBJECTIVE OPTIMIZATION ON THE BASIS OF RATIO
ANALYSIS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun Oleh: Dimas Adhi Pradana
135314063
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
DECISION SUPPORT SYSTEM TO CHOOSE HOTEL WITH MOORA (MULTI OBJECTIVE OPTIMIZATION ON THE BASIS OF RATIO
ANALYSIS) METHOD THESIS
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree
in Informatics Engineering Study Program
By:
Dimas Adhi Pradana 135314063
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2018
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
If you feel yourself hitting up against your limit, remember for what cause you clench your fists! Remember why you started down this path, and let that memory
carry you beyond your limit.
-All Might
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus, Orang Tua, Kakak, Keluarga, Dosen, Sahabat.
Terima kasih atas segala dukungan dan doanya yang telah diberikan, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
viii ABSTRAK
Berlibur ke suatu tempat tentu dapat menenangkan pikiran dari kepadatan aktivitas tiap hari. Seseorang yang ingin berlibur ke suatu tempat pasti ia akan merencanakannya terlebih dahulu, seperti menentukan tempat berlibur, memperkirakan estimasi biaya yang di keluarkan, lokasi mana saja yang akan dikunjungi, dan yang tidak kalah penting adalah penginapan atau hotel yang akan ditempati saat berlibur. Berdasarkan masalah diatas, penulis membuat sebuah Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan pemilihan hotel berbasis web untuk membantu masyarakat. Penulis membuat sistem ini menggunakan metode
MOORA (Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis) dengan
bahasa pemrograman menggunakan PHP. Peneliti membuat sistem ini untuk membantu dan memberikan rekomendasi hotel yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Hasil akhir yang diperoleh dari penelititan ini adalah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan hotel dengan metode MOORA, dan berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, sistem yang dibuat sangat bermanfaat (perceived of usefulness) dengan nilai sebesar 87.25% dan sangat mudah digunakan (perceived ease of use) dengan nilai sebesar 90.83%.
Kata kunci: Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan, hotel, metode Multi
ix ABSTRACT
Vacationing can certainly refresh the mind from the density of activity every day. Someone who wants to take vacations will surely plan it first, such as determining where to take vacation, estimate the cost of the outlay, which locations will be visited, and no less important is the inn or hotel to be occupied while on vacation. Based on the above problems, the writer built a web based Decision Support System for hotel selection to help the community. The writer make this system using MOORA (Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis) method and implemented the system using PHP programming language. The writer built this system to help and provide recommendations of hotels in accordance with the needs of the community. The system was evaluated by users using questionnaire to measure users perceived of usefullness and perceived ease of use. As the conclusion of the questionnaire, the score of perceived of usefullness is 87.25%, while the score of perceived of ease of use is 90.83%. therefire the system is very usefull and very easy to use.
Keywords: Decision Support System, hotel, Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis method
x
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya skripsi ini. Penulis menulis skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana komputer, juga sebagai syarat akademik jurusan Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma. Selain itu, tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dengan metode MOORA.
Skripsi ini dapat berjalan dan terselesaikan karena adanya dukungan , doa, dan motivasi yang diberikan oleh banyak pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberkati sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. kakak, yang selalu mendukung dalam pengerjaan skripsi ini.
4. Ibu Prima Rosa S.Si., M.sc. selaku dosen pembimbing yang dengan telah sabar membimbing, dan memberikan masukan atau saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Alb. Agung Hadhiatma, M.T. selaku dosen pembimbing akademik. 6. Bapak Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL INGGRIS ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TABEL ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
xiii
1.5. Batasan Masalah... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Definisi sistem ... 7
2.2 Sublime Text editor ... 7
2.3 XAMPP ... 9
2.4 MySQL ... 9
2.5 Tahap – tahap pembuatan keputusan ... 10
2.6 Sistem pendukung pengambilan keputusan ... 10
2.7 Tujuan sistem pendukung pengambilan keputusan... 11
2.8 Proses pengambilan keputusan ... 13
2.9 Karakteristik sistem pendukung keputusan ... 14
2.10 Manfaat sistem pendukung pengambilan keputusan... 15
2.11 Arsitektur sistem pendukung pengambila keputusan ... 16
2.12 Metode MOORA (Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis) ... 17
2.13 Langkah – langkah metode MOORA ... 18
2.14 Contoh penerapan metode MOORA ... 20
BAB III METODE PENELITIAN... 29
xiv
3.2. Gambaran Umum Penelitian ... 29
3.3. Metode Penelitian... 30
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35
4.1. Communication ... 35
4.1.1. Analisis sistem ... 35
4.1.2. Gambaran sistem yang akan dibangun ... 36
4.2. Planning ... 37
4.2.1. Analisis kebutuhan (requirement analysis) ... 37
4.2.1.1. Aktor – aktor yang terlibat dalam sistem... 37
4.2.1.2. Diagram Use Case ... 38
4.2.1.3. Ringkasan Use Case ... 38
4.2.2. Desain logikal (logical design) ... 40
4.2.2.1. Diagram konteks (Context Diagram) ... 40
4.2.2.2. Diagram berjenjang (Decompotition Diagram) ... 41
4.2.2.3. Diagram aliran data (Data Flow Diagram) ... 42
4.3. Modeling ... 45
4.3.1. Subsistem manajemen data ... 45
4.3.1.1. Desain basisdata konseptual ... 45
4.3.1.2. Desain logikal ... 46
xv
4.3.2. Desain Manajemen Model ... 47
4.3.2.1. Kriteria ... 47
4.3.2.2. Proses Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan .. 47
4.3.3. Desain manajemen dialog ... 57
4.3.3.1. Halaman utama pengguna ... 57
4.3.3.2. Halaman hasil rekomendasi ... 58
4.3.3.3. Halaman kelola alternatif ... 59
4.3.3.4. Halaman Tambah Alternatif ... 59
4.3.3.5. Halaman ubah alternatif ... 60
4.3.3.6. Halaman hapus Alternatif ... 61
BAB V IMPLEMENTASI SISTEM ... 62
5.1. Construction ... 62
5.1.1 Implementasi Manajemen Data... 62
5.1.2 Implementasi Manajemen Dialog ... 64
5.1.2.1 Halaman Utama Pengguna ... 64
5.1.2.2 Halaman Hasil Rekomendasi ... 64
5.1.2.3 Halaman Kelola Alternatif ... 65
5.1.2.4 Halaman Tambah Alternatif ... 66
5.1.2.5 Halaman Ubah Alternatif... 66
xvi
5.1.3 Implementasi Manajemen Model ... 68
BAB VI PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL ... 70
6.1. Uji validasi program ... 70
6.1.1. Hasil perhitungan manual ... 72
6.1.2. Hasil perhitungan sistem ... 79
6.1.3. Perbandingan hasil rekomendasi sistem dengan hasil rekomendasi perhitungan manual ... 81
6.2. Uji Penerimaan pengguna ... 82
6.2.1. Format Kuesioner ... 83
6.2.2. Pengujian Perceived of Usefulness dan Perceived Ease of Use …………...………84
6.2.3. Hasil Perceived of Usefulness ... 85
6.2.4. Hasil Perceived Ease of Use ... 89
BAB VII PENUTUP ... 94
7.1. Kesimpulan ... 94
7.2. Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Model Waterfall menurut Pressman (2015) ... 32
Gambar 4. 1 Diagram Use Case ... 38
Gambar 4. 2 Diagram Konteks... 40
Gambar 4. 3 Diagram Bejenjang ... 41
Gambar 4. 4 DFD Level 1... 42
Gambar 4. 5 DFD Level 2 Proses 1 ... 43
Gambar 4. 6 Level 2 Proses 2 ... 44
Gambar 4. 7 Desain konseptual ... 45
Gambar 4. 8 Desain logikal ... 46
Gambar 4. 9 Proses pengambilan keputusan ... 49
Gambar 4. 10 Halaman utama pengguna ... 58
Gambar 4. 11 Halaman hasil rekomendasi ... 58
Gambar 4. 12 Halaman kelola alternatif ... 59
Gambar 4. 13 Halaman tambah alternatif ... 60
Gambar 4. 14 Halaman ubah alternatif ... 60
Gambar 4. 15 Halaman hapus alternatif ... 61
Gambar 5. 1 Implementasi create database ... 62
Gambar 5. 2 Implementasi tabel alternative ... 63
Gambar 5. 3 Implementasi halaman utama pengguna ... 64
Gambar 5. 4 Implementasi halaman hasil rekomendasi... 65
xviii
Gambar 5. 6 Implementasi halaman tambah alternatif ... 66
Gambar 5. 7 Implementasi halaman ubah alternatif ... 66
Gambar 5. 8 Implementasi halaman hapus alternatif ... 67
Gambar 6. 1 Pemilihan kriteria pada sistem ... 79
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Data hotel ... 20
Tabel 2. 2 Data hotel yang sudah difilter ... 22
Tabel 2. 3 Data hotel yang sudah diubah menjadi data kuantitatif ... 23
Tabel 2. 4 Nilai maksimum dan minimum tiap kriteria ... 25
Tabel 2. 5 Perhitungan setiap alternatif... 26
Tabel 2. 6 Hasil perankingan ... 27
Tabel 4. 1 Ringkasan Use Case ... 38
Tabel 4. 2 Tabel alternatif ... 46
Tabel 4. 3 Data hotel ... 50
Tabel 4. 4 Data hotel yang sudah difilter ... 51
Tabel 4. 5 Data hotel yang sudah diubah menjadi data kuantitatif ... 52
Tabel 4. 6 Nilai maksimum dan minimum tiap kriteria ... 55
Tabel 4. 7 Perhitungan setiap alternatif... 56
Tabel 4. 8 Hasil perankingan ... 57
Tabel 5. 1 Tabel alternatif ... 63
Tabel 6. 1 Data hotel ... 71
Tabel 6. 2 Data hotel yang sudah difilter ... 72
Tabel 6. 3 Data hotel yang sudah diubah menjadi data kuantitatif ... 73
Tabel 6. 4 Nilai maksimum dan minimum tiap kriteria ... 76
Tabel 6. 5 Perhitungan setiap alternatif... 77
xx
Tabel 6. 7 Hasil perankingan diurutkan berdasarkan rangking ... 78
Tabel 6. 8 Hasil perangkingan sistem ... 81
Tabel 6. 9 Perbandingan hasil rekomendasi ... 81
Tabel 6. 10 Skala kuesioner perceived of usefulness dan perceived ease of use .. 82
Tabel 6. 11 Pernyataan kuesioner perceived of usefulness ... 83
Tabel 6. 12 Pernyataan kuesioner perceived Ease of Use ... 83
Tabel 6. 13 Skala Likert ... 84
Tabel 6. 14 Interval penilian menurut Sugiyono ... 85
Tabel 6. 15 Hasil pernyataan nomor 1 kuesioner perceived of usefulness ... 85
Tabel 6. 16 Hasil pernyataan nomor 2 kuesioner perceived of usefulness ... 86
Tabel 6. 17 Hasil pernyataan nomor 3 kuesioner perceived of usefulness ... 87
Tabel 6. 18 Hasil pernyataan nomor 4 kuesioner perceived of usefulness ... 88
Tabel 6. 19 Hasil pernyataan nomor 1 kuesioner perceived Ease of Use ... 89
Tabel 6. 20 Hasil pernyataan nomor 2 kuesioner perceived Ease of Use ... 89
Tabel 6. 21 Hasil pernyataan nomor 3 kuesioner perceived Ease of Use ... 90
Tabel 6. 22 Hasil pernyataan nomor 4 kuesioner perceived Ease of Use ... 91
Tabel 6. 23 Hasil pernyataan nomor 5 kuesioner perceived Ease of Use ... 91
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berlibur ke suatu tempat tentu dapat menenangkan pikiran dari kepadatan aktivitas tiap hari. Seseorang yang ingin berlibur ke suatu tempat pasti ia akan merencanakannya terlebih dahulu, seperti menentukan tempat berlibur, memperkirakan estimasi biaya yang keluarkan, lokasi mana saja yang akan dikunjungi, dan yang tidak kalah penting adalah penginapan atau hotel yang akan ditempati saat berlibur.
Pemilihan hotel atau penginapan adalah hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas liburan. Tentu saja seseorang menginginkan hotel yang sesuai dengan keinginannya sebagai contoh, seseorang ingin hotel dengan fasilitas kolam renang dengan harga Rp.300.000 per malam, atau hotel dengan kelas bintang lima dengan harga Rp.400.000. Dengan berbagai keinginan tersebut terkadang membuat bingung dalam menentukan hotel mana yang terbaik. Banyaknya hotel yang ditawarkan pada sebuah lokasi juga membuat semakin bingung dalam menentukan pilihan.
Dengan adanya masalah tersebut akan membuat sulit untuk mentukan sebuah keputusan. Tetapi, dengan berkembangnya teknologi dalam bidang komputer tentu saja dapat membantu dalam pemecahan masalah yang dialami sehari – hari. Masalah tentang pengambilan keputusan di atas tentu saja dapat
diatasi dengan komputer. Dengan adanya sistem pendukung pengambilan keputusan, maka masalah diatas dapat diselesaikan dengan cepat dan lebih efektif.
Menurut Alter (2002) Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Berdasarkan masalah yang ada diatas, penulis ingin membuat sebuah Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan pemilihan hotel berbasis web untuk membantu masyarakat. Penulis ingin membuat sistem ini menggunakan metode
MOORA (Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis). Peneliti
membuat sistem ini untuk membantu dan memberikan rekomendasi hotel yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Diharapkan sistem ini dapat bermanfaat, dan lebih mudah digunakan oleh masyarakat dalam memilih hotel yang diinginkan. Selain itu, diharapkan sistem ini dapat membantu pengguna dalam mengambil keputusan pemilihan hotel.
Metode MOORA pertama kali diperkenalkan oleh Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006 sebagai sistem multiobjektif yaitu mengoptimalkan dua atau lebih atribut yang saling bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan berbagai jenis masalah dengan perhitungan metematika yang kompleks. Dengan metode inilah, penulis akan membuat SPPK pemilihan hotel.
Beberapa penelitian tentang SPPK mengenai metode MOORA sudah pernah dilakukan sebelumnnya. Seperti penelitian yang berjudul “Implementasi Metode MOORA Untuk Menentukan Bonus Karyawan Pada PT.Lestari Jaya Farma” yang diteliti oleh Febiningtyas (2016). Selain itu, ada juga penelitian berjudul “Penentuan Jenis Bibit Ayam Broiler Menggunakan Metode MOORA” yang diteliti oleh Erdianto berserta timnya (2016).
Pada penelitian ini, penulis membuat penelitian “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Hotel dengan metode MOORA (Multi
Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis)”. Penulis membuat
penelitian ini dengan mempertimbangkan bahwa belum adanya SPPK pemilihan hotel yang menggunakan metode MOORA. Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat membantu masyarakat dalam menentukan rekomendasi hotel yang diberikan sesuai dengan keinginan pengguna. Namun rekomendasi terakhir yang diberikan tetap diputuskan oleh pengguna.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana membuat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Hotel dengan metode MOORA?
b. Apakah Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Hotel dengan metode MOORA ini bermanfaat (perceived usefulness) dan mudah
digunakan (perceived ease of use) menurut pengguna dalam pemilihan hotel?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Membuat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Hotel dengan metode MOORA.
b. Mengetahui apakah Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Pemilihan Hotel dengan metode MOORA ini bermanfaat (perceived usefulness) dan mudah digunakan (perceived ease of use) menurut pengguna dalam pemilihan hotel.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk membantu masyarakat dalam memberikan rekomendasi pemilihan hotel.
1.5. Batasan Masalah
Masalah yang diteliti perlu dibatasi pengertiannya untuk menyamakan persepsi. Pembatasan masalah tersebut adalah:
a. Sistem yang akan dibuat adalah berbasis web dengan bahasa pemrograman
PHP.
b. Sistem yang akan dibuat menggunakan basis data MySQL. c. Data hotel yang digunakan diambil dari website traveloka.com.
d. Data hotel yang digunakan hanya hotel yang memiliki bintang satu sampai lima.
1.6. Sistematika Penulisan
Penulis akan menyajikan hasil penelitian dala yang bersistematika penyajian sebagai berikut:
a. BAB I PENDAHULUAN.
Pada bab ini penulis akan menyajikan latar belakang masalah yang sesuai dengan tema, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
b. BAB III LANDASAN TEORI.
Pada bab ini penulis menyajikan teori-teori dari para ahli yang mendukung dalam melakukan penelitian.
c. BAB III METODE PENELITIAN.
Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum penelitian, metodologi yang akan digunakan, tahap perencanaan, pengumpulan data, survei awal, studi literatur, pengembangan sistem, dan metodologi pengembangan sistem.
d. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM.
Bab ini menjelaskan mengenai analisis kebutuhan sistem, serta menguraikan tentang perancangan sistem yang mencakup perancangan basis data dan pemodelan sistem.
Bab ini berisi tentang rancangan dan implementasi sitem berdasarkan analisis yang telah dibuat.
f. BAB VI PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL
Bab ini menjelaskan hasil yang didapat serta analisis hasil yang didapatkan. Pada bab ini juga akan membahas hasil dari pengujian sistem yang telah dibuat.
g. BAB VII PENUTUP.
Pada bab penutup penulis akan mengambil kesimpulan dari penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, juga saran-saran dari penulis untuk para pembaca berkaitan dengan hasil penelitia
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi sistem
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) (Kusrini, 2007).
2.2 Sublime Text editor
Menurut Faridl (2015) Sublime Text Editor adalah sebuah aplikasi teks editor berbasis Python yang mempunyai banyak fitur, dapat digunakan dalam berbagai platform, dan penggunaannya cukup mudah. Sublime Text
Editor mempunyai beberapa keunggulan yang dapat membantu pengembang
dalam membuat sebuah pengembangan website. Berikut ini adalah keunggulan – keunggulan yang dimiliki Sublime Text Editor:
a. Multiple Selection
Multiple Selection mempunyai fungsi untuk membuat perubahan pada
sebuah kode pada waktu yang sama dan dalam baris yang berbeda.
Multiple selection ini merupakan salah satu fitur unggulan dari Sublime Text Editor.
b. Command Pallete
Command Pallete berguna untuk mengakses file shortcut atau package dengan mudah.
c. Distraction Free Mode
Distraction Free Mode adalah fungsi untuk merubah tampilan layar
menjadi penuh. Fitur ini sangat dibutuhkan ketika pengguna ingin fokus pada pekerjaan yang sedang dikerjakannya.
d. Find in project
Find in project adalah fitur yang digunakan untuk mencari dan
membuka file di dalam sebuah project dengan cepat dan mudah. e. Plugin API Switch
Sublime Text Editor mempunyai keunggulan dengan plugin yang
berbasis Python Plugin API. Sublime Text Editor mempunyai plugin yang sangat beragam, dan ini dapat memudahkan pengguna dalam mengembangkan software.
f. Drag and Drop
Dalam Sublime Text Editor, pengguna dapat melakukan drag and
drop file teks ke dalam editor yang akan membuka tab baru secara
otomatis. g. Split Editing
Di dalam fitur ini pengguna dapat mengedit file secara berdampingan. h. Multi Platform
Sublime Text Editor juga mempunyai keunggulan dalam berbagai platform. Sublime Text Editor sendiri sudah tersedia dalam berbagai platform sistem operasi, yaitu Windows, Linux, dan MacOS.
2.3 XAMPP
Menurut Wicaksono (2008), XAMPP merupakan software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL dikomputer lokal. XAMPP berperan sebagai server web pada komputer. XAMPP juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual, yang
dapat membantu melakukan preview sehingga dapat
memodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan internet.
2.4 MySQL
Menurut Arief (2011) MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengolahan datanya. MySQL dikembangkan oleh perusahaan Swedia bernama MySQL AB yang pada saat ini bernama Tcx DataKonsult AB sekitar tahun 1994-1995, namun cikal bakal kodenya sudah ada sejak tahun 1979. Awalnya Tcx merupakan perusahaan pengembang software dan konsultan database, dan saat ini MySQL sudah diambil alih oleh Oracle Corp.
MySQL merupakan database yang pertama kali didukung oleh bahasa
pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap sebagai pasangan software pembangun aplikasi web yang ideal. MySQL lebih sering digunakan untuk membangun aplikasi berbasis
web, umumnya pengembangan aplikasinya menggunakan bahasa
2.5 Tahap – tahap pembuatan keputusan
Menurut Kusrini (2007) Dalam mengambil keputusan dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah
b. Pemilihan metode pemecahan masalah
c. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut.
d. Mengimplementasikan model tersebut.
e. Mengavulasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada. f. Melaksanakan solusi terpilih.
2.6 Sistem pendukung pengambilan keputusan
Menurut Alter (2002) Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
SPPK biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau
untuk mengevaluasi suatu peluang. SPPK lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan ekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. SPPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan, tetapi
memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model – model yang tersedia (Kusrini, 2007).
2.7 Tujuan sistem pendukung pengambilan keputusan
Tujuan dari Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan menurut Turban (2005) adalah sebagai berikut:
a. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
b. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
c. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya.
d. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
e. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung
terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan
memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan
peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.
f. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang di buat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses, makin banyak juga alernatif yang bisa di evaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil langsung dari sebuah sistem computer melalui metode kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang lebih baik.
g. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur, memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan
cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang. h. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari kesalahan.
2.8 Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan menurut model Simon (1977) dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu:
a. Fase Intelegensi (intelligence phase) Pengambil keputusan melakukan proses identifikasi atas semua lingkup masalah yang harus diselesaikan. Pada tahap ini pengambil keputusan harus memahami realitas dan mendefinisikan masalah dengan menguji data yang diperoleh.
b. Fase Perancangan (design phase) Melakukan pemodelan problem yang didefinisikan dengan terlebih dahulu menguraikan elemen keputusan, alternatif variable keputusan, kriteria evaluasi yang dipilih. Model kemudian divalidasi berdasar kriteria yang ditetapkan untuk melakukan evaluasi terhadap alternatif keputusan yang akan dipilih. Penentuan solusi merupakan proses merancang dan mengembangkan alternatif keputusan, menentukan sejumlah tindakan yang diambil,
serta menetapkan nilai dan bobot yang diberikan kepada setiap alternatif.
c. Fase Pemilihan (choice phase). Merupakan tahap pemilihan terhadap solusi yang dihasilkan dari model. Bilamana solusi bisa diterima pada fase terakhir ini, kemudian dilanjutkan dengan implementasi solusi keputusan pada dunia nyata.
d. Fase Implementasi (implementation of solution). Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Dan perubahan harus dikelola. Harapan-harapan pengguna harus dikelola sebagai bagian dari manajemen perubahan.
2.9 Karakteristik sistem pendukung keputusan
Beberapa karakteristik yang membedakan Sistem Pendukung Keputusan dengan sistem informasi lainnya menurut (Daihani,2001) yaitu:
a. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur.
b. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung pengambilan keputusan mengkombinasikan model-model analisis dengan teknik pemasukan dan konvensional secara fungsi-fungsi pencarian informasi.
c. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoprasisan komputer yang tinggi. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan biasanya model interaktif.
d. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Sehingga mudah disesuaikan dengan beragai perubahan lingkungan yang terjadi pada kebutuhan pemakai
2.10 Manfaat sistem pendukung pengambilan keputusan
Dari karakter yang telah disebutkan, maka sistem pendukung keputusan mampu memberikan manfaat bagi pengunanya. Kemampuan yang dimaksud diantaranya adalah (Turban, 2005):
a. Dapat menangani masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur. b. Dapat membantu pengambilan keputusan pada semua level
manajerial.
c. Sistem pndukung keputusan dapat menunjang pengambilan keputusan yang sifatnya kelompok ataupun perorangan.
d. Memiliki kemampuan pemodelan dan analisis pembuatan keputusan. e. Dapat beradaptasi dan bersifat fleksibel terhadap kebutuhan.
g. Dapat meningkatkan efektifitas dalam pembuatan keputusan, namun bukan efisiensi.
h. Sistem pendukung keputusan mudah melakukan pengaksesan berbagais sumber dan format data.
i. Dapat diimplementasikan sebagai aplikasi yang berdiri sendiri ataupun terdistribusi.
2.11 Arsitektur sistem pendukung pengambila keputusan
Aplikasi sistem pendukung pengambilan keputusan bisa terdiri dari beberapa subsistem, yaitu (Kusrini, 2007):
a. Subsistem manajemen data
Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut sistem manajemen database (DBMS/ Data base
Management System). Subsistem manajemen data bisa
diinterkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan dengan pengambilan keputusan. b. Subsistem manajemen model
Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen, atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik, dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa – bahasa pemodelan untuk membangun model – model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak itu sering disebut sistem
manajemen basis model (MBMS). Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model.
c. Subsistem antarmuka pengguna
Pengguna berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem pendukung pengambilan keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Para peneliti menegaskan bahwa beberapa kontribusi unik dari sistem pendukung pengambilan keputusan berasal dari interaksi yang intensif antar komputer dan pembuat keputusan.
d. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan
Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional. Selain memberikan intelegensi untuk memperbesar
pengetahuan pengabil keputusan, subsistem tersebut bisa
diinterkoneksikan dengan repositori pengetahuan perusahaan (bagian dari sistem manajemen pengetahuan), yang kadang –kadang disebut basis pengetahuan organisasional.
2.12 Metode MOORA (Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis)
MOORA (Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis) adalah sebuah metode sistem pendukung pengambilan
keputusan yang pertama kali diperkenalkan oleh Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006. Metode ini diperkenalkan sebagai sistem multiobjektif, yaitu mengoptimalkan dua atau lebih atribut yang saling bertentangan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan berbagai jenis masalah dengan perhitungan metematika yang kompleks seperti: permasalahan ekonomi, manajerial, dan konstruksi dengan perhitungan rumus matematika dengan hasil yang tepat.
2.13 Langkah – langkah metode MOORA
Berikut ini adalah langkah – langkah dalam metode MOORA menurut Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006:
a. Membuat matriks keputusan
Metode ini dimulai dengan sebuah matriks keputusan dengan alternatif sebagai baris, dan kriteria sebagai kolom.
….. (2.1)
Keterangan:
= Nilai dari alternatif i pada kriteria j. i = 1, 2, …, m sebagai banyaknya alternatif. j = 1, 2, ..., n sebagai banyaknya kriteria. b. Normalisasi pada metode MOORA
MOORA mengacu pada sistem rasio, dimana nilai rasio merupakan
nilai alternatif i terhadap kriteria j dibagi denominator yang mewakili semua alternatif terhadap kriteria j. Brauers menyimpulkan bahwa denominator terbaik adalah akar kuadrat dari penjumlahan kuadrat nilai alternatif I hingga m terhadap kriteria j. Perhitungan normalisasi ditunjukkan pada persamaan berikut:
….. (2.2)
Keterangan:
= Nilai dari alternatif i pada kriteria j. i = 1, 2, …, m sebagai banyaknya alternatif. j = 1, 2, ..., n sebagai banyaknya kriteria.
= bilangan tidak berdimensi yang termasuk dalam interval [0, 1] mewakili nilai normalisasi dari alternatif i pada krteria j.
c. Melakukan evaluasi pada nilai maximum dan minimum
Untuk optimasi, hasil normalisasi yang sudah didapatkan tadi dicari nilai maximum dan minimum pada setiap kriterianya. Nilai maximum adalah untuk kriteria yang menguntungkan, sedangkan nilai minimum adalah untuk kriteria yang tidak menguntungkan atau biaya.
Caranya adalah dengan menjumlahkan nilai kriteria yang
menguntungkan (j hingga g) , kemudian menguranginya dengan nilai kriteria biaya (g+1 hingga n) untuk setiap alternatif menggunakan persamaan sebagai berikut:
….. (2.3)
Keterangan:
j = 1, 2,…, g adalah kriteria yang dimaksimalkan. i = g+1, g+2, …, n adalah kriteria yang diminimalkan.
= nilai dari penilaian yang telah dinormalisasi dari alternatif i terhadap semua kriteria.
= Nilai dari alternatif i pada kriteria j.
d. Menentukan ranking dari hasil perhitungan MOORA
Menentukan rangking dilakukan dengan cara mengurutkan nilai optimasi setiap alternatif dari nilai tertinggi ke nilai terendah. Alternatif dengan nilai optimasi tertinggi merupakan alternatif terbaik.
2.14 Contoh penerapan metode MOORA
Pada bagian ini akan memberikan contoh perhitungan SPPK dengan metode MOORA menggunakan excel. Dibawah ini terdapat data hotel sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Data hotel
Alternatif
Kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
Cordela Hotel Kartika Dewi
Jogjakarta
Rp 420.000 2
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Lift,
Restoran, Wifi
9
Dafam Fortuna Malioboro
Rp 467.000 3 Resepsionis 24 jam, AC, Parkiran,
Kolam renang, Lift,
Yogyakarta Restoran, Wifi
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta Rp 299.999 3
Parkiran, Resepsionis 24
jam, Lift, Restoran, Wifi 8.4
Grand Tjokro
Yogyakarta Rp 478.000 4
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.3
Horison Yogyakarta Rp 431.199 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.5
Puri Chorus Hotel Rp 205.000 1 AC, Parkiran,Resepsionis
24 jam, Wifi 8.9 Royal Ambarrukmo Yogyakarta Rp 1.390.000 5 AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.9
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta Rp 298.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.3
Yellow Star Gejayan
Hotel Rp 288.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Lift,
Restoran, Wifi 8.6 Zest Hotel Yogyakarta Rp 260.260 2 AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.5
Sebagai contoh, ada seorang pengguna ingin mencari hotel dengan rentang harga antara Rp 0 – Rp 250.000, dan hotel berbintang 3. Maka data diatas akan dilakukan filter dahulu sesuai dengan keinginan pengguna. Data diatas akan menjadi seperti dibawah ini:
Tabel 2. 2 Data hotel yang sudah difilter
Alternatif
Kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta Rp 467.000 3 AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.4
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta Rp 299.999 3
Parkiran, Resepsionis 24
jam, Lift, Restoran, Wifi 8.4
Horison Yogyakarta Rp 431.199 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.5
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta Rp 298.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.3
Yellow Star Gejayan
Hotel Rp 288.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Lift,
Restoran, Wifi
8.6
Penyelesaian dengan menggunakan metode MOORA dapt dilakukan dengan langkah – langkah berikut ini:
a. Menginputkan nilai kriteria
Data tabel yang sudah di filter tadi kemudian diubah menjadi data kuantitatif sebagai berikut:
Tabel 2. 3 Data hotel yang sudah diubah menjadi data kuantitatif
Alternatif
Kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
Dafam Fortuna Malioboro
Yogyakarta 467000 3 7 8.4
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta 299999 3 5 8.4
Horison Yogyakarta 431199 3 7 8.5
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta 298000 3 7 8.3
Yellow Star Gejayan Hotel 288000 3 6 8.6
Dimana data kualitatif pada kolom fasilitas diubah menjadi data kuantitatif dengan melihat banyaknya fasilitas yang terdapat pada sebuah hotel.
b. Merubah nilai kriteria menjadi matrix keputusan
Data tabel diatas kemudian diubah menjadi sebuah matrix keputusan sebagai berikut:
467000 3 7 8.4
299999 3 5 8.4
X = 431199 3 7 8.5
298000 3 7 8.3
c. Melakukan normalisasi pada matrix keputusan
Matrix keputusan dibawah ini akan dinormalkan sehingga memiliki nilai yang seragam.
467000 3 7 8.4
299999 3 5 8.4
X = 431199 3 7 8.5
298000 3 7 8.3
288000 3 6 8.6
Melakukan normalisasi pada metode MOORA dilakukan dengan rumus berikut.
Sebagai contoh akan dinormalkan data pada kolom x11.
Selanjutnya lakukan perhitungan diatas pada setiap kolom. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
0.572 0.447 0.485 0.445
0.368 0.447 0.347 0.445
X = 0.528 0.447 0.485 0.450
0.365 0.447 0.485 0.440
0.353 0.447 0.416 0.456
d. Melakukan evaluasi pada nilai maximum dan minimum
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai maximum dan nilai minimum pada setiap kriteria yang ada. Nilai maximum adalah untuk kriteria yang menguntungkan, sedangkan nilai minimum adalah untuk kriteria yang tidak menguntungkan atau biaya. Kemudian nilai maximum dikurangkan dengan nilai minimum dengan perhitungan mengunakan persamaan sebagai berikut:
Didapatkan nilai maximum dan minimum pada setiap kriteria sebagai berikut:
Tabel 2. 4 Nilai maksimum dan minimum tiap kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
Sehingga menjadi seperti berikut: 0.572 0.447 0.485 0.445 0.368 0.447 0.347 0.445 X = 0.528 0.447 0.485 0.450 0.365 0.447 0.485 0.440 0.353 0.447 0.416 0.456
MIN MAX MAX MAX
Berikutnya adalah perhitungan untuk mencari secara manual,
disini akan diberi contoh untuk menghitung yaitu nilai dari
penilaian yang telah dinormalisasi dari alternatif hotel 1 yaitu hotel Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta terhadap semua kriteria.
= (x12 + x13 + x14) – x11
= (0.447 + 0.485 + 0.445) – 0.572 = 1.377 – 0.572
= 0.805
Selanjutnya menghitung setiap alternatif yang ada. Sehingga menjadi seperti berikut:
Tabel 2. 5 Perhitungan setiap alternatif
Alternatif
Kriteria
ȳ
Harga Bintang Fasilitas Rating
Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta 0.368 0.447 0.347 0.445 0.871
Horison Yogyakarta 0.528 0.447 0.485 0.450 0.854
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta 0.365 0.447 0.485 0.440 1.007
Yellow Star Gejayan
Hotel 0.353 0.447 0.416 0.456 0.966
Optimum MIN MAX MAX MAX
e. Menentukan rangking dari hasil perhitungan MOORA
Hasil rekomendasi pemilihan hotel didapatkan dari melakukan perangkingan terhadap nilai dari . Dimana nilai dari yang tertinggi menjadi rangking satu, nilai tertinggi kedua menjadi rangking dua, dan seterusnya sampai seluruh nilai di rangking. Dari contoh diatas, maka didapatkan rangking sebagai berikut.
Tabel 2. 6 Hasil perankingan
Alternatif ȳ Ranking
Dafam Fortuna Malioboro
Yogyakarta 0.805 5
Grand Sarila Hotel Yogyakarta 0.871 3
Horison Yogyakarta 0.854 4
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta 1.007 1
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hotel The Edelweiss Hotel Yogyakarta menjadi alternatif yang paling sesuai dan direkomendasikan dengan keinginan pengguna.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dengan perangkat lunak pendukung sebagai berikut:
a. Perangkat Keras
1. Processor AMD A8-7410 APU with AMD Radeon R5 Graphic 2. RAM 8 GB
3. Harddisk 500 GB 4. Mouse
5. Keyboard b. Perangkat lunak
1. Sublime Text Editor 2. MySQL
3. XAMPP
3.2. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang akan menghasilkan sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan hotel yang memberikan hasil
output berupa alternatif – alternatif hotel yang sesuai dengan tingkat
Pada sistem pendukung pengambilan keputusan ini, akan mengimplementasi metode MOORA dalam sistem pendukung pengambilan keputusan. Setelah pengimplemantasian sistem berhasil dibuat, selanjutnya akan dilakukan uji coba pada sistem tersebut. Setelah sistem melewati tahap uji coba, maka sistem sudah bisa dipakai secara komersil oleh masyarakat.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan sistem
Pada tahap perencannan ini ditentukan tujuan dibangunnya sistem pendukung pengambilan keputusan. Langkah awal ini penting dilakukan untuk menentukan bagaimana sistem dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Pada tahap ini ditentukan juga jenis sistem pendukung keputusan apa yang akan dirancang, dan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Setelah proses perencanaan dilakukan, selanjutnya akan dilakukan proses pembuatan sistem.
b. Pengumpulan data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Data tersebut diantaranya:
Pada tahap ini dilakukan penyebaran kuesioner kepada masyarakat umum untuk menentukan kriteria apa saja yang dibutuhkan. Kuesioner tersebut juga menjadi bahan pertimbangan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan hotel. 2. Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari berbagai hotel di wilayah Kota Yogyakarta. Pengumpulan data ini didapat dari sebuah situs website resmi reservasi hotel yaitu traveloka.com.
c. Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan untuk mempelajari literatur yang berkaitan dengan teori – teori yang digunakan dalam penelitian ini. Studi ini didapat dengan membaca buku, jurnal, artikel, dan situs – situs di internet yang semuanya mengacu kepada penelitian ini. Tujuan dari studi kepustakaan ini adalah untuk memperkuat dasar teori dalam melakukan penelitian ini.
d. Pembangunan Sistem
Menurut Pressman (2015), model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut juga dengan “classic life cycle” atau metode waterfall. Model ini termasuk ke dalam model generik pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar
tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai dalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Fase-fase dalam Waterfall Model menurut referensi Pressman:
Gambar 3. 1 Model Waterfall menurut Pressman (2015)
1. Communication
Sebelum memulai pekerjaan yang bersifat teknis, sangat diperlukan adanya komunikasi dengan customer demi memahami dan mencapai tujuan yang ingin dicapai. Hasil dari komunikasi
tersebut adalah inisialisasi proyek, seperti menganalisis
permasalahan yang dihadapi dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, serta membantu mendefinisikan fitur dan fungsi
software. Pengumpulan data-data tambahan bisa juga diambil dari
jurnal, artikel, dan internet. 2. Planning
Tahap berikutnya adalah tahapan perencanaan. Pada tahap ini akan dirancang dokumen user requirement (kebutuhan pengguna)
Deployment Delivery Support Feedback Communication Project Initiation Requirements gathering Planning Estimating Scheduling Tracking Modeling Analysis Design Construction Code Test
dalam bentuk diagram use case, diagram konteks, diagram berjenjang, dan diagram aliran data.
3. Modeling
Pada tahap ini akan digunakan pendekatan arsitektur sistem pendukung pengambilan keputusan. Tahapan tersebut terdiri dari subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan subsistem antar muka pengguna. Tujuannya untuk lebih memahami gambaran besar dari apa yang akan dikerjakan.
4. Construction
Tahapan Construction ini merupakan proses penerjemahan bentuk desain menjadi kode atau bentuk/bahasa yang dapat dibaca oleh mesin. Setelah pengkodean selesai, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan kesalahan yang mungkin terjadi untuk nantinya diperbaiki.
5. Deployment
Tahapan Deployment merupakan tahapan implementasi software ke customer, pemeliharaan software secara berkala, perbaikan software, evaluasi software, dan pengembangan software berdasarkan umpan balik yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya.
Pada tahap ini akan dilakukan analisis apakah sistem sudah sesuai dengan kriteria kebutuhan pengguna dan tujuan yang diharapkan. Pada tahap ini juga akan dilakukan ujicoba sistem yang dilakukan oleh pengguna. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi ini dapat membantu para pengguna dalam memperoleh informasi serta merekomendasikan hotel sesuai kriteria. Setelah menguji sistem para pengguna selanjutnya akan diminta untuk mengisi kuesioner. Kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang menjadi rumusan permasalahan yang ada dalam penelitian serta mengenai kegunaan sistem, dan kemudahaan penggunaan sistem.
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Communication
Pada bagian ini dilakukan pengumpulan data dan menentukan bagaimana sistem dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada. Pada bagian ini juga dilakukan penyebaran kuesioner kepada masyarakat tentang kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam pemilihan hotel. Selain itu, dilakukan juga pengumpulan data yang didapat dari sebuah situs website resmi reservasi hotel yaitu traveloka.com.
Hasil yang didapat dari penyebaran kuesioner dan pengumpulan data tersebut adalah kriteria yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Kriteria tersebut yaitu adalah harga, bintang, fasilitas, dan rating atau nilai pengguna. Nilai dari setiap kriteria diatas didapat dari hasil kuesioner dan hasil dari website traveloka.com. Selain kriteria, didapatkan juga data alternatif yang berisi data hotel pada website traveloka.com
4.1.1. Analisis sistem
Tahap ini akan membahas hasil analisis terhadap permasalahan pemilihan hotel. Hasil dari analisis ini digunakan untuk merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan hotel. Hasil analisis didapatkan dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada konsumen tentang bagaimana mereka mencari hotel yang diinginkan dan
apa yang menjadi bahan pertimbangan dalam memilih hotel yang diinginkan.
4.1.2. Gambaran sistem yang akan dibangun
Pada sistem ini akan dibangun sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan yang akan membantu pengguna untuk memeberikan rekomendasi dalam pemilihan hotel. Sistem ini akan dibangun menggunakan metode MOORA (Multi Objective Optimization on the Basis
of Ratio Analysis) yang berbasis web dengan bahasa pemrograman
menggunakan PHP. Sistem ini dapat memberikan rekomendasi hotel sesuai kriteria yang diberikan. Sistem ini menyajikan informasi hotel, baik itu informasi tentang nama hotel, harga hotel per malam, fasilitas dalam hotel, bintang, dan penilaian pengguna sebelumnya. hal ini dapat membantu pengguna dalam pencarian hotel serta mempercepat pencarian.
Dalam aplikasi ini terdapat dua aktor yaitu pengguna, dan admin. Pengguna adalah seseorang yang ingin mencari hotel dengan kriteria yang ada. Sedangkan admin adalah orang dapat mengelola informasi hotel seperti menambahkan data hotel, melihat data hotel, mengubah data hotel, dan menghapus data hotel.
4.2. Planning
Pada tahap ini akan dirancang dokumen kebutuhan pengguna pada sistem yang akan dibangun. Dokumen ini berisi diagram use case, diagram konteks, diagram berjenjang dan diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD).
4.2.1. Analisis kebutuhan (requirement analysis) 4.2.1.1. Aktor – aktor yang terlibat dalam sistem
Aktor - aktor yang terlibat dalam sistem ini adalah:
a. Pengguna
Aktor yang akan menggunakan atau menjalankan sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan hotel. Aktor ini mencari rekomendasi hotel dengan memasukkan kriteria yang tersedia.
b. Admin
Aktor yang mengelola sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan hotel. Tugas admin diantaranya adalah menambahkan data hotel, melihat data hotel, mengubah data hotel, dan menghapus data hotel.
4.2.1.2. Diagram Use Case
Gambar 4. 1 Diagram Use Case
4.2.1.3. Ringkasan Use Case
Tabel 4. 1 Ringkasan Use Case
No. Nama Use Case Keterangan
1 Cari Rekomendasi Hotel Mencari rekomendasi hotel sesuai
2 Tambah Data Hotel Menambahkan data alternatif hotel
3 Lihat Data Hotel Melihat data alternatif hotel
4 Ubah Data Hotel Mengubah data alternatif hotel
4.2.2.1. Diagram konteks (Context Diagram)
a. DFD Level 1
4.3. Modeling
Pada tahap ini akan dijelaskan syarat kebutuhan kepada sebuah desain atau perancangan sistem. Pada desain sistem ini akan dirancang database dan user
interface yang akan digunakan pada sistem. Pada tahap modeling ini
digunakan pendekatan arsitetur sistem pendukung pengambilan keputusan yaitu subsistem manajemen data, subsistem manajemen model, dan subsistem manajemen dialog. Pada bagian subsistem manajemen data akan dirancang desain konseptual, desain logikal, dan desain fisikal. Pada bagian subsistem menejemen model akan dirancang kriteria, proses sistem pendukung pengambilan keputusan serta contoh perhitungan manual proses pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan metode MOORA (Multi
Objective Optimization on the Basis of Ratio Analysis). Pada bagian
subsistem manajemen dialog akan dirancang user interface yang dapat membantu pengguna dalam menggunakan sistem.
4.3.1. Subsistem manajemen data 4.3.1.1. Desain basisdata konseptual
4.3.1.2. Desain logikal
Gambar 4. 8 Desain logikal 4.3.1.3. Desain Fisikal
Tabel 4. 2 Tabel alternatif
NAMA KOLOM TIPE KETERANGAN
id int(200) Kolom untuk menyimpan id
alternatif
nama varchar(200) Kolom untuk menyimpan
nama alternatif
harga int(100) Kolom untuk menyimpan
harga alternatif
bintang int(20) Kolom untuk menyimpan
bintang alternatif
fasilitas varchar(500) Kolom untuk menyimpan
fasilitas alternatif
rating double(20,1) Kolom untuk menyimpan
4.3.2. Desain Manajemen Model
Tahap ini berisi proses-proses untuk mendapatkan rekomendasi hotel menggunakan metode MOORA (Multi Objective Optimization on
the Basis of Ratio Analysis)
4.3.2.1. Kriteria
Dibawah ini adalah kriteria yang akan digunakan untuk menentukan proses rekomendasi pemilihan hotel. Kriteria ini didapatkan dari hasil survei dan penyebaran angket kepada beberapa orang. Kriteria – kriteria tersebut diantaranya:
a. Rentang harga: Kriteria ini berdasarkan harga per malam dari sebuah hotel. Pengguna dapat memilih rentang harga yang telah disediakan.
b. Bintang: Kriteria ini berdasarkan bintang dari sebuah hotel. Pengguna dapat memilih bintang yang telah disediakan
c. Fasilitas: kriteria ini didapatkan dari fasilitas yang ada pada sebuah hotel. Pada kriteria fasilitas diambil nilai maksimal sehingga semakin banyak jumlah fasilitas maka semakin baik.
d. Rating: kriteria ini didapatkan dari rating atau penilaian yang yang telah diberikan pengguna sebelumnya pada sebuah hotel. Pada kriteria rating diambil nilai maksimal sehingga semakin tinggi nilai ratingnya maka semakin baik.
4.3.2.2. Proses Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan a. Proses Pengambilan Keputusan
Sistem pendukung pengambilan keputusan pembelian hotel ini dilakukan dengan menggunakan metode MOORA (Multi Objective
Optimization on the Basis of Ratio Analysis). Langkah awal dalam
pengambilan keputusan ini dimulai dengan pengguna memilih alternatif yang tersedia dalam sistem, kemudian pengguna akan mendapatkan hasil rekomendasi sesuai dengan kriteria yang dipilih sebelumnya.
Pada proses perhitungan, pertama nilai kriteria dari setiap alternatif yang ada diubah menjadi sebuah matriks keputusan. Selanjutnya, melakukan normalisasi pada setiap elemen matriks keputusan sehingga memiliki nilai yang seragam. Setelah dilakukan normalisasi, langkah berikutnya adalah mencari nilai maximum dan minimum pada setiap
kriterianya. Nilai maximum adalah untuk kriteria yang
menguntungkan, sedangkan nilai minimum adalah untuk kriteria yang tidak menguntungkan atau biaya. Langkah terakhir adalah mengurangi jumlah nilai kriteria yang dimaksimalkan dengan jumlah nilai kriteria yang diminimalkan.
Nilai akhir dari perhitungan akan digunakan untuk perangkingan, semkin besar nilai akhir suatu alternatif akan semakin besar cocok dengan kriteria yang telah dipilih oleh pengguna. Berikut ini adalah gambar proses-proses pendukung pengambilan keputusan.
Gambar 4. 9 Proses pengambilan keputusan
b. Contoh Perhitungan Manual Menggunakan Metode MOORA Pada bagian ini akan memberikan contoh perhitungan SPPK dengan metode MOORA menggunakan excel. Dibawah ini terdapat data hotel sebagai berikut:
Tabel 4. 3 Data hotel
Alternatif
Kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
Cordela Hotel Kartika Dewi
Jogjakarta
Rp 420.000 2
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Lift,
Restoran, Wifi 9 Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta Rp 467.000 3 AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.4
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta Rp 299.999 3
Parkiran, Resepsionis 24
jam, Lift, Restoran, Wifi 8.4
Grand Tjokro
Yogyakarta Rp 478.000 4
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.3
Horison Yogyakarta Rp 431.199 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.5
Puri Chorus Hotel Rp 205.000 1 AC, Parkiran,Resepsionis
24 jam, Wifi 8.9 Royal Ambarrukmo Yogyakarta Rp 1.390.000 5 AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.9
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta Rp 298.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.3
Yellow Star Gejayan
Hotel Rp 288.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Lift,
Restoran, Wifi 8.6 Zest Hotel Yogyakarta Rp 260.260 2 AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
Sebagai contoh, ada seorang pengguna ingin mencari hotel dengan rentang harga antara Rp 0 – Rp 499.000, dan hotel berbintang 3. Maka data diatas akan dilakukan filter dahulu sesuai dengan keinginan pengguna. Data diatas akan menjadi seperti dibawah ini:
Tabel 4. 4 Data hotel yang sudah difilter
Alternatif
Kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta Rp 467.000 3 AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.4
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta Rp 299.999 3
Parkiran, Resepsionis 24
jam, Lift, Restoran, Wifi 8.4
Horison Yogyakarta Rp 431.199 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.5
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta Rp 298.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Kolam renang, Lift,
Restoran, Wifi
8.3
Yellow Star Gejayan
Hotel Rp 288.000 3
AC, Parkiran, Resepsionis 24 jam, Lift,
Restoran, Wifi
8.6
Penyelesaian dengan menggunakan metode MOORA dapt dilakukan dengan langkah – langkah berikut ini:
1. Menginputkan nilai kriteria
Data tabel yang sudah di filter tadi kemudian diubah menjadi data kuantitatif sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Data hotel yang sudah diubah menjadi data kuantitatif
Alternatif
Kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
Dafam Fortuna Malioboro
Yogyakarta 467000 3 7 8.4
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta 299999 3 5 8.4
Horison Yogyakarta 431199 3 7 8.5
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta 298000 3 7 8.3
Yellow Star Gejayan Hotel 288000 3 6 8.6
Dimana data kualitatif pada kolom fasilitas diubah menjadi data kuantitatif dengan melihat banyaknya fasilitas yang terdapat pada sebuah hotel.
2. Merubah nilai kriteria menjadi matrix keputusan
Data tabel diatas kemudian diubah menjadi sebuah matrix keputusan sebagai berikut:
467000 3 7 8.4
299999 3 5 8.4
X = 431199 3 7 8.5
298000 3 7 8.3
288000 3 6 8.6
3. Melakukan normalisasi pada matrix keputusan
Matrix keputusan dibawah ini akan dinormalkan sehingga memiliki nilai yang seragam.
467000 3 7 8.4
299999 3 5 8.4
X = 431199 3 7 8.5
298000 3 7 8.3
288000 3 6 8.6
Melakukan normalisasi pada metode MOORA dilakukan dengan rumus berikut
0.572
Selanjutnya lakukan perhitungan diatas pada setiap kolom. Sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
0.572 0.447 0.485 0.445
0.368 0.447 0.347 0.445
X = 0.528 0.447 0.485 0.450
0.365 0.447 0.485 0.440
0.353 0.447 0.416 0.456
4. Melakukan evaluasi pada nilai maximum dan minimum
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai maximum dan nilai minimum pada setiap kriteria yang ada. Nilai maximum adalah untuk kriteria yang menguntungkan, sedangkan nilai minimum adalah untuk kriteria yang tidak menguntungkan atau biaya. Kemudian nilai maximum dikurangkan dengan nilai minimum dengan perhitungan mengunakan persamaan sebagai berikut:
Didapatkan nilai maximum dan minimum pada setiap kriteria sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Nilai maksimum dan minimum tiap kriteria
Harga Bintang Fasilitas Rating
MIN MAX MAX MAX
Sehingga menjadi seperti berikut:
0.572 0.447 0.485 0.445
0.368 0.447 0.347 0.445
X = 0.528 0.447 0.485 0.450
0.365 0.447 0.485 0.440
0.353 0.447 0.416 0.456
MIN MAX MAX MAX
Berikutnya adalah perhitungan untuk mencari secara
manual, disini akan diberi contoh untuk menghitung yaitu
nilai dari penilaian yang telah dinormalisasi dari alternatif hotel 1 yaitu hotel Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta terhadap semua kriteria.
= (x12 + x13 + x14) – x11
= 1.377 – 0.572 = 0.805
Selanjutnya menghitung setiap alternatif yang ada. Sehingga menjadi seperti berikut:
Tabel 4. 7 Perhitungan setiap alternatif
Alternatif
Kriteria
ȳ
Harga Bintang Fasilitas Rating
Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta
0.572 0.447 0.485 0.445 0.805
Grand Sarila Hotel
Yogyakarta 0.368 0.447 0.347 0.445 0.871
Horison Yogyakarta 0.528 0.447 0.485 0.450 0.854
The Edelweiss Hotel
Yogyakarta 0.365 0.447 0.485 0.440 1.007
Yellow Star Gejayan
Hotel 0.353 0.447 0.416 0.456 0.966
Optimum MIN MAX MAX MAX
5. Menentukan rangking dari hasil perhitungan MOORA
Hasil rekomendasi pemilihan hotel didapatkan dari melakukan perangkingan terhadap nilai dari . Dimana nilai dari yang tertinggi menjadi rangking satu, nilai tertinggi kedua menjadi rangking dua, dan seterusnya sampai seluruh nilai di rangking. Dari contoh diatas, maka didapatkan rangking sebagai berikut.