• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR... 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR... 1"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN

BAB I PENGANTAR ... 1

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 1

1.2. Penjelasan Modul ... 1

1.2.1. Desain Modul... 2

1.2.2. Isi Modul ... 2

1.2.3. Pelaksanaan Modul ... 3

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (CRCC) ... 3

1.4. Pengertian-Pengertian Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2. Pengertian Unit Standar ... 6

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 7

2.3.1. Judul Unit ... 7

2.3.2. Kode Unit ... 7

2.3.3. Deskripsi Unit ... 8

2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ... 8

2.3.5. Batasan Variabel ... 9

2.3.6. Panduan Penilaian ... 11

2.3.7. Kompetensi Kunci ... 13

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 14

3.1. Strategi Pelatihan ... 14

3.2. Metode Pelatihan ... 15

(2)

4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan... 17

4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan ... 17

4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan ... 18

4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan ... 18

4.4. Membuat rencana kerja harian dan mingguan ... 18

4.4.1. Gambar kerja dan detail yang telah disetujui oleh perencana/vendor digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan ... 18

4.4.2. Hasil pekerjaan identifikasi kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja dipelajari kembali untuk bahan penyusunan jadwal kerja ... 21

4.4.3. Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya diidentifikasi secara harian dan mingguan ... 22

4.4.4. Volume pekerjaan dihitung secara detail dan dirangkum dalam rencana kerja ... 23

4.4.5. Produktivitas dan jumlah tenaga kerja serta peralatan dihitung secara rinci dan dituangkan dalam rencana kerja harian dan mingguan ... 26

4.5. Menghitung dan menetapkan kebutuhan komponen material dan peralatan yang digunakan ... 27

4.5.1. Jenis dan jumlah komponen material dihitung sesuai kebutuhan ... 27

4.5.2. Bahan pendukung/asesoris lainnya yang akan digunakan, ditentukan sesuai kebutuhan ... 29

4.5.3. Peralatan yang akan digunakan, ditentukan sesuai kebutuhan ... 53

4.6. Menghitung dan menetapkan kebutuhan tenaga kerja ... 53

4.6.1. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan, dihitung secara rinci .. 53

4.6.2. Jadwal kebutuhan tenaga kerja disusun berdasarkan tahapan pekerjaan ... 54 4.6.3. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan ditetapkan berdasar

(3)

4.7. Membuat laporan hasil penyusunan rencana kerja harian dan

mingguan ... 54

4.7.1. Catatan hasil perhitungan kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja dihimpun dan diteliti kembali kebenarannya ... 55

4.7.2. Laporan hasil penyusunan rencana kerja harian dan mingguan dikonsultasikan dengan pihak terkait untuk memperoleh tanggapan dan persetujuan ... 56

4.7.3. Laporan hasil penyusunan rencana kerja harian dan mingguan disampaikan kepada pihak terkait dan diadminsitrasikan sesuai dengan prosedur kerja yang ditetapkan ... 56

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 58

5.1. Sumber Daya manusia ... 58

5.2. Sumber-Sumber Perpustakaan... 59

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 59

(4)

BAB I

PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.

Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih.

(5)

1.2.1. Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri:

 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.  Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta

dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Modul

Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut: a. Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

b. Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

c. Buku Penilaian

(6)

 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.  Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :

 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.  Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.  Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah pengakuan Kompetensi Terkini ( Recognition of Current

Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan

yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

(7)

anda telah :

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu

pengetahuan dan keterampilan yang sama atau.

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama .

1.4. Pengertian-Pengertian Istilah Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap. Pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan. pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan /jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan

(8)

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap. Pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

Sertifikat Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.

(9)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut:

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

I. Kelompok Kompetensi Umum

1 F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 01 Menerapkan Ketentuan UUJK dan K3L.

2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 02 Melakukan Komunikasi dan Kerja Sama di

Tempat Kerja

II. Kelompok Kompetensi Inti

1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 03

Mengidentifikasi Kebutuhan Pekerjaan Awal Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04

Membuat Rencana Kerja Harian dan

Mingguan Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 Membantu Dalam Pengaturan Material

4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 Melakukan Persiapan Pemasangan Rangka

Atap Baja Ringan

5. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 Mengkoordinasi dan Mengawasi Pelaksanaan

Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan 6. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat Laporan Pelaksanaan Pemasangan

Rangka Atap Baja Ringan 2.2. Pengertian Unit Standar

Apakah Standar Kompetensi ?

Setiap Standar Kompetensi Menentukan :

(10)

Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan ?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian Kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi ? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

 Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.  Mengidentifikasi apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.  Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

 Meyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian

2.3.1 Judul Unit

Membuat Rencana Kerja Harian dan Mingguan Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

2.3.2 Kode Unit

(11)

2.3.3 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan komunikasi, kerja sama dan memimpin kelompok kerja

2.3.4 Elemen Kompetensi

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Membuat rencana kerja harian dan mingguan

1.1 Gambar kerja dan detail yang telah

disetujui oleh perencana/vendor

digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan.

1.2 Hasil pekerjaan identifikasi kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja

dipelajari kembali untuk bahan

penyusunan jadwal kerja

1.3 Lingkup pekerjaan yang menjadi

tanggungjawabnya diidentifikasi

secara harian dan mingguan

1.4 Volume pekerjaan dihitung secara detail dan dirangkum dalam rencana kerja

1.5 Produktivitas dan jumlah tenaga kerja serta peralatan dihitung secara rinci dan dituangkan dalam rencana kerja harian dan mingguan

2. Menghitung dan

menetapkan kebutuhan

2.1. Jenis dan jumlah komponen material dihitung sesuai kebutuhan

(12)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

2.3. Peralatan yang akan digunakan, ditentukan sesuai kebutuhan.

3. Menghitung dan

menetapkan kebutuhan

tenaga kerja

3.1. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan, dihitung secara rinci

3.2. Jadwal kebutuhan tenaga kerja

disusun berdasarkan tahapan

pekerjaan

3.3. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan ditetapkan berdasar pada hasil identifikasi

4. Membuat laporan hasil

penyusunan rencana kerja harian dan mingguan

4.1. Catatan hasil perhitungan kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja

dihimpun dan diteliti kembali

kebenarannya.

4.2. Laporan hasil penyusunan rencana

kerja harian dan mingguan

dikonsultasikan dengan pihak terkait untuk memperoleh tanggapan dan persetujuan

4.3. Laporan hasil penyusunan rencana

kerja harian dan mingguan

disampaikan kepada pihak terkait dan

diadminsitrasikan sesuai dengan

prosedur kerja yang ditetapkan.

2.3.5 Batasan Variabel

1. Kontek Variabel

1.1. Unit ini diterapkan sebagai kompetensi kelompok dan menjadi dasar pengetahuan bagi seorang mandor installer rangka atap baja ringan

(13)

1.2. Unit kompetensi ini berlaku untuk melaksanakan pemasangan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :

1.2.1. Membuat rencana harian dan mingguan pelaksanaan Rangka Atap Baja Ringan

1.2.2. Luas penutup atap yang akan dipasang 1.2.3. Jumlah kuda-kuda yang akan dipasang 1.2.4. Jumlah kebutuhan material yang dibutuhkan 1.2.5. Jumlah bahan pendukung untuk pemasangan 1.2.6. Peralatan yang akan digunakan

1.2.7. Tenaga Kerja yang dibutuhkan

1.2.8. Jadwal pelaksanaan pekerjaan pemasangan

2. Perlengkapan dan Peralatan Yang Diperlukan Untuk

Mengidentifikasi Komponen, Peralatan, Bahan–bahan lain dan Tenaga Kerja

2.1. Perlengkapan antara lain :

2.1.1. Gambar struktur atap baja ringan

2.1.2. Gambar –gambar detail konstruksi baja ringan

2.1.3. Time schadule pelaksanaan Pemasangan dari pihak pemberi pekerjaan

2.2. Peralatan :

2.2.1. Alat Tulis Kantor (ATK) 2.2.2. Kalkulator

3. Tugas–tugas Yang Harus Dilakukan

3.1 Melakukan pengukuran jumlah kuda-kuda yang akan dipasang 3.2 Melakukan pengukuran peralatan yang akan digunakan

3.3 Menetapkan jumlah pekerja yang dibutuhkan perhari dengan pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan

(14)

4.2 Spesifikasi dan petunjuk manual material baja ringan 4.3 SOP yang terkait dan diberlakukan

2.3.6 Panduan Penilaian

1. Kondisi Penilaian

Kondisi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1 Tes tertulis

1.2 Wawancara

1.3 Praktek menggunakan alat peraga 1.4 Praktek di tempat kerja

1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan 2. Keterkaitan dengan unit lain:

2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:

2.1.1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 03 Mengidentifikasi kebutuhan

pekerjaan awal pemasangan

rangka atap baja ringan

2.2 Kaitan Dengan Unit Lain

2.2.1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 02 Melakukan komunikasi dan kerja

sama di tempat kerja

2.2.2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 Membantu dalam pengaturan

material

2.2.3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 Melakukan persiapan

pemasangan rangka atap baja ringan

(15)

2.2.4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan

2.2.5. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat laporan pelaksanaan

pemasangan rangka atap baja ringan

3. Pengetahuan Yang Dibutuhkan

3.1 Pengetahuan tentang alat dan material baja ringan 3.2 Prosedur standar operasi perusahaan

3.3 Spesifikasi dan metode pemasangan

3.4 Standar/kententuan K3 dan lingkungan hidup

4. Keterampilan Yang Dibutuhkan

4.1 Keterampilan untuk membaca gambar konstruksi rangka atap baja ringan

4.2 Keterampilan untuk mengukur material baja ringan

4.3 Keterampilan untuk menggunakan peralatan pemasangan 4.4 Keterampilan untuk menentukan tenaga pemasangan

5. Aspek Kritis

Aspek kritis yang harus diperhatikan

5.1 Kemampuan untuk membaca gambar tentang baja ringan

5.2 Kemampuan untuk mengidentifikasi spesifikasi material dan kelengkapannya

(16)

2.3.7 Kompetensi Kunci

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan

informasi 1

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 1 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 1

(17)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri. Artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/ Perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.

d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau meteri belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.

Pengamatan terhadap tugas praktek

a. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

(18)

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek. c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus. Kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas. Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta. Pelatih dan Pakar / Ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

(19)

BAB IV

MATERI UNIT KOMPETENSI

4.1. Tujuan Instruksional Umum

 Peserta pelatihan mampu membuat rencana kerja harian dan mingguan

pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan

4.2. Tujuan Instruksional Khusus

 Peserta pelatihan mampu Membuat rencana kerja harian dan mingguan

 Peserta pelatihan mampu Menghitung dan menetapkan kebutuhan

komponen material dan peralatan yang digunakan

 Peserta pelatihan mampu Menghitung dan menetapkan kebutuhan

tenaga kerja

 Peserta pelatihan mampu Membuat laporan hasil penyusunan rencana

kerja harian dan mingguan

4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Mandor Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

4.3.1. Definisi

Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan

dan tipis, namun memiliki fungsi setara dengan baja konvensional. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4mm - 1mm.

Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan adalah salah satu bagian dari pekerjaan konstruksi yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Atap baja ringan sendiri adalah suatu komponen konstruksi yang diproses secara roll forming system/cold forming system dengan teknologi yang dikembangkan oleh beberapa Negara di Eropa yang tahan terhadap

(20)

lain-lain.

Di Indonesia, lapisan anti karat yang umum dipakai adalah lapisan AZ (Aluminium Zinc Alloy) dan lapisan Z (Zinc) yang disebut Galvanis. Lapisan Zinc tidak korosif terhadap adukan semen bila dibandingkan lapisan AZ yang cenderung korosif terhadap air semen. Ini penting karena kebanyakan bangunan di Indonesia masih memakai karpusan yang biasanya diisi lapisan semen pada bagian noknya.

Seringkali konsumen menganggap bahwa Aluminium Zinc lebih baik dari pada Zinc, tapi sekali lagi yang penting adalah apakah ketebalan lapisan anti karat yang dipakai memenuhi standar yang sudah diuji kelayakannya oleh lembaga-lembaga yang berwenang untuk itu.

Sebagai contoh sesuai dengan ASTM A 1003 / A1003 M – 05 tebal lapisan anti karat minimum untuk lapisan AZ adalah 150 gr/m2 dan untuk lapisan Z adalah 180 gr/m2.

Spesifikasi Lapisan Anti Karat Brady Steel Roof Sistem: - Lapisan Zinc (Galvanis)

- Memakai Coating Spesifikasi Z220 (220 gr/m2) - Memenuhi standar (180 gr/m2) dari :

ASTM A 1003 / A 1003 M – 05 AS 1397 – 2001

JIS G3302 – 1998

4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan

Pelatihan pelaksanaan pekerjaan mandor pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan sarana dan prasarana: ruang belajar mengajar dan ruang praktek , ruang ishoma serta toilet.

4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan 1. LCD

2. Komputer 3. Printer 4. Kamera

(21)

6. Alat Tulis Kantor

4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan 1. Alat steger

2. Tangga aluminium

3. Alat potong mesin (gerinda) 4. waterpas / selang air

5. Gergaji tangan (besi: gunting) 6. Bor screw

7. Siku

8. Meteran 9. Siku verstek

10. Alat Bor listrik kecil 11. Benang

12. Unting-unting 13. Bor beton dan baja

4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan

4.4. Membuat rencana kerja harian dan mingguan

4.4.1. Gambar kerja dan detail yang telah disetujui oleh perencana/vendor digunakan sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan.

Volume pekerjaan adalah kuantitas pekerjaan yang dihitung dan

disusun secara berurut dari pekerjaan persiapan sampai dengan pekerjaan finishing, disajikan dalam sebuah daftar (bill of quantity) atau BQ dari sebuah proyek konstruksi. Jika melihat definisi diatas maka untuk dapat menghitung volume pekerjaan haruslah disiapkan :

(22)

 Spesifikasi teknis

 Informasi-informasi yang mendukung

(23)

Gambar 4.2. Denah Rangka Atap

Ket. Gambar:

1. R = Rafter (kaso)

2. TG = Trunkated Girder (Balok) 3. T1 = Trunkated no.1

4. S = Standar (full kuda-kuda) 5, HR = Hip Rafter (Jurai luar)

(24)

Catatan: Penggunaan tiap bentuk profil

- Rafter (reng) : untuk membantu menahan beban genteng sebelum ke kuda-kuda, posisi setelah pemasangan girder

-Trunkated Girder adalah bentuk kuda-kuda terpancung

-Trunkated no.1 adalah kuda-kuda terpancung dibagian ujung dalam jurai -Standar adalah menunjukkan kuda-kuda full bentuk segitiga dipasang pada ujung pertemuan jurai bagian atas

-Hip Rafter adalah balok atau batang profil untuk jurai luar, jurai adalah pertemuan antara dua bidang atap

4.4.2. Hasil pekerjaan identifikasi kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja dipelajari kembali untuk bahan penyusunan jadwal kerja

Penyusunan jadwal kerja selalu mengacu kepada batas waktu

penyelesaian yang tertuang dalam kontrak atau waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Untuk pelaksanaannya dilapangan, dari jadwal keseluruhan (master schedule) haruslah dibuatkan jadwal pendukung, antara lain :

 Jadwal peralatan (Equipment Schedule), menyangkut penyediaan, pendataan serta jumlah peralatan yang diperlukan

 Jadwal Bahan (Material Schedule), menyangkut pemesanan, pendataan serta jumlah dan jenis bahan yang diperlukan

 Jadwal Tenaga Kerja (Manpower Schedule), menyangkut pendataan, keahlian serta jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

Hal ini akan dapat dibuat dengan benar apabila identifikasi kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja telah dipelajari dengan benar dan teliti. Adapun kendala-kendala yang harus dihadapi dalam pelaksanaan adalah:

Perhitungan kebutuhan bahan,peralatan salah Ketersedian Bahan dan peralatan terbatas Tenaga kerja yang tersedia tidak kompeten

Jadwal keseluruhan proyek / Item pekerjaan lain terhambat atau tidak tepat Aliran dana yang tidak lancar

(25)

Kondisi cuaca yang tidak mendukung

Tabel 1. Jadwal Pekerjaan :

SCHEDULING BAHAN

PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA

NO. JENIS BAHAN KUANTITAS SAT. DURASI (HARI) KET. 1 2 3 4 5

1 Bottom chord 10 btg

Dll.

SCHEDULING ALAT

PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA

NO. JENIS ALAT TYPE KAPASITAS DURASI (HARI) KET.

1 2 3 4 5

1 Bor tangan listrik Bosch 220V Dll.

SCHEDULING TENAGA KERJA PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA

NO. JENIS PEKERJAAN DURASI (HARI) KET.

1 2 3 4 5

1 tukang

Dll.

4.4.3. Lingkup pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya diidentifikasi secara harian dan mingguan

Sebagai seorang mandor yang menangani proyek mempunyai tugas dan kewajiban meliputi:

a. Melaksanakan pekerjaan berdasarkan gambar rencana dan persyaratan teknis, risalah penjelasan pekerjaan dan peraturan lain yang ditetapkan sebelumnya.

(26)

disusun dan ditetapkan sesuatu proyek, terlebih dahulu harus diadakan penelitian dan evaluasi tentang apakah hasil tertentu yang ingin dicapai itu benar-benar bermanfaat atau tidak.

Salah satu yang tercantum dalam dokumen kontrak adalah dokumen Syarat-Syarat Perjanjian (Condition of Contract). Dalam dokumen inilah inti dari semua ketentuan atau aturan main yang telah disepakati antara kedua belah pihak.

Syarat-syarat perjanjian ini berisikan tentang hak dan kewajiban dari masing-masing pihak serta pihak ketiga yang terlibat dalam perjanjian, persyaratan, tanggung jawab, larangan dan sanksi-sanksi bagi kedua belah pihak.

Agar apa yang menjadi tanggung jawab seorang mandor dapat terpenuhi dengan baik maka haruslah :

1. Mengerti tentang gambar, spesifikasi teknis 2. Rincian pekerjaan dan harga (Bill of Quantity)

Semua rincian pekerjaan ini dimulai dari bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan baik terhadap bahan,alat dan tenaga kerja haruslah dibuat dalam bentuk laporan harian dan mingguan. Artinya setiap hari selalu ada kontrol terhadap tugas-tugasnya.

4.4.4. Volume pekerjaan dihitung secara detail dan dirangkum dalam rencana kerja.

Untuk menentukan volume pekerjaan dihitung berdasarkan luasan atap miring, oleh karena itu seorang mandor harus memahami benar gambar pelaksanaan.

Komponen untuk menghitung volumen pekerjaan bangunan dengan model atap standar berdasarkan :

1. Kemiringan atap

2. Jenis genteng / roof yang digunakan 3. Luasan bangunan

4. Jarak antar kuda-kuda 1,2 – 1,4 m.

(27)

Gambar 4.3. Bentuk Atap Standar

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lakukan langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat suatu rencana kerja didalamnya terlihat bagaimana suatu pekerjaan akan dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan. Perencanaan ini merupakan suatu hal yang sangat penting, bahkan dapat dikatakan bahwa apabila proyek sudah membuat perencanaan / rencana kerja yang baik pada awal pelaksanaannya, ini berarti 70 persen pekerjaan tersebut telah selesai. Oleh karena itu rencana kerja harus dilakukan secara akurat agar hasil yang maksimal dapat tercapai.

Dari informasi dalam kontrak (gambar dan spesifikasi), maka dibuatlah perhitungan volume pekerjaan secara detail dan dimasukkan dalam rencana kerja.

Dalam pekerjaan pemasangan atap baja ringan ini yang harus diperhatikan dalam perhitungan volume pekerjaan adalah:

(28)

 Kemiringan kaki kuda-kuda.

 Type profil dan arah pemasangan rangka atap.

 Pekerjaan perbaikan tumpuan rangka atap/kondisi existing balok-balok tumpuan.

(29)

4.4.5. Produktivitas dan jumlah tenaga kerja serta peralatan dihitung secara rinci dan dituangkan dalam rencana kerja harian dan mingguan

Didalam rencana kerja harian dan mingguan tentunya ada gambar denah dan potongan rangka atap, urutan serta alur pelaksanaannya semua itu hendaknya mencakup :

 Jenis alat yang digunakan

 Pengaturan bahan-bahan di dalam proyek

 Perhitungan produktifitas kerja, jumlah alat dan waktu pelaksanaan  Volume pekerjaan

 Pembagian alur kerjanya

Tabel 3. Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja mínimum per 100 m2

Oleh karena itu perhitungan produktivitas yang teliti akan sangat mempengaruhi pengontrolan terhadap pelaksanaa pekerjaan nantinya.

No. Tenaga Kerja Jumlah

(orang)

Waktu (hari).

1 Mandor 1 2hari pemasangan

dilapangan

2 Tukang 2 4 hari : fabrikasi dan

pemasangan

(30)

4.5. Menghitung dan menetapkan kebutuhan komponen material dan peralatan yang digunakan

4.5.1. Jenis dan jumlah komponen material dihitung sesuai kebutuhan

Gambar 4.5: Potongan profil baja ringan

Menghitung kebutuhan material tergantung pada: 1. Kondisi kemiringan atap

(31)

Gambar 4.6. Detail Rangka Atap Baja Ringan

Contoh perhitungan:

Diketahui : Ukuran luas bangunan (10 x 10) m2

Sudut atap/kemiringan atap 300

Hitung kebutuhan rangka kuda-kuda?

Jawab : Jika luas bangunan = 10 x 10 m2 = 100 m2 Panjang profil baja ringan = 6 m

Maka kebutuhan profil adalah sekitar = 100/6 x (2 x cos 30)

Profil dudukan rangka dan tembok Bottom chord

(32)

PEDOMAN PRAKTIS

JENIS ATAP MAX JARAK KEMIRINGAN JARAK BERAT

BERAT

PLAFON TEKANAN

KUDA2 KE KUDA2 ATAP RENG ATAP GYPSUM ANGIN

GENTENG KERAMIK 1200 mm 35' 265 mm 45 kg/m2 7-10 kg/m2 100 kg/m2 GENTENG BETON 1200 mm 35' 300-340 mm 35 kg/m2 7-10 kg/m2 100 kg/m2 GENTENG METAL 1600-1800 mm 15-35' 600 mm 5 kg/m2 7-10 kg/m2 100 kg/m2 ATAP METAL 1600-1800 mm 10-35' 900 mm 5 kg/m2 7-10 kg/m2 100 kg/m2

4.5.2. Bahan pendukung/assesoris lainnya yang akan digunakan, ditentukan sesuai kebutuhan

1. Papan 2. Kaso 3. Tambang

4. Kerekan timba air 5. Talang jurai 6. Aluminium foil 7. Glasswool 8. Wiremess

(33)

Gambar 4.7: Screw

Sekrup khusus berlapis galvanis untuk konstruksi baja ringan dengan ketahanan korosi kelas 2

SELF DRILLING SCREW (SDS)

Yaitu sekrup dengan ujung penembus baja tanpa mur.

Untuk baja tipis:

1. SDS yang dipakai harus jenis khusus dengan alur yang kasar, dan adanya ruang di bawah kepala baut

2. Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun diantara alur, bukan rusak oleh alur, sehingga SDS mampu memikul beban yang besar di sambungannya. 3. SDS yang mudah didapat di pasaran umumnya mempunyai alur yang rapat/ halus, dimana SDS ini khusus dipakai untuk sambungan baja tebal, bukan untuk baja ringan

SDS khusus untuk struktur baja ringan.

Minimum Corrosion Rating : Class 2 – Zinc Plated Sesuai dengan :

- AS 3566.1-2002 - AS 3566.2-2002

Panjang (tanpa kepala baut) : 16 mm Kepadatan Alur : 16 alur per inci Diameter Badan :

(34)

Gambar 4.8: Self drilling Screw (baut)

Sekrup atau ulir dibentuk melalui pemotongan alur helical secara kontinu pada permukaan silinder. Bila dilakukan pemotongan alur tunggal pada permukaan silinder maka dinamakan single thread screw dan jika dilakukan pemotongan alur lainnya pada jarak antar alur pertamanya disebut double thread screw.

Sambungan sekrup ( screw joints) terdiri dari 2 elemen yaitu : mur dan baut. Sambungan sekrup digunakan bila :

 Untuk bagian mesin yang memerlukan sambungan dan pelepasan tanpa mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin.

 Untuk memegang dan penyesuaian dalam perakitan dan perawatan.

Keuntungan dan Kerugian Screw joints

Keuntungan:

 Mempunyai reliabilitas tinggi dalam operasi.

 Sesuai untuk perakitan dan pelepasan komponen.

 Suatu lingkup yang luas dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa kondisi operasi.

(35)

 Lebih murah untuk diproduksi dan lebih efisien. Kerugian:

 Konsentrasi tegangan yang pada bagian ulir yg tidak mampu menahan berbagai kondisi beban

Note : kekuatan sambungan sekrup tidak sebanding dengan kekuatan sambungan las atupun sambungan keling

Defenisi

 Major diameter

Diameter terbesar pada bagian ulir luar atau bagian ulir dalam dari sebuah sekrup. Sekrup dispesifikasikan oleh diameter ini, juga disebut diameter luar atau diameter nominal.

 Minor diameter

Bagian terkecil dari bagian ulir dalam atau bagian ulir luar, disebut juga sebagai core atau diameter root.

 Pitch diameter

Disebut juga diameter efektif, merupakan bagian yang berhubungan antara baut dan mur.

 Pitch

Jarak dari satu ujung ulir ke ujung ulir berikutnya. Pitch = 1

(36)

Lokasi sambungan sekrup

Pemilihan tipe sambungan dan lokasi penyambungan sangatlah penting. Lokasi penyambungan harus diatur sedemikian rupa agar mampu menahan beban tarik dan beban geser (tensile / shears load) dan bengkok akibat penyambungan harus ditekan seminim mungkin.

Bengkoknya suatu sambungan merupakan akibat dari :  Misalignment ( tidak lurus)

 Gaya pengencangan yang terlalu besar.

 Gaya eksternal yang terlalu besar yang memungkinkan mengakibatkan kegagalan sambungan.

Note :

Tensile Stress / Tegangan Tarik

Adalah suatu sifat bahan hubungan tegangan-regangan pada tarikan memberikan nilai yang cukup berubah tergantung pada laju tegangan temperature dll. Umumnya kekuatan tarik lebih rendah daripada umpannya seperti baja, duralumin dll.

Shear Stress / Tegangan Geser

Ketika benda kerja menjadi sasaran dua kekuatan yang sama atau berlawanan, bergerak secara tangensial dengan sisi yang berlawanan, dimana ini disebabkan pada setiap sisi dari benda kerja dan inilah yang disebut shear stress. Dan yang berhubungan dengan regangan dikenal shear strain, yang diukur dengan sudut deformasi yang berdekatan dengan shear stress

Bending Stress / Tegangan Tekuk

Dalam kegiatan perteknikan, bagian-bagian atau anggota structural mungkin menjadi sasaran pada beban static atau dinamis yang disebut sebagai bending stress. Sedikit pertimbangan akan menujukkan karena adanya moment bending, kabel pada bagian atas benda kerja akan diperpendek karena akompresi terebut.

(37)

Tipe umum sambungan sekrup

1. Through Bolt

Sambungan through bolt pada umumnya merupakan suatu batang silinder beralur yang dimasukkan pada lubang yang telah dibuat/dibor pada 2 bagian yang akan disambung, dijepit dengan mur/nuts di bagian bawah dan kepala/head di bagian atas.

Sambungan throughbolt yang digunakan boleh yang telah dimesin/dibuat alur ataupun yang belum dan kepalanya bisa berbentuk persegi maupun segienam.

Sambungan through bolt harus dengan mudah melalui lubang bila beban bekerja sepanjang sumbu. Bila beban diberikan secara tegak lurus dengan sumbu sambungan, yang mana juga bekerja beban geser maka lubang harus diream sehingga shank dapat secara pas dimasukkan. Sambungan through bolt digunakan untuk sambungan mesin ( machine bolts), carriage bolts, automobile bolts, eye bolts, etc.

Gambar 4.10: Through bolt (Melalui baut) Note :

Shank merupakan bagian silinder sekrup.

2. Tap Bolt

Sambungan tap bolt sangat berbeda dengan sambungan through bolt. Pada sambungan tap bolt, sekrup dimasukkan ke dalam lubang antara 2

(38)

Gambar 4.11: Tap bolt (Tekan baut) Note :

Tap : alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam. Snay : alat yang digunakan untuk membuat ulir luar.

3. Studs

Stud merupakan batang silinder yang dialur pada kedua ujungnya. Salah satu ujung disekrup ke dalam lubang yang ditap pada bagian yang akan disambung sedangkan ujung lainnya digunakan untuk mur/nut. Studs pada umumnya digunakan untuk menggantikan tap bolt untuk mengamankan berbagai pelindung/ penutup. Contohnya pada penutup mesin, pompa silinder,dll.

Gambar 4.12: Stud

Karena tidak disekrup secara penuh, alur pada lubang sambungan tap cenderung rusak. Kerugian ini ditutupi dengan penggunaan sambungan studs.

4. Cap Screws

Cap screws hampir sama dengan tap bolt kecuali ukurannya yang kecil dan variasi bentuk kepala/head.

(39)

Gambar 4.13: Cap Screws (Jenis screw) 5. Machine Screws

Hampir sama dengan cap screws hanya saja kepala/head dibuat lubang untuk obeng dan biasanya pada penggunaannya menggunakan mur/nut.

6. Set Screws

Gambar 4.14: Set Screws (mangatur screw)

Set Screws digunakan untuk mencegah gerakan relatif/ pengeseran antar 2 komponen. Set screws disekrup melalui lubang beralur pada komponen pertama dan ujung dari sekrup itu menekan komponen

(40)

listrik.

Ukuran diameter dari set screw dapat ditentukan dengan dengan cara d = 0.125D + 0.8 cm

dimana D = diameter dari batang yang akan disetscrew

Gaya tangensial yang bekerja pada permukaan batang : F = 132 d2.3 kg

Torsi yang ditransmisikan set screw :

T = (F x D)/2 kgcm

Locking devices / alat pengunci

Umumnya penyambungan yang standard akan tetap kuat bila diberikan beban statis, namun banyak dari jenis penyambungan ini mengalami kelonggaran bila dikenakan beban dinamik ataupun pada bagian mesin yang mengalami vibrasi atau getaran.

Longgarnya sambungan ini sangat berbahaya dan harus dihindari, oelh karena itu, beberapa peralatan penggunci dibuat. Berikut ini adalah penjelasannya :

1. Jam nut or lock nut

Peralatan pengunci yang paling umum adalah jam, lock atau check nut.

(41)

Jika lock nut yang dipasang sesuai dengan gambar (a)< yang tipis di bawah dan yang tebal di atas> akan sulit untuk dibuka kembali sambungannya, bila dipasang sesuai dengan gambar (b) maka upper nut akan menanggung beban yang lebih besar dibandingkan lower nut walaupun upper nut lebih tipis. Oleh karena itu upper nut harus terbuat dari bahan yang tebal. Untuk mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh kedua lock nut di atas, kedua nuts baik upper maupun lower yang digunakan sebaiknya sama tebal.

2. Castle nut

Castle nut secara luas digunakan untuk pekerjaan dengan beban kejut dan vibrasi/getaran tertentu. Contohnya pada industri automotive.

Dari gambar dapat kita lihat bahwa split pin simasukkan ke dalam dua lubang pada nuts dan satu lubang di bolt/sekrup.

Gambar 4.16: Castle nut Note :

Load

Didefinisikan sebagai kekuatan eksternal yang mendukung bagian dari sutau mesin. Beban ini terdiri dari 3 tipe, yaitu:

Beban tetap (steady load), dikatakan beban tetap apabila beban dalam keadaan diam dimana benda tersebut tidak dapat erubah

(42)

Beban kejut (shock load), apabila bebam digunakan dan dipindahkan secara tiba-tiba.

3. Sawn nut

Pada penggunci Sawn nut, terdapat lubang di bagian samping kedalamannya kira-kira setengah dari ketinggian nut, dapat dilihat dari gambar.

Ketika nut disekrup ke bawah, sebuah sekrup kecil dikencangkan sehingga menghasilkan gesekan antara nut dengan bolt. Ini mencegah kelonggaran dari nut.

Gambar 4.17: Sawn nut 4. Ponn, Ring atau grooved nut

Pada grooved nut terdapat upper part hexagonal dan lower part silinder. Pengunci ini banyak digunakan ketika komponen disambungkan pada bagian tepi.

(43)

5. Locking with pin

Nut dapat dikunci dengan taper pin maupun cotter pin.Tapi split pin sering digunakan untuk mengunci sekrup di atas nut seperti pada gambar (b).

Gambar 4.19: Locking with pin (Kunci pin)

6. Locking with plate

Nut pada sambungan ini dapat disesuaikan dan sesudah itu dapat dikunci dengan interval sudut di bawah 30 derajat dengan menggunakan plate/keping ini.

Gambar 4.20: Locking with plate (Penguncian dengan piring)

7. Spring lock washer

(44)

Gambar 4.21:Spring lock washer (Kunci spring)

Desain Alur pada Sekrup

Sesuai dengan IS : 1362 – 1962 desain alur pada sekrup mencakup : 1. Desain ukuran

Ukuran dari sekrup dilambangkan dengan huruf n yang diikuti dengan diameter dan pitch, keduanya dipisahkan dengan tanda x. Bila tidak ada nilai untuk pitch berarti ukuran pitch yang standard yang digunakan.

2. Desain toleransi

Desain toleransi mencakup :

a. Grade dari desain toleransi dilambangkan dengan : „7‟ untuk grade yang baik

„8‟ untuk grade yang normal atau medium „9‟ untuk grade kasar.

b. Posisi toleransi dilambangkan dengan : „H‟ untuk unit thread

„d‟ untuk alur sekrup yang diizinkan „h‟ untuk alur sekrup yang tidak diizinkan

Contoh : M6-8d menunjukkan suatu sekrup dengan ukuran 6 mm, dengan ukuran pitch standard, toleransi grade normal dan alur yang diizinkan.

Tegangan yg terjadi akibat beban statis

 Tegangan dalam akibat gaya pengencangan.  Tegangan akibat gaya luar.

(45)

 Kombinasi gaya (1) dan (2).

Tegangan internal akibat gaya pengencangan

 Tegangan tarik disebabkan pelonggaran baut.

 Tegangan geser puntir akibat tahan gesek selama pengencangan.  Tegangan geser pada ulir.

 Tegangan tekan pada ulir.

 Tegangan tekuk, jika permukaan dibawah kepala baut/screw tidak dalam posisi sempurna thd sumbu baut.

Tegangan Tarik Akibat Pelonggaran Baut

Tekanan awal bila digunakan untuk pengetatan sambungan yang berhubungan dengan fluida (bila tidak digunakan setengah harga Pt):

Pt = 284.d Kg (satuan MKS) Pt = 2840.d N (satuan SI)

Beban aksial maksimum yg aman diaplikasikan:

P = tegangan ijin x Luas penampang bawah ulir (luas tegangan) Luas tegangan,

Stress Area = (dp + dc)2/16 dimana, dp = pitch diameter.

dc = core atau minor diameter

Tegangan geser puntir akibat tahanan gesek

Fs = 16T/(.dc)3 dimana, fs = tegangan geser puntir T = Torsi (momen puntir)

(46)

dimana, d = major diameter

Tegangan Patah pada Ulir

Fs = P/((d2-dc2)n) dimana, n = jumlah ulir

Tegangan akibat Gaya Luar

 Tegangan Tarik,

dimana, ft = tegangan tarik ijin bahan. P = ( dc2 Ft )/ 4

 Tegangan geser P = ( d2 Fs )/ 4

Kombinasi 1 dan 2.

Tegangan geser utama maksimum,

Tegangan tarik utama maksimum,

GALERY – GAMBAR MENGENAI SCREW

Gambar 4.22: Gambar mengenai skrew 2 t 2 s s(max) 2 f f f         2 t 2 s t t(max) 2 f f 2 f f         

(47)

 Perlu kita ketahui bahwa, ukuran dari suatu sekrup sekrup sangatlah banyak. Ketika kita hendak membeli sekrup, kita perlu menyebutkan ukuran diameter dari kepala sekrup dan juga ukuran dari ulir sekrup tersebut.

 Ulir ada dua jenis yaitu ulir halus dan ulir kasar. Ulir halus pada umumnya lebih kuat. Semakin halus suatu ulir, semakin kuat suatu media diikat. Ulir yang halus biasanya digunakan pada komponen mesin yang merupakan pusat dari vibrasi dan juga pada penopang nyawa seperti mur kaliper rem.

Bahan baku baut dan mur juga banyak macamnya. Ada yang terbuat dari baja liat atau plastik. Secara fisik, baut dari baja lebih kokoh, padat serta bertekstur halus. Sebaliknya, baut dari besi cor, mempunyai tekstur kasar.

Gambar 4.23:Model alur

 Sekrup pada gambar (a) menunjukkan bahwa ulir terdapat pada sepanjang batang silinder. Jenis dari sekrup ini digunakan pada stud. Sedangkan pada gambar (b), ulir tidak terdapat sepanjang batang silinder. Jenis ini digunakan pada tap bolt.

 Bentuk kepala pada gambar(a) biasanya digunakan pada peralatan elektronik, misalnya HP.

(48)

Gambar 4.24: Macam-macam screw

Gambar 4.25: (1) Round-Head Machine Screw, (2) Flat-Head Wood Screw, (3) And

Round-Head Wood Screw

Dari kanan ke kiri: round-head machine screw, flat-head wood screw, and round-head wood screw

1

(49)

Gambar 4.26: Alur screw Macam-macam kunci pas dan kunci ring

Gambar 4.27: Macam-macam kunci pas dan kunci ring American Standard cap screw :

(50)

American standard machine screw head

Gambar 4.29: American standard machine screw head American standard set screw head & points

(51)

American standard nuts

Gambar 4.31: American standard nuts Tipe-tipe mata obeng dan obeng :

Gambar 4.32: Tipe-tipe mata obeng dan obeng Single, double dan quadruple thread screw

(52)

Screw merupakan komponen yang sangat penting didalam sebuah struktur rangka screw yang dipergunakan dengan standar kwalitas yang tinggi melalui prosedur dan pengawasan yang ketat terhadap mutunya sesuai dengan Australian Standart AS 3566.

(53)

Gambar 4.35: Konektor/Multigrip

Konektor antara kuda-kuda dan balok tumpuan

Alat sambung merupakan salah satu bagian penting pada struktur rangka atap. Jenis alat sambungnya tentunya harus disesuaikan dengan fungsi dan penempatannya.

MULTI GRIP Galvabond Z275

Yield Kekuatan : 250 MPa

Desain Tensile Strength : 150 MPa

(54)

Gambar 4.37: Cyclone Strap

Konektor penahan beban angin

Gambar 4.38: Konektor penahan beban angin

Deskripsi

Siklon tali konektor yang merupakan fungsi utama adalah memegang mengangkat dalam struktur Digunakan terutama di daerah-daerah cyclonic untuk mengikat ke bawah untuk purlins gulungan gulungan atau atap.

Penggunaan (s)

Atap reng atau purlin ke truss atau kasau; Tie-down konektor Siklon tali dapat terus mengangkat hingga 7 kN.

Penggunaan tali siklon sangat penting dalam struktur gedung tinggi, di mana beban angin sangat tinggi.

(55)

Gambar 4.39: Strap Brace Pengaku/trek stang

Menghasilkan bahan tipis • Great kekuatan, tetapi • dengan penjepit lemah.

Karena lemahnya penjepit, rangka atap baja ringan struktur harus dilengkapi dengan cukup menguatkan akord.

Ada kasus runtuh rangka atap baja ringan karena kurangnya bracing. Seperti yang terlihat dalam gambar, menguatkan akord meliputi:

Bottom Chord Menahan

Top Chord Menahan, biasanya dalam bentuk batang kayu.

Lateral Tie, web menguatkan digunakan untuk mengurangi panjang lipat bracing

web akord.

Diagonal Web Menahan, angin dasi digunakan untuk meningkatkan lateral dasi Tali Brace, dalam bentuk band baja, yang digunakan untuk menanggung

(56)

Gambar 4.40: Diagonal web bracing

4.5.3. Peralatan yang akan digunakan, ditentukan sesuai kebutuhan Untuk setiap item pekerjaan, yang akan dilakukan haruslah disiapkan peralatan yang akan digunakan. Buatlah daftar peralatan sesuai dengan item pekerjaan, sebagai contoh:

Pekerjaan pemasangan kuda-kuda utama

- Peralatan: meteran, kunci pas, bor listrik, penanda/pensil, dll.

4.6. Menghitung dan menetapkan kebutuhan tenaga kerja

4.6.1. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan, dihitung secara rinci Jumlah kebutuhan tenaga kerja ditentukan berdasarkan parameter : luasan bangunan dan tingkat kesulitan pemasangan bangunan. Sebagai

gambaran untuk kondisi normal dengan luasan 100 m2 dibutuhkan 4 orang

tenaga kerja (1 mandor, 2 tukang, 1 kenek). akan diselesaikan dalam waktu 4-5 hari jika pemotongan dan pemasangan dilakukan dilapangan, sedangkan untuk pemotongan dan perakitan dilakukan di pabrik (pabrikasi) maka dibutuhkan waktu hanya 2 hari untuk pemasangan.

(57)

4.6.2. Jadwal kebutuhan tenaga kerja disusun berdasarkan tahapan pekerjaan

Untuk setiap pekerjaan perakitan dan pemasangan rangka atap baja ringan, jumlah tenaga kerja berdasarkan :

1. Luasan bangunan 2. Bentuk Atap 3. Tingkat Kesulitan

4. Waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan

Untuk pembuatan jadwal kebutuhan tenaga kerja dilihat atau dibuat berdasarkan:

1. Kesiapan material rangka atap baja ringan di lapangan

2. Kesiapan kondisi bangunan yang akan dipasang rangka kuda-kuda 3. Waktu yang telah ditentukan

4.6.3. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan ditetapkan berdasar pada hasil identifikasi

Dari hasil identifikasi dilapangan atau hasil analisa seperti diatas, maka barulah ditentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan mengacu kepada jumlah tenaga kerja per 100 m2 diatas.

4.7. Membuat laporan hasil penyusunan rencana kerja harian dan mingguan Laporan Mandor atas kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Laporan Harian, berisikan :  Pekerjaan yang dilaksanakan.  Bahan-bahan yang didatangkan.  Check-list pekerjaan.

(58)

2. Laporan Mingguan :

Yaitu laporan yang berisi garis-garis besar dari apa yang telah dicantumkan dalam laporan harian.

3. Laporan Bulanan :

Yaitu laporan yang berisi garis-garis besar dari apa yang telah dicantumkan dalam laporan mingguan. Sebagai pelengkap dan dokumentasi, laporan ini juga berisi photo-photo dari bagian-bagian bangunan yang sedang dilaksanakan.

4.7.1. Catatan hasil perhitungan kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja dihimpun dan diteliti kembali kebenarannya

Tabel 4. Catatan pekerjaan:

ITEM PEMERIKSAAN Jumlah tenaga kerja

Bahan/Peralatan

KET. Bahan Alat

Kondisi Tumpuan (Ring Balok)

1. Ketinggian 2 orang

Meteran, Tangga

/stager Tk+knk

2. Kedataran seluruh tumpuan 2 orang

Waterpas

/slang air Tk+knk 3. Penggunaan balok anak sebagai tumpuan sesuai dengan gambar

kerja

Kondisi perakitan kuda-kuda (truss) sesuai gambar kerja

1. Bentuk truss

2. Jumlah screw

3. Penempatan screw

4. Jenis screw yang digunakan 5. Pemasangan aksesori sambungan 6. Bentuk sambungan (jika ada)

7. Ketinggian apex

Kondisi pemasangan kuda-kuda (truss)

1. Jarak truss

2. Perkuatan tumpuan

(L-bracket, dynabolt)

3. Outrigger

Pemasangan Usuk/kasau (Rafter)

1. Rafter menyentuh top chord dan

(59)

2. Jumlah rafter dan penempatannya sesuai dengan gambar rencana

Battens

1. Jarak roof battens

2. Jarak ceilling battens

Kebersihan rangka atap dari sisa kotoran dan serpihan logam lainnya

4.7.2. Laporan hasil penyusunan rencana kerja harian dan mingguan dikonsultasikan dengan pihak terkait untuk memperoleh tanggapan dan persetujuan

Untuk mendapatkan suatu hasil yang terbaik dan sesuai dengan apa yang disyaratkan yaitu: dari segi biaya, mutu dan waktu yang sesuai dengan perhitungan, maka setiap pekerjaan yang dilakukan selain membuat catatan harian dan catatan mingguan haruslah selalu didiskusikan dengan pihak atasan.

Penyampaian laporan harian dan mingguan ini sebelum di administrasikan atau dalam tahap pembuatan sebelumnya diinformasikan atau disampaikan secara lisan terlebih dahulu.

Dengan demikian akan didapatkan suatu persetujuan dan masukkan atau tanggapan dari pihak atasan sehingga setiap pekerjaan akan selalu sesuai dengan biaya yang telah dihitung dan mutu yang telah ditetap serta waktu yang tepat.

4.7.3. Laporan hasil penyusunan rencana kerja harian dan mingguan disampaikan kepada pihak terkait dan diadminsitrasikan sesuai dengan prosedur kerja yang ditetapkan.

Langkah terakhir setelah hasil diskusi dengan pihak atasan terlaksana, maka segala apa yang telah dilakukan itu dibuat secara rapi dalam bentuk sebuah buku laporan dan telah disetujui atau di paraf oleh

(60)

pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk menggambarkan :

1. Langkah kerja pelaksanaan

2. Kontrol Pelaksanaan pekerjaan

3. Referensi proyek yang dilakukan

4. Untuk sebagai catatan / informasi tambahan jika terjadi gugatan atau

(61)

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN

UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih

Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar

b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar

c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai prses belajar Anda.

d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda .

e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai

Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :

a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.

b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk deperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.

c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan

(62)

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman belajar ini. Sumber-sumber tersebut meliputi :

1. Buku referensi (text book) / buku manual servis 2. Lembar kerja

3. Contoh form-form check list

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu. Dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

1. Judul/Nama Pelatihan : Membuat Rencana Kerja Harian dan Mingguan

Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

2. Kode Program Pelatihan : F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04

NO UNIT

KOMPETENSI KODE UNIT

DAFTAR PERALATAN

DAFTAR

BAHAN KETERANGAN

(63)

DAFTAR PUSTAKA

1.^ Journal of Management Development (http://info.emeraldinsight.com/products/journals /journals.htm?PHPSESSID=qfupm4b4equelrs4ba692nt643&id=JMD)

2.^ (id)James A.F. Stoner dan R. Edward Freeman, Manajemen, Edisi Keempat, Cetakan Pertama 1992, Intermedia (diterjemahkan oleh Wilhelmus W. Bakowatun, SE dan Drs. Benyamin Molan), Prentice-Hall, Inc copyright 1986. ISBN 979-8081-21-8

3.^ (id) Larry Gonick, Kartun (non) Komunikasi, guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Juli 2007. (diterjemahkan dari Guide to (non) Communication HarperClollins Publisher, Inc copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7

4.^ Journal of Management Studies (http://www.blackwellpublishing.com/journal.asp?ref=0022-2380)

5. ^ http://en.wikipedia.org/wiki/Organizational_studies#Further_reading

6.^http://www.telecomhall.ca/tour/inventors/2006/donald_l_hings/WalkieTalkie.pdf?sourc eid=navclient&

ie=UTF-8&rls=GGLJ,GGLJ:2006-10,GGLJ:en&q=Donald+L.+Hings+. THE VANCOUVER SUN, Friday August 17, 2001 Walkie-Talkie Inventor Receives Order of Canada

7. ^ International Journal of Knowledge Culture and Change Management (http://www.management-journal.com/)

8. ^ Journal of Organizational Change Management

(http://www.emeraldinsight.com/info/journals/jocm/jocm.jsp)

9. ^ European Management Review (http://www.palgrave-journals.com/emr/index.html) 10.^ Anthropology of Work Review (http://www.aaanet.org/saw/awr/index.htm15. )

11. ^ Research in Organizational behaviour

(http://www.elsevier.com/wps/find/bookdescription.cws_home/704903/ description#description)

12. ^ Organizational behaviour and Human Decision Processes (http://ees.elsevier.com/obhdp/) 13.^ (id)Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid I, Kanisius, Cetakan pertama 1996. ISBN 979-497-533-8

Gambar

Gambar 4.1. Bentuk Rangka Atap
Gambar 4.2. Denah Rangka Atap
Gambar 4.3.  Bentuk Atap Standar
Gambar 4.4. Susunan Rangka Atap Baja
+7

Referensi

Dokumen terkait

3. Pencegahan apa yang harus dilakukan agar tidak terulang kembali fraud dalam dana bantuan partai politik kota Jepara?.. Mengetahui skema fraud dalam dana bantuan

Menurut Sugiyono (2017), triangulasi teknik adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dalam mengecek sumber

Penyelenggaraan lokakarya mini untuk membahas program kerja yang disusun oleh tim KKS Pengabdian bersama kelompok masyarakat (bidang kesehatan/unit

Survei yang dilaksanakan adalah survei geodetik (untuk mendapatkan parameter-parameter geodetik), survei geofisikal (untuk mengetahui kontur permukaan dasar laut),

Berdasarkan hasil verifikasi dan penelusuran dokumen Laporan Produksi PT Artcraft Indonesia selama periode audit, produk yang diekspor bukan merupakan dari bahan

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian terkait pembuatan bioetanol dari sampah organik dengan penambahan urea (0, 2, 4 dan 6 g/l) sebagai

Peneliti akan membahas hasil analisis mengenai nilai didaktis yang terdapat pada film Jenderal Soedirman. Adapun nilai didaktis pada film Jenderal Soedirman

Dengan menggunakan nformas tersebut, maka ahl geolog akan bsa menentukan bentuk dan arah patahan-patahan yang ada pada suatu daerah.. Dengan demkan, mereka dapat