Daftar Pustaka
• Fitzpatrick's Dermatology, Ninth Edition
• Panduan Praktik Klinik PERDOSKI thn 2017
• FKUI Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
1. Pasien perempuan 27 tahun datang dengan keluhan ketombe yang tidak sembuh-sembuh sejak 2 tahun
terakhir. Ketombe terasa gatal. Pasien sudah mencoba berbagai jenis shampoo tapi tidak membuahkan hasil. Keluhan lain (-) Pada pemeriksaan fisik didapatkan
skuama berminyak berwarna kekuningan di kulit kepala. Diagnosis yang paling mungkin adalah a. Psoriasis
b. Dermatitis seboroik c. Dermatitis atopik
d. Dermatitis kontak iritan e. Dermatofitosis
Dermatitis Seboroik
• Dermatitis seboroik (DS) adalah kelainan kulit
papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai
pada anak dan dewasa
• Penyakit ini ditemukan pada area kulit yang
memiliki banyak kelenjar sebasea seperti
wajah, kulit kepala, telinga, tubuh bagian atas
dan fleksura (inguinal, inframammae, dan
Klinis
Anamnesis
• Pada bayi biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan • Sering disebut cradle cap
• Keluhan utama biasanya berupa sisik kekuningan yang berminyak dan umumnya tidak gatal
• Pada anak dan dewasa, biasanya yang menjadi keluhan utama adalah kemerahan dan sisik di kulit kepala, lipatan nasolabial, alis mata, area post aurikula, dahi dan dada
• Lesi lebih jarang ditemukan di area umbilikus, interskapula, perineum dan anogenital
• Area kulit yang kemerahan biasanya gatal
• Pasien juga dapat mengeluhkan ketombe (Pitiriasis sika)
• Keluhan dapat memburuk jika terdapat stressor atau cuaca dingin • Pada bayi umumnya bersifat swasirna sementara cenderung
Pemeriksaan Fisik
• Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang berminyak dan tidak gatal
• Skuama biasanya terbatas pada batas kulit kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan di belakang telinga dan area alis mata
• Lesi lebih jarang ditemukan di lipatan fleksura, area popok dan wajah
• Pada anak dan dewasa dapat bervariasi mulai dari:
- Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel pada kulit kepala
o Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama terutama di kulit kepala, wajah dan tubuh
o Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis. • Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis • Dapat meluas hingga menjadi eritroderma
2. Organisme yang berkaitan dengan dermatitis seboroik adalah a. Pioderma b. Virus herpes c. Malasesia d. Pityrosporum e. C dan D benar
3. Pengobatan dermatitis seboroik dengan
a. Shampo ketokonazole
b. Antibiotik topikal
c. Acyvlovir topikal
d. Oral antibiotik
e. Oral acyclovir
4.Sistemik terapi pada
dermatitis seboroik adalah a. 13-cis-retinoic acid 0,1-0,2 mg/kg b. 13-cis-retinoic acid 0,2-0,3 mg/kg c. 13-cis-retinoic acid 0,3-0,4 mg/kg d. 13-cis-retinoic acid 0,4-0,5 mg/kg e. 13-cis-retinoic acid 0,5-1 mg/kg
5. Efek samping
penggunaan asam
retinoid yang berbahaya adalah a. Karsinogenik b. Imunosupresan c. Teratogenik d. Ototoksik e. Nefrotoksis
6. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di konsulkan ke dr. Sp. KK karena kulit di sekujurt ubuhnya melepuh. Pada anamnesis didapatkan awalnya hanya berupa sariawan kurangl ebih 2 bulan yang lalu namun lesi menjadi
menyebar. Lesi tidak gatal, tapi melepuh berisi cairan dan karena pecah menjadi sangat nyeri. Karena lesi ada juga di mulut pasien pasien menjadi susah makan
hingga berat badan turun. KU pasien juga lemah. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan akantolisis (+) dan Nikolsky Sign (+). Diagnosis yang paling tepat adalah a. Dermatitis herpetiformis
b. Pemvigus Vulgaris c. Pemfigo bullosa d. EBA
PEMFIGUS
• Pemfigus merupakan
penyakit autoimun kronik
akibat autoantibodi IgG
terhadap desmoglein di
intraepidermal
• Penyakit ini
menyebabkan
terbentuknya bula pada
kulit dan membran
• Anamnesis
1. Umumnya terjadi pada usia 40-60 tahun
2. Umumnya diawali lesi pada membran mukosa mulut berupa erosi yang terasa nyeri
3. Perjalanan klinis dapat berulang, sering
diperlukan terapi seumur hidup
• Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum buruk 2. Erupsi kulit berupa bula
kendur yang mudah pecah sehingga cepat menjadi erosi dan dapat meluas ke seluruh tubuh 3. Predileksi terdapat bula
kendur, lentikular
sampai numular, di atas dasar kulit normal atau eritematosa. Isi mula-mula jernih kemudian menjadi keruh
7. Etiologi dari pemfigus vulgaris adalah
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virus
c. Autoimun
d. X-linked
e. Y-linked
8. Terapi pemvigus vulgaris adalah a. Prednison 0.5- 1 mg/kg b. Prednison 1-2 mg/kg c. Prednison 2–3 mg/kg d. Prednison 3-4 mg/kg e. Prednison 4–5 mg/kg
9. Monitong terapi pada pasien pemfigus vulgaris kecuali
a. Klinis
b. Efek samping obat c. Titer antibody
d. A dan B benar e. Semua benar
Penatalaksanaan
1. Prinsip
• Mengatasi keadaan umum • Pemantauan efek samping
terapi kortikosteroid atau sitostatik jangka panjang • Kerjasama dengan bagian
penyakit dalam,
alergi-imunologi, dan departemen lain yang terkait
10. Drug-induced Pemvigus vulgaris bisa disebabkan oleh pemberian obat
a. Amoxicillin dan Captopril b. Captopril dan
sulfonylurea
c. Amlodipin dan Floroquin d. Amlodipin dan Amoxicillin e. Captopril and
11. Seorang anak berusia 4 tahun datang dibawa orang tuanya karena kulit seringmelepuh di area tangan, siku, kaki dan lutut. Keluhan seperti muncul sejak usia bulan. Paman pasien juga ada yang menderita kelian serupa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan blister, yang masih belum pecah dan beberapa sudah pecah. Tidak
diapatkan tanda-tanda scarring. Pada pemeriksaan histo PA didapatkan cleavage di keratinosit. Diagnosis yang paling mungkin adalah
a. Pioderma b. SSSS
c. Sifilis kongenital
d. Epidermiolisisbulosa e. Pemvigus vulgaris
Epidermolisis Bulosa Yang Diturunkan
• Kelompok kelainan mekanobulosa yang diturunkan secara genetik, khas ditandai oleh bula pada kulit, dan kadang mukosa, akibat trauma gesekan ringan atau secara spontan
• Telah dilakukan revisi klasifikasi EB yang diturunkan, berdasarkan fenotip klinis dan genotip, yaitu
1. EB-Simpleks (EBS) 2. Junctional EB (JEB) 3. Dystrophic EB (DEB) 4. Sindrom Kindler (SK)
12. Pembagian epidermolisis bulosa berdasarkan level pembentukan cleavage dan blister menjadi
a. Epidermolitik dan dermolitik
b. Epidermolitik, junctional dan dermolitik
c. Basal dan supra basal d. Basal, junctional dan
supra basal
e. Bukan salah satu diatas
• Dengan perkembangan imunologi dan
pemeriksaan
imunohistokima, klasifikasi lebih rinci disesuaikan
dengan letak bula
terhadap tautan dermo-epidermis, yaitu
epidermolisis bulosa simpleks (EBS), EB distrofik, dan EB
junctional, masing-masing
memiliki bentuk variasi (subtipe)
13. Terapi untuk epidermiolisis bullosa adalah dengan a. Steroid b. Imunoterapi c. Kemoterapi d. Radioterapi
14. Diagnosis pranatal pada fetus dengan riwayat
keluarga EB dapat ditegakkan pada usia a. Trimester 1
b. Trimester 2 c. Trimester 3
d. Tidak berdasarkan trimester, cukup
mengambil sampel air ketuban
e. Tidak bisa ditegak secara prenatal
• Diagnosis EB dapat
ditegakan pada trimester 2 saat usai kehamilan 17-21 dengan sampel
jaringan biopsi kulit fetus, kemudian diperiksa
dengan mikroskop cahaya atau mikroskop elektron dan imunohistokimia
15. Pada EB dengan
manifestasi klinis yang berat pemberian steroid memiliki tujuan untuk a. Mencegah mutilasi b. Mencegah Distrofik c. Live safing d. Bukan diantaranya e. Semuanyabenar • Pada EB dengan
manifestasi klinis yang berat pemberian steroid memiliki tujuan untuk mencegah mutilasi dan distrofik serta live
saving dengan dosis tinggi 140-160mg/hr • Pengobatan dengan
pengamatan yang ketat, dosis diturunkan segera untuk mencegah
16. Seorangl aki-laki datang dengan keluhan kulit
ditangan kanannya ada yang menebal. Keluhan
tidak mengganggu atau nyeri hanya tidak
nyaman. Pasien memiliki pekerjaan sebagai ojek
online. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
eflorosensi pada telapak tangan kanan
hyperkeratosis berbatas tegas, rata dengan
ukuran sekitar 1.3 cm. Diagnosis yang paling tepat
adalah
a. Kalus
b. Klavus
c. Heloma
d. Mata ikan
e. Reaksi Alergi
17. Prinsip terapi pada kalus adalah
a. Menghilangkan faktor tekanan
b. Agen keratolitik adalah asam salisilat 20-40
persen atau krim urea 40 persen
c. Kadang-kadang bisa menghilang dengan
sendirinya
d. Semua di atasbenar
e. Semua di atas salah
18. Seorang laki-laki datang dengan keluhan kulit
nyeri di kaki kanannya karena ada kulit yang
menebal. Pasien memiliki pekerjaan sebagai
satpam dan banyak bekerja dengan posisi berdiri.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan eflorosensi
pada telapak kaki kanan hyperkeratosis berbatas
tegas, tidak merata di tengah-tengah seolah
terdapat inti. Diagnosis yang paling tepat adalah
a. Kalus
b. Kapalan
c. Klavus
d. Black heel
e. ReaksiAlergi
19. Prinsip terapi pada klavus adalah, kecuali
a. Menghilangkan faktor tekanan
b. Agen keratolitik adalah asam salisilat 40
persen atau krim urea 40 persen
c. Kadang-kadang bisa menghilang dengan
sendirinya
d. Semua di atasbenar
e. Semua di atas salah
20. Patofisiogi ulkus dekubitus adalah
a. Tekanan lama yang menyebabkan iskemia
b. Trauma akibat benda tajam
c. Luka yang tidak sembuh karena gula yang
tinggi
d. Kelainan pembuluh darah arteri
e. Kelainan pembuluh darah vena
21. Seorang laki-laki berusia 49 tahun datang dengan keluhan luka di kulit hidung. Awalnya luka adalah benjolan yang sudah ada sebelumnya sejak 3 tahun namun baru 2 minggu ini bergejala, benjolan menjadi mudah berdarah. Keluhan lain tidak ada. Pasien
merupakan seorang petani. Pada pemeriksaan status lokalis nasal didapatkan ulkus rodent yang diditutupi krusta. Pada palpasi lesi teraba keras. Diagnosis yang paling mungkin adalah
a. Nevus b. BCC c. SCC
d. Dermatifibroma e. Ulkus chancroid
Karsinoma Sel Basal
• Tumor ganas yang berasal dari lapisan
epidermis, tumbuh secara lambat, dan lokal
invasif
• Merupakan kanker kulit tipe non-melanoma
yang paling sering terjadi
• Penyakit ini berhubungan dengan pajanan
sinar matahari dan jarang terjadi metastasis
22. Manajemen pilihan untuk BCC adalah a. Incisi b. Ekstirpasi c. Eksisi d. Kemoterapi e. Topikal
23. Seorang perempuan berusia 49 tahun datang dengan keluhan adanya kulit di leher yang berubah warna
kurang lebih dalam 2 bulan ini. Keluhan lain tidak ada. Pasien merupakan istri nelayan yang tinggal di daerah pesisir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan eflorosensi berupa lesi agak menonjol berwarna kemerahan
dengan tepi yang asimetris, batas tidak tegas, dengan diameter sekitar 7 cm. Diagnosis yang paling tepat
adalah a. BCC b. SCC c. Keratosis seboroik d. Melanoma e. Nevus
MELANOMA
• Tumor ganas melanosit yaitu sel yang
menghasilkan melanin dan berasal dari neural
crest
• Sebagian besar melanoma maligna (MM)
muncul pada kulit tapi dapat juga timbul di
permukaan mukosa, misalnya uvea
Gambaran klinis
1. Superficial spreading melanoma (SSM) 2. Nodular melanoma (NM)
3. Lentigo malignant melanoma (LLM) 4. Acral lentigo melanoma (ALM)
• Gambaran MM dini/ABCD (Tidak berlaku untuk NM) A = asimetris
B = border/tepi yang tidak teratur
C = color/warna yang bermacam-macam
D = diameter sama atau lebih dari 6 mm, atau terdapat perbedaan penampilan, misal “ugly duckling”
Penatalaksanaan
• Sesuai dengan stadium
1. Tindakan bedah:
- Eksisi dengan evaluasi tepi lesi
- Mohs micrographic surgery
(stadium I dan II)
2. Terapi sistemik • Stadium I dan II:
- Interferon-alpha dosis rendah: 3
mU s.c 3x seminggu selama 18-24 bulan
- Interferon-alpha dosis tinggi:
15-20 mU/m2 i.v (atau i.m) 5
hari/minggu selama 4 minggu atau 10 mU/m2 s.c 3x/minggu
- Injeksi BCG subkutan 0,375mg,
diulang setiap 1-3 bulan
• Stadium III dan IV sesuai dengan
performance status (ECOG 0-4)
- Hasil kurang baik cukup diberikan
kemoterapi single: dacarbazine dosis 1000 mg/m2 (hari 1, intravena) atau dacarbazine dosis 250 mg/m2 (hari 1-5, intravena)
- Hasil baik diberikan kombinasi
kemoterapi (CVD)
- Cisplatin dosis 20 mg/m2 (hari 1-4,
intravena)
- Vinblastin dosis 1,2-4 mg/m2 (hari 1-4,
intravena)
- Dacarbazine dosis 20 mg/m2 (hari 1,
intravena)
• Bila terdapat metastasis ke otak, diberikan temozolamide dosis 200 mg/m2 (hari 1-5, oral)