• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PENGESAHAN. : Perjuangan Suku Kurdi Untuk Mendapatkan Otonomi Kurdistan Di Irak Pada Masa Saddam Hussein

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HALAMAN PENGESAHAN. : Perjuangan Suku Kurdi Untuk Mendapatkan Otonomi Kurdistan Di Irak Pada Masa Saddam Hussein"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

HALAMAN PENGESAHAN

Karya ilmiah ini diajukan oleh Nama : Eli Setyowati

NPM : 1006698742

Program Studi : Sastra Arab

Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Jenis Karya : Makalah Non Seminar

Judul Karya Ilmiah : Perjuangan Suku Kurdi Untuk Mendapatkan Otonomi Kurdistan Di Irak Pada Masa Saddam Hussein

Telah disetujui oleh pembimbing akademis untuk diunggah di lib.ui.ac.id/unggah dan dipublikasikan sebagai karya ilmiah sivitas akademika Universitas Indonesia.

Pembimbing Akademis: Dr. Apipudin M. Hum./NIP 196202081988111002

Ditetapkan di : Depok

(2)

FORMULIR PERSETUJUAN PUBLIKASI NASKAH RINGKAS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Dr. Apipudin M. Hum. NIP/NUP : 196202081988111002 adalah pembimbing dari mahasiswa S1

Nama : Eli Setyowati

NPM : 1006698742

Fakultas : Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi : Sastra Arab

Judul Naskah Ringkas : Perjuangan Suku Kurdi Untuk Mendapatkan Otonomi Kurdistan Di Irak Pada Masa Saddam Hussein

menyatakan bahwa naskah ringkas ini telah diperiksa dan disetujui untuk: X Dapat diakses di UIANA (lib.ui.ac.id) saja.

Tidak dapat diakses di UIANA karena:

Data yang digunakan berasal dari instansi tertentu yang bersifat konfidensial. Akan ditunda publikasinya mengingat akan atau sedang dalam proses pengajuan Hak Paten/Hak Cipta hingga tahun

Akan dipresentasikan sebagai makalah pada Seminar Nasional yaitu:

yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan tahun Akan ditulis dalam bahasa Inggris dan dipresentasikan sebagai makalah dalam Seminar Internasional

yaitu:

yang diprediksi akan dipublikasikan sebagai prosiding pada bulan tahun Akan diterbitkan pada jurnal Program Studi/Departemen/Fakultas di UI yaitu:

(3)

yang diprediksi akan diterbitkan pada bulan tahun Akan diterbitkan pada Jurnal Nasional yaitu:

yang diprediksi akan diterbitkan pada bulan tahun

Akan ditulis dalam bahasa Inggris untuk dipersiapkan terbit pada Jurnal Internasional yaitu:

yang diprediksi akan diterbitkan pada bulan tahun Depok, 15 Januari 2014

(Dr. Apipudin M. Hum.) Pembimbing

(4)

PERJUANGAN SUKU KURDI UNTUK MENDAPATKAN OTONOMI

KURDISTAN DI IRAK PADA MASA SADDAM HUSSEIN

Eli Setyowati dan Apipudin

Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

E-mail: eli.setyowati@ui.ac.id

Abstrak

Jurnal ini membahas tentang perjuangan suku Kurdi untuk mendapatkan otonomi Kurdistan di Irak pada masa Saddam Hussein. Perjuangan suku Kurdi untuk mengembalikan otonomi Kurdistan pascaruntuhnya Dinasti Utsmaniyah cukup sulit. Dikarenakan wilayah Kurdistan yang dibagi-bagi menjadi beberapa negara, yaitu Turki, Suriah, Iran dan Irak. Suku Kurdi mengalami kesulitan dalam berkomunikasi ataupun bekerjasama dalam mendapatkan otonomi Kurdistan di tiap-tiap negara. Perlakuan buruk dari pemerintahan di masing-masing negara tersebut berdampak pada suku Kurdi, untuk segera mengembalikan otonomi Kurdistan di salah satu negara. Irak menjadi tujuan mereka karena saat itu Amerika Serikat (AS) sedang menginvasi Irak. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah mendeskripsikan perjuangan suku Kurdi Irak untuk mendapatkan otonomi Kurdistan di Irak pada masa Saddam Hussein. Penulisan jurnal ini menggunakan metode penelitian sejarah yang biasa disebut dengan metode sejarah. Kesimpulan dari jurnal ini adalah bahwa suku Kurdi mampu mendapatkan otonomi Kurdistan melalui perjuangannya di bidang politik serta mampu memperbaiki hubungan antarkelompok yang terpecah belah karena organisasi atau partai.

Abstract

This paper discusses the struggle of the Kurd to procure the autonomy of Kurdistan in Iraq during Saddam Hussein period. The Kurd's struggle to regain Kurdistan's autonomy after the collapse of Utsmaniyah Dynasty was complicated. It‘s because Kurdistan's region was separated in some countries, Turkey, Syria, Iran and Iraq. Kurd also faced difficulty to communicate or cooperate with local authorities in those countries. Bad treatment they faced in those countries gave bad impact to the Kurds, which then motivated them to establish their right as an autonom ethnic in one country. Iraq was choosen because at that time it was being invaded by United States (US). This paper is aimed at describing the Kurd's effort to establish their autonomy in Iraq during Saddam Hussein period. Method used in this research is historical method. The conclusion of this paper is that the Kurd gains their autonomy after struggling very hard politically and then uniting groups separated in organizations and parties.

(5)

Keywords: Autonomy; Iraq; Kurd; Kurdistan

Pendahuluan

Suku Kurdi adalah suku yang terbentuk dari penggabungan orang-orang di Iran Barat Laut yang bermigrasi ke timur Penggunungan Zagros, lalu berakulturasi dengan penduduk Penggunungan Zagros dan memberlakukan bahasa kesatuan mereka (Limbert, 1968: 48). Dengan kata lain, suku Kurdi yang saat ini tinggal di beberapa negara, seperti Turki, Suriah, Iran dan Irak, bukan merupakan bangsa Arab. Di beberapa negara tersebut, suku Kurdi memiliki beberapa perbedaan yang mendasar dengan penduduk negara-negara tersebut, seperti di Iran. Walaupun suku Kurdi dengan penduduk Iran memiliki persamaan, yaitu satu ras dan seagama, tetapi mereka berbeda sekte. Mayoritas penduduk Iran merupakan Muslim Syiah, sedangkan mayoritas suku Kurdi adalah Muslim Sunni. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki suku Kurdi dan negara-negara tersebut merupakan akar masalah yang dialami suku Kurdi saat ini. Ditindas, termarjinalkan karena perbedaan ras dan sekte.

Ditilik dari sejarahnya, sebenarnya kemerdekaan Kurdi pernah dijanjikan oleh Presiden AS Woodrow Wilson (1856-1924) melalui perjanjian Sevres (The Treaty of Sevres) tahun 1920 antara Kekhalifahan Turki Utsmani. Hanya saja terbentuknya negara baru Turki di bawah kepemimpinan Kemal Atta Turk yang meliputi sebagian besar wilayah Kurdistan telah memupus harapan itu (Machmudi, 2008: 1). Dengan rasa kecewa yang mendalam karena perjanjian Sevres yang dibatalkan sepihak oleh Turki, suku Kurdi melakukan pemberontakan-pemberontakan guna memerdekakan diri dari Turki, Suriah dan Irak, tetapi usahanya selalu gagal karena mereka tak manunggal. Dikarenakan tersekat oleh perbedaan organisasi atau partai dan juga tersekat oleh batas-batas wilayah negara sehingga sulit berkoordinasi.

Suku Kurdi Irak pada masa pemerintahan Saddam Hussein mengalami intimidasi politik, baik secara fisik maupun mental. Human Rights Watch (HRW) dalam laporan komprehensifnya ―Genocide in Iraq – The Anfal Campaign Against the Kurds‖ yang dipublikasikan pada bulan Juli 1993 menjelaskan dengan detail pembunuhan sistematis terhadap sekurang-kurangnya 50.000 hingga 100.000 orang suku Kurdi. Pembunuhan itu terjadi selama bulan Februari hingga September 1988. (Cahyaningtyas, 2007: 50). Atas dasar itu, saya tertarik untuk

(6)

melakukan penelitian lebih dalam tentang perjuangan suku Kurdi untuk mendapatkan otonomi Kurdistan Irak pada masa Saddam Hussein.

Metode Penelitian

Penulisan jurnal ini menggunakan metode penelitian sejarah yang biasanya disebut dengan metode sejarah. Metode penelitian sejarah yang akan saya lakukan, yaitu pegumpulan objek yang berasal dari zaman itu dan pengumpulan bahan-bahan tercetak, tertulis dan lisan yang boleh jadi relevan; menyingkirkan bahan-bahan (atau bagian-bagian daripadanya) yang tidak autentik; menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya mengenai bahan-bahan yang autentik; dan penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi sesuatu kisah atau penyajian yang berarti. (Gottschalk, 2006: 23—24).

Pembahasan

Asal-Usul Suku Kurdi

Suku Kurdi adalah suku yang terbentuk dari penggabungan antara orang-orang di Iran Barat Laut yang bermigrasi ke timur Penggunungan Zagros, lalu berakulturasi dengan penduduk Penggunungan Zagros dan memberlakukan bahasa kesatuan mereka (Limbert, 1968: 48). Dengan kata lain, suku Kurdi yang saat ini tinggal di beberapa negara, seperti Turki, Suriah, Iran dan Irak, bukan merupakan bangsa Arab. Di beberapa negara tersebut, suku Kurdi memiliki beberapa perbedaan yang mendasar dengan penduduk negara-negara tersebut, seperti di Iran. Walaupun suku Kurdi dengan penduduk Iran memiliki persamaan, yaitu satu ras dan seagama, tetapi mereka berbeda sekte. Mayoritas penduduk Iran merupakan Muslim Syiah, sedangkan mayoritas suku Kurdi adalah Muslim Sunni. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki suku Kurdi dan negara-negara tersebut merupakan akar masalah yang dialami suku Kurdi saat ini. Ditindas, termarjinalkan karena perbedaan ras dan sekte.

(7)

Sejarah Suku Kurdi di Irak

Suku Kurdi Irak adalah suku Kurdi yang menempati wilayah negara Irak. Suku Kurdi yang tinggal di Irak merupakan suku Kurdi terbanyak setelah di Turki dan Iran. Suku Kurdi Irak terbanyak ada di daerah Sulaimani.

Gambar 1. Peta wilayah teritorial Irak1

―Kurdistan Irak di utara dan timur berbatasan dengan Turki dan Persia, di mana penduduk di kedua belah pihak hampir seluruhnya Kurdi. Di selatan-barat merupakan batas etnis internal yang terletak di sekitar sepanjang rel kereta api dari perbatasan Suriah ke kota Mosul di Tigris dan di situ garis lurus ke Mandali di perbatasan Persia. Mayoritas Kurdi demikian

1

(8)

terkonsentrasi di empat daerah pada masa Kekhalifahan Turki Utsmani dari Provinsi Mosul: Mosul (total 35% dari populasi), Arbil (91%), Kirkuk (52%) dan Sulaimani (100%). Kurdi juga memiliki mayoritas di dua daerah, yaitu dari Khanaqin dan Mandali. Penduduk Kurdi Irak diperkirakan meningkat, berdasarkan sensus tahun 1947, ada sekitar 900.000 jiwa.‖ (Edmonds, 1957: 52)

Berawal dari tanggal 25 April 1920, Irak ditempatkan di bawah mandat Inggris (Sihbudi, 2007: 441). Setelah Turki Utsmani runtuh, bekas wilayahnya seperti Irak diambil alih oleh Inggris. Dimana dalam hal ini, sebagian wilayah Kurdistan juga masuk ke dalam wilayah Irak. 23 Agustus 1921, Faisal, anak Hussein bin Ali, seorang Syarif di Mekkah, dinobatkan sebagai raja pertama Irak. Kemudian pada 3 Oktober 1932, Irak menjadi negara merdeka (Sihbudi, 2007: 441). Pada saat itu, Irak memerdekakan diri sebagai negara monarki dan wilayah sebagian Kurdistan tetap menjadi wilayah Irak hingga saat ini.

Tak lama kemudian, pada 14 Juli 1958, sistem monarki tumbang oleh kudeta militer pimpinan Brigadir Abd al-Karim Qasim dan Kolonel Abd al-Salam Muhammad Arif. Irak dideklarasikan sebagai negara republik dan Qasim sebagai perdana menteri (Sihbudi, 2007: 441). Dimulai dari kejadian ini, pemerintahan Irak setelahnya dikudeta oleh Partai Ba‘ats sejumlah dua kali. Pada 11 Maret 1970, Dewan Komando Resolusi (RCC) dan Mullah Mustafa Barzani, pemimpin Partai Demokrat Kurdistan (KDP), menandatangani perjanjian damai (Sihbudi, 2007: 441). Hasil dari perjanjian damai ini terwujud pada tahun 1974, yaitu Irak memberikan otonomi terbatas kepada suku Kurdi namun ditolak oleh Partai Demokrat Kurdistan. 16 Juli 1979, Presiden Irak al-Bakr mengundurkan diri dan digantikan oleh Wakil Presiden Saddam Hussein (Sihbudi, 2007: 441). Puncak dari kesengsaraan yang dialami oleh Suku Kurdi di Irak adalah saat Irak dipimpin oleh Saddam Hussein.

Saddam Hussein adalah orang yang sangat paham kalau dirinya adalah kaum minoritas di negara yang ia pimpin. Ia berasal dari golongan Sunni Arab yang hanya 30% dari keseluruhan populasi Irak. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran akan adanya usaha kudeta dan pemberontakan di dalam negeri. Untuk mengatasi ketakutan tersebut, Saddam justru membangun negaranya dengan ketakutan itu sendiri. Saddam menciptakan sebuah sistem pertahanan dalam negeri yang mampu menangkal dan melibas setiap usaha kudeta dari golongan mayoritas (Syiah) ataupun Kurdi (Sukarwo, 2009: 94). Sikap refresif Saddam memang tidak hanya tertuju pada kaum Syiah, melainkan juga terhadap warga Kurdi—sekitar 20% dari seluruh penduduk Irak (Sihbudi, 2007: 286). Sikapnya ini timbul karena Saddam

(9)

sendiri yang mengikuti paham yang dipropagandakan oleh Gamal Abdu Nasser yaitu Nasionalisme Arab serta dibubuhi dengan sikap saling sinis antara Syiah dan Sunni.

Gambar 2. Saddam Hussein2

Puncaknya pada Tragedi Halabyah. Seperti yang diketahui warga dunia bahwa Saddam Hussein rela menghabisi warganya sendiri dengan gas beracun namun tak ada yang tahu bahwa pelaku dari tragedi ini tak hanya pemerintah Irak tetapi juga pemerintah AS. Saat itu pemerintah Amerika Serikat terus melangsungkan penyediaan bantuan bagi Irak sebagaimana serangan terhadap rakyat Kurdi terus pula berjalan. 16 Maret 1988, Irak dinyatakan telah menggunakan senjata kimia untuk menyerang kota Kurdi, Halabyah. Pertengahan Maret/awal April 1991, pasukan Irak memadamkan pemberontakan di wilayah selatan dan utara negeri itu. Kemudian untuk melindungi suku Kurdi, PBB menyetujui rencana membangun zona aman di Irak utara pada 8 April 1991 dalam pertemuan Uni Eropa (Sihbudi, 2007: 442).

Perjuangan Suku Kurdi di Irak

Partai Demokrat Kurdistan (KDP)

Mengutip dari situs BBC bahwa Partai Demokrat Kurdistan tetap menjadi kekuatan dominan dalam politik Kurdi Irak selama lebih dari setengah abad. Sejak kematian ayahnya, Mullah

2 The Higher Birtherism, http://www.aljazeera.com/indepth/opinion/2012/02/201222964750633253.html,

(10)

Mustafa, pada tahun 1979, Massoud Barzani telah menyebabkan KDP mengalami konflik dengan pemerintah pusat Irak dan dengan saingan lokalnya, Uni Patriotik Kurdistan (PUK). Pemerintah KDP yang dipimpin regional, berbasis di Arbil, mengklaim yurisdiksi atas seluruh Kurdistan Irak, meskipun pada kenyataannya, kontrol wilayah dibagi dengan Uni Patriotik Kurdistan (PUK).

Gambar 3. Logo Partai Demokrat Kurdistan3

Daerah Kekuasaan

Menukil dari situs BBC bahwa Massoud Barzani, seperti ayahnya, sebelumnya dia telah berusaha untuk menjaga keseimbangan kompleks kekuatan antara kelompok Kurdi dan pemerintah pusat Irak oleh kombinasi aksi militer dan negosiasi. Meskipun tentara Irak berupaya menghancurkannya, tetapi tidak pernah berhasil sepenuhnya mengalahkan pasukan KDP, sebagian karena Barzani telah sering memenangkan dukungan dari kekuatan regional lainnya untuk tujuannya. Selama perang Iran-Irak, dukungan Iran memungkinkan pasukan KDP untuk beroperasi secara bebas di beberapa daerah pedesaan Kurdi. Pada 1990-an, KDP juga membuka negosiasi dengan Turki, sehingga komunikasi perdagangan ditingkatkan, perjalanan internasional dan menghasilkan pendapatan yang sangat dibutuhkan.

3 Profile: Kurdistan Democratic Party (KDP),

http://news.bbc.co.uk/2/hi/not_in_website/syndication/monitoring/media_reports/2588073.stm, diakses pada 25 Desember 2012.

(11)

Gambar 4. Massoud Barzani4

Bentrokan Senjata

Memetik dari situs BBC bahwa calon KDP memenangkan 50,8% suara dalam pemilihan umum yang diselenggarakan di Kurdistan Irak pada tahun 1992, namun kesepakatan pembagian kekuasaan dengan PUK yang pada dasarnya baru lahir dan persaingan antara kedua belah pihak tumpah menjadi bentrokan bersenjata. Setelah bertahun-tahun pertempuran intermiten, Barzani mengimbau kepada Saddam Hussein untuk mendukung PUK pada bulan Agustus 1996. Dengan bantuan pasukan pemerintah Irak, pasukan KDP merebut kota utara Arbil -kursi parlemen Kurdi- dari PUK pada awal September 1996.

Struktur Partai

Menyitat dari situs BBC bahwa sosok yang paling kuat di KDP adalah presiden partai, Massoud Barzani. Pada tahun 1999, Barzani terpilih kembali bersama dengan Komite Sentral, yang memilih Biro Politik baru untuk KDP. Biro Politik dan anggota Komite Sentral bertanggung jawab untuk 10 kantor cabang KDP, termasuk yang mewakili anggota di luar negeri.

4 Profile: Massoud Barzani, http://www.aljazeera.com/focus/iraqelection2010/2010/02/2010228850791212.html,

(12)

Uni Patriotik Kurdistan (PUK)

Dikutip dari situs BBC bahwa di bawah komando pemimpin veteran Kurdi Jalal Talabani, PUK telah menciptakan pasukan milisi dan organisasi partai untuk menyaingi Partai Demokrat Kurdistan (KDP). PUK ini didirikan pada Juni 1975 oleh Talabani dan lain-lain, yang sebelumnya merupakan anggota KDP. PUK mengaku, partai demokrasi sosial modern ini telah mempunyai anggota hampir 150.000. Situs web partai ini mengatakan bahwa PUK tersebut didirikan dalam rangka membangun kembali dan mengarahkan masyarakat Kurdi sepanjang garis modern dan demokratis.

Gambar 5. Logo Uni Patriotik Kurdistan5

Pemberontakan

Tercantum pada situs BBC bahwa setelah pengusiran pasukan Irak dari Kuwait pada Maret 1991, PUK memainkan peran utama dalam pemberontakan yang berhasil diluncurkan oleh faksi Kurdi di utara dan kelompok Syiah bawah tanah di Irak selatan. Siaran PUK mengatakan bahwa para pemberontak telah menguasai sejumlah kota penting. Kemenangan Kurdi hanya bertahan sebentar. Tentara Irak menghancurkan pemberontakan dan jutaan orang Kurdi melarikan diri melintasi perbatasan pegunungan ke Turki. Pemimpin PUK dan KDP mulai negosiasi dengan Pemerintah Irak pada bulan April 1991.

5 Profile: Patriotic Union of Kurdistan (PUK),

http://news.bbc.co.uk/2/hi/not_in_website/syndication/monitoring/media_reports/2588601.stm, diakses pada 25 Desember 2012.

(13)

Gambar 6. Jalal Talabani6

Proses demokrasi

Menukil dari situs BBC bahwa dalam pemilihan umum yang diselenggarakan di Kurdistan Irak pada Mei 1992, PUK memenangkan 49,2% suara, dan mencapai kesepakatan dengan KDP untuk berbagi kekuasaan secara 50-50. Sejak tahun 1996, pemerintah yang dipimpin PUK telah mengklaim yurisdiksi atas seluruh Kurdistan Irak, meskipun pasukan PUK terkonsentrasi di sekitar Sulaimani dekat perbatasan Iran. Pembagian Kurdistan ke PUK dan zona KDP diikuti oleh perang saudara yang pahit, di mana KDP itu didukung oleh pemerintah pusat Irak dan PUK menikmati dukungan Iran. Pasukan PUK berhasil mendorong kembali kemajuan KDP dan pada Oktober 1996 memenangkan kembali kubu partai dari Sulaimani dari pasukan KDP.

Perjalanan Menuju Perdamaian

Disitat dari situs BBC bahwa Perjanjian Washington, yang ditandatangani di bawah naungan AS pada tahun 1998, mengatur dua partai untuk berdamai. Tapi hubungannya dengan KDP meningkat secara signifikan pada tahun 2002. Pada bulan Mei, Barham Salih, kepala pemerintah daerah Kurdi PUK, mengatakan kepada wartawan Kurdi bahwa KDP dan PUK telah sepakat untuk bekerja menuju penggabungan dua administrasi. Dan pada 4 Oktober 2002 perwakilan PUK mendapat kursi di parlemen Kurdi di Arbil untuk pertama kalinya sejak perang saudara tahun 1994. Jalal Talabani menyambutnya dengan sebutan ―perubahan rezim‖ di Irak, sementara PUK menjauh dari rencana serangan AS. Dia mengatakan Pan-Arab

6 Iraq President Rejects Election Law,

http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2008/07/2008723122314106521.html, diakses pada 24 Desember 2012.

(14)

Al-Hayat yang berbasis di harian London pada Oktober bahwa PUK itu ―tidak mau menjadi kuda Trojan‖ bagi tentara AS. Dia menambahkan, ―Kami tidak ingin pasukan Amerika menyerang, kami ingin mereka kembali ke oposisi jika mereka melakukan intervensi.‖ Meskipun was-was, pejabat senior PUK -termasuk Talabani- berpartisipasi dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh para pejabat AS pada bulan Agustus dan Desember 2002, di mana para pemimpin oposisi Irak membahas masa depan Irak. Memetik dari situs PUK, pengambilan keputusan tubuh partai adalah Dewan Pimpinan terpilih dari 32 anggota. Dewan Pimpinan memilih sekretaris jenderal dan 11 anggota Biro Politik, yang bertanggung jawab atas manajemen sehari-hari organisasi.

Penggulingan Saddan Hussein

Februari 2003, pemimpin Kurdi menolak proposal untuk membawa pasukan Turki ke Irak utara sebagai bagian dari kampanye militer pimpinan AS untuk menggulingkan Saddam Hussein. Kemudian, Duta Besar Inggris untuk PBB mengatakan proses diplomasi di Irak telah berakhir, Presiden AS George W Bush memberi Saddam Hussein dan anak-anaknya 48 jam untuk meninggalkan Irak atau menghadapi perang. Pada Juli 2003, AS yang ditunjuk Dewan Pemerintahan bertemu untuk pertama kalinya. Komandan pasukan AS mengatakan pasukannya menghadapi intensitas rendah gaya gerilya perang. Pada Agustus 2003, bom truk meledak di markas PBB di Baghdad hingga menewaskan utusan PBB Sergio Vieira de Mello. Kemudian bom Mobil di Najaf menewaskan 125 termasuk pemimpin Syiah Ayatollah Mohammed Baqr al-Hakim (Sihbudi, 2007: 443).

Dalam situs Detik, dituliskan bahwa Saddam Hussein ditangkap di Tikrit. Tak hanya sampai disitu, Maret 2004, bom bunuh diri kembali terjadi, yakni menyerang penonton festival di Karbala dan Baghdad hingga menewaskan 140 orang. Lalu milisi Syiah yang setia kepada ulama radikal Moqtada Sadr mengambil pasukan koalisi. Dan ratusan Muslim Sunni kota Falluja dilaporkan tewas dalam pertempuran selama sebulan pengepungan militer AS.

(15)

Menuju Pemilu 2005

Meurut BBC bahwa pertengahan tahun 2002, PUK dan pejabat KDP mengambil bagian dalam diskusi bersama dengan kelompok-kelompok Irak lainnya yang bertujuan untuk mengkoordinasikan pekerjaan oposisi dalam hal kampanye pimpinan militer AS terhadap Irak. Sidang sesi parlemen Kurdi dilaksanakan di Arbil. KDP dan PUK adalah anggota parlemen yang setuju untuk bekerja sama selama ―sesi transisi‖ sampai pemilu baru bisa diselenggarakan.

Pada tanggal 3 Maret 2003, KDP dan PUK menciptakan sebuah ―kepemimpinan bersama yang lebih tinggi‖ di utara Kurdi, di bawah pimpinan dari dua pemimpin partai, Massoud Barzani dan Jalal Talabani (Sihbudi, 2007: 443). Dengan adanya kerjasama antara dua partai suku Kurdi ini, membuat mereka lebih mudah dalam mendapatkan otonomi Kurdistan di Irak. Terlebih juga, agar hubungan antara partai suku Kurdi ini terjalin dengan baik.

Pemilu Irak 2005

Dalam situs Detik menyebutkan bahwa setelah Irak porak-poranda dengan bom-bom bunuh diri warganya, AS memberikan kedaulatan kepada pemerintah sementara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Iyad Allawi. Pada hari-hari berikutnya pejuang Kurdi dan pasukan AS mengambil kendali dari kota-kota utara Kirkuk dan Mosul. Tak lama kemudian, Pemerintah Irak telah menetapkan tanggal 30 Januari 2005 sebagai hari pemilihan umum. Pemilu ini adalah yang pertama di Irak pasca jatuhnya rezim Saddam Hussein. Pengumuman tersebut dikeluarkan oleh komisi independen pemilu Irak di Baghdad. Sebelumnya ada spekulasi mengenai bisa atau tidaknya pemilu ini dilangsungkan di tengah kekerasan yang masih terus berlangsung di Irak.

Menukil dari situs Detik bahwa para pemilih saat itu sedang didata, meski beberapa pusat pendaftaran ditutup karena kekerasan yang terjadi. Disebutkan, lebih dari 100 partai yang telah mendaftar. Juru bicara Komisi Pemilu, Farid Ayar mengatakan, wilayah-wilayah yang

(16)

masih terlibat konflik, termasuk Falluja dan Ramadi yang tergolong parah, masih bisa berpartisipasi dalam pemilu. ―Tidak ada provinsi di Irak yang tidak diikutsertakan, karena hukum menyatakan Irak sebagai satu konstituen. Untuk itu, tidak legal jika tidak mengikutkan provinsi manapun,‖ kata Ayar, seperti dikutip Associated Press. Ayar mengatakan, ―122 partai politik sudah didaftarkan untuk ikut pemilu dari 195 partai yang memasukkan proposalnya.‖ ―Hanya anggota senior dari partai Ba‘ats yang dulu dipimpin Saddam Hussein, yang tidak diikutkan dalam Pemilu,‖ demikian Farid Ayar. ―April 2005, di tengah meningkatnya kekerasan, parlemen memilih pemimpin Kurdi, Jalal Talabani sebagai presiden. Ibrahim Jaafari, seorang Syiah sebagai perdana menteri (Sihbudi, 2007: 443). Talabani adalah orang Kurdi pertama yang menjadi kepala negara sepanjang sejarah negeri ini. Dan pada akhirnya, Massoud Barzani, pemimpin Partai Demokratik Kurdistan dilantik sebagai presiden regional Kurdistan Irak. Kemudian, rancangan konstitusi didukung oleh negosiator Syiah dan Kurdi, tapi tidak dengan wakil Sunni. Dan para pemilih menyetujui konstitusi baru, yang bertujuan untuk menciptakan demokrasi federal Islam.

Menurut situs Tempo bahwa dalam pemilihan di parlemen, dari 257 suara (total anggota parlemen 275 orang), Talabani merebut 227 suara, sedangkan 30 suara lainnya memilih abstain. Sidang juga memilih dua wakil presiden, masing-masing politisi Syiah, Adel Abdel Mahdi dan Ghazi al-Yawar yang mewakili kelompok Arab Sunni. Terpilihnya Dewan Presiden itu mengakhiri tarik ulur perebutan kekuasaan antara dua kelompok yang mendominasi Majelis atau parlemen, yaitu Syiah dan Kurdi. Dalam dua sidang Majelis terdahulu, kedua kelompok belum mencapai kesepakatan sehingga sidang tidak berhasil memilih presiden. ―Kami senang karena presiden terpilih Irak yang pertama berasal dari komunitas yang selama ini tertekan,‖ kata anggota parlemen Syiah, Hussein Shahrastani. Penunjukkan seorang wakil presiden dari kelompok Sunni merupakan upaya parlemen merangkul mereka yang memboikot pemilihan umum lalu. Pemilihan itu diharapkan meredam aksi kekerasan yang diakukan gerilyawan Sunni.

Disitat dari situs Tempo bahwa upaya merangkul Sunni juga dibuktikan dengan pemilihan Hajem al-Hassani sebagai ketua parlemen. Kendati demikian, pemilihan itu sempat tertunda karena kelompok Syiah menolak beberapa nama yang diajukan Sunni dalam sidang kedua pada 29 Maret lalu. Ketika itu, Syiah menuding calon Sunni adalah orang-orang yang memiliki hubungan dengan Partai Ba‘ats, yang berkuasa di masa Saddam. Sedang Sunni merasa mereka terlalu didikte oleh Syiah dan Kurdi. Selain mendapat jabatan Ketua Parlemen dan Wakil Presiden, kelompok Sunni juga akan mendapat jatah satu wakil Perdana Menteri

(17)

dan empat hingga enam pos menteri. ―Kami ingin melibatkan mereka dan memberi posisi yang penting‖, kata Zebari.

―Kurdistan bisa hidup dengan Irak yang baru, dan hidup dengan baik, tetapi Kurdistanis tidak akan ‗hanya Irak‘. Dan sisanya dari Irak akan harus mengakomodasi (fakta) jika stabilitas harus dicapai dan dipertahankan.‖ Seperti yang dikutip dari Middle East Policy, saat ini Kurdi Irak sudah dapat hidup dengan baik, walaupun Kurdi dan Kurdistan tidak hanya ada di Irak, tapi setidaknya mereka bisa sedikit bernafas lega, karena telah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Walaupun belum seratus persen terpenuhi.

Kesimpulan

Dari perjuangan yang sangat panjang, pada akhirnya suku Kurdi mendapatkan otonomi Kurdistan di Irak melalui bidang politik dan juga dikarenakan membaiknya hubungan antarkelompok Kurdi yang sempat pecah akibat perbedaan organisasi atau partai. Saat ini, suku Kurdi hidup dengan baik di negara Irak yang baru. Walaupun suku Kurdi dan Kurdistan tidak hanya ada di Irak, setidaknya sebagian dari mereka sudah mendapatkan apa yang mereka cita-citakan sejak lama. Ini juga merupakan kesempatan mereka untuk menarik perhatian dari segala pihak, entah dari sanak saudara di batas negara agar terus berjuang atau bahkan tidak hanya memberikan dukungan moral tetapi juga bantuan nyata. Ataupun juga menarik perhatian negara-negara lain untuk juga memberikan otonomi daerah Kurdistan atau setidaknya memberikan kebebasan berbudaya.

Daftar Referensi

Buku:

Cahyaningtyas, J. (2007). Saddam the Untold Story. Bandung: Mizan.

Gottschalk, L. (2006). Mengerti Sejarah. (Diterj. Nugroho Notosusanto). Jakarta: UI-Press. Sihbudi, R. (2007). Menyandera Timur Tengah. Jakarta: Mizan.

(18)

Sukarwo, W. (2009). Tentara Bayaran AS di Irak. Jakarta: Gagas Media. Jurnal Online:

Edmonds, C. J. (1957). The Kurds of Iraq. Middle East Journal, Vol. 11, No. 1, hlm. 52. Limbert, J. (1968). The Origins and Appearance of the Kurds in Pre-Islamic Iran. Journal of

Iranian Studies, Vol. 1, No. 2, hlm. 48.

Website:

Adek. (2005).―Jalal Talabani, Presiden Baru Irak‖. Diakses pada 10 November 2012 dari http://www.tempo.co.id/hg/luarnegeri/2005/04/06/brk,20050406-52,id.html.

Bey, F. A. ―30 Januari 2005, Pemilu Pertama Irak Pasca Saddam Hussein‖. Diakses pada 25 Desember 2012 dari http://news.detik.com/read/2004/11/21/222027/241378/10/30-januari-2005-pemilu-pertama-irak-pasca-saddam-hussein?nd992203605.

―Iraq President Rejects Election Law‖. Diakses pada 24 Desember 2012 dari http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2008/07/2008723122314106521.html.

Machmudi, Yon. ―Kurdi: Bangsa Besar yang Termarjinalkan‖. Diakses pada 10 November 2012 dari http://staff.ui.ac.id/internal/070603201/publikasi/kurdi.doc.

―Muslims, Islam and Iraq‖. Diakses pada 24 Desember 2012 dari http://islam.uga.edu/iraq.html.

―Profile: Kurdistan Democratic Party (KDP)‖. Diakses pada 25 Desember 2012 dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/not_in_website/syndication/monitoring/media_reports/2588073.st m.

―Profile: Massoud Barzani‖. Diakses pada 25 Desember 2012 dari

http://www.aljazeera.com/focus/iraqelection2010/2010/02/2010228850791212.html. ‖Profile: Patriotic Union of Kurdistan (PUK)‖. Diakses pada 25 Desember 2012 dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/not_in_website/syndication/monitoring/media_reports/2588601.st m.

Stansfield dan Anderson. ―Kurds in Iraq: The Struggle Between Bagdad and Erbil‖. Diakses pada 25 Desember 2012 dari http://mepc.org/journal/middle-east-policy-archives/kurds-iraq-struggle-between-baghdad-and-erbil.

―The Higher Birtherism‖. Diakses pada pada 25 Desember 2012 dari

Gambar

Gambar 1. Peta wilayah teritorial Irak 1
Gambar 2. Saddam Hussein 2
Gambar 3. Logo Partai Demokrat Kurdistan 3
Gambar 4. Massoud Barzani 4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah perjanjian internasional yang mengikat secara hukum diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan sebuah rencana aksi global yang adil dan merata yang dapat mengatur

Penilaian dalam KTSP adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta

chalconota pada musim kemarau cenderung berada pada bagian tengah transek, yaitu pada subtransek 3, 4, 6, dan 8 (Gambar 1; sedangkan pada musim penghujan cenderung

Famili Bufonidae merupakan salah satu famili amfibi yang dapat hidup diberbagai tipe habitat, mulai dari pemukiman penduduk, daerah aliran sungai sampai hutan.. Famili ini di

Bahan yang digunakan dalam pengembangan margarin beraroma adalah fraksi stearin dan fraksi olein dari Refined bleached deodorized palm oil (RBDPO) atau minyak sawit yang

RUMUSAN, PERBINCANGAN, IMPLIKASI DAN CADANGAN KAJIAN 5.1 Rumusan kajian 5.2 Perbincangan Dapatan Kajian 5.2.1 Perancangan, pelaksanaan, Kaedah Talaqqi Musyafaha, dan Penggunaan

Apakah evaluasi terhadap daftar catatan mutu di unit keria

Skripsi Saudara : SUKARDI dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408030 yang berjudul: PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP SIKAP