• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putri Utami Pebryna dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): , September 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Putri Utami Pebryna dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): , September 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

262

HUBUNGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI DENGAN PENDAPATAN DAN PERTAMBAHAN JUMLAH TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA (Studi Kasus: DESA SUKAHARJA, SARIWANGI,

TASIKMALAYA)

THE RELATIONSHIP BETWEEN INNOVATION ADOPTION RATE INCOME AND TOTAL OF ETTAWA CATTLE ACCRETION (Study Case: IN SUKAHARJA VILLAGE, SARIWANGI, TASIKMALAYA)

Putri Utami Pebryna, Krismiwati Muatip dan Oentoeng Edy Djatmiko FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN, PURWOKERTO

putriutamiagoes@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian berjudul “Hubungan Tingkat Adopsi Inovasi dengan Pendapatan dan Pertambahan Jumlah Ternak Kambing Peranakan Ettawa Studi Kasus: Desa Sukaharja, Sariwangi, Tasikmalaya)”, dilaksanakan mulai dari tanggal 21 Juni sampai dengan tanggal 30 Juni 2013 di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat adopsi inovasi pada peternak kambing PE di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, (2) menganalisis hubungan tingkat adopsi inovasi dengan pendapatan dan pertambahan jumlah kepemilikan ternak pada peternak kambing PE di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Teknik penetapan sampel menggunakan metode purposive samplingyaitu memilih wilayah di Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki populasi kambing PE terbanyak. Wilayah terpilih adalah Desa Sukaharja. Responden yang digunakan adalah peternak kambing PE sebanyak 40 peternak. Tingkat adopsi inovasi peternak pada tingkat sedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya pendapatan usaha ternak kambing PE sebesar Rp 1.474.629 ± 460.987dan pertambahan jumlah ternak 4-7 ekor per tahun. Tingkat adopsi inovasi berhubungan nyata dengan pendapatan dan pertambahan jumlah ternak.

Kata kunci: Adopsi inovasi, pendapatan, pertambahan jumlah ternak, kambing PE. ABSTRACT

The title of research is “The Relationship Between Innvation Adoption Rate Income and Total of Ettawa Dairy Cattle Accretion (Study Case: In Sukaharja Village, Sariwangi, Tasikmalaya), the research started from June, 21th2013 until June, 30th 2013. The aim of this research are to (1) know innovation adoption rate of PE dairy cattle livestock, (2) to analize relationship between innovation adoption rate with income and total of PE dairy cattle livestock. Accretion the research held with survey method. Technic to determine the sample uses purposive sampling method, which choose in subdistrict Sariwangi, Tasikmalaya Regency which has most of Ettawa Dairy cattle. The selected place is Sukaharja village. The respondents that used are 40 dairy livestock. Innovation adoption rate of dairy livestock. The result showed that total income of PE dairy cattle sincein Sukaharja village at Sariwangi of Tasikmalara Region was Rp 1.474.629 ± 460.987and total dairy cattle accretion were 4-7. The innovation adoption rate were related with income and total dairy accretion.

(2)

263

PENDAHULUAN

Ternak kambing merupakan ternak yang mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia karena cepat berkembang biak, jarak antar keturunan pendek, daya adaptasinya tinggi dan dapat mengkonsumsi pakan lebih beragam. Salah satu ternak kambing yang ada di Indonesia adalah Kambing Peranakan Ettawa (PE). Kambing ini dikawinsilangkan dengan kambing lokal di Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Selain di Kabupaten Purworejo, kambing PE telah menyatu dengan masyarakat di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya. Kecamatan Sariwangi merupakan sentra produksi kambing PE di Kabupaten Tasikmalaya.

Pemeliharan kambing PE di Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya terpantau intensif oleh Dinas Peternakan setempat. Pengenalan inovasi kepada peternak telah dilakukan oleh penyuluh dinas dan proses adopsi pun berjalan dengan baik. Inovasi yang telah dikenalkan kepada peternak kambing PE adalah perkandangan, kesehatan ternak, pengolahan pakan, reproduksi, pemasaran dan pengolahan hasil peternakan. Diharapkan proses adopsi yang tinggi mampu memberikan kontribusi pendapatan pada keluarga peternak kambing PE dan mampu meningkatkan populasi kambing PE di Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya.

METODE

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei terhadap peternak kambing PE di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya. Metode survei yaitu suatu cara pengamatan atau penyelidikan untuk mendapatkan data-data dari responden dengan menggunakan seperangkat kuisioner.Teknik penetapan sampel menggunakan metode purposive sampling (secara sengaja) yaitu memilih wilayah di Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki populasi kambing PE terbanyak. Wilayah yang terpilih adalah Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya dengan jumlah responden sebanyak 40 peternak.

Total pendapatan usaha ternak merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, yang dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1995) :

Pendapatan = Penerimaan – Biaya Produksi

Analisis Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan tingkat adopsi inovasi dengan pendapatan dan pertambahan jumlah ternak. Rumus Rank Spearman menurut Siegel (1986) adalah sebagai berikut:

𝑟𝑠 = 1 −6 ∑ 𝑑𝑖 2 𝑁 𝑖=1 𝑁3−𝑁 Keterangan:

r2 = korelasi rank spearman

d1 = selisih variable terikat dengan variable bebas

N = jumlah sampel Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi korelasi Rank Spearman Sugiyono (2003). Rumus:

(3)

264 t = rs√N − 2

1-rs2 keterangan :

t = nilai uji t

rs = korelasi Rank Spearman

N = jumlah responden

hipotesis : Ho : β1 = 0

H1 : β1 ≠ 0

Kriteria pengujian dan penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :

Hipotesis nol diterima bila t hitung < t table,artinya ada hubungan yang tidak signifikan dari variabel

indipenden terhadap variabel variabel dependen.

Hipotesis ditolak bila t hitung > t table, artinya variabel indipenden berhubungan signifikan terhadap

variabel dependen. HASIL DAN PEMBAHASAN Umur

Responden terbanyak adalah peternak kambing PE yang berusia 31-35 tahun yaitu sebanyak 10 orang (25%). Usia tersebut merupakan umur produktif. Bila dirata-ratakan umur peternak kambing PE yaitu 37,14 ± 4,32 tahun dengan usia minimum 26 tahun dan maksimum 60 tahun.

Umur peternak berpengaruh terhadap kemampuan fisik dalam bekerja.Hasil penelitian Irani (2005), umur 15-59 tahun termasuk umur produktif. Pada usia ini kemampuan fisiknya lebih baik daripada umur non produktif (>59 tahun) sehingga mendukung keberhasilan dalam usaha peternakan. Umur produktif sangat penting bagi pelaksanaan usaha karena pada umur ini peternak mampu mengkoordinasi dan mengambil langkah yang efektif.

Pendidikan

Latar belakang pendidikan responden yang terbanyak adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 20 orang (50%). Rataan pendidikan peternak yang terlibat dalam usaha ternak kambing PE berada dalam kategori rendah yaitu 8 ±1,67 tahun. Rendahnya tingkat pendidikan tersebut berpengaruh terhadap produktifitas kerja. Mulyadi (2003) menyatakan bahwa, peningkatan kualitas pekerja yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan rata-rata semakin baik, yang memberikan dampak positif terhadap produktifitas tenaga kerja.

Tingkat pendidikan yang memadai diharapkan memudahkan petani dalam menerima dan menerapkan pengetahuan serta teknologi di dalam usaha ternak kambing PE, sehingga menentukan keberhasilan suatu usaha. Hernanto (2006) berpendapat bahwa, kemampuan kerja seseorang dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, kesahatan dan faktor alam.

(4)

265

Jumlah Kepemilikan Ternak

Jumlah kepemilikan ternak yang dimiliki responden yang terbanyak adalah 5 - 10 ekor yaitu sebanyak 24 orang (60,00 %). Rataan jumlah kepemilikan ternak yaitu sebanyak 10,33 ± 2,67 ekor. Menurut Surat Menteri Negara Riset dan Teknologi (2002), usaha peternakan keluarga memberikan keuntungan jika jumlah ternak kambing PE yang dipelihara minimal 20 ekor.

Usaha peternakankambing PEdi Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, merupakan peternakan rakyat yang bekerjasama dengan koperasi, sehingga sebagian besar (90%) produksi susu dijualke koperasi. Rata-rata kepemilikan kambing PE yang cukup rendah belum mampu menghasilkan produktivitas susu yang diharapkan. Produksi susu yang dihasilkan di kelompok peternak berkisar 0,5-1 liter/ekor/hari. Produksi susu kambing PE optimal yaitu berkisan 2,5-3 liter/ekor/hari.

Pengalaman Beternak

Pengalaman beternak Kambing PE di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, rata-rata 8 ± 3,2 tahun. Sebanyak 23 orang (57,50%) peternak kambing PE memiliki pengalaman beternak selama 6-10 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa, peternak telah cukup berpengalaman dalam mengelola usaha ternaknya. Semakin lama beternak diharapkan pengetahuan yang didapat semakin banyak sehingga keterampilan dalam menjalankan usaha peternakan semakin meningkat. Astuty dkk (2000) menyatakan bahwa, pengalaman masa lalu yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi kecenderungannya untuk merasa memerlukan dan siap menerima pengetahuan baru.

Penyuluhan

Menurut Slamet (2003), penyuluhan diartikan sebagai suatu sistem pendidikan luar sekolah untuk sasaran pelaku usaha dan keluarganya dengan tujuan agar sasaran pelaku usaha mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki/meningkatkan kesejahteraan sendiri serta masyarakatnya.

Penyuluhan di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan oleh Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).Penyuluh di wilayah binaan Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya merupakan Pegawai Negeri Sipil di kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Tasikmalaya dengan latar belakang pendidikan Sarjana Perikanan. Setiap satu kecamatan terdapat satu PPL.

Sasaranpenyuluhanadalah pelaku usaha ternak kambing PE di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya. Metode penyuluhan yang digunakan adalah pendekatan kelompok dan individu/perorangan. Jadwal pelaksanaan penyuluhan disesuaikan dengan rencana kerja. Rencana kerja disusun oleh Petugas Penyuluh Lapangan PPL) dan dimusyawarahkan dengan ketua kelompok.

Waktu pelaksanaan penyuluhan yaitu setiap hari Jumat ba’da Shalat Jum’at dimulai pukul 13.00 WIB sampai dengan tiba adzan Shalat Ashar atau melebihi waktu disesuaikan dengan dinamika yang berkembang di kelompok. Tempat penyuluhan dilaksanakan di Balai Bibit Ternak (BBT), saung rapat, madrasah dan balai desa.

(5)

266

Penyampaian materi penyuluhan menggunakan beberapa metode, diantaranya dengan metode ceramah, demonstrasi, anjangsana/kunjungan rumah, anjangkarya/kunjungan ke tempat usaha, kursus tani dan diskusi.Media yang digunakan saat pelaksanaan penyuluhan adalah media cetak dan elektronik.Materi yang diberikan pada peternak diantaraya adalahdinamika kelompok, budidaya ternak kambing PE, pencegahan dan penanggulangan penyakit padaKambing PE, penangaan pasca panen susu Kambing PE, pengelolaan pakan yang baik untuk Kambing PE, pemasaran susu dan ternak.

Tingkat Adopsi Inovasi

Tingkat adopsi inovasi merupakan salah satu pendukung untuk menambah keterampilan peternak dalam beternak kambing PE yang hasilnya menjadi lebih baik. Tingkat adopsi inovasi dapat pula dijadikan pertimbangan mengambil keputusan mengenai kemajuan usaha peternakannya (Rogers, 1981).

Tabel 1. Tingkat Adopsi Inovasi Peternakan Kambing PE

No Tingkat Adopsi Inovasi Jumlah (orang) Persentase (%)

1 <25 % (rendah) 8 20

2 26 -50 % (sedang) 28 70

3 >50 % (tinggi) 4 10

Jumlah 40 100,0

Sumber: Data primer diolah 2013

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa, 70 % peternak kambing PE di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya memiliki tingkat adopsi yang sedang. Keadaan ini dimungkinkan karena usia peternak yang masih produktif menyebabkan peternak berani melakukan uji coba terhadap inovasi yang ditawarkan penyuluh. Selain itu, dimungkinkan materi yang disampaikan tidak banyak, sehingga mudah dipahami peternak. Penyuluh di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya merupakan penyuluh polivalen.Penyuluh polivalen dituntut mampu untuk memberikan bimbingan penyuluhan kepada masyarakat wilayah binaannya sekaligus mencakup pengetahuan tentang tanaman pangan dan holtikutura, peternakan dan perikanan, perkebunan dan kehutanan.

Pendapatan

Menurut Hernanto (2004), besarnya pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tergantung dari beberapa factor seperti luas lahan, jumlah ternak, tingkat produksi, identitas pengusaha, pertanaman, dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Pada penelitan ini pendapatan diperoleh dari penjualan susu, limbah berupa kotoran kambing, kenaikan investasi ternak dan penjualan anakkan cempe. Sebanyak 23 orang (57,5%)memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00 – Rp 2. 000.000,00. Penerimaan, biaya produksi dan pendapatan peternak kambing PE tersaji pada Tabel 2.

(6)

267

Tabel 2. Rataan Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Peternakan Kambing PE per bulan

No Uraian Rupiah/bulan (Rp) Jumlah (Rp) Persentase (%) 1. Penerimaan a. Penjualan Susu 1.213.385 72,95 b. Penjualan Ternak 405.312 24,37 c. Penjualan Pupuk 15.468 0,93

d. Kenaikan Nilai Investasi (per

bulan) 29.166 1,75 Jumlah Penerimaan 1.663.331 2. Biaya Produksi a. Biaya Tetap 75.255 39,88 b. Biaya Variabel 113.447 60,12 Jumlah Biaya 188.702 Pendapatan 1.474.629 100,00

Sumber: Data primer diolah 2013

Berdasarkan Tabel 2, penerimaan sebanyak 72,95% dari hasil penjualan susu, 24,37% penerimaan dari hasil penjualan ternak, 0,93% penerimaan dari hasil penjualan pupuk dan 1,75% dari kenaikan nilai investasi ternak kambing PE. Biaya produksi terdiri atas biaya tetap yaitu sebanyak 39,88% dan biaya variabel 60,12%.

Biaya produksi terdiri atas biaya tetap berupa penyusutan kandang, peralatan dan ternak dan biaya variabel terdiri atas biaya pakan, obat cacing, obat kembung perut dan tenaga kerja. Pada Tabel 6 menunjukan bahwa, biaya tetap lebih rendah dibandingkan biaya variabel, hal ini disebabkan oleh biaya tenaga kerja tidak dihitung dan biaya variabel yang dikeluarkan sangat sedikit. Pakan diperoleh peternak dari mengamabil hijauan yang ada di hutan sekitar peternakan atau peternak memiliki lahan Hijauan Makanan Ternak (HMT).

Pertambahan Jumlah Ternak

Pertambahan jumlah ternak adalah meningkatnya jumlah ternak kambing PE yang dipelihara dari satu tahun sebelumnya. Semakin banyak jumlah ternak yang dimiliki, maka pendapatan yang diperoleh dari ternak juga besar (Soekartawi, 1995). Pertambahan jumlah kepemilikan ternak dalam penelitian ini diperoleh dari pertambahan anakan kambing. Dalam dua tahun kambing PE mampu melahirkan sebanyak 3 kali dan dalam satu kelahiran mampu menghasilkan 2 ekor anak.

(7)

268

Tabel 3. Pertambahan Jumlah TernakKambing PE

No Pertambahan Jumlah Ternak Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1-3 14 35

2 4-7 26 65

3 8-10 - -

Jumlah 40 100,0

Sumber: Data primer diolah 2013

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa, sebanyak 26 orang (65%) memiliki pertambahan jumlah ternak 4-7 ekor. Hal ini dapat meningkatkan penerimaan yang diperoleh oleh peternak. Banyaknya skala kepemilikan ternak yang dimiliki sangat mempengaruhi jumlah penerimaan peternak dan dapat menambah modal untuk mengambangkan usaha.

Hubungan Tingkat Adopsi Inovasi dengan Pendapatan dan Pertambahan Kepemilikan Ternak Kambing PE

Hubungan Tingkat Adopsi Inovasi dengan Pendapatan Peternak

Hasil uji t diperoleh P<0,01 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat adopsi inovasi dengan pendapatan yang diperoleh peternak, sehingga hipotesis diterima.Hubungan antara adopsi inovasi dengan pendapatan peternak untuk uji 2sisi menunjukkan nilai korelasi 0,406. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi menunjukkan bahwa, hubungan antara adopsi inovasi dengan pendapatan peternak adalah sedang. Nilai korelasi bernilai positif, ini menunjukkan bahwa. Adopsi inovasi yang meningkat menyebabkan pendapatan meningkat pula.

Inovasi yang ditawarkan kepada peternak merupakan upaya perbaikan terhadap manajemen pemeliharaan ataupun manajamen usaha. Peternak yang aktif menerapkan inovasi menyebabkan usaha yang dijalankan semakin baik dan pendapatan semakin tinggi. Salah satu materi penyuluhan yang disampaikan kepada peternak adalah tata laksana pemeliharaan kambing PE, Materi tersebut bila diterapkan mampu membantu peternak dalam berusaha ternaknya. Selain itu, kerjasama yang dilakukan antara koperasi dan peternak menyebabkan kepastian pemasaran susu.

Hubungan Tingkat Adopsi Inovasi dengan Pertambahan Kepemilikan Ternak

Hasil uji t diperoleh P<0,01 menunjukan bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat adopsi inovasi dengan pertambahan kepemilikan ternak, sehingga hipotesis diterima.Hubungan antara adopsi inovasi dengan pertambahan kepemilikanternak untuk uji 2 sisi menunjukkan nilai korelasi 0,795. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi menunjukkan bahwa, hubungan antara adopsi inovasi dengan pertambahan kepemilikanternak adalah kuat. Nilai korelasi bernilai positif, ini menunjukkan bahwa, adopsi inovasi meningkat maka pertambahan kepemilikanternak juga ikut meningkat.

Materi tentang reproduksi ternak telah dikenalkan kepada peternak kambing PE. Hal tersebut menyebabkan peternak mampu mendeteksi ciri-ciri birahi dan mengawinkan ternaknya secara tepat.

(8)

269

Peternak juga mampu menolong ternaknya saat melahirkan, hal-hal tersebut menyebabkan bertambahnya jumlah ternak tiap tahunnya.

SIMPULAN

Adopsi inovasi yang dilakukan oleh peternak kambing PE di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya pada tingkat sedang,Rata-rata pendapatan peternak kambing PE sebesar Rp 1.320.391 ± 330.977 dan pertambahan jumlah ternak 4-7 ekor per tahun. Tingkat Adopsi Inovasi berhubungan nyata dengan pendapatan dan pertambahan jumlah ternak.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Alfabeta. Bandung. Astuti, T. Y. Siswadi Subagyo, Y. 2000. Studi Perbaikan Keuntungan Peternak Kambing Perah Di Kecamatan Kaligesing Purworejo. Jurnal Produksi Ternak Fakultas Peternakan UNSOED. Volume 2:2. Purwokerto.

Hernanto F. 2004. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.

Irani, D. C. 2005. Kaitan Antara Faktor Internal dan Eksternal dengan Sikap Kewirausahaan Anggota Kelompok Ternak di Kabupaten Banyumas. Skripsi. Fakultas Peternakan Unsoed. Prwokerto (tidak dipublikasikan). Halaman 45.

Mulyadi, dkk. 2007. Proses Adopsi Inovasi Pertanian Suku Pedalaman Arfak Di Kabupaten Manokwari Papua Barat. Jurnal Penyuluhan, vol 3 No 2.

Siegel, Sidney. 1986. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Slamet, M. 2003. Menetapkan Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Dalam Membentuk Pola Perilaku

Manusia Pembangunan. Penyunting: Ida Yustina dan Adjat Sudrajat. IPB Press. Bogor. Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Press. Jakarta.

Gambar

Tabel 2. Rataan Penerimaan, Biaya Produksi dan Pendapatan Peternakan Kambing PE per bulan

Referensi

Dokumen terkait

Option  atau opsi adalah suatu perjanjian kontrak antara penjual opsi   atau opsi adalah suatu perjanjian kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, dimana

Doni menjelaskan bahwa proses yang dilakukan saat pra produksi pada program Indonesia Pintar yaitu diskusi bersama tim programming lainnya, apa yang membuat

Pemantauan dan pengukuran parameter keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (2) huruf b meliputi pemantauan dan pengukuran paparan radiasi dan/atau

Interaksi itu menghasilkan lima macam reaksi semantis: (1) reaksi semantis netral (o) menandai kenetralan komponen tertentu dalam kaitannya dengan butir leksikal tertentu, dalam

Dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) di kelas X MIA 7 SMA Negeri 1 Karanganyar penelitian ini diharapkan

K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10.. Peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan Indonesia. KOMPETENSI DASAR MATERI POKOK/MATERI PEMBELAJARAN KBM INDIKATOR PENILAIAN

APB, FACR, dan Inflasi mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Syariah. REO mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mean akhlak siswa terhadap sesama manusia program Fullday School di kelas XI SMA IT Abu Bakar