• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERANAN PERBANKAN DALAM PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEGIATAN USAHA BANK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PERANAN PERBANKAN DALAM PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEGIATAN USAHA BANK"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

24

BAB II

PERANAN PERBANKAN DALAM PEMBERIAN KREDIT USAHA

MIKRO SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEGIATAN USAHA BANK

Kredit Usaha Rakyat, yang selanjutnya disingkat KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKM pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. KUR disalurkan oleh 6 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI, Bukopin, BTN, dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

Kredit Usaha Mikro merupakan program pemerintah yang dilaksanakan melalui perbankan, guna untuk membantu para nasabah. Dalam dunia perbankan jenis kredit ini masuk kedalam Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kredit Usaha Rakyat merupakan kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada UMKM di bidang usaha yang produktif dan layak namun belum bankable dengan plafon sampai dengan Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) yang dijamin oleh

perusahaan penjamin.11

11http://komite-kur.com/article-76-tanya-jawab-seputar-kur.asp (diakses 02 November

(2)

25

Kredit Usaha Rakyat membagi jenis usaha untuk mempermudah sistem pelaksanaannya, sistem-sistem ini dibuat untuk membedakan jenis-jenis pinjaman, sesuai dengan kapasitas serta kemampuan dari nasabah. Pembagian jenis pinjaman tersebut adalah :

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan.

2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri. 3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri.

4. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan

hukum.12

A. Pengertian dan Dasar Hukum Tentang Kredit Usaha Mikro

Secara umum yang dimasuk dengan Kredit Usaha Mikro adalah program-program dari bank untuk pemberian pinjaman dengan jumlah kecil yang diperuntukkan bagi masyarakat menengah kebawah, untuk memulai berwirausaha yang mendatangkan penghasilan, sehingga memungkinkan masyarakat untuk hidup lebih sejahtera.

Kredit usaha mikro merupakan kredit modal kerja dan investasi yang diberikan oleh bank, bukan bank atau Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP) kepada usaha mikro guna pembiayaan usaha yang produktif, dimana tujuannya untuk meningkatkan akses usaha mikro terhadap dana pinjaman untuk pembiayaan investasi dan modal kerja dengan persyaratan yang ringan dan

12http://komite-kur.com/article-76-tanya-jawab-seputar-kur.asp

(diakses 02 November 2015).

(3)

26

terjangkau.13 Kredit Usaha Mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau

perorangan warga negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100 juta per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling

banyak Rp.50 juta.14

1. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti .

Karakteristik-karakteristik usaha mikro adalah sebagai berikut:

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat. 3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha .

4. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.

5. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.

6. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.

7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara lain :

13

Suhardjono, Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah (Makasar : UPP AMP YKPN, 2003), hlm. 13.

14

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.06/2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil, Pasal 3 ayat (2).

(4)

27

1. Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang.

2. Tidak sensitif terhadap suku bunga.

3. Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter.

4. Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan dengan pendekatan yang tepat.

Kredit usaha mikro memberikan 2 jenis usaha yang sering diterapkan dan dipakai, yakni kredit usaha mikro dengan agunan dan kredit usaha mikro tanpa agunan, yaitu :

1. Kredit usaha mikro dengan agunan merupakan jenis usaha yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah bank dengan jaminan seperti sertifikat tanah, BPKB mobil/motor.

2. Kredit usaha mikro tanpa agunan merupakan jenis usaha yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah bank tanpa memberikan jaminan kepada pihak tetapi untuk berbagai kebutuhan seperti pendidikan, pernikahan, kesehatan, renovasi rumah dan kebutuhan keluarga lainnya

Penerapan dan pelaksanaan kredit usaha mikro yang dilaksanakan oleh pihak-pihak terkait ini dilakukan berdasarkan landasan hukum yang diatur dan dibuat oleh pemerintahan Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya berbagai peraturan pemeritah serta undang-undang terkait yang mengaturnya.

(5)

28

Berikut akan dijelaskan mengenai dasar-dasar hukum dari Kredit Usaha Mikro,

yaitu antara lain :15

1. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite

Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Nomor 6 Tahun 2015. Pedoman pelaksanaan kredit usaha rakyat.

2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 17/19/DPUM Tahun 2015. Perubahan

atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/35/DPAU tanggal 29 Agustus 2013 Perihal Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015 Tahun 2015. Perubahan

atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/Pmk.05/2015 Tahun 2015. Tata

Cara Pelaksanaan Imbal Jasa Penjaminan Kredit Usaha Rakyat Mikro.

5. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite

Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Nomor 4 Tahun 2015. Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Mikro.

6. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 Tahun 2012.

7. Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

15http://www.hukumonline.com/pusatdata

(6)

29

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/Pmk.05/2011 Tahun 2011

9. Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/Pmk.05/2009 Tentang Kredit Usaha Pembibitan Sapi.

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 159/Pmk.05/2011 Tahun 2011.

11. Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/Pmk.05/2008 Tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat

12. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/11/Pbi/2011 Tahun 2011. Pencabutan

atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/2/Pbi/2001 Tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/9/BKR Perihal Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil.

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.05/2010 Tahun 2010,

Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.05/2008 Tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat.

14. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 40/KMK.06/2003 tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil.

15. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008, tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

16. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro (Undang-Undang LKM).

17. Peraturan Pemerintah Nomor 89 Tahun 2014 tentang Suku Bunga Pinjaman Atau Imbal Hasil Pembiayaan Dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro.

(7)

30

18. POJK Nomor 12/POJK.05/2014 tentang Perijinan Usaha dan Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro.

19. POJK Nomor 13/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Keuangan Mikro.

20. POJK Nomor 14/POJK.05/2014 tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro.

21. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Junto Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

B. Prinsip-Prinsip dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro Menurut

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Junto Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

Pasal 2 UU Perbankan, menetapkan bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Untuk mempertegas makna asas demokrasi ekonomi ini penjelasan umum dan penjelasan Pasal 2 berbunyi “yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945”. Demokrasi ekonomi ini tersimpul dalam Pasal 33 ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluragaan. Menurut Rochmat Soemitro pembangunan di bidang ekonomi yang didasarkan pada demokrasi ekonomi menentukan masyarakat harus memegang peran aktif dalam kegiatan

(8)

31

pembangunan, memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan

ekonomi serta menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha.16

Prinsip kepercayaan diatur dalam Pasal 29 ayat (4) Perbankan. Dimana asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat padanya.

Pelaksanaan hukum perbankan tidak terlepas dari adanya prinsip-prinsip yang mengatur agar penerapannya sejalan dan tidak terjadi kesalahpahaman. Untuk itu kita mengenal ada beberapa prinsip dalam pemberian kredit di bank yang sampai saat ini masih dipakai dan diterapkan demi kenyamanan dan penjalin hubungan yang baik anatara pihak bank dan pihak nasabah. Berikut akan dibahas mengenai prinsip-prinsip dalam perbankan, yaitu :

1. Prinsip kepercayaan ( fiduciary relation principle )

17

Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya di bank, semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperolehnya kembali pada waktu yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan imbalan. Apabila kepercayaan nasabah penyimpan dana terhadap suatu bank telah berkurang, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi rush terhadap

16https://kuliahade.wordpress.com

(diakses 04 Desember 2015).

17

Ronald Honarto, Aspek Hukum Perlindungan Konsumen, Analisis Klausula Baku

PadaPerjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box Milik Bank Mega dan Bank Rakyat Indonesia

(9)

32

dana yang disimpannya. Sama halnya dengan kredit, Sutan Remy Sjahdeini menyatakan bahwa hubungan antara bank dengan nasabah penyimpan dana adalah hubungan pinjam-meminjam uang antara kreditur (bank) dan debitur (nasabah). Prinsip kepercayaan adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan padanya atas dasar kepercayaan, sehingga setiap bank perlu terus menjaga kesehatannya dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat padanya. Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya di bank, semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperolehnya kembali pada waktu yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan

imbalan.18

Prinsip Kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati- hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Hal ini disebutkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan bahwa perbankan Indonesia dalam melaksankan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan asas kehati-hatian. Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian tidak lain adalah agar bank selalu dalam keadaan sehat. Dengan diberlakukannya prinsip kehati-hatian diharapkan agar kepercayaan 2. Prinsip kehati-hatian (prudential principle)

18 http://www.landasanteori.com/2015/10/prinsip-dalam-perbankan-kepercayaan.html

(10)

33

masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi, sehingga masyarakat bersedia dan

tidak ragu-ragu menyimpan dananya di bank.19

a. character (watak),

Penerapan prinsip kehati-hatian ini terhadap 5C of Credit yang sudah tidak asing lagi. 5C of Credit tersebut meliputi :

b. capacity (kemampuan), c. capital (modal),

d. collateral (agunan),

e. condition of economi (prospek usaha dari kreditur).

Yang dimana prinsip 5C ini merupakan prinsip yang saling terkait satu dengan yang lainnya sehingga tidak dapat dipisahkan atau dikesampingkan.

3. Prinsip kerahasiaan (secrecy principle)

Hubungan antara bank dan nasabahnya ternyata tidaklah seperti hubungan kontraktual biasa. Akan tetapi, dalam hubungan tersebut terdapat pula kewajiban bagi bank untuk tidak membuka rahasia nasabahnya kepada pihak lain manapun kecuali jika ditentukan lain oleh perundang-undangan yang berlaku. Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan atau mewajibkan bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah

bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.20

Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan bank sendiri karena bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan uangnya di bank. Berbeda dengan simpanan nasabah yang dimana bank diwajibkan untuk menjaga

19

Ronald Honarto, Op.Cit, hlm. 53-54.

20

(11)

34

kerahasiaan nasabahnya, untuk pinjaman kredit sendiri dalam prakteknya bank tidak melakukan prinsip kerahasiaan, justru apabila ada nasabah yang melakukan pinjaman, maka bank dengan serta-merta akan dapat memberikan informasi mengenai debitur. Hal ini bertujuan agar semua orang dapat mengetahui bahwa usaha yang dijalankan oleh debitur berasal dari pinjaman kredit bank dan menjadi beban moral tersendiri kepada debitur agar konsisten menjalankan perjanjian kredit perbankan. Tindakan bank yang bersifat terbuka ini dapat menjadi contoh kepada pelaku usaha lain untuk dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih maju dengan melakukan pinjaman kredit kepada pihak bank. Ada 2 (dua) teori tentang kekuatan berlakunya rahasia bank ini, yaitu sebagai berikut:

a. Teori Mutlak

Menurut teori ini rahasia keuangan dari nasabah bank tidak dapat dibuka kepada siapapun dan dalam hal apapun. Dewasa ini hampir tidak ada lagi negara yang menganut teori mutlak ini.

b. Teori Relatif

Menurut teori ini, rahasia bank tetap diikuti, tetapi dalam hal-hal khusus, yakni dalam hal yang termasuk luar biasa prinsip kerahasiaan bank tersebut dapat diterobos. Ketentuan rahasia bank ini dapat dikecualikan dalam hal tertentu yakni, untuk kepentingan pajak, penyelesaian hutang-piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan Urusan Hutang dan Lelang/Panitia Urusan Piutang Negara (UPLN/PUPN), peradilan pidana, perkara perdata antara bank dengan

(12)

35

nasabahnya, tukar menukar informasi antara bank atas permintaan, persetujuan

atau kuasa dari nasabah penyimpan dana.21

Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi yang mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah nasabah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/1 0/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penerapan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan peran lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan nasabah, dan melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.

4. Prinsip mengenal nasabah ( know how costumer principle)

22

Penerapan prinsip mengenal nasabah, bank tidak membedakan antar nasabah penyimpan dengan nasabah peminjam. Antara nasabah penyimpan dan nasabah peminjam sama-sama dibutuhkan identitas yang jelas guna memberikan proteksi kepada pihak bank sendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya demi menjaga eksistensi dan mencegah terjadinya ajang tindak kejahatan perbankan maupun wanprestasi. Bank berkewajiban melayani nasabah atau calon nasabahnya. Untuk itu diperlukan data yang lengkap dan akurat, sehingga bank dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan janji atau penawaran bank.

21

http://www.landasanteori.com/2015/10/prinsip-dalam-perbankan-kepercayaan.html (diakses 04 Desember 2015).

22

(13)

36

Saat ini Bank Indonesia telah membuat ketentuan bagaimana bank mengenal nasabahnya secara baik, sesuai prinsip mengenal nasabah yang lebih populer disebut dengan Know Your Customer Principles.

Ada dua hal pokok yang dilakukan bank terhadap debitur atau calon debitur dalam prinsip mengenal nasabah (know your customer principles), yaitu:

a. Mengidentifikasi debitur atau calon debitur dilakukan bank:

1. pada saat pembukaan rekening. Pada saat ini bank akan meminta calon nasabah mengisi data yang lengkap dan akurat,

2. pengkinian data nasabah. Kegiatan ini dilakukan bagi yang sudah menjadi nasabah dan dilakukan pada periode tertentu.

b. Memantau kegiatan transaksi perbankan, termasuk melaporkan transaksi perbankan yang mencurigakan. Bank akan memantau transaksi perbankan nasabah dan akan melaporkan transaksi tersebut kepada PPATK apabila terdapat:

1. transaksi perbankan yang mencurigakan,

2. transaksi perbankan tunai dengan jumlah tertentu.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penerapan prinsip mengenal nasabah adalah meningkatkan peran lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan dalam menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari berbagai kemungkinan lembaga keuangan dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas ilegal yang

dilakukan nasabah, dan melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.23

23 http://www.landasanteori.com/2015/10/prinsip-dalam-perbankan-kepercayaan.html

(14)

37

C. Peranan Perbankan dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro

Pemerintah telah cukup lama menggulirkan kebijakan kredit usaha mikro dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang telah lama menggerogoti sebagian besar rakyat Indonesia. Ada satu hal yang menarik untuk dicermati terkait dengan kebijakan pemerintah tersebut. Yaitu upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang telah dikaitkan dengan pengembangan usaha mikro. Dasar pemikiran yang berkembang adalah adanya pengelompokan umur dalam kerangka penanggulangan kemiskinan. Pelaku utama yang diharapkan berperan membantu terlaksananya strategi ini adalah perbankan, Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB)/Business Development Services (BDS) dan dunia usaha.

1. Perkembangan perbankan di Indonesia

Berakhirnya badai krisis yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, kondisi perbankan di Indonesia hancur lebur. Namun seiring dengan perbaikan perekonomian yang dilakukan oleh pemerintah lewat kebijakan-kebijakan ekonomi, perbankan di Indonesia berangsur-angsur memulihkan diri. Bank-bank yang hancur bermerger dan menjadi bank baru yang lebih terstruktur dengan baik.

Perbankan di Indonesia memiliki beberapa fungsi, yang terbagi menjadi dua, yaitu :24

Bank sentral berarti bank yang menjadi sentral bagi perbankan di Indonesia. Dalam hal ini Bank Indonesia bertindak sebagai Bank Sentral. BI

a. Bank Sentral

24http://www.zonanesia.com

(15)

38

mengatur kebijakan moneter mengenai fiskal, suku bunga, nilai uang yang beredar dan sebagai pengawas bank-bank umum lainnya.

BI harus bisa menjaga perekonomian dengan menstabilkan semua gejolak dan isu-isu ekonomi lainnya yang sedang berkembang di dalam maupun luar negeri. Sebagai Bank Sentral, BI berperan besar dalam perlindungan dana masyarakat yang tersebar di berbagai bank-bank umum. Tugas dari BI adalah melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran dan mengatur dan mengawasi kerja bank-bank.

b. Bank Umum

Bank umum disini adalah bank-bank lainnya yang ada di Indonesia selain Bank Indonesia. Seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, dan masih banyak lagi. Bank umum memiliki peran langsung ke masyarakat yaitu menerima serta menyalurkan secara langsung dana masyarakat kepada masyarakat pula.

Bank umum harus mencadangkan dana masyarakat tersebut ke Bank Indonesia agar apabila terjadi krisis, dana masyarakat tetap aman. BI menentapkan cadangan tiap-tiap bank sebanyak sembilan persen dari pendapatan bank tersebut. Tugas dari Bank Umum adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi, menciptakan uang melalui pembayaran kredit dan investasi, menyediakan jasa dan pengelolaan dana dan trust atau wali amanatan kepada individu dan perusahaan, menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional, memberikan pelayanan

(16)

39

penyimpanan barang berharga. menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya kartu kredit, cek perjalanan, ATM, transfer dana dan lainnya.

Bank umum ini mendirikan suatu kebijakan untuk membantu para nasabah dengan mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). BPR merupakan ank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dalam sertifikat bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat, tabungan, dan lain sebagainya. Tugas dari BPR adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, memberikan kredit, menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, menenmpatkan dananya dalam bentuk sertifikat bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, atau tabungan pada bank lain.

Menurut bentuk kegiatan operasionalnya, bank dibagi menjadi dua jenis yaitu :25

1) Bank konvensional, adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

25

(17)

40

2) Bank syariah, adalah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

2. Bank sebagai penyalur kredit usaha mikro

Pemberian kredit kepada masyarakat merupakan aktivitas yang harus dilakukan bank karena diperlukan untuk melakukan perputaran dana yang harus mereka kembalikan lagi kepada masyarakat yang telah menginvestasikan dana mereka kepada bank. Tidak hanya itu masyarakat pun harus menggunakan dana yang dipinjam tersebut untuk hal yang produktif dan tidak hanya bersifat konsumtif seperti kartu kredit.

Lembaga perbankkan mempunyai peran yang penting bagi setiap perusahaan baik untuk memenuhi kebutuhan modal atau dana untuk menunjang kegiatan usaha, juga mempunyai peranan penting bagi perusahaan khususnya bagi perusahaan kecil atau usaha kecil. Usaha kecil mempunyai salah satu kelemahan kurang tertibnya dalam melakukan pencatatan dan lemah dalam menejemen. Kelemahan ini dapat membawa dampak terhadap penggunaan dana perusahaan tidak terkendali. Untuk menghindari pemborosan penggunaan dapat memanfaatkan untuk mengontrol penggunaan dana yaitu dengan menyimpan uang ke bank. Setiap mendapatkan uang segera dimasukkan ke bank sebelum digunakan dengan demikian penggunaan uang dapat sedikit terkontrol dalam penggunaanya.

(18)

41

Bagi lembaga perbankkan untuk saling memberikan keuntungan kedua belah pihak, pihak bank dapat membantu untuk melakukan pembinaan dalam melakukan pencatatan yang baik sehingga penggunaan dana dapat terkontrol dan dapat membuat rencana kas yang membawa dampak usaha kecil tersebut dapat membuat rencana untuk melakukan pengembangan. Dengan pembinaan dan pelatihan yang dilakukan bank terhadap penerima kredit mikro, dana usaha akan dapat membiasakan para pelaku untuk tertib administrasi dan ini dapat digunakan untuk meyakinkan pihak bank untuk memberikan kredit.

Keberhasilan usaha kecil dalam mengembangkan usaha secara otomatis juga akan memberikan keuntungan bagi bank yang membinanya, keuntungan tersebut lancarnya pembayaran kredit maupun bunga dan setiap kebutuhan dana untuk pengembangan usaha kecil yang dibinanya akan melakukan pemilihan bank

telah membantunya.26

Pihak bank memiliki persyaratan khusus untuk dapat menjalankan sistem kredit usaha mikro yang diberikan oleh pemerintah. Persyaratan-persyaratan

tersebut antara lain :27

a. Mengajukan permohonan keikutsertaan kepada komite kebijakan pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

b. Bank pelaksana memenuhi kriteria bank sehat dan informasi kinerja dari Otoritas Perbankan/Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

26https://mariayovinia.wordpress.com

(diakses 08 Desember 2015).

27

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Mikro.

(19)

42

c. Bank pelaksana harus menyiapkan online sistem data mikro dengan perusahaan penjamin dan Sistem informasi Kredit Program (SIKP).

d. Bank yang telah ditunjuk sebagai bank pelaksana program usaha kredit mikro sebelumnya yang mempunyai Non Performing Loan (NPL) dibawah 5% (lima perseratus).

e. Penunjukan bank pelaksana kredit usaha mikro ditetapkan dengan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku ketua komite kebijakan-kebijakan pembiayaan bagi usaha mikro, kecil dan menengah.

f. Bank pelaksana kredit usaha mikro dapat dievaluasi dan ditinjau kembali keikutsertaannya sebagai penyalur.

Untuk melaksanakan kredit usaha mikro, diatur hal-hal sebagai berikut:28

a. Diwajibkan untuk dilakukan pengecekan pada Sistem Informasi Debitur. b. Agunan tambahan sesuai penilaian dari bank pelaksana KUR Mikro

namun tanpa perikatan.

c. Skema KUR Mikro yang diperbolehkan bersifat kredit/pembiayaan aflopend (limit kredit/pembiayaan menurun sesuai dengan angsuran pokok yang telah dibayar dengan pola pembayaran bulanan, musiman, atau sekali lunas).

d. Tingkat suku bunga kredit/marjin pembiayaan maksimal sebesar 21% (dua puluh satu perseratus) efektif per tahun.

28

Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Mikro.

(20)

43

e. Bank pelaksana dapat mengupload transaksi kredit/ pembiayaan debitur, tingkat kolektabilitas debitur, dan graduasi debitur dalam SIKP .

f. Perusahaan penjamin dapat mengunggah data penjaminan kredit/pembiayaan, klaim (permohonan dan pembayaran) penjaminan kredit/pembiayaan dalam SIKP.

Pemohon kredit usaha mikro dapat mendapatkan pinjaman kredit dari bank

pelaksana dengan cara sebagai berikut :29

a. Pemohon mengajukan surat permohonan pengajuan kredit usaha mikro kepada bank dengan melampirkan dokumen seperti legalitas usaha, perizinan usaha, catatan keuangan dan sebagainya.

b. Bank mengevaluasi/analisa kelayakan usaha berdasarkan permohonan tersebut.

c. Apabila menurut bank usaha layak maka bank menyetujui permohonan kredit usaha. Keputusan pemberian kredit usaha sepenuhnya merupakan kewenangan bank.

d. Bank dan pemohon menandatangani perjanjian kredit/pembiayaan.

e. Pemohon wajib membayar/mengangsur kewajiban pengembalian kredit usaha kepada bank sampai lunas.

Persyaratan umum untuk dapat menerima kredit usaha mikro adalah

sebagai berikut :30

a. Tidak sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan

dan/atau yang tidak sedang menerima kredit program dari pemerintah.

29http://www.tnp2k.go.id/id

(diakses 08 Desember 2015).

(21)

44

b. Diperbolehkan sedang menerima kredit konsumtif (kredit

kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit dan kredit konsumtif lainnya).

c. Bagi UMKMK yang masih tercatat sistem informasi debitur

BI, tetapi yang sudah melunasi pinjaman, maka diperlukan surat keterangan lunas dari bank sebelumnya.

d. Untuk kredit usaha mikro, tidak diwajibkan untuk

dilakukan pengecekan sistem informasi debitur yang didapatkan dari (BI). Putusan pemberian kredit usaha mikro sepenuhnya menjadi kewenangan bank pelaksana, sesuai dengan hasil analisa kelayakan usha calon debitur. Dokumen legalitas dan perizinan yang minimal ada pada saat debitur mengajukan pinjaman kredit usaha mikro kepada bank antara lain:

a. Identitas diri nasabah, seperti KTP, SIM, Kartu Keluarga. b. Legalitas usaha, seperti akta pendirian, akta perubahan. c. Perizinan usaha, seperti SIU, TDP, SK Domisili. d. Catatan pembukuan atau laporan keuangan. e. Salinan bukti agunan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdarasarkan hasil penilitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pemanfaatan Daana Desa Dalam Pembangunan Desa Biring Ere Kecamatan Bungoro Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat penurunan tekanan darah dan peningkatan ketenangan jiwa setelah diberikan pelatihan dzikir pada lansia

3.7 Membedakan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks khusus dalam bentuk iklan dengan memberi dan meminta informasi terkait kegiatan (event), sesuai

Apabila fenomena tersebut benar maka semangat pemekaran daerah telah mengikari semangat otonomi daerah karena yang terjadi justru adanya ketergantungan daerah hasil

Berdasarkan uji one way Anova maka nilai perbedaan data dE*ab pdad masing- masing konsentrasi didapatkan nilai signifikansinya p=0.742 (p>0,05) yang berarti tidak

Teknik penyadapan dalam penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dilakukan setelah terdapat bukti awal dengan cara menggunakan alat-alat elektronik sesuai

Saat ini proses perencanaan pembuatan sistem pengelolaan air terpadu akan dilaksanakan mulai semester kedua, tetapi karena kondisi curah hujan mulai menunjukkan

Bapak Anton sebagai pemilik RM. Bakmi Rasa belum menetapkan Christian sebagai calon suksesor secara resmi, karena untuk penetapan secara resmi akan dilakukan