• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING SEBAGAI DASAR PERENCANAAN BAHAN BAKU PRODUK TEA SET PADA PT.KAIBON INDAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING SEBAGAI DASAR PERENCANAAN BAHAN BAKU PRODUK TEA SET PADA PT.KAIBON INDAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING SEBAGAI DASAR PERENCANAAN BAHAN BAKU PRODUK TEA SET PADA PT.KAIBON

INDAH

Steven Immanuel Michelle Pusvita Ridwan Stevenimmanuel139@hotmail.com

Michelleridwan19@hotmail.com Harry Indra, M.Si

ABSTRACT

PT. Kaibon Indah is one of the companies engaged in ceramic industry located in Madiun, East Java. The problem faced by the PT. Kaibon Indah is the company has not applied the method to determine the ordering of raw materials so that the company waste too many costs in ordering raw materials for the manufacture of tea set. The aim of this study is to provide the most appropriate recommendations to control the production activities at PT. Kaibon Indah in the manufacture of tea set. The method used is the descriptive approach. Data collection methods used were interviews and direct observation. Data were analyzed by using Material Requirement Planning with lot for lot and economic order quantity approach. The results showed that the most appropriate method to be applied to the PT. Kaibon Indah is to produce tea set by applying Material Requirement Planning method with lot for lot approach if the company wants to reduce the cost of processing, setting and ordering. Material Requirement Planning method with economic order quantity approach if the company wants to calculate the nett requirement planning or the planning of inventory on hand to subsequent periods, so that in the following days, the inventory still available for processing.

Keywords: lot for lot, economic order quantity, raw material planning ABSTRAK

PT. Kaibon Indah merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri keramik yang terletak di Madiun, Jawa Timur. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Kaibon Indah saat ini adalah perusahaan belum menerapkan metode dalam menentukan pemesanan bahan baku sehingga sering mengalami pemborosan biaya dalam pemesanan bahan baku untuk pembuatan tea set. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi strategi yang paling tepat untuk mengontrol kegiatan produksi pada PT. Kaibon Indah dalam pembuatan produk tea set. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan lot for lot dan economic order quantity. Hasil penelitian

(2)

menunjukkan bahwa metode yang paling tepat untuk diterapkan pada PT. Kaibon Indah untuk memproduksi tea set adalah dengan menerapkan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan lot for lot apabila perusahaan ingin menekan biaya pengolahan dan pemesanan dan menerapkan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan economic order quantity apabila perusahaan ingin memperhitungkan nett requirement planning atau perencanaan persediaan di tangan untuk periode-periode selanjutnya, sehingga pada hari-hari berikutnya, persediaan untuk pengolahan masih tersedia.

Kata Kunci: lot for lot, economic order quantity, perencanaan kebutuhan bahan baku

Pendahuluan

Industri manufaktur merupakan industri yang memang sangat tinggi peminatnya, baik peminat sebagai distributor maupun sebagai investor yang berminat untuk membuka bisnis karena industri manufaktur memang sangat berkembang di Indonesia. Industri manufaktur di Indonesia memang sedang mengalami kebangkitan. Sebagian produknya telah berhasil menguasai pangsa pasar dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan berada di posisi tiga besar setelah Tiongkok dan India. Penjelasan tersebut disampaikan Komisaris Independen BCA dan Unilever Indonesia Cyrillus Harinowo dalam acara diskusi Kebangkitan Industri Manufaktur Indonesia. selain itu, World Bank memprediksi industri manufaktur tumbuh 40 persen tahun 2013. Hal ini mendukung bahwa memang industri manufaktur telah menjadi salah satu industri yang sangat diminati di Indonesia.

Pastinya, industri manufaktur pun beraneka ragam. Industri manufaktur yang akan difokuskan dalam penelitian ini adalah industri manufaktur yang menciptakan produk keramik. Menurut catatan yang didapatkan dari Badan Pusat Statistik, tercatat, total nilai impor dan ekspor pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 30 triliun rupiah (sekitar USD 3.098 juta). Hal ini menunjukkan bahwa keramik Indonesia memang merupakan produk yang sangat diminati baik dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. Oleh karena itu, maka industri keramik di Indonesia haruslah menerapkan manajemen operasional yang baik. Apabila manajemen operasional dalam sebuah perusahaan manufaktur keramik tidak dijaga dengan baik, maka akan menjadi kerugian bagi pihak perusahaan itu sendiri dan hal inilah yang sedang terjadi pada PT. Kaibon Indah.

PT. Kaibon Indah merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada industri pembuatan produk keramik. Beralamat di Jalan Raya Ponorogo KM 4.5 desa

(3)

Kaibon, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, perusahaan yang berdiri sejak tahun 1984 ini memproduksi beberapa barang seperti gelas, mug, Tea Set dan piring. Permasalahan yang ditemukan dalam PT. Kaibon Indah saat ini adalah dimana perusahaan mengalami pemborosan biaya dalam pemesanan bahan baku untuk pembuatan Tea Set dikarenakan sistem pemesanan saat ini yang masih bersifat manual dan konvensional. Hal ini terlihat dari biaya pemesanan yang sangat tinggi dan diakui oleh manajer operasional pada PT. Kaibon Indah, Bapak Frans Hartanto yang menyatakan bahwa tingginya biaya operasional perusahaan dan membuat profit perusahaan menjadi stagnan. Permasalahan yang dialami oleh PT. Kaibon Indah memang harus diteliti dikarenakan dengan adanya perhitungan bahan baku yang konvensional dan manual membuat tingkat kesalahan perhitungan bahan baku serta waktu pemesanan akan semakin tinggi, padahal, ada metode yang dapat dijalankan untuk melakukan perhitungan bahan baku yaitu MRP atau Material Requirement Planning.

Melihat dari permasalahan tersebut, maka selanjutnya penelitian ini akan dilanjutkan untuk mengetahui pemesanan bahan baku dimana menurut Yolanda (2005), Material Requirement Planning (MRP) merupakan salah satu metode yang tepat untuk melakukan perhitungan dalam pemesanan bahan baku, oleh karena itu, penelitian ini akan dilanjutkan dengan judul: “Penerapan Material Requirement Planning Sebagai Dasar Perencanaan Bahan Baku Produk Tea Set pada PT Kaibon Indah”

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

1. Berapa jumlah kebutuhan bahan baku utama yang diperlukan untuk menyelesaikan pesanan Tea Set pada PT. Kaibon Indah?

2. Berapa total biaya bahan baku utama yang optimal yang dibutuhkan PT. Kaibon Indah untuk menyelesaikan keseluruhan pesanan Tea Set agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal?

3. Bagaimana pengaruh sistem MRP (Material Requirement Planning) terhadap total biaya persediaan bahan baku utama Tea Set pada PT. Kaibon Indah?

(4)

Ruang Lingkup

Penelitian ini akan dijalankan di PT. Kaibon Indah yang beralamat di Jalan Raya Ponorogo KM 4.5 desa Kaibon, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Penelitian ini terfokus meneliti mengenai biaya persediaan dan kuantitas persediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh PT. Kaibon Indah dalam membuat produk Tea Set.

Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah quantitative. Unit analisis yang diteliti adalah PT. Kaibon Indah

Hasil Penelitian

Melihat dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka PT. Kaibon Indah dapat menerapkan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan lot for lot apabila perusahaan ingin menekan biaya pengolahan dan pemesanan. Namun, pendekatan ini tidak memperhitungkan persediaan akhir karena seluruh pemesanan dilakukan secara tepat sesuai dengan kebutuhan saat itu. Kerugian dari penerapan lot for lot bagi perusahaan adalah apabila terjadi kerusakan bahan baku di luar kontrol perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengolah produk pada periode berikutnya dikarenakan kuantitas bahan baku tidak akan sesuai dengan perhitungan yang seharusnya.

PT. Kaibon Indah dapat menerapkan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan economic order quantity apabila perusahaan ingin memperhitungkan nett requirement planning atau perencanaan persediaan di tangan untuk periode-periode selanjutnya, sehingga pada hari-hari berikutnya, persediaan untuk pengolahan masih tersedia. Namun, penerapan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan economic order quantity memiliki kekurangan, terutama biaya pemesanan yang lebih tinggi serta perusahaan perlu mempertimbangkan biaya penyimpanan produk.

SIMPULAN DAN SARANBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

(5)

Simpulan dari penelitian berjudul “Penerapan Material Requirement Planning Sebagai Dasar Perencanaan Bahan Baku Produk Tea Set pada PT Kaibon Indah“ ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Melalui perhitungan MRP, ditemukan hasil bahwa jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat tea set selama satu hari tanpa metode MRP adalah 1320 silika tuban, 1275 kaolin bintang, 2265 Clay TC08, 2136 Sodium dan 187.5 silika. Dengan pendekatan lot for lot adalah 1.120 silika tuban, 1.145 kaolin bintang, 2.115 Clay TC08, 1.711 Sodium dan 87.5 silika, dan terakhir dengan pendekatan EOQ adalah 1.384 silika tuban, 1.340 kaolin bintang, 2.376 Clay TC08, 2.240 Sodium dan 98 silika

2. Melalui perhitungan MRP, maka untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, perusahaan dapat menerapkan metode MRP dengan pendekatan lot for lot dikarenakan biaya pengolahan total yang dibutuhkan untuk membuat 30 tea set dengan pendekatan lot for lot adalah sebesar Rp 1.635.535 sedangkan biaya pengolahan total yang dibutuhkan untuk membuat 30 tea set dengan pendekatan economic order quantity adalah sebesar Rp 2.056.990.

3. MRP memiliki pengaruh yang baik terhadap total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan dikarenakan dengan adanya penerapan MRP, terdapat pengurangan biaya yang cukup besar dimana dengan keadaan aktual, dikarenakan banyaknya produk persediaan yang tidak diperhitungkan dan tidak digunakan dengan baik. Hal ini terjadi dikarenakan dengan keadaan aktual, persediaan di tangan yang seharusnya diperhitungkan, tidak diperhitungkan kembali, selanjutnya, dengan perhitungan lot for lot dan economic order quantity, pendekatan lot for lot lebih murah dikarenakan seluruh pengolahan dan pemesanan dilakukan tepat sesuai dengan kebutuhan, dan dengan pendekatan economic order quantity, terdapat peningkatan biaya, namun di lain sisi, persediaan untuk periode berikutnya sudah dipersiapkan.

Saran

Saran yang dapat diberikan kepada pihak PT. Kaibon Indah sesuai dari hasil analisis yang telah dijalankan adalah sebagai berikut:

(6)

1. PT. Kaibon Indah dapat menerapkan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan lot for lot apabila perusahaan ingin menekan biaya pengolahan dan pemesanan. Namun, pendekatan ini tidak memperhitungkan persediaan akhir karena seluruh pemesanan dilakukan secara tepat sesuai dengan kebutuhan saat itu. Kerugian dari penerapan lot for lot bagi perusahaan adalah apabila terjadi kerusakan bahan baku di luar kontrol perusahaan, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam mengolah produk pada periode berikutnya dikarenakan kuantitas bahan baku tidak akan sesuai dengan perhitungan yang seharusnya.

2. PT. Kaibon Indah dapat menerapkan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan economic order quantity apabila perusahaan ingin memperhitungkan nett requirement planning atau perencanaan persediaan di tangan untuk periode-periode selanjutnya, sehingga pada hari-hari berikutnya, persediaan untuk pengolahan masih tersedia. Namun, penerapan metode Material Requirement Planning dengan pendekatan economic order quantity memiliki kekurangan, terutama biaya pemesanan yang lebih tinggi serta perusahaan perlu mempertimbangkan biaya penyimpanan produk.

(7)

Referensi

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi .Edisi Revisi .Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Chase, Jacob, Aquilano. (2004). Operation Management For competitive Advantages, Tenth Edition. Mc Graw Hill

Eddy Herjanto. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. PT Gramedia Widyasarana. Jakarta

Griffin, W. Ricky. (2011). Management. 11th Edition. Lengage Learning Products are Represented in Canada by USA : Nelson Education, Ltd.

Herjanto, Eddy (2007). Manajemen Persediaan. Edisi Kesebelas. PT. Gramedia Herjanto, Edy. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi edisi ke-2. Grasindo, Jakarta

Jakarta.

Kusuma, Hendra. 2009. Manajemen Produksi “Perancangan dan Pengendalian Produksi”. Yogyakarta : CV Andi Offset

Luca Baciarello, Marco D’Avino, Riccardo Onori dan Massimiliano M. Schiraldi (2012). Lot Sizing Heuristics Performance. International Journal of Engineering Business Management. 2012-2013

Maryam Mohammadi dan Masine Md. Tap. (2012). A Mixed Integer Programming Model Formulation for Solving the Lot-Sizing Problem. International Journal of Computer Science Issues, Vol. 9, Issue 2, No 1, March 2012

Murthy, P. Rama. (2005). Production and Operations Management. 2nd Edition. Delhi : New Age International Publishers.

Prasetya, Hery, Fitri Lukiastuti. (2009). Manajemen Operasi. MedPress (Anggota IKAPI), Yogyakarta.

Rangkutti, Freddy. (2004). Manajemen Persediaan. PT. Raja Grafindo Persada, Robbins, Paul dan Coulter, Mary. (2012). Management. 11th Edition. Jakarta :

(8)

Samson, Danny dan Daft, L. Richard. (2012). Management. Fourth Asia Pasific Edition. Sydney. Schroeder, Roger G. (2008). Operations Management Contemporary Concepts and Cases 2nd

Edition . Mc Graw-Hill, New York.

Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian, dan Darma Putra Sundjaja, 2007, Manajemen Keuangan I,

Edisi Keenam, UNPAR Press, Bandung.

Syed Adeel Haneed Zaidi, Sharfuddin Ahmed Khan, Fikri Dweiri (2012). Implementation of

Inventory Management System in a Furniture Company: A Real Case study. International

Journal of Engineering and Technology Volume 2 No. 8, August, 2012 Tampubolon, Manahan. (2004). Manajemen Operasional, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Widia Sarana Indonesia, Jakarta.

Williams, Chucks. (2008). Management : Lengage Learning Products are Represented in Canada. 7th Edition. USA : Nelson Education, Ltd .

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara self-efficacy, konsep diri, dan konformitas terhadap kelompok sebaya dengan perilaku menyontek: Penelitian pada mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN

1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 4 unit K) Jumlah peserta Training workshop (orang) 20 orang 20 orang 20 orang 20 orang 80 orang K) Jumlah tersusunnya model skenario PI 3 model 3 model

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmar dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menghitung efisiensi penyaluran limbah cair pada saluran aplikasi sistem flatbed serta menganalisis sifat kimia limbah cair

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil peramalan kebutuhan material di waktu yang akan datang, mengetahui total inventory cost serta menentukan lot sizing

The Species Richness and Composition of Termites (Isoptera) in Primary and Regenerating Lowland Dipterocarp Forest in Sabah, East Malaysia.. Termite Assemblages,