• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN MONEV WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MONEV

WORKSHOP KOORDINATOR OSCE KEDOKTERAN GIGI

KOMPONEN 2- PROYEK HPEQ

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

I. Pendahuluan

Upaya peningkatan sistem ujian pada pendidikan kedokteran gigi yang menjadi bagian kegiatan Komponen 2 HPEQ Project mensyaratkan adanya suatu persiapan ujian yang komprehensif, dan terkordinasi dengan baik dan efisien. Salah satu metode ujian yang akan digunakan dalam UKDGI adalah ujian praktik dengan dukungan teknologi kedokteran dan kedokteran gigi yang disebut juga sebagai Objective Structured Clinical Examination (OSCE) untuk itu diperlukan kordinasi antara OSCE centre untuk mempersiapkan sarana dan prasana dalam rangka Implementasi OSCE pada UKDGI bulan Juli 2012.

Disamping pengembangan infrastruktur, aplikasi, pelatihan untuk Standardized Patient (SP), serta standarisasi para penguji yang diperlukan untuk melaksanakan OSCE, hal mendasar lain yang diperlukan adalah kordinasi dengan para koordinator OSCE yang bertugas mempersiapkan segala sarana dan prasarana pada masing masing IPDG yang ikut UKDGI dengan dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada saat ujian sesuai dengan yang dibutuhkan oleh soal soal di masing masing stasion agar Implementasi OSCE yang pertama kali dalam UKDGI bulan Januari 2012 dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu, diperlukan pertemuan para koordinator OSCE tingkat nasional untuk menyamakan persepsi tentang implementasi pelaksanaan OSCE pada UKDGI bulan Juli 2012.

Mengingat urgensi output yang diharapkan dari program ini, maka proyek HPEQ telah memfasilitasi workshop Koordinator OSCE Kedokteran Gigi tanggal 04 Juli 2012.

II. Tujuan

1. Mencapai kesamaan persepsi terkait implementasi penyelenggaraan OSCE antar koordinator OSCE center dari masing masing IPDG yang akan mengikuti UKDGI

2. Melengkapi dan memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan soal OSCE Kedokteran Gigi sesuai dengan Blue Print.

3. Mempersiapkan sarana dan prasarana termasuk alat dan bahan di masing masing IPDG/OSCE centre sesuai dengan kebutuhan set soal OSCE yang akan di gunakan pada UKDGI bulan Juli 2012

III. Dampak dan luaran

1. Kesepahaman terhadap alat dan bahan yang dibutuhkan oleh set soal OSCE yang akan digunakan pada UKDGI Juli 2012 antar para koordinator OSCE center.

2. Masing masing IPDG yang akan mengikuti UKDGI di tahun 2012 dapat menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan oleh set Soal OSCE secara terstandar.

(3)

IV. Metode pelaksanaan

Workshop Koordinator OSCE Kedokteran Gigi dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 2012 di Hotel Atlet Century, jakarta. Workshop ini diikuti oleh 11 koordinator OSCE KG, yaitu :

No Nama Asal Institusi

1

Laelia dwi A

FKG UMY/ Yogyakarta

2

Agus sumono

FKG UNEJ / Jember

3

Putu Widani astuti

FKG UNMAS / Denpasar

4

Emma Rachmawati

FKG UNPAD / Bandung

5

Rasmidar Samad

FKG UNHAS / Makassar

6

Vivin ariestania

FKG UHT / Surabaya

7

Tunjung Nugraheni

FKG UGM / Yogyakarta

8

Darmawangsa

FKG UNBRAH / Padang

9

Dhyani widianingsih

KDGI Jakarta

10

Essie Oktiara

FKG USU / Medan

11

Beya Indriati

FKG UPDM/ Jakarta

Pada pelaksanaannya, terdapat 2 peserta yang merupakan peserta pengganti yaitu Vivin Ariestania yang menggantikan Arya Brahmanta yang berasal dari FKG UHT serta Putu Widianiastuti menggantikan Ria Koesoemawati yang berasal dari FKG UNMAS. Pelaksanaan workshop dimulai terlambat dari waktu yang ditentukan. Pertemuan yang sedianya dijadwalkan pukul 08.00 namun baru dimulai pada pukul 09.30, karena baik peserta maupun fasilitator datang terlambat (pada pukul 08.00 baru ada 1 peserta yang datang (berasal dari UMY)). Peserta lain mulai berdatangan pukul 08.30 dan fasilitator datang setelah dihubungi kembali oleh panitia.

Berikut adalah rundown acara workshop pada kondisi riil:

WAKTU EVENT PIC / NARASUMBER

09.30-09.45 Pembukaan dan Pengarahan Ketua KDGI

09.45 –11.55 Koordinasi alat dan Bahan pada set soal OSCE UKDGI

Tim Teknis

12.00 – 13.30 ISHOMA Panitia

(4)

13.45 –15. 00 Rapat koordinasi tim inti KDGI

Berdasarkan jadwal yang ditetapkan pada TOR, sedianya setelah ISHOMA acara tetap dilanjutkan dengan lanjutan koordinasi alat dan bahan namun 5 orang peserta pulang pada saat ISHOMA sehingga penutupan yang dilakukan oleh Prof. Budi dan acara dilanjutkan dengan rapat koordinasi tim inti untuk merevisi soal yang disesuaikan dengan masukan saat pemaparan. V. Hasil Kegiatan

Secara umum, workshop koordinator OSCE KG ini sudah berjalan lancar walaupun sedikit berbeda dengan rundown yang tertera pada TOR. Terdapat perbedaan penetapan waktu pelaksanaan pada undangan dan TOR sehingga beberapa peserta merasa bingung mengenai jadwal yang sebenarnya, terutama peserta yang telah datang sejak pukul 08.00. Dari segi kedisplinan masih memerlukan perhatian baik pada peserta maupun fasilitator agar waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan secara efektif.

Workshop ini diawali dengan pertanyaan dari peserta yang berasal dari UMY mengenai adanya peraturan baru yang melarang dilaksanakannya try out OSCE sedangkan persiapan acara sudah selesei dilakukan dan sebagai jaminan peserta membawa soal yang akan diujikan. Setelah mendengarkan pertanyaan dari peserta, fasilitator membuka acara dengan menjelaskan lebih dulu alasan mempercepat pelaksanaan OSCE yang sedianya akan dilakukan tanggal 27-28 Juli 2012 terpaksa dirubah menjadi 13-14 Juli. Perubahan ini sudah disepakati melalui diskusi dan pemikiran yang panjang karena apabila dilaksanakan pada tanggal 27-28 Juli yang bertepatan dengan bulan ramadhan maka akan terdapat kendala seperti sulitnya mencari tiket pesawat serta kendala-kendala lainnya. Selain itu, pelarangan try out dikarenakan menghindari isu yang pernah terjadi sebelumnya, yaitu adanya SMS yang beredar mengatakan soal ujian yang telah bocor sehingga menimbulkan konflik. Akan tetapi, KDGI tetap melaksanakan try out dengan catatan pelaksanaan juga harus dipercepat sehingga pada tanggal 12 Juli, area institusi sudah steril serta fokus pada pelaksanaan kegiatan OSCE. Syarat kedua adalah agar setiap institusi yang akan melaksanakan try out wajib menyerahkan soal yang akan diujikan pada saat try out pada tim Inti. Dalam hal ini, fasilitator mengingatkan peserta agar tetap menjaga kerahasiaan soal yang ada karena selama ini Kedokteran Gigi sudah dianggap “tidak baik” oleh Proyek HPEQ. Oleh karena itu, diharapkan tim KDGI bersama-sama dengan IPDG memperbaiki diri karena masih membutuhkan dukungan dari proyek HPEQ dalam mempersiapkan implementasi OSCE yang sesuai standar nasional.

Pertanyaan lain juga datang dari peserta yang berasal dari UHT mengenai jumlah minimal peserta OSCE yang berjumlah 25 orang, namun pada UHT hanya terdapat 14 peserta. Hal ini menimbulkan kendala tersendiri pada pelaksanaannya disebabkan beban biaya pelaksanaan yang ditanggung peserta menjadi lebih besar. Dalam hal ini Prof. Mei menjelaskan mengenai proses terpilihnya UHT untuk juga melaksanakan OSCE. Tim KDGI mengalami kesulitan dalam menghubungi IPDG untuk menanyakan kesediannya untuk mengimplementasikan OSCE. Untuk itu, perlu disepakati kembali dengan IPDG terkait, apakah tetap akan melaksanakan (bersedia menjadi center) atau bersedia mengalihkan kegiatan ke institusi lain. Dalam hal ini dr. Koesterman menjelaskan, pada prinsipnya dari kolegium tidak pernah menunjuk tempat ujian, namun IPDG sendiri yang mengirimkan data institusi dan menyatakan kesediaan, sehingga kolegium hanya mengundang institusi yang mendaftar.

(5)

Acara dilanjutkan dengan penyamaan persepsi mengenai penyediaan sarana dan prasarana dari Prof. Mei. Peserta terlihat aktif dalam bertanya dan apabila ditemukan alat maupun istilah yang tidak dimengerti maka fasilitator menghubungi pembuat soal mengenai istilah yang digunakan pada soal.

V. Refleksi

Dalam rangka menjaring feedback peserta untuk mengevaluasi beberapa aspek substansi dan teknis dari pelaksanaan workshop, tim monev telah menyebarkan kuesioner tingkat persepsi kepada seluruh peserta workshop. Dari 11 kuesioner yang disebarkan kepada peserta, 6 kuesioner terkumpul kembali untuk selanjutnya diolah dan dianalisis.

Persepsi : Angka 1 menunjukkan keadaan (saat ini) yang paling tidak sesuai dengan yang diharapkan Angka 4 menunjukkan keadaan (saat ini) yang paling sesuai dengan yang diharapkan

PARAMETER SUBSTANSI TINGKAT PERSEPSI

A OSCE sebagai salah satu metode uji kompetensi dokter gigi

Indonesia sangat tepat untuk memastikan kompetensi lulusan yang komprehensif

1 2 3 4

B IPDG telah siap untuk melaksanakan try out dan implementasi OSCE dengan agenda pelaksanaan yang dipercepat dari jadwal

sebelumnya

1 2 3 4

C OSCE center yang ada saat ini telah siap dan layak (sarana dan prasarana) untuk menjalankan OSCE nasional

1 2 3 4

D Koordinasi antara penulis dan penguji OSCE serta pelatih SP telah berlangsung dengan baik

1 2 3 4

E Panduan OSCE nasional telah dapat dipahami dengan baik oleh koordinator OSCE

1 2 3 4

PARAMETER TEKNIS TINGKAT PERSEPSI

F TOR workshop dan arahan pada awal workshop memberikan big picture mapping pelaksanaan workshop dan target yang hendak

dicapai

1 2 3 4

G Metode pelaksanaan workshop (kuliah, diskusi interaktif dan

diskusi kelompok) dinilai efektif dalam menghasilkan output sesuai target

1 2 3 4

H Output workshop telah optimal dan sesuai dengan yang diarahkan

pada TOR 1 2 3 4

I Responsiveness pelayanan yang diberikan oleh panitia telah optimal 1 2 3 4

J Kenyamanan tempat pelaksanaan workshop menunjang

(6)

Dari 6 kuesioner yang kembali, berikut adalah hasil rekapitulasi dari tingkat persepsi peserta terhadap pelaksanaan workshop Koordinator OSCE Kedokteran Gigi.

Feedback Peserta Workshop Koordinator OSCE KG

Berdasarkan grafik diatas, tergambar jelas variasi persepsi peserta terhadap kesiapan institusi dalam pelaksanaan try out maupun implementasi OSCE, sehubungan dengan adanya percepatan dari jadwal sebelumnya. Hal ini tergambar dari parameter kesiapan IPDG dalam melaksanakan OSCE dan koordinasi antar penulis, penguji dan pelatih SP. Masih ada peserta yang memberikan nilai rendah pada parameter ini, yang berarti masih belum siap. Hal ini juga disebabkan ada beberapa institusi masih kekurangan dalam sarana dan prasarana sehingga memiliki kendala dalam mengimplementasikan OSCE.

Hampir semua parameter teknis dinilai dengan sesuai dan sangat sesuai oleh peserta. Proses kegiatan berlangsung lancar walaupun ada pada saat penutupan sempat terjadi kebingungan pada fasilitator saat akan memberikan wrap up dan menutup acara karena hampir setengah peserta pulang sebelum acara ditutup.

VI. Penutup

Standarisasi lulusan/dokter gigi melalui uji kompetensi merupakan bagian penting dari upaya peningkatan kualitas lulusan/dokter gigi dan juga untuk institusi pendidikan dokter gigi. Kualitas lulusan/ dokter gigi yang baik dan kompeten sangat menguntungkan organisasi profesi stake holder, pemerintah pusat dan daerah selaku pengguna, serta untuk perlindungan masyarakat dari segi pelayanan. Mengingat fungsi dan perannya yang sangat besar, maka dukungan semua pihak terkait berkenaan kegiatan Ujian kompetensi dokter gigi melalui OSCE untuk peningkatan kualitas lulusan yang berkompetensi sangat diperlukan terutama kerjasama dari masing masing IPDG yang telah menghasilkan lulusan dan yang akan mengikuti UKDGI Periode III, Juli 2012.

Asisten Monev : Ayu Anggaritno Proboningdyah

Atas supervisi : Aprilia Ekawati Utami - Pengelola Program Monev

0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 4 3 3 3 4 4 5 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 3 5 5 0 1 2 3 4 5 6 A B C D E F G H I J

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan data Luas lahan, Kapasitas Tampungan Waduk dan Pola Tata Tanam yang sama dengan kondisi eksisting, optimasi pada studi ini dilakukan dengan

PV = present value BCR = benefit cost ratio Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan metode BCR ini adalah jika BCR > 1 maka proyek

Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui besarnya harga air yang didapat dari proyek perencanaan Bendungan Bendo, besarnya Nilai Rasio Biaya Manfaat

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simulasi Waduk dengan menggunakan aturan operasi berdasarkan tampungan waduk (Rule Curve) dengan berbagai

Kasryno, et al (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai upaya yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan pertanian di

Dalam suatu perencanaan bendung, diawali dengan survei dan investigasi dari lokasi yang bersangkutan guna memperoleh data yang berhubungan dengan perencanaan yang lengkap

Dari tiga penelitian kuat tekan tanah dengan sampel tanah yang sama dan penambahan persentase semen yang sama yaitu tanah lempung dengan 2% Portland cement,

Untuk melakukan optimasi pada pengoperasian waduk, data input berupa data debit aliran yang diestimasi dari data curah hujan dan data debit andalan sungai, data output