• Tidak ada hasil yang ditemukan

V GAMBARAN UMUM PASAR INDUK KRAMAT JATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V GAMBARAN UMUM PASAR INDUK KRAMAT JATI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

51

V GAMBARAN UMUM PASAR INDUK KRAMAT JATI

5.1 Manajemen Pasar Induk Kramat Jati

Pasar Induk Kramat Jati dengan dasar hukum menurut Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3 tahun 2009 tanggal 28 Juli 2009 tentang pengelolaan area pasar yang didirikan dengan akta pendirian pasar induk berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. D-V, a18/1/17/1973 tanggal 28 Desember 1973 tentang Pendirian Pasar Induk sayur mayur dan buah-buahan serta ketentuan pengurusannya. Pasar Induk Kramat Jati merupakan fasilitas pusat perdagangan besar sayur mayur dan buah-buahan di DKI Jakarta yang bersifat menyeluruh dengan fasilitas pelengkap yang diperlukan, beralamat di Jalan Raya Bogor Km. 17 Jakarta Timur.

Secara organisasi dan administrasi PIKJ merupakan salah satu pasar dari 151 pasar yang dikelola oleh PD Pasar Jaya, dan telah melakukan peremajaan pasar pada tahun 2003 dengan luas 14,7 ha. Pasar Induk Kramat Jati memiliki 4.428 tempat usaha yang terdiri dari tempat usaha eksisting sebanyak 3.653 kios, tempat usaha bebas terdiri dari 890 kios, Uniko dengan jumlah 76 tempat dan juga terdapat Agro Outlet sebanyak 29 kios. Tugas pokok Pasar Induk Kramat Jati diantaranya adalah mengatur dan menyelenggarakan pengurusan fasilitas untuk kelancaran arus bahan makanan sayur-mayur dan buah-buahan, menyediakan fasilitas perdagangan dan pemasaran yang diperlukan bagi penyelenggaraan perdagangan besar sayur mayur dan buah-buahan. Sedangkan fungsi dari Pasar Induk Kramat Jati adalah menyediakan dan mengatur fasilitas-fasilitas perdagangan/pemasaran, menyediakan fasilitas umum, mengatur kegiatan angkutan dan bongkar muat, pencatatan harga dan tonase.

Pasar Induk Kramat Jati memiliki berbagai macam fasilitas layanan umum lengkap. Terdapat sebuah masjid dan tiga mushola yang menjamin kelancaran para pengguna pasar dalam beribadah. Fasilitas umum lainnya berupa toilet di 14 lokasi, Bank umum yang terdiri dari Bank Mandiri dan Mayapada, serta lahan parkir seluas 14.737 m2. Layanan keamanan dan kebersihan pasar ini masing-masing dikelola oleh PT. Kelola Jasa Amanusa dan PT. Garda Transmoes Mandiri. Sedangkan untuk layanan angkutan dikelola oleh KABAPIN dengan jumlah angkutan sebanyak 700 unit. Pasar Induk Kramat Jati juga menyediakan

(2)

52

PASAR INDUK

KRAMAT JATI

Petani/Produsen dari Sumatera Petani/Produsen dari luar negeri

(Pelabuhan) Petani/Produsen dari

Jawa Tengah dan Jawa Timur Petani/Produsen

dari Jawa Barat

Pasar-pasar Swalayan Pasar-pasar Wilayah di BOTABEK Pasar-pasar Wilayah di DKI Hotel dan Restoran

jasa bongkar muat yang dikelola oleh suatu badan yang disebut BAPENGKAR. Selain itu BAPENGKAR juga menyediakan jasa penimbangan komoditi yang kemudian akan dilaporkan ke kantor Pasar Induk Kramat Jati. Pola distribusi yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Pola Distribusi Sayur-mayur dan Buah-buahan di Pasar Induk Kramat Jati

Sumber: Pasar Induk Kramat Jati, 2011

Pasokan sayur-mayur dan buah-buahan yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati (Gambar 11) berasal dari beberapa daerah sentra seperti dari provinsi Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta dari Luar Negeri. Untuk komoditas kentang, pasokan berasal dari daerah Garut, Medan, Dieng, Pangalengan, Padang. Untuk komoditas kubis, pasokan berasal dari daerah Dieng, Pangalengan, Garut, Cipanas, Medan, Padang, Malang. Komoditas tomat, pasokan berasal dari daerah Garut, Pangalengan, Cipanas, Dieng (Tabel 11). Untuk sayur-mayur yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati berdasarkan daerah asal untuk setiap jenis komoditas disajikan dalam Tabel 11.

(3)

53 Tabel 11. Pasokan sayur-mayur untuk setiap komoditas dari beberapa daerah asal

di Pasar Induk Kramat Jati.

Komoditas Daerah Asal

Kubis Dieng, Pangalengan, Garut, Cipanas, Medan, Padang, Malang

Kembang Kol Pangalengan, Cipanas, Garut

Sawi Cipanas, Sukabumi, Kuningan, Bogor Buncis Sukabumi, Cipanas, Lembang

Wortel Pangalengan, Cipanas, Garut, Sukabumi Tomat Garut, Pangalengan, Cipanas, Dieng Labu Siem Cipanas, Sukabumi, Bogor, Garut Terong Purwakarta, Bogor, Subang, Cirebon Timun Cikarang, Cipanas, Purwakarta, Subang Cabe(Kriting,Merah

Besar, Rawit Merah dan Hijau)

Magelang, Wates, Wonosobo, Malang, Banyuwangi, Madura, Rembang, Tasik, Sukabumi, Ciwidey, Pangalengan, Cipanas, Wonosobo, Klaten

Bawang Merah Brebes, Tegal, Patrolimport Nganjuk Bawang Putih Wonosobo, Import

Daun Bawang Sukabumi, Cipanas, Pangalengan, Garut Daun Sledri Sukabumi, Bogor, Cipanas

Nangka Muda Padang, Lampung, Bogor, Serang Caisin Cipanas, Bogor, Sukabumi Jagung Garut, Cirebon, Tegal, Brebes Jengkol Lampung, Tegal, Banyuwangi

Kentang Garut, Medan, Dieng, Pangalengan, Padang Kelapa Lampung, Tasik, Serang, Padang

Sumber: Pasar Induk Kramat Jati, 2011

Setiap harinya Pasar Induk Kramat Jati menerima pasokan sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian dan bumbu dapur dari berbagai daerah di Indonesia. Sebanyak 99,05 persen pasokan diperoleh dari luar daerah. Tonase dari masing-masing komoditas yang diperjualbelikan tersebut yaitu sayuran dengan jumlah 1100-1400 ton, buah-buahan sebanyak 1200-1500 ton, umbi-umbian dengan jumlah 90-120 ton dan bumbu dapur dengan jumlah 10-30 ton.Sedangkan untuk permintaan sayur-mayur dari Pasar Induk Kramat Jati berasal dari pasar-pasar swalayan, hotel dan restoran, pasar di wilayah DKI Jakarta, serta pasar-pasar wilayah Bogor, Tangerang, Bekasi.

5.2 Perkembangan Harga Sayuran di Pasar Induk Kramat Jati

Komoditas sayuran yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDB hortikultura nasional. Sayuran tersebut meliputi beberapa komoditas termasuk kentang, kubis, dan tomat. Kontribusi terhadap PDB sayuran pada tahun 2009

(4)

54 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 250 500 750 1000 1250 1500 1750

komoditas kentang sebesar 8,16%, kubis sebesar 6,66%, dan tomat sebesar 7,48% (Ditjen Hortikultura, 2009a). Hal ini menunjukkan bahwa komoditas sayuran tersebut terutama kentang, kubis, dan tomat memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masayarakat Indonesia terutama petani yang mengusahakan ketiga komoditas tersebut.

5.2.1 Perkembangan Harga Kentang

Perkembangan harga kentang cenderung mengalami fluktuasi setiap tahun sehingga hal ini menyebabkan ketidakpastian atas harga yang diperoleh pihak-pihak terkait terutama petani dan pedagang. Berdasarkan plot data deret waktu harga kentang diperoleh pola data harga yang dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Plot Harga Kentang Periode Januari 2006 – Februari 2011

Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2011

Berdasarkan Gambar 12, menunjukkan adanya fluktuasi harga yang tinggi untuk komoditas kentang yang terjadi setiap hari. Harga jual kentang yang tertinggi sebesar Rp. 8.000 per kilogram yang terjadi pada periode 1094-1095 pada bulan Januari 2009. Sedangkan untuk harga terendah sebesar Rp. 2.000 per kilogram yang terjadi pada periode ke 332 pada bulan Desember 2006. Kondisi ini tidak lepas dari keseimbangan pasar antara penawaran dan permintaan yang terjadi di Pasar Induk Kramat Jati. Pasokan kentang yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati dengan pasokan pada harga tertinggi sebesar 3.244 ton bulan Januari 2009 dengan jumlah permintaan sebesar 2.595 ton. Sedangkan harga terendah dengan pasokan kentang sebesar 3.676 ton pada bulan Desember 2006 dengan jumlah permintaan sebesar 2.941 ton (Lampiran 1). Harga tertinggi yang dicapai

H ar g a (R p /k il o g ra m ) Hari

(5)

55 disebabkan oleh jumlah pasokan yang lebih sedikit dibandingkan dengan saat harga mencapai titik terendah.

5.2.2 Perkembangan Harga Kubis

Harga kubis dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung mengalami fluktuasi yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian atas hasil yang diperoleh atas komoditas yang di jual. Berdasarkan plot data deret waktu harga kubis diperoleh pola data harga yang dapat dilihat pada Gambar 13.

0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 250 500 750 1000 1250 1500 1750

Gambar 13. Plot Harga Kubis Periode Januari 2006 – Februari 2011

Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2011

Berdasarkan Gambar 13 menunjukkan bahwa kubis cenderung mengalami fluktuasi harga setiap harinya. Harga tertinggi kubis mencapai Rp. 6.000 per kilogram pada peiode 1612 bulan Juni 2010. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati sebesar 2.302 ton karena daerah sentra penghasil kubis di Dieng, Pangalengan, Garut, Cipanas, Medan, Malang, dan Padang panennya tidak maksimal atau belum panen sehingga menyebabkan harga meningkat. Sedangkan harga terendah mencapai Rp. 700 per kilogram yang terjadi pada periode ke 794-795 dan 807 bulan Februari dan Maret 2008 dengan jumlah pasokan yang masuk sebesar 2.861 dan 3.459 ton (Lampiran 2). Harga terendah pada kubis disebabkan oleh daerah sentra panen secara bersamaan sehingga menyebabkan peningkatan jumlah pasokan yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati. H ar g a Hari

(6)

56

5.2.3 Perkembangan Harga Tomat

Harga tomat cenderung mengalami fluktuasi yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan plot data deret waktu harga tomat diperoleh pola data harga yang dapat dilihat pada Gambar 14.

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 250 500 750 1000 1250 1500 1750

Gambar 14. Plot Harga Tomat Periode Januari 2006 – Februari 2011

Sumber : Pasar Induk Kramat Jati, 2011

Pada Gambar 14, menunjukkan bahwa komoditas tomat cenderung mengalami fluktuasi harga setiap harinya. Harga tertinggi tomat mencapai Rp. 9.500 per kilogram pada peiode 1549 bulan April 2010. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati sebesar 2.030 ton karena daerah sentra penghasil tomat di Dieng, Pangalengan, Garut, dan Cipanas mengalami gagal panen sehingga menyebabkan harga meningkat. Sedangkan harga terendah mencapai Rp. 900 per kilogram yang terjadi pada periode ke 648-649 dan 654-655 bulan September 2007 dengan jumlah pasokan yang masuk sebesar 3.167 ton (Lampiran 3). Harga terendah pada tomat disebabkan oleh daerah sentra panen secara bersamaan sehingga menyebabkan peningkatan jumlah pasokan yang masuk ke Pasar Induk Kramat Jati.

H

ar

g

a

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil observasi hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model problem based learning dengan pendekatan saintifik

LABORATORIUM PROSES KIMIA 2013 14 Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan nilai konstanta kGa (konstanta perpindahan massa antar fase gas-cair) seiring

Analisis Deskriktif digunakan untuk melihat perkembangan variabel yang digunakan dalam penelitian, variabel yang dalam penelitian ini adalah Indeks Saham Syariah

Kualifikasi : Tempat pengambilan dokumen kualifikasi dengan mengunjungi website LPSE Kabupaten Bekasi di www.lpse.bekasikab.go.id. - Alamat Website LPSE :

korelasi, namun jika memang terdakwa sebelumnya tidak ditahan dan hakim berpendapat tetap tidak perlu dilakukan penahanan, maka putusan yang tidak memuat status

Dewan Redaksi.. Kenyataan ini menjadi bukti bahwa gunung api yang semula digolongkan tidak aktif, gunung api tipe B, dapat meletus dalam periode hidup kita sekarang. Atas

Penghubung (1 Unit) pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lebong dengan hasil sebagai berikut :. KINALINDO

Karena kertas tercetak terus menerus sesuai dengan penumpang yang masuk-keluar maka kertas perlu diorganisir, Model 4a dan model b, letak printer menghadap atas dan terdapat