• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERENCANAAN KINERJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PERENCANAAN KINERJA."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA.

2.1. RENCANA STRATEGIS

Perencanaan Strategis Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 adalah suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yaitu tahun 2012 – 2017, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

Rencana Strategis ( RENSTRA ) Dinas Sosial Provinsi Gorontalo Tahun 2012 – 2017 ini dimaksudkan untuk memberikan landasan kebijaksanaan operasional bagi seluruh aparat Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sehari-hari, baik program dan kegiatan sesuai dengan peran, tugas pokok dan sasaran pembangunan Kesejahteraan Sosial serta tujuan dan sasaran pembangunan daerah.

Disamping itu juga dimaksudkan untuk mewujudkan keterpaduan pelaksanaan, sehingga dapat dicapai hasil yang optimal secara selaras, serasi dan seimbang, dengan demikian semua potensi yang ada dapat didayagunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan.

Untuk mencapai tujuan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial , maka :

2.1. 1. V i s i

TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT YANG DILANDASI NILAI KEBERSAMAAN DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL.

Visi tersebut mengandung makna bahwa :

a. Kesejahteraan sosial adalah hak setiap warga negara;

b. Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak cukup dilaksanakan oleh pemerintah saja;

c. Nilai kebersamaan dan kesetiakawanan jati diri bangsa yang perlu dikembangkan. Prinsip dasar pelayanan kesejahteraan sosial adalah :

“TO HELP PEOPLE TO HELP THEM SELF, MENOLONG ORANG AGAR MAMPU MENOLONG

(2)

2.1.2. M i s i :

a. Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui optimalisasi sumber pelayanan dan pemberdayaan sosial;

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam kesejahteraan sosial serta memperkuat nilai-nilai kepahlawanan, kejuangan, dan kesetiakawanan sosial; c. Meningkatkan penyelenggaraan perlindungan dan jaminan sosial bagi PMKS;

d. Meningkatkan pelayanan kesejahteraan PMKS melalui upaya pelayanan dan rehabilitasi sosial;

e. Meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran serta meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur dalam upaya memberikan pelayanan kesejahteraan sosial.

2.1.3. TUJUAN DAN SASARAN 1. TUJUAN

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo maka tujuan pembangunan kesejahteraan sosial yang ingin dicapai pada lima tahun mendatang adalah : a) Peningkatan jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial; b) Peningkatan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin;

c) Peningkatan layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS;

d) Peningkatan layanan dan pembinaan terhadap organisasi-organisasi sosial seperti Karang Karuna, LSM, dan TKSK.

2. SASARAN

Adapun sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2012-2017 sebagai berikut :

a) Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial; b) Meningkatnya layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin;

c) Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS;

d) Meningkatnya cakupan layanan dan pembinaan terhadap organisasi-organisasi sosial seperti Karang Karuna, LSM, dan TKSK.

(3)

2.1.4. KEBIJAKAN DAN STRATEGI 1. KEBIJAKAN

Kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada :

a) Meningkatkan dan memeratakan pelayanan sosial yang adil dalam arti bahwa setiap orang khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial berhak memperoleh pelayanan sosial;

b) Meningkatkan profesionalisme SDM kesejahteraan sosial berbasis pekerjaan sosial dalam penanganan masalah dan potensi kesejahteraan sosial;

c) Memantapkan manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan koordinasi;

d) Menciptakan iklim dan sistem yang mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

e) Mendukung terlaksananya kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan umum dan pembangunan berdasarkan keragaman dan keunikan nilai sosial budaya serta mengedepankan potensi dan sumber sosial keluarga dan masyarakat setempat.

2. STRATEGI

a) Pemberdayaan Sosial, yang mengandung makna pembinaan bagi aparatur pelaku

pembangunan kesejahteraan sosial untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya, serta pemberian kepercayaan dan peluang pada masyarakat, dunia usaha dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial untuk mencegah dan mengatasi masalah yang ada dilingkungannya;

b) Kemitraan Sosial, yang mengandung makna adanya kerjasama, kepedulian,

kesetaraan, kebersamaan, kolaborasi dan jaringan kerja yang menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik antara pihak-pihak yang bermitra;

c) Partisipasi Sosial, mengandung makna adanya prakarsa dan peranan dari penerima

pelayanan dan lingkungan sosialnya dalam pengambilan keputusan serta melakukan pilihan terbaik untuk peningkatan pembangunan kesejahteraan sosial;

d) Advokasi Sosial, mengandung makna adanya upaya-upaya untuk mendukung,

membela dan melindungi masyarakat sehingga dapat melakukan tindakan dan perubahan sosial yang mendorong mereka memenuhi kesejahteraan sosial dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia;

(4)

e) Jaminan Sosial, mengandung makna adanya upaya-upaya untuk memberikan

perlindungan sosial dalam bentuk pemberian jaminan kelangsungan hidup bagi penyandang cacat ganda (cacat fisik dan mental) dan lanjut usia yang tidak potensial.

2.1.5 PROGRAM

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program dan kegiatan prioritas.

Program yang disusun oleh Dinas Sosial Provinsi Gorontalo merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Sosial Provinsi Gorontalo yang selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa kegiatan untuk masing-masing program tersebut.Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah.

Indikator keluaran program yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program. Outcome program merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah yang mencerminkan keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. Sedangkan kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial. Pendanaan indikatif merupakan perkiraan kebutuhan anggaran pembiayaan/pendanaan untuk melaksanakan program/kegiatan pertahun.

Secara umum pelaksanaan program dan kegiatan dilaksanakan dengan strategi umum sebagai berikut :

1) Penerapan peraturan

Dalam menyelenggaran pembangunan bidang kesejahteraan sosial akan selalu mengikuti peraturan perundang-undangan.

2) Koordinasi dan sinkronisasi.

Dalam penyelenggaraan tugas bidang kesejahteraan sosial, Dinas Sosial akan berkoordinasi dan menjalin kerja sama dengan pemerintah pusat, dengan SKPD terkait baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota maupun segenap stakeholder terkait. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi untuk mengintegrasikan, menyerasikan dan menyelaraskan program dan kegiatan dalam rangka dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran.

(5)

3) Fasilitasi Program dan Pendampingan

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan bidang kesejahteraan sosial, Dinas Sosial Provinsi Gorontalo memfasilitasi program dan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Dinas Sosial mendapatkan kegiatan pendampingan melalui pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi maupun tugas pembantuan. Program-program pendampingan diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, pengembangan kewirausahaan, dan mendorong peran serta aktif masyarakat

(participatory process).

4) Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM

Kapasitas kelembagaan akan disesuaikan dengan kebutuhan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo serta peningkatan kapasitas SDM agar berfungsi secara optimal sesuai tujuan organisasi.

5) Meningkatkan Kualitas Penerapan Good Governance

Penyelenggaraan tugas di bidang kesejahteraan sosial akan dilaksanakan sejalan dengan prinsip good governance. Penyelenggaraan ini akan menghasilkan kinerja yang akuntabel, transparan, efektif, efisien dan responsif untuk memperoleh opini pelaporan yang wajar tanpa pengecualian (WTP).

6) Pengarusutamaan Gender

Strategi pengarusutamaan Gender (PUG) akan dimasukkan dalam tahapan perencanaan dan penganggaran sampai dengan pelaksanaan program dan kegiatan bidang kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

7) Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan

Agar pelaksanaan pembagunan bidang kesejahteraan sosial berjalan sesuai dengan sasaran yang ditetapkan perlu dilaksanakan peningkatan pengendalian dan pengawasan melalui sistem SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah).

8) Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan umpan balik dalam upaya penyempurnaan dan penajaman pelaksanaan program dan kegiatan.

(6)

2.1.6. Sasaran, Program dan Kegiatan Tahun 2016

Pada tahun 2016 program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dihubungkan dengan sasaran strategis adalah sebagai berikut :

Tabel : 2.1 Sasaran Program Kegiatan Tahun 2016

Sasaran Program Kegiatan

Meningkatnya layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT.

Pemberdayaan Sosial

1. Pemberdayaan Fakir Miskin.

2. Pembangunan sarana dan prasarana Komunitas Adat Terpencil.

3. Pelestarian Nilai Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial. Meningkatnya layanan rehabilitasi

terhadap penyandang disabilitas,tuna sosial,lanjut usia,anak bermasalah sosial,korban penyalahgunaan napza dan LKS

Rehabilitasi Sosial 1. Pelayanan Kesejahteran Sosial Anak.

2. Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. 3. Pelayanan Kesejahteraan

Sosial Lanjut Usia. 4. Rehabilitasi Sosial Tuna

Sosial

5. Rehabilitasi Sosial Napza 6. Pembinaan Lembaga

Kesejahteraan Sosial. Meningkatnya layanan atas

perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial 1. Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Petugas Penanggulangan Bencana Bidang Linjamsos. 2. Perlindungan Jaminan

Sosial dan Bantuan Bencana Sosial.

3. Pendataan dan Penyuluhan Sosial.

Meningkatnya layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial Pembinaan Kelembagaan dan Kemitraan 1. Pemberdayaan Melalui Kemitraan Sosial. 2. Pemberdayaan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM). 3. Pembinaan Organisasi Kesejahteraan Sosial

(7)

2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja utama untuk masing-masing sasaran yang hendak dicapai dalam tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 : Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 sebelum review

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Penjelasan Ket

1. Meningkatnya layanan

pemberdayaan

terhadap masyarakat

miskin dan KAT

Jumlah layanan

pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT

180 KK, Jumlah penerima bantuan stimulan KUBE dan jumlah sarana dan prasarana di lokasi KAT

2. Meningkatnya layanan

rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia,

anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS Jumlah layanan rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial,

korban penyalahgunaan napza dan LKS 370 Orang, Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang memperoleh layanan rehabilitasi 3. Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial Jumlah Penyandang Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang

memperoleh layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial 120 KK, Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang memperoleh layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial masyarakat, seperti Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran (KTK-PM), Korban Bencana Sosial dan Korban Bencana Alam.

4. Meningkatnya layanan

dan pembinaan

terhadap pilar-pilar

kesejahteraan sosial

Jumlah layanan dan

pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial

20 lembaga/ 64

Orang, pilar-pilar

kesejahteraan sosial seperti Orsos, Karang Taruna, dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM).

(8)

Tabel 2.3 : Indikator Kinerja Utama setelah review

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Penjelasan

1. Meningkatnya layanan

pemberdayaan

terhadap masyarakat

miskin dan KAT

Persentase keluarga

miskin dan rentan

serta PMKS lainnya

yang meningkat

produktifitas secara sosial dan ekonomi

Jumlah keluarga miskin dan rentan serta PMKS lainnya yang meningkat produktifitas secara sosial dan ekonomi

x 100% Jumlah keluarga miskin

dan rentan serta PMKS lainnya yang seharusnya mendapatkan layanan

2. Meningkatnya layanan

rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia,

anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza dan LKS Persentase anak penyandang disabilitas, tuna

sosial, lanjut usia,

dan kelompok

marginal lainnya yang meningkat

kemampuan kemampuannya

dalam pemenuhan

hak dasar dan

inklusivitas

Jumlah anak penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, dan kelompok marginal lainnya yang meningkat kemampuan kemampuannya dalam pemenuhan hak dasar dan inklusivitas

x 100% Jumlah anak penyandang

disabilitas, tuna sosial, lanjut usia, dan kelompok marginal lainnya yang seharusnya mendapatkan layanan 3. Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial Persentase keluarga

miskin dan rentan

serta PMKS lainnya

yang meningkat

kemampuannya

dalam memenuhi

kebutuhan dasar

Jumlah keluarga miskin dan rentan serta PMKS lainnya yang meningkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dasar

x 100% Jumlah keluarga miskin

dan rentan serta PMKS lainnya yang seharusnya menerima pelayanan 4. Meningkatnya layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial Jumlah SDM Kesos dan Lembaga Kesejahteraan sosial yang meningkat kualitas dan kapasitasnya Jumlah SDM Kesos meningkat kapasitasnya x 100% Jumlah SDM Kesos yang tersedia Jumlah LKS Kesos meningkat kualitasnya x 100% Jumlah SDM Kesos yang ada

Indikator Kinerja Utama setelah review tersebut diatas akan menjadi acuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2017.

(9)

2.3. RENCANA KINERJA TAHUNAN

Pada dasarnya rencana kinerja tahun 2016 menguraikan target kinerja yang hendak dicapai selama tahun 2016, yang mencerminkan rencana kegiatan, program, dan sasaran tahunan dalam rangka mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategik Dinas Sosial 2012-2017. Target kinerja pada tingkat sasaran strategis akan menjadi tolak ukur dalam mengukur keberhasilan organisasi di dalam pencapaian visi misi seperti terlihat pada lampiran Rencana Kinerja Tahunan (RKT Tahun 2016).

Implementasi rencana strategis tahun 2012-2017 untuk tahun 2016 mencakup pelaksanaan 14 kegiatan dalam 6 program teknis. Untuk melaksanakan aktivitas ini disediakan anggaran Belanja Langsung sebesar Rp 10.290.000.000,- dan Belanja Tidak Langsung (Belanja Pegawai) sebesar 9.522.546.398,- dari dana APBD Provinsi Gorontalo.

(10)

Tabel : 2. 4. Rencana Kinerja Tahunan

No Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3

1. Meningkatnya Jumlah layanan pemberdayaan layanan pemerdayaan terhadap 'masyarakat miskin dan KAT terhadap masyarakat

miskin dan KAT

Santuan bagi 75 keluarga veteran 2. Meningkatnya layanan Jumlah layanan rehabilitasi terhadap

rehabilitasi terhadap penyandang disabilitas, tuna sosial, lanjut penyandang disabilitas usia, anak bermasalah sosial, korban tuna sosial, lanjut usia, penyalahgunaan napza dan LKS. anak bermasalah sosial,

korban penyalahgunaan napza dan LKS

3. Meningkatnya jumlah Jumlah layanan atas pelindungan dan layanan atas jaminan kesejahteraan masyarakat. perlindungan dan

jaminan kesejahteraan sosial

4. Meningkatnya Jumlah layanan dan pembinaan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial. terhadap pilar-pilar

kesejahteraan sosial

5 Meningkatnya pelayanan Prosentase cakupan layanan administrasi, Penyediaan administrasi dan sarana prasarana perkantoran administrasi, sarana sarana prasarana, SDM Keikutsertaan aparatur dalam pelaksanaan bimtek. prasarana dan SDM

aparatur

6 Meningkatnya kualitas Prosentase kualitas perencanaan dan Penyusunan dokumen perencanaan dan evaluasi program Kesos. perencanaan dan evaluasi program / kegiatan dan pelaporan Penyusunan dokumen pelaporan kinerja pengelolaan keuangan SKPD evaluasi keuangan

program/kegiatan dan pelaporan keuangan.

Penguatan kapasitasn 77 TKSK

Perubahan Perilaku 75 KK peserta melalui Penyuluhan Sosial Massa Perubahan perilaku 60 Orang petugas Penanggulangan Bencana

Penyaluran dan pemanfaatan 25 paket bantuan bagi WKSBM Bimbingan teknis dan bantuan UEP bagi 12 Karang taruna Bimbingan teknis dan bantuan sosial untuk 6 Orsos/LKS Rehabilitasi sosial 20 Tuna Sosial

Rehab.Sosial Napza 50 korban penyahgunaan Napza Pembinaan LKS 37 lembaga

Pelayanan 40 KK korban bencana sosial

Pelaksanaan 4 Keg NK3S (Hari Pahlawan, Hari Patriotik 23 Januari, HKSN) Santunan bagi 18 Keluarga Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan

Pelayanan Kesos Anak 30 Orang.

Rehab.Sosial Penyandang Disabilitas 27 orang Pelay. Kesos Lanjut 316 Lanjut Usia

Target

4

Bantuan stimulan bagi 244 KUBE Penyediaan 10 sarana sosial di lokasi KAT

(11)

2.4. PERJANJIAN KINERJA.

Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Selain itu, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan serta punishment atau sanksi.

Perjanjian kinerja Dinas Sosial Provinsi Gorontalo, telah ditandatangani oleh Pimpinan SKPD dengan Gubernur Gorontalo Tahun 2016. Perjanjian Kinerja juga telah ditandatangani antara Pimpinan SKPD bersama Pejabat Eselon III, serta Pejabat Eselon III bersama Pejabat Eselon IV. Adapun uraian perjanjian kinerja lingkup Dinas Sosial Provinsi Gorontalo sebagaimana terdapat dalam lampiran.

(12)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ir. Hj. NONTJE LAKADJO

Jabatan : KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI GORONTALO selanjutnya disebut Pihak Pertama

Nama : RUSLI HABIBIE

Jabatan : GUBERNUR GORONTALO

selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut Pihak Kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Pihak Kedua

RUSLI HABIBIE

Gorontalo 2016 Pihak Pertama

(13)

Gambar

Tabel : 2.1 Sasaran Program Kegiatan Tahun 2016
Tabel 2.2 : Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 sebelum review  No  Sasaran Strategis  Indikator  Kinerja Utama  Penjelasan  Ket  1
Tabel 2.3 : Indikator Kinerja Utama setelah  review  No  Sasaran Strategis  Indikator    Kinerja
Tabel : 2. 4. Rencana Kinerja Tahunan

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga dengan Obyek Wisata Pantai Bugel, obyek wisata ini memiliki potensi fisik yang sangat mendukung untuk kegiatan pariwisata, namun perlu penanganan dalam hal potensi

The data was collected using personal interviews guided by a questionnaire. They were done individually to minimize any external influence and cover a) language

buah per tanaman. hal ini menunjukkan bahwa dengan konsentrasi 1,5 cc/l, jumlah hara dari pupuk yang dapat terserap sangat banyak. Pupuk daun mengandung unsur N,

(2) Hipotik atau fidusia dapat juga dibebankan atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) beserta rumah susun yang akan dibangun sebagai jaminan pelunasan kredit yang

Persenta s e daya berkecambah benih mencerminkan berapa banyaknya benih yang dapat berkecambah normal untuk kemudian turnbuh menjadi bi bit yang dapat ditanarn di

• Jika pelanggan sudah menunjukan minat untuk membeli produk, maka segera layani pelanggan tersebut dan tawarkan bantuan yang mungkin dia butuhkan supaya pelanggan merasa

Namun, semakin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba pajak (laba akuntansi < laba pajak) yang terlihat dari semakin besarnya pajak tangguhan bernilai

kedudukan manusia di muka bumi dan berusaha utk membahas moralitas Islam secara utuh, maka tipe etika ini sejalan dengan pengembangan etika bisnis Islami... PRINSIP AL-QUR’AN