• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASI"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal vital yang mana semua orang harus

memperolehnya guna menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman yang menuntut

semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal. Pembangunan

suatu negara diawali dengan pembentukan karakter pribadi seseorang, dimana

karakter pribadi seseorang dapat ditentukan oleh pendidikan yang didapatkan.

Pentingnya pendidikan untuk pembangunan nasional adalah untuk membentuk

dan mempersiapkan manusia-manusia yang bermutu, bermartabat dan siap

memberi inovasi-inovasi baru untuk memajukan negara.

Berbagai program telah di lakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan pada berbagai lembaga-lembaga pendidikan dengan tujuan agar dapat

meningkatkan mutu dan kualitas manusia yang dapat memberi pengaruh positif

untuk negara. Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 3 dinyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, juga untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

(2)

Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan

mikro pendidikan harus bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

dan professional sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan harus

mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai perspektif global dalam cara

berpikir dan dalam bertindak dapat secara lokal (Nursid, 2009:78).

Untuk dapat mewujudkan tujuan nasional dalam pendidikan maka sekolah

sebagai lembaga pendidikan harus bisa menghasilkan siswa-siswa yang

berprestasi, dimana prestasi setiap siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa.

salah satu hal yang memiliki peranan penting untuk dapat menghasilkan

siswa-siswa berprestasi adalah dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas belajar

yang ada di sekolah yang merupakan tempat berjalannya proses belajar mengajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:84), Fasilitas belajar merupakan

sarana dan prasarana pembelajaran. Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang

belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga.

Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas

laboraturium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain. Dilihat dari

pendapat tersebut fasilitas belajar memiliki peranan penting untuk meningkatkan

mutu pendidikan agar dapat menghasilkan siswa yang berkualitas. Adanya

fasilitas belajar memang sangat membantu dalam peningkatan hasil belajar siswa,

namun tidak secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini hasil

belajar siswa di sekolah, fasilitas belajar juga harus di manfaatkan semaksimal

(3)

tidak dimaksimalkan dengan baik oleh guru maupun siswa pada akhirnya jelas

tidak akan memberi pengaruh positif untuk hasil belajar siswa.

SMK Negeri 3 Tondano sebagi objek penelitian yang merupakan salah

satu lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah

salah satunya. Dengan adanya berbagai fasilitas belajar yang sudah tersedia,

diharapkan setiap fasilitas belajar yang ada mampu dimaksimalkan dengan baik

agar dicapainya prestasi yang baik dalam hal ini hasil belajar siswa, namun pada

kenyataannnya nilai rata-rata hasil evaluasi dari 40 siswa yang dijadikan sampel

penelitian ini hanya 72,6 atau di bawah standar ketuntasan minimum yakni 76.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut dimana

salah satunya penggunaan fasilitas belajar yang belum maksimal. Dalam upaya

untuk meningkatkan hasil belajar, guru sebagai pengajar mempunyai kewajiban

untuk dapat menggunakan setiap fasilitas yang ada, dimana dengan menggunakan

fasilitas belajar guru lebih mudah menyampaikan materi ataupun memberikan

praktek kepada siswa dan siswa juga lebih mudah menerima setiap materi yang

diberikan guru. Kesadaran siswa juga harus diperhatikan, siswa diharapkan bisa

memanfaatkan fasilitas belajar yang ada tanpa harus menunggu perintah guru.

Berkaitan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional maka

penggunaan fasilitas belajar secara maksimal dapat menjadi salah jalan agar

tujuan tersebut dapat tercapai.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Fasilitas Belajar Terhadap

(4)

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

 Guru kurang menggunakan fasilitas belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar.

 Kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan setiap fasilitas belajar yang ada.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini di

batasi pada faktor pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar

siswa.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh

dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N

3 Tondano?”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka tujuan penelitian ini

adalah “Untuk mengetahui adakah pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar

terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMK N 3 Tondano”.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka adapun manfaat yang akan diperoleh

(5)

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan

pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Memberi masukan kepada guru dan siswa agar dapat memanfaatkan

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Fasilitas Belajar

a. Pengertian Fasilitas Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang

dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan.

(Kamus Besar Indonesia, 2001:314).

Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan belajar

mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Widjaya (1994:92), “proses belajar mengajar akan berjalan

lancar jika ditunjang oleh sarana yang lengkap, dari gedung sekolah sampai sarana

yang dominan yaitu alat peraga”.

Menurut Muhroji (2004:49), “Fasilitas belajar adalah semua yang

diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak

agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, effektif, dan

efisien”.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa

fasilitas belajar adalah segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak

bergerak serta uang (pembiayaan) yang dapat mempermudah, memperlancar,

mengefektifkan serta mengefisienkan penyelenggaraan kegiatan belajar guna

(7)

b. Peranan Fasilitas Belajar

Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar

tentulah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan

keberadaan serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran

serta keberlangsungan proses belajar anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat

dari Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa, “kelengkapan fasilitas belajar

akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar

akan menghambat kemajuan belajarnya”.

Lebih lanjut Mohamad Surya (2004:80) memaparkan betapa pentingnya

kondisi fisik fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa,

“Keadaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus, sekolah ataupun di

rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik

lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya

lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil belajar”.

Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan

lancar dan baik jika didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap

serta dengan kondisi yang baik sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai

dengan baik.

c. Jenis-jenis Fasilitas Belajar

Menurut The Liang Gie (2002:47), fasilitas belajar dapat dilihat dari

tempat dimana aktivitas belajar itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas

belajar dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu

(8)

Menurut Oemar Hamalik (2003:102), terkait fasilitas belajar sebagai unsur

penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita,

yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-perlengkapan belajar, dan ruangan

belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara

keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara

sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar”.

Menurut Mulyani dalam Suharsismi dan Lia (2008:116), “Perpustakaan

sekolah merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga

pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang

diatur secara sistemik dengan cara tertentu untuk digunakan siswa dan guru

sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program belajar dan

mengajar.

Dari paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli dapat di tarik

sebuah kesimpulan mengenai jenis-jenis fasilitas yang secara umum dapat

mempengaruhi sebuah kegiatan belajar serta dapat membantu proses kelancaran

belajar diantaranya adalah:

1) Fasilitas Belajar Di Sekolah

a) Gedung Sekolah

Gedung sekolah menjadi sentral perhatian dan pertimbangan bagi setiap

pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka

beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai bangunan fisik yang memadai

tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman dan menganggap sekolah

(9)

b) Ruang Belajar

Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah

suatu ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang

belajar yang baik dan serasi adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi

yang kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang

belajar yang efektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya berpengaruh

terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak kelas sudah di

perhatikan dan diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat

menghambat proses belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan

dalam ruangan cukup menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk

belajar lebih giat. Sebaliknya jika ruang belajar menyediakan lingkungan yang

kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang

dan hasilnya kurang memuaskan.

Secara ideal menurut Oemar Hamalik (2003:56) Ruang belajar harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Pencahayaan serta ventilasi yang baik, karena ruang demikian akan terasa besar bantuannya dalam kebiatan belajar. Sebaliknya ruang yang gelap atau memerlukan penerangan pada siang hari dan pengap tentunya kurang baik bagi kesehatan dan sedikit-banyak kurang menunjang kepentingan belajar.  Jauh dari hiruk-pikuk jalan raya atau keramaian kota, karena hal itu akan

mengganggu konsentrasi anak dalam belajar. Menempati ruang yang tenang dan jauh dari kegaduhan lebih mendukung anak dalam belajar.

 Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan ruangan agar ruangan sedap dipandang mata.

(10)

 Menciptakan situasi ruang belajar yang nyaman, hal terebut dirasa penting guna membantu ketenangan dan kesenangan belajar serta kenyamanan akan membawa kejernihan suasana dan mempengaruhi pula prilaku dan sikap.  Ukuran ruang cukup memadai untuk kegiatan belajar, ukuran ruang kelas

hendaknya disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang sangat effektif untuk belajar mengajar sehingga daya serap anak didik terhadap suara guru dapat mendengar dengan baik.

 Cat tembok, meski tergolong sesuatu yang bersifat subjektif namun hendaknya pemilihan warna jangan yang bersifat mencolok.

 Atur ruangan agar serasi terhadap penempatan meja dan kursi serta peralatan-peralatan lain, dan jangan biarkan terkesan semrawut dan berantakan karena akan mempengaruhi motif belajar.

c) Alat Bantu Belajar dan Media Pengajaran

Alat bantu belajar berfungsi untuk membantu siswa belajar guna

meningkatkan efisiensi dalam belajar, sedangkan media pengajaran dapat

diartikan “sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan

pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong proses belajar”. Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk

meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media

tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah mengerti bahan

pelajaran yang disajikan.

Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Bila

penggunaan media tidak tepat membawa akibat pada pencapaian tujuan

pengajaran kurang efektif. Untuk itu guru harus terampil memilih media

pengajaran agar tidak mengalami kesukaran dalam menunaikan tugasnya.

(11)

 Media grafis atau media visual. Dalam media ini pesan-pesan dapat di sampaikan atau dituangkan dalam bentuk Simbol-simbol komunikasi.

Contohnya : Wallchart, Gambar, Slide.

 Media audio dan audio-visual. Media audio adalah media yang berhubungan dengan pendengaran, sedangkan media audio-visual adalah media yang

menggabungkan unsur yang bersifat pendengaran (bunyi) dan penglihatan

(grafis) secara bersamaan. berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran yang

akan disampaikan, dituangkan kedalam lambang-lambang audio baik bersifat

verbalis. Contohnya: Radio, rekaman, film, video, program televisi.

 Media proyeksi. Media proyeksi adalah media baik bersifat visual ataupun audio visual. Media ini interaksinya harus di proyeksikan dengan proyektor

terlebih dahulu agar pesan dapat dilihat oleh siswa. Yang termasuk dalam

media ini adalah, film bingkai, Overhead projector (OHP) dan transparansi,

serta proyektor digital.

 Objek (benda sebenarnya) dan Model serta media-media lain.

d) Perpustakaan sekolah

Menurut The Liang Gie (2004:89), “perpustakaan adalah sebuah bangunan

gedung yang isinya berupa buku-buku dan bahan bacaan lainnya serta berbagai

sumber pengetahuan seperti film, chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh

para pengguna. Dengan demikian perpustakaan berfungsi sebagai sumber

informsi, sebagai sumber referensi guna mempermudah siswa dalam mengakses

(12)

e) Alat-alat tulis

Proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa alat tulis yang

dibutuhkan. Semakin lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil kemungkinan

belajarnya akan terlambat. Alat-alat tulis tersebut adalah berupa: buku tulis,

pensil, ballpoint, penggaris, penghapus, dan alat-alat lain yang berhubungan

secara langsung dengan proses belajar siswa yang perlu di miliki.

f) Buku Pelajaran

Selain alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku

yang dapat menunjang dalam proses belajar. Buku-buku yang dimiliki siswa

antara lain:

 Buku pelajaran wajib. Yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang dipelajari oleh peserta didik.

 Buku kamus, meliputi kamus bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia dan kamus-kamus lain yang berhubungan dengan meteri pelajaran yang dipelajari.

 Buku tambahan seperti majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain.

g) Fasilitas-fasilitas lain

Disamping macam-macam fasilitas belajar yang sudah disebutkan diatas,

adapula hal-hal lain yang menunjang belajar siswa antara lain yaitu soal uang,

pembiayaan atau kesanggupan pembiayaan guna pembayaran kebutuhan belajar

seperti pembayaran SPP dan lain-lain, juga beberapa fasilitas lain seperti: rak

(13)

2) Fasilitas belajar di rumah

Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk

belajar, misalnya: sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari atau rak buku,

ruangan, alat-alat tulis dan gambar serta penerangan. Mengenai prasayarat yang

harus di penuhi terkait fasilitas belajar dirumah agar dikatakan baik bisa juga

mengacu pada prasyarat mengenai fasilitas belajar di sekolah seperti halnya

mengenai ruangan.

Dilihat dari pendapat para ahli, maka fasilitas dalam penelitian ini adalah

segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan proses belajar mengajar

meliputi:

 Keadaan dan ketersediaan tempat belajar.

 Kelengkapan.

 Alat bantu belajar.

 Peralatan perlengkapan belajar.

 Perpustakaan.

 Kelengkapan-kelengkapan lain penunjang kelancaran proses belajar siswa.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha

(Sugono, 2008:528). Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku,

sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha

untuk merubah tingkahlaku, belajar juga merupakan suatu proses usaha yang

(14)

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya (Sutikno

2013:3). Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar menurut

Muhibbin Syah (2008:141), “Prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor

yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan”. Hasil Belajar menurut

Nana Sudjana (2000:7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat

dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan

dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) Menyebutkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan tingkah laku (Aunarrahman

2012:36).

Dari penjelasan beberapan ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa hasil belajar adalah sejauh mana penguasaan materi pembelajaran

dikarenakan adanya proses perubahan sikap dan perilaku siswa dalam berbagai

aspek yang ditekuninya sehingga terjadi suatu perbedaan yang jelas antara

sebelum siswa tersebut belajar dan sesudah belajar.

b. Klasifikasi Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Nurgiyanto

Burham (2012:57-60) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah kognitif,

ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk

(15)

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil

belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisa sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap,

nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatan aspek ini dimulai dari yang

sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,

penanggapan penilaian, pengorganisasian dan karaterisasi nilai.

3) Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut

gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks

keterampilan pada dasar kemampuan perceptual, kemampuan dibidang fisik,

gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada

keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non

discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpreatif.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.

Belajar merujuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar

sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru

sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan

guru terpadu dalam satu kegiatan diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan

(16)

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Chatib (2012:170), hasil belajar

seseorang dapat dimaknai sebagai perubahan perilaku anak, perubahan pola pikir

anak, dan membangun konsep baru. Menurut Nasution (1994:73), ada beberapa

faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar seseorang, yaitu:

 Tingkat intelegensi seorang siswa.  Cara belajar yang cepat.

 Konsentrasi dalam menerima materi dalam kelas.  Penggunaan metode yang didapat dari guru.

 Penerapan keterampilan-keterampilan mengajar oleh guru.

 Fasilitas yang memadai seperti buku-buku, gedung sekolah, perpustakaan, dan laboratorium.

 Pemberian motivasi oleh guru dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar merupakan suatu aktivitas psikis atau mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Perubahan perilaku ini

merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

psikomotorik. (Suprayekti, 2003:4). Hasil belajar adalah angka yang diperoleh

siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai

dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan

kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku yang tetap sebagai dari hasil proses pembelajaran yang

didapatkan.

Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi

harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi

(17)

menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan

langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan

meningkatkan belajarnya (Rasyid dan Mansyur, 2008:67). Faktor faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) yaitu :

1) Faktor bahan atau hal yang dipelajari

Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses

pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat sesuai

dengan yang diharapkan.

2) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial,

yang dimaksud dengan lingkungan alami dan sosial adalah sebagai berikut:

 Lingkungan alami: Yang dimaksud dengan lingkungan alami adalah keadaan lingkungan disekitar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti

temperatur udara dan kelembaban. Meski tidak begitu berpengaruh tapi

belajar dengan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar

dalam kondisi pengab dan udara panas.

 Lingkungan sosial: Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal hal lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil

belajar siswa. Siswa yang sedang belajar memecahkan persoalan

dan dibutuhkan ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar

mandir didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu.

3) Faktor instrumental

(18)

sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang, faktor ini dapat berupa:

 Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat praktikum.

 Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum, program, peraturan dan pedoman pembelajaran.

4) Faktor kondisi individu siswa

Faktor kondisi individu siswa mencakup dua hal yaitu:

 Kondisi Fisiologis: Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran seorang siswa. Seorang siswa yang dalam kondisi bugar

jasmaninya akan berlainan dengan belajarnya siswa yang dalam keadaan

kelelahan. Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah penting

adalah kondisi panca indra, terutama penglihatan dan pendengaran.

 Kondisi Psikologis: Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan

kognitif (Suryasubrata, 1989:113)

B. Kerangka Berpikir

Kelengkapan fasilitas belajar dengan hasil belajar merupakan dua hal yang

saling berhubungan. fasilitas belajar adalah segala macam benda yang

memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan belajar mengajar yang

diciptakan dengan sengaja untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pendayagunaan fasilitas belajar memiliki arti yang sangat penting untuk

melengkapi dan memperkaya ilmu. Adanya fasilitas belajar juga menguntungkan

(19)

fasilitas belajar secara maksimal, mereka akan mampu mengikuti perkembangan

ilmu pengetahuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan

dan kemauan siswa dalam menggunakan fasilitas belajar yang ada maka semakin

baik pula prestasi belajarnya.

C. Hipotesis Penelitian

 H0 = Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat korelasional.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data berbentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2003:14). Menurut Fraenkel dan

Wallen (2008:328), Penelitian korelasional atau korelasi adalah suatu penelitian

untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih

tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat

manipulasi variabel.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y).Variabel bebas (X) adalah “Fasilitas Belajar” sedangkan

variabel terikat (Y) adalah “Hasil Belajar”.

Gambar 3.1 Variabel Penelitian

Dimana :

X = Fasilitas Belajar

Y = Hasil Belajar

Adapun definisi yang dimiliki oleh setiap variabel adalah sebagai berikut:

(21)

1. Variabel Bebas (X) Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar

mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan

dapat berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien. Dengan indikator sebagai

berikut:

 Komputer

 Laboratorium komputer

 Perpustakaan

 Media LCD

 Ruangan kelas

 Fasilitas di dalam kelas

 Buku

 Internet

2. Variabel Terikat (Y) Hasil Belajar

Dokumentasi nilai hasil evaluasi mata pelajaran perakitan komputer 40

siswa kelas X TKJ SMK NEGERI 3 TONDANO.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu dari permasalahan yang diteliti.

Riduwan dan Akdon (2008:237) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek dan subjek tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, berdasarkan

(22)

populasi yang memiliki elemen atau unsur dengan jumlah tertentu. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa X, XI, dan XII TKJ SMK NEGERI 3

TONDANO yang berjumlah 121 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut Sugiyono (2007:56). Mengenai penentuan sample penelitian ini,

apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya

dilihat dari hal-hal berikut:

 Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana,

 Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, dan

 Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. jika sample besar, hasilnya akan lebih baik dan lebih akurat.

Dalam penelitian ini untuk teknik pengambilan sampel, peneliti

menggunakan proporsif random sampling. Jadi jumlah sampel yang digunakan

oleh peneliti adalah 40 siswa Kelas X TKJ SMK N 3 TONDANO.

D. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK N 3 TONDANO

2. Waktu Penelitian

(23)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen

angket (questioner) dan dokumentasi, instrument angket untuk fasilitas belajar

(variabel bebas), dokumentasi hasil evaluasi mata pelajaran perakitan komputer

untuk hasil belajar (variabel terikat).

1. Pengumpulan Data Variabel (X) Fasilitas belajar

Instrumen fasilitas belajar siswa dikembangkan dengan cara menyusun

butiran-butiran yang berpatokan pada indikator-indikator fasilitas belajar.

Instrumen fasilitas belajar disusun berdasarkan landasan teoritis sebanyak 20 butir

pernyataan dengan menggunakan skala linkert yang terdiri dari empat alternatif

pilihan. Skala ini skor untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pilihan Jawaban Angket dan Skor

Pilihan Jawaban Skor

A Sangat Setuju 4

B Setuju 3

C Tidak Setuju 2

D Sangat Tidak Setuju 1

Sedangkan untuk pernyataan negatif diskor sebaliknya, berlawanan

dengan pernyataan positif.

Setelah diujicobakan dan dianalisis, pada instrument terdapat 17 butir soal

valid dan reliabel. Instrumen dapat dilihat pada lampiran 1, untuk pengujian

validitas instrumen fasilitas belajar dapat dilihat pada lampiran 2 dan uji reliablitas

(24)

2. Pengumpulan Data Variabel (Y) Hasil Belajar

Dokumentasi dari hasil belajar berupa hasil evaluasi pada mata pelajaran

perakitan komputer siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Tondano.

F. Teknik Analisa Data

Untuk menguji hipotesis pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar

menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan korelasi sederhana antara X

terhadap Y.

1. Teknik Analisis Regresi Sederhana

Teknik analisis regresi sederhana (Sugiyono, 2012:262) adalah sebagai

berikut:

Ý=a+bx

Dimana:

a = Bilangan Konstanta b = Koefisien Regresi

Ý

=

Variabel prediksi hasil belajar

x = Variabel Independen Fasilitas belajar Koefisien a dan b dapat dicari dengan rumus:

a=(∑ y)

(

∑ x

2

)−(∑ x)(∑ xy

) n

(

∑ x2

)

−(∑ x)2

b=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y) n

(∑ x

2

)

(25)

2. Teknik Korelasi Sederhana

Teknik korelasi (Person Product Moment Corelation) dari Sugiyono

(2012:255):

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Dimana:

r=Koefisien Korelasi

n=jumlah responden (jumlah sampel)

∑ x=jumlah skor X

∑ y=jumlah skor Y

∑ x2=Jumlah skor X dikuadratkan

∑ y2=Jumlah skor Y dikuadratkan

∑ xy=jumlah hasil kali X danY

Tujuan dari kedua analisis ini adalah untuk mengetahui apakah ada

pengaruh dan hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam menggambarkan

hasil penelitian angka.

Untuk menguji signifikan dari koefesien korelasi digunakan uji t

(Sugiyono, 2012:259), dengan rumus sebagai:

t=

n−2

1−r2

n ∑ x2

{(¿)−(∑ x)2}{n(∑ y2
(26)

Dimana:

t=signifikan koefisien korelas i n=jumlah sampel

(27)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Penelitian Dan Analisis Data

Sebagaimana telah dikemukakan pada uraian sebelumnya bahwa

penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat korelasional dalam arti

memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh penggunaan fasilitas belajar

terhadap hasil belajar siswa dengan mengumpulkan data dengan teknik angket dan

teknik pengambilan dokumentasi yang kemudian diolah untuk mengetahui

hubungan antara variabel X dan Y dengan menggunakan pengujian korelasi dan

pengujian regresi.

Dalam penelitian ini, penulis telah mengumpulkan sebanyak 40 angket

sebagai data penggunaan fasilitas belajar (variabel X) dan dokumentasi data hasil

evaluasi siswa pada mata pelajaran perakitan komputer untuk hasil belajar

(variabel Y) yang kemudian diproses sebagai berikut:

 Daftar pertanyaan (angket) yang diedarkan terdiri dari 20 pertanyaan yang mengarah pada penggunaan fasilitas belajar (variable X). hasil skor

instrument setiap individu selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

 Untuk variabel Y diambil dari hasil evaluasi sampel 40 siswa pada mata pelajaran perakitan komputer. Dokumentasi hasil evaluasi dapat dilihat pada

lampiran 1.

Berdasarkan pedoman dan hasil pengumpulan data, maka diperoleh

(28)

Tabel 4.1 Skor Individu Variable X dan Y

No. Nama Siswa Variabel (X) Variabel (Y)

1 Alandra M. Lensun 48 78

2 Aldi Katuuk 52 74

3 Aldo Rumbayan 51 79

4 Aldy Rumbayan 52 78

5 Betsyeba Lompoliu 49 75

6 Calviano Soputan 46 64

7 Cristofel Tinggogoy 57 80

8 Eksel Hamel 50 74

9 Frandy Mangkey 49 82

10 Geril Rompas 47 69

11 Gino Tombokan 50 82

12 Giver Tatilu 45 69

13 Grandy Pinangkaan 49 73

14 Indah Manandri 42 65

15 Jounglive Vangobel 46 70

16 Kevin Kambey 56 78

17 Meldi Moningkey 45 67

18 Michel Masegi 47 72

19 Noviano Rorora 48 72

20 Prince Waworundeng 53 78

21 Prinsky Maukar 48 67

22 Rafly Wuwungan 46 70

23 Rando Limpele 43 66

24 Ravael Moniaga 55 79

25 Regina E. Sangi 43 69

26 Renaldi Sumanti 41 61

27 Renaldo Pangalila 48 75

28 Rendi Mantik 48 60

29 Ricardo Mandang 40 75

30 Rifka S. Tendean 50 71

31 Rivaldo Jacob 47 63

32 Rivaldo Kambey 44 68

33 Ronaldo G. Rumagit 44 71

34 Sefdi Wuner 50 75

35 Sendina Lengkong 52 76

36 Steven Kumontoy 48 71

37 Timoty Maengkom 45 75

38 Villy Boyoh 49 83

39 Winnie Tombeng 52 77

40 Yosua Polii 49 74

B. Uji Persyaratan Analisis

(29)

Uji distribusi normalitas atau biasa disebut dengan istilah uji normalitas

digunakan untuk mengukur apakah data yang telah didapatkan berdistribusi

normal atau tidak sehingga dapat digunakan dalam statistic parametis (statistic

inverensial).

a. Uji Normalitas Variabel (X)

Lihat pada tabel 6 dilampiran 4. Dari perhitungan yang sudah tercantum pada tabel didapat nilai Lo (selisih tertinggi F(z)-S(z)) 0,086951437 dan Lt

¿0,1400889 . Kesimpulan yang didapat berdasarkan kriteria pengujian Lv < Lt

maka Ho diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Fasilitas Belajar

No Interval Frekuensi

1 40-42 3

2 43-45 7

3 46-48 12

4 49-51 10

5 52-54 5

6 55-57 3

40-42 43-45 46-48 49-51 52-54 55-57

0 2 4 6 8 10 12 14 Interval F re k u e n s i

(30)

b. Uji Normalitas Variabel (Y)

Lihat pada tabel 7 dilampiran 4. Dari perhitungan yang sudah tercantum

pada tabel didapat nilai Lo (selisih tertinggi F(z)-S(z)) 0,08121092 dan Lt

¿0,1400889 . Kesimpulan yang didapat berdasarkan kriteria pengujian Lv < Lt

maka Ho diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar

No Interval Frekuensi

1 60-63 3

2 64-67 5

3 68-71 9

4 72-75 11

5 76-79 8

6 80-83 4

60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83

0 2 4 6 8 10 12 Interval F re k u e n s i

Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Data Hasil Belajar

(31)

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

Lihat tabel 8 pada lampiran 4. Pada tabel anova sudah tercantum hasil

Signifikansi pada liniearity 0.000. Karena signifikansi kurang dari 0.05 maka

dapat disimpulkan bahwa dua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan

yang linear.

C. Hasil Analisa Data

Untuk menganalisis data hasil penelitian yang telah diperoleh terlebih

dahulu disusun table kerja sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tabel Kerja variabel X dan Y

N X Y X2 Y2 XY

1 48 78 2304 6084 3744

2 52 74 2704 5476 3848

3 51 79 2601 6241 4029

4 52 78 2704 6084 4056

5 49 75 2401 5625 3675

6 46 64 2116 4096 2944

7 57 80 3249 6400 4560

8 50 74 2500 5476 3700

9 49 82 2401 6724 4018

10 47 69 2209 4761 3243

11 50 82 2500 6724 4100

12 45 69 2025 4761 3105

13 49 73 2401 5329 3577

14 42 65 1764 4225 2730

15 46 70 2116 4900 3220

16 56 78 3136 6084 4368

17 45 67 2025 4489 3015

(32)

19 48 72 2304 5184 3456

20 53 78 2809 6084 4134

21 48 67 2304 4489 3216

22 46 70 2116 4900 3220

13 43 66 1849 4356 2838

24 55 79 3025 6241 4345

25 43 69 1849 4761 2967

26 41 61 1681 3721 2501

27 48 75 2304 5625 3600

28 48 60 2304 3600 2880

29 40 75 1600 5625 3000

30 50 71 2500 5041 3550

31 47 63 2209 3969 2961

32 44 68 1936 4624 2992

33 44 71 1936 5041 3124

34 50 75 2500 5625 3750

35 52 76 2704 5776 3952

36 48 71 2304 5041 3408

37 45 75 2025 5625 3375

38 49 83 2401 6889 4067

39 52 77 2704 5929 4004

40 49 74 2401 5476 3626

N=40 1924 2905 93130 212285 140282

Dari data di atas diperoleh nilai-nilai berikut ;

n = 40 ∑x2 = 93130

∑x = 1924 ∑y2 = 212285

∑y = 2905 ∑xy = 140282

Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap

hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Tondano maka diuji hipotesis dengan

menggunakan teknik regresi sederhana, dengan rumus sebagai berikut:

Ý=a+bx

koefisien b dinamakan koefisien arah regresi linier dan menyatakan

perubahan rata-rata dari variabel X, bentuk perubahan ini dapat bertambah bila

(33)

a=(∑ y)

(

∑ x 2

)

−(∑ x)(∑ xy) n

(

∑ x2

)

−(∑ x)2

b=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y) n

(∑ x

2

)

−(∑ x)2

Dengan diukur koefisien a dan b adalah sebagai berikut:

a=(∑ y)

(

∑ x

2

)−(∑ x)(∑ xy

) n

(

∑ x2

)

−(∑ x)2

b=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y) n(∑ x2

)

−(∑ x)2

a=(2905)(93130)−(1924)(140282)

40(93130)−(1924)2

a=270542650−269902568

3725200−3701776

a=640082

23424

a=27,32

b=40(140282)−(1924)(2905)

40(93130)−(1924)2

b=5611280−5589220

3725200−3701776

b=22060

23424

b=0,94x Ý=a+bx

(34)

Dari hasil pengolahan data di atas di dapat hasil dalam bentuk persamaan

regresi yaitu Ý=27,32+0,94x , Karena nilai koefisien b (positif) maka model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah maka

hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi. Kemudian untuk menghitung

keeratan hubungan antara variable X dan Y, maka dilakukan dengan menggunakan

rumus korelasi sederhana sebagai berikut:

Dari perhitungan koefisien korelasi perolehan nilai r = 0,62. Ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan fasilitas

belajar dengan hasil belajar siswa.

Dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh fasilitas belajar terhadap

hasil belajar siswa SMK NEGERI 3 TONDANO dapat dilihat dari koefesien

determinasi yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi, sebagai berikut:

rxy= 40(140282)−(1924)(2905)

{

(40.93130)−(1924)2

}

{40(212285)−(2905)2}

n ∑ x2

{(¿)−(∑ x)2}{n(∑ y2)−(∑ y)2 } rxy=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y)

¿

rxy= 5611280−5589220

{3725200−3701776}{8491400−8439025}

rxy= 22060

(23424)(52375)

rxy= 22060

1226832000 rxy= 22060

35026.161

(35)

r2= (0,62)2 x 100%

r2= 0,38 x 100%

r2= 38%

Besarnya pengaruh ditentukan oleh koefisien determinasi r2= 0,38. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel X (Fasilitas Belajar) memberi pengaruh pada

variabel Y (Hasil Belajar) sebesar 38% dan sisanya 62% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain.

Selanjutnya untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi maka

digunakan rumus uji t sebagai berikut :

Diketahui: n = 40

r = 0,62

r2 = 0,38(38%)

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu: t hitung=r

n−2

1−r2

t hitung=0,62

40−2

1−0.38

t hitung=0,62

38

0.62

t hitung=3.82193

0,78740

t hitung=0,62(6,164414)

0,78740

(36)

 H0 = Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.

 Ha = Terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.

Uji keberartian korelasi dengan kriteria sebagai berikut:

Jika thitung ≥ ttabel H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh dari

penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

thitung ≤ ttabel H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh dari

penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan perhitungan di atas, α = 0,05 dan n = 40, uji satu pihak;

Dk = n – 2 = 40 – 2 = 38 sehingga diperoleh ttabel = 1,686

Ternyata thitung > ttabel yaitu 4,85 > 1,686, maka H0 ditolak, artinya terdapat

pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah diadakan pengolahan dan

analisis data dengan menggunakan teknik regresi sederhana , hasil analisis data

yang diperoleh Ý= 27,32 + 0,94x dimana nilai koefisien b=0,94x (positif) maka

model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah

maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi.

Berdasarkan hasil analisis korelasi untuk mengetahui seberapa erat

hubungan variabel X dan variabel Y diperoleh nilai r = 0,62 ini menunjukkan

bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y yaitu

(37)

Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan fasilitas

belajar terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari derajat penentu (koefisien

determinasi), (r2) sebagai berikut r2 = 0,38 (38%) yang menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas belajar sebesar 38%

sedangkan 62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diangkat dalam penelitian

ini.

Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dianalisis dengan menggunakan

uji t atau statistika pada derajat kepercayaan (dk) = 0,05 nilai t hitung = 4,85 dan t table

= 1,686 jadi t hitung > t table.

Dengan demikian hipotesis Ha yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara variable X dan variabel Y diterima. Dengan demikian kesimpulan

analisis adalah terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari data penelitian dan hasil analisis dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap

hasil belajar siswa terlihat dari pengamatan dan hasil analisis; (1) analisis regresi

variabel independen penggunaan fasilitas belajar (X) dan variabel prediksi hasil

belajar siswa Ý= 27,32 + 0,94x, dimana nilai koefisien b=0,94x (positif) maka

model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah

maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi.; (2) analisis korelasi produk

(39)

fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa; Sedangkan besarnya pengaruh

penggunaan fasilitas belajar dengan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh derajat

penentu (koefisien determinasi), dengan nilai r2 = 0,38 (38%). yang menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas belajar sebesar

38% sedangkan 62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diangkat dalam

penelitian ini ; (3) Uji signifikan koefisien korelasi dengan uji t didapat thitung >

ttabel 4,85 > 1,686, artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat

pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.

B. Saran

Dari kesimpulan penelitian yang sudah dikemukakan di atas dapat

disarankan sebagai berikut:

 Bagi guru supaya dapat memaksimalkan fasilitas belajar yang tersedia untuk meningkatkan hasil belajar.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pemberlajaran. Bandung: Alfabeta.

Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa, PT.Mizan Pustaka

Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdiknas RI.

. 2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fraenkel dan Wellen. 2008. How To Design And Evaluate Research In

(41)

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Muhroji. 2004. Manajemen Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS

Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda

Karya.

Nasution, Mulia. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Djambatan

Nursid, Sumaatmadja. 2009. Perspketif Global. Jakarta: Universitas Terbuka.

Burham, Nugiyantoro. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Rasyid dan Mansyur. 2008.Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana

Prima.

Riduwan dan Akdon. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:

Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2000. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa

Depdiknas.

Sugono, Dedy. 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa

Depdiknas.

(42)

Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta. Direktorat Tenaga

Kependidikan, Dikdasmen, Depdiknas.

Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:

Pustaka Bani Quraisy.

Suryasubrata. 1989. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:

Andi Offset.

. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.Bandung:

Pustaka Bani Quraisy.

Sutikno, Sorbi. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica

Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT.Remaja Rosda karya.

The Liang Gie. 2004. Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

. 2002. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan

Studi.

(43)
(44)

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

A.

Fasilitas Belajar

(45)

A. Fasilitas Belajar

Angket

Petunjuk:

Tuliskan nama anda telebih dahulu.

Nama :

Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

yang akan anda pilih.

1. Jumlah Komputer di sekolah sudah mencukupi untuk siswa.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

2. Kondisi komputer semuanya dalam keadaan baik.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

(46)

D. Sangat Tidak Setuju

3. Guru menggunakan fasilitas laboratorium komputer untuk mengajar.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

4. Laboratorium komputer tidak menyediakan fasilitas internet.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

5. Siswa menggunakan laboratorium komputer untuk praktek.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

6. Siswa menggunakan fasilitas perpustakaan saat jam lowong.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

7. Isi laboratorium komputer tidak lengkap.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

(47)

8. Guru menggunakan fasilitas belajar berupa media LCD saat mengajar.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

9. Ruangan kelas tidak di rawat dengan baik.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

10. Penggunaan fasilitas laboratorium komputer tidak maksimal.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

11. Siswa tidak menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah dengan maksimal.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

12. Fasilitas belajar yang ada di kelas sudah lengkap.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

(48)

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

14. Kondisi ruangan belajar di sekolah membuar siswa nyaman.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

15. Perpustakaan menyediakan buku-buka dengan kurikulum terbaru.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

16. Penggunaan fasilitas LCD memudahkan siswa untuk memahami materi.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

17. Tersedia komputer khusus untuk praktek.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

18. Sekolah memiliki fasilitas internet untuk di gunakan siswa.

(49)

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

19. Siswa menggunakan menggunakan laboratorium komputer saat istirahat.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

20. Fasilitas belajar berupa media LCD membuat siswa lebih antusias untuk mengikuti pelajaran.

A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

(50)

B. Dokumentasi Hasil Belajar

Mata Pelajaran : Perakitan Komputer

Kelas : X TKJ

Tabel 1. Nilai Hasil Evaluasi

No. Nama Siswa Nilai Hasil Evaluasi

1 Alandra M. Lensun 78

2 Aldi Katuuk 74

3 Aldo Rumbayan 79

4 Aldy Rumbayan 78

5 Betsyeba Lompoliu 75

6 Calviano Soputan 64

7 Cristofel Tinggogoy 80

8 Eksel Hamel 74

9 Frandy Mangkey 82

(51)

11 Gino Tombokan 82

12 Giver Tatilu 69

13 Grandy Pinangkaan 73

14 Indah Manandri 65

15 Jounglive Vangobel 70

16 Kevin Kambey 78

17 Meldi Moningkey 67

18 Michel Masegi 72

19 Noviano Rorora 72

20 Prince Waworundeng 78

21 Prinsky Maukar 67

22 Rafly Wuwungan 70

23 Rando Limpele 66

24 Ravael Moniaga 79

25 Regina E. Sangi 69

26 Renaldi Sumanti 61

27 Renaldo Pangalila 75

28 Rendi Mantik 70

29 Ricardo Mandang 75

30 Rifka S. Tendean 71

31 Rivaldo Jacob 63

32 Rivaldo Kambey 68

33 Ronaldo G. Rumagit 71

34 Sefdi Wuner 75

35 Sendina Lengkong 76

36 Steven Kumontoy 71

37 Timoty Maengkom 75

38 Villy Boyoh 83

39 Winnie Tombeng 77

(52)

LAMPIRAN 2

PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

(53)

B.

Pengujian Validitas Instrumen Fasilitas Belajar

A. Skor Instrumen Fasilitas Belajar

(54)
(55)

Pengujian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor setiap butir soal instrument dan skor total. Koefisien korelasi tersebut selanjutnya disebut r hitung, kemudian menentukan r tabel dimana N (jumlah responden) sebanyak 40 dan taraf signifikansi 5% diperoleh angka “0.312”. butir soal dinyatakan valid jika r hitung > r tabel dan sebaliknya. Dengan bantuan program ‘Microsoft Excel’ didapat hasil sebagai berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Butir Soal Instrumen

Dari tabel diatas dinyatakan 17 butir soal instrument valid (No 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20) dan 3 butir soal instrument tidak valid

(1,4 dan 12).

(56)

UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

A.

Uji Reliablitas Instrumen Fasilitas Belajar

(57)

Dilakukan dengan menghitung koefisien nilai reliabilitas butir-butir soal

yang valid dengan mengambil total skor dan memisahkan butir soal bernomor

genap dan ganjil. Instrument dinyatakan reliable jika nilai reliabilitas > r tabel

‘0.312’.

Tabel 4. Skor Total Butir Soal Ganjil dan Genap Valid

.

Kemudian dengan menggunakan program Data Analysis pada software

(58)

Table 5. Koefisien Reliabilitas Instrumen Fasilitas Belajar

Dari hasil perhitungan menggunakan Microsoft Excel diatas ddidapat nilai

reliabilitas 0.794512. karena nilai reliabilitas > r tabel maka instrument

dinyatakan reliabel.

(59)

UJI PERSYARATAN ANALISIS

A.

Uji Normalitas Data Fasilitas Belajar (X)

B.

Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Y)

C.

Uji Linearitas

(60)

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal maka dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji

liliefors.

 Langkah pertama menentukan hipotesa pengujian:

Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

 Langkah kedua menentukan kriteria pengujian:

Terima Ho jika Lo < Lt

Tolak Ho jika Lo > Lt

Taraf signifikansi α 0,05

 Langkah ketiga menghitung Z, F(z), S(z), dan selisih antara F(z)-S(z) dan masukan kedalam tabel.

Tabel 6. Uji Normalitas Variabel X

X F Z F(z) S(z) |F(z)-S(z)|

40 1

-2.0903393

13 0.018293665 0.025

0.00670633 5

41 1

-1.8322727

31 0.033455399 0.05 0.016544601

42 1

-1.5742061

49 0.057719899 0.075 0.017280101

43 2

-1.3161395

67 0.094063601 0.125 0.030936399

44 2

-1.0580729

85 0.145011085 0.175 0.029988915

45 3

-0.8000064

04 0.211853544 0.25 0.038146456

46 3

-0.5419398

(61)

22

47 3

-0.2838732

4 0.388253762 0.4 0.011746238

48 6

-0.0258066

58 0.489705776 0.55 0.060294224

49 5 0.232259924 0.591831931 0.675 0.083168069

50 4

0.4903265

05 0.688048563 0.775

0.0869514 37

51 1 0.748393087 0.772888455 0.8 0.027111545

52 4 1.006459669 0.842902749 0.9 0.057097251

53 1 1.264526251 0.896979398 0.925 0.028020602

55 1 1.780659415 0.962515946 0.95 0.012515946

56 1 2.038725996 0.979261309 0.975 0.004261309

57 1 2.296792578 0.989184697 1 0.010815303

 Langkah keempat menyimpulkan hasil perhitungan.

Dari perhitungan pada tabel diperoleh selisih tertinggi atau Lo senilai

0,086951437. Berdasarkan nilai tabel kritis L uji Liliefors pada α 0,05

dengan n=40 maka diperoleh Ltabel senilai 0,1400889. Kesimpulannnya Lo

lebih kecil dari Ltabel yaitu Lo 0,086951437 < Lt 0,140088. Berdasarkan

kriteria pengujian jika Lo < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian data

sampel berdistribusi normal.

B. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Y)

Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal maka dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji

liliefors.

(62)

Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

 Langkah kedua menentukan kriteria pengujian:

Terima Ho jika Lo < Lt

Tolak Ho jika Lo > Lt

Taraf signifikansi α 0,05

 Langkah ketiga menghitung Z, F(z), S(z), dan selisih antara F(z)-S(z) dan masukan kedalam tabel.

Tabel 7. Uji Normalitas Variabel Y

Y f Z F(z) S(z) |F(z)-S(z) |

60 1 -2.178871749 0.014670598 0.025 0.010329402

61 1 -2.006287848 0.022412773 0.05 0.027587227

63 1 -1.661120047 0.04834467 0.075 0.02665533

64 1 -1.488536146 0.068304779 0.1 0.031695221

65 1 -1.315952245 0.094095036 0.125 0.030904964

66 2 -1.143368344 0.126442845 0.175 0.048557155

67 1 -0.970784443 0.165827816 0.2 0.034172184

68 3 -0.798200542 0.212377062 0.275 0.062622938

69 2 -0.625616641 0.265783211 0.325

0.05921678 9

70 3 -0.45303274 0.325262583 0.4 0.074737417

71 2 -0.280448839 0.389566586 0.45 0.060433414

72 1 -0.107864938 0.457051415 0.475 0.017948585

73 3 0.064718963 0.525801118 0.55 0.024198882

(63)

75 1 0.409886765 0.659055493 0.7 0.040944507

76 1 0.582470666 0.719875153 0.725 0.005124847

77 4 0.755054567 0.774891879 0.825 0.050108121

78 2 0.927638468 0.823202432 0.875 0.051797568

79 1 1.100222368 0.864382377 0.9

0.03561762 3

80 2 1.272806269 0.898456602 0.95 0.051543398

82 1 1.617974071 0.947165907 0.975 0.027834093

83 1 1.790557972 0.963317872 1 0.036682128

 Langkah keempat menyimpulkan hasil perhitungan.

Dari perhitungan pada tabel diperoleh selisih tertinggi atau Lo senilai

0,08121092. Berdasarkan nilai tabel kritis L uji Liliefors pada α 0,05

dengan n=40 maka diperoleh Ltabel senilai 0,1400889. Kesimpulannnya Lo

lebih kecil dari Ltabel yaitu Lo 0,08121092 < Lt 0,140088. Berdasarkan

kriteria pengujian jika Lo < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian data

sampel berdistribusi normal.

C. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

Dengan menggunakan aplikasi SPSS didapat hasil yang disusun dalam

(64)

Tabel 8. Tabel Anova Uji Linearitas

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

VARX * VARY

Between Groups

(Combined) 442.817 21 21.087 2.658 .020

Linearity 232.288 1 232.288 29.283 .000

Deviation from

Linearity 210.529 20 10.526 1.327 .275

Within Groups 142.783 18 7.932

Total 585.600 39

Dari tabel diatas didapat hasil Signifikansi pada liniearity 0.000. Karena

signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa dua variabel dalam

penelitian ini memiliki hubungan yang linear.

(65)

2 0,9000 0,9500 0,9800 0,9900 0,9990

3 0,8054 0,8783 0,9343 0,9587 0,9911

4 0,7293 0,8114 0,8822 0,9172 0,9741

5 0,6694 0,7545 0,8329 0,8745 0,9509

6 0,6215 0,7067 0,7887 0,8343 0,9249

7 0,5822 0,6664 0,7498 0,7977 0,8983

8 0,5494 0,6319 0,7155 0,7646 0,8721

9 0,5214 0,6021 0,6851 0,7348 0,8470

10 0,4973 0,5760 0,6581 0,7079 0,8233

11 0,4762 0,5529 0,6339 0,6835 0,8010

12 0,4575 0,5324 0,6120 0,6614 0,7800

13 0,4409 0,5140 0,5923 0,6411 0,7604

14 0,4259 0,4973 0,5742 0,6226 0,7419

15 0,4124 0,4821 0,5577 0,6055 0,7247

16 0,4000 0,4683 0,5425 0,5897 0,7084

17 0,3887 0,4555 0,5285 0,5751 0,6932

18 0,3783 0,4438 0,5155 0,5614 0,6788

19 0,3687 0,4329 0,5034 0,5487 0,6652

20 0,3598 0,4227 0,4921 0,5368 0,6524

21 0,3515 0,4132 0,4815 0,5256 0,6402

22 0,3438 0,4044 0,4716 0,5151 0,6287

23 0,3365 0,3961 0,4622 0,5052 0,6178

24 0,3297 0,3882 0,4534 0,4958 0,6074

25 0,3233 0,3809 0,4451 0,4869 0,5974

26 0,3172 0,3739 0,4372 0,4785 0,5880

27 0,3115 0,3673 0,4297 0,4705 0,5790

28 0,3061 0,3610 0,4226 0,4629 0,5703

29 0,3009 0,3550 0,4158 0,4556 0,5620

30 0,2960 0,3494 0,4093 0,4487 0,5541

31 0,2913 0,3440 0,4032 0,4421 0,5465

32 0,2869 0,3388 0,3972 0,4357 0,5392

33 0,2826 0,3338 0,3916 0,4296 0,5322

34 0,2785 0,3291 0,3862 0,4238 0,5254

35 0,2746 0,3246 0,3810 0,4182 0,5189

36 0,2709 0,3202 0,3760 0,4128 0,5126

37 0,2673 0,3160 0,3712 0,4076 0,5066

38 0,2638 0,3120 0,3665 0,4026 0,5007

39 0,2605 0,3081 0,3621 0,3978 0,4950

40 0,2573 0,3044 0,3578 0,3932 0,4896

41 0,2542 0,3008 0,3536 0,3887 0,4843

42 0,2512 0,2973 0,3496 0,3843 0,4791

43 0,2483 0,2940 0,3457 0,3801 0,4742

44 0,2455 0,2907 0,3420 0,3761 0,4694

45 0,2429 0,2876 0,3384 0,3721 0,4647

46 0,2403 0,2845 0,3348 0,3683 0,4601

47 0,2377 0,2816 0,3314 0,3646 0,4557

48 0,2353 0,2787 0,3281 0,3610 0,4514

49 0,2329 0,2759 0,3249 0,3575 0,4473

50 0,2306 0,2732 0,3218 0,3542 0,4432

51 0,2284 0,2706 0,3188 0,3509 0,4393

(66)

LAMPIRAN: Tabel Nilai Kritis Distribusi t

0 t(tabel)

Degrees Upper Tail Areas ()

Freedom .25 .10 .05 025 .O1 .005

1 1.0000 3.0777 6.3138 12.7062 31.8207 63.6574

5 0.7267 1.4759 2.0150 2..5706 3.3649 4.0322 6 0.7176 1.4398 1.9432 2..4469 3.1427 3.7074

10 0.6998 1.3722 1.8125 2..2281 2..7638 3.1693 11 0.6974 1.3634 1.7959 2..2010 2..7181 3.1058

15 0.6912 1.3406 1.7531 2..1315 2..6025 2..946 7 16 0.6901 1.3368 1.7459 2..1199 2..5835 2..920

8

20 0.6870 1.3253 1.7247 2..0860 2..5280 2..845 3 21 0.6864 1.3232 1.7207 2..0796 2..5177 2..831

4

25 0.6844 1.3163 1.7081 2..0595 2..4851 2..787 4 26 0.6840 1.3150 1.7056 2..0555 2..4786 2..778

7

30 0.6828 1.3104 1.6973 2..0423 2..4573 2..750 0 31 0.6825 1.3095 1.6955 2..0395 2..4528 2..744

0

35 0.6816 1.3062 1.6896 2..0301 2..4377 2..723 8 36 0.6814 1.3055 1.6883

Gambar

Tabel 3.1 Pilihan Jawaban Angket dan Skor
Tabel 4.1 Skor Individu Variable X dan Y
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Fasilitas Belajar
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

¾ 1D, Linear defects : groups of atoms in irregular positions (e.g. screw and edge dislocations).. ¾ 2D, Planar defects : the

kinerja perusahaan menurut Covin et al., (2000) adalah managerial choices yang terdiri dari tiga elemen yaitu strategic posture (keadaan strategis), organizational structure

» Ditjen Dikdas Kemdikbud; Ditjen Pajak Kantor Wilayah Jatim III; DISNAKERTRANS Provinsi Jatim; Dinas KUKMKP Provinsi Jatim; Disdik Provinsi Jatim; Disdik Provinsi Kalsel; Disdik

Oleh karena itu, untuk mengatasi hampir punahnya Batik Mojokertoan Pemerintah Kota Mojokerto membuat banyak sekali program pelestarian salah satunya yang terbesar adalah pada

The teacher uses various teaching strategies based on pupils'

konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang. mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain

Manajamen hubungan sekolah dengan masyarakat ini umumnya dibawah tanggung jawab wakasek bidang humas, namun Kepala sekolah juga merupakan salah satu kunci untuk bisa

25 MANFAAT DAUN SERAI UNTUK