BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal vital yang mana semua orang harus
memperolehnya guna menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman yang menuntut
semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal. Pembangunan
suatu negara diawali dengan pembentukan karakter pribadi seseorang, dimana
karakter pribadi seseorang dapat ditentukan oleh pendidikan yang didapatkan.
Pentingnya pendidikan untuk pembangunan nasional adalah untuk membentuk
dan mempersiapkan manusia-manusia yang bermutu, bermartabat dan siap
memberi inovasi-inovasi baru untuk memajukan negara.
Berbagai program telah di lakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada berbagai lembaga-lembaga pendidikan dengan tujuan agar dapat
meningkatkan mutu dan kualitas manusia yang dapat memberi pengaruh positif
untuk negara. Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 dinyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, juga untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, dalam tatanan
mikro pendidikan harus bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan professional sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan harus
mampu menghasilkan lulusan yang mempunyai perspektif global dalam cara
berpikir dan dalam bertindak dapat secara lokal (Nursid, 2009:78).
Untuk dapat mewujudkan tujuan nasional dalam pendidikan maka sekolah
sebagai lembaga pendidikan harus bisa menghasilkan siswa-siswa yang
berprestasi, dimana prestasi setiap siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
salah satu hal yang memiliki peranan penting untuk dapat menghasilkan
siswa-siswa berprestasi adalah dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas belajar
yang ada di sekolah yang merupakan tempat berjalannya proses belajar mengajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:84), Fasilitas belajar merupakan
sarana dan prasarana pembelajaran. Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang
belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga.
Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas
laboraturium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain. Dilihat dari
pendapat tersebut fasilitas belajar memiliki peranan penting untuk meningkatkan
mutu pendidikan agar dapat menghasilkan siswa yang berkualitas. Adanya
fasilitas belajar memang sangat membantu dalam peningkatan hasil belajar siswa,
namun tidak secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini hasil
belajar siswa di sekolah, fasilitas belajar juga harus di manfaatkan semaksimal
tidak dimaksimalkan dengan baik oleh guru maupun siswa pada akhirnya jelas
tidak akan memberi pengaruh positif untuk hasil belajar siswa.
SMK Negeri 3 Tondano sebagi objek penelitian yang merupakan salah
satu lembaga pendidikan yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah
salah satunya. Dengan adanya berbagai fasilitas belajar yang sudah tersedia,
diharapkan setiap fasilitas belajar yang ada mampu dimaksimalkan dengan baik
agar dicapainya prestasi yang baik dalam hal ini hasil belajar siswa, namun pada
kenyataannnya nilai rata-rata hasil evaluasi dari 40 siswa yang dijadikan sampel
penelitian ini hanya 72,6 atau di bawah standar ketuntasan minimum yakni 76.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut dimana
salah satunya penggunaan fasilitas belajar yang belum maksimal. Dalam upaya
untuk meningkatkan hasil belajar, guru sebagai pengajar mempunyai kewajiban
untuk dapat menggunakan setiap fasilitas yang ada, dimana dengan menggunakan
fasilitas belajar guru lebih mudah menyampaikan materi ataupun memberikan
praktek kepada siswa dan siswa juga lebih mudah menerima setiap materi yang
diberikan guru. Kesadaran siswa juga harus diperhatikan, siswa diharapkan bisa
memanfaatkan fasilitas belajar yang ada tanpa harus menunggu perintah guru.
Berkaitan dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional maka
penggunaan fasilitas belajar secara maksimal dapat menjadi salah jalan agar
tujuan tersebut dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Fasilitas Belajar Terhadap
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
Guru kurang menggunakan fasilitas belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan setiap fasilitas belajar yang ada.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka penelitian ini di
batasi pada faktor pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar
siswa.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh
dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N
3 Tondano?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka tujuan penelitian ini
adalah “Untuk mengetahui adakah pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar
terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMK N 3 Tondano”.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka adapun manfaat yang akan diperoleh
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan
pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Memberi masukan kepada guru dan siswa agar dapat memanfaatkan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Fasilitas Belajar
a. Pengertian Fasilitas Belajar
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang
dapat memudahkan perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan.
(Kamus Besar Indonesia, 2001:314).
Fasilitas merupakan suatu sarana yang diperlukan untuk kegiatan belajar
mengajar, lancar tidaknya suatu proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
lengkap tidaknya fasilitas yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Widjaya (1994:92), “proses belajar mengajar akan berjalan
lancar jika ditunjang oleh sarana yang lengkap, dari gedung sekolah sampai sarana
yang dominan yaitu alat peraga”.
Menurut Muhroji (2004:49), “Fasilitas belajar adalah semua yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak
agar tercapai tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, effektif, dan
efisien”.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
fasilitas belajar adalah segala sesuatu baik berupa benda bergerak atau tidak
bergerak serta uang (pembiayaan) yang dapat mempermudah, memperlancar,
mengefektifkan serta mengefisienkan penyelenggaraan kegiatan belajar guna
b. Peranan Fasilitas Belajar
Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar
tentulah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan prestasi siswa, dikarenakan
keberadaan serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran
serta keberlangsungan proses belajar anak, hal tersebut sesuai dengan pendapat
dari Dalyono (2001:241) yang menyatakan bahwa, “kelengkapan fasilitas belajar
akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar
akan menghambat kemajuan belajarnya”.
Lebih lanjut Mohamad Surya (2004:80) memaparkan betapa pentingnya
kondisi fisik fasilitas belajar terhadap proses belajar yang menyatakan bahwa,
“Keadaan fasilitas fisik tempat belajar berlangsung di kampus, sekolah ataupun di
rumah sangat mempengaruhi efisiensi hasil belajar. Keadaan fisik yang lebih baik
lebih menguntungkan mahasiswa belajar dengan tenang dan teratur. Sebaliknya
lingkungan fisik yang kurang memadai akan mengurangi efisiensi hasil belajar”.
Jadi kelancaran dan keterlaksanaan sebuah proses pembelajaran akan
lancar dan baik jika didukung sarana atau fasilitas pembelajaran yang lengkap
serta dengan kondisi yang baik sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai
dengan baik.
c. Jenis-jenis Fasilitas Belajar
Menurut The Liang Gie (2002:47), fasilitas belajar dapat dilihat dari
tempat dimana aktivitas belajar itu dilakukan. Berdasarkan tempat aktivitas
belajar dilaksanakan, maka fasilitas belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu
Menurut Oemar Hamalik (2003:102), terkait fasilitas belajar sebagai unsur
penunjang belajar, bahwa: “Ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian kita,
yakni media atau alat bantu belajar, peralatan-perlengkapan belajar, dan ruangan
belajar. Ketiga komponen ini saling mengait dan mempengaruhi. Secara
keseluruhan, ketiga komponen ini memberikan kontribusinya, baik secara
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar”.
Menurut Mulyani dalam Suharsismi dan Lia (2008:116), “Perpustakaan
sekolah merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga
pendidikan sekolah yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang
diatur secara sistemik dengan cara tertentu untuk digunakan siswa dan guru
sebagai suatu sumber informasi dalam rangka menunjang program belajar dan
mengajar.
Dari paparan serta pendapat yang dikemukakan para ahli dapat di tarik
sebuah kesimpulan mengenai jenis-jenis fasilitas yang secara umum dapat
mempengaruhi sebuah kegiatan belajar serta dapat membantu proses kelancaran
belajar diantaranya adalah:
1) Fasilitas Belajar Di Sekolah
a) Gedung Sekolah
Gedung sekolah menjadi sentral perhatian dan pertimbangan bagi setiap
pelajar yang ingin memasuki suatu lembaga sekolah tertentu. Karena mereka
beranggapan kalau suatu sekolah mempunyai bangunan fisik yang memadai
tentunya para siswa dapat belajar dengan nyaman dan menganggap sekolah
b) Ruang Belajar
Ruang belajar di sekolah (Ruang kelas, Laboratorium dan Bengkel) adalah
suatu ruangan sebagai tempat terjadinya proses interaksi belajar mengajar. Ruang
belajar yang baik dan serasi adalah ruang belajar yang dapat menciptakan kondisi
yang kondusif, karena ruangan belajar merupakan salah satu unsur penunjang
belajar yang efektif dan menjadi linggungan belajar yang nantinya berpengaruh
terhadap kegiatan dan keberhasilan belajar. Dengan demikian letak kelas sudah di
perhatikan dan diperhitungkan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat
menghambat proses belajar mengajar jika lingkungan belajar yang disediakan
dalam ruangan cukup menyenangkan, maka akan mendorong peserta didik untuk
belajar lebih giat. Sebaliknya jika ruang belajar menyediakan lingkungan yang
kurang atau tidak menyenangkan, maka kegiatan belajar yang kurang terangsang
dan hasilnya kurang memuaskan.
Secara ideal menurut Oemar Hamalik (2003:56) Ruang belajar harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pencahayaan serta ventilasi yang baik, karena ruang demikian akan terasa besar bantuannya dalam kebiatan belajar. Sebaliknya ruang yang gelap atau memerlukan penerangan pada siang hari dan pengap tentunya kurang baik bagi kesehatan dan sedikit-banyak kurang menunjang kepentingan belajar. Jauh dari hiruk-pikuk jalan raya atau keramaian kota, karena hal itu akan
mengganggu konsentrasi anak dalam belajar. Menempati ruang yang tenang dan jauh dari kegaduhan lebih mendukung anak dalam belajar.
Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan ruangan agar ruangan sedap dipandang mata.
Menciptakan situasi ruang belajar yang nyaman, hal terebut dirasa penting guna membantu ketenangan dan kesenangan belajar serta kenyamanan akan membawa kejernihan suasana dan mempengaruhi pula prilaku dan sikap. Ukuran ruang cukup memadai untuk kegiatan belajar, ukuran ruang kelas
hendaknya disesuaikan dengan rancangan pengembangan instruksional yang sangat effektif untuk belajar mengajar sehingga daya serap anak didik terhadap suara guru dapat mendengar dengan baik.
Cat tembok, meski tergolong sesuatu yang bersifat subjektif namun hendaknya pemilihan warna jangan yang bersifat mencolok.
Atur ruangan agar serasi terhadap penempatan meja dan kursi serta peralatan-peralatan lain, dan jangan biarkan terkesan semrawut dan berantakan karena akan mempengaruhi motif belajar.
c) Alat Bantu Belajar dan Media Pengajaran
Alat bantu belajar berfungsi untuk membantu siswa belajar guna
meningkatkan efisiensi dalam belajar, sedangkan media pengajaran dapat
diartikan “sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan
pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar”. Bentuk-bentuk media yang digunakan untuk
meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi kongkrit. Penggunaan media
tidak lain adalah untuk mengurangi verbalisme agar anak mudah mengerti bahan
pelajaran yang disajikan.
Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian tujuan. Bila
penggunaan media tidak tepat membawa akibat pada pencapaian tujuan
pengajaran kurang efektif. Untuk itu guru harus terampil memilih media
pengajaran agar tidak mengalami kesukaran dalam menunaikan tugasnya.
Media grafis atau media visual. Dalam media ini pesan-pesan dapat di sampaikan atau dituangkan dalam bentuk Simbol-simbol komunikasi.
Contohnya : Wallchart, Gambar, Slide.
Media audio dan audio-visual. Media audio adalah media yang berhubungan dengan pendengaran, sedangkan media audio-visual adalah media yang
menggabungkan unsur yang bersifat pendengaran (bunyi) dan penglihatan
(grafis) secara bersamaan. berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran yang
akan disampaikan, dituangkan kedalam lambang-lambang audio baik bersifat
verbalis. Contohnya: Radio, rekaman, film, video, program televisi.
Media proyeksi. Media proyeksi adalah media baik bersifat visual ataupun audio visual. Media ini interaksinya harus di proyeksikan dengan proyektor
terlebih dahulu agar pesan dapat dilihat oleh siswa. Yang termasuk dalam
media ini adalah, film bingkai, Overhead projector (OHP) dan transparansi,
serta proyektor digital.
Objek (benda sebenarnya) dan Model serta media-media lain.
d) Perpustakaan sekolah
Menurut The Liang Gie (2004:89), “perpustakaan adalah sebuah bangunan
gedung yang isinya berupa buku-buku dan bahan bacaan lainnya serta berbagai
sumber pengetahuan seperti film, chalet yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh
para pengguna. Dengan demikian perpustakaan berfungsi sebagai sumber
informsi, sebagai sumber referensi guna mempermudah siswa dalam mengakses
e) Alat-alat tulis
Proses belajar tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa alat tulis yang
dibutuhkan. Semakin lengkap alat tulis yang dimiliki semakin kecil kemungkinan
belajarnya akan terlambat. Alat-alat tulis tersebut adalah berupa: buku tulis,
pensil, ballpoint, penggaris, penghapus, dan alat-alat lain yang berhubungan
secara langsung dengan proses belajar siswa yang perlu di miliki.
f) Buku Pelajaran
Selain alat tulis, dalam kegiatan belajar seseorang perlu memiliki buku
yang dapat menunjang dalam proses belajar. Buku-buku yang dimiliki siswa
antara lain:
Buku pelajaran wajib. Yaitu buku pelajaran yang sesuai dengan bidang studi yang sedang dipelajari oleh peserta didik.
Buku kamus, meliputi kamus bahasa Indonesia, kamus Inggris-Indonesia dan kamus-kamus lain yang berhubungan dengan meteri pelajaran yang dipelajari.
Buku tambahan seperti majalah tentang pendidikan, ilmu pengetahuan dan lain-lain.
g) Fasilitas-fasilitas lain
Disamping macam-macam fasilitas belajar yang sudah disebutkan diatas,
adapula hal-hal lain yang menunjang belajar siswa antara lain yaitu soal uang,
pembiayaan atau kesanggupan pembiayaan guna pembayaran kebutuhan belajar
seperti pembayaran SPP dan lain-lain, juga beberapa fasilitas lain seperti: rak
2) Fasilitas belajar di rumah
Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh siswa untuk
belajar, misalnya: sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari atau rak buku,
ruangan, alat-alat tulis dan gambar serta penerangan. Mengenai prasayarat yang
harus di penuhi terkait fasilitas belajar dirumah agar dikatakan baik bisa juga
mengacu pada prasyarat mengenai fasilitas belajar di sekolah seperti halnya
mengenai ruangan.
Dilihat dari pendapat para ahli, maka fasilitas dalam penelitian ini adalah
segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan proses belajar mengajar
meliputi:
Keadaan dan ketersediaan tempat belajar.
Kelengkapan.
Alat bantu belajar.
Peralatan perlengkapan belajar.
Perpustakaan.
Kelengkapan-kelengkapan lain penunjang kelancaran proses belajar siswa.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha
(Sugono, 2008:528). Sedangkan belajar adalah proses perubahan tingkah laku,
sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha
untuk merubah tingkahlaku, belajar juga merupakan suatu proses usaha yang
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan sekitarnya (Sutikno
2013:3). Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar menurut
Muhibbin Syah (2008:141), “Prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor
yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan”. Hasil Belajar menurut
Nana Sudjana (2000:7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat
dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) Menyebutkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan tingkah laku (Aunarrahman
2012:36).
Dari penjelasan beberapan ahli diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa hasil belajar adalah sejauh mana penguasaan materi pembelajaran
dikarenakan adanya proses perubahan sikap dan perilaku siswa dalam berbagai
aspek yang ditekuninya sehingga terjadi suatu perbedaan yang jelas antara
sebelum siswa tersebut belajar dan sesudah belajar.
b. Klasifikasi Hasil Belajar
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Nurgiyanto
Burham (2012:57-60) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah kognitif,
ranah afektif dan ranah psikomotor. Ketiganya tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan membentuk
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil
belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisa sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap,
nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatan aspek ini dimulai dari yang
sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,
penanggapan penilaian, pengorganisasian dan karaterisasi nilai.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut
gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks
keterampilan pada dasar kemampuan perceptual, kemampuan dibidang fisik,
gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada
keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non
discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpreatif.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.
Belajar merujuk pada apa yang dilakukan seseorang sebagai subjek dalam belajar
sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seorang guru
sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan
guru terpadu dalam satu kegiatan diantara keduanya itu terjadi interaksi dengan
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Chatib (2012:170), hasil belajar
seseorang dapat dimaknai sebagai perubahan perilaku anak, perubahan pola pikir
anak, dan membangun konsep baru. Menurut Nasution (1994:73), ada beberapa
faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar seseorang, yaitu:
Tingkat intelegensi seorang siswa. Cara belajar yang cepat.
Konsentrasi dalam menerima materi dalam kelas. Penggunaan metode yang didapat dari guru.
Penerapan keterampilan-keterampilan mengajar oleh guru.
Fasilitas yang memadai seperti buku-buku, gedung sekolah, perpustakaan, dan laboratorium.
Pemberian motivasi oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar merupakan suatu aktivitas psikis atau mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan yang relatif konstan dan berbekas. Perubahan perilaku ini
merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. (Suprayekti, 2003:4). Hasil belajar adalah angka yang diperoleh
siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku yang tetap sebagai dari hasil proses pembelajaran yang
didapatkan.
Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi
harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi
menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan
langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan
meningkatkan belajarnya (Rasyid dan Mansyur, 2008:67). Faktor faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar (hasil belajar) yaitu :
1) Faktor bahan atau hal yang dipelajari
Bahan atau hal yang dipelajari ikut menentukan bagaimana proses
pembelajaran dapat berlangsung, dan bagaimana hasilnya agar dapat sesuai
dengan yang diharapkan.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial,
yang dimaksud dengan lingkungan alami dan sosial adalah sebagai berikut:
Lingkungan alami: Yang dimaksud dengan lingkungan alami adalah keadaan lingkungan disekitar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar, seperti
temperatur udara dan kelembaban. Meski tidak begitu berpengaruh tapi
belajar dengan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar
dalam kondisi pengab dan udara panas.
Lingkungan sosial: Lingkungan sosial yang baik yang berwujud manusia maupun hal hal lain akan berpengaruh langsung dalam proses dan hasil
belajar siswa. Siswa yang sedang belajar memecahkan persoalan
dan dibutuhkan ketenangan, dengan kehadiran orang lain yang selalu mondar
mandir didekatnya maka siswa tersebut akan terganggu.
3) Faktor instrumental
sebagai sarana untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang, faktor ini dapat berupa:
Hardware (perangkat keras) seperti gedung, perlengkapan belajar, alat praktikum.
Software (perangkat lunak), perangkat ini berupa kurikulum, program, peraturan dan pedoman pembelajaran.
4) Faktor kondisi individu siswa
Faktor kondisi individu siswa mencakup dua hal yaitu:
Kondisi Fisiologis: Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran seorang siswa. Seorang siswa yang dalam kondisi bugar
jasmaninya akan berlainan dengan belajarnya siswa yang dalam keadaan
kelelahan. Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah penting
adalah kondisi panca indra, terutama penglihatan dan pendengaran.
Kondisi Psikologis: Kondisi psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan
kognitif (Suryasubrata, 1989:113)
B. Kerangka Berpikir
Kelengkapan fasilitas belajar dengan hasil belajar merupakan dua hal yang
saling berhubungan. fasilitas belajar adalah segala macam benda yang
memudahkan dan mendukung proses atau kegiatan belajar mengajar yang
diciptakan dengan sengaja untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pendayagunaan fasilitas belajar memiliki arti yang sangat penting untuk
melengkapi dan memperkaya ilmu. Adanya fasilitas belajar juga menguntungkan
fasilitas belajar secara maksimal, mereka akan mampu mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kemampuan
dan kemauan siswa dalam menggunakan fasilitas belajar yang ada maka semakin
baik pula prestasi belajarnya.
C. Hipotesis Penelitian
H0 = Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat korelasional.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2003:14). Menurut Fraenkel dan
Wallen (2008:328), Penelitian korelasional atau korelasi adalah suatu penelitian
untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih
tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat
manipulasi variabel.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y).Variabel bebas (X) adalah “Fasilitas Belajar” sedangkan
variabel terikat (Y) adalah “Hasil Belajar”.
Gambar 3.1 Variabel Penelitian
Dimana :
X = Fasilitas Belajar
Y = Hasil Belajar
Adapun definisi yang dimiliki oleh setiap variabel adalah sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X) Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar adalah semua yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar baik bergerak maupun tidak bergerak agar tercapai tujuan pendidikan
dapat berjalan lancar, teratur, effektif, dan efisien. Dengan indikator sebagai
berikut:
Komputer
Laboratorium komputer
Perpustakaan
Media LCD
Ruangan kelas
Fasilitas di dalam kelas
Buku
Internet
2. Variabel Terikat (Y) Hasil Belajar
Dokumentasi nilai hasil evaluasi mata pelajaran perakitan komputer 40
siswa kelas X TKJ SMK NEGERI 3 TONDANO.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan individu dari permasalahan yang diteliti.
Riduwan dan Akdon (2008:237) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek dan subjek tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini, berdasarkan
populasi yang memiliki elemen atau unsur dengan jumlah tertentu. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa X, XI, dan XII TKJ SMK NEGERI 3
TONDANO yang berjumlah 121 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut Sugiyono (2007:56). Mengenai penentuan sample penelitian ini,
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya
dilihat dari hal-hal berikut:
Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana,
Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, dan
Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. jika sample besar, hasilnya akan lebih baik dan lebih akurat.
Dalam penelitian ini untuk teknik pengambilan sampel, peneliti
menggunakan proporsif random sampling. Jadi jumlah sampel yang digunakan
oleh peneliti adalah 40 siswa Kelas X TKJ SMK N 3 TONDANO.
D. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMK N 3 TONDANO
2. Waktu Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen
angket (questioner) dan dokumentasi, instrument angket untuk fasilitas belajar
(variabel bebas), dokumentasi hasil evaluasi mata pelajaran perakitan komputer
untuk hasil belajar (variabel terikat).
1. Pengumpulan Data Variabel (X) Fasilitas belajar
Instrumen fasilitas belajar siswa dikembangkan dengan cara menyusun
butiran-butiran yang berpatokan pada indikator-indikator fasilitas belajar.
Instrumen fasilitas belajar disusun berdasarkan landasan teoritis sebanyak 20 butir
pernyataan dengan menggunakan skala linkert yang terdiri dari empat alternatif
pilihan. Skala ini skor untuk pernyataan positif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pilihan Jawaban Angket dan Skor
Pilihan Jawaban Skor
A Sangat Setuju 4
B Setuju 3
C Tidak Setuju 2
D Sangat Tidak Setuju 1
Sedangkan untuk pernyataan negatif diskor sebaliknya, berlawanan
dengan pernyataan positif.
Setelah diujicobakan dan dianalisis, pada instrument terdapat 17 butir soal
valid dan reliabel. Instrumen dapat dilihat pada lampiran 1, untuk pengujian
validitas instrumen fasilitas belajar dapat dilihat pada lampiran 2 dan uji reliablitas
2. Pengumpulan Data Variabel (Y) Hasil Belajar
Dokumentasi dari hasil belajar berupa hasil evaluasi pada mata pelajaran
perakitan komputer siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Tondano.
F. Teknik Analisa Data
Untuk menguji hipotesis pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar
menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan korelasi sederhana antara X
terhadap Y.
1. Teknik Analisis Regresi Sederhana
Teknik analisis regresi sederhana (Sugiyono, 2012:262) adalah sebagai
berikut:
Ý=a+bx
Dimana:
a = Bilangan Konstanta b = Koefisien Regresi
Ý
=
Variabel prediksi hasil belajarx = Variabel Independen Fasilitas belajar Koefisien a dan b dapat dicari dengan rumus:
a=(∑ y)
(
∑ x2
)−(∑ x)(∑ xy
) n(
∑ x2)
−(∑ x)2b=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y) n
(∑ x
2)
2. Teknik Korelasi Sederhana
Teknik korelasi (Person Product Moment Corelation) dari Sugiyono
(2012:255):
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana:
r=Koefisien Korelasi
n=jumlah responden (jumlah sampel)
∑ x=jumlah skor X
∑ y=jumlah skor Y
∑ x2=Jumlah skor X dikuadratkan
∑ y2=Jumlah skor Y dikuadratkan
∑ xy=jumlah hasil kali X danY
Tujuan dari kedua analisis ini adalah untuk mengetahui apakah ada
pengaruh dan hubungan antara variabel X dan variabel Y dalam menggambarkan
hasil penelitian angka.
Untuk menguji signifikan dari koefesien korelasi digunakan uji t
(Sugiyono, 2012:259), dengan rumus sebagai:
t=
√
n−2√
1−r2n ∑ x2
√
{(¿)−(∑ x)2}{n(∑ y2Dimana:
t=signifikan koefisien korelas i n=jumlah sampel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Penelitian Dan Analisis Data
Sebagaimana telah dikemukakan pada uraian sebelumnya bahwa
penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bersifat korelasional dalam arti
memberikan gambaran yang jelas tentang pengaruh penggunaan fasilitas belajar
terhadap hasil belajar siswa dengan mengumpulkan data dengan teknik angket dan
teknik pengambilan dokumentasi yang kemudian diolah untuk mengetahui
hubungan antara variabel X dan Y dengan menggunakan pengujian korelasi dan
pengujian regresi.
Dalam penelitian ini, penulis telah mengumpulkan sebanyak 40 angket
sebagai data penggunaan fasilitas belajar (variabel X) dan dokumentasi data hasil
evaluasi siswa pada mata pelajaran perakitan komputer untuk hasil belajar
(variabel Y) yang kemudian diproses sebagai berikut:
Daftar pertanyaan (angket) yang diedarkan terdiri dari 20 pertanyaan yang mengarah pada penggunaan fasilitas belajar (variable X). hasil skor
instrument setiap individu selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.
Untuk variabel Y diambil dari hasil evaluasi sampel 40 siswa pada mata pelajaran perakitan komputer. Dokumentasi hasil evaluasi dapat dilihat pada
lampiran 1.
Berdasarkan pedoman dan hasil pengumpulan data, maka diperoleh
Tabel 4.1 Skor Individu Variable X dan Y
No. Nama Siswa Variabel (X) Variabel (Y)
1 Alandra M. Lensun 48 78
2 Aldi Katuuk 52 74
3 Aldo Rumbayan 51 79
4 Aldy Rumbayan 52 78
5 Betsyeba Lompoliu 49 75
6 Calviano Soputan 46 64
7 Cristofel Tinggogoy 57 80
8 Eksel Hamel 50 74
9 Frandy Mangkey 49 82
10 Geril Rompas 47 69
11 Gino Tombokan 50 82
12 Giver Tatilu 45 69
13 Grandy Pinangkaan 49 73
14 Indah Manandri 42 65
15 Jounglive Vangobel 46 70
16 Kevin Kambey 56 78
17 Meldi Moningkey 45 67
18 Michel Masegi 47 72
19 Noviano Rorora 48 72
20 Prince Waworundeng 53 78
21 Prinsky Maukar 48 67
22 Rafly Wuwungan 46 70
23 Rando Limpele 43 66
24 Ravael Moniaga 55 79
25 Regina E. Sangi 43 69
26 Renaldi Sumanti 41 61
27 Renaldo Pangalila 48 75
28 Rendi Mantik 48 60
29 Ricardo Mandang 40 75
30 Rifka S. Tendean 50 71
31 Rivaldo Jacob 47 63
32 Rivaldo Kambey 44 68
33 Ronaldo G. Rumagit 44 71
34 Sefdi Wuner 50 75
35 Sendina Lengkong 52 76
36 Steven Kumontoy 48 71
37 Timoty Maengkom 45 75
38 Villy Boyoh 49 83
39 Winnie Tombeng 52 77
40 Yosua Polii 49 74
B. Uji Persyaratan Analisis
Uji distribusi normalitas atau biasa disebut dengan istilah uji normalitas
digunakan untuk mengukur apakah data yang telah didapatkan berdistribusi
normal atau tidak sehingga dapat digunakan dalam statistic parametis (statistic
inverensial).
a. Uji Normalitas Variabel (X)
Lihat pada tabel 6 dilampiran 4. Dari perhitungan yang sudah tercantum pada tabel didapat nilai Lo (selisih tertinggi F(z)-S(z)) 0,086951437 dan Lt
¿0,1400889 . Kesimpulan yang didapat berdasarkan kriteria pengujian Lv < Lt
maka Ho diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Fasilitas Belajar
No Interval Frekuensi
1 40-42 3
2 43-45 7
3 46-48 12
4 49-51 10
5 52-54 5
6 55-57 3
40-42 43-45 46-48 49-51 52-54 55-57
0 2 4 6 8 10 12 14 Interval F re k u e n s i
b. Uji Normalitas Variabel (Y)
Lihat pada tabel 7 dilampiran 4. Dari perhitungan yang sudah tercantum
pada tabel didapat nilai Lo (selisih tertinggi F(z)-S(z)) 0,08121092 dan Lt
¿0,1400889 . Kesimpulan yang didapat berdasarkan kriteria pengujian Lv < Lt
maka Ho diterima. Dengan demikian sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar
No Interval Frekuensi
1 60-63 3
2 64-67 5
3 68-71 9
4 72-75 11
5 76-79 8
6 80-83 4
60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83
0 2 4 6 8 10 12 Interval F re k u e n s i
Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Data Hasil Belajar
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.
Lihat tabel 8 pada lampiran 4. Pada tabel anova sudah tercantum hasil
Signifikansi pada liniearity 0.000. Karena signifikansi kurang dari 0.05 maka
dapat disimpulkan bahwa dua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan
yang linear.
C. Hasil Analisa Data
Untuk menganalisis data hasil penelitian yang telah diperoleh terlebih
dahulu disusun table kerja sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tabel Kerja variabel X dan Y
N X Y X2 Y2 XY
1 48 78 2304 6084 3744
2 52 74 2704 5476 3848
3 51 79 2601 6241 4029
4 52 78 2704 6084 4056
5 49 75 2401 5625 3675
6 46 64 2116 4096 2944
7 57 80 3249 6400 4560
8 50 74 2500 5476 3700
9 49 82 2401 6724 4018
10 47 69 2209 4761 3243
11 50 82 2500 6724 4100
12 45 69 2025 4761 3105
13 49 73 2401 5329 3577
14 42 65 1764 4225 2730
15 46 70 2116 4900 3220
16 56 78 3136 6084 4368
17 45 67 2025 4489 3015
19 48 72 2304 5184 3456
20 53 78 2809 6084 4134
21 48 67 2304 4489 3216
22 46 70 2116 4900 3220
13 43 66 1849 4356 2838
24 55 79 3025 6241 4345
25 43 69 1849 4761 2967
26 41 61 1681 3721 2501
27 48 75 2304 5625 3600
28 48 60 2304 3600 2880
29 40 75 1600 5625 3000
30 50 71 2500 5041 3550
31 47 63 2209 3969 2961
32 44 68 1936 4624 2992
33 44 71 1936 5041 3124
34 50 75 2500 5625 3750
35 52 76 2704 5776 3952
36 48 71 2304 5041 3408
37 45 75 2025 5625 3375
38 49 83 2401 6889 4067
39 52 77 2704 5929 4004
40 49 74 2401 5476 3626
N=40 1924 2905 93130 212285 140282
Dari data di atas diperoleh nilai-nilai berikut ;
n = 40 ∑x2 = 93130
∑x = 1924 ∑y2 = 212285
∑y = 2905 ∑xy = 140282
Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan fasilitas belajar terhadap
hasil belajar siswa di SMK Negeri 3 Tondano maka diuji hipotesis dengan
menggunakan teknik regresi sederhana, dengan rumus sebagai berikut:
Ý=a+bx
koefisien b dinamakan koefisien arah regresi linier dan menyatakan
perubahan rata-rata dari variabel X, bentuk perubahan ini dapat bertambah bila
a=(∑ y)
(
∑ x 2)
−(∑ x)(∑ xy) n
(
∑ x2)
−(∑ x)2
b=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y) n
(∑ x
2)
−(∑ x)2
Dengan diukur koefisien a dan b adalah sebagai berikut:
a=(∑ y)
(
∑ x2
)−(∑ x)(∑ xy
) n(
∑ x2)
−(∑ x)2
b=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y) n(∑ x2
)
−(∑ x)2
a=(2905)(93130)−(1924)(140282)
40(93130)−(1924)2
a=270542650−269902568
3725200−3701776
a=640082
23424
a=27,32
b=40(140282)−(1924)(2905)
40(93130)−(1924)2
b=5611280−5589220
3725200−3701776
b=22060
23424
b=0,94x Ý=a+bx
Dari hasil pengolahan data di atas di dapat hasil dalam bentuk persamaan
regresi yaitu Ý=27,32+0,94x , Karena nilai koefisien b (positif) maka model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah maka
hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi. Kemudian untuk menghitung
keeratan hubungan antara variable X dan Y, maka dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi sederhana sebagai berikut:
Dari perhitungan koefisien korelasi perolehan nilai r = 0,62. Ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan fasilitas
belajar dengan hasil belajar siswa.
Dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh fasilitas belajar terhadap
hasil belajar siswa SMK NEGERI 3 TONDANO dapat dilihat dari koefesien
determinasi yang merupakan kuadrat dari koefisien korelasi, sebagai berikut:
rxy= 40(140282)−(1924)(2905)
√
{
(40.93130)−(1924)2}
{40(212285)−(2905)2}n ∑ x2
√
{(¿)−(∑ x)2}{n(∑ y2)−(∑ y)2 } rxy=n(∑ xy)−(∑ x)(∑ y)¿
rxy= 5611280−5589220
√
{3725200−3701776}{8491400−8439025}rxy= 22060
√
(23424)(52375)rxy= 22060
√
1226832000 rxy= 2206035026.161
r2= (0,62)2 x 100%
r2= 0,38 x 100%
r2= 38%
Besarnya pengaruh ditentukan oleh koefisien determinasi r2= 0,38. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel X (Fasilitas Belajar) memberi pengaruh pada
variabel Y (Hasil Belajar) sebesar 38% dan sisanya 62% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain.
Selanjutnya untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi maka
digunakan rumus uji t sebagai berikut :
Diketahui: n = 40
r = 0,62
r2 = 0,38(38%)
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu: t hitung=r
√
n−2√
1−r2t hitung=0,62
√
40−2√
1−0.38t hitung=0,62
√
38√
0.62t hitung=3.82193
0,78740
t hitung=0,62(6,164414)
0,78740
H0 = Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.
Ha = Terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMK N 3 Tondano.
Uji keberartian korelasi dengan kriteria sebagai berikut:
Jika thitung ≥ ttabel H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh dari
penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.
thitung ≤ ttabel H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh dari
penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan perhitungan di atas, α = 0,05 dan n = 40, uji satu pihak;
Dk = n – 2 = 40 – 2 = 38 sehingga diperoleh ttabel = 1,686
Ternyata thitung > ttabel yaitu 4,85 > 1,686, maka H0 ditolak, artinya terdapat
pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan setelah diadakan pengolahan dan
analisis data dengan menggunakan teknik regresi sederhana , hasil analisis data
yang diperoleh Ý= 27,32 + 0,94x dimana nilai koefisien b=0,94x (positif) maka
model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah
maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi.
Berdasarkan hasil analisis korelasi untuk mengetahui seberapa erat
hubungan variabel X dan variabel Y diperoleh nilai r = 0,62 ini menunjukkan
bahwa ada hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y yaitu
Sedangkan untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat dari derajat penentu (koefisien
determinasi), (r2) sebagai berikut r2 = 0,38 (38%) yang menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas belajar sebesar 38%
sedangkan 62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diangkat dalam penelitian
ini.
Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dianalisis dengan menggunakan
uji t atau statistika pada derajat kepercayaan (dk) = 0,05 nilai t hitung = 4,85 dan t table
= 1,686 jadi t hitung > t table.
Dengan demikian hipotesis Ha yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara variable X dan variabel Y diterima. Dengan demikian kesimpulan
analisis adalah terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari data penelitian dan hasil analisis dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap
hasil belajar siswa terlihat dari pengamatan dan hasil analisis; (1) analisis regresi
variabel independen penggunaan fasilitas belajar (X) dan variabel prediksi hasil
belajar siswa Ý= 27,32 + 0,94x, dimana nilai koefisien b=0,94x (positif) maka
model regresi bernilai positif atau searah, artinya jika fasilitas belajar bertambah
maka hasil belajar siswa juga akan semakin tinggi.; (2) analisis korelasi produk
fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa; Sedangkan besarnya pengaruh
penggunaan fasilitas belajar dengan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh derajat
penentu (koefisien determinasi), dengan nilai r2 = 0,38 (38%). yang menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan fasilitas belajar sebesar
38% sedangkan 62% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diangkat dalam
penelitian ini ; (3) Uji signifikan koefisien korelasi dengan uji t didapat thitung >
ttabel 4,85 > 1,686, artinya H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat
pengaruh dari penggunaan fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa.
B. Saran
Dari kesimpulan penelitian yang sudah dikemukakan di atas dapat
disarankan sebagai berikut:
Bagi guru supaya dapat memaksimalkan fasilitas belajar yang tersedia untuk meningkatkan hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pemberlajaran. Bandung: Alfabeta.
Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa, PT.Mizan Pustaka
Dalyono. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas RI.
. 2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fraenkel dan Wellen. 2008. How To Design And Evaluate Research In
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Muhroji. 2004. Manajemen Pendidikan. Surakarta: FKIP UMS
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosda
Karya.
Nasution, Mulia. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Djambatan
Nursid, Sumaatmadja. 2009. Perspketif Global. Jakarta: Universitas Terbuka.
Burham, Nugiyantoro. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Rasyid dan Mansyur. 2008.Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana
Prima.
Riduwan dan Akdon. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2000. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa
Depdiknas.
Sugono, Dedy. 2008. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas.
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta. Direktorat Tenaga
Kependidikan, Dikdasmen, Depdiknas.
Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Suryasubrata. 1989. Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Andi Offset.
. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.Bandung:
Pustaka Bani Quraisy.
Sutikno, Sorbi. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica
Syah, Muhibin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT.Remaja Rosda karya.
The Liang Gie. 2004. Cara Belajar Yang Baik Bagi Mahasiswa. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
. 2002. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan
Studi.
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
A.
Fasilitas Belajar
A. Fasilitas Belajar
Angket
Petunjuk:
Tuliskan nama anda telebih dahulu.
Nama :
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban
yang akan anda pilih.
1. Jumlah Komputer di sekolah sudah mencukupi untuk siswa.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
2. Kondisi komputer semuanya dalam keadaan baik.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
3. Guru menggunakan fasilitas laboratorium komputer untuk mengajar.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
4. Laboratorium komputer tidak menyediakan fasilitas internet.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
5. Siswa menggunakan laboratorium komputer untuk praktek.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
6. Siswa menggunakan fasilitas perpustakaan saat jam lowong.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
7. Isi laboratorium komputer tidak lengkap.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
8. Guru menggunakan fasilitas belajar berupa media LCD saat mengajar.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
9. Ruangan kelas tidak di rawat dengan baik.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
10. Penggunaan fasilitas laboratorium komputer tidak maksimal.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
11. Siswa tidak menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah dengan maksimal.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
12. Fasilitas belajar yang ada di kelas sudah lengkap.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
14. Kondisi ruangan belajar di sekolah membuar siswa nyaman.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
15. Perpustakaan menyediakan buku-buka dengan kurikulum terbaru.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
16. Penggunaan fasilitas LCD memudahkan siswa untuk memahami materi.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
17. Tersedia komputer khusus untuk praktek.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
18. Sekolah memiliki fasilitas internet untuk di gunakan siswa.
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
19. Siswa menggunakan menggunakan laboratorium komputer saat istirahat.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
D. Sangat Tidak Setuju
20. Fasilitas belajar berupa media LCD membuat siswa lebih antusias untuk mengikuti pelajaran.
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Tidak Setuju
B. Dokumentasi Hasil Belajar
Mata Pelajaran : Perakitan Komputer
Kelas : X TKJ
Tabel 1. Nilai Hasil Evaluasi
No. Nama Siswa Nilai Hasil Evaluasi
1 Alandra M. Lensun 78
2 Aldi Katuuk 74
3 Aldo Rumbayan 79
4 Aldy Rumbayan 78
5 Betsyeba Lompoliu 75
6 Calviano Soputan 64
7 Cristofel Tinggogoy 80
8 Eksel Hamel 74
9 Frandy Mangkey 82
11 Gino Tombokan 82
12 Giver Tatilu 69
13 Grandy Pinangkaan 73
14 Indah Manandri 65
15 Jounglive Vangobel 70
16 Kevin Kambey 78
17 Meldi Moningkey 67
18 Michel Masegi 72
19 Noviano Rorora 72
20 Prince Waworundeng 78
21 Prinsky Maukar 67
22 Rafly Wuwungan 70
23 Rando Limpele 66
24 Ravael Moniaga 79
25 Regina E. Sangi 69
26 Renaldi Sumanti 61
27 Renaldo Pangalila 75
28 Rendi Mantik 70
29 Ricardo Mandang 75
30 Rifka S. Tendean 71
31 Rivaldo Jacob 63
32 Rivaldo Kambey 68
33 Ronaldo G. Rumagit 71
34 Sefdi Wuner 75
35 Sendina Lengkong 76
36 Steven Kumontoy 71
37 Timoty Maengkom 75
38 Villy Boyoh 83
39 Winnie Tombeng 77
LAMPIRAN 2
PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN
B.
Pengujian Validitas Instrumen Fasilitas Belajar
A. Skor Instrumen Fasilitas Belajar
Pengujian ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor setiap butir soal instrument dan skor total. Koefisien korelasi tersebut selanjutnya disebut r hitung, kemudian menentukan r tabel dimana N (jumlah responden) sebanyak 40 dan taraf signifikansi 5% diperoleh angka “0.312”. butir soal dinyatakan valid jika r hitung > r tabel dan sebaliknya. Dengan bantuan program ‘Microsoft Excel’ didapat hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Butir Soal Instrumen
Dari tabel diatas dinyatakan 17 butir soal instrument valid (No 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20) dan 3 butir soal instrument tidak valid
(1,4 dan 12).
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN
A.
Uji Reliablitas Instrumen Fasilitas Belajar
Dilakukan dengan menghitung koefisien nilai reliabilitas butir-butir soal
yang valid dengan mengambil total skor dan memisahkan butir soal bernomor
genap dan ganjil. Instrument dinyatakan reliable jika nilai reliabilitas > r tabel
‘0.312’.
Tabel 4. Skor Total Butir Soal Ganjil dan Genap Valid
.
Kemudian dengan menggunakan program Data Analysis pada software
Table 5. Koefisien Reliabilitas Instrumen Fasilitas Belajar
Dari hasil perhitungan menggunakan Microsoft Excel diatas ddidapat nilai
reliabilitas 0.794512. karena nilai reliabilitas > r tabel maka instrument
dinyatakan reliabel.
UJI PERSYARATAN ANALISIS
A.
Uji Normalitas Data Fasilitas Belajar (X)
B.
Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Y)
C.
Uji Linearitas
Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal maka dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
liliefors.
Langkah pertama menentukan hipotesa pengujian:
Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Langkah kedua menentukan kriteria pengujian:
Terima Ho jika Lo < Lt
Tolak Ho jika Lo > Lt
Taraf signifikansi α 0,05
Langkah ketiga menghitung Z, F(z), S(z), dan selisih antara F(z)-S(z) dan masukan kedalam tabel.
Tabel 6. Uji Normalitas Variabel X
X F Z F(z) S(z) |F(z)-S(z)|
40 1
-2.0903393
13 0.018293665 0.025
0.00670633 5
41 1
-1.8322727
31 0.033455399 0.05 0.016544601
42 1
-1.5742061
49 0.057719899 0.075 0.017280101
43 2
-1.3161395
67 0.094063601 0.125 0.030936399
44 2
-1.0580729
85 0.145011085 0.175 0.029988915
45 3
-0.8000064
04 0.211853544 0.25 0.038146456
46 3
-0.5419398
22
47 3
-0.2838732
4 0.388253762 0.4 0.011746238
48 6
-0.0258066
58 0.489705776 0.55 0.060294224
49 5 0.232259924 0.591831931 0.675 0.083168069
50 4
0.4903265
05 0.688048563 0.775
0.0869514 37
51 1 0.748393087 0.772888455 0.8 0.027111545
52 4 1.006459669 0.842902749 0.9 0.057097251
53 1 1.264526251 0.896979398 0.925 0.028020602
55 1 1.780659415 0.962515946 0.95 0.012515946
56 1 2.038725996 0.979261309 0.975 0.004261309
57 1 2.296792578 0.989184697 1 0.010815303
Langkah keempat menyimpulkan hasil perhitungan.
Dari perhitungan pada tabel diperoleh selisih tertinggi atau Lo senilai
0,086951437. Berdasarkan nilai tabel kritis L uji Liliefors pada α 0,05
dengan n=40 maka diperoleh Ltabel senilai 0,1400889. Kesimpulannnya Lo
lebih kecil dari Ltabel yaitu Lo 0,086951437 < Lt 0,140088. Berdasarkan
kriteria pengujian jika Lo < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian data
sampel berdistribusi normal.
B. Uji Normalitas Data Hasil Belajar (Y)
Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal maka dilakukan pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
liliefors.
Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Langkah kedua menentukan kriteria pengujian:
Terima Ho jika Lo < Lt
Tolak Ho jika Lo > Lt
Taraf signifikansi α 0,05
Langkah ketiga menghitung Z, F(z), S(z), dan selisih antara F(z)-S(z) dan masukan kedalam tabel.
Tabel 7. Uji Normalitas Variabel Y
Y f Z F(z) S(z) |F(z)-S(z) |
60 1 -2.178871749 0.014670598 0.025 0.010329402
61 1 -2.006287848 0.022412773 0.05 0.027587227
63 1 -1.661120047 0.04834467 0.075 0.02665533
64 1 -1.488536146 0.068304779 0.1 0.031695221
65 1 -1.315952245 0.094095036 0.125 0.030904964
66 2 -1.143368344 0.126442845 0.175 0.048557155
67 1 -0.970784443 0.165827816 0.2 0.034172184
68 3 -0.798200542 0.212377062 0.275 0.062622938
69 2 -0.625616641 0.265783211 0.325
0.05921678 9
70 3 -0.45303274 0.325262583 0.4 0.074737417
71 2 -0.280448839 0.389566586 0.45 0.060433414
72 1 -0.107864938 0.457051415 0.475 0.017948585
73 3 0.064718963 0.525801118 0.55 0.024198882
75 1 0.409886765 0.659055493 0.7 0.040944507
76 1 0.582470666 0.719875153 0.725 0.005124847
77 4 0.755054567 0.774891879 0.825 0.050108121
78 2 0.927638468 0.823202432 0.875 0.051797568
79 1 1.100222368 0.864382377 0.9
0.03561762 3
80 2 1.272806269 0.898456602 0.95 0.051543398
82 1 1.617974071 0.947165907 0.975 0.027834093
83 1 1.790557972 0.963317872 1 0.036682128
Langkah keempat menyimpulkan hasil perhitungan.
Dari perhitungan pada tabel diperoleh selisih tertinggi atau Lo senilai
0,08121092. Berdasarkan nilai tabel kritis L uji Liliefors pada α 0,05
dengan n=40 maka diperoleh Ltabel senilai 0,1400889. Kesimpulannnya Lo
lebih kecil dari Ltabel yaitu Lo 0,08121092 < Lt 0,140088. Berdasarkan
kriteria pengujian jika Lo < Lt maka Ho diterima. Dengan demikian data
sampel berdistribusi normal.
C. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.
Dengan menggunakan aplikasi SPSS didapat hasil yang disusun dalam
Tabel 8. Tabel Anova Uji Linearitas
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
VARX * VARY
Between Groups
(Combined) 442.817 21 21.087 2.658 .020
Linearity 232.288 1 232.288 29.283 .000
Deviation from
Linearity 210.529 20 10.526 1.327 .275
Within Groups 142.783 18 7.932
Total 585.600 39
Dari tabel diatas didapat hasil Signifikansi pada liniearity 0.000. Karena
signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa dua variabel dalam
penelitian ini memiliki hubungan yang linear.
2 0,9000 0,9500 0,9800 0,9900 0,9990
3 0,8054 0,8783 0,9343 0,9587 0,9911
4 0,7293 0,8114 0,8822 0,9172 0,9741
5 0,6694 0,7545 0,8329 0,8745 0,9509
6 0,6215 0,7067 0,7887 0,8343 0,9249
7 0,5822 0,6664 0,7498 0,7977 0,8983
8 0,5494 0,6319 0,7155 0,7646 0,8721
9 0,5214 0,6021 0,6851 0,7348 0,8470
10 0,4973 0,5760 0,6581 0,7079 0,8233
11 0,4762 0,5529 0,6339 0,6835 0,8010
12 0,4575 0,5324 0,6120 0,6614 0,7800
13 0,4409 0,5140 0,5923 0,6411 0,7604
14 0,4259 0,4973 0,5742 0,6226 0,7419
15 0,4124 0,4821 0,5577 0,6055 0,7247
16 0,4000 0,4683 0,5425 0,5897 0,7084
17 0,3887 0,4555 0,5285 0,5751 0,6932
18 0,3783 0,4438 0,5155 0,5614 0,6788
19 0,3687 0,4329 0,5034 0,5487 0,6652
20 0,3598 0,4227 0,4921 0,5368 0,6524
21 0,3515 0,4132 0,4815 0,5256 0,6402
22 0,3438 0,4044 0,4716 0,5151 0,6287
23 0,3365 0,3961 0,4622 0,5052 0,6178
24 0,3297 0,3882 0,4534 0,4958 0,6074
25 0,3233 0,3809 0,4451 0,4869 0,5974
26 0,3172 0,3739 0,4372 0,4785 0,5880
27 0,3115 0,3673 0,4297 0,4705 0,5790
28 0,3061 0,3610 0,4226 0,4629 0,5703
29 0,3009 0,3550 0,4158 0,4556 0,5620
30 0,2960 0,3494 0,4093 0,4487 0,5541
31 0,2913 0,3440 0,4032 0,4421 0,5465
32 0,2869 0,3388 0,3972 0,4357 0,5392
33 0,2826 0,3338 0,3916 0,4296 0,5322
34 0,2785 0,3291 0,3862 0,4238 0,5254
35 0,2746 0,3246 0,3810 0,4182 0,5189
36 0,2709 0,3202 0,3760 0,4128 0,5126
37 0,2673 0,3160 0,3712 0,4076 0,5066
38 0,2638 0,3120 0,3665 0,4026 0,5007
39 0,2605 0,3081 0,3621 0,3978 0,4950
40 0,2573 0,3044 0,3578 0,3932 0,4896
41 0,2542 0,3008 0,3536 0,3887 0,4843
42 0,2512 0,2973 0,3496 0,3843 0,4791
43 0,2483 0,2940 0,3457 0,3801 0,4742
44 0,2455 0,2907 0,3420 0,3761 0,4694
45 0,2429 0,2876 0,3384 0,3721 0,4647
46 0,2403 0,2845 0,3348 0,3683 0,4601
47 0,2377 0,2816 0,3314 0,3646 0,4557
48 0,2353 0,2787 0,3281 0,3610 0,4514
49 0,2329 0,2759 0,3249 0,3575 0,4473
50 0,2306 0,2732 0,3218 0,3542 0,4432
51 0,2284 0,2706 0,3188 0,3509 0,4393
LAMPIRAN: Tabel Nilai Kritis Distribusi t
0 t(tabel)
Degrees Upper Tail Areas ()
Freedom .25 .10 .05 025 .O1 .005
1 1.0000 3.0777 6.3138 12.7062 31.8207 63.6574
5 0.7267 1.4759 2.0150 2..5706 3.3649 4.0322 6 0.7176 1.4398 1.9432 2..4469 3.1427 3.7074
10 0.6998 1.3722 1.8125 2..2281 2..7638 3.1693 11 0.6974 1.3634 1.7959 2..2010 2..7181 3.1058
15 0.6912 1.3406 1.7531 2..1315 2..6025 2..946 7 16 0.6901 1.3368 1.7459 2..1199 2..5835 2..920
8
20 0.6870 1.3253 1.7247 2..0860 2..5280 2..845 3 21 0.6864 1.3232 1.7207 2..0796 2..5177 2..831
4
25 0.6844 1.3163 1.7081 2..0595 2..4851 2..787 4 26 0.6840 1.3150 1.7056 2..0555 2..4786 2..778
7
30 0.6828 1.3104 1.6973 2..0423 2..4573 2..750 0 31 0.6825 1.3095 1.6955 2..0395 2..4528 2..744
0
35 0.6816 1.3062 1.6896 2..0301 2..4377 2..723 8 36 0.6814 1.3055 1.6883