PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN OLEH
KONSUMEN
Mata Kuliah
: Perilaku Konsumen
Nama Lengkap
: Sri Setiawaty
Npm
: 18211261
Dosen
: Tomy Adi Sumiars, SE
Kelas
: 3EA27
Program Sarjana Ekonomi Manajemen
UNIVERSITAS GUNADARMA
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 1
DAFTAR ISI
BAB I ... 2
I.1 Menurut Kotler (2001:144): ... 2
BAB II ... 3
II.1 Model-Model Pengambilan Keputusan Pembelian ... 3
II.2 Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 4
II.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah ... 4
II.4 Pembelian ... 6
3.1 Diagnosa Perilaku Konsumen ... 7
BAB III ... 9
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan promosi “50% Discount” merupakan sebuah fenomena yang menarik di kalangan bisnis ritel, sebagai salahsatu strategi pemasaran perusahaan. Penggunaaan strategi
pemasaran dengan 50% Discount di restoran dapat menjadi stimulus terhadap keputusan pembelian
konsumen. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh stimulus tersebut terhadap perilaku
pengambilan keputusan pembelian konsumen restoran di Surabaya. Perilaku konsumen diamati
melalui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut, yaitu faktor sosial, faktor personal,
faktor psychological, dan faktor cultural, sedangkan keputusan pembelian diamati melalui bentuk
proses pengambilan keputusan pembelian, dan digolongkan dalam Fully Planned Purchase, Partially
Planned Purchase, dan Unplanned Purchase. Hasil penelitian dari 100 responden menunjukan bahwa
stimulus “50% Discount”yang diberikan melalui faktor sosial dan psychological berpengaruh positif significan terhadap perilaku pengambilan keputusan, sedangkan faktor culture dan faktor personal
tidak berpengaruh terhadap perilaku pengambilan keputusan pembelian konsumen.
Kata kunci: perilaku konsumen, 50% discount, keputusan pembelian, restoran.
I.1
Menurut Kotler (2001:144):
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial,
pribadi, psikologis. Sebagian faktorfaktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi
sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen
tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.
Proses pengambilan keputusan pembelian ada lima tahap yaitu a. pengenalan
kebutuhan,b. pencarian informasi, c.pengevaluasian alternatif, d.keputusan pembelian, dan e.
perilaku setelah pembelian.
Tetapi pada faktanya banyak orang melakukan suatu pembelian dengan pandangan dari
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Model-Model Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan pembelian diawali dengan adanya kebutuhan yang
berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa alternatif sehingga
perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh alternatif terbaik dari persepsi
konsumen. Di dalam proses membandingkan ini konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan
tingkat kepentingannya tergantung dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya.
Keputusan pembelian akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan
sisi positif dengan sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari solusi
terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule), yang setelah konsumsi akan
dievaluasi kembali.
Model-model pengambilan keputusan telah dikembangkan oleh beberapa ahli untuk
memahami bagaimana seorang konsumen mengambil keputusan pembelian. Model-model
pengambilan keputusan kontemporer ini menekankan kepada aktor yang berperan pada
pengambilan keputusan yaitu konsumen, serta lebih mempertimbangkan aspek psikologi dan sosial
individu.
Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:
1. Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan
bersifat lebih rasional.
2. Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos
sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya
3. Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen,
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 4
II.2
Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Pada dasarnya tipe-tipe pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua hal,
yaitu:
1. Keputusan yang diprogramkan :
Keputusan yang diprogramkan merupakan keputusan yang direncanakan sesuai dengan
kebiasaan, aturan, atau prosedur yang berlaku. Biasanya hasil atau dampak dari keputusan ini
tidak mengejutkan karena cenderung berulang-ulang dan lebih bersifat rutinitas. Kehadiran
keputusan ini sering dengan mudah dapat diantisipasi sebelumnya oleh karyawan. Untuk lebih
jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Kegiatan audit mutu internal, Rapat
tinjauan manajemen, Pemeliharaan rutin, Pemeliharaan suku cadang secara rutin, Mengikuti
pelatihan yang direncanakan.
2. Keputusan yang tidak diprogramkan :
Keputusan yang tidak diprogramkan merupakan keputusan yang tidak direncanakan
sebelumnya. Biasanya berkenaan dengan masalah-masalah baru dan bersifat khusus. Dalam
menangani tipe keputusan ini, pimpinan cenderung menggunakan pertimbangan, intuisi, dan
kreativitas. Tipe keputusan ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan keputusan yang
diprogramkan. Waktunya sering tidak bisa diduga, bersifat darurat dan segera sehingga cukup
menyulitkan pimpinan dalam mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat diberikan
contoh dari tipe keputusan ini: Keluhan dari pelanggan, Keterlambatan distribusi ke pelanggan,
Kerusakan mesin yang berakibat fatal, Pengunduran diri personel inti, Unjuk rasa dan
pemogokan karyawan.
II.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Faktor-faktornya antara lain :
1. Masalah sederhana ( simple problem ) CORAK/JENIS MASALAH
Ciri : Berskala besar, tidak berdiri sendiri ( memiliki kaitan erat dengan masalah lain )
mengandung konsekuensi besar pemecahannya memerlukan pemikkiran yang tajam dan
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 5
Scope : pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap
staf pembantunya.
Jenis : Masalah yang terstruktur ( structured problems ) dan masalah yang tidak terstruktur (
unstructured problems )
2. Masalah rumit ( complex problems ) CORAK/JENIS MASALAH
Definisi : masalah yang jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali
sehingga pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat
rutin, repetitif dan dibakukan.
Contoh : pengajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan dll
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan
penyusunan metode / prosedur / program tetap
3. Masalah yang terstruktur
Definisi : penyimpangan dari masalah yang bersifat umum, tidak rutin , tidak jelas faktor
penyebab dan konseukuensinya serta tidak repertitif kasusnya.
Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama diperlukan teknik pk yang bersifat
non-programmed decision making
4. Masalah yang tidak terstruktur
Pendefinisian masalah yang baik :
Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi
Data objek dipisahkan dari presepsi
Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi
Masalah harus dinyatakan secara eksplisit atau tegas , untuk menghindarkan dari
pembuatan definisi yang tidak jelas
Definisi yang harus dinyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara sekunder atau
harapan yang telah ditetapkan dan kenyataan yang terjadi
Definisi yang dibuat harus dinyatakan dengan jelas pihak-pihak yang terkait atau
berkepentingan dengan terjadinya masalah
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 6
II.4
Pembelian
Struktur keputusan membeli penting, karena sesudah menentukan kebutuhan dan
mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan
untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen, yaitu :
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau
tujuan lain selain melakukan pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada
konsumen yang diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang
mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain (membeli
kamera, pakaian, dan buku)
2. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu,
corak,dan sebagainya). Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui
kesukaan konsumen (untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa
tersebut menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium 120,
kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3. Keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana
konsumen memilih sebuah merk. Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa
tersebut memilih untuk mendapatkan komputer merk acer.
4. Keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan
lain-lain, perusahaan ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana
konsumen memilih penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli
di toko elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan harga, ia
mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli layanan purna jual.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 7
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan
harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu
pembelian, yang juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan,
periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui
hal ini yang akan mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai,
kemudahan kredit, bunga rendah, dan lain-lain).
3.1
Diagnosa Perilaku Konsumen
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yaitu:
1. Untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang
tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran,
pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
3. Pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan
ide dengan lebih cepat dan efektif.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu :
1. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara
mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui
wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk
dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
2. Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 8
keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba
teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi,
membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
3. Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari
ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji
coba model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan
dan perilaku konsumen.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas
perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda.
Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung
permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Contoh Kasus Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Seorang A yang sudah berumah tangga membutuhkan cairan dalam tubuh untuk
sehari–hari atau air minum mineral untuk di minumnya. Saat itu ia langsung mencari informasi dari
orang–orang terdekatnya untuk menentukan air minum yang akan ia konsumsi setiap harinya.
Setelah A mendapat cukup banyak informasi merek, kualitas, harga, lokasi pendapatan produk
tersebut maka A mengevaluasi terhadap pilihannya dengan cermat untuk mendapatkan air minum
yang baik untuk dirinya dan keluarga.Setelah mengevaluasi berbagai macam merek maka A
menjatuhkan pilihan pada produk air minum aqua yang di produksi oleh Danone yang sudah lama
ada dan sangat di kenal masyarakat dan di gemari masyarakat karena aqua di ambil dari sumber
mata air terpercaya dan jernih melalui tahap proses beberapa kali penyaringan sehingga sangat
aman dan terjamin untuk di konsumsi setiap hari dalam pengganti cairan tubuh. Tidak sedikit orang
memilih air minum aqua karena terjamin untuk kesehatannya dan mudah di dapatkan. Setelah A dan
keluarga mencobanya beberapa bulan ternyata benar aqua terjamin bersih ,jernih dan mudah di
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 9
BAB III
KESIMPULAN
jadi kesimpulan mengenai konsumen memilih atau dipilih produsen dan sebaliknya
adalahsemua kondisi benar. Karena setiap pihak menjalankan perannya masing-masing
dalammencapai tujuan serta memenuhi kebutuhan. Produsen mencari konsumen dengan
berbagaipenetapan kriteria dan strategi untuk mencapai target sasaran yang telah ditetapkan
sebagaiacuan. Sedangkan konsumen mencari dan memilih produk terbaik dari suatu produsen
TUGAS PERILAKU KONSUMEN... SRI SETIAWATY FE-UGD, 2011 Page 10
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. “PERILAKU KONSUMEN“.http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen (13 April
2013)
“STUDI TENTANG PELAKSANAAN KEWAJIBAN PELAKU USAHA BERKAITAN DENGAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERUNDUNGAN KONSUMEN”.
http://pustakaonline.wordpress.com/2008/03/21/studi-tentang-pelaksanaan-kewajiban-pelaku-