BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi Penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan
dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan
permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Adapun metodologi penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba
Samosir, yakni mengamati dan meneliti tentang percepatan pembangunan daerah
di kedua kabupaten tersebut dan untuk melihat Perbandingan Percepatan
Pembangunan antara kedua Kabupaten yakni kabupaten induk Tapanuli Utara dan
Kabupaten Pemekaran Toba Samosir.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
merupakan data dalam bentuk angka-angka. Penelitian ini juga menggunakan data
sekunder. Data sekunder ialah data yang diperoleh langsung dari instansi-instansi
resmi atau publikasi-publikasi resmi. Dan data time series dari tahun 1998 (awal
terjadinya pemekaran di kabupaten Toba Samosir ) sampai tahun 2015. Data yang
digunakan adalah :
1. Data pertumbuhan ekonomi di kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten
Toba Samosir dari tahun 1998-2015 untuk melihat tingkat laju
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan setelah dilakukannya pemekaran
2. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kabupaten Tapanuli
Utara dan kabupaten Toba Samosir dari tahun 1998-2015 untuk melihat
tingkat PDRB setelah dilakukannya pemekaran didaerah tersebut.
3. Data Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kabupaten Tapanuli Utara dan
kabupaten Toba Samosir dari tahun 1998-2015 untuk melihat sumber
keuangan daerah didaerah tersebut yang digali dari wilayah yang
bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah,
hasil pengelolaan kekayaan, daerah yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
4. Data Angka Kemiskinan di kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Toba
Samosir dari tahun 1998-2015 untuk melihat jumlah rill maupun persentase
penduduk yang memenuhi kriteria GK (Garis Kemiskinan) yang ditetapkan
oleh Badan Pusat Statistik yaitu berdasarkan pengeluaran perkapita dalam
sebulan.
5. Data Pengangguran di kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Toba
Samosir untuk melihat tingkat pengaguran terbuka yang ditetapkan oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan penduduk usia 15 tahun ke atas .
Sumber data adalah data kuantitatif dalam bentuk data berkala (time series)
dalam kurun waktu dari tahun 1998 sampai dengan tahun 2015 (tahunan) yang
1. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tapanuli Utara ,
2. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Toba Samosir,
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten
Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir
4. Website, jurnal, dan hasil-hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
3.3 Batasan Operasional
Adapun batasan operasional penelitian ini adalah untuk mengetahui
Perbandingan Percepatan Pembangunan Kabupaten Induk Tapanuli Utara dengan
Kabupaten Pemekaran Toba Samosir. Dimana tingkat perbandingan percepatan
pembangunan tersebut diukur dari tingkat laju pembangunan, tingkat
kesejahteraan masyarakat dan tingkat pengangguran.
3.4 Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah
1. Pemekaran wilayah merupakan proses pembagian wilayah dan dianggap
sebagai salah satu strategi dari percepatan pembangunan suatu wilayah.
2. Pertumbuhan ekonomi adalah persentase perubahan PDRB dan melihat laju
pertumbuhan ekonomi dan laju pembangunna ekonomi daerah di
Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Toba Samosir tahun 1998-2015.
3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita adalah PDRB
Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Toba Samosir atas dasar harga
4. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber keuangan daerah
Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Toba Samosir yang digali dari
wilayah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan, daerah yang dipisahkan dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah tahun 1998-2015.
5. Angka Kemiskinan merupakan jumlah rill maupun persentase penduduk
yang memenuhi kriteria GK (Garis Kemiskinan) yang ditetapkan oleh
Badan Pusat Statistik yaitu berdasarkan pengeluaran perkapita dalam
sebulan Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten Toba Samosir tahun
1998-2015.
6. Pengangguran merupakan tingkat pengaguran terbuka yang ditetapkan oleh
Badan Pusat Statistik berdasarkan penduduk usia 15 tahun ke atas Kabupaten
Tapanuli Utara dan kabupaten Toba Samosir tahun 1998-2015.
3.5 Metode Analisis 3.5.1 Metode Indeksasi
Metode indeksasi digunakan untuk melihat keberhasilan pemekaran daerah
Kabupaten Toba Samosir dengan membandingkan percepatan pembangunan yang
diukur melalui indeks kinerja ekonomi daerah ataupun laju pembangunan
ekonomi daerah dengan variabel/indikator pertumbuhan ekonomi, PDRB,
pendapatan asli daerah, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran kabupaten
toba samosir pada periode sesudah pemekaran dengan Kabupaten Tapanuli Utara
yang merupakan daerah induknya. Jika nilai indeks Kabupaten Toba Samosir
pemekaran daerah dapat dinyatakan berhasil dalam membentuk sebuah daerah
baru yang setara dengan daerah induknya.
Metode indeksasi merupakan metode yang dilakukan dengan
menstrukturkan dan mengolah data berdasarkan perhitungan terhadap variabel
kontrol atau indikator masukan yang mempresentasikan variabel indeks yang
diinginkan. Metode perhitungan indeks mengacu pada metode yang digunakan
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dalam mengukur
keberhasilan pemekaran daerah. Metode ini digunakan untuk menilai kinerja
pembangunan ekonomi. Pada akhirnya dengan metode ini akan dinilai apakah
kinerja pembangunan ekonomi mengalami peningkatan dibanding tahun
sebelumnya pada Kabupaten Tapanuli Utara sebagai daerah induk, dan apakah
setelah pemekaran terjadi perkembangan dalam kondisi perekonomian daerah atau
tidak dengan membandingkan indeks kinerja ekonomi daerah otonom baru yakni
Kabupaten Tapanuli Utara sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Toba Samosir
sebagai kabupaten pemekaran ataupun daerah otonom baru. Metode ini juga
digunakan Bappenas dalam melakukan perbandingan terhadap program-program
pembangunan daerah. Secara matematis rumusnya sebagai berikut:
IKE = ( � �� + � � ��+ � ��+ – ��� + − �� + –����� )
�
Keterangan : IKE = Indeks Kinerja Ekonomi
LPE = Laju Pertumbuhan Ekonomi
Perhitungan indeksasi pada indikator ini memiliki dua arah, dimana Laju
Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan PDRB Per Kapita, dan Pendapatan Asli
Daerah berarah positif sedangkan Angka Kemiskinan, dan tingkat penganguran
berarah negatif. Untuk indeks indikator yang berarah positif nilainya akan
semakin baik jika mendekati 100. Tetapi untuk indeks indikator yang berarah
negatif nilainya akan lebih baik jika semakin menjauhi angka 100. Untuk itu
diperlukan penyesuaian dengan menggunakan reserve index untuk indikator dimaksud dengan rumusan sebagai berikut:
RIIi.k = 100 – IIi.k Dimana:
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Utara a. Kondisi Geografis
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten/Kota di
Propinsi Sumatera Utara terletak diwilayah pengembangan dataran tinggi
Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter diatas permukaan
laut. Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara berada di pegunungan Bukit
Barisan, bagian tengah Provinsi Sumatera Utara, terletak pada 1°20′−2°41′
Lintang Utara dan 98°05′′99′′°16 ™ Bujur Timur. Adapun batas-batas
Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Samosir.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan
Kabupaten Humbang Hasundutan.
b. Topografi
Topografi Kabupaten Tapanuli Utara pada umumnya berbukit dan
bergelombang, yang diselingi oleh dataran pada bagian tenggara dan selatan
Danau Toba serta dataran Humbang. Daerah dataran yang terdapat di Kabupaten
Tapanuli Utara memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai lahan tanaman
bergelombang memiliki potensi untuk pengembangan komoditi perkebunan dan
kehutanan. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut Kabupaten Tapanuli
Utara dibagi atas empat bagian yakni (i) 300-500m; (ii) 500-1000m; (iii)
1000-1500m; (iv)1500m ke atas. Keadaan kemiringan lereng Kabupaten Tapanuli Utara
pada umumnya bervariasi mulai dari datar, landai, miring sampai terjal.
c. Luas Wilayah
Pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara telah dimekarkan kembali
berdasarkan UU No 9 Tahun 2003 menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten
Tapanuli Utara sebagai induk Kabupaten dan Kabupaten Humbang Hasundutan
sebagai Kabupaten pemekaran. Luas wilayah kabupaten Tapanuli Utara pasca
pemekaran termasuk di dalamnya luas perairan Danau Toba adalah 380.013 Ha,
yang terdiri dari 379.371 Ha luas daratan dan 660 Ha luas perairan Danau Toba.
d. Administrasi Pemerintahan
Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua
kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang pembentukan Kabupaten
Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing. Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten
Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten
Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan .
Setelah adanya pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara secara wilayah administratif
11 kelurahan. Di bawah ini terdapat 15 kecamatan yang berada di Kabupaten
Tapanuli Utara:
1. Kecamatan Parmonangan
2. Kecamatan Adian Koting
3. Kecamatan Sipoholon
4. Kecamatan Tarutung
5. Kecamatan Siatas Barita
6. Kecamatan Pahae Julu
7. Kecamatan Pahae jae
8. Kecamatan Purbatua
9. Kecamatan Simangumban
10.Kecamatan Pangaribuan
11.Kecamatan Garoga
12.Kecamatan Sipahutar
13.Kecamatan Siborongborong
14.Kecamatan Pagaran
15.Kecamatan Muara
Sumber : BPS Tapanuli Utara
Gambar 4.1
e. Keadaan Klimatologi
Keadaan klimatologi di Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan curah hujan
dan hari hujan tahun 2000-2004 adalah sebagai berikut : curah hujan rata-rata
setiap bulannya berkisar 100,8-264,8 mm; hari hujan rata-rata 8-19 hari perbulan.
Musim hujan terbesar pada umumnya jatuhnya pada bulan September sampai
Desember dan musim kemarau hampir tidak dijumpai.
4.1.2 Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir a. Kondisi Geografis
Kabupaten Toba Samosir berada pada 2°03' - 2°40' Lintang Utara dan
98°56′ - 99°40′ Bujur Timur, Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah
2.012, 80 km2. Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi
dengan ketinggian antara 900 - 2.200 meter diatas permukaan laut, dengan
topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan
terjal.Struktur tanahnya labil dan terletak pada wilayah gempa tektonik dan
vulkanik. Kabupaten Toba Samosir berbatasan langsung dengan :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Simalungun
2. SebelahSelatan : Kabupaten Tapanuli Utara
3. Sebelah Barat: Kabupaten Samosir dan Danau Toba
4. Sebelah Timur: Kabupaten Asahan dam Kabupaten Labuhanbatu
b. Topografi
Kabupaten Toba Samosir terletak pada bagian tengah Provinsi Sumatera
Utara dan berada di jajaran Bukit Barisan dengan topografi berbukit dan
pengaman bagi kabupaten lainnya karena wilayah ini merupakan hulu dari
beberapa sungai besar dan kecil yang mengalir ke Wilayah Timur Sumatera
Utara.Komposisi tanah didominasi jenis tanah Tufo Toba, pasir tercampur tanah
liat, kapur dan sebagian lainnya beruipa lapisan tanah batuan yang relatif kurang
subur untuk pertanian.
c. Luas Wilayah
Kabupaten Toba Samosir pada tahun 1998 telah menjadi kabupaten
pemekaran sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang
pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal. Pada
tabel dibawah ini dapat dilihat luas wilayah tiap-tiap kecamatan di Kabupaten
Toba Samosir dan persentase luas wilayah kecamatan-kecamatan terhadap luas
total kabupaten. Dimana Habinsaran sebagai kecamatan dengan luas wilayah
terbesar di Kabupaten Toba Samsoir dengan persentase 20,21 % terhadap luas
total wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan atau sekitar 408,70 km2.
Sedangkan kecamatan Siantar Narumonda menjadi kecamatan yang terkecil luas
wilayahnya di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah 22,20 km2 atau 1,10
% terhadap luas total wilayah Kabupaten Toba Samosir.
d. Administrasi Pemerintahan
Wilayah Kabupaten Toba Samosir berada di antara lima kabupaten di
Propinsi Sumatera Utara meliputi sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten
Simalungun, sebelah Timur berbatasan dengan Labuhan Batu dan Asahan,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara serta sebelah Barat
Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten di Propinsi
Sumatera Utara hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara melalui Undang–
undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir
dan Kabupaten Mandailing Natal yang diresmikan pada tanggal 09 Maret 1999
oleh Menteri Dalam Negeri. Pada saat awal terbentuknya, Kabupaten Toba
Samosir terdiri dari 13 kecamatan dan 4 perwakilan kecamatan, 281 desa serta 19
kelurahan dengan Kecamatan Balige sebagai ibu kota kabupaten.
Seiring dengan perkembangan aspirasi masyarakat dan pembangunan di
Kabupaten Toba Samosir, pada tahun 2003 Kabupaten Toba Samosir dimekarkan
menjadi Kabupaten Toba Samosir dengan ibu kotanya Kecamatan Balige dan
Kabupaten Samosir dengan ibu kotanya Kecamatan Pangururan. Dan sampai
dengan disusunnya buku putih ini (tahun 2010), wilayah administrasi Kabupaten
Toba Samosir dengan total luas wilayah daratan 2.021,8 km2 terdiri dari 16
kecamatan, 13 kelurahan dan 231 desa. Keenam belas kecamatan tersebut adalah;
1. Kecamatan Tampahan;
11.Kecamatan Pintu Pohan Meranti;
12.Kecamatan Porsea;
13.Kecamatan Bona Tua Lunasi;
14.Kecamatan Uluan;
15.Kecamatan Lumban Julu;
Sumber : BPS Toba Samosir
Gambar 4.2
PETA BATAS ADMINISTRASI KECAMATAN DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR
4.2 Kondisi Kependudukan
4.2.1 Kondisi Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara
Yang dimaksud dengan penduduk adalah sekelompok orang yang bertempat
tinggal di suatu wilayah, seperti di dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga
Sejahtera yaitu penduduk adalah orang sebagai diri pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kuantitas yang bertempat
tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Besar kecilnya jumlah penduduk dalam suatu daerah menjadi faktor
terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek
pembangunan. Apabila dikelola dengan baik dan benar, penduduk dapat menjadi
faktor pendorong dalam pembangunan di suatu daerah. Dengan kualitas penduduk
penduduk yang ada tidak dikelola dengan baik maka dampak ledakan penduduk
akan mengakibatkan pengaruh yang kurang baik terhadap jalannya pembangunan
suatu daerah.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015
NO Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Penduduk
Sumber : BPS Tapanuli Utara Dalam Angka
Jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2015 adalah
293.399 jiwa. Dimana penduduk perempuan berjumlah 148.294 jiwa sedangkan
laki-laki berjumlah 145.294 jiwa, artinya lebih banyak jumlah penduduk
perempuan dibandingkan penduduk laki-laki. Pada tahun 2015 kecamatan
siborongborong merupakan penyumbang jumlah penduduk terbanyak yaitu
penduduk terkecil dimiliki oleh kecamatan purbatua yaitu 7.525 jiwa dengan
kepadatan penduduk 51 jiwa/km2.
4.2.2 Kondisi Kependudukan Kabupaten Toba Samosir
Kependudukan atau demografi meliputi gambaran dinamika kependudukan
masyarakat. Perkembangan tersebut dapat mencakup gambaran ukuran penduduk,
komposisi penduduk dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, serta migrasi.
Tabel 4.2
Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015 Sumber : Toba Samosir Dalam Angka, 2015
Jumlah penduduk Kabupaten Toba Samosir dari tahun ke tahun mengalami
Samosir berjumlah 179.704 jiwa yang tersebar pada 16 kecamatan. Kecamatan
Balige merupakan wilayah yang paling banyak penduduknya dengan jumlah
mencapai 38.088 jiwa . Kepadatan penduduk Kabupaten Toba Samsoir berada
pada kisaran 2.593,366 jiwa/km2. Menurut wilayah kecamatan, kepadatan
penduduk antar kecamatan berada pada rentang 39.2 jiwa/Km2 hingga 418.32
jiwa/Km2. Kecamatan Balige menempati tempat pertama sebagai kecamatan
dengan kepadatan penduduk tertinggi yang mencapai 418.32 jiwa/Km2. Diikuti
oleh Kecamatan Porsea dengan kepadatan penduduk mencapai 366.82 jiwa/Km2.
Kecamatan Balige sebagai ibukota Kabupaten, menempati urutan pertama
4.3 Kondisi Perekonomian
4.3.1 Kondisi Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara Tabel 4.3
PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010
(Juta Rupiah)
No Lapangan Usaha PDRB (Jutaan Rupiah) Tahun 2010
ADHB ADHK
3 Industri Pengolahan 120.263,22 95.716,68
4 Pengadaan Listrik dan
6 Konstruksi 718.611,09 578.504,96
7 Perdagangan Besar dan
12 Real Estet 143.920,28 105.686,76
13 Jasa Perusahaan 16.774,39 13.868,44
14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
556.469,14 511.498,30
15 Jasa Pendidikan 100.963,23 90.874,16
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
45.260,69 39.734,10
17 Jasa Lainnya 7.460,08 6.543,34
Secara keseluruhan pada tahun 2010 nilai nominal PDRB atas harga
berlaku sebesar Rp.5.828.152,12 juta lebih besar nilai nya dibandingkan nilai
nominal PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp.4.868.953,82 juta, dimana
peranaan sektor usaha terhadap pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara pada
tahun 2010 atas dasar harga berlaku adalah pertanian sebesar Rp.2.774.494,55
juta, pertambangan sebesar Rp.4.051,46 juta, industri pengolahan sebesar
RP.120.263,22 juta, listrik dan gas sebesar Rp.4.344,43 juta, air,sampah,limbah
dan daur ulang sebesar Rp.6.282,27 juta, konstruksi sebesar Rp.718.611,09 juta,
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
Rp.757.727,59 juta, transportasi dan pergudangan sebesar Rp.276.720,19 juta,
akomodasi dan makan minum sebesar Rp.148.739,36 juta, informasi dan
komunikasi sebesar Rp.47.375 juta, jasa keuangan dan asuransi sebesar
Rp.98.695,14 juta, rael estet sebesar Rp.143.920,28 juta, jasa perusahaan sebesar
Rp.16.774,39 juta, administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib
sebesar Rp.556.469,14 juta, jasa pendidikan sebesar Rp.100.963,23 juta, jasa
kesehatan dan kegiatan sosial sebesar Rp.45.260,69 juta, jasa lainnya sebesar
Rp.7.460,08 juta dan jumlah PDRB atas dasar harga berlaku sebesar
Rp.5.828.152,12 juta.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2010 kabupaten
Tapanuli sebesar Rp.4.868.953,82 juta dimana peranaan sektor usaha terhadap
pertumbuhan Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku
adalah pertanian sebesar Rp.2.353.115,87 juta, pertambangan sebesar Rp.3.540,36
Rp.5.110,96 juta, air,sampah,limbah dan daur ulang sebesar Rp.5.269,98 juta,
konstruksi sebesar Rp.578.504,96 juta, perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor sebesar Rp.603.911,12 juta, transportasi dan pergudangan
sebesar Rp.224.708,90 juta, akomodasi dan makan minum sebesar Rp.107.773,05
juta, informasi dan komunikasi sebesar Rp.46.653,29 juta, jasa keuangan dan
asuransi sebesar Rp.76.443,56 juta, rael estet sebesar Rp.105.686,76 juta, jasa
perusahaan sebesar Rp.13.868,44 juta, administrasi pemerintah, pertahanan dan
jaminan sosial wajib sebesar Rp.511.498,30 juta, jasa pendidikan sebesar
Rp.90.874,16 juta, jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar Rp.39.734,10 juta,
jasa lainnya sebesar Rp.6.543,34 juta dan jumlah PDRB atas dasar harga berlaku
sebesar Rp.4.868.953,82 juta.
Kegiatan perekonomian di Kabupaten Tapanuli Utara tunbuh dan
berkembang terutama didukung adanya kegiatan pertanian tanaman pangan,
perkebunan rakyat dan kepariwisataan. Disamping itu juga berkembang kegiatan
industri pengolahan hasil pertanian, perikanan dan peternakan.
a. Pertanian
Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Kabupaten Tapanuli
Utara, baik sebagai penghasil nilai tambah maupun sumber penghasilan rakyat.
Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian yang besar terhadap PDRB
Kabupaten Tapanuli Utara.
b. Perkebunan
Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Tapanuli Utara adalah perkebunan
perkebunan. Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat adalah
tanaman kemenyan.
c. Perikanan
Daerah Kabupaten Tapanuli Utara selain memiliki Danau Toba juga terdapat
kolam, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan.
d. Peternakan
Usaha peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara umumnya adalah usaha
peternakan rakyat. Dalam mendukung pengembangan usaha peternakan di daerah
ini terdapat potensi lahan penggembalaan yang tersebar di seluruh kecamatan
dengan luas 10.290 Ha.
e. Kepariwisataan
Kondisi iklim dan topografi wilayah kabupaten yang tidak monoton, menjadi
suatu potensi bagi kegiatan wisata. Hingga saat ini potensi wisata yang terdapat di
Kabupaten Tapanuli Utara berskala regional, antara lain Kawasan Wisata Rohani
Salib Kasih Kecamatan Siatas Barita, Kawasan Wisata Danau Toba di Kecamatan
Muara, Obyek Wisata Pemandian Air Panas di Kecamatan Sipoholon dan Obyek
Wisata Pemandian Air Soda.
f. Industri
Jenis industri yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara pada umumnya masih
merupakan industri skala kecil/kerajinan menengah. Selain itu terdapat juga
industri sedang/menengah yang potensial untuk dikembangkan seperti : industri
Siborongborong dan Tarutung. Dalam mendukung pembangunan sektor pertanian
di Kabupaten Tapanuli Utara, beberapa investor telah mengucurkan investasi
untuk pengembangan agroindustri di Tapanuli Utara, yaitu : industri Pengolahan
Kopi Terpadu (PT. Tapanuli Investasi Agro), industri Pengolahan Nenas Terpadu
(PT.Alami Agro Industry).
g. Pertambangan
Bahan tambang yang ditemukan di Kabupaten Tapanuli Utara bervariasi jenisnya
dan beberapa diantaranya mempunyai prospek yang cukup cerah untuk
dikembangkan. Beberapa bahan tambang tersebut yaitu : batu gamping, batu
apung, belerang, feldspar, kaolin, oker dan mika telah dianalisa kandungan
kimianya atas kerjasama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dengan Direktorat
Sumber Daya Mineral, Direktorat Jenderal Geologi, Bandung dan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jakarta.
h. Energi dan Ketenagalistrikan
Kabupaten Tapanuli Utara memiliki potensi sumber daya alam dengan potensi
sumber energi terbaru dan dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan listrik
sebagai sumber energi, dimana pelaksanaan pembangunan sebelumnya dilakukan
atas kerjasama antara Pertamina dan PT Perusahaan Lisrik Negara-UNOCAL
NORTH SUMATERA GEOTHERMAL. Sampai saat ini telah sembilan sumur
bor eksplorasi yang terdapat di Kecamatan Pahae julu. Salah satu sumur
eksplorasi yang terdapat di silakitang dapat memproduksi sekitar 50 MW yang
4.3.2 Kondisi Perekonomian Kabupaten Toba Samosir
Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional
harus dilaksanakan secara terpadu dan serasi serta diarahkan untuk
mengembangkan daerah sesuai dengan prioritas dan potensi wilayah/kawasan.
Upaya untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat pada periode 2011-2015 masih
akan dibayangi oleh kondisi krisis ekonomi global. Tantangan pokok yang akan
dihadapi pada periode 2011-2015 masih terkait dengan masalah-masalah sosial
mendasar terutama penganguran dan kemiskinan. Pada tahun 2008 jumlah pencari
kerja yang terdaftar pada Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Toba
Samosir sebanyak 614 orang dengan rincian 208 laki-laki dan 406 perempuan.
Dari jumlah tersebut 60,59% merupakan pencari kerja tamatan SLTA, tamatan
Diploma 19,06%, tamatan Sarjana 18,73% dan sisanya 1,63% merupakan tamatan
SLTP dan SD. Dari 614 orang pencari kerja tersebut yang telah diterima bekerja
adalah sejumlah 435 orang dari berbagai latar belakang pendidikan.
Guna menekan jumlah pengangguran, kualitas pertumbuhan ekonomi
perlu ditingkatkan agar kegiatan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang
lebih besar dan mengurangi jumlah penduduk miskin.Fakta yang ada
menunjukkan bahwa hampir separuh jumlah propinsi memiliki tingkat kemiskinan
di atas rata-rata nasional dan pada umumnya penduduk miskin masih
terkonsentrasi di daerah perdesaan.Pada Tahun 2008 jumlah Keluarga
Prasejahtra/Keluarga Sejahtra (KS I) sebesar 14.777 keluarga dimana Kecamatan
yaitu sebanyak 2.005 keluarga dan kecamatan tampahan merupakan kecamatan
dengan jumlah keluarga prasejahtra/KS I terkecil yaitu hanya 444 keluarga.
Secara umum struktur ekonomi Kabupaten Toba Samosir masih
didominasi sektor industri diikuti sektor pertanian dan perdagangan. Pada tahun
2005 kontribusi sektor industri terhadap PDRB atas dasar harga berlaku adalah
37,71%, pada tahun 2005, tahun 2006 naik menjadi 39,54%, tahun 2007 naik
menjadi 41,20%, tahun 2008 naik menjadi 42,58%, tahun 2009 turun menjadi
42.48%. Distribusi setiap lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten Toba
Tabel 4.4
Struktur Perekonomian Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2009 Atas Dasar Harga Berlaku (Juta/Rupiah)
Sumber Data : BPS Kab.Toba Samosir Tahun 2009 Lapangan
Tabel 4.5
Kondisi Ekonomi Menurut Lapangan Usaha PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tabel 4.6
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Toba Samosir
Tahun Atas Dasar Harga
Sumber Data : BPS Kab.Toba Samosir Tahun 2009
4.4 Pembangunan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir
4.4.1 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk menilai pembangunan yang dilaksanakan suatu daerah khususnya dalam
bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan
berbagai sektor ekonomi yang menggambarkan sektor ekonomi yang terjadi. Pada
periode 1998-2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara dan
Gambar 4.3
Tren Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir
Tahun 1998-2015 (%)
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten induk Tapanuli utara dan kabupaten
pemekaran Toba Samosir mengalami peningkatan dan penurunan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 1998 dimana awal mula dilakukannya pemekaran di Kabupaten
Tapanuli Utara pertumbuhan ekonomi sebesar -5,6%, pada tahun 1999 meningkat
menjadi 2,43%, pada tahun 2000 meningkat sedikit menjadi 3,62%, pada tahun
2001 meningkat lagi menjadi 4,33%, kemudian pada tahun 2002 mengalami
sedikit penurunan lagi menjadi 4,32%, namun pada tahun 2003 mengalami
kenaikan menjadi sebesar 4,76% diikuti juga kenaikan pada tahun berikutnya
ditahun 2004 sebesar 4,74%, pada tahun 2005 sebesar 5,04%, pada tahun 2006
5,44%, pada tahun 2007 sebesar 6,03%, kemudian pada tahun 2008 mengalami
penurunan menjadi sebesar 5,74%, mengalami penurunan juga pada tahun 2009
menjadi sebesar 4,98%, pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi sebesar
5,56%, pada tahun 2011 sebesar 5,54%, pada tahun 2012 menjadi sebesar 5,95% , -20
-15 -10 -5 0 5 10
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Tapanuli Utara
pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kabupaten tapanuli utara menjadi sebesar
6,05%, pada tahun 2014 sebesar 5,11% dan pada tahun 2015 sebesar 4,81.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi di daerah otonom baru ataupun daerah
pemekaran Kabupaten Toba Samosir pada tahun 1998 di Kabupaten Toba
Samosir pertumbuhan ekonomi sebesar -4,6%, pada tahun 1999 meningkat
menjadi 2,68%, pada tahun 2000 mengalami penurunan yang signifikan menjadi
-7,0%, pada tahun 2001 meningkat lagi menjadi 5,97%, kemudian pada tahun 2002
mengalami sedikit kenaikan lagi menjadi 6,38%, juga pada tahun 2003 mengalami
kenaikan menjadi sebesar 6,54%, namun mengalami penurunan lagi pada tahun
berikutnya ditahun 2004 sebesar -16,04%, pada tahun 2005 mengalami kenaikan
menjadi sebesar 4,95%, pada tahun 2006 sebesar 5,17%, pada tahun 2007 sebesar
5,53%, kemudian pada tahun 2008 mengalami kenaikan juga menjadi sebesar
5,61%, mengalami sedikit penurunan juga pada tahun 2009 menjadi sebesar 5,3%,
pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi sebesar 5,50%, pada tahun 2011
sebesar 5,26%, pada tahun 2012 menjadi sebesar 5,52% , pada tahun 2013
menjadi sebesar 5,14%, pada tahun 2014 sebesar 4,23 dan pada tahun 2015
menjadi sebesar 4,55%.
Di Kabupaten induk Tapanuli Utara seperti yang dijelaskan di atas, pada
periode 1998-2015 pertumbuhan ekonomi cenderung mengalami fluktuasi di
setiap tahunnya. Begitu juga dengan kabupaten pemekaran Toba Samosir yang
cenderung mengalami penurunan selama periode yang sama yang merupakan
proses awal mula terbentuknya kabupaten tersebut dan juga dampak dari kondisi
4.4.2 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, Harga Konstan, dan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
Besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator untuk menilai kinerja
perekonomian suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Besaran nilai PDRB ini secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai
nilai tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah dalam
periode tertentu.
Tabel 4.7
PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Induk Tapanuli Utara dan Kabupaten Pemekaran Toba
Samosir Tahun 1998-2015 (Juta Rupiah)
Tahun Tapanuli Utara Toba Samosir
ADHB ADHK ADHB ADHK
1998 1.148.062,00 569.263,00 951.288,38 517.061,82 1999 1.345.459,00 583.076,00 1.163.331,22 530.935,00 2000 981.051,170 981.051,17 1.232.758,18 493.501,88 2001 1.111.851,61 1.024.909,85 1.450.371,08 522.973,66 2002 1.283.735,05 1.069.174,52 1.755.421,36 550.317,32 2003 1.523.401,88 1.120.090,66 1.966.170,38 2.299.129,41 2004 1.746.626,37 1.173.212,23 1.748.167,49 1.289.294,33 2005 2.155.279,13 1.232.292,14 1.895.770,53 1.353.109,77 2006 2.418.455,22 1.299.378,92 2.121.109,48 1.423.051,66 2007 2.729.489,54 1.377.744,76 2.414.619,87 1.501.683,78 2008 3.126.116,99 1.456.881,25 2.744.392,07 1.585.967,62 2009 3.392.626,16 1.529.396,54 3.056.049,03 1.669.356,06 2010 3.831.818,73 3.831.818,73 3.429.765,59 3.633.732,90 2011 4.157.000,53 4.002.396,02 3.857.576,34 3.792.702,20 2012 4.564.000,75 4.198.633,44 4.395.209,87 3.985.212,40 2013 5.121.100,00 4.419.774,38 5.010.987,22 4.178.496,10 2014 5.429.327,83 4.642.325,79 5.176.740,00 4.355.070,30 2015 5.855.611,46 4.869.478,21 5.633.720,00 4.553.171,40
Sumber: BPS Tapanuli Utara dan BPS Toba Samosir
PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan di Kabupaten
Induk Tapanuli Utara dan kabupaten pemekaran toba samosir mengalami
Di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 1998 PDRB atas dasar harga
berlaku sebesar 1.148.062 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar
569.263 juta rupiah, pada tahun 1999 PDRB atas dasar harga berlaku mengalami
sedikit peningkatan menjadi 1.345.459 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga
konstan sebesar 583.076 juta rupiah, pada tahun 2000 PDRB atas dasar harga
berlaku mengalami penurunan menjadi sebesar 981.051,17 juta rupiah dan PDRB
taas dasar harga konstan sebesar 981.051,17 juta rupiah, pada tahun 2001 PDRB
atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan menjadi 1.111.851,61 juta rupiah
dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1.024.909,85 juta rupiah, pada tahun
2002 PDRB atas dasar harga berlaku meningkat kembali menjadi 1.283.735,05
juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1.069.174,52 juta rupiah,
pada tahun 2003 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 1.523.401,88 juta rupiah
dan PDRB atas dasar harga kosntan sebesar 1.120.090,66 juta rupiah, pada tahun
2004 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 1.746.626,37 juta rupiah dan PDRB
atas dasar harga kosntan sebesar 1.173.212,23 juta rupiah, pada tahun 2005 PDRB
atas dasar harga berlaku sebesar 2.155.279,13 juta rupiah dan PDRB atas dasar
harga konstan sebesar 1.232.292,14 juta rupiah, pada tahun 2006 PDRB atas dasar
harga berlaku sebesar 2.418.455,22 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga
konstan sebesar 1.299.378,92 juta rupiah, pada tahun 2007 PDRB atas dasar harga
berlaku sebesar 2.729.489,54 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan
sebesar 1.377.744,76 juta rupiah, pada tahun 2008 PDRB atas dasar harga berlaku
sebesar 3.126.116,99 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar
3.392.626,11 juta rupiah dam PDRB atas daasr harga konstan sebesar
1.529.396,54 juta rupiah, pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar
3.831.818,73 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 3.831.818,73
juta rupiah, pada tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 4.157.00,53
juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 4.002.396,02 juta rupiah,
pada tahun 2012 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 4.564.750 juta rupiah dan
PDRB atas dasar harga konstan sebesar 4.198.633,44 juta rupiah, pada tahun 2013
PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 5.121.100 juta rupiah dan PDRB atas
dasar harga konstan sebesar 4.419.774,38 juta rupiah, pada tahun 2014 PDRB atas
dasar harga berlaku sebesar 5.429.327,83 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga
konstan sebesar 4.642.325,79 juta rupiah, dan pada tahun 2015 PDRB atas dasar
harga berlaku sebesar 5.855.611,46 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga
konstan sebesar 4.869.478,21 juta rupiah.
Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga
konstan di kabupaten toba samosir pada tahun 1998 PDRB atas dasar harga
berlaku sebesar 951.288,38 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan
sebesar 517.061,82 juta rupiah, pada tahun 1999 PDRB atas dasar harga berlaku
mengalami sedikit peningkatan menjadi 1.163.331,22 juta rupiah dan PDRB atas
dasar harga konstan sebesar 530.935,00 juta rupiah, pada tahun 2000 PDRB atas
dasar harga berlaku mengalami sedikit peningkatan menjadi sebesar 1.232.758,18
juta rupiah dan PDRB taas dasar harga konstan sebesar 493.501,88 juta rupiah,
pada tahun 2001 PDRB atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan menjadi
juta rupiah, pada tahun 2002 PDRB atas dasar harga berlaku meningkat kembali
menjadi 1.755.421,36 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar
556.317,32 juta rupiah, pada tahun 2003 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar
1.966.170,38 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga kosntan sebesar 2.299.129,41
juta rupiah, pada tahun 2004 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 1.748.167,49
juta rupiah dan PDRB atas dasar harga kosntan sebesar 1.289.294,33 juta rupiah,
pada tahun 2005 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 1.895.770,53 juta rupiah
dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 1.353.109,77 juta rupiah, pada tahun
2006 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 2.121.109,48 juta rupiah dan PDRB
atas dasar harga konstan sebesar 1.423.051,66 juta rupiah, pada tahun 2007 PDRB
atas dasar harga berlaku sebesar 2.414.619,87 juta rupiah dan PDRB atas dasar
harga konstan sebesar 1.501.683,78 juta rupiah, pada tahun 2008 PDRB atas dasar
harga berlaku sebesar 2.744.392,07 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga
konstan sebesar 1.585.967,62 juta rupiah, pada tahun 2009 PDRB atas dasar harga
berlaku sebesar 3.056.049,03 juta rupiah dam PDRB atas daasr harga konstan
sebesar 1.669.356,06 juta rupiah, pada tahun 2010 PDRB atas dasar harga berlaku
sebesar 3.429.765,59 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga kosntan sebesar
3.633.732,90 juta rupiah, pada tahun 2011 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar
3.857.576,34 juta rupiah dan PDRB atas dasar harga kosntan sebesar 3.792.702,20
juta rupiah, pada tahun 2012 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 4.395.209,87
juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 3.985.212,40 juta rupiah,
pada tahun 2013 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 5.010.987,22 juta rupiah
2014 PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 5.176.740,00 juta rupiah dan PDRB
atas dasar harga konstan sebesar 4.355.070,30 juta rupiah dan pada tahun 2015
PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 5.633.720,00 juta rupiah dan PDRB atas
dasar harga konstan sebesar 4.553.171,40.
Tabel 4.8
PDRB Per Kpaita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Induk Tapanuli Utara dan Kabupaten Pemekaran Toba Samosir
Tahun 1998-2015 (Juta Rupiah)
Tahun Tapanuli Utara Toba Samosir
ADHB ADHK ADHB ADHK
1998 2.842.671 1.397.359 3.159.944 1.717.551
1999 3.301.350 1.430.693 3.844.681 1.754.681
2000 3.644.414 1.481.867 4.052.801 1.662.694
2001 4.195.265 1.545.769 4.745.559 1.711.150
2002 5.123.813 4.222.151 6.325.831 5.358.807
2003 5.969.537 4.389.139 10.399.227 8.043.048
2004 6.838.788 4.593.627 11.104.905 8.190.000
2005 8.412.454 4.809.865 11.947.356 8.527.447
2006 9.430.734 5.066.911 12.542.335 8.414.648
2007 10.348.813 5.223.677 14.262.458 8.870.010
2008 11.418.104 5.321.241 15.939.458 9.211.316
2009 12.263.154 5.528.232 17.701.752 9.670.950
2010 13.635.481 5.780.955 19.810.463 10.176.988
2011 14.749.907 6.044.495 22.075.081 10.612.548
2012 16.080.379 6.359.204 25.134.840 11.190.724
2013 17.755.285 6.637.434 26.641.490 23.547.430
2014 18.570.000 15.975.302 28.990.000 24.389.752
2015 19.860.000 16.549.990 31.350.000 25.337.060
Sumber: BPS Tapanuli Utara dan Toba Samosir
PDRB per kapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima
oleh setiap penduduk sebagai keikutsertaannya dalam proses produksi selama satu
tingkat kesejahteraan masyarakat walaupun parameter ini belum sepenuhnya
dapat digunakan sebagai ukuran tingkat kesejahteraan disuatu daerah.
Untuk PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga
kosntan selama periode 1998-2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di
Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 1998 PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku sebesar 2.842.671 juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga
konstan sebesar 1.397.359 juta rupiah, pada tahun 1999 PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku mengalami sedikit peningkatan menjadi 3.301.350 juta rupiah
dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 1.430.693 juta rupiah, pada
tahun 2000 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mengalami sedikit
peningkatan menjadi sebesar 3.644.414 juta rupiah dan PDRB per kapita atas
dasar harga konstan sebesar 1.481.867 juta rupiah, pada tahun 2001 PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan menjadi 4.195.265 juta
rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 1.545.769 juta
rupiah, pada tahun 2002 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meningkat
kembali menjadi 5.123.813 juta rupiah dan per kapita atas dasar harga konstan
sebesar 4.222.151 juta rupiah, pada tahun 2003 PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku sebesar 5.969.537 juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga
kosntan sebesar 4.389.139 juta rupiah, pada tahun 2004 PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku sebesar 6.838.788 juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar
harga kosntan sebesar 4.593.627 juta rupiah, pada tahun 2005 PDRB per kapita
atas dasar harga berlaku sebesar 8.412.454 juta rupiah dan PDRB per kapita atas
kapita atas dasar harga berlaku sebesar 9.430.734 juta rupiah dan PDRB per
kapita atas dasar harga konstan sebesar 5.066.911 juta rupiah, pada tahun 2007
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 10.348.813 juta rupiah dan
PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 5.223.677 juta rupiah, pada
tahun 2008 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 11.418.104 juta
rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 5.321.241 juta
rupiah, pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar
12.263.154 juta rupiah dam PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar
5.528.232 juta rupiah, pada tahun 2010 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
sebesar 13.635.481 juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan
sebesar 5.780.955 juta rupiah, pada tahun 2011 PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku sebesar 14.749.907 juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga
konstan sebesar 6.044.495 juta rupiah, pada tahun 2012 PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku sebesar 16.080.379 juta rupiah dan PDRB per kapita atas
dasar harga konstan sebesar 6.359.204 juta rupiah, pada tahun 2013 PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku sebesar 17.755.285 juta rupiah dan PDRB per
kapita atas dasar harga konstan sebesar 6.637.434 juta rupiah, pada tahun 2014
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 18.570.000 juta rupiah dan
PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 15.975.302 juta rupiah dan
pada tahun 2015 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 19.860.000
juta rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 16.549.990 juta rupiah.
Sedangkan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 1998 PDRB per kapita
dasar harga konstan sebesar 1.717.551 juta rupiah, pada tahun 1999 PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku mengalami sedikit peningkatan menjadi 3.844.681
juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 1.754.681 juta
rupiah, pada tahun 2000 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mengalami
sedikit peningkatan menjadi sebesar 4.052.801 juta rupiah dan PDRB per kapita
atas dasar harga konstan sebesar 1.622.694 juta rupiah, pada tahun 2001 PDRB
per kapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan menjadi 4.745.559
juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 1.711.150 juta
rupiah, pada tahun 2002 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meningkat
kembali menjadi 6.325.831 juta rupiah dan per kapita atas dasar harga konstan
sebesar 5.358.807 juta rupiah, pada tahun 2003 PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku sebesar 10.399.227 juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga
kosntan sebesar 8.043.048 juta rupiah, pada tahun 2004 PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku sebesar 11.104.905 juta rupiah dan PDRB per kapita atas
dasar harga kosntan sebesar 8.190.000 juta rupiah, pada tahun 2005 PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku sebesar 11.947.356 juta rupiah dan PDRB per
kapita atas dasar harga konstan sebesar 8.527.447 juta rupiah, pada tahun 2006
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 12.542.335 juta rupiah dan
PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 8.414.648 juta rupiah, pada
tahun 2007 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 14.262.458 juta
rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 8.870.010 juta
rupiah, pada tahun 2008 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar
9.211.316 juta rupiah, pada tahun 2009 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
sebesar 17.701.752 juta rupiah dam PDRB per kapita atas dasar harga konstan
sebesar 9.670.950 juta rupiah, pada tahun 2010 PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku sebesar 19.810.463 juta rupiah dan PDRB per kapita atas dasar harga
konstan sebesar 10.176.988 juta rupiah, pada tahun 2011 PDRB per kapita atas
dasar harga berlaku sebesar 22.075.081 juta rupiah dan PDRB per kapita atas
dasar harga konstan sebesar 10.612.548 juta rupiah, pada tahun 2012 PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku sebesar 25.134.840 juta rupiah dan PDRB per
kapita atas dasar harga konstan sebesar 11.190.724 juta rupiah, pada tahun 2013
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 28.242.210 juta rupiah dan
PDRB per kapita atas dasar harga konstan sebesar 11.596.090 juta rupiah, pada
tahun 2014 PDRB atas dasar harga konstan sebesar 28.990.000 juta rupiah dan
PDRB atas dasar harga konstan sebesar 24.389.752 juta rupiah dan pada tahun
2015 PDRB per kapita atas dasar harga berlaku sebesar 31.350.000 juta rupiah
dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 25.337.060 juta rupiah.
4.4.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut UU. No. 28 Tahun 2009 yaitu
sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah bersangkutan yang
terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 1998, anggaran pendapatan asli
daerah untuk pajak daerah sebesar 1.228 juta rupiah, untuk retribusi daerah
sebesar 8.300 Juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar
1.062 Juta rupiah. Pada tahun 1999 untuk pajak daerah sebesar 1.700 Juta rupiah,
untuk retribusi daerah sebesar 1.000 Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 1.500 Juta rupiah, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah sebesar 5.200 Juta rupiah. Pada tahun 2000 untuk
pajak daerah sebesar 980 juta rupiah, untuk retribusi daerah 900 juta rupiah, untuk
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 120 juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 4.500 Juta rupiah. Pada tahun
2001 untuk pajak daerah sebesar 1.016 Juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar
2.726 Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
sebesar 200 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar
2.058 Juta rupiah. Pada tahun 2002 untuk pajak daerah sebesar 1.131 Juta rupiah,
untuk retribusi daerah sebesar 14.227 Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 8.230 Juta rupiah, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah sebesar 3.376 Juta rupiah. Pada tahun 2003 untuk
pajak daerah sebesar 1.592 juta rupiah, untuk retribusi daerah 2.304 Juta rupiah,
untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 120 Juta
rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 8.000 Juta rupiah.
Pada tahun 2004 untuk pajak daerah sebesar 1.409 Juta rupiah, untuk retribusi
daerah sebesar 1.061 Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sebesar 800 Juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
sebesar 5.156 juta rupiah. Dan Pada tahun 2005 untuk pajak daerah sebesar 1.113
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 200 juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 4.000 juta rupiah. Pada tahun 2006
untuk pajak daerah sebesar 1.504 juta rupiah, untuk retribusi daerah 2.433 juta
rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 1.466
juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 6.168 juta
rupiah. Pada tahun 2007 untuk pajak daerah sebesar 2.932 juta rupiah, untuk
retribusi daerah sebesar 1.984 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan sebesar 1.466 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah sebesar 6.168 juta rupiah. Dan Pada tahun 2008 untuk pajak
daerah sebesar 2.331 juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 1.919 juta rupiah,
untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 1.952 juta
rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 2.796 juta rupiah.
Pada tahun 2009 untuk pajak daerah sebesar 3.073 juta rupiah, untuk retribusi
daerah 2.371 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sebesar 2.026 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah sebesar 5.145 juta rupiah. Pada tahun 2010 untuk pajak daerah sebesar 2.754
juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 2.026 juta rupiah, untuk hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 5.800 juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 4.838 juta rupiah. Dan Pada tahun
2011 untuk pajak daerah sebesar 4.693 juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar
16.868 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
sebesar 6.932 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar
untuk retribusi daerah sebesar 3.335 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan sebesar 6.611 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah sebesar 5.796 juta rupiah. Dan Pada tahun 2013 untuk pajak
daerah sebesar 6.022 juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 17.353 juta
rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 7.195
juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 7.098 juta
rupiah. Pada tahun 2014 untuk pajak daerah sebesar 11.286 juta rupiah, untuk
retribusi daerah sebesar 36.162 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan sebesar 4.481 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah sebesar 11.765 juta rupiah. Dan Pada tahun 2015 untuk pajak
daerah sebesar 9.559 juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 38.121 juta
rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 7.442
juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 27.697 juta
rupiah.
Di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 1998, anggaran pendapatan asli
daerah untuk pajak daerah sebesar 1.000 juta rupiah, untuk retribusi daerah
sebesar 1.600 Juta rupiah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
sebesar 1.100 Juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar
3.500 Juta rupiah. Pada tahun 1999 untuk pajak daerah sebesar 500 Juta rupiah,
untuk retribusi daerah sebesar 350 Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan sebesar 170 Juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah sebesar 2.000 Juta rupiah. Pada tahun 2000 untuk pajak daerah
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 200 juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 2.500 Juta rupiah. Pada tahun 2001
untuk pajak daerah sebesar 801 Juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 664
Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar
200 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 9.187 Juta
rupiah. Pada tahun 2002 untuk pajak daerah sebesar 1.493 Juta rupiah, untuk
retribusi daerah sebesar 927 Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan sebesar 800 Juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah sebesar 30.486 Juta rupiah. Pada tahun 2003 untuk pajak daerah sebesar
1.466 juta rupiah, untuk retribusi daerah 1.215 Juta rupiah, untuk hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 800 Juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 9.558 Juta rupiah. Pada tahun 2004
untuk pajak daerah sebesar 1.636 Juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 1.179
Juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar
120 Juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 8.979 juta
rupiah. Dan Pada tahun 2005 untuk pajak daerah sebesar 1.328 juta rupiah, untuk
retribusi daerah sebesar 918 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan sebesar 120 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah sebesar 6.250 juta rupiah. Pada tahun 2006 untuk pajak daerah sebesar
1.661 juta rupiah, untuk retribusi daerah 1.206 juta rupiah, untuk hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 1.216 juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 9.503 juta rupiah. Pada tahun 2007
juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 980
juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 3.243 juta
rupiah. Dan Pada tahun 2008 untuk pajak daerah sebesar 3.075 juta rupiah, untuk
retribusi daerah sebesar 1.919 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan sebesar 1.952 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah sebesar 2.796 juta rupiah. Pada tahun 2009 untuk pajak daerah
sebesar 3.075 juta rupiah, untuk retribusi daerah 1.859 juta rupiah, untuk hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 1.348 juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 4.198 juta rupiah. Pada tahun 2010
untuk pajak daerah sebesar 2.828 juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar
2.668 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
sebesar 1.210 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar
2.954 juta rupiah. Dan Pada tahun 2011 untuk pajak daerah sebesar 4.145 juta
rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 4.241 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 2.461 juta rupiah, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah sebesar 2.293 juta rupiah. Pada tahun 2012 untuk
pajak daerah sebesar 3.540 juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 7.000 juta
rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 2.640
juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 3.375 juta
rupiah. Dan Pada tahun 2013 untuk pajak daerah sebesar 4.188 juta rupiah, untuk
retribusi daerah sebesar 7.642 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan sebesar 3.065 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli
sebesar 5.673 juta rupiah, untuk retribusi daerah sebesar 4.607 juta rupiah, untuk
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 2.094 juta rupiah, dan
lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar 10.080 juta rupiah. Dan Pada
tahun 2015 untuk pajak daerah sebesar 6.733 juta rupiah, untuk retribusi daerah
sebesar 5.109 juta rupiah, untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sebesar 3.517 juta rupiah, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah sebesar 15.626 juta rupiah.
Tabel 4.9
Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Induk Tapanuli Utara dan Kabupaten Pemekaran Toba Samosir
Tahun 1998-2015 (%)
Tahun Tapanuli Utara Toba Samosir
4.4.4 Angka Kemiskinan
Kemiskinan memiliki arti yang lebih luas dari sekedar lebih rendahnya
tingkat pendapatan atau konsumsi seseorang, akan tetapi kemiskinan memiliki arti
yang lebih dalam karena berkaitan dengan ketidakmampuan untuk mencapai
aspek di luar pendapatan (non-income factors) seperti akses kebutuhan minimum
seperti kesehatan, pendidikan, air bersih, dan sanitasi. Kompleksitas kemiskinan
tidak hanya berhubungan dengan pengertian dan dimensi saja namun berkaitan
juga dengan metode yang digunakan untuk mengukur garis kemiskinan (Nunung
Nurwati, 2008).
Kemiskinan sering dianggap sebagai musuh utama pembangunan dan
kemiskinan ini terjadi salah satunya disebabkan tingkat pengangguran yang tinggi
di tengah masyarakat. Penanganan masalah ini diupayakan oleh pemerintah
dengan menyalurkan berbagai bantuan dan subsidi serta membuka lapangan kerja
dengan meningkatkan inisiatif dan kreatifitas masyarakat di samping memperluas
kesempatan investasi langsung bagi semua pihak. Upaya menurunkan jumlah
penduduk miskin secara berencana dilakukan baik melalui subsidi-subsidi di
Gambar 4.4
Tren Jumlah Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Induk Tapanuli Utara dan Kabupaten Pemekaran Toba Samosir Tahun 1998-2015 (%)
Jumlah persentase penduduk miskin di Kabupaten Induk Tapanuli Utara
dan Kabupaten Pemekaran Toba Samosir pada periode 1998-2015 mengalami
peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. Di Kabupaten Tapanuli Utara
persentase penduduk miskin pada tahun 1998 sebesar 39,28%, pada tahun 1999
menurun menjadi 14,00%, pada tahun 2000 kembali menurun menjadi 15,8%,
pada tahun 2001 menjadi 17,16%, pada tahun 2002 mengalami sedikit
peningkatan menjadi 20,89%, pada tahun 2003 menjadi 21,33%, pada tahun 2004
menjadi 19,16%, pada tahun 2005 menjadi 21,8%, pada tahun 2006 menjadi
21,73%, pada tahun 2007 menjadi 20,06%, pada tahun 2008 menjadi 14,15%,
pada tahun 2009 menjadi 13,10%, pada tahun 2010 menjadi 12,5%, pada tahun
2011 menjadi 11,89%, pada tahun 2012 menjadi 11,55%, pada tahun 2013 0
5 10 15 20 25 30 35 40 45
menjadi 11,68%, pada tahun 2014 sebesar 11,04% dan pada tahun 2015 sebesar
11,41%.
Sedangkan di Kabupaten Toba Samosir persentase penduduk miskin pada
tahun 1998 sebesar 19,37%, pada tahun 1999 menjadi 21,86%, pada tahun 2000
kembali menurun menjadi 20,27%, pada tahun 2001 menjadi 10,90%, pada tahun
2002 mengalami sedikit peningkatan menjadi 24,03%, pada tahun 2003 menjadi
21,92%, pada tahun 2004 menjadi 19,21%, pada tahun 2005 menjadi 18,99%,
pada tahun 2006 menjadi 17,85%, pada tahun 2007 menjadi 15,25%, pada tahun
2008 menjadi 11,62%, pada tahun 2009 menjadi 10,07%, pada tahun 2010
menjadi 10,15%, pada tahun 2011 menjadi 9,67%, pada tahun 2012 menjadi
9,43%, pada tahun 2013 menjadi 9,54%, pada tahun 2014 menjadi 9,23% dan
pada tahun 2015 sebesar 10,21%.
4.4.5 Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang
yang tidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika
dia mencari pekerjaan (ingin bekerja), mungkin dengan segera mendapatkannya.
Definisi ekonomi tentang pengangguran tidak identik dengan tidak mau bekerja.
Seseorang baru dikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha
mencari kerja, namun tidak mendapatkannya (Prathama Rahardja, 2008). Tingkat
pengangguran dapat digambarkan dengan tingkat pengangguran terbuka dan
tingkat partisipasi angkatan kerja, yaitu perbandingan banyaknya orang yang tidak
Gambar 4.5
Tren Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Kabupaten Induk Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Pemekaran Toba Samosir Tahun 1998-2015 (%)
Tingkat partisipasi angkatan kerja Kabupaten Induk Tapanuli Utara dan
Kabupaten Pemekaran Toba Samosir mengalami peningkatan dan penurunan
setiap tahunnya. Di Kabupaten Tapanuli Utara tingkat partisipasi angkatan kerja
pada tahun 1998 sebesar 72,12%, pada tahun 1999 meningkat sedikit menjadi
73,17%, pada tahun 2000 menurun sedikit menjadi 73,15%, pada tahun 2001
kembali menurun menjadi 66,50%, dan diikuti pada tahun berikutnya tahun 2002
kembali sedikit kenaikan menjadi 64,64%, pada tahun 2003 mengalami kenaikan
kembali menjadi 77,72%, pada tahun 2004 menjadi sebesar 80,66%, pada tahun
2005 menjadi sebesar 81,47%, namun pada tahun 2006 mengalami sedikit
penurunan kembali menjadi sebesar 77,46%, pada tahun 2007 mengalami
pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 83,91%, pada
tahun 2010 menjadi sebesar 84,16%, pada tahun 2011 mengalami sedikit
penurunan kembali menjadi sebesar 74,8%, pada tahun 2012 mengalami kenaikan
menjadi sebesar 85,98%, pada tahun 2013 mengalami sedikit kenaikan menjadi
sebesar 87,57%, pada tahun 2014 menjadi sebesar 83,98% dan pada tahun 2015
menjadi sebesar 83,57%.
Sedangkan di Kabupaten Toba Samosir tingkat partisipasi angkatan kerja
pada tahun 1998 sebesar 72,12%, pada tahun 1999 menjadi sebesar 73,17% , pada
tahun 2000 sebesar 73,15% , pada tahun 2001 sebesar 83,80%, dan diikuti pada
tahun berikutnya tahun 2002 mengalami sedikit penurunan menjadi 78,62%, pada
tahun 2003 mengalami kenaikan kembali menjadi 85,66%, pada tahun 2004
menjadi sebesar 86,12%, pada tahun 2005 menjadi sebesar 80,26%, namun pada
tahun 2006 mengalami sedikit penurunan kembali menjadi sebesar 71,88%, pada
tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi sebesar 76,18%, pada tahun 2008
menjadi sebesar 83,35%, pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan menjadi
sebesar 81,81%, pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan kembali menjadi
sebesar 80,78%, pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan kembali menjadi
sebesar 74,51%, pada tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi sebesar 81,46% ,
pada tahun 2013 mengalami sedikit penurunan kembali menjadi sebesar 79,66%,
pada tahun 2014 menjadi sebesar 78,13%, dan pada tahun 2015 menjadi sebesar
Gambar 4.6
Tren Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Induk Tapanuli Utara dan Kabupaten Pemekaran Toba Samosir Tahun 1998-2015 (%)
Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Induk Tapanuli Utara dan
Kabupaten Pemekaran Toba Samosir mengalami peningkatan dan penurunan
setiap tahunnya. Di Kabupaten Induk Tapanuli Utara tingkat pengangguran
terbuka pada tahun 1998 sebesar 3,45%, pada tahun 1999 menjadi 3,7%, pada
tahun 2000 meningkat sedikit menjadi 3,58%, pada tahun 2001 kembali menurun
menjadi 1,26%, pada tahun 2002 kembali meningkat sedikit menjadi 2,09%, pada
tahun 2003 menjadi 1,76%, pada tahun 2004 menjadi 4,21%, pada tahun 2005
menjadi 2,80%, pada tahun 2006 menjadi 4,31%, pada tahun 2007 menjadi
4,09%, pada tahun 2008 menjadi 4,20%, pada tahun 2009 menjadi 2,20%, pada
tahun 2010 menjadi 2,26%, pada tahun 2011 menjadi 3,85%, pada tahun 2012 0
2 4 6 8 10 12