• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Seni Tari Prajuritan di Desa Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Salatiga T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Seni Tari Prajuritan di Desa Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Salatiga T1 BAB IV"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Desa Tegalrejo Kota Salatiga Desa Tegalrejo adalah sebuah desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Argomulyo. Luas wilayah Desa Tegalrejo 1.884 Km2. Di sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Mangunsari dan Desa Kumpulrejo, di sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Ledok dan Kelurahan Gendongan. Di sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Kalicacing sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Randuacir. Desa Tegalrejo terbagi dalam 9 RW dan 58 RT. Desa Tegalrejo termasuk dataran tinggi sehingga memiliki hawa yang sejuk. Keadaan alam Desa Tegalrejo berupa kebun atau tegalan. Tanahnya tidak banyak mengandung air sehingga kurang baik ditanami padi. Kebanyakan masyarakatnya menanami tanahnya dengan tanaman ketela.

Jumlah penduduk 12.461 jiwa terbagi dalam 56.348 jiwa laki-laki dan 6.124 jiwa perempuan. Dari jumlah penduduk itu terbanyak pada usia 25 tahun – 29 tahun yaitu sejumlah 1.376 jiwa, diikuti berturut-turut usia 30 tahun – 34 tahun sejumlah 1.351 jiwa, yang berarti banyak orang berusia produktif. Disusul usia 5 tahun – 9 tahun sebanyak 1.011 jiwa, ini berarti angka kelahiran di Desa Tegalrejo cukup tinggi.

(2)

8.932 jiwa, Kristen Protestan 2.491 jiwa, Katolik 976 jiwa, Budha 37 jiwa, sedangkan Hindu ada 28 jiwa. Kehidupan keagamaan sangat kondusif, antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain saling menghormati. Sikap hormat menghormati ini bisa dilihat dari hidup keseharian maupun ketika merayakan hari besar keagamaan. Ketika umat islam merayakan hari besar Islam, umat Kristen biasa untuk mengucapkan selamat, begitu juga sebaliknya.

Tingkat pendidikan di wilayah Kelurahan Tegalrejo tamatan SLTA merupakan jumlah tertinggi, sejumlah 4.329 orang. Tamatan SLTP sejumlah 1.649 orang, Strata 1 sejumlah 1.323 orang, tamatan SD sejumlah 1.220 orang. Diikuti Diploma III 524 orang, Diploma I 136 orang, Strata 2 101 orang dan Strata 3 sejumlah 5 orang. Angka pengangguran di wilayah Kelurahan Tegalrejo tergolong tinggi sejunlah 2.248 orang menganggur. Namun sebagian besar penduduk bekerja sebagai karyawan swasta sejumlah 2.123 orang. Mereka tersebar pada industri tekstil, garmen, industri rokok yang ada di Salatiga maupun disekitarnya seperti Ungaran, Semarang dan Boyolali. Diikuti wiraswasta, TNI, buruh bangunan, Pegawai Negeri, pedagang, dosen, jasa angkutan , dan pengusaha kecil. ( Data Monografi Kependudukan dan Pencatatan Sipil kelurahan Tegalrejo Kecamatan Argomulyo tahun 2017 bulan Maret )

(3)

ruwahan (bulan dalam perhitungan jawa) yang dilaksanakan pada bulan Jawa Ruwah. Jenis kesenian tradisional yang ada dan juga dipelihara keberlangsungannya di Desa Tegalrejo adalah kesenian prajuritan, yang merupakan sendra tari kas asli dari tegalrejo yang sudah diakui oleh pemerintah kota Salatiga. Kelompok kesenian ini sekarang diberi nama Lestari Budi Tamtama. Kesenian prajuritan ini digolongkan menjadi dua yaitu satu kelompok bagi usia anak-anak dan satu kelompok lagi bagi yang sudah dewasa. Selain tari prajuritan terdapat juga seni-seni yang lain yang berkembang di dusun tegalrejo yaitu:

1. Seni tari kuda lumping 2. Seni tari tari gambyong

3. Paguyuban kerawitan remaja-remaja 4. Paguyuban ketoprak

(Wawancara/Ngatemin (68)/07/02/2017).

Kegiatan-kegiatan yang berkembang di dusun tegalrejo berupa seni-seni tradisional selama ini masih berjalan dan masih aktif. Semua kegiatan-kegiatan yang bersifat melestarikan kebudayaan jawa sampai saat ini masih di dukung dari pihak warga dan masyarakat.

(4)

B. Terjadinya Desa Tegalrejo Kota Salatiga

Sebuah tradisi yang ada di suatu daerah tidak akan terlepas dari masyarakat pendukungnya. Masyarakat disini bisa dari masyarakat yang hidup pada masa yang lalu sampai masyarakat yang hidup pada jaman kini. Demikian juga tradisi saparan (menyongsong datangnya bulan sapar dalam perhitungan Jawa) di Desa Tegalrejo Kota Salatiga tidak bisa dilacak tanpa harus menyertakan masyarakat pendukungnya yang pada waktu itu telah membentuk terjadinya Desa Tegalrejo. Oleh karena itu sebelum menguraikan tradisi saparan (menyongsong datangnya bulan sapar dalam perhitungan Jawa) di Desa Tegalrejo Kota Salatiga penulis akan menuliskan terlebih dahulu sejarah terbentuknya Desa Tegalrejo Kota Salatiga.

Menurut Ngatemin selaku informan sekaligus sesepuh setempat, sejarah terjadinya Desa Tegalrejo diawali dari sekitar tahun 1800 an yaitu sebelum pecahnya perang Diponegoro. Pada waktu itu Kerajaan Kartasura sedang berperang melawan Belanda. Karena tidak imbang dalam persenjataan maka pasukan dari Kartasura kewalahan menghadapi pasukan Belanda.

(5)

prajurit Kartasura yang berasal dari desa Nguwangga, perbatasan antara Klaten dan Kartasura.

Berhubung Kyai Sufi merasa lelah dan sakit, maka beristirahatlah ia di bawah pohon beringin, selanjutnya Kyai Sufi memutuskan untuk menetap di daerah tersebut. Daerah tersebut selanjutnya diberi nama Desa Selara dari kata kesel lan lara ( lelah dan sakit ). Setelah sekian lama hidup dan menetap di Desa Selara, akhirnya Kyai Sufi meninggal di desa tersebut karena usia lanjut. Jasadnya dimakamkan pada desa yang sama. Sebelum meninggal Kyai Sufi sempat berpesan kepada putranya bahwa makamnya kelak tidak boleh dibuatkan cungkup. Oleh karena itu makamnya keturunan Kyai Sufi sampai sekarang tidak ada yang dicungkup.

Seiring dengan berjalannya waktu, penduduk yang mendiami Desa Selara semakin lama semakin bertambah banyak dan desa tersebut semakin ramai. Oleh karena itu, salah seorang putra dari Kyai Sufi memiliki gagasan untuk memilih seorang pemimpin agar pemerintahan desa tersebut dapat berjalan dengan baik. Sehubungan dengan hal itu, dilakukanlah pemilihan kepala desa yang pertama di Desa Selara.

(6)

disebut Tegalrejo dinamakan makam Sufi.

Pada saat itu Sumur Bandung merupakan sumber air satu-satunya yang ada di Desa Tegalrejo, maka oleh penduduk sekitar sumber air ini sangat dijaga keberadaannya, dan pada waktu-waktu tertentu dibersihkan dengan teratur secara bergotong royong. Sumur Bandung ini ada pula yang menyebut sumur Wali karena konon ceritanya sumur ini pernah digunakan sebagai persinggahan dan bertapa oleh salah seorang dari Wali Sanga, ada pula yang menyebut sumur Gandhul karena kedudukan sumur ini terletak di atas sungai (nggandhul). Anehnya walaupun sungai yang ada dibawahnya kering ketika musim kemarau, sumur ini tidak pernah kering.

Sebagai kepala desa, Singayuda tetap meneruskan kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukan oleh leluhurnya seperti mengingat siapa cikal bakal penduduk desa Tegalrejo, menjaga dan membersihkan sumber air, menjaga keamanan lingkungan dan kerja bakti, serta menjaga kerukunan dan keguyuban dengan mengumpulkan warga di balai desa dengan hiburan kesenian tayub dan prajuritan. Kesenian tayub dan prajuritan ini merupakan kesenian yang harus ada, dan tidak boleh digantikan dengan bentuk kesenian yang lain karena konon ceritanya tayub ini merupakan kesenian kesukaan dari Kyai Sufi. Maka tidak heran lagi jika di desa Tegalrejo tidak pernah menampilkan atau nanggap kesenian lain terutama wayang kulit, karena Kyai sufi tidak suka.

(7)

tidak pernah lagi masyarakat tegalrejo menampilkan kesenian wayang kulit. Kebiasaan-kebiasaan itu kemudian dilaksanakan setiap tahun sekali yaitu pada bulan Jawa Sapar, maka tradisi itu oleh masyarakat sekarang disebut tradisi saparan. (Wawancara/Ngatemin (68)/09/02/2017).

C. Seni Tari Prajuritan Kelurahan Tegalrejo

Seni Tari Prajuritan pertama dibentuk pada tahun 1959. Sebelum dikenal dengan nama Prajuritan awalnya dikenal dengan nama jatilan, karena semakin banyak anggota dan semakin banyak yang menyukai seni tari tersebut maka seni tari tersebut banyak bertambah anggotanya, dikreasikan dan disebut dengan ndeng thek. Setelah itu seni tari ini semakin lama semakin maju dan semakin berkembang maka pada akhirnya seni tari ini dinamakan seni tari Prajuritan hingga sampai sekarang ini kelompok tarian ini diberi nama Lestari Budi Tamtama . Seni tari prajuritan hanya ada dan khas di tegalrejo bahkan satu-satunya di Salatiga, adapun yang dianggap mirip seni prajuritan yaitu seni kuda lumping atau disebut reog yang ada di Salatiga karena tari prajuritan ini menggunakan jaran kepang yang dipakai pada saat menari. (Wawancara/Ngatemin (68)/09/02/2017).

(8)

kenyataannya memang seni yang berbau jaran kepang terkesan magis, pada saat Prajuritan dipentaskan terkadang juga pun pemain seni tarian ini juga pernah mengalami yang namanya kesurupan namun secara tidak sengaja karena pada dasarnya pada seni tari kuda lumping pada saat kesurupan memang sengaja dibuat mabuk dengan mengisi roh halus kedalam pemainnya. Konon sebelum membentuk grup jatilan ini dulunya pada saat jatilan belum mempunyai jaran kepang, desa ini masih meminjam jaran

kepang dari mbah Jomakowan yang dibawa dari banyuwangi. Menurut

Ngatemin yang merupakan sesepuh desa ini merupakan jaran kepang yang ampuh dan luar biasa bahkan dibakar pun tidak terbakar karena memang sakti dan kuat jaran kepang ini. Menurut cerita dari Ngatiman dulu pada saat mbah Jomakowan meninggal, jaran kepang ini diletakkan di tembok rumah karena tidak ada orang yang bisa merawat jaran kepang tersebut akan dihilangkan dengan cara dibuang dan meminta tolong kepada orang dibuang ke rawa pening yang pada saat itu belum ada kendaraan, yang jauh jarakknya ditempuh dengan jalan kaki dan dibuang ke rawa tersebut sejumlah dua jaran kepang. Tidak disangka 2 orang yang membuang jaran kepang belum sampai

(9)

datang saat seni ini dipentaskan. Walaupun sebetulnya sendra tari yang diutamakan dalam seni tarinya. (Wawancara/Janjang Purnomo (45)/09/02/2017).

D. Unsur yang terkandung dalam seni tari prajuritan 1. Pakaian

(10)

Pada bagian pipi diberi pewarna pipi untuk memberi kesan cerah. Makna dari busana penari adalah menggambarkan sosok prajurit Jawa yang yang akan berperang. (Wawancara/Suparmi (43)/14/03/2017)

2. Ritual

Tidak ada ritual kusus sebetulnya dalam pementasan tari prajuritan hanya saja pada saat bulan sapar ikut dikaitkan dengan acara merti desa, tari prajuritan merupakan hiburan yang utama pokok harus dipentaskan.

3. Gerakan

a Lumaksono, melakukan tanggung jawab yang serius, tugas yang benar – benar serius penuh tanggung jawab selalu ingat dengan yang Kuasa.

b Merong Megar, eling kanan kiri, supaya bisa menerapkan kewajibannya sampai benar dan tanggung jawab.

c Garuda Nglayang, dapat diambil dari lambang negara Indonesia yaitu Garuda dan mempunyai makna arti jika melakukan tindakan apapun harus melihat tatanan negara yaitu garuda Pancasila.berani menerapkan tatanan negara.

d Nyongklang

(11)

f Sendal Pancing, menghadapi keadaan dengan sabar , supaya bisa melakukan apapun dengan baik, jangan mudah emosi. Melakukan semua tindakan tidak terburu-buru supaya tidak keliru.

g Lumbung, semua hasil kegiatan atau pekerjaan digunakan dan disimpan dengan baik.

4. Iringan

Iringan dalam prajuritan terdiri dari 6 buah alat musik yaitu:

a. Satu buah jedhor, bentuk seperti bedhug terbuat dari kayu jati ditutup dengan kulit kambing pada kedua sisinya. Pemukulnya terbuat dari kayu jati yang dililit karet hitam pada ujungnya. Ukuran jedhor berdiameter 25 cm. Seiring perkembangan zaman alat musik ini digantikan dengan bas drumband yg ringan dan mudah dibawa, karena dahulu menggunakan bedhugyg dibawa dari masjid warga yang sangat berat.

b. Satu buah drendeng, bentuknya lebih kecil dari jedhor, terbuat dari kayu jati dan ditutup kulit kambing pada salah satu sisinya, sedangkan sisi yang lain dibiarkan terbuka. Ukuran dhodhog berdiameter 12,5 cm dengan panjarig 15 cm. Pemukulnya terbuat dari kayu jati yang dililit dengan karet hitam pada salah satu ujungnya, panjarignya 26 cm . c. Jurusan, terbuat dari besi hitam dengan diameter 20 cm, ukuran lebih

(12)

d. Penerus, terbuat dari besi kuningan juga dengan diameter 18 cm, diantara keempat bendhe hanya kenthing lah yang bentuknya paling kecil.

e. Kenthing terbuat dari besi hitam dengan diameter 15.

f. Menurut salah seorang pengiring tari prajuritan, cara memukul alat musik jedhor dan dhodhog hampir bersamaan, hanya berselang satu ketukan saja. Jurusan dan keprak di tabuh secara monoton, sedangkan penerus dan kenthing ditabuh imbal atau bergantian, dan peluit digunakan bila akan berganti gerakan.

5. Tema

Tema adalah sebuah garapan yang merupakan pokok yang menjadi sumber dari apa yang ingin disampaikan atau diekspresikan. Tema mendasari sebuah pengolahan atau penyusunan gerak dan bunyi. (Endang Ratih E.W. 2004 : 81) Untuk menggambarkan isi tari, tema dalam tari ada tiga macam yaitu tari yang bertemakan erotik yaitu suatu tarian yang menggambarkan percintaan atau kasih sayang, tari yang berthemakan heroik adalah tarian yang berisikan tentang kepahlawan dan pantomim yaitu tarian yang berisi gerak – gerak simbolis saja. (Soedarsono, 1978: 33)

(13)

Suta Wijaya. Seni tari Prajuritan ini merupakan seni tari yang menggambarkan peperangan maka adapun kisahnya sebagai berikut.

Arya penangsang lahir di Demak Bintara. Bapaknya bernama Suryawiyata atau Raden Kikin atau bisa disebut juga Pangeran Sekar. Sebelum Arya Penangsang lahir, terjadi gejolak politik di Demak Bintara yaitu perebutan kekuasaan. Sebelumnya, Demak Bintara dipimpin oleh Raden Patah. Raden Patah mempunyai anak yaitu yang pertama Pangeran Pati Unus (oleh orang Portugis), yang kedua Suryawiyata, dan yang ketiga Sultan Trenggana. Setelah Raden Patah meninggal, seharusnya tahta dipimpin oleh anak yang pertama. Namun, karena Pangeran Pati Unus meninggal di malaka setelah melawan portugis, Seharusnya tahta jatuh ke tangan Suryawiyata anak yang kedua. Tetapi tidak tau para Sunan, bagaimana keputusannya. Mungkin karena ada gejolak politik perebutan kekuasaan.

Akhirnya Sunan Bonang membuat sayembara, “ siapa yang

berhasil menduduki kursi Raden patah, maka dialah yang akan menjadi raja”. Dan akhirnya Sultan Trenggana yang berhasil menduduki kursi

(14)

Sultan Trenggana mempunyai anak yaitu Sunan Mukmin (Sunan Prawata). Sunan Mukmin mengetahui kalau Sunan Trenggana akan dibunuh. Kemudian Sunan Mukmin ingin mencuri pusaka Kyai Brongot Setan Kober. Pusaka tersebut disimpan oleh Ibu Nyai Sunan Kudus. Lalu Sunan Mukmin (Sunan Prawata) berpura-pura mencintai Ibu Nyai Sunan Kudus agar bisa mencuri pusaka tersebut. Ibu Nyai Sunan Kudus di ajak selingkuh. Kemudian Sunan Mukmin (Sunan Prawata) menanyakan dimana pusaka tersebut disimpan. Ibu Nyai Sunan Kudus pun memberitahu dimana ia menyimpannya. Setelah mengetahuinya, diambillah pusaka itu oleh Sunan Mukmin. Setelah mendapatkan pusaka tersebut, Sunan Mukmin (Sunan Prawata) pun berangkat untuk membunuh Suryawiyata/Pangeran Sekar setelah shalat jum’at. Sebelum

membunuh Suryawiyata, Sunan Mukmin (Sunan Prawata) sudah diberitahu, kalau membunuh Suryawiyata jangan sampai mengenai istrinya. Karena istri Suryawiyata sedang mengandung Arya Penangsang. Kejadian pembunuhan terjadi di dekat sungai/kali. Sunan Mukmin (Sunan Prawata) menusuk Suryawiyata dari belakang, dan darahnya moncrat mengenai mata Sunan Mukmin (Sunan Prawata) dan matanya menjadi remang-remang sehingga Sunan Mukmin (Sunan Prawata) menjadi buta.

(15)

dan bertemu dengan Sunan Kudus. Ketika itu istri Suryawiyata mau melahirkan. Sebelumnya, istri Suryawiyata menceritakan semua kejadian itu kepada Sunan Kudus. Setelah itu Arya Penangsang lahir. Ketika Arya Penangsang lahir, ari-arinya masih melekat pada tubuhnya dan belum dipotong. Lalu Arya Penangsang dibawa lari oleh Sunan Kudus ke Jipang. Sebelumnya, Raden Patah (kakek Arya Penangsang) adalah menantu Bupati Jipang. Arya Penangsang di Jipang menduduki sebagai eyang buyut dari Raden Patah. Ketika itu Arya Penangsang masih kecil. Sebelum Arya Penangsang dewasa, pemerintahan kekuasaan dipegang oleh Patih Mantahun. Di Jipang, Arya Penangsang di asuh oleh Mbok Ban Agung. Lambat laun Arya Penangsang tumbuh menjadi dewasa. Setelah dewasa, Arya Penangsang diceritakan oleh Sunan Kudus semua tentang kejadian yang menimpa kedua orang tuanya sebelum dia lahir. Sebenarnya Arya Penangsang adalah anak yang alim dan sopan. Lalu setelah mendengar cerita dari Sunan Kudus, Arya Penansang menjadi panas dan menjadi anak yang pendendam.

(16)

ikut mati karena dibunuh oleh Sunan Mukmin (Sunan Prawata). Setelah Sunan Mukmin (Sunan Prawata) mati, Ratu Kalinyamat adik Sunan Mukmin (Sunan Prawata) lari ke Gunung Danaraja, Jepara. Ratu Kalinyamat juga mempunyai dendam dengan Arya Penangsang karena telah membunuh Sunan Prawata. Ratu Kalinyamat lalu bertapa tanpa busana di Gunung Danaraja. Dan dia tidak akan turun, sebelum dia mandi darahnya Arya Penangsang. Setelah Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan Mukmin (Sunan Prawata), karena disitu ada persaingan politik antara Jipang dan Pajang untuk merebutkan kekuasaan Demak Bintara. Sebelumnya Arya Penangsang berada di Blambangan Lasem Tuban, sebelum memimpin Jipang.

(17)

Gunung Danaraja tempat Ratu Kalinyamat bertapa. Sebelum sampai di tempat Ratu kalinyamat bertapa, Adipati Sultan Hadiwijaya berganti pakaian rakyat biasa untuk menyamar supaya tidak diketahui oleh orang-orang Jipang. Adipati Sultan Hadiwijaya berserta Ki Ageng Pamanahan dan prajurit yang sudah dipilih berangkat ke Gunung Danaraja untuk menemui Ratu Kalinyamat yang sedang bertapa. Mereka menyamar sebagai pedagang keliling.

Akhirnya, Adipati Sultan Hadiwijaya sampai di Gunung Danaraja. Kedatangan Adipati Sultan Hadiwijaya beserta rombongan menimbulkan kecurigaan dari beberapa prajurit Pajang yang berjaga dimulut Gua. Namun, tanpa sengaja Adipati Sultan Hadiwijaya dikenali oleh prajurit Pajang. Setelah mengetahui kalau yang menyamar itu Adipati Sultan Hadiwijaya, prajurit Pajang langsung mempersilahkan masuk. Lalu Adipati Sultan Hadiwijaya segera menemui Ratu Kalinyamat. Kemudian Ratu Kalinyamat menceritakan semua kejadian yang dulu menimpa Sunan Mukmin (Sunan Prawata). Ratu Kalinyamat mendesak Adipati Sultan Hadiwijaya agar segera menumpas Arya Penangsang. Ratu Kalinyamat mengaku sebagai pewaris tahta Sunan Mukmin (Sunan Prawata) dan berjanji akan memberikan Demak dan Jepara jika Adipati Sultan Hadiwijaya berhasil mengalahkan dan membunuh Arya Penangsang.

(18)

berhasil membunuh Arya Penangsang, akan dikasih separo Bumi Pajang (sigar semongko menurut jawa)”. Ki Juru Martani dan Ki Ageng

Pamanahan ikut dalam sayembara itu. Mereka menyusun siasat dan melibatkan Danang Sutawijaya (anak angkat Adipati Sultan Hadiwijaya). Dalam menyusun siasat itu mereka menggunakan kuda betina dan pusaka tombak kyai plered milik Adipati Sultan Hadiwijaya.

Arya Penangsang mengirim utusan pasukan sureng untuk membunuh Adipati Sultan Hadiwijaya dengan membawa keris kyai brongot setan kober. Akan tetapi pasukan sureng tidak berhasil membunuh Adipati Sultan Hadiwijaya dan kerisnya direbut oleh Adipati Sultan Hadiwijaya. Mereka malah tertangkap ketika mau membunuh Adipati Sultan Hadiwijaya. Akan tetapi, mereka tidak dihukum melainkan diberi hadiah dan disuruh kembali ke Jipang. Kemudian pulanglah para utusan Arya Penangsang ke Jipang. Lalu setelah sampai di Jipang para utusannya menghadap kepada Arya Penangsang. Para utusan tersebut mengatakan bahwa mereka tertangkap oleh Adipati Sultan Hadiwijaya pada saat mau membunuhnya, dan mereka diberi hadiah. Mendengar perkataan para utusannya itu, yang juga membawa hadiah dari Adipati Sultan Hadiwijaya, Arya Penangsang merasa tersinggung dan sangat marah.

(19)

Adipati Sultan Hadiwijaya datang, Sunan Kudus berkata kepada Arya Penangsang “ ngene ngger mengko yen Hadiwijaya rene, kon lenggah

ing kursiku iki (kursinya sudah diberi japa supaya Adipati Sultan Hadiwijaya apes dan kesaktiannya hilang)”. Namun, setelah Adipati

Sultan Hadiwijaya sampai, malah Arya Penangsang yang duduk di kursi tersebut. Karena Arya Penangsang lupa dan menduduki kursi tersebut, kesaktian Arya Penangsang berkurang dan hilang.

Lalu untuk mengembalikan kesaktiannya, Arya Penangsang di suruh untuk berpuasa selama 40 hari tanpa makan, minum, tidak boleh melihat orang lain dan juga tidak boleh tidur. Ketika itu, Adipati Sultan Hadiwijaya mengadakan sayembara untuk melawan Arya Penangsang,

“Barang siapa yang mampu membunuh Arya Penangsang, akan di beri

hadiah tanah pati dan hutan mataram”. Ki Juru Martani, Ki Ageng

Pamanahan dan adik angkatnya Ki Penjawi yang merupakan abdi dalem Adipati Sultan Hadiwijaya, ikut dalam sayembara itu. Ki Ageng Pamanahan dan Ki Juru Martani menyusun siasat perang untuk melawan Arya Penangsang. Ki Juru Martani menyarankan kepada Ki Ageng Pamanhan agar membawa tombak pusaka Kyai Plered milik Adipati Sultan Hadiwijaya. Karena dengan tombak itulah yang hanya mampu membunuh Arya Penangsang.

(20)

Adipati Sultan Hadiwijaya akan meminjamkan tombak pusaka miliknya. Kemudian Adipati Sultan Hadiwijaya setuju dan meminjamkan tombak pusakanya kepada Danang Sutanwijaya. Setelah itu, Ki Ageng Pamanahan beserta rombongannya berangkat ke Jipang. Penyarangan dipimpin oleh Ki Juru Martani. Ketika tiba di tepi sungai Bengawan Solo yang merupakan tapal batas dengan wilayah Jipang. Ki Juru Martani segera untuk menyusun siasat. Dengan Sutawijaya yang tampak berdiri disamping kuda putih yang akan ditungganginya untuk melawan Arya Penangsang. Dan di tangannya tergenggam tombak pusaka Kyai Plered yang ujungnya sudah ditutupi kain putih dan diberi rangkaian bunga melati.

(21)

Dengan penuh amarah, Arya Penangsang segera menunggangi kudanya Kyai Gagak Rimang menuju sungai tapal batas wilayah Jipang. Setibanya di tepi sungai, Arya Penangsang melihat anak kecil yang menunggangi kuda putih dengan membawa tombak diseberang sungai. Anak kecil tersebut tak lain adalah Danang Sutawijaya. Melihat Danang Sutawijaya, Arya Penangsang tambah semakin marah, karena merasa diremehkan untuk melawan anak kecil yang masih berumur 10 tahun.

Arya Penangsang tidak sanggup menahan emosinya dan segera menarik tali kekang Kyai Gagak Rimang. Sehingga kuda itu meringkik dan berlari menapaki dasar sungai bengawan. Tanpa ragu Danang Sutawijaya segera menghela kuda putih yang di tungganginya. Begitu berhadap-hadapan dengan Arya Penangsang, Danang Sutawijaya segera memutar arah kudanya sehingga membelakangi kuda Arya Penangsang. Kuda hitam kesayangan Arya Penangsang tiba-tiba bertingkah aneh dan menjadi liar karena melihat kuda yang di tunggangi Danang Sutawijaya adalah kuda betina.

(22)

merai tubuh Danang Sutawijaya dan membantingnya ke tanah hingga tak berdaya. Arya Penangsang segera turun dari kudanya, lalu menginjak dada Danang Sutawijaya. Melihat Danang Sutawijaya dalam bahaya, Ki Ageng Pamanahan segera keluar dari tempat persembunyiannya. Ia segera menggunakan siasat dengan berpura-pura memihak kepada Arya Penangsang. Ki Ageng Pamanahan berkata, “Hai, Penangsang! Habisilah

nyawa anak Hadiwijaya itu”.

(23)

Arya penangsang membuat gempar seluruh bangsawan Jawa, tak terkecuali Sunan Kudus.

Kini, tidak ada lagi penguasa Jawa yang kuat selain Adipati Sultan Hadiwijaya di Pajang. Beberapa minggu kemudian, upacara besar dilaksanakan. Disaksikan oleh para pembesar Demak Bintara, Ratu Kalinyamat menyerahkan tahta Demak Bintara kepada adik iparnya, Adipati Sultan Hadiwijaya. Keputusan ini banyak disokong oleh berbagai pihak. Namun sesuai janji semula, Pajang harus berbentuk Kesultanan, bukan Kerajaan. Oleh karenanya, Adipati Sultan Hadiwijaya lantas dikukuhkan sebagai seorang Sultan dengan gelar Kangjeng Adipati Sultan Hadiwijaya. Putra Ki Ageng Pengging, kini telah resmi memegang tampuk pemerintahan Jawa. Ramalan Sunan Kalijaga, terbukti sudah. Kini, Ki Mas Karebet atau Jaka Tingkir telah menjadi seorang Raja penguasa Tanah Jawa.

(24)

penagsang, rimang Hadiwijaya, selanjutnya diikuti Tamtama yang membawa tombak, tembung yang membawa bindi tameng dan tombak, dan pekatik atau pesuruh.

E. Arti Penting Seni Tari Prajuritan di Desa Tegalrejo.

Seni prajuritan ini merupakan seni asli turun temurun yang harus di tampilkan pada bulan sapar dalam acara merti desa. Seni tari prajuritan ini juga sebagai icon identitas desa Tegalrejo karena pada mulanya, dulu sebelum masyarakat desa tegalrejo belum mengenal seni, prajuritan ini adalah kesenian yang pertama dikenal oleh masyarakat Tegalrejo pada khususnya dan kota Salatiga pada umumnya. Prestasi prajuritan ini pun bisa dibanggakan pernah 2 kali mewakili kota Salatiga bahkan Jawa Tengah untuk tampil di Taman Mini Indonesia.

Ritual bulan sapar merti desa ikut dikaitkan dengan seni prajuritan sendiri Dari segi kepercayaan pun pentingnya prajuritan ini harus dan wajib ditampilkan pada saat merti desa konon katanya sebagai syarat karena danyang (arwah leluhur) di desa Tegalrejo menyukai kesenian ini. Maka

(25)

tegalrejo. Adapun kesenian lain yang dikutsertakan pada saat saparan yaitu tayub yang juga disukai oleh danyang (arwah leluhur) desa Tegalrejo. Dua kesenian itu harus wajib ditampilkan dalam acara saparan tidak dapat digantikan dengan kesenian lainnya hingga sekarang.

F. Pergeseran Makna Seni Tari Desa Tegalrejo 1. Pergeseran makna seni tari prajuritan.

(26)

kesenian sendiri tidak mencukupi, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemasukan akibat sudah jarang pentas (menerima tanggapan), disisi lain mayoritas anggota kelompok seni tari prajuritan berasal dari kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah.

2. Pergeseran makna laku ritual dalam pementasan seni tari prajuritan.

(27)

3. Pergeseran makna kekhusukan.

Referensi

Dokumen terkait

sistem yang saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu2.  Menurut Herbert and Gullet bahwa

Pemberian Lactobacillus sp.dan Inulin dalam Ransum berbeda Kualitas terhadap Kualitas Tulang pada Ayam Kedu Awal Bertelur (Pembimbing: NYOMAN SUTHAMA dan HANNY

b) Simpanan/ tabungan Mudharabah, adalah simpanan/ tabungan pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah

ÉLABORATION DU FLASH MNÉMONIQUE COMME SUPPORT PÉDAGOGIQUE DES TEMPS DE L’INDICATIF EN CLASSE DE GRAMMAIRE.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan penelitian ini adalah merancang suatu model sistem intelijen bisnis di bidang TI perbankan yang memiliki kemampuan sebagai berikut untuk menganalisis

12th WORLD UNIVERSITIES WRESTLING CHAMPIONSHIP FREE STYLE COMPETITION TECHNICAL ANALYSIS.. European Journal of Physical Education and Sport Science - Volume 3 │ Issue 11 │ 2017

Dimana jika Anda benar didalam mendaftarkan diri bersama agen bola piala dunia 2018 Terpercaya Tersebut maka Anda akan memperoleh keseruan sata bertaruh dan sekaligus juga

PENGGUNAAN PERMAINAN LABYRINTH D ALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN.. Universitas Pendidikan Indonesia