• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Menopause dengan Sindrom Mulut Terbakar di Kelurahan Padang Bulan Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Menopause dengan Sindrom Mulut Terbakar di Kelurahan Padang Bulan Medan Chapter III VI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu menopause dengan Sindroma Mulut Terbakar (SMT). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitusubjek diobservasi pada satu waktu yang sama.33

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan jumlah wanita yang berusia 45 tahun keatas yang diperkirakan sudah mengalami menopause ada sekitar 250 orang, sehingga dapat memenuhi jumlah sampel. Penelitian dimulai dari 6 Maret - 22 Maret 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru.

3.3.2 Sampel

(2)

3.3.3 Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus uji hipotesis satu populasi pada data proporsi: 34

n [ √ o o √ ] o

Keterangan :

n = jumlah sampel minimal yang diperlukan

nil i seb r n norm l b ku p d tertentu ,96 nil i seb r n norm l b ku p d tertentu , 8

Po = proporsi penelitian sebelumnya yaitu 22,7% (Baharvad M, 2014)11 Pa = perkiraan proporsi penelitian 9,7%

n [ ,96 √ , , , 9 , , 8 √ , 9 , 9 ]

n [ ,8 9 , 9 , 69 ]

n , 69 ,

n 8 ,9 8 or ng

Jumlah sampel minimum yang didapat adalah 85 orang. Untuk menghindari bias penelitian, jumlah sampel ditambah dari jumlah sampel minimum menjadi 100 orang wanita menopause.

3.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Wanita yang sudah menopause.

2. Tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik yang dapat menyebabkan SMT, seperti Diabetes Melitus.

3. Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan SMT, seperti obat antihipertensi golongan ACE inhibitor (captropil, enalapril, lisinopril).

(3)

3.3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Responden yang tidak kooperatif menjalani penelitian.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Menopause

- Lamanya menopause 2. Variabel Terikat : Karakteristik SMT

- Gejala penyerta - Lokasi

- Intensitas 3. Variabel tak terkendali : Oral hygiene

3.4.2 Definisi Operasional

Variabel

Penelitian Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

(4)

Sindrom Mulut Terbakar (SMT)

(5)

Intensitas sekali, dan seterusnya sampai 10 = sangat

3.5 Sarana Penelitian

3.5.1 Alat Penelitian

1. Lembar pemeriksaan subjek penelitian 2. Alat tulis

3. Alat diagnostik (Kaca mulut, sonde dan pinset)

3.5.2 Bahan Penelitian

(6)

3.6 Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan. Subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan, manfaat dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Apabila subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka subjek diminta untuk menandatangani lembar informed consent.

Selanjutnya dilakukan wawancara langsung untuk memperoleh identitas dan riwayat menopause dari subjek penelitian. Setelah itu, dilakukan anamnesis dengan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mendiagnosis dan mengetahui karakteristik SMT. Subjek yang mengeluhkan adanya rasa panas/terbakar maka dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan intraoral untuk melihat apakah ada lesi yang berhubungan dengan SMT pada rongga mulut subjek dan kemudian dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari lembar hasil pemeriksaan pasien kemudian dianalisis sesuai dengan sifatnya. Analisis data statistik pada penelitian ini terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat.

3.7.1 Data Univariat

Analisis univariat (analisis deskriptif) bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.33 Data univariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi:

1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia. 2. Distribusi frekuensi usia mulai mengalami menopause. 3. Distribusi frekuensi lama menopause.

4. Prevalensi SMT pada wanita menopause.

5. Distribusi frekuensi SMT berdasarkan lama menopause. 6. Distribusi frekuensi gejala penyerta SMT.

(7)

8. Distribusi frekuensi intensitas SMT.

3.7.2 Data Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang diduga berhubungan atau berkolerasi.33 Data bivariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi tabulasi silang antara lama menopause dengan SMT, tabulasi silang antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT, tabulasi silang antara lama menopause dengan lokasi SMT, dan tabulasi silang antara lama menopause dengan intensitas SMT.

Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji chi-square (X2) untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan terjadinya SMT dan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan karakteristik (gejala penyerta, lokasi, dan intensitas) SMT.37

Berdasarkan uji statistik tersebut dapat diputuskan:33,37

 Menol k Ho, jik diperoleh nil i p ≤ , .

 Menerima Ho, Jika diperoleh nilai p > , .

3.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup hal sebagai berikut: 1. Ethical Clearance

Peneliti mengajukan persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional, diperlukan untuk memenuhi aspek legal tatacara penelitian yang telah disepakati.

2. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

(8)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Data Univariat

4.1.1 Data Demografi Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 100 orang wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Berdasarkan usia subjek penelitian, kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 15 orang (15%), kelompok usia 51-60 tahun 32 orang (32%), kelompok usia 61-70 tahun 21 orang (21%), kelompok usia 71-80 tahun 24 orang (24%), dan kelompok usia > 80 tahun 8 orang (8%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia di Kelurahan Padang Bulan Medan

Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

41-50 51-60 61-70 71-80 > 80

15 32 21 24 8

15 32 21 24 8

Total 100 100

(9)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Usia mulai Mengalami Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan

Usia (tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

41-45 46-50 51-55

17 62 21

17 62 21

Total 100 100

Tabel 3 menunjukkan karakteristik subjek penelitian berdasarkan lama menopause. Kelompok subjek yang sudah menopause 1-10 tahun ada 40 orang (40%) dan kelompok subjek yang sudah menopause > 10 tahun ada 60 orang (60%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lama Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan Lama Menopause (tahun) Jumlah (n) Persentase (%)

1-10 > 10

40 60

40 60

Total 100 100

4.1.2 Prevalensi SMT

Tabel 4 menunjukkan prevalensi SMT pada wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan. Hasil penelitian ini diketahui dari 100 orang wanita menopause, 14 orang mengalami SMT sedangkan 86 orang tidak mengalami SMT.

Tabel 4. Prevalensi SMT pada Wanita Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan

SMT Jumlah (n) Persentase (%)

Ya Tidak

14 86

14 86

(10)

Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa 40 orang subjek yang sudah mengalami menopause selama 1-10 tahun, 10 orang (25%) diantaranya mengalami SMT. Subjek yang sudah menopause > 10 tahun ada 60 orang dan 4 orang (6,67%) diantaranya mengalami SMT.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi SMT berdasarkan Lama Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan

Lama Menopause

(tahun)

SMT

Jumlah (n) Persentase (%)

Penelitian pada 100 orang subjek diketahui 14 orang (14%) mengalami SMT. Data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa gejala penyerta yang paling sering dikeluhkan adalah mulut kering yaitu 9 orang (64,29%), selanjutnya adalah sulit menelan 3 orang (21,42%) dan perubahan pengecapan 2 orang (14,29%). Hasil dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gejala Penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan

Gejala Penyerta SMT Jumlah (n) Persentase (%)

(11)

Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa subjek yang mengalami SMT melaporkan bahwa lokasi yang paling sering terjadi yaitu pada lidah ada 7 orang (50%), selanjutnya pada tenggorokan ada 4 orang (28,58%), dan pada bibir ada 3 orang (21,42%).

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Lokasi SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan

Lokasi SMT Jumlah (n) Persentase (%)

Lidah Bibir

Tenggorokan

7 3 4

50 21,42 28,58

Total 14 100

Pada tabel 8 menunjukkan hasil mengenai intensitas nyeri yang dirasakan subjek yang mengalami SMT. Intensitas nyeri yang dilaporkan paling banyak adalah sakit sedang 6 orang (42,85%), selanjutnya sakit ringan 5 orang (35,72%), sakit berat 3 orang (21,43%), dan tidak ada yang melaporkan tidak sakit ataupun sakit sangat berat.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Intensitas SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan Intensitas SMT Jumlah (n) Persentase (%)

Tidak sakit Sakit ringan Sakit sedang Sakit berat Sakit sangat berat

0 5 6 3 0

0 35,72 42,85 21,43

0

(12)

4.2 Analisis Data Bivariat

4.2.1 Hubungan antara Lama Menopause dengan SMT

Penelitian dari 100 orang wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan, menunjukkan 14 orang (14%) mengalami SMT yang dikelompokkan berdasarkan lama menopause. Hasil uji statistik menggunakan Pearson Chi-Square memperlihatkan bahwa nilai p < 0,05 yaitu 0,013 maka Ho ditolak. Oleh karena itu, pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan SMT.

Tabel 9. Hubungan antara Lama Menopause dengan SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan

Lama

Menopause

SMT

n P

Iya Tidak

1-10 > 10

10 4

30 56

40

60 0,013

(13)

4.2.2 Hubungan antara Lama Menopause dengan Karakteristik SMT

Tabel 10 menunjukkan hubungan antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT yang diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan mendapatkan nilai p > 0,05 yaitu 0,76 maka Ho diterima. Oleh karena itu pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT.

Tabel 10. Hubungan antara Lama Menopause dengan Gejala Penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan

Lama

Tabel 11 menunjukkan hubungan antara lama menopause dengan lokasi SMT yang diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan medapatkan nilai p > 0,05 yaitu 0,92 maka Ho diterima. Oleh karena itu pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan lokasi SMT.

Tabel 11. Hubungan antara Lama Menopause dengan Lokasi SMT di Kelurahan

Lidah Bibir Tenggorokan

(14)

Tabel 12 menunjukkan hubungan antara lama menopause dengan lokasi SMT yang diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan medapatkan nilai p > 0,05 yaitu 0,99 maka Ho diterima. Oleh karena itu pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara lama menopause dengan intensitas SMT.

Tabel 12. Hubungan antara Lama Menopause dengan Intensitas SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan

Lama

Menopause

(Tahun)

Intensitas Nyeri SMT

n P

Tidak

Sakit

Sakit

Ringan

Sakit

Sedang

Sakit

Berat

Sakit Sangat

Berat

1-10 > 10

0 0

3 2

5 1

2 1

0 0

10

4 0,99

(15)

BAB 5

PEMBAHASAN

Sindrom Mulut Terbakar (SMT) merupakan sensasi rasa terbakar atau panas yang dirasakan pada mukosa mulut tanpa ditemukan adanya kelainan pada mukosa mulut.4,5 SMT banyak terjadi pada wanita yang sudah menopause karena pengaruh dari berkurangnya hormon estrogen.27,31 Penelitian mengenai hubungan antara lama menopause dengan SMT ini dilakukan di lingkungan Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru yang terdiri dari 100 orang wanita menopause yang dijadikan sebagai subjek penelitian.

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah kelompok usia 51-60 tahun, dimana mayoritas subjek mulai mengalami menopause pada usia 46-50 tahun. Penelitian Senolinggi dkk (2015) mendapatkan hasil bahwa usia mulai menopause paling banyak pada usia 45-55 tahun.38 Menurut Boyke di Indonesia pada tahun 2006, usia mulai menopause antara 45-50 tahun.20 Hasil ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa usia seseorang mengalami menopause sangat bervariasi yaitu sekitar 45-55 tahun karena dapat dipengaruhi banyak faktor seperti usia saat menstruasi pertama, pekerjaan, kebiasaan merokok, dan penyakit-penyakit tertentu yang dapat memicu menopause dini.7,20,21

(16)

Berdasarkan lamanya menopause, subjek yang mengalami SMT pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa SMT paling banyak terjadi pada kelompok yang lama menopause 1-10 tahun. Hasil pada penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan terjadinya SMT. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sasireka dkk (2013),11 dan Santosh dkk (2013),12 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara menopause dengan SMT. Penelitian Santosh dkk (2013) dilakukan pada 365 orang wanita menopause dan mendapatkan hasil bahwa SMT paling banyak terjadi 3-12 tahun setelah menopause.12 Teori menyatakan bahwa keluhan pada wanita menopause akan memuncak pada awal menopause yaitu sekitar 1-3 tahun pertama sesudah menopause karena terjadi peningkatan kadar FSH dan LH.24,39 Kadar FSH mengalami peningkatan yang tinggi sekitar 10-20 kali lipat dan kadar LH mengalami peningkatan sekitar tiga kali lipat.24 Peningkatan ini menunjukkan telah terjadinya penurunan fungsi ovarium dalam memproduksi hormon estrogen.39 Mukosa oral dan kelenjar saliva memiliki kemiripan dengan mukosa vagina secara histologi, begitu pula dengan responnya terhadap estrogen karena pada mukosa oral juga memiliki reseptor estrogen.3,31 Sehingga perubahan estrogen yang dapat mempengaruhi mukosa vagina, juga dapat mempengaruhi mukosa oral secara langsung atau melalui mekanisme saraf yang salah satunya adalah SMT.1,2,4

(17)

Penelitian ini menunjukkan SMT terjadi pada beberapa lokasi dalam rongga mulut seperti lidah, bibir, tenggorokan. Lokasi SMT paling banyak dikeluhkan subjek adalah pada lidah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Baharvand,10 Gao,13 dan Colak,14 yang mendapatkan hasil bahwa SMT paling sering terjadi pada lidah. Kepustakaan menjelaskan bahwa rasa nyeri sebagian besar lokasinya bilateral dan simetri pada lidah, biasanya pada dua per tiga anterior lidah.4,5 Namun jika dikaitkan dengan lama menopause, dari uji statistik tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan lokasi SMT. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Baharvand, dkk (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara lokasi SMT dengan menopause.11 Teori mengatakan bahwa SMT dapat terjadi pada beberapa daerah di dalam rongga mulut seperti lidah, palatum, bibir, tenggorokan, mukosa bukal, dasar mulut, dan daerah pendukung gigi tiruan.5,26,31

(18)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan:

1. Ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=0,013).

2. Prevalensi SMT pada wanita menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan adalah 14%.

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=0,76)

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan lokasi SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=0,92)

5. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menopause dengan intensitas SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan (p=0,99)

6.2 Saran

Gambar

Tabel 4. Prevalensi SMT pada Wanita Menopause di Kelurahan Padang Bulan Medan
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Gejala Penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Lokasi SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan
Tabel 9. Hubungan antara Lama Menopause dengan SMT di Kelurahan Padang
+3

Referensi

Dokumen terkait

antara peserta didik dengan bahan atau materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan pendidik maupun antara sesama peserta didik.

Hasil penelitian dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas

Pembelajaran yang terjadi masih monoton, penyampaian materi dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dengan bantuan media cetak, berupa buku pegangan guru dan

3 Pasal 49 ayat (3) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyebutkan Dana Pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan

KATA KUNCI : Computer based Test (CBT), UJIAN.NET, tryout. 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika danKomputer,. Universitas Kristen

Jurnal yang berjudul Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Jumlah Beras Miskin Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW), bertujuan untuk membantu kepala

Bagan Kerja Pengukuran Parameter Fosfat (Suin, 2002). 5 ml

Pada umumnya pendidikan aqidah sering disandingkan dengan pendidikan akhlak (pendidikan aqidah akhlak), sehingga seolah-olah aqidah memiliki kedudukan yang sama dengan