• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Continuous Running Dengan Interval Running Dan Kolesterol Terhadap VO2 Max Atlet Sepakbola PPLP Provinsi Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Continuous Running Dengan Interval Running Dan Kolesterol Terhadap VO2 Max Atlet Sepakbola PPLP Provinsi Aceh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

Prestasi yang baik senantiasa didukung oleh peforma yang baik, menurunnya performa seorang atlit salah satunya disebab kan oleh factor kelelahan, semakin tinggi aktivitas yang dilakukan semakin cepat pula kelelahan akan timbul ( Giriwijiyo, 2010)

Kelelahan bisa timbul akibat terjadinya ketidak mampuan olahdaya Aerobik untuk mengimbangi olahdaya Anaerobik,hal itu disebabkan : (1) Olahdaya Anerobik yang terlalu besar, yang bearati bahwa kerja/olahraga yang sedang dilakukan terlalu berat, (2) kemampuan olahdaya aerobic (kapasitas Aerobik) yang terlalu rendah. Jadi meningkatkan olahdaya areobik adalah untuk mempertahankan kelangsungan kerja/olahraga yang sedang terjadi, oleh karena itu salah satu cara menghilangkan kelelahan ialah dengan proses oksidasi (proses aerobic) ( Giriwijoyo, 2010)

(2)

performa seseorang (Bompa, 2000). Asam laktat adalah produk akhir yang dihasilkan dari asam piruvat selama glikolisis anaerobic ( sheerwood, 2014 ).

Atlet membutuhkan ketersediaan energi. Energi berfungsi sebagai bahan bakar yang mengaktifkan proses kontraksi otot dan memaksimalkan performa atlet. Energi anaerobik bearti energi yang dapat dihasilkan dari makanan tanpa disertai pemakaian oksigen, energi aerobik bearti energi yang dapat dihasilkan dari makanan hanya dengan metabolisme oksidatif ( Guyton, 2009).

Kebutuhan energi pada saat berolahraga dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan di dalam tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5% melalui pemecahan protein (Irawan,2007)

(3)

Indikator tingkat kebugaran jasmani seseorang adalah kemampuan atau kapasitas seseorang untuk menggunakan oksigen sebanyak-banyaknya (Kapasitas Aerobik Maksimal = VO2Max), salah satu cara penting untuk menentukan kinerja kardiovaskular dengan mengukur besarnya VO2Max seseorang (Sastropanoelar, 1992)

VO2 max adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan oksigen selama kegiatan maksimal. Besarnya pasokan energi yang berasal dari sistim aerobik maksimal disebut dengan daya aerobik maksimal. Sukarman dalam Sulistyarto (2008) mengatakan bahwa daya aerobik maksimal juga disebut dengan VO2 max, yaitu banyaknya ambilan oksigen persatuan waktu pada saat tubuh melakukan pengerahan tenaga maksimum. Kent dalam sulistyarto (2008) Kapasitas aerobik maksimal biasanya dinyatakan dengan maksimal uptake dan merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang prestasi kerja dan ketahanan fisik seseorang.

Menurut Pate (1984) bahwa untuk meningkatkan daya tahan aerobik seseorang harus berlatih pada daerah latihan 70-80% DJM (Denyut Jantung Maksimal), dan berlangsung lama. Tetapi untuk olahragawan yang mengutamakan dayatahan, sesekali latihan harus berada pada intensitas latihan 85-90% DJM, dengan waktu tidak lama. Hal ini menunjukkan bahwa olahragawan yang penampilannya mengutamakan daya tahan, latihan harus menggunakan intensitas latihan aerobik dan juga anaerobik.

(4)

dengan kecepatan tertentu, dan dalam waktu tertentu. Kecepatan yang pasti sangat bervariasi, tetapi intensitas harus cukup merangsang ambang anaerobik agar terjadi adaptasi fisiologis (Janssen, 1989)

Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Aceh saat ini sedang mempersiapkan Atlet sepakbola untuk menghadapi kompetisi Kejuaran Nasional PPLP seindonesia, dimana latihan peningkatan ketahanan fisik menjadi hal utama yang sangat perlu ditingkatkan, disamping latihan taktik dan strategi permainan. Hal ini disampaikan langsung oleh Pelatih sepakbola PPLP aceh Saiful Imran disesi latihan rutin (PPLP Aceh,2016 )

Atlet sepakbola PPLP aceh pada wawancara langsung pada bulan January 2016 mengatakan pola latihan saat ini, mereka melakukan latihan 3 kali dalam seminggu dengan rincian lebih kurang 3 jam satiap kali latihan, 10-15 menit pemanasan, 20-30 menit lari keliling lapangan bola, 20-30 menit combinasi latihan ( sit-up, push-up, squat dan speed running), 90 menit latihan bertanding dan istihat lebih kurang 5-10 menit

satiap sesi latihan, namun hal ini tidak dapat meningkatkan daya tahan fisik atlet khusus nya VO2 maks yang mampu bertahan untuk sekali bertanding.

Untuk meningkatkan daya tahan aerobik banyak metode yang dapat dipilih. Fox (1988),berpendapat bahwa untuk mengembangkan daya tahan aerobik dapat digunakan beberapa metode antara lain: 1) Countinuous Training, 2) Interval Training, 3) Circuit Training.

Continuous Training atau latihan kontinyu atau sering disebut latihan terus

(5)

menerus tanpa berhenti. Waktu yang digunakan untuk latihan kontinyu relative lama, antara 30- 60 menit. Latihan kontinyu menggunakan intensitas 60-80% dari HR.Max. Latihan yang baik 3-5 hari perminggunya. Ada bermacam-macam bentuk latihan kontinyu seperti: jogging, jalan kaki, lari diatas treadmill, bersepeda statis, bersepeda, atau berenang. (Fox,1988)

Interval training atau latihan berselang adalah latihan yang bercirikan adanya

interval kerja diselingi interval istirahat (recovery). Bentuknya bisa interval running (lari interval) atau interval swimming (berenang interval). Latihan interval biasanya menngunakan intensitas tinggi, yaitu 80-90% dari Kemampuan makasimal. Waktu (durasi) yang digunakan antara 2-5 menit. Lama istirahat antara 2-8 menit. Perbandingan latihan dengan istirahat adadah 1:1 atau 1:2. Repetisi (ulangan) 3-12 kali (Fox, 1988)

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengkaji Perbedaan pengaruh metode latihan Continuous Running dengan Interval Running dan kolesterol terhadap Vo2 max Atlet Sepakbola PPLP Provinsi Aceh.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah secara keseluruhan terdapat perbedaan latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh ?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet

(6)

3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet

yang memiliki kadar kolesterol rendah ? 1.3.TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh latihan fisik dan kolesterol terhadap VO2 maks atlet sepak bola.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh

2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi

3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah

1.4.HIPOTESIS

(7)

1. H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh secara keseluruhan antara

latihan countinous running dengan interval running terhadap VO2Max atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh

Ha : Terdapat perbedaan pengaruh secara keseluruhan antara latihan

countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks

atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh

2. H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh antara latihan

countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks

atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi

Ha : Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous

running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet

sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol tinggi

3. H0 : Tidak terdapat perbedaan pengaruh antara latihan

countinous running dengan interval running terhadap VO2Maks

atlet sepakbola PPLP Provinsi Aceh bagi atlet yang memiliki kadar kolesterol rendah

Ha : Terdapat perbedaan pengaruh antara latihan countinous

running dengan interval running terhadap VO2Maks atlet

(8)

MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dapat menunjukkan bukti-bukti secara ilmiah mengenai perbedaan pengaruh metode continous running dan interval running terhadap VO2maks dan kadar kolesterol atlit sepak bola aceh ,sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menyusun program latihan fisik kepada pemain muda.

2. Dapat menunjukkan bukti-bukti secara ilmiah mengenai pengaruh kolesterol terhadap peningkatan VO2 maks , sehingga dapat memberi pelajaran pentingnya menerapkan pola hidup sehat.

3. Mengetahui program latihan yang tepat dan sesuai terhadap peningkatan VO2 Maks sesuai kadar kolesterol pada pemain sepakbola.

Referensi

Dokumen terkait

Keolahragaan dengan judul: “ Perbedaan Pengaruh Latihan Continuous Running Dan Speed Play Terhadap Peningkatan VO2Max Atlet Sepakbola Usia 15-16 Tahun Pada

Untuk memahami proses manajemen PPLP sepakbola Jawa Tengah di Kota Salatiga (yang meliputi peran kepala dinas, manajemen atlet, menajemen pelatih, manajemen program latihan,

Perbedaan Pengaruh Latihan Speed Play dengan Latihan Interval Training Terhadap Peningkatan VO 2 Max dan Hasil Renang 100 Meter Gaya Bebas pada Atlet Putra Usia

ANDIHON SIGALINGGING Upaya Meningkatkan Vo2 Max Dengan Mengunakan Latihan Interval Training Pada Atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Doloksanggul Junior Humbang Hasundutan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan bermain benteng dan latihan bermain hadang terhadap hasil kelincahan pada atlet sepakbola putra usia

Manakah yang lebih baik metode latihan sirkuit dengan metode latihan interval untuk peningkatan kapasitas VO2Max pada atlet bulutangkis Unit Kegiatan Olahraga

Peningkatan motivasi berprestasi atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk berprestasi ditinjau dari faktor internal

Saran Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut : Diharapkan dalam mempersiapkan calon atlet sepakbola PPLP Aceh yang berkompoten,