• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Cooperative Learning Model STAD dengan berbantuan Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Simulasi Digital (Studi Kasus: SMK N 2 Temanggung) T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Cooperative Learning Model STAD dengan berbantuan Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Simulasi Digital (Studi Kasus: SMK N 2 Temanggung) T"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

Penerapan Metode

Cooperative Learning

Model STAD dengan

berbantuan Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada

Mata Pelajaran Simulasi Digital

(Studi Kasus: SMK N 2 Temanggung)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh: Wilistri NIM: 702010167

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

7

Penerapan Metode Cooperative Learning Model STAD dengan berbantuan Edmodo untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Simulasi Digital

(Studi Kasus SMK N 2 Temanggung)

1

Wilistri, 2 Drs.Prihanto Ngesti Basuki, M.Kom, 3Angela Atik Setyanti, S.Pd. Program Studi Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana JL.Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail : 1) 702010167@student.uksw.edu, 2) angela.setiyanti@staff.uksw.edu, 3) classes imposed conventional teaching methods. This study was a quasi- experimental study , with data collection in the form of test pretest and posttest tests as well as student activity during the learning process, to get the data in the form of value which is the result of student learning . Based on the results of data analysis done with uji_gain, there is a difference between the control and experimental class class. This indicates that there is a enhancement in student learning outcomes are taught using STAD cooperative learning models aided Edmodo compared with conventional learning models .

Keywords:Cooperative Learning , STAD , Edmodo , Learning Outcomes

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode cooperative learning model student teams achievement division

(STAD) dengan aplikasi edmodo. Penelitian ini menggunakan sample sebanyak 2 kelas, yaitu kelas X BB 1 dan kelas X BB 2. Pada kelas pertama dikenakan metode

cooperative learning model (STAD) dengan aplikasi edmodo, kelas lainnya dikenakan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental, dengan teknik pengumpulan data berupa tes pretest dan tes postest serta aktivitas siswa selama proses belajar, untuk mendapatkan data berupa nilai yang merupakan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan uji_gain, terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Kata kunci : Cooperative Learning, STAD, Edmodo, Hasil Belajar.

1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

(8)

8 1. Pendahuluan

Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan membelajarkan siswa. Sementara tujuan belajar adalah kemampuan (Kompetensi) atau ketrampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu [1]. Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu proses terjadinya perubahan perilaku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan [2].

Berdasarkan hasil hasil wawancara yang telah dilakukan permasalahan yang pertama disimpulkan bahwa Simulasi Digital merupakan salah satu mata pelajaran baru yang diterapkan pada kurikulum 2013, yang khususnya diterapkan pada tingkat SMK. Siswa juga belum mengetahui seperti apa pelajaran yang akan diterapkan, serta materi yang akan disampaikan. untuk itu guru juga harus kreatif dalam mengelola kelas, agar murid dapat menerima materi yang diberikan secara maksimal. Permasalahan yang kedua bahwa penerapan pembelajaran dikelas guru masih menggunakan dengan metode konvensional meskipun kurikulum 2013 sudah diterapkan. padahal kunci sukses yang menentukan keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kreativitas guru dalam menentukan berhasil-tidaknnya peserta didik dalam belajar [3]. Guru mapel simulasi digital juga baru berencana untuk menerapkan sebuah aplikasi Edmodo untuk membantu dalam proses pembelajaran untuk itu pada pembelajaran ini disarankan untuk mengunakan sebuah aplikasi Edmodo dan diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran.

Model STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru yang menggunakan pendekatan kooperatif. Penerapan model STAD memungkinkan siswa untuk dapat belajar secara berkelompok, menumbuhkan sikap kooperatif, mendorong rasa kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi. Sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di samping itu metode ini juga mudah diadaptasi yang telah digunakan dalam pelajaran matematika, sains, illmu pengetahuan sosial, bahasa inggris, teknik, dan masih banyak subjek lainnya pada tingkat sekolah menengah sampai perguruan tinggi [4].

Edmodo salah satu aplikasi jejaring sosial untuk pembelajaran berbasis Learning Managemen System (LMS) dikembangkan pada akhir tahun 2008 oleh Nic Borg dan Jeff Ohara yang dikembangkan khususnya di lingkungan sekolah. Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah. Edmodo juga merupakan media social network microblogging yang aman bagi siswa dan guru serta memberi fasilitas bagi guru, murid tempat yang aman untuk berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi konten dan aplikasi pembelajaran, pekerjaan rumah (PR) bagi siswa, diskusi dalam kelas virtual, dan ulangan secara online [5]. pemanfaatkan aplikasi Edmodo diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran.

(9)

9

antar siswa dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang berkaitan dengan metode Cooperative Learning model STAD dengan berbantuan Edmodo, yang dilakukan oleh Siti Umamik dengan

judul “Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Cooperative Learning tipe

STAD Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Pada Sub Materi Pokok Keliling dan Luas Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Kelas VII Semester II SMP Negeri 4 Kudus Tahun Pelajaran 2006/2007” pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Kelompok eksperimen diberi pengajaran dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD. Sedangkan kelompok kontrol dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD melalu pemanfaatan alat peraga lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional [6].

Penelitian dilakukan oleh Eka Septiana (2014), dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Diantara Siswa yang Diajar Menggunakan model

Cooperative Learning Tipe (STAD) dengan Model Konvensional”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional [7].

Dari penelitian dahulu dapat disimpulkan, bahwa penggunaan metode Kooperatif model STAD diterapkan pada mata pelajaran yang berhubungan erat dengan proses berhitung dan praktik. Dari penelitian terdahulu juga belum ditemukan penelitian mengenai penggunaan metode Cooperative Learning model STAD, dengan berbantuan Edmodo. Pada penelitian ini dengan diterapkan aplikasi Edmodo untuk mata pelajaran simulasi digital, diharapkan dapat lebih membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

Cooperative Learning merupakan pembelajaran yang menekankan adanya kerja sama antar siswa untuk mencapai tujuan belajar bersama. Didefinisikan belajar Cooperative Learning adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaborative untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka [8].

STAD dikembangkan oleh Slavin yang merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal [9]. Tipe STAD juga merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif [4]. Di samping itu metode ini juga mudah diadaptasi telah digunakan dalam mata pelajaran matematika, sains, illmu pengetahuan sosial, bahasa inggris, teknik, dan masih banyak subjek lainnya pada tingkat sekolah menengah sampai perguruan tinggi.

(10)

10

guru dan peserta didik dengan elemen sosial yang menyerupai facebook. Edmodo memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu: mirip facebook sehingga lebih familiar dan mudah digunakan, hanya memiliki group code yang dapat mengikuti kelas, dapat diaksek dimanapun dan kapanpun, dapat diaplikasikan satu kelas, satu sekolah, antar sekolah dalam satu kota/kabupaten serta dapat digunakan bagi siswa, guru dan orang tua [5].

Aktivitas belajar adalah proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Mengklasifikasikan aktivitas belajar siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan, percobaan. 2) Oral activities, seperti:menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5) Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihatt hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup [10]. Dari kedelapan indikator aktivitas belajar siswa yang berkaitan dengan model STAD antara lain 1) Visual activities misalnya membaca, memperhatikan guru mengajar; 2) Oral activities seperti bertanya, memberi tanggapan, mengeluarkan pendapat, diskusi; 3) Listening activities misalnya mendengarkan; 4) Writing activities misalnya menyalin; 5) Mental activities misalnya memecahkan soal, menganalisis; 6) Emotional activities misalnya bersemangat.

Hasil belajar merupakan gabungan dari kata hasil dan kata belajar, hasil belajar diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat dicapai [11]. Hasil belajar juga didefinisikan sebagai suatu proses terjadinya perubahan perilaku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya [2]. Hasil belajar juga merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar [12]. Dalam hasil belajar mencakup kemampuan kongnitif, afektif, dan psikomotor [13].

Dari definisi hasil belajar, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk melihat hasil belajar yang sudah dicapai yaitu seteleh siswa mengikuti proses belajar mengajar, dengan dilihat dari kemampuan akademik siswa.

(11)

11

Jenis penelitian ini menggunakan menggunakan penelitian eksperimen dengan Bentuk desain quasi eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Desain penelitian pelaksanaan pretes dan postes dapat dilihat pada tabel 3.1. [14].

Tabel 3.1 Prosedur Penelitian

Y1 : Kemampuan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan Y2 : Kemampuan kelas eksperimen sesudah diberi perlakuan Y3 : Kemampuan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan Y4 : Kemampuan kelas kontrol sesudah diberi perlakuan

X : Perlakuan metode Cooperative Learning model STAD berbantuan Edmodo.

Kegiatan penelitian dilakukan pada dua kelompok kelas. Pertama dengan melakukan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan. Selanjutnya perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai pembanding. Pada kelas eksperimen diterapkan metode Cooperative Learning model STAD berbantuan Edmodo, sedangkan kelas kontrol diterapkan metode konvensional. Setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda, pada kedua kelompok diberikan posttest dengan materi yang sama untuk mengetahui perbandingan hasil belajar.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Dengan kata lain, penarikan sampel acak sederhana merupakan suatu prosedur yang memungkinkan setiap elemen dalam populasi memiliki pelung yang sama untuk dijadikan sampel [15].

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Busana Butik (BB) 1 dan X Busana Butik (BB) 2 pada mata pelajaran Simulasi Digital, dengan jumlah sampel 64 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas yaitu X BB 1 kelas kontrol sebanyak 32 siswa dan X BB 2 kelas eksperimen sebanyak 32. Yang dilakukan di SMK N 2 Temanggung tahun pelajaran 2014/2015.

(12)

12

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap identifikasi masalah dan menentukan tujuan penelitian. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui keadaan proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran dengan dilakukan wawancara langsung kepada guru mata pelajaran simulasi digital. Pertanyaan apa saja yang diajukan saat melakukan wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3. Sedangkan kajian pustaka dilakukan untuk mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan

Nara sumber Pertanyaan

Guru Sebelum diterapkan :

1.Bagaimana pembelajaran yang selama ini diterapkan? 2.Kendala apa saja yang dihadapi dalam proses

pembelajaran berlangsung?

3.Bagaimana langkah-langkah yang akan diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi?

4.Apa saja fasilitas yang ada disekolah?

(13)

13

peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tahap ketiga adalah analisis dan kesimpulan. Data pelaksanaan selama proses pembelajaran observasi yang telah dilakukan kemudian dianalisis kemudian disimpulkan hasil penelitian dan dilaporkan dengan menulis artikel ilmiah.

Analisis validitas dan reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang valid dan reliabilitas merupakan syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama [14].

Langkah-langkah pembelajaran metode Cooperative Learning model STAD terdiri dari enam komponen utama antara lain yaitu, dapat dilihat pada tabel 3.4. [13].

Tabel 3.4 Langkah - Langkah Pembelajaran mengunakan metode Cooperative Learning Model STAD

Fase Fase Prilaku Guru

Fase 1 Menyampaikan tujuan belajar dan

mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi Guru mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal.

Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam tim belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4 Membantu kerja tim dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar.

Fase 5 Evaluasi Guru mengevaluasi masing-masing kelompok yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Fase 6 Memberikan penghargaan

(14)

14

Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode Cooperative learning model STAD memiliki beberapa fase dalam penerapan didalam kelas. Pada fase pertama kegiatan yang dilakukan adalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran berdasar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dalam pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar. Untuk melihat kesiapan siswa untuk belajar di kelas guru melakukan tanya jawab kepada siswa guna untuk melihat kemampuan siswa, dan diharapkan siswa merespon dan memberi jawaban.

Fase kedua yaitu guru mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal. Pada fase ini guru menjelaskan materi dengan mempresentasikannya dengan bantuan Microsoft PowerPoint sedangkan siswa mencatat dari materi yang telah disampaikan.

Fase ketiga yaitu guru memberi tugas kepada siswa dengan membentuk kelompok dengan jumlah 4-5 siswa secara heterogen dengan dibentuk latar belakang agama, gender dan kemampuan akademis yang berbeda. Siswa mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam mengerjakan tugas siswa saling berdiskusi secara berkelompok tetapi tiap siswa bertanggung jawab dengan tugas yang sudah dikerjakan, dalam hal ini agar siswa dapat bekerja sama untuk mencapai keberhasilan kelompok serta dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi.

Fase empat yaitu guru membimbing kelompok-kelompok belajar. Pada fase ini selama mengerjakan tugas kelompok guru juga bertindak sebagai fasilitator dan memberi peringatan untuk mengerjakan secara cepat dan benar karena dalam mengerjakan tugas kelompok hanya diberi waktu 30 menit.

Fase lima yaitu guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjannya. Pada fase ini tiap kelompok melakukan presentasi. Dalam proses presentasi berlangsung kelompok yang lain saling menanggapi dari hasil yang telah dipresentasikan sehingga dapat menumbuhkan sikap kooperatif dan siswa lebih berani berbicara, sedangkan guru melakukan evaluasi dengan memberi nilai, kritik, pujian serta saran dari hasil presentasi yang telah dilakukan.

Fase enam yaitu guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil nilai belajar individu maupun kelompok. Pada fase ini guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mempresentasikan dengan baik dan kompak, serta memberi pujian yang hasil presentasi baik dengan memberi applause tangan.

(15)

15

Tabel 3.5 Kisi Kisi Observasi Siswa Pembelajaran di Kelas

Indikator Jenis Kegiatan Aspek yang Diamati

1 Visual activities

- Siswa mempelajari materi yang sudah diberikan oleh guru

- Siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru

2 Oral activities

- Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru.

- Siswa mengajukan pertanyaan /mengemukakan pendapat.

3 Writing activities - Siswa menyalin materi yang disediakan oleh guru

4 Listening activities

- Siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru

- Siswa mengerjakan tugas kelompok - Siswa melakukan diskusi kelompok

5 Mental activities

-Siswa memecahkan soal yang diberikan oleh guru.

- Siswa mempresentasikan hasil tugas kelompok dan pretest. Uji data gain menunjukkan peningkatan hasil belajar yang dilihat dari data nilai tes pretes dan postest yang dilakukan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diolah dengan analisis statistik uji_gain menggunakan rumus yaitu [14]:

(16)

16

Tabel 3.7 Klasifikasi Nilai Gain Nilai g Interpretasi g > 0.7 Tinggi 0.7 > g > 0.3 Sedang 0 < g < 0.3 Rendah

Klasifikasi nilai gain diinterpretasikan tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah dengan kategori tinggi jika g > 0.7, sedang jika 0.7 > g > 0.3, dan rendah jika 0 < g < 0.3. Pengujian pada uji t dilakukan dengan hipotesis nol (H0)

yang menyatakan bahwa tidak ada peningkatan hasil belajar yang menggunakan metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo. Sedangkan hopotesis alternatif (H1) menyatakan bahwa ada peningkatan dengan

menggunakan metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo. Dalam perhitungan statistik dengan uji t, digunakan tingkat signifikansi α= 0.05, artinya Ho akan ditolah jika thitung > 0,05.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Proses pembelajaran metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo dimulai pada 3 tahap. Tahap pertama pada pertemuan pertama yaitu dimulai dengan siswa mengunduh materi didalam aplikasi Edmodo. Pada pertemuan ini belum diberlakukan model STAD, aktifitas yang dilakukan pada pertemuan ini adalah siswa mengerjakan tes pretest guna untuk mengukur kemampuan awal siswa. Setelah melakukan tes, guru meminta untuk mendaftar sebuah aplikasi Edmodo dan bergabung dalam group yang telah dibuat oleh guru. Siswa mendaftar akun aplikasi Edmodo dengan bimbingan guru. Siswa sudah bergabung dalam group edmodo dan siswa diberi tugas (PR) untuk melihat penguguman dan mendownload materi dalam group Edmodo, agar pada pertemuan selanjutnya siswa sudah memiliki materi dan belajar dirumah. Guru juga memberikan informasi untuk selalu mengecek melihat pengunguman yang ada di group edmodo setelah pelajaran simulasi digital selesai.

(17)

17

mengerjakan secara cepat dan benar karena dalam mengerjakan tugas kelompok hanya diberi waktu 30 menit. Siswa diwajibkan melakukan presentasi setelah tugas kelompok selesai sedangkan guru melakukan evaluasi dengan memberi kritik, pujian serta saran dari hasil presentasi yang telah dilakukan. Dalam proses presentasi berlangsung kelompok yang lain saling menanggapi dari hasil yang telah dipresentasikan sehingga dapat menumbuhkan sikap kooperatif dan siswa lebih berani berbicara. Waktu jam belajar sudah habis, presentasi dilanjutkan pada pertemuan minggu depan.

Tahapan ketiga siswa siap mengikuti proses pembelajaran. Guru menggali pengetahuan siswa dan mengulang materi pertemuan sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab sebelum pembelajaran dimulai. Siswa merespon dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa melanjutkan presentasi kelompok yang belum mempresentasikan. Kelompok lain diberi kesempatan bertanya kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi. Guru mengevaluasi dengan dengan memberi nilai, kritik, pujian serta saran dari hasil presentasi yang telah dilakukan. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mempresentasikan dengan benar dan kompak, serta memberi pujian yang hasil presentasi baik dengan memberi aplouse tangan. Siswa siap melakukan tes (melihat pengunguman dari Edmodo). Siswa mengerjakan test postest mengerjakan test dilakukan secara individu tidak boleh mencontek. Siswa mengumpulkan lembar jawaban. Guru menginformasikan untuk tugas kelompok yang sudah di presentasikan dikirim melalui akun Edmodo.

Berdasarkan hasil praktik mengajar yang telah dilakukan di kelas, penerapan edmodo hanya digunakan untuk membantu dalam proses belajar pada kelas eksperimen. Hasilnya yaitu untuk berbagi materi, pengumpulan tugas dan pemberian informasi atau penguguman. Berikut ini merupakan hasil penerapan penggunaan Edmodo pada kelas eksperimen.

(18)

18

Gambar 4.2 Pengumpulan Tugas Dalam Group Edmodo.

Gambar. 4.3. Pemberian Informasi Dalam Group Edmodo

(19)

19

kembali fokus pada pembelajaran. Pada pertemuan ketiga guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya, kemudian siswa melakukan diskusi terhadap materi yang kurang jelas untuk diajukan pertanyaan kepada guru. Dengan melakukan diskusi diharapkan siswa dapat lebih jelas dari materi yang kurang paham. Setelah dilakukan diskusi siswa diberi tes postest.

Hasil pelaksanaan metode pembelajaran menggunakan metode Cooperative Learning model STAD dengan berbantuan Edmodo untuk kelas eksperimen lebih aktif dibanding dengan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Pembelajaran konvensional membuat siswa lebih pasif sehingga proses pembelajaran didalam kelas menjadi lebih membosankan dan hasil pembelajaran yang didapat juga kurang optimal. Berbeda dengan kelompok yang menggunakan metode Cooperative Learning model STAD dengan berbantuan Edmodo siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, terbukti pada saat kelompok melakukan presentasi siswa berani berbicara di depan kelompok lain dan kelompok lain antusias memberi tanggapan sehingga dapat pemperkuat rasa percaya diri siswa. Selain itu metode Cooperative Learning model STAD dengan berbantuan Edmodo juga dapat merangsang siswa untuk terlibat secara aktif serta menambah pengetahuan yang belum didapat sebelumnnya melalui kerjasama kelompok.

Presentase hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.4 Presentase Aktivitas kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Indikator

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Presentase Kategori Presentase Kategori

1 82,81% Baik 64,04 % Kurang

(20)

20

kelompok. sedangkan kelas kontrol sebesar 62,5 % yang dilihat dari siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru dan siswa melakukan diskusi kelompok. Kegiatan mental activities presentase kelas eksperimen sebesar 93,75% dengan kategori sangat baik yang dilihat dari siswa memecahkan soal yang diberikan oleh guru, siswa mempresentasikan hasil tugas kelompok. Sedangkan kelas kontrol sebesar 68,75 %. Dilihat dari siswa memecahkan soal yang diberikan oleh guru. Kegiatan emotional activites presentase kelas eksperimen sebesar 81,25 % dengan kategori baik, sedangkan kelas kontrol sebesar 53.12 %. Dilihat dari siswa bergerak aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Dari hasil presentase aktivitas kegiatan siswa yang dilakukan, ada perbedaan peningkatan presentase perbandingan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Bahwa presentase kelas eksperimen lebih tinggi jika dibanding dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode cooperative learning model STAD dengan berbantuan Edmodo lebih baik dibanding dengan metode konvensional.

Analisis data diskriptif, hasil data pretest dan postest diperoleh dari tes tertulis dengan soal pilihan ganda sebanyak 15 soal yang telah di ujikan dengan uji reabilitas. Hasil data pretest diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3. dan hasil data postest dapat dilihat pada tabel 4.4.

(21)

21

yang dapat diambil adalah hasil nilai lebih tinggi pada kelas eksperimen dibanding dengan kelas kontrol.

Hasil belajar siswa mengalami signifikan apabila sig (Signifikansi) < 0,05 atau thitung > ttabel. Diketahui hipotesis nol (Ho) ditolak jika thitung > ttabel,dan(Ho)

diterima jika thitung > ttabel.

Tabel 4.7 Hasil Uji Gain Eksperimen dan Kontrol

Kelas Pretest Posttest Gain Kriteria

Eksperimen 8.5 9.5 0.70 Tinggi

Kontrol 8.5 9.0 0.51 Sedang

Berdasarkan data nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen, diperoleh nilai gain kelas eksperimen sebesar 0.70 degan kriteria tinggi dan kelas kontrol sebesar 0.51 dengan kriteria sedang. Hal ini menunjukan nilai gain kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol.

Tabel 4.8 Uji Hipotesis Gain

Kelas Df Sig.(P) thitung ttabel Keterangan

Eksperimen

62 0.000 4.391 1.6698 Ho ditolak

Kontrol H1 diterima

Diperoleh sig.(p) = 0.000 dan nilai thitung = 4,391. Diketahui bahwa thitung >

ttabel (4,392 > 1,6698) dan sig (signifikansi) < 0.05 (0.000 < 0.05), maka hipotesis

nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima. Artinya ada peningkatan

hasil belajar yang diajar menggunakan metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian dan analisis data yag telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Cooperative Learning model STAD berbantuan Edmodo lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional. Terbukti dengan adanya presentase aktifitas siswa yang telah dilakukkan dikelas menunjukkan bahwa kelompok yang diterapkannya dengan metode cooperative learning model STAD dengan berbantuan Edmodo memiliki presentase dengan kategori baik dibandingan dengan kelompok yang diterapkan metode konvensional memiliki presentase dengan kategori kurang. Serta adanya peningkatan nilai hasil tes pretest dan postest yang telah dilakukan, bahwa nilai eksperimen lebih tinggi dibanding dengan nilai kelas kontrol. Uji gain pada analisis statistik juga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, diketahui dari hasil hipotesis yang didapat bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (H1) diterima. Artinya ada peningkatan hasil belajar yang diajar

menggunakan metode cooperative learning model STAD berbantuan Edmodo dengan siswa yang diajar menggunakan metode konvensional.

(22)

22

kelemahan dalam penyusunan laporan ini, maka dari itu diharapkan ada penelitian selanjutnya yang tidak hanya melihat hasil belajar siswa yang sudah ada dalam penelitian ini saja tetapi dapat lebih variatif lagi dalam mencari faktor lainnya untuk melihat pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

6. Daftar Pustaka

[1] Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

[2] Eko, P Widoyoko. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[3] Mulyasa. P engembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.2013. Bandung: PT Remaja Sosdakarya.

[4] Slavin E. Robert. 2005.Cooperative Learning Teori, Riset dan praktik. Bandung: Nusa Media.

[5] Rismayanti, Astuti. 2012. Mengenal Lebih Dekat Edmodo Sebagai Media Elearning dan Kolaborasi. http://download.smkn1-majelangka.sch.id. Diakses pada tanggal 23 juli 2014.

[6] Umamik, Siti. 2007. Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Cooperative Learning Tipe STAD Melalui Pemanfaatan Alat Peraga. Jurnal Universitas Negeri Semarang.

[7] Septiana, Eka. 2014. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Diantara Siswa yang Diajar Menggunakan model Cooperative Learning Tipe (STAD) dengan Model Konvensional. Jurnal UKSW. Graha Pendidikan Matematika, Vol 2. No.2, Mei 2014.

[8] Asma, Nur. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

[9] Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

[10] Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta: Rajawali Pers.

[11] Winkel. 2008. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Tama. [12] Winarno, Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Modern. Jakarta: Erlangga [13] Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

[14] Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Gambar

Tabel 3.1  Prosedur Penelitian Pretest
Gambar 3.2  Alur  Penelitian Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap identifikasi masalah dan
tabel 3.4. [13].
Tabel 3.5 Kisi Kisi Observasi Siswa Pembelajaran di Kelas Indikator  Jenis Kegiatan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Delay (latency) berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.7 berdasarkan node dengan ukuran file yang berbeda.. Kinerja tiap node mendukung

matematika diskrit melalui proses e-leaning. Dalam peneltian ini selain mahasiswa mendapatkan materi di kelas mahasiswa juga dapat melakukan diskusi maupun latihan

Fenomena yang terjadi saat ini adalah jual beli atau pengalihan fung- si harta benda wakaf yang dikarena- kan sudah tidak dapat difungsikan lagi secara

Pada penelitian ini terlihat bahwa integrasi teknologi mobile Augmented Reality aplikasi mampu menampilkan informasi letak keberadaan fasilitas umum kota Makassar

For this assessment, subjects 15 years old or more had their visual acuity measured using the Snellen chart and their mental health status determined using the

18 Apabila tampak ada siswa yang membutuhkan bantuannya dalam belajar di bagian-bagian tertentu kelas, maka guru bergerak dan menghampiri secara berimbang dan tidak terfokus

Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Organisasi Dalam Membangun Semangat Kerja Tenaga Pengajar (Studi Pada Lembaga Bimbingan Belajar PT. Gadjahmada

 Menghafalkan surah Al Kausar dengan lancar dan benar  Membiasakan.. membaca Surah Al