• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Protein secara Kuantitatif dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengujian Protein secara Kuantitatif dan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUJIAN PROTEIN

SECARA KUANTITATIF DAN KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Biokimia pada

Program Studi Teknik Produksi Tanaman Pangan Hortikultura Jurusan Produksi Pertanian

Politeknik Negeri Jember

Oleh:

HIKMATULLAH ADICAHYO NIM: A42140400

PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI TANAMAN

PANGAN HORTIKULTURA

JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(2)

protein, istilah yang berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti “peringkat satu” atau “yang utama”.

Ditinjau dari komposisi kimianya, protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis α-amino. Massa molekul relatifnya berkisar dari sekitar 6.000 hingga beberapa juta. Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O dan N. Banyak juga protein yang mengandung belerang (S) dan dalam jumlah yang lebih sedikit fosforus (P). Beberapa protein mengandung besi, mangan, tembaga dan iodin. Rangkaian yang terdiri dari 10 atau lebih asam amino disebut polipeptida. Ia disebut protein jika massa molekul relatifnya mencapai atau lebih dari 10.000

Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbin yang setidak-tidaknya mengandung satu gugus karboksil (-COOH) dan satu gugus amino (-NH2). Asam

amino bersifat amfoter (dapat bereaksi baik dengan asam maupun dengan basa). Jika direaksikan dengan asam, maka asam amino akan menentukan struktur, kelarutan, serta fungsi biologis dari protein. Kecuali glisin, semua asam amino bersifat optis aktif, karena adanya atom C-α yang bersifat asimetris. Asam amino tersebut dapat disintesis dalam tubuh, kecuali asam amino essensial. Asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh disebut asam amino nonessensial.

Suatu polipeptida atau protein dapat mengalami hidrolisis jika dipanaskan dengan asam klorida pekat, sekitar 6 M. Memanaskan larutan protein dapat menyebabkan denaturasi protein. Denaturasi juga dapat disebabkan oleh perubahan pH yang ekstrim, oleh beberapa pelarut seperti alkohol atau aseton, oleh zat terlarut seperti urea, oleh detergen, atau oleh pengguncangan yang intensif. Protein dalam bentuk alamiahnya disebut protein asli (natif), dan setelah denaturasi disebut protein terdenaturasi. Protein terdenaturasi hampir selalu kehilangan fungsi biologisnya.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara kerja pada setiap penentuan uji kualitatif dan kuantitatif pada protein

(3)

Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja pada setiap penentuan uji kualitatif dan kuantitatif pada protein

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(4)

Biasanya protein mengandung 100-1000 molekul asam amino dan mempunyai berat molekul 16000-1.0000.0000. Komposisi dasar dari protein sekitar 55 % karbon, 7 % hidrogen, 23 % oksigen, 16 % nitrogen, 1 % sulfur dan kurang dari 1 % fosfor. Protein dapat digolongkan menurut struktur susunan molekulnya, larutannya, adanya senyawa lain dalam molekul, tingkat degradasinya dan fungsinya (Winarno, 1984 ; Tarigan, 1983).

Satu unit asam amino dalam rantai polipeptida disebut residu. Rantai polipeptida mempunyai arah sebab unit penyusun mempunyai ujung yang berbeda yaitu gugus amino-a dan gugus karboksil-a. Ujung amino diletakkan pada awal rantai polipeptida, berarti urutan asam amino dalam rantai polipeptida ditulis dengan diawali oleh residu amino- terminal (Styrer, 2000).

Kalau susunan asam amino jumlah dan jenisnya di dalam protein makanan sama dengan susunan yang diperlukan tubuh untuk sintesa protein tubuh, maka semua asam amino protein makanan tersebut akan dipergunakan, sehingga efisisensi penggunaannya menjadi 100 %. Bila ada satu atau lebih asam amino essensial mempunyai kwantum yang lebih rendah dari yang diperlukan untuk sintesa protein tubuh, maka hanya sebagian saja dari seluruh asam amino essensial makanan tersebut dapat dipergunakan, sehingga efisiensi penggunaan protein makanan tersebut lebih rendah dari 100 %. Jadi persentase penggunaan protein makanan (kualitas protein makanan) ditentukan oleh ada atau tidaknya semua jenis asam amino essensial di dalam makanan tersebut mencukupi kebutuhan untuk sintesa protein tubuh .(Djaeni, 2008).

(5)

kelarutan protein dalam air berkurang. Pada protein ujung C asam amino yang terbuka dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam membentuk senyawa protein ester. Pembentukan ester ini ditunjukan oleh adanya endapan yang terbentuk (Rismaka, 2009).

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

(6)
(7)

3.3 Cara Kerja Uji Millon

1. Menyiapkan 3 tabung reaksi

2. Mengisi tabung reaksi pertama dengan 2 mL albumin, mengisi tabung kedua dengan 2 mL gelatin dan mengisi tabung ketiga dengan 2 mL kasein.

3. Menambahkan reagent millon sebanyak 4 tetes pada masing-masing tabung, maka akan terjadi endapan.

4. Kemudian memanaskan dalam pemanas air yang mendidih.

5. Mengamati perubahan yang terjadi, reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan menjadi warna merah.

Uji Biuret

1. Menyiapkan 3 tabung reaksi

2. Mengisi tabung reaksi pertama dengan 2% albumin, mengisi tabung kedua dengan 2% gelatin dan mengisi tabung ketiga dengan 2% kasein.

3. Menambahkan 1 mL NaOH 0,1 N dan CuSO4 0,1 N sebanyak 2 tetes pada

masing-masing tabung.

4. Mengamati perubahan yang terjadi, reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin warna ungu.

Uji Pengendapan oleh Alkohol

1. Menyiapkan 3 tabung reaksi dan mengisi masing-masing dengan 5 mL albumin 2%

2. Menambahkan ke dalam tabung pertama 1 mL HCL 0,1M dan 6 mL etanol 95%, tabung kedua 1 mL HCL 0,1M dan 6 mL etanol 95% serta tabung ketiga 1 mL Buffer Asetat dan 6 mL etanol 95%.

3. Mengamati perubahan yang terjadi, reaksi positif ditunjukkan dengan banyaknya pengendapan

Uji Bradford Preparasi Sampel

(8)

2. Mengambil cairan yang homogen dan memasukkan dalam eppendorf tube. 3. Memvortex selama 10 menit.

4. Mensentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 10.000

5. Mengambil supernatant dan memindahkan pada eppendorf tube yang baru, untuk dihitung protein terlarut totalnya.

Penyiapan Kurva Standart

1. Menyiapkan 6 eppendorf dan mengisi dengan larutan dibawah ini :

µg BSA µl H20

2. Menghomogenkan keenam eppendorf tube tersebut dengan vortex.

3. Mengukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 595 nm.

4. Setelah itu membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi protein dalam tabung beserta persamaan garisnya.

Pengukuran Sampel

1. Memipet sebanyak 100 µl larutan sampel protein dalam eppendorf tube dan menambahkan sebanyak 960 µl reagent Bradford, membuat sebanyak tiga kali ulangan.

2. Menghomogenkan menggunakan vortex

3. Setelah homogen memasukkan ke dalam kuvet dan mengukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 595 nm.

4. Nilai absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menentukan konsentrasi sampel.

(9)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Uji Millon

LARUTAN REAKSI

Kasein Terdapat endapan (positif)

Albumin Terdapat endapan (positif)

Gelatin Tidak ada endapan (negatif)

Uji Biuret

LARUTAN REAKSI

Kasein Terjadi perubahan warna menjadi

ungu muda (positif), ikatan peptida lebih rendah dari gelatin (++)

Albumin Terjadi perubahan warna menjadi

(10)

paling rendah (+)

Gelatin Terjadi perubahan warna menjadi

ungu muda (positif), ikatan peptida paling tinggi (+++)

Uji Pengendapan oleh Alkohol

LARUTAN REAKSI

Albumin + HCL Setelah penambahan etanol, larutan tetap bening (negatif)

Albumin + NaOH Setelah penambahan etanol, larutan tetap bening (negatif)

Albumin + Buffer Setelah penambahan etanol, larutan menjadi keruh (positif)

(11)

Reaksi Millon digunakan khusus untuk protein yang mengandung asam amino dengan radikal hidroksi fenil sebagai penyusunnya akan membentuk gumpalan berwarna putih akan terbentuk dan segera berubah menjadi merah pada pendidihan. Karena pada praktikum kali ini kepekatan reagent Millon kurang tinggi maka tidak terjadi perubahan warna hanya terjadi pengendapan

Uji Biuret

Uji Biuret didasarkan pada reaksi antara ion Cu2+dan ikatan peptide dalam

suasanabasa. Warna kompleks ungu menunjukkan adanya protein. Intensitas warna yang dihasilkan merupakan ukuran jumlah ikatan peptida yang ada dalam protein. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa akan bereaksi dengan

polipeptida atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein, dan membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau ikatan peptida. Protein melarutkan hidroksida tembaga untuk membentuk kompleks warna. Reaksi pembentukan warna ini dapat terjadi pada senyawa yang mengandung dua gugus karbonil yang berikatan dengan nitrogen atau atom karbon.

Uji Pengendapan oleh Alkohol

(12)

positif dan ion negatif sama sehingga penambahan senyawa organik seperti aseton dan alkohol yang bersifat nonpolar (muatan = 0) cenderung menurunkan kelarutan protein. Sedangkan dengan penambahan asam atau basa menyebabkan larutan albumin kelihatan agak bening, hal ini menandakan naiknya kelarutan albumin. Hal ini berdasarkan sifat protein yang amfoter (protein dalam suasana pelarut yang bersifat asam akan bertindak sebagai basa dan dalam suasana pelarut yang bersifat basa akan bertindak sebagai asam).

Uji Bradford

Dapat diketahui dari nilai absorbansi standar BSA, maka diperoleh kurva standar BSA dengan persamaan regresi y = 0,0407x + 0,081. Apabila absorbansi sampel adalah 1,460 dari ekstrak enzim kasar yang diperoleh dari Kedelai. lalu dimasukkan ke dalam persamaan regresi, maka diperoleh rata‐rata kadar proteinnya adalah 33,88 µg/µl Oleh karena itu, dari hasil percobaan tersebut dapat diketahui bahwa protein tersebut terlarut pada Tris Buffer.

Konsentrasi Absorbansi

0 0

5 0,199

10 0,401

15 0,902

20 1,072

40 1,572

(13)

BAB 5 PENUTUP

5.1 KesimpulanUji Millon

Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.

Uji Biuret

Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet.

Uji Pengendapan oleh Alkohol

(14)

Ada tidaknya kandungan protein dalam suatu bahan pangan dapat diketahui dengan uji kadar protein metode pengendapan alkohol. Jika setelah ditambahkan alkohol 95% terbentuk endapan, maka terdapat kandungan protein dalam bahan tersebut

5.2 Saran

Sebaiknya, alat dan bahan yang digunakan selama percobaan bisa dilengkapi, untuk memudahkan praktikan dalam melakukan percobaan sehingga praktikum dapat berjalan lancar, sesuai dengan penuntun, dan tidak ada yang tertunda.

DAFTAR PUSTAKA

Rismaka, 2009. http://www.rismaka.net/2009/06/uji-kualitatif-protein-dan-%20asam-ami no.html.

Sudarmaji, S, dkk. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait

Asam amino yang terdapat dalam molekul protein tidak semua dapat dibuat oleh.

Protein tersusun dari sekitar 20 macam asam amino tersebut yang dapat dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial.. Asam amino esensial

• Asam amino yang secara nutrisi non esensial itu lebih penting bagi sel dari pada asam amino yang secara nutrisi esensial , karena dalam tubuh organisme /

5) Dihasilkan enzim yang merupakan kombinasi asam amino untuk metabolisme. Urutan yang tepat sintesa protein pada pembentukan enzim adalah …. Bila ADN-komplemen yang tidak

Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh tubuh dan berasal dari makanan yang kita makan.. Sedangkan asam amino non essential adalah asam amino yang

APABILA ASAM AMINO DARI MAKANAN BERLEBIHAN (MELEBIHI KEBUTUHAN TUBUH UNTUK SINTESIS PROTEIN, PRODUK KHUSUS DLL) MAKA KELEBIHAN/SISANYA TAK DAPAT DITIMBUN Æ JADI DIUBAH MENJADI LEMAK

Karnitin sebagai transporter lipid dalam sel Asam amino proteinogenik : asam amino yang menyusun protein tubuh manusia 20 macam... 18 Protein Diet Digesti, Absorpsi Asam Amino

Pengertian Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino yang terdiri dari 20 jenis yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.. Dari dua puluh macam asam amino, rata rata tubuh