Lampiran 2. Gambar makroskopik sponge Xestospongia sp
Lampiran 2. (lanjutan)
Lampiran 2. (lanjutan)
Lampiran 3. Gambar mikroskopik serbuk simplisia sponge Xestospongia sp
Mikroskopik serbuk simplisia sponge Xestospongia sp perbesaran 40x
Keterangan: 1. Spikula megasklera monoakson tipe Hastate oxea
Lampiran 4. Bagan kerja penelitian
dipisahkan dari pengotor
dicuci dengan air kran mengalir
ditiriskan
ditimbang
dipotong dengan ukuran 2 cm x 2 cm
dikeringkan dalam lemari pengering
dengan suhu 40-50 0C selama 6 hari
ditimbang
Bagan pengolahan sponge Xestospongia sp Berat sponge Xestospongia sp de Laubenfels = 410 g
Serbuk simplisia sponge
Ekstraksi
dengan pelarut
etanol
Karakterisasi simplisia:
-Pemeriksaan mikroskopik
-Penetapan kadar :
-air
-sari larut dalam air
-sari larut dalam etanol
-abu total
-abu tidak larut dalam asam
Uji pendahuluan
golongan senyawa:
-Alkaloida
-Saponin
-Steroida/triterpenoida Berat sponge Xestospongia sp de Laubenfels = 2130 g
dilakukan pemeriksaan makroskopik Sponge
Lampiran 4. (lanjutan)
dimasukkan ke dalam bejana tertutup
direndam dengan cairan penyari etanol selama 3 jam
dimasukkan massa ke dalam percolator
dituang cairan penyari etanol secukupnya sampai terdapat selapis cairan penyari di atas serbuk simplisia
ditutup mulut perkolator dengan aluminium foil dan plastik serta dibiarkan selama 24 jam
dibuka kran perkolator setelah 24 jam dan cairan perkolat dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 tetes per detik dan ditampung ke dalam botol berwarna bening
dihentikan proses perkolasi setelah sebanyak 500 mg perkolat terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa
Bagan pembuatan ekstrak etanol secara perkolasi
diuapkan perkolat dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada suhu tidak lebih dari 400C
350 g serbuk sponge
Ekstrak
Lampiran 4. (lanjutan)
ditambahkan HCl 2 N dan air hingga pH 2-3 disaring
ditambahkan NH4OH pekat hingga pH 9-10 dikocok dengan 50 ml CHCl3 kemudian lapisan dipisahkan dan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali
diuapkan hingga sepertiga volumenya
ditambahkan HCl 2 N sama banyak dan lapisan dipisahkan
ditambahkan NH4OH pekat hingga pH 9-10 dikocok dengan 50 ml CHCl3 kemudian lapisan dipisahkan dan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali
diuapkan hingga sepertiga volumenya
ditambahkan HCl 2 N sama banyak dan lapisan dipisahkan
ditambahkan NH4OH pekat hingga pH 9-10 dikocok dengan 50 ml CHCl3 kemudian lapisan dipisahkan dan perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali
dipekatkan dengan bantuan rotary evaporator
Bagan isolasi alkaloida dengan metode pengocokan asam basa Filtrat Lapisan Kloroform Lapisan Asam Lapisan Air Lapisan Kloroform
Lapisan Kloroform Lapisan Air
Lapisan Asam Lapisan
Kloroform
Lapisan Kloroform Lapisan Air
Ekstrak kasar alkaloida Ekstrak etanol
Lampiran 5. Hasil analisis KLT ekstrak kasar alkaloida
a b c d e f
Keterangan : Fase diam silika gel 60 F254, fase gerak kloroform–metanol-amonia a. (95:5:1); b. (90:10:1); c. (85:15:1); d. (80:20:1); e. (75:25:1); f. (70:30:1), penampak bercak Bouchardat, c = coklat, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan.
bp
c
Lampiran 5. (lanjutan)
a b c
Keterangan : Fase diam silika gel 60 F254, fase gerak diklorometana–metanol a. (80:20); b. (70:30); c. (60:40), penampak bercak Dragendorff, j = jingga, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan.
bp
j
Lampiran 6. Hasil KLT preparatif
Keterangan : Fase diam silika gel 60 F254, fase gerak = diklorometana–metanol (60:40), penampak bercak Dragendorff, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan.
bp
Lampiran 7. Hasil analisis KLT isolat alkaloida
a b c
Keterangan : Fase diam silika gel 60 F254, fase gerak diklorometana–metanol a. (80:20); b. (70:30); c. (60:40), penampak bercak Dragendorff, j = jingga, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan.
bp
j
Lampiran 8. Hasil uji kemurnian isolat secara KLT dua arah
A2
A1
Keterangan : Fase diam silika gel 60 F254, fase gerak I = diklorometana–metanol (60:40), fase gerak II = kloroform-metanol-amonia (75:25:1), penampak bercak Dragendorff, j = jingga, tp = titik penotolan, bp = batas pengembangan.
bp1
j
tp
Lampiran 9. Hasil karakterisasi isolat secara spektrofotometri UV
Lampiran 10. Hasil karakterisasi isolat secara spektrofotometri IR
Lampiran 11. Perhitungan kadar karakteristik simplisia sponge Xestospongia sp
1. Penetapan kadar air
100% x Sampel Berat I Volume -II Volume air Kadar Sampel I
Berat sampel = 5,008 g
Volume I = 1,8 ml
Volume II = 2,15 ml
Kadar air = x100%
5,008 1,8 -2,15
= 6,98 %
Sampel II
Berat sampel = 5,002 g
Volume I = 2,15 ml
Volume II = 2,5 ml
Kadar air = x100%
5,002 2,15 -2,5
= 6,99 %
Sampel III
Berat sampel = 5,027 g
Volume I = 2,5 ml
Volume II = 2,85 ml
Kadar air = x100%
5,027 2,5 -2,85
= 6,96 %
Kadar air rata- rata =
3 % 96 , 6 % 99 , 6 % 98 ,
6
Lampiran 11. (Lanjutan)
2. Penetapan kadar sari yang larut dalam air
100% x 20 100 x Sampel Berat Sari Berat air larut sari Kadar Sampel I
Berat sampel = 5,002 g
Berat sari = 0,498 g
Kadar sari larut air = x 100% 20
100 x 5,002 0,498
= 49,78 %
Sampel II
Berat sampel = 5,008 g
Berat sari = 0,496 g
Kadar sari larut air = x 100% 20
100 x 5,008 0,496
= 49,52 %
Sampel III
Berat sampel = 5,017 g
Berat sari = 0,502 g
Kadar sari larut air = x 100% 20
100 x 5,017 0,502
= 50,03 %
Kadar sari larut air rata- rata =
3 50,03% % 52 , 49 % 78 ,
Lampiran 11. (Lanjutan)
3. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol
100% x 20 100 x Sampel Berat Sari Berat etanol larut sari Kadar Sampel I
Berat sampel = 5,008 g
Berat sari = 0,413 g
Kadar sari larut etanol = x 100% 20
100 x 5,008 0,413
= 41,23 %
Sampel II
Berat sampel = 5,018 g
Berat sari = 0,418 g
Kadar sari larut etanol = x 100% 20
100 x 5,018 0,418
= 41,65 %
Sampel III
Berat sampel = 5,026 g
Berat sari = 0,422 g
Kadar sari larut etanol = x 100% 20
100 x 5,026 0,422
= 41,98 %
Kadar sari larut etanol rata- rata =
3 % 98 , 41 % 65 , 41 % 23 ,
41
Lampiran 11. (Lanjutan)
4. Penetapan kadar abu total
Kadar abu total = W1
W x 100 %
Dimana : w = berat sampel
w1 = berat abu
Sampel I
Berat sampel = 2,002 g
Berat abu = 0,626 g
Kadar abu total = 0,626
2,002 x 100 % = 31,27 %
Sampel II
Berat sampel = 2,008 g
Berat abu = 0,629 g
Kadar abu total = 0,629
2,008 x 100 % = 31,32 %
Sampel III
Berat sampel = 2,008 g
Berat abu = 0,631 g
Kadar abu total = 0,631
Lampiran 11. (Lanjutan)
5. Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Kadar abu tidak larut asam = W1
W x 100%
Dimana : w = berat sampel
w1 = berat abu
Sampel I
Berat sampel = 2,002 g
Berat abu = 0,1387 g
Kadar abu = 0,1387
2,002 x 100% = 6,93 %
Sampel II
Berat sampel = 2,008 g
Berat abu = 0,1379 g
Kadar abu = 0,1379
2,008 x 100% = 6,87 %
Sampel III
Berat sampel = 2,008 g
Berat abu = 0,1388 g
Kadar abu = 0,1388
2,008 x 100% = 6,91 %
Kadar abu rata-rata = 6,93 %+6,87 %+6,91 %
3