• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran ASEAN Convention Against Trafficking in Persons (ACTIP) dalam Mengatasi Permasalahan Trafficking di Sulawesi Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran ASEAN Convention Against Trafficking in Persons (ACTIP) dalam Mengatasi Permasalahan Trafficking di Sulawesi Utara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN

ASEAN CONVENTION AGAINST TRAF FICKING

IN PERSONS

(ACTIP) DALAM MENGATASI

PERMASALAHAN

TRAF FICKING

DI SULAWESI UTARA

OLEH:

Edithea S. Lapian

372013026

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Internasional

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tuntunan-Nya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. Penulis tertarik dengan topik trafficking, karena selain merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia, trafficking juga masih belum dilirik oleh beberapa kalangan dalam pemerintahan sebagai permasalahan yang merugikan banyak pihak. Dalam proses pembuatan skripsi ini mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis berterima kasih kepada :

1. Orang Tua, yang memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kepada penulis sehingga proses perkuliahan sampai saat ini bisa terlaksana dengan baik.

2. Pak Pam (Dr. Pamerdi Giri Wiloso, M.Si) dan Ka Chris (Christian H.J. De Fretes, S.IP.,M.A) sebagai pembimbing dalam skripsi penulis.

3. Nini, Nanda, Cinta, Gaby, Tiara, Calvin yang selalu bersama dengan penulis dari Orientasi Mahasiswa Baru, dan Ka Rambu, Umbu, dan Ka Rivel, semuanya membantu penulis sampai sekarang.

4. Bang Kael yang memberikan dorongan dan doa kepada penulis dalam berbagai hal.

5. Ka Rini, Ricky, Ajeng, dan juga namana telah disebutkan diatas (Nanda) yang tergabung dalam grup chat ‘Aliansi UKSW-Unpad’ yang selalu menghibur dan mendoakan penulis walaupun berjauhan.

6. Kepada teman-teman FISKOM 13, HI 2013, LK-FISKOM 15/16, dan seluruh yang terlibat dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk kegiatan ini kedepannya. Terima kasih, Tuhan Memberkati kita semua.

Salatiga, Maret 2017

(8)

vi

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai peran ASEAN Convention Against Trafficking in Persons (ACTIP) dalam menangani permasalahan trafficking, terkhusus di Sulawesi Utara. Trafficking merupakan salah satu kejahatan transnasional yang mengganggu keamanan negara dan masyarakat. Trafficking yang terjadi di Indonesia, terlebih di Sulawesi Utara harus mendapat perhatian serius bagi pemerintah pusat maupun daerah. ASEAN yang sadar akan ancaman dari permasalahan trafficking membuat sebuah instrumen yang bersifat legally binding yang dikenal sebagai ASEAN Convention Against Trafficking in Persons, Especially Woma n and Children (ACTIP). Dalam penelitian ini digunakan Teori Konstruktivis serta konsep Trafficking in Persons dan Hukum Internasional, dimana Teori Konstruktivis membahas mengenai sejarah, latar belakang yang membentuk nilai, norma, ide dalam masyarakat, yang kemudian menjadi sebuah kepentingan bersama (nasional). Hasil dalam penelitian ini adalah ACTIP berperan dalam menangani permasalahan trafficking yang dihadapi oleh ASEAN, melalui kerjasama antar anggota ASEAN dan sebagai pedoman ASEAN dalam penyusunan strategi penanganan dan pencegahan permasalahan trafficking. ACTIP ini baru diratifikasi oleh 5 (lima) Negara anggota ASEAN yaitu Singapura, Kamboja, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Artinya masih ada 5 (lima) Negara anggota yang belum meratifikasi intrumen ini, salah satunya Indonesia. Indonesia masih dalam proses ratifikasi instrumen ACTIP kedalam Undang-Undang. Jika dilihat sebelumnya, Indonesia telah memiliki peraturan dalam menangani permaslahan trafficking, baik itu dalam bentung Undang-Undang ataupun Peraturan Daerah seperti dalam UU RI No. 21 tahun 2007 dan Perda Sulut No. 1 tahun 2004. ACTIP ini sejalan dengan kepentingan Indonesia dalam mewujudkan keamanan bagi masyarakatnya.

(9)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Definisi Konsep ... 7

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Constructivism Theory ... 9

2.1.1 Hukum Internasional ... 13

2.2 Penelitian Terdahulu ... 17

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 23

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 23

3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis ... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 24

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.5 Analisis Data ... 26

3.6 Penentuan Lokasi Penelitian dan Schedule Penelitian ... 26

3.7 Sistematika Penulisan ... 26

(10)

viii

4.1 Globalisasi dan Trafficking ... 28

4.2 Trafficking Sebagai Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia ... 29

4.3 Modus Operandi Trafficking ... 32

4.4 Peran ASEAN dalam Stabilitas Keamanan ... 38

4.4.1 ASEAN dan Trafficking ... 40

5.2 Lingkungan Kebijakan Indonesia dalam Mengatasi Permasalahan Trafficking ... 65

5.2.1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2007 ... 66

5.2.2 Peraturan Daerah Sulawesi Utara No. 1 Tahun 2004 ... 69

5.3 Kepentingan Indonesia dalam ACTIP ... 72

5.4 Roadmap Kebijakan ASEAN dan Indonesia dalam Permaslahan Trafficking... 78

Bab VI: PENUTUP ... 88

6.1 Kesimpulan ... 88

6.2 Solusi dan Rekomendasi ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

Lampiran ... 96

Tabel Data

Dokumen Protokol Palermo

Dokumen ASEAN Convention Against Trafficking in Persons

Dokumen UU RI. No. 21 Tahun 2007

Dokumen Perda Sulawesi Utara No. 1 Tahun 2004

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir ... 22

Gambar 5.1 Trafficking Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

Gambar 5.2 Trafficking Berdasarkan Usia... 52

Gambar 5.3 Trafficking Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 54

Gambar 5.4 Peta Indonesia ... 55

Gambar 5.5 Trafficking Berdasarkan Jenis Transportasi ... 56

Gambar 5.6 Vicious Cycle... 65

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perbedaan Antara Trafficking dan Smuggling ... 33

Tabel 4.2 Proses, Cara, dan Tujuan Trafficking ... 34

Tabel 4.3 Dampak Bagi Individu, Keluarga dan Sosial... 37

Tabel 5.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (2012-2016) ... 96

Tabel 5.2 Informasi Umum Mengenai Korban Trafficking Jumlah Korban Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 5.3 Presentase Pengeluaran per Kapita Menurut Golongan Pengeluaran dan Jenis Pengeluaran di Sulawesi Utara 2014 ... 97

Tabel 5.4 Presentase Kemiskinan Kabupaten/Kota ... 99

Tabel 5.5 Angka Partisipasi Murni Sulawesi Utara (Pendidikan) ... 59

Tabel 5.6 Korban TPPO yang Digagalkan ... 60

Tabel 5.7 Korban TPPO yang Dipulangkan ... 61

Tabel 5.8 Data Kasus TPPO yang Ditangani Polda Sulawesi Utara (2007-2016) ... 62

Tabel 5.9 Jumlah TKI Menurut Kawasan/Negara Penempatan dan Jenis Kelamin (2013-2015)... 100

Gambar

Tabel Kumpulan Berita
Gambar 1.1   Kerangka Pikir  ........................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

hukum dalam mengatur hak atas air bersih dan aman sebagai hak asasi manusia. Berbagai ketentuan hukum baik di tingkat nasional maupun internasional,

25 Tidak adanya pembatasan periodisasi anggota lembaga perwakilan rakyat merupakan pelanggaran. terhadap hak asasi

Pengungsi Internasional dan Hukum Hak Asasi Manusia , Komisi Nasional Hak Asasi Mnausia, Jakarta, Wallace dan Rebbeca, 1986.. International Law a student

Bab ini akan membahas serta menganalisis mengenai perkembangan eksekusi pidana mati di Indonesia, pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan waktu tunggu

Dalam proses ratifikasi, Indonesia tidak hanya berdiam diri, namun Indonesia tetap aktif ikut serta dalam forum-forum ASEAN dalam pembahasan kejahatan

Dampaknya program ini belum dapat menurunkan tingkat pelanggaran lalu lintas di kalangan pelajar di Kota Salatiga, menurut data tingkat pelanggaran lalu lintas yang