PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS HIDUP
Tidak ada manusia hidup tanpa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Proses kehidupan manusia yang dimulai dari masa kehamilan sampai masa kematian selalu mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan dalam bentuk fisik dan perubahan dalam bentuk pemikiran. Perubahan-perubahan inilah yang disebut dengan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua hal perubahan yang bersifat terus menerus dan saling berkesinambungan. Meskipun sama-sama merupakan suatu perubahan, pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda.
Pertumbuhan biasanya mengenai perubahan bagian tubuh yang bersifat kuantitatif atau perubahan yang dapat diukur ataupun dihitung. Perubahan pada bagian tubuh manusia yang dapat diukur misalnya perubahan pada berat badan dan perubahan tinggi badan. Jika ada yang mengatakan pertumbuhan ingatan, pertumbuhan kecerdasan, bertumbuhan berfikir dan sebagainya merupakan bagian dari pertumbuhan maka kurang tepat. Alasannya yaitu karena perubahan-perubahan tersebut merupakan perubahan fungsi rohaniah yang tidak dapat diukur secara kuantitatif seperti berat badan dan tinggi badan. Berdasarkan uraian diatas maka yang disebut dengan pertumbuhan pada manusia yaitu proses perubahan fisik manusia yang secara kuantitatif dapat diukur atau dihitung.
Perkembangan memiliki arti yang hampir sama dengan pertumbuhan yaitu sama-sama mengalami perubahan, mengikuti suatu pola dan berkesinambungan ( tumbuh kembang tahap awal menentukan selanjutnya). Menurut F. J. Moks, dkk., (2001) pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan bersifat kualitatif. Artinya perkembangan yang dialami manusia pada penyempurnaan psikologisnya. Jadi perkembangan pada manusia akan terus berlanjut sepanjang hidup tidak seperti pertumbuhan yang akan berhenti jika seseorang sudah mencapai kematangan.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses perubahan yang bertahap yang dilalui oleh manusia. Meskipun antara pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda keduanya merupakan proses yang saling mempengaruhi. Misalnya saja ketika membahas tentang perkembangan kecerdasan otak manusia. Kecerdasan seseorang tidak terlepas dari pembahasan tentang berfungsinya sel-sel otak sebagai factor fisiologis yang menunjang kecerdasan itu sendiri.
pemahaman yang baik kepada orang tua pada khususnya dan tenaga pendidik atau guru sebagai orang tua kedua bagi anak pada umumnya.
Sigmud Freud menekankan bahwa kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah libido seksualitas. Pembentukan pribadi seseorang terjadi dari lahir sampai usia 20 tahun. Ada enam tahap fisiologis manusia menurut Freud, yaitu:
1. Tahap oral ( 0-1 tahun)
Dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas yang dinamis pada manusia.
2. Tahap anal ( 1-3 tahun)
Dalam tahap ini, dorongan dan aktivitas gerak individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3. Tahap falish ( 3-5 tahun)
Dalam tahap ini, alat kelamin merupakan daerah perhatian yang pentingdalam pendorongan aktivitas.
4. Tahap latent ( 5-12/13 tahun)
Dalam tahap ini, dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan istirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.
5. Tahap pubertas ( 12/13-20 tahun)
Dalam tahap ini, dorongan aktif kembali, kelenjar endoktrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kea rah kematangan.
6. Tahap genital (20 tahun dan seterusnya)
Dalam tahap ini, pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.
Karakteristik Tahap Perkembangan pada Setiap Periode menurut Sigmund Freud:
1. Perkembangan anak usia dini a. Usia 0-1 tahun
Karakteristik anak usia bayi yaitu mempelajari keterampilan motorik (merangkak, duduk, jalan), mempelajari keterampilan menggunakan panca indera, mempelajari komunikasi social.
b. Usia 2-3 tahun
Karakteristik pada usia ini memiliki persamaan dengan sebelumnya, akan tetapi karakteristik khusnya diantaranya yaitu anak mulai aktif mengeksplorsi benda-benda yang ada disekitarnya, anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa, anak mulai mengembangkan emosi. Perkembangan emosi didasarkan pada lingkungan memperlakukan dia.
c. Usia 4-6 tahun
Karakteristik anak pada usia ini antara lain akttif melakukan berbagai kegiatan,perkembangan bahasa semakin baik, perkembangan kognitifnya sangat pesat, bentuk permainannya masih bersifat individu.
2. Perkembangan masa kanak-kanak (usia 7-11 tahun)
3. Perkembangan masa remaja
a. Remaja awal (11-13th s.d 14-15 th)
Karakteristik pada masa ini yaitu mengalami pertumbuhan fisik yang cepat (grow spurt), baik pada laki-laki ataupun perempuan di mana terjadi perubahan dan percepatan di seluruh bagian dan dimensi badan (Zigler & Stevenson, 1993). Pertumbuhan pada perempuan terjadi lebih awal yaitu setelah menstruasi yang pertama umumnya pada usia 10.5 tahun. Sedangkan pada laki-laki dua tahun lebih lambat sekitar usia 12.5 tahun. Ciri fisik usia ini perkembangan berlangsung secara pesat, munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian-bagian tertentu), mulai aktifnyakelenjar jenis kelamin. Ciri psikomotornya aktif dalam berbagai jenis cabang permainan. Ciri bahasa mulai berkembang penggunaan bahasa sandi dan tertarik pada bahasa asing. Ciri kognitif proses berfikir sudah mampu mengoprasikan kaidah-kaidah formal yang bersifat abstrak. Ciri social keinginan bergaul dengan banyak teman tetapi bersifat temporer, dan mulai adanya kebergantungan pada kelompok teman sebaya yang disertai semangat konformitas yang tinggi.
b. Remaja akhir (14-16th s.d 18-20th)
Karakteristik fisik pada perkembangan remaja akhir umumnya menurun sangat lambat dan siap berfugsinya organ-organ reproduksi seperti orang dewasa. Ciri psikomotornya gerak gerik yang dilakukan mulai mantap dan jenis permainan yang dipilih lebih selektif sesuai keterampilan untuk menunjang persiapan kerja. Ciri bahasanya lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya. Ciri kognitifnya sudah mampu mengoprasikan kaidah-kaidah logika, tercapainya titik puncak kedewasaan dan cenderung pada bakat tertentu sebagai puncak kemantapannya. Ciri sosialnya bergaul dengan teman yang lebih terbatas, selektif tetapi lebih lama, kebergantungan mulai berkurang kecuali pada teman dekat yang memiliki minat yang sama.
4. Perkembangan masa dewasa atau tua
Perkembangan tidak hanya berakhir setelah tercapainya kematangan fisik. Perkembangan akan terus berlanjut dari masa anak-anak, remaja, dewasa, tua hingga akhirnya neninggal dunia. Alasannya yaitu karena perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan dari masa dalam kandungan hingga masa tua. Karakteristik perkembangan fisik pada awal masa dewasa mencapai puncaknya dan mengalami penurunan selama periode berikutnya, fisik dewasa awal sangat kuat tetapi setelah usia 25 tahun ke atas akan mengalami penurunan sehingga lebih mudah terserang penyakit. Ciri perkembangan kognitif mulai mengalami penurunan daya ingat.
berlangsung selama masa kehamilan sampai masa tua perlu untuk dipahami secara benar. Hal ini dikarenakan agar dalam proses perubahan baik pertumbuhan maupun perkembangan dapat berjalan secara optimal. Misalnya saja anak dari masa kecilnya sudah mendapat perhatian dan pengasuhan yang sesuai maka masa remaja dan dewasanya lebih banyak kemungkinannya untuk dapat sesuai dengan yang diharapkan. Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Meskipun demikian setiap manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihannya yang berbeda-beda. Oleh karena itu sebagai seseorang yang nantinya akan dewasa kita perlu paham benar karakteristik pertumbuhan dan perkembangan manusia agar bisa memberikan apa yang sedang diperlukan pada setiap tahap tumbuh kembang anak, khususnya calon orang tua dan calon penaga pendidik. Karena kesalahan dalam pemberian perhatiap pada tahap pertumbuhan dan perkembangan awal akan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya, jika gagal maka proses tumbuh kembanga seterusnya akan tidak berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Djaali, P. D. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.