• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen dan struktur organisasi bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen dan struktur organisasi bisnis"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

“MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3:

1. Indi Widiarsih (123)

2. Sri Uthari Hasir (141)

3. Diandra Octi Viandi (151)

4. M. Andik Ikhsan S (154)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Akuntansi)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Kampus 3 Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Website: umm.ac.id

LAPORAN KARYA TULIS

ILMIAH

(2)

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Bisnis.

Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.

Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing kami yaitu Ibu Endang atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang diharapkan.

Pada dasarnya makalah yang disajikan ini khusus mengupas tentang Pengorganisasian ( mulai dari pengertian, struktur organisasi dan departementasi dll). Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya. Amin.

Malang , 9 Oktober 2014

(3)

DAFTRA ISI

Kata Pengantar………i

Daftar Isi………..ii

Bab 1 Pendahuluan ………. a. Latar Belakang……….. b. Perumusan Masalah……….. c. Tujuan Penulis……….. d. Manfaat Penulisan………. Bab 2 Isi

A. Manajemen……… a. Pengertian………...… b. Fungsi………. c. Ciri-ciri ……….. B. Pengorganisasian………

a. Pengertian……….. b. Teori-Teori Organisasi……… C. Struktur Organisasi ………

a. Pengenrtian………. b. Pembagian Kerja………. c. Bentuk-Bentuk Organisasi……… D. Departementasi………

a. Departementasi Fungsional……….. ……… b. Departementasi Divisional……….. … c. Organisasi Proyek dan Matrik………. . Bab 3 Penutup………...

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen bila ditinjau sebagai suatu proses adalah merupakan suatu rangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan semaksimal mungkin sumber-sumber yang ada dan tersedia.

Menurut John F. Mee, manajemen adalah suatu seni keahlian untuk memperoleh hasil maksimal dengan usaha minimal dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan baik untuk pimpinan maupun para pekerja, serta memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat. Sedangkan pengertian manajemen konstruksi adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen yang berupa perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Dan yang dimaksud dengan proyek konstruksi adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam bentuk bangunan atau infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari manajemen konstruksi adalah mengelola atau mengatur pelaksanaan proyek pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan, dan untuk keperluan pencapaian tujuan tersebut harus memperhatikan mutu bangunan, biaya yang digunakan dan alokasi waktu.

Apabila evaluasi secara sistematis terhadapsuatu perencanaan masih dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang lebih optimal dan maksimal tanpa mengurangi fungsi dan kinerja teknis suatu konstruksi, maka perlu dilakukan suatu kajian Rekayasa Nilai, yang merupakan suatu program efisiensi dengan pendekatan sistematis.

Dengan menerapkan program tersebut, biaya proyek diharapkan dapat berkurang dengan adanya peninjauan pada pembiayaan yang tidak perlu berkaitan dengan masalah teknis pada tahap perencanaan dan pelaksanaan konstruksi, tanpa mengurangi tingkat mutu, keandalan, serta fungsi proyek itu sendiri.

Manusia adalah mahluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi.

Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dahulu menetapkan misi atau maksud organisasi. Misi dalam organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.

Etzioni mendefinisikan tujuan organisasi sebagai berikut :

(5)

2. Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk menimbulkannya

Unsur penting tujuan adalah :

1. Hasil-hasil akhir yang diinginkan di waktu mendatang 2. Usaha-usaha / kegiatan-kegiatan sekarang diarahkan

Tujuan dapat berupa tujuan umum/khusus, tujuan akhir/tujuan antara. Tujuan Umum (tujuan strategis) secara operasioanal tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan terlebih dahulu kedalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan jenjang manajemen, sehingga membentuk hirarki tujuan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah kami uraikan, maka masalah yang akan kami bahas adalah : a. Apa definisi manajemen dan struktur organisasi?

b. Apa tujuan adanya manajemen dalam sebuah organisasi? C. Tujuan Penelitian

a. Mahasiswa dapat memahami definisi antara manajemen dan pengorganisasian. b. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengorganisasian dalam bisnis suatu saat nanti. D. Manfaat Penulisan

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari penulisan makalah ini:

1. Bidang akademik: Makalah ini memberikan pengetahuan mengenai cara penyajian presentasi dalam bentuk ilmiah tentang Manajemen dan struktur organisasi.

2. Bidang praktis: Makalah ini dapat diaplikasikan sebagai pedoman nyata dalam melakukan presentasi mengenai manajemen dan struktur organisasi.

BAB II

ISI

A.

Manajemen

1.Pengertian

(6)

secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Latar belakang sejarah manajemen a. Manajemen Kuno

Mesir (piramid) and China (Tembok Besar China). Bangsa Venesia (lini perakitan kapal perang).

b. Adam Smith

Mempublikasi “The Wealth of Nations” pada tahun 1776.

Pendukung konsep pembagian/spesialisasi kerja (division of labor: job specialization) untuk meningkatkan produktivitas pekerja.

c. Revolusi Industri

Mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin.

Menciptakan organisasi besar berdasarkan kebutuhan manajemen. Fungsi dan proses manajemen

Proses manajemen adalah serangkaian keputusan dan kegiatan kerja yang terus menerus dimana manajer terlibat sewaktu mereka merencana, mengorganisasi, mengarahkan,

mengkordinasi dan mengawasi.

Fungsi manajemen merupakan perincian dari kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengelola perusahaan. berpedoman pada 5 W dan 1 H yaitu:

a) What: tindakan apa yang harud dikerjakan b) Who: siapa yang akan mengerjakan tindakan itu c) Where: dimana tindakan itu dilaksanakan d) When: kapan tindakan itu dilaksanakan

(7)

f) How: bagaimana caranya melakukan tindakan itu

2. Organizing (Pengorganisasian)

Kegiatan yang berhubungan dengan mengatur manusia atau karyawan atau pegawai.

3.Actuatin(Penggerakan)

Kegiatan yang berhubungan dengan memotivasi atau memberi semangat kepada karyawan atau pegawai.

4.Controlling(Pengawasan)

Kegiatan yang berhubungan dengan mengendalikan atau mengawasi setiap pekerjaan serta melakukan tindakan koreksi.

Fungsi dan proses manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah kegiatan kerja manajer dalam merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi.

Sedangkan proses manajemen adalah serangkaian keputusan dan kegiatan kerja yang terus menerus dimana manajer terlibat sewaktu mereka merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkordinasi, dan mengawasi .

Ciri-ciri manajer profesional

Profesional diartikan sebagai ciri-ciri kekuatan yang dimiliki seseorang berupa keahlian, kompetensi, kerja efisien, keterampilan, kualifaid-pandai, berpengalaman, dan sifat mengagumkan. Dalam konteks SDM, manajemen profesional adalah pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut dalam pengembangan mutu SDM secara profesional. Lawannya adalah manajemen amatiran yang ciri-cirinya bertentangan dengan ciri-ciri manajemen profesional.

Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDM dapat dilihat dari sisi operasional dan manajerial yakni:

a. Berbudaya korporat: transparansi, independensi, responsif, akuntabilitas, dan kejujuran.

b. Dukungan manajemen puncak.

c. Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi. d. Berorientasi ke masa depan dengan pendekatan holistic.

e. Berdimensi jangka panjang dan bersinambung. f. Sistem nilai-prinsip efisiensi dan efektivitas. g. Dilakukan secara terencana/terprogram. h. Monitoring dan evaluasi serta umpan balik.

i. Dilakukan oleh pelaku dan tentunya pimpinan unit yang memiliki:  kompetensi atau keahlian dan pengalaman panjang di bidangnya

j. Penggunaan teknologi tepat guna.

k. Kepemimpinan dalam membangun komitmen. l. Partisipasi aktif semua anggota.

(8)

n. Pemberian penghargaan pada tiap karyawan yang berprestasi (kompensasi termasuk peluang pendidikan-pelatihan lanjutan dan promosi karir).

B. Pengorganisasian

1. Pengertian

Organisasi adalah suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat dengan peraturan yang ada. Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk melakukan kegiatan bersama agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Jadi secara sederhana, pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada.

Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Pengertian organisasi menurut berbagai para ahli antara lain:

a. Organisasi Menurut Stoner

Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.

b. James D. Mooney (1974)

Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

c. Ralp Currier Davis (1951)

Organisasi adalah sesuatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.

d. Daniel E. Griffths (1959)

Organisasi adalah seluruh orang-orang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dengan yang dikoordinasikan agar sebuah tugas dapat diselesaikan.

e. Chester I. Bernard

Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

(9)

Teori organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi. Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan sebuah fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.

Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Revolusi Inggris. Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep, ikhtisar, tinjauan dan pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah organisasi agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

Berdasarkan perkembangannya yang dialami, teori organisasi selalu mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.

1. Teori Organisasi Klasik

Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan kedalam teori organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau “teori mesin”. Pada masa ini organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap-tiap bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.

Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri atas empat unsur pokok, yakni sebagai berikut :

 Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi

 Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu

 Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda

 Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.

Para penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung pada kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi klasik kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.

a. Teori Birokrasi

Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai karakteristik-karakteristik struktural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi kompleks dan modern.

Weber mengemukakan karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut :

 Pembagian kerja yang jelas.

 Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.

 Program rasional dalam pencapaian.

(10)

 System aturan yang mencangkup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan.

 Hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”.

Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normative, yang menekankan struktur dalam organisasi.

b. Teori Administrasi

Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa, serta Mooney dan Reiley di Amerika.

1) Henry Fayol

Henry Fayol seorang industralis dari perancis pada tahun 1916 telah menulis masalah-masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum).

Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok :

 Kegiatan-kegiatan tehnikal.

 Kegiatan-kegiatan komersial.

 Kegiatan-kegiatan finansial.

 Kegiatan-kegiatan keamanan.

 Kegiatan-kegiatan akutansi.

 Kegiatan-kegiatan manajerial

Fayol mengemukakan dan membahas empat belas kaidah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori adminstrasi, yaitu :

- Pembagian kerja (division work)

- Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility) - Disiplin (discipline)

(11)

- Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interest to general interest)

- Balas jasa (remuneration of personnel) - Sentralisasi (centralization)

- Rantai scalar (scalar chain) - Aturan (order)

- Keadilan (equity)

- Kelanggengan personalia (stability of tenure of personnel) - Inisiatif (initiative)

- Semangat korps (esprit de corps)

Disamping itu, fayol memerinci fungsi-fungsi kegiatan administrasi menjadi “elemen-elemen manajemen” yang juga dikenal dengan Fayol’s Functionalism atau teori fungsionalisme Fayol , yaitu :

a) Perencanaan (planning) b) Pengorganisasian (organizing) c) Pemberian perintah (commanding) d) Pengkoordinasian (coordinating), dan e) Pengawasan (controlling).

2) Urwick dan Gulick

Luther Gulick dan Lydall Urwick, menggunakan pengalaman manajerial mereka dalam menguraikan prinsip-prinsip Fayol, yang tercermin dalam dua makalahnya tehnikal Problem dan The Function of Administration. Dalam makalah-makalah mereka, Gulick dan Urwick memperkenalkan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan pembagian kerja, koordinasi, penciptaan departemen-departemen yang disusun atas dasar “tujuan, proses, personalia, dan tempat“ dan penggunaan staff. Urwick terutama melihat kesulitan-kesulitan administrasi, penerapan kaidah-kaidah organisasi (terutama birokrasi) dalam praktek, sehingga dia mengembangkan teknik-teknik penerapannya yang kemudian dikenal dengan Urwick’s Technique.

3) Mooney dan Reilly

(12)

yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga prinsip tersebut adalah:

o Prinsip Koordinasi

o Prinsip Skalar

o Prinsip Fungsional

c. Manajemen Ilmiah

Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.

F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management, The Principles of Scientific yang menghasilkan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :

a. Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.

b. Mengadakan seleksi, latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya.

c. Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk, mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.

d. Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.

2. Teori Organisasi Neoklasik

Aliran teori organisasi Neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori organisasi klasik tersebut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun kelompok kerja.

(13)

3. Teori Organisasi Modern

Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum memuaskan untuk tuntunan manajemen modern. Banyak kelemahan dan ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada 1950.

Teori organisasi modern ini kemudian dikenal dengan nama “Analisis Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung.

Beberapa perbedaan mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah sebagai berikut :

1) Teori organisasi klasik menitikberatkan pada análisis dan deskripsi sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.

2) Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal, sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi. Teori Organisasi di Indonesia

Organisasi di Indonesia tidak menekankan análisis dan deskripsi sendiri-sendiri. Selain itu, konsep dinamis, horizontal dan multidimensi yang ditujukkan sebagian besar organisasi di Indonesia semakin memperkuat pandangan bahwa teori organisasi yang diterapkan di Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern.

C. Struktur Organisasi

1. Pengertian

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi sebagai berikut:

(14)

b) Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi, sebagai contoh perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi industri massal akan memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yanglebih tinggi dibandingkan perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan perubahan mode. c) Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.

Kemampuan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi seperti pelanggan, supplier dan sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.

d) Ukuran organisasi besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi akan semakin kompleks dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.

Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:

a. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi)

b. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untukmenjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan .

c. Koordinasi kegiatan menunjukan prosedur-prosedur yangmengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

d. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yangmenunjukan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.

e. Ukuran satuan kerja menunjukan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja. 2. Pembagian Kerja

Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapai sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara koopeatif dan dikoordinasikan hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut SYNERGY. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (divisi of labor) yang memungkinkan Synergi terjadi.

Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : dimana ada manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini efektif karena hanya bila hanya komponen kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan kualifikasi personalia yang rendah digunakan dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma dari komponen pekerja yang besar diminimumkan. Lebih dari itu pembagian pekerjaan mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas.

(15)

dilaksanakan secara ekstrim ini akan menimbulkan kebosanan keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.

Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:

a. Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.

b. Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya. c. Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan

secara individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.

d. Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang, bagian pengiriman dan lainnya.

e. Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.

Dari hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu organisasi, yakni:

 Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.

 Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.

 Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.

 Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.

3. Bentuk-bentuk Organisasi

Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim yang sudah terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan mengarahkan tim tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja. Pengambilan keputusan dalam sebuah tim bergantung pada bagaimana cara tim tersebut akan bekerja bersama.

Ada 4 bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges, yaitu :

(16)

Bentuk Vertikal, hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan.

Bentuk Horizontal, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.

Bentuk Melingkar, menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.

Bentuk-bentuk organisasi dibedakan atas :

1) Organisasi Fungsional

Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.

2) Organisasi Fungsional dan Garis

Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian. 3) Organisasi Komite

Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistik manajement.

4) Organisasi Garis dan Staff

Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.

5) Organisasi Matrix

Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.

D. Departementasi

Departementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi.

(17)

a. Departementasi Fungsional

Departementasi Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi. Individu dikelompokkan berdasarkan keterampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi dan bagian operasi. Pembentukan satuan-satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan.

Kelebihan dan kekurangan Departemen Fungsional

Kelebihan :

a. Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama.

b. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi.

c. Memusatkan keahlian organisasi.

d. Memungkinkan pengawasan manajemen puncak

e. Tugasnya jelas

f. Pengetahuan yang dibutuhkan tidak banyak

g. Hanya membutuhkan manajer saja yang harus berwawasan luas

h. Mudah dijelaskan pada anggota bila ada persoalan

Kelemahan :

a. Menciptakan konflik antar fungsi.

b. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas.

c. Umpan balik yang lambat.

d. Memusatkan pada kepentingan tugasnya.

e. Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif

f. Kejenuhan akibat monotonnya aktivitas

g. Komunikasi antar area tidak lancar terutama bila ada problem

h. Individu dalam bekerja hanya memperhatikan struktur hierarki

(18)

Departementasi divisional adalah departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.

Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Struktur organisasinya terdiri dari:

 Struktur organisasi atas dasar produk

Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.

 Struktur organisasi atas dasar wilayah

Pengelompokan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.

 Struktur organisasi atas dasar langganan

Pengelompokan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokan penjualan, pelayanan.

 Struktur organisasi atas dasar proses

Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang sering dijumpai dalam departemen produksi. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokan menjadi departemen pemboran, penggilingan, penggergajian, perakitan dan penyelesaian terakhir. Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.

 Struktur organisasi atas dasar alphanumerical

Dapat digunakan pada pelayanan telepon, misalnya nomor 000000500000 ditempatkan dalam satu departemen dan lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga.

Kelebihan dan kekurangan Departemen Divisional

Kelebihan :

a. Semua kegiatan, ketrampilan, keahlian untuk memproduksi dan memasarkan dikelompokan menjadi satu dibawah seorang kepala.

b. Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasidan prestasi kerja terpelihara. c. Kualitas dan kecepatan membuat keputusan meningkat.

(19)

e. Merumuskan tanggung – jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pertanggungjawaban atas prestasi kerja.

f. Membebaskan para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas. g. Cocok untuk lingkungan yang cepat berubah.

h. Mempertahankan spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.

Kelemahan :

a. Berkembangnya persaingan disfungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas.

b. Seberapa besar delegasi wewenang diberikan.

c. Masalah kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahaan.

d. Menimbulkan konsistensi kebijaksanaan antar divisi.

e. Masalah duplikasi sumber daya dan perlatan yang tidak perlu

f. Masing-masing divisi bisa menghadapi problem yang sama sehingga terjadi pengulangan dalam pengatasannya

g. Target divisi bisa mengalahkan target organisasi

h. Konflik antar divisi bisa terjadi, bila terjadi problem organisasi, maka membutuhkan orang yang sangat ahli dan menguasai banyak hal.

c. Organisasi Proyek dan Matrik

Organisasi proyek dan matrik merupakan bentuk departementasi campuran (hybrid design). Ini dilakukan dengan mengkombinasikan kebaikan-kebaikan dari sistem fungsional dan divisional dengan menghindarkan segala kelemahannya. Misalnya, organisasi selain dibagi menurut divisi, juga ditetapkan suatu organisasi baru semacam proyek akan ditugasi khusus dengan orang-orang yang berasal dari sejumlah divisi.

Struktur Organisasi Proyek

Menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek, jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing-masing anggota kembali ke departemennya masing-masing. Jika ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.

Struktur Organisasi Matriks

(20)

yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertikal. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang. Kelebihan dan kekurangan Departemen Divisional

Kelebihan :

a. Memaksimumkan efisiensi penggunaan manajer fungsional.

b. Mengembangkan ketrampilan dan kreatifitas karyawan serta fleksibilitas kepada organisasi.

c. Melibatkan motivasi dan menantang karyawan serta memperluas pandangan manajemen terhadap masalah strategi perusahaan yang akhirnya membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.

d. Menstimulasi kerja sama antar disiplin dan mempermudah kegiatan perusahaan dan orientasi proyek.

e. Mampu mengombinasi kelebihan pola fungsional dan divisional f. Menekankan pada teknik dan pasar

g. Memerlukan sejumlah manager yang mampu menangani personil bidang teknik dan pemasaran

Kelemahan :

a. Adanya pertanggungjawaban ganda dan kebijaksanaan yang kontradiktif b. Memerlukan koordinasi vertikal dan horisontal.

c. Memerlukan lebih banyak ketrampilan antar pribadi. d. Menimbulkan resiko timbulnya perasaan anarki. e. Sangat mahal untuk di implementasikan.

f. Mendorong pertentangan kekuasaan dan lebih mengarah perdebatan daripada kegiatan.

g. Sangat mahal

(21)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen merupakan suatu rangkaian tahap kegiatan yang

diarahkan pada pencapaian tujuan dengan memanfaatkan semaksimal

mungkin sumber-sumber yang ada dan tersedia.

Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Pengorganisasian merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Berdasarkan perkembangannya yang dialami, teori organisasi selalu mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.

Bentuk-bentuk organisasi dibedakan atas : organisasi fungsional, organisasi garis, organisasi komite, organisasi staff dan organisasi matrix.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://andrieardiawan1.blogspot.com/2012/01/organisasi-dalam-manajemen.html 2. http://www.anneahira.com/teori-organisasi.htm

Referensi

Dokumen terkait

Katup Ganda yang dipatenkan menggunakan deteksi LOP di area risiko kebakaran kritis untuk deteksi cepat dan pengawasan sistem yang konstan, serta denyut pneumatik ROP yang positif

Dalam membakar kayu perbandingan antara selulosa dan lignin yang dikandung kayu sangat penting karena kadar karbon dalam lignin lebih tinggi dari kadar karbon selulosa sehingga

Dari beberapa fungsi yang telah disampaikan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai prestasi atau tujuan yang diinginkan baik siswa maupun guru sangat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam lagi mengenai perayaan shogatsu dalam masyarakat Jepang serta pengaruh Shinto apa saja yang terkandung di dalam

Sesar Kaligarang yang membelah Kota Semarang pada arah utara - selatan telah mengalami sejarah kegiatan yang panjang. Pada zaman Tersier, Sesar Kaligarang merupakan sesar

(3) diketahui bahwa hasil dari korelasi Spearman besarnya yaitu 0,080, banyaknya responden N = 14 dan probabilitas uji dua pihak (2-tailed significance) sebesar

pertama dibangun kemudian Abu Zayd menyatakan bahwa umat Islam saat ini memerlukan kebebasan mutlak dari otoritas teks- teks keagamaan (khususnya al-Qur ’an) dalam