• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PROSEDUR ALAT MESIN HEMODIALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PROSEDUR ALAT MESIN HEMODIALISA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PROSEDUR ALAT

MESIN HEMODIALISA

Disusun Oleh :

1. RR Aryantini Yudasari P 27220011 148 2. Shodiq Hadi Nugroho P 27220011 152 3. Tri Atin P 27220011 154 4. Vincensius Diaz Krisna P 27220011 155

DIV KEPERAWATAN INTENSIVE

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

(2)

LAPORAN OPERASIONAL ALAT

A. Hemodialisa

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan fungsi tersebut. Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel dengan cara mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solut lebih tinggi) ke cairan yang lebih encer (konsentrasi solut lebih rendah). Cairan mengalir lewat membran semipermeabel dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekakan eksternal pada membran).

Membran semipermeabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat dari selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membran memungkinkan difusi zat dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi. Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui membran, tetapi kebanyakan protein plasma, bakteri, dan sel-sel darah terlalu besar untuk melewati pori-pori membran. Perbedaan konsentrasi zat pada dua kompartemen disebut gradien konsentrasi.

Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Sehelai membran sintetik yang semipermeabel menggantikan glomerolus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya

B. Indikasi

1. Penyakit dalam (Medikal)

a. ARF- pre renal/renal/post renal, apabila pengobatan konvensional gagal mempertahankan RFT normal.

b. CRF, ketika pengobatan konvensional tidak cukup c. Snake bite

3. Indikator biokimiawi yang memerlukan tindakan hemodialisa a. Peningkatan BUN > 20-30 mg%/hari

b. Serum kreatinin > 2 mg%/hari c. Hiperkalemia

d. Overload cairan yang parah

e. Odem pulmo akut yang tidak berespon dengan terapi medis 4. Pada CRF:

(3)

d. Asidosis metabolik yang parah

Seperti inilah bentuk tipikal dari hollow fiber dializer. Di dalamnya terdapat serabut yang memungkinkan darah untuk lewat. Cairan dialisis, yang merupakan cairan pembersih dipompakan di antara serabut-serabut tersebut. Serabut tersebut memiliki lubang-lubang halus yang memungkinkan air dan sampah metabolisme terserap dalam cairan pembersih dan membawanya keluar.

2. Dialiser Reuse

Unit Renal kadang menggunakan dialiser yang sama lebih dari satu kali tindakan. Penggunaan dialiser berulang ini dinamakan reuse. Reuse merupakan tindakan yang aman yaitu proses membersihkan dialiser sesuai dengan standart prosedur yang telah teruji. Dialiser ini akan diuji kelayakannya terlebih dahulu sebelum digunakan dan hanya digunakan pada satu orang untuk satu dialiser. Sebelum tindakan cuci darah dilakukan, pastikan dialiser yang dipasang sesuai dengan nama pasien pemilik.

3. Cairan Dialisis (Dialisat)

Cairan pencuci yang disebut dialisat, adalah cairan yang membantu mengeluarkan sampah dan kelebihan air dari tubuh. Cairan ini terdiri dari zat kimiawi yang membuatnya seperti spon. Dokter akan memberikan spesifikasi cairan yang sesuai dengan keadaan pasien.

4. Akses Jarum (Fistula)

Beberapa pasien berfikir, jarum adalah bagian paling menakutkan dari cuci darah. Kebanyakan pasien baru akan terbiasa dengannya setelah beberapa kali menjalani cuci darah. Bila pasien merasa acara penusukan terasa sangat menyakitkan, krim anestesi ataupun spray bisa digunakan untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Kebanyakan unit renal menggunakan dua jarum untuk memasukkan dan mengeluarakan darah. Memang ada juga jarum khusus yang bisa digunakan dengan dua bukaan, tapi jarum ini dianggap kurang efisien dan memerlukan waktu yang lebih lama.

D. Proses Hemodialisa

(4)

Setelah selesai disaring, maka darah yang sudah bersih akan dipompa kembali ke dalam tubuh. Proses ini akan diulang berkali-kali hingga seluruh darah berhasil disaring.

.

E. Pedoman Pelaksanaan Hemodialisa

1. Perawatan sebelum hemodialisa

a. Sambungkan selang air dengan mesin hemodialisa

b. Kran air dibuka

c. Pastikan selang pembuang air dan mesin hemodialisis sudah masuk

kelubang atau saluran pembuangan

d. Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak

e. Hidupkan mesin

f. Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit

g. Matikan mesin hemodialisis

h. Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat

i. Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin

hemodialisis

j. Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap)

2. Menyiapkan sirkulasi darah

a. Bukalah alat-alat dialysis dari set nya

b. Tempatkan dializer pada tempatnya dan posisi “inset” (tanda

merah) diatas dan posisi “outset” (tanda biru) di bawah.

c. Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung “inset”dari

dializer.

(5)

f. Hubungkan set infus ke slang arteri

g. Bukalah klem NaCl 0,9%, isi slang arteri sampai ke ujung slang

lalu diklem.

h. Memutarkan letak dializer dengan posisi “inset” di bawah dan

“out set” di atas, tujuannya agar dializer bebas dari udara.

i. Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin

j. Buka klem dari infus set ABL, VBL

k. Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/menit,

kemudian naikkan secara bertahap sampai dengan 200 ml/menit.

l. Isi bable-trap dengan NaCl 0,9% sampai ¾ cairan

m. Berikan tekanan secara intermiten pada VBL untuk mengalirkan

udara dari dalam dializer, dilakukan sampai dengan dializer bebas

udara (tekanan lebih dari 200 mmHg).

n. Lakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9% sebanyak

500 cc yang terdapat pada botol (kalf) sisanya ditampung pada

gelas ukur.

o. Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru

p. Sambungkan ujung biru VBL dengan ujung merah ABL dengan

menggunakan konektor.

q. Hidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dializer baru 15-20

menit untuk dializer reuse dengan aliran 200-250 ml/menit.

r. Kembalikan posisi dializer ke posisi semula di mana “inlet” di atas

dan “outlet” di bawah.

s. Hubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-10

menit, siap untuk dihubungkan dengan pasien )soaking.

3. Persiapan pasien

a. Menimbang berat badan

b. Mengatur posisi pasien

c. Observasi keadaan umum

d. Observasi tanda-tanda vital

e. Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi,

biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood akses

seperti di bawah ini:

1) Dengan interval A-V shunt / fistula simino

2) Dengan external A-V shunt / schungula

3) Tanpa 1 – 2 (vena pulmonalis)

F. Komplikasi

1. Ketidakseimbangan cairan

a. Hipervolemia

b. Ultrafiltrasi

(6)

d. Hipovolemia

e. Hipotensi

f. Hipertensi

g. Sindrom disequilibrium dialysis

2. Ketidakseimbangan Elektrolit

a. Natrium serum

b. bKalium

c. Bikarbonat

d. Kalsium

e. Fosfor

f. Magnesium

3. Infeksi

4. Perdarahan dan Heparinisasi

5. Troubleshooting

a. Masalah-masalah peralatan

b. Aliran dialisat

c. Konsentrat Dialisat

d. Suhu

e. Aliran Darah

f. Kebocoran Darah

g. Emboli Udara

6. Akses ke sirkulasi

a. Fistula Arteriovenosa

b. Ototandur

c. Tandur Sintetik

d. Kateter Vena Sentral Berlumen Ganda

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Fauci, Stephen Hauser, Dan Longo, J. Larry Jameson. 2004. Harrison’s Principles Available for use as a public service without copyright restrictions at

http://www.medicinenet.com/hemodialysis/article.htm Dennis L. Kasper, Eugene Braunwald, kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/hemodialysis/

of Internal Medicine 16th Edition. USA: McGraw-Hill Professional The Ohio State University Medical Center, Mount Carmel Health and OhioHealth, Columbus, Ohio.

Referensi

Dokumen terkait

Antara yang berikut, tindakan manakah yang sesuai untuk mengeratkan hubungan sesama anggota keluarga.. A Memberi semangat kepada anak-anak untuk mengembangkan potensi ke tahap

Dan, ketika berdiri dan menatap peti mati ayahnya diturunkan ke liang lahat agar bisa beristirahat dengan tenang bersama sang ibu dan adik perempuannya yang masih bayi, hanya

Yaitu orang--orang yang mengingat Allah sambil orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan

Dari penelitian ini telah menemukan kebaharuan di lapangan yaitu inisiatif masyarakat Kalibeber Wonosobo untuk menangani sampah dengan membentuk paguyuban peduli sampah

dan unsur kebahasaan (bunyi, kata, dan makna) dari teks yang berkaitan dengan tema : فراعتلاو تايحتلا yang melibatkan tindak tutur mengenalkan diri dan orang

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan media mood board busana pesta pada mata diklat menggambar busana (fashion drawing) di SMK Muhammadiyah 4 Yogyakarta, hal ini

Pada Bulan Februari ini, lima kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan adalah kelompok bahan makanan naik 0,33 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok &

Pendidikan karakter Generasi Emas 2045 harus mampu membangun polapikir tidak hanya pen- dekatan praktis, dan pendekatan teoretis melainkan harus sampai pada tingkat