BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Nyeri kepala merupakan keluhan yang banyak dihadapi oleh dokter umum maupun dokter spesialis saraf. Di Barat disebutkan bahwa nyeri kepala juga merupakan masalah yang sering dihadapi pada primary care practice dan termasuk 10 kondisi yang tersering dijumpai (Baldor A. Update on Headache, 2004). Nyeri kepala adalah suatu istilah sinonim yang paling tepat bagi istilah kedokteran sefalgia, dimana pada orang awam sering disebut sebagai istilah sakit kepala. Nyeri kepala didefinisikan sebagai rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari orbita sampai kedaerah belakang kepala (area oksipital dan sebahagian daerah tengkuk) (Hasan Sjahrir,2004).
Nyeri kepala dapat bervariasi dari bentuk yang episodik, yang relative
benigne, sampai kebentuk kronik, mengganggu kegiatan, dan kadang-kadang
merupakan petunjuk adanya penyakit yang berat yang mendasarinya.Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada 5 (lima) rumah sakit di Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala sebagai berikut : migren tanpaaura 10%, migren dengan aura 1,8%, episodik tension type headache 31%, chronic tension type headache (ctth) 24%, cluster headache 0.5%, mixed
headache 14% (Sjahrir, 2004). Secara global, persentase populasi orang dewasa
dengan gangguan nyeri kepala 46%, 11% migren, 42% tensiontype headache dan 3% untuk chronic daily headache (Stovnerdkk 2007).
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung kejaringan.Tekanan darah pada umumnya berkisar pada rata-rata nilai normal sekitar 120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80mmHg untuk tekanan diastolik. Pada lansia, tekanan darah
meningkat secara bertahap. Elastisitas jantung pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50% dibanding orang berusia 20 tahun.
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000). Menurut WHO, lanjut usia (elderly), adalah antara 60 sampai 74 tahun.
Populasi penduduk lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Peningkatan tersebut diikuti dengan perubahan gaya hidup yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti keluhan sakit kepala akibat tekanan darah tinggi atau stroke ringan. Beberapa penelitian telah dilakukan tentang hubungan nyeri kepala dengan tekanan darah, tetapi semua penelitian ini tidak menunjukkan hasil penelitiannya terhadap lansia . Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan penelitian hubungan nyeri kepala dengan tekanan darah pada lansia di Poliklinik Neurologi di R.S.U.P Haji Adam Malik, Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin merumuskan permasalahan penelitian, apakah ada tidaknya hubungan nyeri kepala dengan tekanan darah pada lansia?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan nyeri kepala dengan tekanan darah pada lansia di Poliklinik Neurologi RSUP Haji Adam Malik, Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik lansia yang menderita nyeri kepala.
b. Mengetahui pengaruh tekanan darah dengan nyeri kepala pada lansia.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Rumah Sakit
Dapat memberikan masukan terhadap Rumah Sakit untuk meningkatkan pemberian asuhan keperawatan dalam pengukuran derajat nyeri kepala yang benar dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien terutama lansia.
2. Pasien
Memberi informasi tentang prevalensi nyeri kepala dan membantu upaya tindakan mengurangi faktor pencetus nyeri kepala.
3. Institusi Pendidikan
Memberi masukan sebagai acuan atau bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.