• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyeimbangan Lintasan Pada Perakitan Transformator Dengan Metode Moodie Young Dan Comsoal Pada Pt. Morawa Electric Transbuana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyeimbangan Lintasan Pada Perakitan Transformator Dengan Metode Moodie Young Dan Comsoal Pada Pt. Morawa Electric Transbuana"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Morawa Electric Transbuana adalah salah satu perusahaan swasta

nasional yang berada di wilayah Sumatera Utara dan bergerak dalam bidang

industri transformator. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Raya Medan Tanjung

Morawa Km 20,5 Kabupaten Deli Serdang. Perusahaan ini memiliki kantor yang

bertempat di Jalan Perniagaan Baru No. 48 D Medan dan di Jalan Agung Permai

X No. 25 Blok C-12 Sunter Agung Jakarta. Perusahaan ini berdiri berdasarkan

akte notaris Rachmat Santoso, SH dengan akte No. 67 tanggal 19 Oktober 1978,

di Medan dan beroperasi resmi berdasarkan Surat Persetujuan tetap Penanaman

Modal dalam Negeri (PMDN), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Nomor Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 72/T/INDUSTRI/1983, November

1983.

Latar belakang berdirinya perusahaan ini berawal dari kondisi semakin

besarnya kebutuhan energi listrik di Indonesia. Dengan mempertimbangkan

tingginya anggaran yang harus dikeluarkan jika pengadaan transformator

diperoleh dari luar negeri sehingga menciptakan kesempatan untuk mendirikan

perusahaan penghasil transformator yang dapat mensuplai kebutuhan

transformator, khususnya di luar pulau Jawa yaitu PT. Morawa Electric

Transbuana. Transformator yang diproduksi oleh perusahaan ini didistribusikan ke

(2)

selebihnya dipasarkan kepada perusahaan swasta lainnya yang berada di dalam

dan luar negeri.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT.Morawa Electric Transbuana menghasilkan 2 jenis produk

transformator yaitu satu phasa dan tiga phasa. Produk dari perusahaan ini

dipasarkan untuk memenuhi permintaan PLN sebagai pasar utamanya. Produk

juga dipasarkan ke perusahaan-perusahaan swasta nasional, antara lain PT.Caltex

Pacific Indonesia, PT. SOCI, PT. Aribawana, dan perusahaan lainnya serta kepada

rumah sakit dan pusat perbelanjaan yang ada di dalam negeri. Selain itu, produk

juga dipasarkan sapai ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi PT. Morawa Electric Transbuana

Struktur organisasi perusahaan PT. Morawa Electric Transbuana adalah

berbentuk lini. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada

unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu

secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang bergerak

vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hierarki yang

ada. Struktur organisasi PT. Morawa Electric Transbuana dapat dilihat pada

(3)

Presiden

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Morawa Electric Transbuana

Dari bagian-bagian yang ada dalam perusahaan, yang bertanggungjawab

terhadap permasalahan dalam penelitian mengenai keseimbangan lintasan adalah

bagian produksi, bengkel, dan proses akhir. Ketiga bagian ini yang menangani

pengerjaan produk mulai dari awal proses sampai produk selesai dikerjakan.

Bagian bengkel bertanggung jawab terhadap pembuatan casing transformator

yang merupakan salah satu komponen dari tranformator.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian di PT.

(4)

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.3.3.1.Tenaga Kerja

PT. Morawa Electric Transbuana mempunyai tenaga kerja sebanyak 80

orang. Alokasi tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Morawa Electric

Transbuana

No Jabatan Jumlah Orang

1 Presiden Direktur 1

2 Direktur Pemasaran 1

3 Direktur Keuangan/ADM 1

4 Kepala Pabrik 1

5 Kepala Bagian Pemasaran 1

6 Kepala Bagian Desain 1

7 Kepala Bagian Produksi 1

8 Kepala Bagian Bengkel 1

9 Kepala Bagian Proses Akhir 1

10 Kepala Bagian Gudang 1

11 Kepala Bagian Pengujian 1

12 Kepala Bagian QAS (Quality Assurance) 1

13 Kepala Bagian Keuangan 1

14 Kepala Bagian Personalia 1

15 Kepala Bagian Pembelian 1

16 Karyawan Seksi Desain 1

17 Karyawan Seksi Perawatan 1

18 Karyawan Seksi Bengkel 16

19 Karyawan Seksi Pengujian Material 3

20 Karyawan Seksi Produksi Inti 1

21 Karyawan Seksi Pemanggangan Inti 1

22 Karyawan Seksi Pengujian Inti 2

23 Karyawan Seksi Pembuatan Kertas Isolasi 1

24 Karyawan Seksi Penggulungan Kumparan 9

25 Karyawan Seksi Perakitan/Koneksi 7

26 Karyawan Seksi Pengeringan Trafo 2

(5)

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada

PT.Morawa Electric Transbuana (Lanjutan)

No Jabatan Jumlah Orang

28 Karyawan Seksi Gudang 1

29 Karyawan Seksi Lokal 1

30 Karyawan Seksi Ekspor 1

31 Karyawan Seksi Administrasi 4

32 Karyawan Seksi Keamanan 8

Total 80

Sumber: PT Morawa Electic Transbuana

Berdasarkan penilaian perusahaan, jumlah tenaga kerja yang ada saat ini

sudah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Akan tetapi pemanfaatan tenaga kerja

masih belum berjalan maksimal terkhusus pada bagian yang berhubungan dengan

produksi sehingga diperlukan kembali pengaturan jumlah tenaga kerja untuk

setiap stasiun kerja secara efektif dan efisien.

2.3.3.2. Jam Kerja

Jam kerja yang ditetapkan oleh PT. Morawa Electric Transbuana adalah 6

hari kerja dalam seminggu (Senin-Sabtu). Tetapi ketika perusahaan mendapat

order yang banyak, maka khusus untuk bagian produksi hari kerja ditambah

sampai hari minggu. Pembagian jam kerja pada PT. Morawa Electric Transbuana

(6)

Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana

Hari Jam Kerja Keterangan

Senin-Kamis

Sumber: PT Morawa Electic Transbuana

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Sistem pengupahan pada PT. Morawa Electric Transbuana diberikan setiap

bulan dengan besar upah berdasarkan jabatan, keahlian, kecakapan, pendidikan,

dan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. Adapun perincian komponen

dalam pembagian besar upah di PT. Morawa Electric Transbuana adalah sebagai

berikut:

a. Gaji Pokok

b. Upah Lembur

c. Tunjangan kesehatan dan keluarga

d. Insentif kerajinan

Selain upah bulanan, ada tunjangan hari raya yang diberikan kepada

karyawan pada saat hari besar keagamaan dan bonus tahunan yang diberikan pada

(7)

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Bahan

2.4.1.1.Bahan Baku

Bahan baku merupakan semua bahan yang langsung digunakan sebagai

bahan dasar dan memiliki komposisi terbesar dalam pembuatan produksi dimana

sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. Bahan baku yang digunakan

dalam memproduksi transformator adalah :

1. Plat Silicon Steel

Silicon steel berbentuk lembaran plat yang tergulung berlapis-lapis yang

digunakan untuk membuat inti transformator. Jenis silicon steel yang

digunakan adalah Grain Oriented Core HHB atau Z8H produksi Nippon Steel

Jepang dan jenis RG8H produksi Kawasaki Steel Jepang.

2. Kawat Tembaga (Cooper Wire)

Kawat tembaga yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Enameled Copper Wire, kawat berbentuk silinder dengan diameter 1,60

mm untuk gulungan primer.

b. Rectangular Copper Wire, kawat berbentuk persegi untuk gulungan

sekunder dengan ukuran 3,2 x 8 mm.

3. High and Low Voltage Bushing

High and Low Voltage Bushing merupakan bahan yang digunakan untuk

tempat mengikat kabel jaringan distribusi listrik dan menghubungkannya ke

(8)

4. Kertas Isolasi

Kertas isolasi digunakan untuk gulungan primer dan koneksi antara

kumparan-kumparan ke tap changer pada sisi primernya. Kertas ini juga berfungsi

sebagai pengaman dalam mengisolasi antara kawat-kawat, dari kawat ke tangki

dan kawat ke inti. Kertas ini berasal dari Jepang dalam bentuk gulungan besar

untuk ukuran 0,13 – 0,50 mm, sedangkan untuk ukuran 0,80 –1,60 mm

dikemas dalam peti.

5. Kertas OD

Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak antara kumparan sekunder

dengan primer sehingga minyak dapat masuk pada celah tersebut dan panas

yang timbul akibat adanya rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.

6. Tap Changer

Tap Changer berfungsi sebagai switch otomatis yang berfungsi apabila

transformator mendapat beban lebih terutama saat terkena sambaran petir, dan

apabila suhu transformator tinggi.

7. Minyak

Minyak yang digunakan adalah jenis Dilla B juga minyak Esso Volta 80 buatan

Amerika Serikat. Minyak ini berfungsi sebagai cairan pendingin agar

transformator dapat berfungsi dengan stabil, terutama pada saat berbeban besar

atau terkena sambaran petir.

(9)

Earth Terminal merupakan instrumen listrik yang dihubungkan langsung

dengan kawat yang ditanamkan di dalam tanah.

9. Pressure Terminal

Pressure Terminal berfungsi sebagai penghubung transmisi.

10. Thermometer

Thermometer merupakan alat yang ditambahkan dalam transformator yang

digunakan untuk mengukur suhu transformator.

11. Besi plat, besi siku, besi UNP, besi plat strip, dan roda besi hasil produksi

dalam negeri, digunakan dalam pembuatan casing transformator.

2.4.1.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk memperlancar proses

produksi tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan ini secara tidak langsung

mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan

dalam proses produksi adalah:

1. Gas Nitrogen (N2).

Gas ini digunakan dalam proses pemanggangan inti dan juga dalam proses

pengujian kebocoran tangki transformator. Fungsi gas nitrogen pada saat

proses pemanggangan inti adalah :

a. Untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara oksigen dan inti sehingga

tidak terjadi pekaratan inti.

b. Membantu agar temperatur panas di dalam tungku pemanggangan merata.

(10)

HCl dan Soda Ash digunakan untuk membersihkan tangki dari karat.

3. Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa digunakan untuk menutupi pinggiran panggangan agar gas

nitrogen yang dialirkan tidak keluar dari tungku pemanggangan tersebut.

4. Kayu Meranti

Kayu meranti digunakan untuk menyangga lilitan kumparan trafo agar

kedudukannya tetap.

5. Mal Besi

Mal besi digunakan sebagai mal untuk menggulung kumparan Silicon Steel

pada saat pembuatan inti trafo. Mal besi ini juga digunakan pada saat

pemanggangan inti agar kumparan Silicon Steel dari inti trafo tidak lepas.

2.4.1.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan pada suatu proses

produksi dan tampak pada produk akhir. Dalam hal ini bertujuan untuk

meningkatkan mutu dan nilai dari suatu produk. Bahan tambahan yang digunakan

pada proses pembuatan transformator di PT. Morawa Electric Transbuana adalah :

1. Plat Merek

Plat merek “Morawa” digunakan untuk menyatakan pabrik yangmemproduksi

transformator.

(11)

Name plate mencantumkan spesifikasi transformator yang ditempatkan pada

tangki transformator.

3. Cotton Band

Merupakan bahan yang digunakan untuk mengikat kumparan pada inti agar

tidak lepas.

4. Hand Hold

Hand Hold berfungsi sebagai pegangan dalam mempermudah pemindahan

transformator dan terdiri dari dua pasang pegangan.

5. Kawat Las

Kawat las digunakan untuk mengelas tangki trafo dengan kumparan primer dan

kumparan sekunder.

6. Lem

Lem digunakan sebagai perekat kertas isolasi pada lilitan kumparan.

7. Baut dan Mur

Baut dan mur digunakan untuk menghubungkan trafo ke tangki, menutup

pressure terminal, menghubungkan oil gauge yang masuk ke dalam tangki, dan

memasang tutup tangki trafo.

8. Cat

Cat digunakan dalam proses pengecatan tangki transformator.

9. Stop kran sebagai tempat pembuangan minyak.

(12)

PT. Morawa Electric Transbuana memproduksi dua jenis transformator

inti (core type) yaitu transformator satu fasa dan tiga fasa. Untuk spesifikasi

produk transformator satu fasa dapat dilihat pada Tabel 2.3, sedangkan spesifikasi

produk transformator tiga fasa dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Phasa

Uraian Spesifikasi Trasformator

Daya Pengenal (kVa) 5 10 15 25 50

Jumlah Fasa 1 1 1 1 1

Frekuensi Pengenal (Hz) 50 50 50 50 50

Tegangan Primer (kV) 20 20 20 20 20

Tegangan Sekunder (kV) 231/462 231/462 231/462 231/462 231/462

Arus Beban Nol (%) 2,4 2,3 2 1,6 1,4

Sumber: PT Morawa Electic Transbuana

Tabel 2.4. Spesifikasi Produk Transformator Tiga Phasa

Uraian Spesifikasi Trasformator Sumber: PT Morawa Electric Transbuana

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Urutan proses pembuatan transformator pada PT. Morawa Electric

Transbuana adalah sebagai berikut :

1. Proses Pemotongan Silikon (Silicon Steel Cutting)

Inti transformator terbuat dari Silicon Steel yang berfungsi untuk memperbesar

(13)

listrik. Silicon Steel di gudang dibawa ke bagian pemotongan dengan

menggunakan host crane. Sebelum silicon steel diletakkan di mesin

pemotongan, terlebih dahulu dilakukan set-up terhadap mesin potong dengan

cara mengatur jarak pisau potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Penyetelan jarak pisau-pisau ini diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada plat

inti yang terbuang. Proses pemotongan inti transformator dilakukan setelah

lembaran tergulung diletakkan pada penyangga mesin peletakan, kemudian

mesin dijalankan secara perlahan-lahan dengan cara mengatur putarannya

melalui panel sehingga plat inti dapat ditarik ke meja pemotongan. Selanjutnya

mesin dijalankan dan plat yang telah dipotong diletakkan di tempat penyusunan

plat. Hal yang perlu diperhatikan pada proses pemotongan inti harus dilakukan

dengan cermat agar tidak terjadi pengelupasan fosfor yang melapisi inti.

2. Penggulungan Inti Trafo (Core Winding)

Hasil lembaran inti yang telah selesai dipotong dibawa ke penggulungan inti

dengan hoist crane, kemudian digulung dengan mesin gulung dan pada saat

penggulungan diukur ketebalannya tiap tingkat dengan jangka sorong. Untuk

menggulung lembaran-lembaran silicon steel yang telah dipotong maka

terlebih dahulu dibuat jendela-jendela yang terbuat dari mal besi dengan

ukuran tertentu. Pada transformator model lama, cara menyusun inti ini adalah

dengan cara staching (inti susun) yaitu menyusun lembaran inti satu per satu

keping. Untuk jenis transformator dengan daya tertentu, dapat digunakan

(14)

untuk transformator dengan daya nominal kecil. Wound core memiliki

beberapa keunggulan dibandingkan dengan cara staching yaitu:

a. Rugi-rugi inti kecil untuk rapat fluksi yang sama, berarti terjadi

penghematan dalam penggunaan inti transformator.

b. Arus penguatan (exciting current) adalah sangat kecil, karena kecilnya celah

udara (air gap).

c. Tingkat kebisingan (noise level) rendah.Waktu yang dibutuhkan untuk

proses ini lebih cepat.

d. Jumlah plat yang terbuang lebih sedikit.

Dengan pemakaian inti transformator yang lebih kecil, berarti dimensi

transformator akan menjadi lebih kecil, pemakaian komponen-komponen

bahan yang lain juga akan sedikit sehingga memberikan suatu penghematan.

Kerugian dari cara wound core ini adalah dapat terjadi kerusakan pada beliran

(terbakar), dan jika demikian maka seluruh transformator akan diangkat dan

diperbaiki di pabrik. Pada penggulungan inti trafo dengan cara staching (inti

susun), apabila terjadi kerusakan, maka cukup dengan membuka intinya dan

mengeluarkan lilitannya untuk diganti. Penggulungan inti harus

memperhatikan tegangan tarik (tensile strength) agar tidak terlalu besar, untuk

menghindari kerusakan lapisan fosfor yang dapat menyebabkan rugi-rugi inti

bertambah besar.

3. Proses Annealing

Silicon steel dibawa ke bagian annealing dengan menggunakan hoist crane,

(15)

tungku pemanas (annealing furnace) yang menggunakan energi listrik. Proses

annealing ini berguna untuk:

a. Memperbaiki karakteristik inti yaitu memperkecil rugi-rugi inti.

b. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti transformator, sehingga pada

saat inti dikeluarkan bentuknya tidak mengalami perubahan.

Temperatur yang diperlukan untuk annealing inti diatur melalui panel kontrol

yang diatur mengatur tegangan dan arus yang akan diberikan ke elemen pada

tungku pemanas. Pada panel tersebut thermocouple yang dihubungkan dengan

relay temperature dengan range 0-1200oC, relay ini berfungsi untuk

memutuskan dan menghubungkan tungku pemanas dari sumber tegangan

sehingga dapat membatasi temperatur yang diinginkan yaitu 840oC. Waktu

yang dibutuhkan untuk sekali proses annealing yaitu 24 jam dengan kapasitas

satu tungku sebanyak 7 unit. Uraian proses annealing inti transformator adalah

sebagai berikut:

a. Inti (Silicon steel) disusun pada bagian dasar tungku yang diberi pasir dan

besi.

b. Inti yang telah disusun ditutup dengan penutup pertama dan dilanjutkan

dengan penutup kedua. Pada penutup kedua terdapat elemen-elemen

pemanas yang menggunakan listrik.

c. Gas N2 dialirkan dengan tekanan 0,1 kg/cm selama 30 menit.

d. Arus listrik dialirkan ke dalam tungku melalui heater dengan tegangan 160

volt, sampai temperatur mencapai 300oC, sementara N2 tetap dialirkan

(16)

e. Pindahkan switch ke 220 volt hingga temperatur mencapai 600oC dengan

tekanan tetap.

f. Tegangan tetap dipertahankan 220 volt hingga temperatur mencapai 830oC

selama 4 jam. Setelah itu sumber listrik diputus dan gas N2 tetap dialirkan

hingga proses annealing selesai.

g. Temperatur dibiarkan turun secara perlahan hingga mencapai suhu 500oC

dan kemudian penutup luar pemanggang diangkat setinggi 30 cm dari dasar

pemanggangan untuk membantu mengurangi temperatur secara perlahan

sampai 350oC.

h. Penutup luar diangkat secara keseluruhan sedangkan penutup dalam tetap

dibiarkan sampai temperatur turun hingga 160oC dan aliran N2 dihentikan.

i. Penutup dalam pemanggangan diangkat dan proses annealing selesai.

Gas N2 yang dialirkan dalam tungku akan dikeluarkan melalui saluran

pembuangan, untuk mengalami pergantian dengan gas N2 yang baru. Inti yang

keluar dari tungku pemanggangan kemudian dipindahkan ke bagian pengujian

rugi-rugi inti dengan menggunakan hoist crane. Gas yang digunakan dalam

proses pemanggangan ini berguna untuk menghilangkan reaksi oksidasi antara

oksigen dengan inti agar tidak berkarat dan menjaga agar temperatur panas

merata di dalam tungku.

4. Penimbangan Berat Inti (Weight Measurement)

Inti transformator yang telah mengalami annealing, ditimbang untuk

mengetahui apakah berat yang sebenarnya sesuai dengan berat yang sudah

(17)

menentukan berat total dari transformator yang sudah selesai, misalnya berat

transformator 50-150 kVA adalah sekitar 35 kg.

5. Pengujian Rugi-rugi Inti Transformator (Core Lost Test)

Setelah proses pemanggangan dan penimbangan, inti transformator dibawa ke

pengujian rugi- rugi inti dengan menggunakan hoist crane dan inti tersebut

diuji. Proses pengujian inti transformator ini berfungsi untuk melihat apakah

proses pemanggangan itu sudah baik atau tidak kemudian disesuaikan dengan

jumlah lilitan yang akan digulung, dan hasil pengujian ini harus sesuai dengan

standard PLN. Berikut penjelasan dari pengujian rugi-rugi inti:

a. Ukur penampang inti tersebut.

b. Susun inti yang akan ditest di atas blok kayu.

c. Lilitkan kabel yang jumlahnya sesuai dengan kapasitas transformator.

d. Jepit ujung belitan ke terminal pengetasan.

e. Posisikan power dalam keadaan ON dan tekan ON power pada control

panel.

f. Beri tegangan secara perlahan sampai tegangan phase yang dikehendaki.

g. Catat hasil pengetesan.

h. Setelah hasil pengetesan, switch off panel kontrol dan matikan power

supply.

6. Proses Pemotongan dan Pembuatan Kertas Isolasi (Paper Cutting)

Kertas isolasi digunakan untuk mengisolasi antara belitan kawat primer dan

sekunder dan antara kumparan primer dan sekunder. Kertas isolasi ini

(18)

primer dan kumparan sekunder. Kertas isolasi yang digunakan terbagi menjadi

dua jenis, yaitu:

a. Pressure Paper Board, yaitu kertas isolasi yang dilapisi dengan vernis,

sehingga pada proses akhir tidak memerlukan perendaman di vernis, hanya

cukup melakukan proses pemanasan.

b. Krafit Paper, yaitu kertas isolasi tanpa lapisan vernis, sehingga pada proses

akhir transformator harus dicelupkan ke dalam cairan vernis. PT. Morawa

Electric Transbuana menggunakan kertas isolasi jenis Pressure Paper

Board sehingga lebih menguntungkan dari segi waktu dan tenaga karena

tidak lagi membutuhkan proses pencelupan ke dalam cairan vernis. Kertas

isolasi (insulation paper) yang telah selesai dipotong ditempeli dengan

kertas OD. Kertas OD ini merupakan batangan kertas 4,8 mm yang

direkatkan pada kertas isolasi dengan ketebalan 2,4 mm dengan jarak tiap

batang kertas 2 cm. Kertas OD ini berguna untuk memberi celah/jarak

antara kumparan sekunder dengan primer sehingga nantinya minyak dapat

masuk pada celah tersebut sehingga panas yang timbul akibat adanya

rugi-rugi tembaga (Cu) dapat diatasi.

7. Penggulungan Kumparan (Coil Winding)

Inti trafo yang telah selesai diuji dibawa ke penggulungan dengan

menggunakan forklift. Sebelum penggulungan kumparan dilakukan, inti trafo

diikat dengan cotton band agar lembaran ini tidak lepas saat dilakukan

penggulungan kumparan. Kemudian inti trafo dilapisi dengan insulation paper

(19)

coil winding machine, insulation paper diberi lilin untuk melicinkan putaran

selanjutnya kawat tembaga digulung.

a. Kumparan sekunder

Kumparan yang pertama digulung ke inti trafo adalah kumparan sekunder.

Kawat tembaga yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 3,2 x 8

mm. Kumparan sekunder mempunyai 88 lilitan pada kedua kaki trafo,

dimana pada tiap kaki trafo terdiri dari 44 lilitan dan lilitan pada kaki trafo

terdiri dari dua lapisan dengan jumlah lilitan 22 lilitan tiap lapisnya. Pada

tiap lapisan tersebut diberi kertas isolasi dengan tebal 0,125 mm. Kenaikan

suhu tembaga tidak boleh melebihi standard 65oC.

b. Kumparan primer

Pada kumparan primer kawat tembaga yang digunakan adalah berbentuk

silinder dengan diameter 1,60 mm. Kumparan primer mempunyai 4190

lilitan pada tiap kakinya, dimana pada setiap kaki trafo terdiri dari 2095

lilitan dan lilitan pada setiap kaki trafo terdiri dari 20 lapisan dengan jumlah

lilitan 201 pada setiap lapisannya. Pada setiap lapisan tersebut diberi

insulation paper dengan tebal 0,125 mm. Setelah kumparan primer selesai

digulung kemudian diberi lagi insulation paper dengan tebal 2,4mm.

Pada penggulungan kumparan, selain ketepatan jumlah lilitan dan ketepatan

penggunaan insulation paper, hal lain yang sangat penting untuk diperhatikan

adalah tensile strength tidak boleh terlalu besar. Apabila terlalu besar dapat

(20)

menyebabkan terjadinya hubungan singkat pada kawat tembaga yang pada

akhirnya membuat trafo menjadi rusak.

8. Pemasangan dan Koneksi Kumparan (Coil Assembly)

Inti yang telah selesai digulung dibawa kebagian koneksi dengan hoist crane.

Kumparan kemudian disambungkan antara kumparan yang satu dengan

kumparan yang lain. Sebelum koneksi dilakukan, terlebih dahulu dipasang plat

pendukung inti. Koneksi kumparan pertama sekali dilakukan terhadap

kumparan sekunder dengan cara mengelasnya, kemudian dilakukan

pemasangan tutup case dengan menggunakan mur dan baut. Setelah itu

dilanjutkan dengan pengkoneksian terhadap hubungan primer.

9. Pengeringan Gulungan Kumparan (First Drying)

Proses ini bertujuan untuk mengeringkan kumparan dari uap air yang mungkin

ada di dalam kawat. Inti trransformator yang telah dikoneksi dan dipasang

tutup serta instrumen yang diperlukan dibawa ke pengeringan dengan

menggunakan kereta sorong, kemudian dimasukkan ke dalam alat pengering

(drying oven). Lamanya pengeringan tergantung pada besarnya kapasitas

transformator. Untuk mensirkulasi temperatur dalam oven, digunakan blower

yang digerakkan oleh motor lisrik. Untuk mencegah panas yang berlebihan

yang dapat merusak struktur kumparan tranformator, maka relay temperature

diatur pada posisi suhu sekitar 115-130oC.

(21)

Setelah proses pengeringan selesai, maka kumparan transformator tersebut

diangkat dari drying oven dan selanjutnya dibawa ketempat pemasangan

terminal dengan hoist crane dan dilakukan pemasangan terminal yang terdiri

dari tap changer, bushing primer dan bushing sekunder pada tutup case yang

telah dipasang sebelumnya. Kemudian diperiksa apabila semua terminal yang

diperlukan sudah terpasang dan terkunci dengan baik sebelum dimasukkan ke

dalam case (tangki) transformator.

11.Turn Ratio Test

Jika semua kumparan sudah terhubung dengan baik ke tap changer, maka

dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat Turn Ratio Test yang

bertujuan untuk mengetahui apakah perbandingan lilitan dari masing-masing

kumparan sudah sesuai atau tidak. Penyimpanan-penyimpanan yang terjadi

pada perbandingan transformator ini tidak boleh lebih besar atau lebih kecil

0,5% terhadap harga perbandingan transformator nominal sesuai standar.

12.Perakitan dengan Tangki Transformator

Setelah pengujian selesai dilakukan, transformator dimasukkan ke dalam

tangki yang telah disiapkan sesuai dengan desain dan ukuran dari transformator

tersebut. Selanjutnya dilakukan pemasangan kran, pressure terminal, oil gauge,

thermometer, dan karet packing, untuk kemudian ditutup dengan menggunakan

baut dan mur.

(22)

Tangki diisi dengan minyak trafo yang dipompakan dari tangki oil filter hingga

mencapai 2 cm dari mulut trafo. Minyak ini berfungsi sebagai pendingin

(cooling medium) dan juga sebagai isolasi pada kumparantransformator yang

sudah dimasukkan ke dalam tangki, maka minyak tersebut perlu dibersihkan

dan dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan oil purifier buatan Kato

Electric Jepang. Tujuan pemurnian minyak ini adalah untuk menghilangkan

kadar air yang terdapat pada minyak. Jenis minyak yang digunakan dalam

pembuatan transformator ini adalah jenis DIALA B yang diproduksi oleh

perusahaan Sheel Company Amerika Serikat.

14.Routine Test

Pengujian ini merupakan final test terhadap seluruh transformator yang akan

dikirim ataupun disimpan. Setelah selesai di pengisian minyak trafo dibawa ke

bagian pengujian akhir dengan hoist crane. Secara garis besar, pengujian rutin

ini terdiri dari beberapa kegiatan pengujian, yakni:

a. Pengujian beban nol, untuk menguji rugi-rugi inti dan persen beban nol.

Pada pengujian beban nol ini, alat ukur dipasang pada bagian sisi sekunder

(tegangan rendah), tegangan pengujian diberikan setingkat demi setingkat

sampai voltmeter menunjukkan tegangan nominal sekunder dan sisi primer

pada rangkaian terbuka.

b. Pengujian hubungan singkat, untuk melihat besar rugi-rugi tembaga trafo.

Pada pengujian ini, alat ukur dipasang pada sisi primer (tegangan tinggi)

sedangkan sisi sekunder (tegangan rendah) dihubung singkatkan dengan

(23)

arus nominal sekunder. Sumber tegangannya diatur dengan voltage

regulator yang dihubung ke sisi primer.

c. Pengukuran tahanan kumparan

Pengukuran tahanan kumparan ini dilakukan dengan menggunakan

Wheatstone-bridge (Jembatan Wheatstone) untuk mengukur tahanan

kumparan primer dan untuk mengukur tahanan pada kumparan sekunder

digunakan double-bridge (jembatan ganda).

d. Pengukuran tahanan isolasi

Pengujian ini dilakukan untuk melihat ketahanan isolasi transformator

terhadap tegangan tinggi, baik itu pada sisi primer (high voltage) maupun

sisi kumparan sekunder (low voltage).

e. Pengujian frekuensi tinggi

Alat pengujinya terdiri dari generator frekuensi tinggi (350 Hz) yang

digerakkan motor induksi. Lama waktu pengujian tergantung dari frekuensi

dan tegangannya dua kali dari tegangan nominal sekunder transformator

distribusi yang diuji.

f. Pengujian kebocoran dari tangki trafo

Pengujian ini dilakukan dengan mengalirkan gas murni Nitrogen (N2) ke

dalam tangki trafo yang telah ditutup rapat. Selain pengujian yang bersifat

routine test, perusahaan ini juga melakukan pengujian tipe yang terdiri dari:

a. Pengujian ketahanan suhu

b. Pengujian kenaikan suhu

(24)

Transformator yang telah diuji dan mendapat persetujuan dari bagian quality

control, maka selanjutnya transformator tersebut dipasangkan name plate yang

memberikan keterangan spesifikasi transformator yang bersangkutan. Dan juga

diberi label merek “MORAWA”, yang menandakan identitasperusahaan.

16.Penyimpanan

Transformator yang telah selesai dipasang name plate dan merek selanjutnya

(25)

2.5. Mesin dan Peralatan

2.5.1. Mesin Produksi

Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi transformator dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi PT. Morawa Electric Transbuana

No Nama Mesin Tahun Asal Daya Tegangan ukuran produk yang akan dibuat 2 Core Wounding 1981 Taiwan 2,5 HP 380 8,1 0,6 2 Menggulung inti transformator

3 Annealing

Furnace 1981 Taiwan 60 Kw 380 170 - 2

1. Memeperbaiki karakteristik inti trafo, yaitu memperkecil arus eksitasi dan mengurangi rugu-rugi inti

2. Menghilangkan elastisitas dari bahan baku inti trafo sehingga bentuk tidak berubah

4 Core Winding 1981 Taiwan 1 HP 380 3,65 0,5 10 Menggulung kumparan transformator 5 Insulating Dryer 1981 Taiwan 12 kVA 380 63 0,5 2 Mengeringkan inti transformator

6 Paper Wrapping 1981 Taiwan 1,5 kVA 380 7,2 0,5 3 Memotong kertas isolasi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan

7 Compressor 1981 Taiwan 2 HP 380 7,1 0,5 3 Memompa udara

8 High Frequency

Generator 1981 Taiwan 2 kVA 380 4 0,9 1 Menetralkan frekuensi

(26)

2.5.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Daftar Peralatan Produksi PT. Morawa Electric Transbuana

No. Nama Mesin Kapasitas

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Morawa Electric Transbuana
Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja pada
Tabel 2.2. Jam Kerja PT. Morawa Electric Transbuana
Tabel 2.3. Spesifikasi Produk Transformator Satu Phasa
+3

Referensi

Dokumen terkait

PENDAHULUAN ... Latar Belakang ... Peta Kompetensi ... Ruang Lingkup ... Saran Cara Penggunaan Modul di KKG/MGMP/Sekolah ... KONSEP DASAR PENILAIAN ... Kegiatan Belajar 1:

puluh sembilan ribu rupiah..

Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor 294, Telp. Keputusan Bupati Klaten

Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor 294, Telp. Keputusan Bupati Klaten

Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor 294, Telp. Keputusan Bupati Klaten

Gedung Komplek Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten Jalan Pemuda Nomor 294, Telp. Keputusan Bupati Klaten

Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan

Rencana Anggaran: yang merupakan rencana biaya untuk tiap-tiap program kerja dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan secara garis besar..