• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah K3 Ditempat Kerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah K3 Ditempat Kerja"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROSEDUR KERJA TERHADAP

PENGARUH PROSEDUR KERJA TERHADAP

KESELAMATAN,KESEHA

KESELAMATAN,KESEHATAN DAN

TAN DAN KEAMANAN

KEAMANAN

KERJA DALAM PERUSAHAAN

KERJA DALAM PERUSAHAAN

Disusun

Disusun oleh

oleh ::

Smk

Smk pelit

pelit gedong

gedong t

t t

t ’ n

’ n peSw r

peSw r

Tp 2013/2014

Tp 2013/2014

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nyarahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini. dimana kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini. dimana

makalah ini merupakan salah satu dari tugas Produktif ,yaitu tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja makalah ini merupakan salah satu dari tugas Produktif ,yaitu tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 LH.

atau K3 LH.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Guru dan teman-teman yang telah memberikan Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Guru dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa

dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masihdalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin

Pesawaran,04 Juni 2014 Pesawaran,04 Juni 2014

(Erlan,Nurul dan Wulan) (Erlan,Nurul dan Wulan)

(3)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar Belakang Latar Belakang Masalah Keselamatan Masalah Keselamatan Kesehatan dan Kesehatan dan Keamanan KerjaKeamanan Kerja

Keselamatan,Kesehatan dan keamanan Kerja atau merupakan program pemerintah. Program Keselamatan,Kesehatan dan keamanan Kerja atau merupakan program pemerintah. Program iniini lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang me

lahir dari keprihatinan akan banyaknya kecelakaan yang terjadi ditempat kerja yang me ngakibatkanngakibatkan penderitaan bagi pekerja mapun keluarga pekerja. Kare

penderitaan bagi pekerja mapun keluarga pekerja. Kare na frekuensi kecelakaan kerja tidak begituna frekuensi kecelakaan kerja tidak begitu banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada program ini. Pengusaha bilang, ini cost atau banyak, maka banyak yang memandang sebelah mata pada program ini. Pengusaha bilang, ini cost atau buang buang biaya. Pekerja berkomentar, memperlambat pekerjaan. Dua duanya benar, jika

buang buang biaya. Pekerja berkomentar, memperlambat pekerjaan. Dua duanya benar, jika hanyahanya dilihat dari satu sisi saja. Tapi kalau dicermati sisilainnya, tentunya pengusaha akan berpikir dua kali dilihat dari satu sisi saja. Tapi kalau dicermati sisilainnya, tentunya pengusaha akan berpikir dua kali berkata demikian. Kenapa? Karena cost yang dikeluarkan untuk suatu insiden kecelakaan kerja

berkata demikian. Kenapa? Karena cost yang dikeluarkan untuk suatu insiden kecelakaan kerja akan jauhakan jauh berkali lipat dibandingkan yang dikeluarkan untuk pencegahannya. Bagi pekerja, jika sudah terkena berkali lipat dibandingkan yang dikeluarkan untuk pencegahannya. Bagi pekerja, jika sudah terkena cidera atau fatality, tentu tidak akan ber

cidera atau fatality, tentu tidak akan ber ani berkata lagi kalau K3 itu hanya memperlambat pekerjaan.ani berkata lagi kalau K3 itu hanya memperlambat pekerjaan. Undang Undang dibidang K3 sudah ada sejal tahun 1970 yaitu UU no. 1

Undang Undang dibidang K3 sudah ada sejal tahun 1970 yaitu UU no. 1 tahun 1970 yang mulaitahun 1970 yang mulai diundangkan tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahirnya K3.

diundangkan tanggal 12 Januari 1970 yang juga dijadikan hari lahirnya K3. Namun, hingga tahunNamun, hingga tahun 2000anlah K3 baru mulai banyak dikenal. Kemana saja selama ini regulasi K3 t

2000anlah K3 baru mulai banyak dikenal. Kemana saja selama ini regulasi K3 t ersebut diatas? Ya, matiersebut diatas? Ya, mati surilah kalau boleh dikatakan begitu. Kenapa mati suri? Karena belum ada kesadaran baik dari pihak surilah kalau boleh dikatakan begitu. Kenapa mati suri? Karena belum ada kesadaran baik dari pihak pengusaha, pekerja bahkan dari pihak Depnakertrans sendiri sebagai pengawas. Kenapa belum ada pengusaha, pekerja bahkan dari pihak Depnakertrans sendiri sebagai pengawas. Kenapa belum ada kesadaran? Karena belum tertimpa insiden kecelakaan kerja. jadi, istilahnya menunggu bola, kalau dapat kesadaran? Karena belum tertimpa insiden kecelakaan kerja. jadi, istilahnya menunggu bola, kalau dapat bola baru bergerak. Ini pola klasik, pola pecundang. Ini sebabnya negara

bola baru bergerak. Ini pola klasik, pola pecundang. Ini sebabnya negara kita tidak maju maju, karenakita tidak maju maju, karena masih dilandasi oleh pola berpikir yang tidak efektif tersebut. Kalau saja Depnakertrans bertindak teg masih dilandasi oleh pola berpikir yang tidak efektif tersebut. Kalau saja Depnakertrans bertindak teg as,as, bergerak cepat, tentu kemajuan im

bergerak cepat, tentu kemajuan implementasi K3, sudah lebih maju daripada yang ada sekarang ini.plementasi K3, sudah lebih maju daripada yang ada sekarang ini. Lalu bagaimana caranya mengimplementasikan K3? Jika anda perusahaan besar dengan jumlah Lalu bagaimana caranya mengimplementasikan K3? Jika anda perusahaan besar dengan jumlah karyawan 100 orang atau lebih atau sifat ke

karyawan 100 orang atau lebih atau sifat ke rja organisasi anda yang mengandung bahaya atau resikorja organisasi anda yang mengandung bahaya atau resiko yang tinggi, maka wajib mengimplementasi SMK3 (Sistem Manajemen Keselamtan dan Kese

yang tinggi, maka wajib mengimplementasi SMK3 (Sistem Manajemen Keselamtan dan Kese hatanhatan Kerja). Jika anda perusahaan kecil dan sifat kerjanya tidak mengandung bahaya atau resiko tinggi, Kerja). Jika anda perusahaan kecil dan sifat kerjanya tidak mengandung bahaya atau resiko tinggi, makamaka anda hanya pekerjakan seorang safety officer atau ahli K3

anda hanya pekerjakan seorang safety officer atau ahli K3 umum. Karena, semua tempat kerja memilikiumum. Karena, semua tempat kerja memiliki resiko atau bahaya. Itulah definisi tempat kerja menurut UU

resiko atau bahaya. Itulah definisi tempat kerja menurut UU no.1 tahun 1970. Jadi, anda harus tetapno.1 tahun 1970. Jadi, anda harus tetap waspada dengan bahaya laten ditempat kerja. Jika bukan baha fisik instan, tentu ancaman penyakit yang waspada dengan bahaya laten ditempat kerja. Jika bukan baha fisik instan, tentu ancaman penyakit yang mungkin saja terjadi bertahun tahun kemudian.

mungkin saja terjadi bertahun tahun kemudian.

Jadi, sudah saatnya pengusaha dan pekerja serta pihak depnakertrans sendiri sadar untuk lebih Jadi, sudah saatnya pengusaha dan pekerja serta pihak depnakertrans sendiri sadar untuk lebih meningkatkan performa K3 di semua organisasi di Indonesia, karena angka kece

meningkatkan performa K3 di semua organisasi di Indonesia, karena angka kece lakaan kerja di Indonesialakaan kerja di Indonesia masih lebih tinggi dibanding negara2 lainnya di Asia tenggara, bahkan di Asia. Angka yang dilaporkan masih lebih tinggi dibanding negara2 lainnya di Asia tenggara, bahkan di Asia. Angka yang dilaporkan pemerintahpun belum tentu angka

pemerintahpun belum tentu angka konkrit. Masih banyak perusahaan2 yang tidak melaporkan konkrit. Masih banyak perusahaan2 yang tidak melaporkan insiden2insiden2 kecelakaan kerja yang terjadi ditempat ker

kecelakaan kerja yang terjadi ditempat ker janya. Bahkan penghargaan zero accidentpun patutjanya. Bahkan penghargaan zero accidentpun patut dipertanyakan metode penilaiannya.

(4)

Masalah keselamatan dan

Masalah keselamatan dan kesehatan kerja kesehatan kerja secara umum di Indonessecara umum di Indonesia masih sering terabaikan.ia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di Indonesia, setiap tujuh detik Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di Indonesia, setiap tujuh detik

terjadi satu kasus kecelakaan kerja (”K3

terjadi satu kasus kecelakaan kerja (”K3 Masih Dianggap Remeh,” Warta Ekonomi, 2 Juni 2006). Hal iniMasih Dianggap Remeh,” Warta Ekonomi, 2 Juni 2006). Hal ini

tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia usaha te

tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia usaha te rhadap K3 masih rendah. Padahalrhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan adalah aset penting perusahaan.

karyawan adalah aset penting perusahaan.

Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen K3 pada perusahaan-perusahaan Kewajiban untuk menyelenggarakaan Sistem Manajemen K3 pada perusahaan-perusahaan besar melalui UU Ketenagakerjaan, baru me

besar melalui UU Ketenagakerjaan, baru me nghasilkan 2,1% saja dari 15.000 lebih perusahaan berskalanghasilkan 2,1% saja dari 15.000 lebih perusahaan berskala besar di Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3.

besar di Indonesia yang sudah menerapkan Sistem Manajemen K3. Minimnya jumlah itu sebagian besarMinimnya jumlah itu sebagian besar disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya disebabkan oleh masih adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban biaya perusahaan. Padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk korban

perusahaan. Padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/santunan untuk korban kecelakaankecelakaan kerja sebagai akibat diabaikannya Sistem Manajemen K3, yang besarnya mencapai lebih dari

kerja sebagai akibat diabaikannya Sistem Manajemen K3, yang besarnya mencapai lebih dari 190 milyar190 milyar rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa masalah K3 tidak selayaknya diabaikan.

rupiah di tahun 2003, jelaslah bahwa masalah K3 tidak selayaknya diabaikan.

Di samping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja di

Di samping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja di IndonesiaIndonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk dua ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk dua negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya kecelakaan ker

negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data terjadinya kecelakaan ker ja yangja yang berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak 16.931 kasus, sementara di B

berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak 16.931 kasus, sementara di B angladesh 11.768angladesh 11.768 kasus.

kasus.

Jumlah kecelakaan kerja yang tercatat j

Jumlah kecelakaan kerja yang tercatat juga ditengarai tidak menggambarkan kenyataan diuga ditengarai tidak menggambarkan kenyataan di lapangan yang sesungguhnya yaitu tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi lagi. Seper

lapangan yang sesungguhnya yaitu tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi lagi. Seper ti diakui olehti diakui oleh berbagai kalangan di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, angka kecelakaan kerja

berbagai kalangan di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, angka kecelakaan kerja yang tercatatyang tercatat dicurigai hanya mewakili tidak lebih dari setengah saja dari angka kece

dicurigai hanya mewakili tidak lebih dari setengah saja dari angka kece lakaan kerja yang terjadi. Hal inilakaan kerja yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain rendahnya kepentingan masyarakat untuk melaporkan disebabkan oleh beberapa masalah, antara lain rendahnya kepentingan masyarakat untuk melaporkan kecelakaan kerja kepada pihak yang berwenang, khususnya PT. Jamsostek. Pelaporan kecelakaan kerja kecelakaan kerja kepada pihak yang berwenang, khususnya PT. Jamsostek. Pelaporan kecelakaan kerja sebenarnya diwajibkan oleh undang-undang, namun terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur sebenarnya diwajibkan oleh undang-undang, namun terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur administrasi yang dianggap merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang kurang memadai. Di administrasi yang dianggap merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang kurang memadai. Di samping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak melaporkan kasus kecelakaan kerja sangat ringan. samping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak melaporkan kasus kecelakaan kerja sangat ringan.

Sebagian besar dari kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada kelompok usia produktif. Sebagian besar dari kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada kelompok usia produktif. Kematian merupakan akibat dari kecelakaan kerja yang tidak dapat

Kematian merupakan akibat dari kecelakaan kerja yang tidak dapat diukur nilainya secara ekonomis.diukur nilainya secara ekonomis. Kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat seumur

Kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat seumur hidup, di samping berdampak pada kerugian non-hidup, di samping berdampak pada kerugian non-materil, juga menimbulkan kerugian materil yang sangat besar, bahkan lebih besar bila dibandingkan materil, juga menimbulkan kerugian materil yang sangat besar, bahkan lebih besar bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh penderita penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung dan dengan biaya yang dikeluarkan oleh penderita penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker.

(5)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

A. Teori Keselamatan KesehaKeselamatan Kesehatan dan Keamanan Kerjatan dan Keamanan Kerja

Kesehatan,Keselamatan dan keamanan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi Kesehatan,Keselamatan dan keamanan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.

hal demikian.

Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah

Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbuluntuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Namun patut disayangkan tidak semua

kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Namun patut disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3

perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan bagaiman mengimplementasikannya dalam lingkungandan bagaiman mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan. Dalam tulisan sederhana ini penulis mencoba mengambarkan arti pentingnya K3 dan akibat perusahaan. Dalam tulisan sederhana ini penulis mencoba mengambarkan arti pentingnya K3 dan akibat hukum apabila tidak

hukum apabila tidak dilaksanakan.dilaksanakan.

K3 Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerj

K3 Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerj a dalam lingkungan perusahaan,a dalam lingkungan perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat pentingnya memahami arti kesehatan dan terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah potensi ke

untuk menjaga hal-hal tersebut untuk meningkatkan kinerja dan mencegah potensi ke rugian bagirugian bagi perusahaan.

perusahaan.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajiban Namun yang menjadi pertanyaan adalah seberapa penting perusahaan berkewajiban

menjalankan prinsip K3 di lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang K3 sudah menjalankan prinsip K3 di lingkungan perusahaannya. Patut diketahui pula bahwa ide tentang K3 sudah ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja dan

ada sejak 20 (dua puluh) tahun lalu, namun sampai kini masih ada pekerja dan perusahaan yang belumperusahaan yang belum memahami korelasi K3 dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya memahami korelasi K3 dengan peningkatan kinerja perusahaan, bahkan tidak mengetahui aturannya tersebut. Sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3

tersebut. Sehingga seringkali mereka melihat peralatan K3 adalah sesuatu yang mahal dan seakan-akanadalah sesuatu yang mahal dan seakan-akan mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk menjaw

mengganggu proses berkerjanya seorang pekerja. Untuk menjaw ab itu kita harus memahami filosofiab itu kita harus memahami filosofi pengaturan K3 yang telah ditetapkan pemerintah dalam undang-undang.

pengaturan K3 yang telah ditetapkan pemerintah dalam undang-undang.

Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat 1

Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1970 tentangUU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu:

keselamatan kerja, yaitu:

mencegah dan mengurangi kecelakaan; mencegah dan mengurangi kecelakaan;

mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

(6)

memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-ke

memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-ke jadian lainjadian lain yang berbahaya;

yang berbahaya;

memberikan pertolongan pada kecelakaan; memberikan pertolongan pada kecelakaan;

memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;m memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;m

mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar-luaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan ge

uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan ge taran;taran;

mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikhis, peracunan, mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikhis, peracunan, infeksi dan penularan;

infeksi dan penularan;

memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; 10.

10. menyelenggarakan suhu dan menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang bailembab udara yang baik;k; 11.

11. menyelenggarakan penyegaran menyelenggarakan penyegaran udara yang udara yang cukup;cukup; 12. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; 12. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; 13. memperoleh keserasian antara tenaga ker

13. memperoleh keserasian antara tenaga ker ja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses ker janya;janya; 14. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang; 14. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang; 15. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

15. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

16. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang; 16. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang; 17. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

17. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan

menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahayayang berbahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Dari tujuan pemerintah tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa dibuatnya aturan penyelenggaraan Dari tujuan pemerintah tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa dibuatnya aturan penyelenggaraan K3 pada hakekatnya adalah pembuatan syarat-syarat keselamatan kerja sehingga potensi bahaya

K3 pada hakekatnya adalah pembuatan syarat-syarat keselamatan kerja sehingga potensi bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminir.

kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminir.

B. Dasar

B. Dasar Hukum Hukum Peraturan Peraturan Keselamatan Kesehatan dan Keselamatan Kesehatan dan Keamanan KerjaKeamanan Kerja

Berbicara penerapan K3 dalam perusahaan tidak terlepas dengan landasan hukum penerapan K3 Berbicara penerapan K3 dalam perusahaan tidak terlepas dengan landasan hukum penerapan K3 ituitu sendiri. Landasan hukum yang dimaksud memberikan pijakan yang jelas mengenai aturan apa dan sendiri. Landasan hukum yang dimaksud memberikan pijakan yang jelas mengenai aturan apa dan bagaimana K3 itu harus diterapkan. Adapun sumber hukum penerapan K3 adalah sebagai berikut: bagaimana K3 itu harus diterapkan. Adapun sumber hukum penerapan K3 adalah sebagai berikut: 1)

(7)

2)

2) UU UU No. No. 3 3 tahun tahun 1992 1992 tentang tentang Jaminan Jaminan Sosial Sosial Tenaga Tenaga Kerja.Kerja. 3)

3) PP PP No. No. 14 14 tahun tahun 1993 1993 tentang tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Program Program Jaminan Jaminan Sosial Sosial Tenaga Tenaga Kerja.Kerja. 4)

4) Keppres Keppres No. No. 22 22 tahun tahun 1993 1993 tentang tentang Penyakit Penyakit yang yang Timbul Timbul karena karena Hubungan Hubungan Kerja.Kerja. 5)

5) Permenaker Permenaker No. No. Per-05/MEN/1993 Per-05/MEN/1993 tentang tentang Petunjuk Petunjuk Teknis Teknis Pendaftaran Pendaftaran Kepesertaan,Kepesertaan, pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Semua produk perundang-undangan pada dasarnya mengatur tentang kewajiban dan hak Tenaga Kerja Semua produk perundang-undangan pada dasarnya mengatur tentang kewajiban dan hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan Kerja untuk:

terhadap Keselamatan Kerja untuk:

Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli ke

Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli ke selamatanselamatan kerja;

kerja;

Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan; Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;

Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan; Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan; Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;

diwajibkan;

Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat

Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan ole

alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan ole hnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lainhnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas

oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya sebagai perwujudan program K3 yang ditujukan sebagai program per

Selanjutnya sebagai perwujudan program K3 yang ditujukan sebagai program per lindungan khusus bagilindungan khusus bagi tenaga kerja, maka dibuatlah Jaminan Sosial Tenaga Kerja,

tenaga kerja, maka dibuatlah Jaminan Sosial Tenaga Kerja, yaitu suatu program perlindungan bagiyaitu suatu program perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti se

tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti se bagian pengganti sebagian daribagian pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan ker

dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan ker ja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.ja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Program jamsostek lahir dan diadakan dan selanjutnya dilegitimasi dalam UU No. 3 Tahun 1992 tentang Program jamsostek lahir dan diadakan dan selanjutnya dilegitimasi dalam UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek sebagai pengakuan atas setiap tenaga kerja berhak

Jamsostek sebagai pengakuan atas setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.atas jaminan sosial tenaga kerja. Sedangkan ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam U

Sedangkan ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam U ndang-undang ini meliputi:ndang-undang ini meliputi: 1)

1) Jaminan Jaminan Kecelakaan Kecelakaan Kerja;Kerja; 2)

2) Jaminan Jaminan Kematian;Kematian; 3)

3) Jaminan Jaminan Hari Hari Tua;Tua; 4)

4) Jaminan Jaminan Pemeliharaan Pemeliharaan Kesehatan.Kesehatan.

Program Jamsostek sebagai pengejawantahan dari program K3 diwajibkan berdasarkan Pasal 2

Program Jamsostek sebagai pengejawantahan dari program K3 diwajibkan berdasarkan Pasal 2 Ayat 3 PPAyat 3 PP No. 14 Tahun 1993 bagi setiap perusahaan, yang memiliki kriteria se

No. 14 Tahun 1993 bagi setiap perusahaan, yang memiliki kriteria se bagai berikut:bagai berikut: 1)

(8)

2)

2) Perusahaan Perusahaan yang yang membayar membayar upah upah paling paling sedikit sedikit Rp Rp 1.000.000,- 1.000.000,- (satu (satu juta juta rupiah) rupiah) per per bulanbulan (walaupun kenyataannya tenaga kerjanya kurang dari 10 orang).

(walaupun kenyataannya tenaga kerjanya kurang dari 10 orang).

Akibat hukum bagi perusahaan yang tidak menjalankan program jamsostek ini adalah Pengusaha dapat Akibat hukum bagi perusahaan yang tidak menjalankan program jamsostek ini adalah Pengusaha dapat dikenai sanksi berupa hukuman kurungan selama-lamanya 6

dikenai sanksi berupa hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya(enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Apabila setelah dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Apabila setelah dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap tidak mematuhi ketentuan yang dilanggarnya, maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa hukuman tidak mematuhi ketentuan yang dilanggarnya, maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa hukuman kurungan selama-lamanya 8 (delapan) bulan dan dicabut ij

kurungan selama-lamanya 8 (delapan) bulan dan dicabut ij in usahanya, apabila pengusaha melakukanin usahanya, apabila pengusaha melakukan hal-hal sebagai berikut:

hal-hal sebagai berikut: 1)

1) Tidak Tidak memenuhi memenuhi hak hak buruh buruh untuk untuk mengikuti mengikuti program program Jamsostek;Jamsostek; 2)

2) Tidak Tidak melaporkan melaporkan adanya adanya kecelakaan kecelakaan kerja kerja yang yang menimpa menimpa tenaga tenaga kerja kerja kepada kepada Kantor Kantor DepnakerDepnaker dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24

dan Badan Penyelenggara dalam waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam (2 hari);jam (2 hari); 3)

3) Tidak Tidak melaporkan melaporkan kepada kepada Kantor Kantor Depnaker Depnaker dan dan Badan Badan Penyelenggara Penyelenggara dalam dalam waktu waktu tidak tidak lebihlebih dari 2 kali 24 jam (2

dari 2 kali 24 jam (2 hari) setelah si korban dinyatakan oleh dokter yang merawatnya bahwa iahari) setelah si korban dinyatakan oleh dokter yang merawatnya bahwa ia telah sembuh, cacad atau meninggal dunia;

telah sembuh, cacad atau meninggal dunia; 4)

4) Apabila Apabila pengusaha pengusaha melakukan melakukan pentahapan pentahapan kepesertaan kepesertaan program program jamsostek, jamsostek, tetapi tetapi melakukanmelakukan  juga pentahapan pada program jaminan kecelakaan kerja (program kecelakaan kerja mutlak  juga pentahapan pada program jaminan kecelakaan kerja (program kecelakaan kerja mutlak

diberlakukan kepada seluruh buruh tanpa terkec diberlakukan kepada seluruh buruh tanpa terkec uali);uali);

Hal tersebut diatas berdasarkan ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 29

Hal tersebut diatas berdasarkan ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 29 ayat (1) dan (2) UU No. 3ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun 1992 & pasal 27 sub a PP

tahun 1992 & pasal 27 sub a PP No. 14 tahun 1993. Sanksi lain yang mungkin diterapkan adalahNo. 14 tahun 1993. Sanksi lain yang mungkin diterapkan adalah berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (1) dan (2) UU

berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun 1992 pada Pengusaha dapat dikenaiNo. 3 tahun 1992 pada Pengusaha dapat dikenai sanksi berupa hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam)

sanksi berupa hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rpbulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Apabila setelah dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap tidak 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Apabila setelah dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap tidak mematuhi ketentuan yang dilanggarnya, maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa hukuman kurungan mematuhi ketentuan yang dilanggarnya, maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa hukuman kurungan selama-lamanya 8 (delapan) bulan dan, apabila pengusaha m

selama-lamanya 8 (delapan) bulan dan, apabila pengusaha m elakukan hal-hal sebagai berikut:elakukan hal-hal sebagai berikut: 1)

1) tidak tidak mengurus mengurus hak hak tenaga tenaga kerja kerja yang yang tertimpa tertimpa kecelakaan kecelakaan kerja kerja kepada kepada Badan Badan PenyelenggaraPenyelenggara sampai memperoleh hak-haknya;

sampai memperoleh hak-haknya; 2)

2) tidak tidak memiliki memiliki daftar daftar tenaga tenaga kerja kerja beserta beserta keluarganya, keluarganya, daftar daftar upah upah beserta beserta perubahan- perubahan-perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri sendiri;

sendiri; 3)

3) tidak tidak menyampaikan menyampaikan data data ketenagakerjaan ketenagakerjaan dan dan data data perusahaan perusahaan yang yang berhubungan berhubungan dengandengan penyelenggaraan program jamsostek kepada Badan Penyelenggara;

penyelenggaraan program jamsostek kepada Badan Penyelenggara; 4)

4) menyampaikan menyampaikan data data yang yang tidak tidak benar benar sehingga sehingga mengakibatkan mengakibatkan ada ada tenaga tenaga kerja kerja yang yang tidaktidak terdaftar sebagai peserta program jamsostek;

(9)

5)

5) menyampaikan menyampaikan data data yang yang tidak tidak benar benar sehingga sehingga mengakibatkan mengakibatkan kekurangan kekurangan pembayaran pembayaran jaminanjaminan kepada si korban;

kepada si korban; 6)

6) menyampaikan menyampaikan data data yang yang tidak tidak benar benar sehingga sehingga mengakibatkan mengakibatkan kelebihan kelebihan pembayaran pembayaran jaminanjaminan oleh Badan Penyelenggara;

oleh Badan Penyelenggara; 7)

7) apabila apabila pengusaha pengusaha telah telah memotong memotong upah upah buruh buruh untuk untuk iuran iuran program program jamsostek jamsostek tetapi tetapi tidaktidak membayarkannya kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan;

membayarkannya kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan; Selain sanksi-sanksi yang sudah disebutkan diatas, ada

Selain sanksi-sanksi yang sudah disebutkan diatas, ada pula sanksi administratif berupa pencabutan ijinpula sanksi administratif berupa pencabutan ijin usaha seperti yang diatur dalam Pasal 47 sub a

usaha seperti yang diatur dalam Pasal 47 sub a PP No. 14 tahun 1993. Peringatan ini dapat dikenakanPP No. 14 tahun 1993. Peringatan ini dapat dikenakan apabila pengusaha melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

apabila pengusaha melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

1) tidak mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta

1) tidak mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program Jamsostek kepadaprogram Jamsostek kepada Badan Penyelenggara walaupun perusahaannya memenuhi kriteria untuk berlakunya program Badan Penyelenggara walaupun perusahaannya memenuhi kriteria untuk berlakunya program Jamsostek;

Jamsostek;

2)tidak menyampaikan kartu peserta program jaminan sosial tenaga kerja

2)tidak menyampaikan kartu peserta program jaminan sosial tenaga kerja kepada masing-masing tenagakepada masing-masing tenaga kerja dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari se

kerja dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari se jak diterima dari Badan Penyelenggara;jak diterima dari Badan Penyelenggara; 3) tidak melaporkan perubahan:

3) tidak melaporkan perubahan: alamat perusahaan

alamat perusahaan kepemilikan perusahaan kepemilikan perusahaan  jenis atau bidang usaha  jenis atau bidang usaha

 jumlah tenaga kerja dan keluarganya

 jumlah tenaga kerja dan keluarganya – – besarnya upah setiap tenaga kerja palling lambat 7  besarnya upah setiap tenaga kerja palling lambat 7 (tujuh) hari(tujuh) hari sejak terjadinya perubahan;

sejak terjadinya perubahan; 4)tidak

4)tidak memberikan memberikan pertolongan pertolongan pertama pertama pada pada kecelakaan kecelakaan bagi bagi tenaga tenaga kerja kerja yang yang tertimpatertimpa kecelakaan;

kecelakaan;

5)tidak melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari 2

5)tidak melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jamx 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari Dokter Pemeriksa;

setelah ada hasil diagnosis dari Dokter Pemeriksa;

6)tidak membayar upah tenaga kerja yang bersangkutan selama tenaga k

6)tidak membayar upah tenaga kerja yang bersangkutan selama tenaga k erja yang tertimpaerja yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu bekerja,

kecelakaan kerja masih belum mampu bekerja, sampai adanya penetapan dari menteri.sampai adanya penetapan dari menteri.

Pengusaha dapat pula dikenakan denda sebesar 2% untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari Pengusaha dapat pula dikenakan denda sebesar 2% untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar, apabila melakukan keterlambatan pembayaran iuran program

iuran yang seharusnya dibayar, apabila melakukan keterlambatan pembayaran iuran program Jamsostek. Selanjutnya apabila ada pengusaha yang tidak menjalankan program jamsostek padahal Jamsostek. Selanjutnya apabila ada pengusaha yang tidak menjalankan program jamsostek padahal telah memenuhi kriteria, maka pekerja yan

telah memenuhi kriteria, maka pekerja yang cepat tanggap dapat melaporkan g cepat tanggap dapat melaporkan hal ini pada hal ini pada DepartemenDepartemen Tenaga Kerja, yang kemudian akan diadakan penyelidikan terhadap perusahaan selanjutnya ditangani Tenaga Kerja, yang kemudian akan diadakan penyelidikan terhadap perusahaan selanjutnya ditangani oleh petugas-petugas penyelidik dalam hukum acara, yaitu:

oleh petugas-petugas penyelidik dalam hukum acara, yaitu: 1)Kepolisian Republik Indonesia

1)Kepolisian Republik Indonesia

2)Pegawai negeri sipil yang mempunyai kewenangan dalam hal ini pegawai pengawas Depnaker. 2)Pegawai negeri sipil yang mempunyai kewenangan dalam hal ini pegawai pengawas Depnaker.

(10)

BAB III BAB III

ANALISIA K3 DITEMPAT KERJA ANALISIA K3 DITEMPAT KERJA

A. Faktor Penyebab A. Faktor Penyebab

Penyebab Kecelakaan kerja & PAK Penyebab Kecelakaan kerja & PAK 1.

1. Penyebab Penyebab Langsung Langsung ( ( Immediate Immediate Causes)Causes)

Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan di rasakan Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan di rasakan langsung, yang di bagi 2 kelompok:

langsung, yang di bagi 2 kelompok:

A. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu

A. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu Perbuatan berbahaya dari dari manusia yang Perbuatan berbahaya dari dari manusia yang dalamdalam bbrp hal dapat dilatar belakangi antara lain:

bbrp hal dapat dilatar belakangi antara lain: Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect) Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect) Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom) Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom) Sikap dan tingkak laku yang tidak aman

Sikap dan tingkak laku yang tidak aman Pengetahuan.

Pengetahuan. B.

B. Kondisi yang tidak aman (unKondisi yang tidak aman (unsafe condition) yaitu keadaan yang akan menyebabsafe condition) yaitu keadaan yang akan menyebababkan kecelakaan,abkan kecelakaan, terdiri dari:

terdiri dari:

Mesin, peralatan, bahan. Mesin, peralatan, bahan. Lingkungan Lingkungan Proses pekerjaan Proses pekerjaan Sifat pekerjaan Sifat pekerjaan Cara kerja Cara kerja 2.

2. Penyebab Penyebab Dasar Dasar (Basic (Basic causes).causes).

Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri dari 2

Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri dari 2 faktor yaitufaktor yaitu A.

A. Faktor manusia/personFaktor manusia/personal (personal al (personal factor)factor) Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill. Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill. Stres.

(11)

Motivasi yang tidak cukup/salah Motivasi yang tidak cukup/salah B.

B. Faktor kerja/lingkungan kerja (jFaktor kerja/lingkungan kerja (job work enviromob work enviroment factor)ent factor) Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll. Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll. Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas

Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas dstdst Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga. Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga. Ergonomi dan psikososial.

Ergonomi dan psikososial.

Menurut Henrich faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman Menurut Henrich faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman

(unsafe acts)

(unsafe acts) 80 % dan Kondisi yang tidak aman (unsaf80 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafecondition) 20%. Menurut Suma’mur faktorecondition) 20%. Menurut Suma’mur faktor

penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 15 %. Menurut Hastuti dan Adiatma faktor penyebab Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 15 %. Menurut Hastuti dan Adiatma faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang kecelakaan disebabkan oleh faktor Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) 10% dan faktor alam (act of god) 5%.

tidak aman (unsafe condition) 10% dan faktor alam (act of god) 5%. Menurut Phoon (1988), penyebabMenurut Phoon (1988), penyebab kecelakaan sangat banyak, beraneka ragam, dan kompleks.

kecelakaan sangat banyak, beraneka ragam, dan kompleks. Faktor utama yang menyebabkan kecelakaan adalah: Faktor utama yang menyebabkan kecelakaan adalah: Lingkungan kerja Lingkungan kerja Metode kerja Metode kerja Pekerja sendiri Pekerja sendiri

Namun pada akhirnya semua kecelakaan

Namun pada akhirnya semua kecelakaan baik langsung maupun tidak langsung, di akibatkann baik langsung maupun tidak langsung, di akibatkann kesalahankesalahan manusia.

manusia.

Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/

Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/ aktifitas pekerjaan. Dan saat kecelakaanaktifitas pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work accident) terj

kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena ituadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/ potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, sebisa mungkin dan sedini mungkin, kecelakaan/ potensi kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.

atau setidak-tidaknya dikurangi dampaknya.

Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku usaha, tidak

seluruh komponen pelaku usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasansebagai bahasan-bahasan marginal dalam perusahaan. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah resourcing, baik itu finansial dan marginal dalam perusahaan. Salah satu bentuk keseriusan itu adalah resourcing, baik itu finansial dan MSDM.

MSDM.

Secara umum penyebab kecelakaan di tempat ke

Secara umum penyebab kecelakaan di tempat ke rja adalah sebagai berikut:rja adalah sebagai berikut: Kelelahan (fatigue)

Kelelahan (fatigue)

Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working co

(12)

Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training

kurangnya training

Karakteristik pekerjaan itu sendiri. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerj

Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerj a menjadi fokus bahasan yang cukup menarika menjadi fokus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan y

dan membutuhkan perhatian tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan y ang dilakukan secaraang dilakukan secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaa

berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang harus diawali dengan “pemanasann yang harus diawali dengan “pemanasan prosedural”, beban kerja

prosedural”, beban kerja (workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah(workload), dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah

beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud. beberapa karakteristik pekerjaan yang dimaksud.

Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan, maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences chain).

akibat (cause consequences chain).

Menyimak dari kecelakaaan yang terjadi di Adaro, terdapat dua

Menyimak dari kecelakaaan yang terjadi di Adaro, terdapat dua hal yang menjadi penyebab langsunghal yang menjadi penyebab langsung (immediate causes) yang menyebabkan kejadian tersebut, yaitu, jarak aman dan arah peledakan. Jarak (immediate causes) yang menyebabkan kejadian tersebut, yaitu, jarak aman dan arah peledakan. Jarak aman pada suatu peledakan (safe blasting parameter) saat ini memang tidak mempunyai standard yang aman pada suatu peledakan (safe blasting parameter) saat ini memang tidak mempunyai standard yang dibakukan, termasuk tambang-tambang di Australia. Di

dibakukan, termasuk tambang-tambang di Australia. Di dalam Keputusan Menteri-pun, tidak dijelaskandalam Keputusan Menteri-pun, tidak dijelaskan secara detail berapa jarak yang aman

secara detail berapa jarak yang aman bagi manusia dari lokasi peledakan. Hal ini disebabkan oleh setiapbagi manusia dari lokasi peledakan. Hal ini disebabkan oleh setiap tambang mempunyai metode peledakan yang berbeda-beda tergantung kondisi daerah yang akan tambang mempunyai metode peledakan yang berbeda-beda tergantung kondisi daerah yang akan diledakkan dan tentu saja hasil peledakan yang dikehendaki. Akan tetapi bukan berarti setiap juru diledakkan dan tentu saja hasil peledakan yang dikehendaki. Akan tetapi bukan berarti setiap juru ledakledak boleh menentukan sendiri jarak aman tersebut. Keputusan mengenai keselamatan khususnya jarak boleh menentukan sendiri jarak aman tersebut. Keputusan mengenai keselamatan khususnya jarak aman tersebut berada pada seorang Kepala Teknik Tambang yang ditunjuk oleh perusahaan setelah aman tersebut berada pada seorang Kepala Teknik Tambang yang ditunjuk oleh perusahaan setelah mendapat pengesahan dari Kepala P

mendapat pengesahan dari Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.elaksana Inspeksi Tambang.

Di tambang-tambang terbuka di Indonesia, jarak aman terhadap manusia boleh dikatakan hampir Di tambang-tambang terbuka di Indonesia, jarak aman terhadap manusia boleh dikatakan hampir mempunyai kesamaan yaitu dalam kisaran 500 meter. Dari mana jarak ini diperoleh? Jelas seharusnya mempunyai kesamaan yaitu dalam kisaran 500 meter. Dari mana jarak ini diperoleh? Jelas seharusnya dari hasil risk assessment (pengujian terhadap resiko) yang telah dilakukan di tambang-tambang dari hasil risk assessment (pengujian terhadap resiko) yang telah dilakukan di tambang-tambang tersebut. Risk assessment ini tidak saja berbicara secara

tersebut. Risk assessment ini tidak saja berbicara secara teknik peledakan dan pelaksaannya, namunteknik peledakan dan pelaksaannya, namun perlu juga dimasukkan contoh-contoh hasil pe

perlu juga dimasukkan contoh-contoh hasil pe rbandingan dari tambang-tambang yang ada baik di rbandingan dari tambang-tambang yang ada baik di dalamdalam ataupun luar negeri. Jarak aman dari hasil risk assessment inilah yang seharusnya menjadi acuan

ataupun luar negeri. Jarak aman dari hasil risk assessment inilah yang seharusnya menjadi acuan bagibagi pembuatan prosedur kerja dalam lingkup pekerjaan peledakan di lapangan. Walaupun ada beberapa pembuatan prosedur kerja dalam lingkup pekerjaan peledakan di lapangan. Walaupun ada beberapa tambang yang membuat standard yang lebih kecil dari 500 mete

tambang yang membuat standard yang lebih kecil dari 500 mete r; tapi hal itu diperbolehkan sepanjangr; tapi hal itu diperbolehkan sepanjang risk assessment sudah dilakukan dan sudah disetuj

risk assessment sudah dilakukan dan sudah disetuj ui oleh Kepala Teknik Tambang yang ui oleh Kepala Teknik Tambang yang bersangkutan.bersangkutan. Biarpun tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap jarak aman dari peledakan, akan Biarpun tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap jarak aman dari peledakan, akan tetapi seorang juru ledak yang kompeten

tetapi seorang juru ledak yang kompeten semestinya akan mentaati aturan dan prosedur kerja.semestinya akan mentaati aturan dan prosedur kerja. Pelanggaran prosedur kerja akan berakibat fatal, baik bagi

Pelanggaran prosedur kerja akan berakibat fatal, baik bagi diri dia sendiri, teman kerja maupun adadiri dia sendiri, teman kerja maupun ada perusahaan tempat dia bekerja.

perusahaan tempat dia bekerja.

B. Cara Penanganan Dari Segi Hukum Ke

B. Cara Penanganan Dari Segi Hukum Ke sehatan.sehatan.

Membicarakan aspek hukum tentang kesehatan kerja pada masa kini

Membicarakan aspek hukum tentang kesehatan kerja pada masa kini harus diketahui pula tentangharus diketahui pula tentang program Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Program ini sangat penting

program Asuransi Tenaga Kerja (Astek). Program ini sangat penting untuk tenaga kerja yang bukanuntuk tenaga kerja yang bukan pegawai negeri sipil dan anggota ABRI.

(13)

Program ini dilaksanakan berdasarkan pengalaman banyaknya korban yang terjadi akibat kecelakaan Program ini dilaksanakan berdasarkan pengalaman banyaknya korban yang terjadi akibat kecelakaan kerja yang mendatangkan kerugian bark jasmani maupun rohani. Karena itu, pemer

kerja yang mendatangkan kerugian bark jasmani maupun rohani. Karena itu, pemer intah membuat satuintah membuat satu  jaminan sosial bagi pekerja yang dapat kecelakaan pada waktu melakukan p

 jaminan sosial bagi pekerja yang dapat kecelakaan pada waktu melakukan pekerjaan di suatuekerjaan di suatu perusahaan.

perusahaan.

Jaminan sosial ini bertujuan memberikan

Jaminan sosial ini bertujuan memberikan perlindungan terhadap risiko sosial ekonomi yang meperlindungan terhadap risiko sosial ekonomi yang me nimpanimpa pekerja. Ketentuan pokok mengenai jaminan sosial ini diatur dalam Undang-undang No. 14 tahun 1969. pekerja. Ketentuan pokok mengenai jaminan sosial ini diatur dalam Undang-undang No. 14 tahun 1969. Salah satu dari jaminan ini adalah program Astek. Menunit Peraturan Pemerintah RI

Salah satu dari jaminan ini adalah program Astek. Menunit Peraturan Pemerintah RI No. 33 tahun 1977No. 33 tahun 1977 tentang Astek, programnya adalah berupa Asuransi Kecelakaan Kerja,

tentang Astek, programnya adalah berupa Asuransi Kecelakaan Kerja, Asuransi Tabungan Hari Tua danAsuransi Tabungan Hari Tua dan Asuransi Kematian.

Asuransi Kematian.

Dalam pasal 3 ayat 1 Peraturan P

Dalam pasal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah ini dijelaskan bahwa setiap perusahaan wajibemerintah ini dijelaskan bahwa setiap perusahaan wajib menyelenggarakan program Astek. Dengan demikian, program ini akan mem

menyelenggarakan program Astek. Dengan demikian, program ini akan mem berikan jaminan terhadapberikan jaminan terhadap kecelakaan, penyakit atau kematian yang timbul dan dengan hubungan kerja.

kecelakaan, penyakit atau kematian yang timbul dan dengan hubungan kerja. Ada pula Undang-undang Kecelakaan diumumkan tahun 1947,

Ada pula Undang-undang Kecelakaan diumumkan tahun 1947, undang-undang ini dinyatakan berlakuundang-undang ini dinyatakan berlaku pada tahun 1951. Undang-undang kecelakaan ini disebut juga Undang-undang Kompensasi Pekerja pada tahun 1951. Undang-undang kecelakaan ini disebut juga Undang-undang Kompensasi Pekerja (Workmen Compensation Law) mengatur tentang penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat (Workmen Compensation Law) mengatur tentang penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Beberapa pasal yang patut diketahui antara lain adalah: Beberapa pasal yang patut diketahui antara lain adalah:

Di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, majikan berkewajiban membayar ganti rugi kepada Di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, majikan berkewajiban membayar ganti rugi kepada buruh yang mendapat kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan itu.

buruh yang mendapat kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan itu. Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai kecelakaan.

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai kecelakaan.

Jikalau buruh meninggal dunia akibat kecelakaan yang demikian itu, kewajiban membayar kerugian itu Jikalau buruh meninggal dunia akibat kecelakaan yang demikian itu, kewajiban membayar kerugian itu berlaku terhadap keluarga yang

berlaku terhadap keluarga yang ditinggalkannya.ditinggalkannya. Dan seterusnya.

Dan seterusnya.

Penanganan yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah pengantirugian atas tewas nya para pekerja. Penanganan yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah pengantirugian atas tewas nya para pekerja. Perusahaaan wajib memberikan tunjangan atau ganti rugi pada pihak keluarga yang ditinggalkan

Perusahaaan wajib memberikan tunjangan atau ganti rugi pada pihak keluarga yang ditinggalkan berdasarkan ketentuan perusahaan. Dan apabila perusahaan ikut jamsostek maka jamsostek juga ikut berdasarkan ketentuan perusahaan. Dan apabila perusahaan ikut jamsostek maka jamsostek juga ikut memberi ganti rugi atau tunjangan pada keluarga korban.

(14)

BAB IV BAB IV PENUTUP PENUTUP A. A. KesimpulanKesimpulan

Seiring dengan berkembangnya dunia industri,

Seiring dengan berkembangnya dunia industri, dunia kerja selalu dihadapkan pada tantangan-tantangandunia kerja selalu dihadapkan pada tantangan-tantangan baru yang harus bisa segera diatasi bila perusahaan tersebut ingin tetap

baru yang harus bisa segera diatasi bila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Berbagai macameksis. Berbagai macam

tantangan baru muncul seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan tantangan baru muncul seiring dengan perkembangan jaman. Namun masalah yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya kecelakaan kerja.

melekat dengan dunia kerja sejak awal dunia industri dimulai adalah timbulnya kecelakaan kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar

perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebihnamun lebih dari itu adalah timbulnya korban

dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kejiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Ke hilangan sumber daya manusia inihilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun.

dapat digantikan oleh teknologi apapun.

Kenyataan bahwa ternyata perbaikan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut belum bisa Kenyataan bahwa ternyata perbaikan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut belum bisa

menurunkan angka kecelakaan kerja seminimal mungkin membuat para ahli dibidang industri menurunkan angka kecelakaan kerja seminimal mungkin membuat para ahli dibidang industri bertanya-tanya faktor apakah yang terlupakan dalam mencegah terjadinya kecelakaan ke

tanya faktor apakah yang terlupakan dalam mencegah terjadinya kecelakaan ke rja.rja. Kasus yang terjadi di

Kasus yang terjadi di Adaro merupakan salah satu jenis kecelakaan kerja yang ditenggarai disAdaro merupakan salah satu jenis kecelakaan kerja yang ditenggarai disebabkanebabkan oleh arah peledakan (keselamatan peledakan) dan terkena batuan hasil peledakan.

oleh arah peledakan (keselamatan peledakan) dan terkena batuan hasil peledakan.

Perusahaan wajib memberikan ganti rugi kepada pihak keluarga korban sebagai kompensasi Perusahaan wajib memberikan ganti rugi kepada pihak keluarga korban sebagai kompensasi berdasarkan uu yang telah berlaku.

berdasarkan uu yang telah berlaku.

B. Saran B. Saran

Dalam penyelenggaran K3 ada 3 (tiga) hal

Dalam penyelenggaran K3 ada 3 (tiga) hal penting yang harus diperhatikan:penting yang harus diperhatikan: Pertama, seberapa serius K3 hendak

Pertama, seberapa serius K3 hendak diimplementasikan dalam perusahaan.diimplementasikan dalam perusahaan.

Kedua, pembentukan konsep budaya malu dari masing-masing pekerja bila tidak melaksanakan K3, serta Kedua, pembentukan konsep budaya malu dari masing-masing pekerja bila tidak melaksanakan K3, serta keterlibatan (dukungan) serikat pekerja dalam program K3 di tempat

keterlibatan (dukungan) serikat pekerja dalam program K3 di tempat kerja.Ketiga, kualitas programkerja.Ketiga, kualitas program pelatihan K3 sebagai sarana

pelatihan K3 sebagai sarana sosialisasi.sosialisasi.

C.Daftar pustaka C.Daftar pustaka

Morison, MJ , 1992, A.colour guide to

Morison, MJ , 1992, A.colour guide to the nursing management of wounds, alih bahasa Monica Esterthe nursing management of wounds, alih bahasa Monica Ester ,Jakarta :EGC

,Jakarta :EGC

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996). Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 1996).

Referensi

Dokumen terkait

Pengerjaan dari suatu produk yang syarat dengan makna dan melekat dengan budaya masyarakat dibutuhkan kajian ilmu multidisiplin untuk mencapai validitas hasil darai

Uji fisik (aroma) yoghurt teh hijau berlemak 10% pada penyimpanan 10 hari yang lebih baik dibandingkan dengan yoghurt teh hijau skim, kemungkinan disebabkan oleh pembentukan

lima faktor yang mempengaruhi Tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. yakni: Laju pertumbuhan ekonomi, Jumlah penduduk, Produk domestik

Diit Rendah Garam Dan Keteraturan Kontrol Tekanan Darah. Pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik RSUD

Dari data pada Gambar 3 tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan proses menggunakan algoritma k-means sehingga akan didapatkan hasil nilai yang masuk dalam kriteria baik..

Debitur yang beritikad tidak jujur atau debitur beritikad buruk, dan berbagai sebutan lainnya dengan mana yang sama, adalah debitur yang telah melakukan perbuatan

Setelah dilakukan penelitian ternyata kesuksesan lmebaga pendidikan bahasa Inggris di tempat kursus adalah dengan menerapkan metode pembelajaran collaborative yang

Faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya adalah fenomen ENSO (El Nino Southern Oscilation) dan MJO (Maden